landasan teori teori komunikasi massa - bina...
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Komunikasi Massa
Pada zaman yang sudah sangat berkempang seperti sekarang ini sudah
hampir semua orang telah menggunakan media, baik itu media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid), buku dan film, maupun media elektronik seperti
televise dan radio. Media media seperti itu pada saat ini sudah bagaikan
kebutuhan pokok untuk sebagian orang. Dengan media itulah komunikasi massa
bisa tercapai, pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui
media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa
lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa.
Massa di sini menunjuk kepada audience, penonton, pemirsa, atau pembaca.
Dan seiring tekhnologi yang semakin canggih dan maju kini internet juga sudah
masuk dalam bentuk komunikasi massa, dengan demikian bentuk komunikasi
massa bisa ditambahkan dengan internet. Jadi media massa itu antara lain:
televisi, radio, internet, majalah, Koran, tabloid, buku, dan film (film bioskop
dan bukan negatif film yang dihasilkan kamera.
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W.
Gamble dan Teri Kwal Gamble (Nurudin, 2007:8-9). Menurut mereka bisa
didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mengcakup hal-hal sebagai berikut:
9
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak
yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula
antara lain surat kabar, majalah, televise, film, atau gabungan antara media
tersebut.
2. Komunikator dalam media massa dalam menyebarkan pesan-pesannya
bermagsud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak
saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam
komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi
yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu
sama lain.
3. Pesan adalah milik publik . artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang. Karna itu, diartikan milik public.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak
berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga itupun juga biasanya
berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya ,
pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah
individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini
berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau public dimana
yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam
komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi memperluas pesan
10
yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga
rubric, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai
gatekeeper.
6. Unpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis
komunikasi lain, unpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya dalam
komunikasi antar pesona. Dalam komunikasi ini unpan balik langsung
dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa
langsung dilakukan alias tertunda (delayed).
Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang
bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan
heterogen. Kelebihan media massa dengan komunikasi lain adalah ia bisa
megatasi hambatan ruang dan waktu.
Alaxis S. Tan memberikan sifat khusus yang dimiliki media massa , ia
membandingkan media massa dengan interpersonal communication. “jika kita
bisa mebedakan komunikasi massa dengan interpersonal communication, kita
akan mengetahui apa itu komunikasi massa,”. (Nurudin, 2007 : 9)
Dan bagi Nabeel jurdi dalam bukunya Readings in mass communication
( disebutkan bahwa “in mass communication, there is no face to face contact
(dalam komunikasi massa, tidak ada tatap muka antar penerima pesan).
(2007:10)
Tatap muka yang dimagsud diatas bukan lah tatap muka antar satu
keluarga yang menonton televisi bersama-sama. Tetapi karna komunikasi massa
11
melalu media, jadi tidak adanya tatap muka secara langsung antara pemberi dan
penerima pesan.
Definisi lain yang dikemukakan oleh Josep A. Devito yakni,
“First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined, second, mass communication is communication mediated by audio and/or visual transmitter. Mass communications is perhaps most easily and most logically defined by its forms: television, radio, newspaper, magazines, films, books, and tapes, “
Jika diterjemahkan secara bebas ini berarti, “Pertama, komunikasi massa
adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar
biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk
atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi,
agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umunya agak
sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang
disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa
barangkali akan lebih mudah atau lebih logis bila didefinisikan menurut
bentuknya (televisi , radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita). (Nurudin,
2007 : 11)
Sementara itu menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney disebutkan,
“Mass communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas,anonym, dan heterogen)”. (2007 : 12)
12
2.1.1. Ciri Ciri Komunikasi Massa
a) Komunikan Dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya
penonton film dalam kasus penulis beragam pendidikan, umur, jenis kelamin,
status sisial ekonomi, memiliki jabatan beragam, memiliki agama atau
kepercayaan yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya.
Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik
audience/komunikan sebagai berikut (Nurudin, 2007 : 22)
• Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia
mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya,
mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat.
• Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di
samping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara
langsung.
• Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
b) Komunikasi Massa menimbulkan keserempakan
Dalam kasus penulis, apabila kita senang menonton film Realita, Cinta, dan
Rock ‘N Roll yang disiarkan oleh salah satu TV swasta SCTV. Tanpa kita sadari
film tersebut juga sedang disaksikan oleh ribuan bahkan jutaan pasang mata
diluar sana. Film tersebut sangat mustahil disiarkan dengan waktu yang berbeda-
beda, hari ini disiarkan di Jakarta dan keesokannya disiarkan di Kalimantan.
Karna acara itu disiarkan secara serempak saat itu juga. Bahkan apabila kita
13
menyaksinan pertandingan sepak bola seperti Piala Dunia hampir seluruh
masyarakat di dunia meyaksikan dalam waktu yang bersamaan.
c) Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Mengandalkan peralatan teknis mungkin sudah kewajiban atau alat utama bagi
para komunikasi massa, seperti misalnya pemancar untuk media elektronik
seperti televisi dan radio. Bahkan sekarang ini sudah terjadi revolusi komunikasi
massa dengan menggunakan satelit. Peranan satelit sangat memudahkan proses
penyampaian pesan yang ingin dilakukan media elektronik seperti televisi.
Skarang ini juga sering televisi melakukan siaran langsung (live), dan bukan
siaran langsung (recorded)
Bukan hanya televisi saja, radio juga membutuhkan stasiun pemancar atau relay.
Pemancar adalah alat wajib yang dibutuhkan radio
d) Berlangsung Satu Arah
Bandingkan dengan Komunikasi antarpersonal yang berlangsung dua arah.
Dalam komunikasi massa feed back baru akan diperoleh komunikasi
berlangsung (Suprapto 2009 : 19)
e) Komunikasi Massa Dikontrol Oleh Gatekeeper
Gatekeeper adalah orang yang berfungsi sebagai menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas, agar semua informasi yang telah diberikan lebih
mudah dipahami. Gatekeeper sangat lah penting peranannya, karna apabila tidak
14
adanya gatekeeper bahan-bahan, peristiwa, atau data secara mentah dan
disiarkan media massa beragam dan itu akan sangat banyak. Tentu tidak semua
bahan itu akan diberikan, disinilah berfungsinya gatekeeper sebagai
pemilahan,pemilihan, dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan.
Gatekeeper yang dimagsud dalam kasus penulis ialah editor film,
cameramen, sutradaran dan lembaga sensor film yang semuanya memengaruhi
bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesan-pesan dari media massa masing-
masing. Bisa dibilang gatekeeper sangat menentukan berkualitan atau tidaknya
informasi yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak pesan yang disebarkan
tergantung dengan pemalang pintu ini.
2.1.2. Fungsi Komunikasi Massa
Adapun komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney
memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut :
a) Menginformasikan (to inform)
Sebagai media untuk menginformasikan tentang hal-hal apa saja yang
penting maupun tidak penting kepada audience nya. Contohnya seperti
berita, baik di media televisi, radio maupun majalah.
b) Memberi hiburan (to entertain)
Sebagai media hiburan kepada para audience. contohnya acara quis pada
televisi, musik pada radio, cerita pendek pada majalah, dan cerita fiktif pada
film.
15
c) Membujuk (to persuade)
membujuk dalam media massa bisa dicontohkan seperti pada saat pilkada,
bagi calon kepala daerah media massa adalah instrumen yang bakal
dimaksimalkan untuk membangun komunikasi politik, untuk
menyosialisasikan pencalonan agar dipilih oleh audience yang melihatnya.
d) Transmisi budaya (transmission of the culture)
transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang
paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak
dapat dielakkan selalu hadir dalam bentuk komunikasi yang mempunyai
dampak pada penerimaan individu. Komunikan secara sadar dan tidak sadar
mempelajari budaya tertentu melalui media massa.
2.2. Unsur Drama
Unsur-unsur drama meliputi:
1) Tema :gagasan/ide/dasar cerita
2) Alur :tahapan cerita yang bersambungan.Meliputi pemaparan, pertikaian,
klimaks, pelarian.
Dilihat dari cara menyusun:alur maju, alur mundur, alur sorot balik, alur
gabungan.
3) Tokoh:pemain/orang yang berperan dalam cerita
Tokoh dilihat dari watak : protagonist, antagonis, tritagonis
16
Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita: tokoh utama (sentral), dan tokoh
bawahan (sampingan)
4) Latar: bagian dari cerita yang menceritakan latar waktu dan kejadian ketika
tokoh mengalami kejadian.
2.3. Teori SMCR
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan (message) dari
sumber/komunikator (source) kepada penerima pesan (receiver). Meskipun pada
dasarnya komunikan bisa menyampaikan pesan langsung ke receiver, tetapi
kerap kali penyampaian pesan dilakukan melalui media tertentu (channel). Itu
sama seperti yang diungkapkajn oleh Berlo, ahli komunikasi dari Amerika.
Komunikasi SMCR Berlo terdiri dari komponen dasar :
1. Source (sumber), Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau
dalam komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber
biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini sumberjuga melibatkan
banyak individu. Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau lembaga tertentu.
Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder. Menurut
Berlo, source dan receiver dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
ketrampilan berkomunikasi, tindakan yang diambil, luasnya pengetahuan,
sistem sosial, dan kebudayaan lingkungan sekitar
2. Message (pesan), pesan adalah inti dari komunikasi yang memiliki nilai dan
disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur,
informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan
17
disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui tatap
muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai
Message, Content, atau Information. pesan yang diutarakan dikembangkan
sesuai dengan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. Kemudian channel
yang akan digunakan berhubungan langsung dengan panca indera, yaitu
dengan melihat, mendengar, menyentuh, mencium bau-bauan, dan
mencicipi.
3. Channel (media dan saluran komunikasi), saluran komunikasi terdiri atas
tiga bagian, lisan, tertulis dan elektronik. Media disini adalah sebuah alat
untuk pengiriman pesan tersebut. Misalnya komunikasi yang bersifat massa
(komunikasi massa) dapat menggunakan media cetak (Koran, surat kabar,
majalah, dll) dan media eketronik (TV, radio, film). Untuk internet masuk
media yang fleksibel, karna bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa
karna internet mencakup segalanya.
4. Receiver (penerima pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan
dari komunikator melalui media. Penerima adalah elemen yang penting
dalam menjalankan sebuah proses komunikasi. Karena, penerima menjadi
sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga disebut sebagai
public, khalayak, masyarakat, dll.Receiver meliputi aspek keterampilan
dalam berkomunikasi,sikap,pengetahuan,system social,kebudayaan.
(http://kuliahnyaevaa.blogspot.com/2010/11/model-berlo-pada-tahun-
1960david-k-belo_06.html; 12 April 2012; 17:55)
18
Menurut Berlo, dengan demikian proses komunikasi dapat terjadi apabila
empat komponen tersebut terdapat saling hubungan, saling berproses dalam
mewujudkan komunikasi yang dikehendaki. Teori dasar komunikasi inilah yang
melandasi munculnya Media Komunikasi. Media Komunikasi menjadi dasar
munculnya Media Belajar atau Media Pembelajaran. Karena pada dasarnya
proses pembelajaran adalah proses komunikasi yang terjadi antara Sumber dan
Penerima.
2.4. Pengaruh
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002, 849) pengaruh adalah
“Daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang / benda yang ikut membentuk
watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
Pengaruh dapat terjadi kapan saja, bisa dalam bentuk perubahan,
pengetahuan, sikap, dan perilaku sekalipun. Pada tingkat pengetahuan, pengaruh
bisa saja terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Dan
dari pengertian diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan
suatu daya yang dapat membentuk dan mengubah sesuatu yang lain. Dan dalam
kasus penulis dapatkah film Realita Cinta Dan Rock And Roll mempengaruhi
style anak IPA SMAN 6 Jakarta angaktan 2012.
2.5. Model Hierachy of Effects
Menurut Ray yang dikutip Mc Quail, hirarki efek atau dampak yang
normal merupakan proses yang berawal dari :
19
• “Efek kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahuai,
dipahami. Atau dipersepsikan khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi,
pengetahuan, keterampilan dan informasi.
• Efek afektif, timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi
khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi dan sikap.
• Efek konatif, menunjuk pada perilaku yang dapat diamati yang meliputi pola
tindakan, kegiatan atau kebiasaan-kebiasaan perilaku” (Denis McQuail 1991
: 235)
2.5.1 Teori Kognitif
Menurut Littlejohn adalah,
“The cognitive tradition concentrates on the mental process that mediated between input and output, between stimulus and respons. Cognitive theoris assume you have purposes and make choice and these theorist deal with the mental processes that make you action possible. Cognitive theoris focus on the content structure, and processes of your mind.” (Littlejohn 1989 : 109)
Jadi efek kognitif adalah seseorang yang terfokus pada pembentukan
mental yang terjadi antara input (stimulus) dan output (respon) yang diperoleh
dari lingkungan. Teori ini menggambarkan seseorang mempunyai tujuan dan
membuat pilihannya dan teori ini melalui proses mental yang membuka tindakan
anda menjadi mungkin.
Menurut Ray seperti yang dikutip McQuail, “Efek kognitif, terjadi bila
ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsikan khalayak.
20
Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, dan informasi.
(Denis McQuail 1991 : 235)
Jadi efek kognitif adalah proses mengetahui, memahami, dan
mempersiapkan akan akan suatu informasi yang diterima berkaitan dengan
pengetahuan yang terdapat di dalam informasi tersebut.
Teori kognitif terdapat 6 aspek, yaitu :
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah, tetapi paling
mendasar. Dengan individu dapat mengenal dan mengingat kembali suatu
objek, ide, prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, teori,
atau kesimpulan.
2. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman atau dapat disebut juga dengan mengerti merupakan kegiatan
mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui.
Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi,
peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktir kognitif yang ada. Temuan
ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif
yang ada, sehingga membentuk stuktur kognitif yang baru, yang meliputi :
• Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa
perubahan makna.
• Interprentasi yaitu makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam
simbol verbal maupun non-verbal. Seseorang dapat dikatakan telah
dapat mengintrepetasikan tentang suatu konsep atau prinsip tertentu
21
apabila dia mampu mebedakan, membandingkan, atau
mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain.
• Ekstrapolasi yaitu melihat kecendrungan, arah atau kelanjutan dari
suatu temuan. Misalnya, kepada suatu siswa dihadapkan rangkaian
bilangan 2, 3, 5, 7, 11 dengan kemampuan ekstrapolasinya tentu dia
akan mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19. Untuk
bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip apa yang berkerja
diantara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima bilangan
tersebut adalah bilangan urutan bilangan prima, maka kelanjutannya
dapat dinyatakan berdasarkan prinsip tersebut.
3. Penguraian (analysis)
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukan hubungan
antar bagian tersebut, melihat penyebab penyebab dan suatu peristiwa atau
memberi argument-argumen yang menyokong suatu pernyataan.
4. Memadukan (synthesis)
Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi suatu
kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan befikir induktif
dan konvergen merupakan ciri kemampuan ini. Contoh memilih nada dan
irama dan kemudian menggabungkannya sehingga menjadi gubahan music
yang baru, memberi nama yang sesuai bagi suatu temuan yang baru,
menciptakan logo organisasi.
22
5. Penerapan (application)
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai
kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan,
mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan mengindentifikasi
hal-hal yang sama.
6. Penilaian (evaluation)
Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-
buruk atau bermanfaat tak bermanfaat berdasarkan kriteria kriteria tertentu
baik kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria pembenaran yang
digunakan :
• Pembenaran berdasarkan kriteria internal: yang dilakukan dengan
memperhatikan konsistensi atau kecermatan susuna secara logis
unsur-unsur yang ada di dalam objek yang diamati.
• Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal: yang dilakukan
berdasarkan kriteria kriteria yang bersumber diluar objek yang
diamati, misalnya kesesuaiannya dengan aspirasi umum atau
kecocokan dengan kebutuhan pemakai.
2.5.1 Teori Afektif
Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
emosional, seperti perasaan, minat, sikat, kepatuhan, terhadap moral dan
sebagainya. Teori afektif terdiri 5 aspek :
23
1) Penerimaan (receiving/attending)
Kawasan penerimaan terdiri dari 3 tahap, yaitu :
• Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu adanya kesiapan untuk
berinteraksi dengan stimulus (fenomena atau objek yang akan
dipelajari), yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk
memberikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
• Kemampuan untuk menerima (willingness to receive), yaitu usaha
untuk mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
• Menghususkan perhatian (controlled or selected attention). Mungkin
perhatian ini hanya tertuju pada warna, suara atau kata-kata tertentu
saja.
2) Sambutan (responding)
Memberikan aksi pada stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut :
• Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh :
Mengajukan pertanyaan, menempelkan gambar tokoh yang disenangi
di tembok kamar yang bersangkutan.
• Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk
melihat hal-hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya
pada desain atau warna saja.
• Kepuasaan menanggapi (satisfaction of response), yaitu adanya aksi
atau kegiatan yang berhubungan dengan usahauntuk memuaskan
24
kegiatan mengetahui. Contohnya :membuat coretan atau gambar,
memotret objek yang menjadi pusat perhatian, dan sebagainya.
3) Penilaian (valuing)
Pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi untuk memiliki dan
menghayati nilai dari stimulus yang dihadapi. Penilaian terdiri dari 4 tahap
yaitu :
• Menerima nilai (acceptance of value), yaitu kelanjutan dari usaha
memuaskan diri untuk menghadapi secara lebih intensif.
• Menyeleksi nilai yang lebih disenangi (preference for a value) yang
dinyatakan dalam usaha untuk mencari contoh yang dapat memuskan
perilaku untuk menikmati, misalnya lukisan yang memiliki yang
memuaskan.
• Komitmen aitu kesetujuan terhadap suatu nilaidengan alasan-alasan
tertentu yang muncul dari rangkaian pengalaman.
• Komitmen ini dinyatakan dengan rasa senang, kagum, terpesona.
Kagum atas keberanian seseorang, menunjukan komitmen terhadap
nilai keberanian yang dihargainya.
4) Pengorganisasian (organization)
Tahap ini yang bersangkutan tidak hanya menginternalisasi satu nilai
tertentu seperti pada tahap komitmen, tetapi juga mulai melihat
25
beberapa nilai yang relevan untuk disusun menjadi suatu sistem nilai.
Dan proses ini terdapat dari dua tahap, yaitu :
• Konseptualisasi nilai, yaitu keinginan untuk menilai hasil karya
orang lain, atau menemukan asumsi-asumsi yang mendasari suatu
moral atau kebiasaan.
• Pengorganisasian sistem nilai, yaitu menyusun perangkat nilai
dalam suatu sistem berdasarkan tingkat preferensinya.dalam
sistem ini yang bersangkutan menempatkan nilai yang paling
disukai pada tingkat yang amat paling penting, menyusul
kemudia nilai yang dirasakan agak penting, dan seterusnya
menurut urutan kepentingan atau kesenangan dari diri
bersangkutan.
5) Karakterisasi (characterization)
Karakterisasi yaitu kemampuan untuk menghayati atau
mempribadikan sistem nilai. Kalau pada tahap pengorganisasian di
atas sistem nilai sudah dapat disusun, maka susunan itu belom
konsisten di dalam diri yang bersangkutan. Artinya mudah berubah-
ubah sesuai dengan yang dihadapi. Proses ini terdapat dua tahap,
yaitu :
• Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat masalah dari suatu
sudut pandang tertentu.
26
• Karakterisasi, yaitu mengembangkan pandangan hidup tertentu yang
memberi corak tersendiri kepada kepribadian diri yang bersangkutan.
2.5.3 Teori Konatif
Teori ini berkaitan dengan aspek-aspek ketrampilan yang melibatkan
fungsi sistem syaraf dan otot (neuromuscular system) dan fungsi psikis, yang
terdiri dari :
1) Kesiapan
Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang
keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha melaporkan
kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi.
2) Meniru
Meniru adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang
diamati walaupun belom mengerti hakikat atau makna dari keterampilan itu.
Seperti anak yang baru belajar bahasa meniru kata-kata walaupin belom tau
artinya.
3) Membiasakan
Membiasakan yaitu seorang dapat melakukan keterampilan tanpa harus
melihat contoh, sekalipun ia belom dapat mengubah polanya.
4) Adaptasi
Adapsi yaitu seseorang sudah dapat melakukan modifikasi untuk disesuaikan
dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu dilaksanakan.
27
5) Menciptakan (origination) dimana orang sudah mampu menciptakan sendiri
suatu karya.
(http://hafizazza.blogspot.com/2011/03/aplikasi-teori-belajar-koqnitif-
afektif.html; 11 mei 2012; 13:35)
2.6. Definisi Gaya
Style yang diartikan dalam bahasa Indonesia mempunyai arti yang luas
yaitu gaya, corak, mode, jenis, dan model dan setiap manusia mempunyai ciri
khas dan gaya berbusana masing-masing. Pada film realita cinta dan rock N roll
(aktor atau aktris) tentu saja menggunakan pakaian yang menarik perhatian,
Film Realita cinta dan rock N roll telah mengangkat kembali gaya Rock N Roll
tersendiri dalam fashion. Khususnya remaja putra, mereka sangat tertarik dengan
gaya berpakaian, bahkan mereka akan mencontoh gaya idola mereka, dan
tentunya menjadikan inspirasi dalam gaya berbusana mereka.
Pada dasarnya Gaya (style) adalah sebuah karakteristik dalam
mempresentasikan sesuatu. Dalam lingkup pakaian, gaya adalah karakteristik
penampilan bahan pakaian, kombinasi fitur-fiturnya yang membuatnya berbeda
dengan pakaian lain. Contohnya, jaket kulit atau jeans yang yang sudah usang,
celana jeans yang sudah robek gaya-gaya seperti itulah yang menjadi ciri khas
dari Rock N Roll.
28
2.7. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikran Penelitian
KOMUNIKASI MASSA
SMCR
PENGARUH
HIERACHY OF EFFECT
GAYA
Variable Independent
Film Reaita Cinta Dan Rock
N Roll
Variable Dipenden
Gaya berpakaian