lansia

7
1. Pendekatan perawatan lansia a. Pendekatan fisik Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan fisik melalui perhatian terhadap kesehatan, kebutuhan , kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan dan penyakitnya yang dapat dicegah atau progresivitasnya. Perawatan fisik umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yaitu : 1. Klien lanjut usia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga dalam kebutuhan sehari- hari ia masih mampu melakukannya sendiri. 2. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengatahui dasar perawatan klien lanjut usia, terutama tentang hal yang berhubungan dengan kebersihan perseorangan untuk mempertahankan kesehatannya. b. Pendekatan psikis Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi dan sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar lanjut usia merasam puas. Perawat harus selalu memegang prinsip triple S yaitu sabar,simpatik,service. Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap. Perawat harus mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban. Bila perlu, usahakan agar mereka puas dan bahagia dimassa lanjut usianya.

Upload: nyoman-bagiox

Post on 25-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

nmnm

TRANSCRIPT

1. Pendekatan perawatan lansia

a. Pendekatan fisik

Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan fisik melalui perhatian terhadap kesehatan, kebutuhan , kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan dan penyakitnya yang dapat dicegah atau progresivitasnya. Perawatan fisik umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :

1. Klien lanjut usia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga dalam kebutuhan sehari-hari ia masih mampu melakukannya sendiri.

2. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengatahui dasar perawatan klien lanjut usia, terutama tentang hal yang berhubungan dengan kebersihan perseorangan untuk mempertahankan kesehatannya.

b. Pendekatan psikis

Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi dan sahabat yang akrab.

Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar lanjut usia merasam puas. Perawat harus selalu memegang prinsip triple S yaitu sabar,simpatik,service. Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap. Perawat harus mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban. Bila perlu, usahakan agar mereka puas dan bahagia dimassa lanjut usianya.

c. Pendekatan sosial

Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama sesama klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi, pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya, perawat dapat menciptkan hubungan sosial, baik antara lanjut usia maupun lanjut usia dengan perawat.

Perawat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada lanjut usia untuk mengadakan komunikasi, melalui rekreasi. Lansia perlu dirangsang untuk membaca surat kabar dan majalah.

Dengan demikian, perawat tetap mempunyai hubugan komunikasi, baik dengan sesama mereka maupun petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosia bagi lanjut usia, termasuk asuhan keperawatan lansia dipanti sosial tresna wherdha.

2. Jenis pelayanan bagi lansia

a. Pelayanan sosial dikeluarga sendiri

home care service merupakan bentuk pelayanan sosial bagi lanjut usia yang dilakukan dirumah sendiri atau dalam lingkungan keluarga lanjut usia. Tujuan pelayanan yang diberikan adalah membantu keluarga dalam mengatasi dan memecahkan masalah lansia sekaligus memberikan kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal dilingkungan keluarganya.

Pelayanan ini dapat diberikan oleh:

1) Perseorangan : Perawat, pemberi asuhan.

2) Keluarga.

3) Kelompok.

4) Lembaga/organisasi sosial.

5) Dunia usaha dan pemerintah.

Jenis pelayanan yang diberikan dapat berupa bantuan makanan, bantuan melakukan aktifitas sehari-hari, bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan, penyuluhan gizi. Pelayanan diberikan secara kontinyu setiap hari ,minggu,bulan dan selama lansia atau keluarganya membutuhkan.

b. Foster care service

Pelayanan sosial lansia melalui keluarga pengganti adalah pelayanan sosial yang diberikan kepada lansia diluar keluarga sendiri dan diluar lembaga. Lansia tinggal bersama keluarga lain karena keluarganya tidak dapat memberi pelayanan yang dibutuhkannya atau berada dalam kondisi terlantar.

Tujuan pelayanan ini adalah untuk menbantu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah yang dihadapi lansia dan keluarganya. Sasaran pelayanannya adalah lansia terlantar, tidak dapat dilayani oleh keluarganya sendiri.

Jenis-jenis pelayanan yang diberikan dapat berupa :

1) Bantuan makanan, misalnya menyiapkan dan memberi makanan.

2) Peningkatan gizi.

3) Bantuan aktifitas.

4) Bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan.

5) Pendampingan rekreasi.

6) Olahraga, dan sebagainya.

c. Pusat santunan keluarga (pusaka)

Pelayanan pada keluarga lansia ini diberikan ditempat yang tidak jauh dari tempat tinggal lansia. Tujuan pelayanan ini adalah membantu keluarga/lanjut usia dalam mengatasi permasalahan, memenuhi kebutuhan, memcahkan masalah lansia sekaligus memberi kedempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan keluarga.

Sasaran pelayanan adalah lansia yang tinggal/berada dalam lingkungan keluarga sendiri atau keluarga pengganti. Lansia masih sehat, mandiri tetapi mengalami keterbatasan ekonomi.

d. Panti sosial tresna wherda

1) Pengertian

Panti sosial tresna wherda (PSTW) adalah wadah/institusi yang memberikan pelayanan dan perawatan jasmani, rohani dan sosial serta perlindungan untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia agar dapat menikmati taraf hidup secara wajar (Depsos RI,2002).

Panti sosial tresna wherda adalah panti yang mempunyai tugas memberikan bimbigan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.

2) Tujuan Pelayanan Dalam Panti

Tujuan pelayanan sosial lansia dalam panti adalah terpenuhinya kebutuhan lanjut usia yaitu kebutuhan jasmani, rohani dan sosial sehingga mereka dapat hidup dengan layak dalam menikmati hari tuanya dengan diliputi ketentraman lahir dan batin.

3) Prinsip pelayanan :

a. Memberikan pelayanan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat lanjut usia.

b. Melaksanakan dan mewujudkan hak asasi lanjut usia.

c. Memberikan pelayanan yang didasarkan pada kebutuhan sesungguhnya

d. Mengupayakan kehidupan lanjut usia lebih bermakna bagi dirinya, keluarga dan masyarakat.

e. Menciptakan suasana kehidupan panti yang bersifat kekeluargaan.

f. Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia yang disesuaikan dengan perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus menerus serta meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak.

g. Menerapkan pendekatan antar disiplin dan profesi.

4) Sasaran pelayanan

a) Lanjut usia berumur 60 tahun keatas , terlantar baik secara ekonomi maupun sosial.

b) Keluarga dimanan karena sebab tertentu tidak dapat merawat lanjut usia semestinya, sehingga terpaksa menitipkan lanjut usia disantun di panti.

c) Masyarakat yang mau dan mampu berpartisipasi dalam pembinaan dan kesejahteraan sosial lanjut usia.

5) Persyaratan calon klien

a) Lanjut usia berumur 60 tahun keatas.

b) Terlantar baik secara ekonomi maupun sosial.

c) Sehat jasmani dan rohani.

d) Mampu dan mandiri merawar diri.

e) Bersedia disantuni di panti.

6) Pelayanan yang diberikan panti kepada lansia :

a) Pengasramaan.

b) Pelayanan pangan dan sandang.

c) Pelayanan kesehatan.

d) Bimbingan fisik dan mental

e) Bimbingan sosial.

f) Bimbingan kerohanian.

g) Bimbingan keterampilan mengisi waktu luang.

h) Rekreasi atau ziarah.

7) Kegiatan panti

a) Kegiatan rutin :

1) Pemenuhan makan 3 x / hari

2) Senam lansia ( senam pernafasan, senam jantung, senam gerak latih otak, dan sebagainya.

3) Bimbingan rohani / keagamaan sesuai dengan agama.

4) Kerajinan tangan ( menjahit, menyulam, merenda)

5) Menyalurkan hobi ( bermain angklung, menyanyi, karaoke, berkebun )

b) Kegiatan waktu luang

(1) Bermain ( catur, pingpong ).

(2) Berpantun / baca puisi.

(3) Menonton film.

(4) Membaca koran.

3. Prinsip pelayanan

Dalam memberi asuhan keperawatan pada lansia, dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa prinsip :

a. Tidak memberi stigma, pada dasarnya proses menua disertai masalah seperti kesepian, berkurang pendengaran, kurangnya penglihatan dan lemahnya fisik. Hal tersebut merupakan proses alamiah.

b. Tidak mengucilkan.

c. Tidak membesar-besarkan masalah.

d. Pelayanan yang bermutu.

e. Pelayanan yang cepat dan tepat.

f. Pelayanan secara komperensif.

g. Menghindari sikap belas kasihan.

h. Pelayanan yang efektif dan efisien.

i. Pelayanan yang akuntabel.

4. Pemeliharaan dan pelayanan

Pelayanan pada lansia ( termasuk pelayanan kesehatan dan perawatan ) mempunyai tujuan kesejahteraan dan kemampuan lansia. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan harus diberikan kepada lansia, baik dalam keadaan sehat maupun sakit sendan membantu mempertahankan dan memberi semangat hidup mereka.

Sasaran upaya pelayanan kesehatan dan kejahteraan lansia adalah :

a. Langsung

1) Lanjut usia aktif :

a) Komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai gizi, kesehatan dan lain-lain.

b) Mempertahankan kesehatan agar tetap mandiri.

2) Lanjut usia pasif :

a. Pelayanan promotif, preventif, dan kuratif dan rehabilitatif.

b. Asuhan keperawatan.

b. tidak langsung

1) Keluarga lansia, masyarakat di lingkungan lansia, organisasi sosial masyarakat.

2) Pemeliharaan kesehatan masyarakat di PSTW pada umumnya dilaksanakan oleh petugas kesehatan puskesmas secara berkala.

3) Keperawatan lansia yang sakit, lansia yang mangalami sakit yang cukup serius dan perlu dirawat secar intensif, dirujuk kerumah sakit yang lebih bagus.

Lansia yang secara fungsional masih bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Aktivitas sehari-harinya masih penuh dan mampu merawat diri sendiri. Asuhan keperawatan yang diperlukan adalah pencegahan primer yang mengutamakan peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit.