lansia

140
LANSIA KESEHATAN LANSIA c. Proses menua Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus secara alami, dimulai sejak akhir dan umumnya dialami pada semua makluk hidup (Darmojo & Martono, 2004). Beberapa karakteristik tentang proses menua menurut Handywinoto (2005) yaitu : d. Peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usia e. Terjadinya perubahan kimiawi dalam sel dan jaringan tubuh mengakibatkan massa tubuh berkurang, peningkatan lemak dan lipofuscin yang dikenal sebagai age pigmen, serta perubahan disertai kolagen yang dikenal dengan crosslinking. f. Terjadinya perubahan yang progresif dan merusak. g. Menurutnya kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dilingkungannya. h. Meningkatnya kerentanan terhadap sebagian penyakit tertentu. i. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia Ada perubahan yang terjadi pada fisik yang dialami oleh lansia seperti perubahan-perubahan pada lansia akibat proses menua. Menurut Nugroho (2008) adalah sebagai berikut : 1) Perubahan fisik dan fungsi Penurunan fisik dan fungsi pada lansia berkaitan dengan penuruna fungsi: sel, sistim persyarafan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem pengaturan suhu tubuh, sistem pernafasan sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem genitourinaria, sistem endokrin, sistem integumen, sistem muskuloskletal a) Perubahan anatomi b) Perubahan fisiologi . 2) Perubahan mental Terjadi perubahan yang dapat berupa: sikap yang semakin

Upload: kaito-heart

Post on 17-Dec-2015

84 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

kh gb hhkjnhkj

TRANSCRIPT

LANSIA KESEHATAN LANSIAc. Proses menua Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus secara alami, dimulai sejak akhir dan umumnya dialami pada semua makluk hidup (Darmojo & Martono, 2004).Beberapa karakteristik tentang proses menua menurut Handywinoto (2005) yaitu :d. Peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usiae. Terjadinya perubahan kimiawi dalam sel dan jaringan tubuh mengakibatkan massa tubuh berkurang, peningkatan lemak dan lipofuscin yang dikenal sebagai age pigmen, serta perubahan disertai kolagen yang dikenal dengan crosslinking.f. Terjadinya perubahan yang progresif dan merusak.g. Menurutnya kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dilingkungannya.h. Meningkatnya kerentanan terhadap sebagian penyakit tertentu.i. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansiaAda perubahan yang terjadi pada fisik yang dialami oleh lansia seperti perubahan-perubahan pada lansia akibat proses menua. Menurut Nugroho (2008) adalah sebagai berikut :

1) Perubahan fisik dan fungsiPenurunan fisik dan fungsi pada lansia berkaitan dengan penuruna fungsi: sel, sistim persyarafan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem pengaturan suhu tubuh, sistem pernafasan sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem genitourinaria, sistem endokrin, sistem integumen, sistem muskuloskletala) Perubahan anatomi b) Perubahan fisiologi.2) Perubahan mental Terjadi perubahan yang dapat berupa: sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit bila memiliki sesuatu. Sikap yang semakin umum ditemukan pada lansia adalah mengharapkan tetapi diberi peran dalam masyarakat, ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa. Faktor yang mempengaruhi perubahan mental pada lansia antara lain :Perubahan fisik khususnya organ perasac) Kesehatan umumd) Tingkat pendidikan e) Keturunan f) LingkunganPerubahan mental pada lansia juga terjadi pada kenangan dan juga intelegensi Quotion (IQ). Kenangan pada lansia terdiri dari kenangan jangka panjang, kenangan jangka pendek, dan kenangan buruk. Kenangan jangka panjang seperti berapa jam sampai berapa hari yang lalu dan mencakup beberapa perubahan, kenangan jangka pendek atau seketika (1-10 menit), dan kenangan buruk biasa ke arah dimensia. intelegensi Quotion (IQ) berupa perubahan pada daya membayangkan karena tekanan faktor waktu3) Perubahan psikososial Nilai seseorang sering diukur dari produktivitasnya dan identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan.lansia yang mengalami kehilangan antara lain :a) Kehilangan fungsional b) Pada umumnya setelah seorang memasuki lanjut usia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi; belajar, persepsi, pengertian, pemahaman,dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi lambat. Sementara fungsi psikomtor meliputi hal-hal yang berhubungan seperti gerakan, tindakan yang berakibat lanjut usia menjadi kurang cekatan. Dengan adanya penurunan fungsi tersebut lanjut usia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lanjut usia. c) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan yang cukup tinggi, lengkap dengan semua fasilitas)d) Kehilangan bekaitan dengan pekerjaanPerubahan dapat diawali dengan masa pension. Meskipu tujuan ideal pensiun adalah agar para lanjut usia menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannnya sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pension lebih tergantung dari modal kepribadiannya.e) Perubahan dalam peran sosial di masyarakatBerkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lanjut usia. Tindakan untuk mengurangi fungsional atau bahkan kecacatan pada lanjut usia sebaiknya di cegah dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau dipisakan.

a. Pengertian tekanan darah Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata stabil adalah mantap,kukuh dan tidak goya. Stabiltas itu sendiri diartikan sebagai kemantapan, kestabilan dan keseimbangan. tekanan darah yang dapat berubah dari normal atau stabil menjadi tidak stabil. Entah itu mengalami peningkatan atau penurunan tekanan darah dari normalnya. Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole.Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari system sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding pembuluh darah (James, 2008). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg, dan tekanan diastolik pada nilai 80 mmHg. Nilai tekanan darah pada orang dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001). Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain (Smeltzer & Bare, 2001). Bahaya yang dapat ditimbulkan saat pemasangan kateter arteri yaitu nyeri inflamasi pada lokasi penusukkan, bekuan darah karena tertekuknya kateter, perdarahan ekimosis bila jarum lepas dan tromboplebitis. Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan ringga dalam manset. (Smeltzer & Bare, 2001) Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer seseuai dengan tekanan dalam milimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis. hymomanometer memiliki dua jenis, yaitu spymomanometer manual yang menggunakan air raksa dan sphygmomanometer digital. Penggunaan spymomanometer digital lebih mudah dibandingkan menggunakan spymomanometer manual. Namun dibutuhkan dua kali pengukuran untuk mengetahui ketepatan hasil pengukuran tekanan darah. b. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah Tekanan darah tidak konstan namun dipengaruhi oleh banyak faktor secara kontinu sepanjang hari. Tidak ada pengukuran tekanan darah yang adekuat menunjukkan tekanan darah klien. Meskipun saat dalam kondisi yang paling baik, tekanan darah berubah dari satu denyut jantung ke denyut lainnya (Perry &Potter,2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah menurut Perry and Potter (2005) adalah :

1) UsiaTingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan. Tingkat tekanan darah anak-anak atau remaja dikaji dengan memperhitungkan ukuran tubuh dan usia (Task Force on Blood Pressure Control in Children, 1987) Anak- anak yang lebih besar (lebih berat atau lebih tinggi) tekanan darahnya lebih tinggi daripada anak-anak yang lebih kecil dari usia yang sama. Tekanan darah akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Hal ini berhubungan dengan berkurangnya elastisitas pembuluh darah arteri. Dinding arteri akan semakin kaku, sehingga tahanan pada arteri akan semakin besar dan meningkatkan tekanan darah. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi tidur ke duduk, duduk ke berdiri bias mengakibatkan tekanan darah menurun menjadi mmHg yang mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pombuluh darah perifer (Nugroho, 2000).

2) StressAnsietas, takut, nyeri, dan stress emosional akan merangsang saraf simpatik, yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung, dan tahanan perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah. 3) Ras Frekuensi hipertensi pada orang Afrika Amerika lebih tinggi dibanding pada orang Eropa Amerika. Kematian yang dihubungkan dengan hipertensi juga lebih banyak pada orang Afrika Amerika. Kecenderungan populasi ini terhadap hipertensi diyakini berhubungan dengan genetik dan lingkungan. 4) Medikasi Banyak medikal yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan tekanan darah. Salah satu golongan medikasi yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah analgesik narkotik, yaitu dapat menurunkan tekanan darah. 5) Variasi Diurnal Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan mencapai puncaknya pada senja atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.6) Jenis Kelamin Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah menopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut.3. Lansia a. Pengertian Menurut Santoso (2010 ), lansia adalah orang dengan usia di atas 60 tahun. Pada lansia terjadi proses yang dinamakan proses menua. Proses ini merupakan proses dimana menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normal, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo, 2004).b. Batasan Umur Lansia Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), batasan umur lansia ada empat tahap yaitu :a) Usia pertengahan : usia 45-59 tahunb) Lansia : antara 60-74 tahunc) Lansia tua : antara 75-90 tahund) Usia sangat tua : > 90 tahunMenurut Depkes (2011), lansia meliputi :1) pra lansia kelompok usia 45-59 tahun2) lansia antara 60-69 tahun3) lansia beresiko kelompok usia > 70 tahun5 (lima) klasifikasi pada lansia (Maryam, 2008) yaitu :1) Pra lansia (prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. 2) LansiaSeseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.3) Lansia beresiko tinggiSeseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).4) Lansia potensial tinggiLansia yang masih mampu melakukan aktivitas5) Lansia tidak potensialLansia yang tidak berdaya dalam mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003). fanseni.blogspot.com/2013/03/kesehatan-lansia-c.html

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN LANSIA (SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN)

A. Indonesia1. 1 SosialPada lansia terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu merasakan ataus adarakan kematian, penyakit kronis dan ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas fisiknya. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial, dari segi ekonomi akibat dari pemberhentian jabatan atau pension juga dapat mempengaruhi kesehatan lansia. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko lansia untuk mengalami disablitas dan kematian lebih awal. Dukungan social yang tidak cukup, sangat erat hubungannya dengan peningkatan kematian, kesakitan dan depresi juga kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.Lansia yang tidak mendapatkan dukungan social yang cukup 1,5 kali lebih besar kemungkinan untuk mengalami kematian pada tiga tahun kedepan dari pada mereka yang mendapatkan dukungan sosial yang cukup.Oleh karena itu dibutuhkan dukungan sosial yang tinggi ,memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebut dicintai dan dihargi. Lansia dengan dukungan sosial yang tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan individu tersebut, sehingga hal itu dapat mengarahkan individu kepada gaya hidup yang sehat.

2. EkonomiFaktor ekonomi sangat mempengaruhi kesehatan lansia. Pada lansia secara umum yang memiliki pendapatan sendiri cenderung menolak bantuan orang lain, sedangkan lansia yang tidak memiliki pendapatan akan menggantungkan hidupnya pada anak atau saudaranya. Lansia yang tidak memiliki cukup pendapatan meningkatkan risiko untuk menjadi sakit dan disabilitas. Banyak lansia yang tinggal sendiri dan tidak mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dapat mempengaruhi mereka untuk membeli makanan yang bergizi, rumah yang layak, dan pelayanan kesehatan. Lansia yang sangat rentan adalah yang tidak mempunyai asset, sedikit atau tidak ada tabungan, tidak ada pensiund an tidak dapat membayar keamanan atau merupakan bagian dari keluarga yang sedikit atau pendapatan yang rendah.3. LingkunganPerhatian spesifik harus diberikan pada lansia yang hidup dan tinggal di pedesaan dimana pola penyakitdapat berbeda tergantung pada kondisi lingkungan dan keterbatasan ketersediaan pelayanan pendukung. Urbanisasi dan migrasi untuk mencari pekerjaan membuat lansia semakin terisolasi di pedesaan dengan keterbatasan bahkan ketiadaan akses untuk pelayanan kesehatan.Akses dan ketersediaan transportasi umum dibutuhkan baik di kota maupun di pedesaan sehingga orang dengan segala usia dapat berpartisipasi secara penuh di keluarga dan kehidupan masyarakat. Ini sangat penting untuk lansia yang memiliki masalah mobilitas. Risiko-risiko pada lingkungan fisik menyebabkan kelemahan dan cidera yang menyakitkan di antara lanjut usia. Cidera dari jatuh, terbakar, kecelakaan lalu lintas adalah yang paling sering (WHO, 2002).Air yang bersih, udara yang bersih dan makanan yang aman terutama sangat penting untuk sebagian besar kelompok usia rentan dan mereka yang mempunyai penyakit kronisdan system kekebalan yang menurun.B. Islam 1. Faktor Sosial EkonomiAgama Islam memandang lansia dengan pandangan terhormat sebagaimana perhatiannya terhadap generasi muda. Agama Islam memperlakukan dengan baik para lansia dan mengajarkan metode supaya keberadaan mereka tidak dianggap sia-sia dan tak bernilai oleh masyarakat. Dukungan terhadap para lansia dan penghormatan terhadap mereka adalah hal yang ditekankan dalam Islam. Nabi Muhammad Saw bersabda, penghormatan terhadap para lansia muslim adalah ketundukan kepada Tuhan. (http://indonesian.irib.ir).Dalam Islam, penuaan sebagai tanda dan simbol pengalaman dan ilmu. Para lansia memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, khususnya bahwa lansia adalah harta dari ilmu dan pengalaman, serta informasi dan pemikiran. Oleh sebab itu, lansia harus dihormati, dicintai dan diperhatikan serta pengalaman-pengalamannya harus dimanfaatkan. Nabi Muhammad Saw bersabda, hormatilah orang-orang yang lebih tua dari kalian dan cintai serta kasihilah orang-orang yang lebih muda dari kalian. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat berkewajiban memperhatikan kondisi para lansia. Mereka yang beragama Islam aktif dalam perkumpulan keagamaan, seperti Yasinan yang dilakukan tiap minggu dan pengajian setiap bulan. Kegiatan ini dihadiri tidak hanya oleh orang lanjut usia saja. Tetapi juga dihadiri oleh bapak/ibu yang masih muda, dan pra lanjut usia. Mereka berkumpul bersama untuk melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan ini didukung teori pertukaran sosial dimana mereka melakukan kegiatan yang cara pencapaiannya dapat berhasil jika dilakukan dengan berinteraksi dengan orang lain (Gulardi, 1999). Lebih lanjut dijelaskan bahwa Kondisi penting yang menunjang kebahagiaan bagi orang lanjut usia adalah menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga dan teman-teman (Hurlock, 1994). Kemajuan sosio-ekonomi, yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidup.Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Studi lain menyatakan bahwa praktisi religius dan perasaan religius berhubungan dengan sense of well being, terutama pada wanita dan individu berusia di atas 75 tahun (Koenig, Smiley, & Gonzales, 1988 dalam Santrock, 2006). Studi lain di San Diego menyatakan hasil bahwa lansia yang orientasi religiusnya sangat kuat diasosiasikan dengan kesehatan yang lebih baik (Cupertino & Haan, 1999 dalam Santrock, 2006). Hasil studi menyebutkan bahwa aktivitas beribadah atau bermeditasi diasosiasikan dengan panjangnya usia (McCullough & Others, 2000 dalam Santrock, 2006). Hasil studi lainnya yang mendukung adalah dari Seybold&Hill (2001 dalam Papalia, 2003) yang menyatakan bahwa ada asosiasi yang positif antara religiusitas atau spiritualitas dengan well being, kepuasan pernikahan, dan keberfungsian psikologis; serta asosiasi yang negatif dengan bunuh diri, penyimpangan, kriminalitas, dan penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Hal ini mungkin terjadi karena dengan beribadah dapat mengurangi stress dan menahan produksi hormon stres oleh tubuh, seperti adrenalin. Pengurangan hormon stress ini dihubungkan dengan beberapa keuntungan pada aspek kesehatan, termasuk sistem kekebalan tubuh yang semakin kuat (McCullough & Others, 2000 dalam Santrock, 2006). Agama dapat memainkan peran penting dalam kehidupan orang-orang tua (Mcfadden, 1996).2. Factor lingkungan Lingkungan memiliki pengaruh besar bagi kesehatan fisik dan mental manusia.Agama Islam memiliki perhatian khusus terhadap masalah lingkungan.Rasulullah bersabda, "Alam dan seluruh tanah di muka bumi adalah masjid dan tempat ibadah". (http://indonesian.irib.ir). Aspek lingkungan yang dipengaruhi kualitas dan keterjangkauan sarana kesehatan, keadaan tempat tinggal, sumber finansial, serta kesempatan rekreasi pada lansia juga akan mempengaruhi kesehatan lansia. Sebagai contoh, bila di daerah lansia itu tinggal sulit diakses pelayanan kesehatan karena jauhnya jarak atau medan yang tidak bersahabat, hal ini akan menghambat lansia mendapat pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatanya.Contoh lain, lingkungan tinggal yang mendukung aktivitas keagamaan, atau anggota masyarakat yang islami atau keterjangkauannya tempat-tempat ibadah hal ini akan mendukung peningkatan perkembangan spiritualitas lansia menjadi lebih matang. Pada akhirnya membantu lansia untuk menghadapi kenyataan termasuk dampak dari penuaan fisik yang dialami, dan mengahadapi kenyataan tersebut. Sehingga lansia dapat berperan aktif dalam kehidupanC. Di Beberapa Negara Maju- Amerika SerikatHasil penelitian di Amerika serikat mengungkapkan bahwa populasi penduduk yang berusia 64 tahun atau lebih mengalam peningkatan yaitu dari 37 juta pada 2006 menjadi 71,5 juta pada 2030. Menurut laporan 2,3 juta lansia Amerika menglami kemiskinan, untuk itu pemerintah Amerika meyediakan Asuransi Kesehatan Medicare untuk memudahkan lansia ke pelayanan kesehatan. Selain factor ekonomi factor social juga berperan penting di Amerika, penduduk lansia memiliki strata sosial di bawah kaum muda. Selain itu, factor lngkungan juga berperan penting, karena pertumbuhan industri di Amerika sangat tinggi sehingga risiko terpapar panas, mikroba dan polutan lainnya juga sangat tinggi untuk setiap penduduk termasuk lansia. Untuk mengatasi hal tersebut Amerika memiliki Environmental Protection Agency (EPA) mengatasi masalah air, climte change, emergencies, green living, health and safety, land and cleanup, pesticides, chemicals, and toxics, waste, and water. - KanadaPendapatan rata-rata untuk pria dan wanita usia 55 dan menurun. Penelitian di kanada menunjukkan bahwa lansia miskin/pendapatan yang menurun menunjukkan hubungan yang kuat dengan status sosial ekonomi, misalnya, tahun 1979 kanada survei kesehatan mengungkapkan bahwa di antara wanita yang berusia 70 dan atas, tingkat peradangan kronis hipertensi adalah dalam tertinggi kelompok sosial-ekonomi terendah dan tertinggi di antara orang-orang di kelas sosio-ekonomi. Selain itu, Orang-orang memiliki pendapatan rata-rata terendah adalah dua kali lipat untuk meninggal antara 65 dan 70 tahun sebagai orang dalam tertinggi laba bersih kelompok. Studi lain telah menunjukkan bahwa angka harapan hidup dari orang yang hidup di garis kemiskinan yang lebih pendek dengan sembilan tahun dari mereka memiliki tetangga yang kaya. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Kanada memberikan jaminan kesehatan pada lansia dengan mengalokasikan dana sekitar 13,3 milyar. Selain factor ekonomi, faktor lingkungan memagang peranan penting, Negara maju memiliki industry yang maju pula sehingga resiko terpapar akibat lingkungan juga berisiko tinggi mengganggu kesehatan lansia. - JepangMasalah social ekonomi dan lingkungan di jepang juga menjadi masalah terhadap kesejahteraan lansia. Namun demikian, Jepang menyediakan asuransi kesehatan nasiona yang mencakup hamper seluruh penduduk termasuk lansia, pada umumnya mereka membayar 70% dari biaya medis kecuali 30% untuk anak-anak dan lansia. Namun , angka kejadian bunuh diri lansia akibat depresi tetap tinggi di jepang merasa kesepian serta tidak mendapat perhatian dari anak-anak mereka. - AustraliaSecara empirik, pembangunan nasional (sosial-ekonomi) yang sedang berjalan serta keadaan lingkungan sekitar juga memiliki kontribusi dalam bidang kesehatan masyarakat. Indikatornya tampak jelas dengan menurunnya angka kematian dan penyakit menular, yang diikuti pula meningkatnya angka harapan hidup.Selama bertahun-tahun, negara Persemakmuran Australia telah melaksanakan banyak program yang bermanfaat bagi warga negaranya. Sebagai hasilnya, rakyat Australia secara umum menikmati standar hidup yang tinggi, kesehatan yang baik, dan sistem perawatan medis yang terbaik. Pemerintah mendanai banyak pelayanan medis dan farmasi di banyak rumah sakit umum maupun tempat perawatan lansia. Pemerintah Australia juga merupakan sumber dana utama bagi penelitian kesehatan dan pelatihan tenaga ahli dan teknisi di bidang perawatan kesehatan. Di australia orang lansia juga lebih diperhatikan. Mereka dapat menikmati layanan publik di tengah keterbatasan fisik yang dialami. Kebijakan terhadap orang lansia ditangani langsung oleh lembaga setingkat kementerian, seperti Departemen Kesehatan dan Lanjut Usia Australia. Program pemerintah australia sendiri mengalokasikan 1,2 milyar dolar untuk meningkatkan staff perawatan manula dan disediakan 270-juta dolar untuk penanganan dementia. Dengan fasilitas tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan derajat kesehatan lansia di negara tersebut.

- SingapuraSingapura untuk meningkatkan pelayanan sosial bagi kesejahteraan lanjut usia, fasilitas yang memadai dan ditunjang tenaga profesional sangat mendukung untuk meningkatkan Pelayanan dan pemberdayaan Lanjut Usia. Tsao Foundation (Hua Mei Center) merupakan UPT khusus lanjut Usia dengan ekonomi menengah keatas dengan fasilitas seperti rumah sakit, memiliki visi we envision a society for all ages that supports aktive ageing and values the contributions of older people. Sama halnya dengan Hua Mei Center, National Council of Social Service (NCSS) merupakan UPT yang berfocus pada adding colours to the lives of seniors, forgetfull but not forgetten, help for those help others, going beyond basic care memiliki sarana penunjang bagi kesejahteraan lanjut usia. Dengan sarana dan prasarana yang memadai tersebut pasti akan meningkatkan derajat kesehatan lansia di negara tersebut.

Daftar PustakaMurata , Chiyoe dkk . 2010. Barriers to Health Care among theElderlyinJapan www.ncbi.nlm.nih.gov/.../PMC2872 diakses tanggal 3 Oktober 2012Nancy Miller Chenier Political And Social Affairs Division. The Health of The Canadian Elderly. www.publications.gc.ca/...r/.../bp351-e.html Diakses Tanggal 3 Oktober 2012Smith, Darrel. 2003. Americas Coming of Age. http://www.epa.gov/aging/pdfs/press/chem_business_article_10-03.pdf Diakses Tanggal 9 October 2012Who. 2004. Health Of Eldrly and South-East Asia. www.searo.who.int/.../section1171_ Diakses Tanggal 2 Oktober 2012http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewFile/621/641_umm_sctientific_journal.pdf diunduh pada 1 oktober 2012 pukul14.00 wibhttp://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51837/I11cza_BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=6 diunduh pada 30 September 2012 pukul14.00 wibhttp://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-2-00008-PL%202.pdf diunduh pada 2 Oktober 2012 pukul20.00 wibhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007-nurisetiyo-148-3-bab2.pdf diunduh pada 2 Oktober 2012 pukul20.00 wib

http://miracleofnursing.blogspot.com/2012/10/faktor-faktoryang-mempengaruhi.html

MAKALAH GERONTIK PUSAT KEPERAWATAN LANSIA SEHARI-HARI

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahKetika datang untuk menyediakan kebutuhan dan jumlah yang cukup dari orang tua atau kerabat perawatan lansia butuhkan, kita ingin memiliki yang terbaik untuk mereka. Setelah semua, itu adalah bentuk membayar mereka kembali untuk semua hal baik yang mereka telah lakukan untuk kita selama waktu ketika kita tidak bisa menyediakan kebutuhan kita sendiri.

Pada tahun 2008, ada sejumlah laporan tentang kasus yang melibatkan kematian orang tua kesepian di ibukota Tanah Down Under. Kebanyakan orang percaya bahwa itu adalah pemerintah yang harus disalahkan atas kasus ini. Sebuah jumlah yang baik dari orang tua yang termasuk dalam kelas pekerja telah berakhir hidup sendirian dan menangkis untuk diri mereka sendiri.Ini adalah fakta bahwa negara itu juga telah menetapkan sendiri pilihan yang tersedia bagi penduduk yang lebih tua untuk memilih dari tentang bagaimana mereka ingin menghabiskan tahun-tahun mereka setelah pensiun. Meskipun sebagian besar dari apa yang kita lihat di TV dan media yang sama adalah orang-orang yang akhirnya menikmati buah dari kerja keras mereka dalam beberapa surga pulau yang indah, ada bagian besar dari populasi lansia yang masih mencari pilihan yang kurang mahal ketika datang ke tahun-tahun terakhir kehidupan mereka.Sebenarnya ada fasilitas berusia seluruh wilayah yang tersedia untuk menyediakan layanan kepada orang tua di negara bagian. Mereka datang dengan pekerja yang sangat terlatih yang dapat membantu orang tua dengan kebutuhan dasar mereka sehari-hari.Namun, penting bagi mereka memilih layanan perawatan lansia. Panti jompo yang berlimpah, tetapi terserah kepada individu untuk memutuskan apakah ini adalah apa yang mereka ingin memiliki.Selain keuntungan berbasis penyedia layanan perawatan lansia, ada organisasi yang sepenuhnya bekerja tanpa tujuan membuat keuntungan. Ini didukung oleh sumbangan serta kegiatan penggalangan dana yang dilakukan oleh para relawan sendiri. Meskipun sumber dana yang terbatas untuk beberapa dari mereka, mereka masih mampu menyediakan kebutuhan paling dasar dari orang tua mereka merawat.Pilihan lain yang tua berakhir adalah mampu hidup dengan anggota keluarga. Hal ini dapat menjadi anak seseorang, kerabat dekat atau bahkan teman baik. Tidak ada hukum mengenai hal ini, tapi itu semua hanya sampai ke kerabat dan teman-teman yang bersedia untuk memiliki orang tua di rumah mereka.Memiliki pengasuh juga mungkin. Apakah orang yang hidup di rumah dengan orang tua atau tidak, itu adalah besar membantu untuk memiliki seseorang untuk berbicara bahkan hanya dengan serta menjadi bantuan besar ketika mengambil obat-obatan dan makan.Orang tidak harus melalui penuaan dengan cara yang menyedihkan. Para perawatan lansia ditawarkan memberikan siapa saja yang ingin menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk usia anggun dan bahagia.

B. Rumusan masalah 1. apa saja klasifikasi lansia?2. apa saja karakteristik lansia?3. Apa saja macam-macam tipe lansia?4. bagaimana pembinaan kesehatan lansia?5. apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan lansia?6. apa saja tugas perkembangan lansia?7. apa saja peran Anggota Keluarga terhadap Lansia?8. apa saja peran Keluarga dalam Perawatan Lansia?

BAB IIPEMBAHASAN I. Landasan TeoriA. Klasifikasi lansia Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifiaksi pada lansia 1. Pralansia (prasenilis)Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun2. Lansia Seseorang yang berusia antara 60 tahun atau lebih.3. Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. (Depkes RI, 2003)4. Lansia potensialLansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003)5. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003)

B. Karakteristik lansia Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No 13 tentang kesehatan).2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladatif.3. Lingkungan tempat tinggal yang bervarisai.

C. Tipe Lansia Beberapa tipe pada lansia tergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya (Nugroho, 2000).Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:1. Tipe arif dan bijaksana Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.2. Tipe mandiri Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan.3. Tipe tidak puas Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut,4. Tipe pasrah Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan kegiatan apa saja.5. Tipe bingung Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.

Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen (kebergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militan dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).Sedangkan bila dilhat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan kemampuan utuk melakukan aktifitas sehari-hari (indeks kemandirian Katz), para lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung, lansia dengan bantuan badan sosial. Lansia di panti wreda, lansia yang dirawat di rumah sakit dan lansia dengan gangguan mental.

D. Pembinaan kesehatan lansia Tujuan pembinaan kesehatan lansiameningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam masyarakat (Depkes RI, 2003).Sasaran 1. Sasaran langsung Kelompok pralansia (45-59 tahun) Kelompok lansia (60 tahun ke atas) Kelompok lansia dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas)2. Sasaran tidak langsung Keluarga dimana usia lanjut berada. Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut. Masyarakat.

Pedoman pelaksanaan 1. Bagi petugas kesehatan Upaya promotif yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup para lansia agar merasa tetap dihargai dan berguna, baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat. Upaya preventif, yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan. Upaya kuratif, yaitu upaya pengobatan yang penanggulangannya perlu melibatkan multidislipin ilmu kedokteran. Upaya rehabilitatif, yaitu upaya untuk memulihkan fungsi tubuh yang telah menurun.2. Bagi lansia itu sendiri Untuk kelompok pralansia, membutuhkan informasi sebagai berikut: Adanya proses penuaan, Pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala Pentingnya melakukan latihan kesegaran jasmani Pentingnya melakukan diet dengan menu seimbang Pentingnya melakukan kegiatan sosial di masyarakat

Untuk kelompok lansia, membutukan informasi sebagai berikut: Pemeriksaan kesehatan secara berkala Kegiatan olahraga Pola makan dengan menu seimbang Perlunya alat bantu sesuai dengan kebutuhan Pengembangan kegemaran sesuai dengan kemampuannya

Untuk kelompok lansia dengan risiko tinggi, membutuhkan informasi sebagai berikut: Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan melakukan aktifitas, baik didalam maupun di luar rumah Pemeriksaan kesehatan berkala Latihan kesehatan jasmani Pemakaian alat bantu sesuai kebutuhan Perawatan fisioterapi

3. Bagi keluarga dan lingkungannya Membantu mewujudkan peran serta kebahagiaan dan kesejahteraan lansia Upaya pencegahan dimulai dalam rumah tangga Membimbing dalam ketakwaan kepada Tuhan YME. Melatih berkarya dan menyalurkan hobi Menghargai dan kasih sayang terhada para lansia.

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan lansia Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia berkaitan dengan perilaku yang baik (adaptif) dan tidak baik (maladatif).

1. Perilaku yang kurang baik Kurang berserah diri Pemarah, merasa tidak puas, murung dan putus asa Sering menyendiri Kurang melakukan aktifitas fisik/olah raga/kurang gerak Makan tidak teratur dan kurang minum Kebiasaan merokok dan meminum minuman keras Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan Mengangap kehidupan seks tidak diperlukan lagi Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur

2. Perilaku yang baik Mendekatkan diri pada Tuhan YME Mau menerima keadaan, sabar dan optimis serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat Melakukan olah raga ringan setiap hari Makan dengan porsi sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai serta banyak minum Berhenti merokok dan meminum minuman keras Minumlah obat sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan Mengembangkan hobi sesuai kemampuan Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks Memeriksakan kesehatan secara teratur

3. Manfaat perilaku yang baik Lebih takwa dan tenang Tetap ceria dan banyak mengisi waktu luang Keberadaannya tetap diakui oleh keluarga dan masyarakat Kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara Terhindar dari kegemukan dan kekurusan serta penyakit berbahaya seperti jantung, paru-paru, diabetes, kanker dan lain-lain Mencegah keracunan obat dan efek samping lainnya Mengurangi stress dan kecemasan Hubungan harmonis tetap terpelihara Gangguan kesehatan dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin

F. Tugas perkembangan lansia Menurut Erickson, kesiapan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap selanjutnya. Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur yang baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang disekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya seperti olah raga, mengembangkan hobi bercocok tanam dan lain-lain.Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut:1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun 2.Mempersiapkan diri untuk pension3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya 4.Mempersiapkan kehidupan baru 5.Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai 6.Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

G. Peran Anggota Keluarga terhadap LansiaDalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu: Melakukan pembicaraan terarah Mempertahankan kehangatan keluarga Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia Membantu dalam hal transportasi Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan Memberikan kasih sayang Menghormati dan menghargai Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia Memberikan kasih saying, menyediakan waktu serta perhatian Jangan menganggapnya sebagai beban Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama Mintalah nasehatnya dalam peristiwa-peristiwa penting Mengajaknya pada acara-acara keluarga Membantu mencukupi kebutuhannya Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan diluar rumah termasuk pengembangan hobi Membantu mengatur keuangan Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi Memeriksakan kesehatan secara teratur Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam maupun di luar rumah. Pemeliharaan kesehatan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama Memberi perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut, maka anak-anak kita kelak akan bersikap yang sama

H. Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia Keluarga merupakansupport systemutama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi serta memberikan motivasi dan menfasilatsi kebutuhan spiritual bagi lansia. II. Landasan Hukum1. UUD 1945, pasal 27 ayat 2 dan pasal 34UU No.9 tahun 1960, tentang pokok-pokok Kesehatan2. UUD 1945, pasal 27 ayat 2 dan pasal 343. UU No.9 tahun 1960, tentang pokok-pokok Kesehatan 4. Bab I Pasal 1 ayat 1UU No 4 tahun 1965, tentang pemberian Bantuan penghidupan orang tua5. No.5 tahun 1974, tentang pokok-pokok pemerintah di daerah6. UU No.6 tahun 1974, tentang ketentuan-ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial Keputusan Presiden RI 7. No.44 tahun 1974Program PBB tentang lansia, anjuran kongres International WINA tahun 19838. GBHN 1983/Pelita IV 9. Keputusan Menteri Sosial RI No 44 tahun 1974, tentang organisasi dan tata kerja Departemen Sosial Propinsi10. UU No 10 tahun 1992, tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera.11. UU No.11 tahun 1992 tentang dana pension 12. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan13. Ketetapan MPR Keputusan Menteri Sosial RI No. 27 tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Sosial Propinsi Delapan jalur pemerataan dan pelayanan kesehatan Hari Lanjut Usia Nasional yang di canangkan oleh Bapak Presiden tanggal 29 Mei 1996 di Semarang14. Undang Undang Kesejahteraan No. 13 tahun 1998, tentang Kesejahteraan Lanjut Usia 15. Lanjut Usia Internasional tahun 1999 Sasaran WHO tahun 2000.

BAB IIIPEMBAHASANA. Pengertian LansiaLansia merupakan kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. (Hardywinoto dan setiabudhi; 1999).Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahansehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi. (Constantinides ;1994)B. Tujuan Pelayanan Kesehatan Pada LansiaPelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan sosial, kesehatan, dan perawatan lanjut usia serta meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia.Fungsi pelayanan dapat berupa pusat pelayanan sosial lanjut usia, pusat informasi pelayanan sosial lanjut usia, pusat pengembangan pelayanan sosial lansia dan pusat pemberdayaan lansia.1. Pendekatan Perawatan Lanjut Usiaa. Pendekatan FisikPerawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan fisik melalui perhatian terhadap kesehatan, kebutuhan, kejadianyang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakitnya yang dapat dicegah atau progresivitasnya. Perawatan fisik umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: Klien lanjut usia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga dalam kebutuhannya sehari-hari ia masih mampu melakukannya sendiri. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini, terutama tentang hal yang terhubung dengan kebersihan perseorangan untuk mempertahankan kesehatannya.b. Pendekatan PsikisPerawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi dan sahabat yang akrab.Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bdentuk keluhan agar lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip triple S yaitu sabar, simpatik dan service.Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap. Perawat ahrus mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban. Bila perlu, usahakan agar mereka merasa puas dan bahagia di masa lanjut usianya.c. Pendekatan SosialBerdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi, pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya, perawat dapat menciptakan hubungan sosial, baik antara lanjut usia maupun lanjut usia dengan perawat.Perawat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada lanjut usia untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi. Lansia prlu dirangsang untuk membaca surat kabar dan majalah.Dengan demikian, perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi, baik dengan sesama mereka maupun petugas yang secara lansung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, termasuk asuhan keperawatan lansia dipanti sosial tresna wherda.2. Tempat Yang Dapat Dijadikan Sebagai Aspek Pelayanan Bagi Lansiaa. Pelayanan Sosial di Keluarga SendiriHome care service merupakan bentuk pelayanan sosial bagi lanjut usia yangdlakukan di rumah sendiri atau dalam lingkungan keluarga lanjut usia. Tujuan pelayanan yang diberikan adalah membantu keluarga dalam mengatasi dan memecahkan masalah lansia sekaligus memberikan kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan keluarganya.Pelayanan ini dapat diberikan oleh: Perseorangan : perawat, pemberi asuhan Keluarga Kelompok Lembaga / organisasi social Dunia usaha dan pemerintahJenis pelayanan yang diberikan dapat berupa bantuan makanan, bantuan melakukan aktivitas sehari-hari, bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan, penyuluhan gizi. Pelayanan diberikan secara kontinu setiap hari, minggu, bulan dan selama lansia atau keluarganya membutuhkan.

b. Foster Care ServicePelayanan sosial lansia melalui keluarga pengganti adalah pelayanan sosial yang diberikan kepada lansia di luar keluarga sendiri dan di luar lembaga. Lansia tinggal bersama keluarga lain karena keluarganya tidak dapat memberi pelayanan yang dibutuhkannya atau berada dalm kondisi terlantar.Tujuan pelayanan ini adalah membantu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah yang dihadapi lansia dan keluarganya. Sasaran pelayanannya adalah lansia terlantar, tidak dapat dilayani oleh keluarganya sendiri.Jenis-jenis pelayanan yang diberikan dapat berupa Bantuan makanan, misalnya menyiapkan dan member makanan Peningkatan gizi Bantuan aktivitas Bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan Pendampingan rekreasi Olah raga,dsb

c. Pusat Santunan Keluarga (pusaka)Pelayanan kepada warga lansia ini diberikan di tempat yang tidak jauh daritempat tinggal lansia. Tujuan pelayanan ini adalah membantu keluarga/lanjut usia dalam mengatasi permasalahan, memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah lansia sekaligus member kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan keluarga.Sasaran pelayanan adalah lansia yang tinggal/berada dalam lingkungan keluarga sendiri atau keluarga pengganti. Lansia masih sehat, mandiri tetapi mengalami keterbatasan ekonomi.d. Panti Sosial Tresna WherdaInstitusi yang member pelayanan dan perawatan jasmani, rohani, sosial dan perlindungan untuk memenuhi kebutuhan lansia agar dapat memiliki kehidupan secara wajar.Pelayanan yang diberikan dalam bentuk kegiatan, antara lain: Kegiatan rutin Pemenuhan makan 3x/hari Senam lansia (senam pernafasan, senam jantung, senam gerak latih otak dsb) Bimbingan rohani/keagamaan sesuai dengan agama Kerajinan tangan (menjahit, menyulam, merenda) Menyalurkan hobi (bermain angklung, menyanyi, karaoke, berkebun) Kegiatan waktu luang Bermain (catur, pingpong) Berpantun/baca puisi Menonton film Membaca Koran

3. Prinsip PelayananDalam memberi asuhan keperawatan pada lansia, dilaksanakan dengan memperhatikan bebrapa prinsip:a. Tidak memberi stigma, pada dasarnya proses menua disertai masalah seperti kesepian, berkurang pendengaran, kurangnya penglihatan dan lemah fisik. Hal tersebut merupakan proses alamiah.b. Tidak mengucilkanc. Tidak membesar-besarkan masalahd. Pelayanan yang bermutue. Pelayanan yang cepat dan tepatf. Pelayanan secara komprehensifg. Menghindari sikap belas kasihanh. Pelayanan yang efektif dan efesieni. Pelayanan yang akuntabel

C. Pemeliharaan dan PelayananPelayanan lansia (termasuk pelayanan kesehatan dan perawatan) mempunyai tujuan kesejahteraan dan kemampuan lansia. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan harus diberikan kepada lansia, baik dalam dalam keadaan sehat maupun sakit dengan membantu mempertahankan dan memberi semangat hidup mereka.Sasaran upaya pelayanan kesehatan dan kesejahteraan lansia adalah:1. Lansunga. lanjut usia aktifo komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai gizi, kesehatan dllb. mempertahankan kesehatan agar tetap mandirio lanjut usia pasif (pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, asuhan keperawatan.2. Tidak lansunga. keluarga lansia, masyarakat di lingkungan lansia, organisasi sosial masyarakatb. pemeliharaan kesehatan masyarakat di PSTW pada umumnya dilaksanakan oleh petugas kesehatan puskesmas secara berkalac. keperawatan lansia yang sakit, lansia yang mengalami sakit yang cukup serius dan perlu dirawat secra intensif, dirujuk ke rumah sakit yang lebih bagus.Lansia yang sehat secara fungsional masih bisa mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Aktivitas sehari-hari maish penuh dan mampu merawat diri sendiri. Asuhan keperawatan yang diperlukan adalah pencegahan primer yang mengutamakan peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit.

D. PermasalahanPenuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan jika seseorang mengharapkan umur panjang. Penuaan merupakan bagian dari siklus hidup manusia sebelum akhirnya meninggal dunia. Penuaan didefinisikan sebagai menurunnya fungsi tubuh manusia untuk melakukan perbaikan akibat kerusakan yang terjadi. Penuaan bukanlah merupakan suatu penyakit akan tetapi merupakan suatu kondisi fisiologis, penurunan kondisi tubuh tersebut sering menjadi penyebab rentannya lansia untuk terserang penyakit.Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia, dan diprediksi akan menjadi negara yang perpenduduk lansia terbesar ke empat di dunia setelah Cina, Amerika Serikat, dan India. Jika melihat pada kondisi tersebut sudah dipastikan bahwa masalah aktual yang akan dihadapi negara kita adalah masalah lanjut usia (lansia). Seperti halnya negara-negara maju sekarang ini telah mengalaminya. Hanya saja mereka lebih siap mengatasi masalah lansia karena asuransi sosial untuk kesehatan, hari tua, dan pensiun telah berkembang secara menyeluruh.Berbagai program telah diupayakan oleh Kementerian Sosial untuk menangani permasalahan lansia di Indonesia. Mulai dari pelayanan berbasis Panti Werdha bagi lansia terlantar, Program Day Care bagi lansia yang masih memiliki anggota keluarga dan rumah sendiri akan tetapi membutuhkan kesibukan dan aktifitas bersama dengan lansia lainnya disiang hari, Program Home Care untuk memberikan perawatan sosial bagi lansia di rumahnya sendiri, dan yang paling terakhir adalah dikembangkannya program Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU). Namun program diatas belum secara luas mengatasi permasalah lansia karena keterbatasan jangkauan dan besarnya jumlah lanjut usia ada dengan berbagai permasalahan yang kompleks.Panti werdha dalam bahasa inggris sering di identikkan dengan Social Residencial atau Elderly Hostels, Nursing Home, dan Hospice. ketiga istilah tersebut diatas jika diartikan dalam bahasa indonesia berarti Panti Werdha. Pada kenyataannya ketiga istilah diatas memiliki batasan yang berbeda. Panti Werdha yang dilaksanakan di Indonesia lebih identik dengan Social Residencial atau Elderly Hostels, yaitu pelayanan untuk mengatasi permasalahan sosial lansia dalam hal perumahan atau tempat tinggal dan makan. Pelayanan ditujukan kepada lansia terlantar baik karena kemiskinan maupun keterlantaran. Lansia yang tinggal di fasilitas ini bisa kebanyakan lansia dengan tingkat kemampuan fungsional (kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari) mandiri atau dalam istilah kita adalah lansia yang masih potensial.Sementara Nursing Home jika diartikan dalam bahasa Indonesia juga berarti Panti Werdha namun memiliki fokus yang berbeda. Nursing Home adalah fasilitas pelayanan yang ditujukan kepada lansia yang mengalami tingkat kemampuan fungsional partial care (membutuhkan bantuan sebagian dari orang lain untuk memenuhii kebutuhan sehari-hari) maupun total care (membutuhkan bantuan orang lain untuk semua kebutuhan sehari-hari) atau bedridden (kondisi fisik yang hanya mampu berbaring di tempat tidur). Kondisi ini jika dirawat di RS membutuhkan cost yang tinggi sedangkan jika dirawat dalam keluarga sendiri sangat memberatkan anggota keluarga maupun care giver lainnya.Hospice juga bisa diartikan sebagai Panti Werdha, akan tetapi lebih spesifik diperuntukkan bagi lansia yang membutuhkan Paliative Care (perawatan paliatif) akibat kondisi terminal ilnes (penyakit yang tidak dapat disembuhkan) atau kondisi menjelang kematian. Kondisi penyakit terminal dan menjelang kematian memerlukan perawatan khusus dan intensif. Prinsip penghargaan terhadap kualitas hidup perlu diberikan agar lansia dalam menghadapi kematian dalam kondisi terbebas dari nyeri/kesakitan atau dapat meninggal dengan damai dan bermartabat.Dewasa ini karakteristik lansia yang membutuhkan pelayanan maupun yang telah dirawat dalam Panti Werdha telah berubah. Kebutuhan pelayanan tidak hanya sekedar pada pemenuhan kebutuhan tempat tinggal (residencial) dan makan saja akan tetapi lebih dari itu kebutuhan fisik dan psikososial sangat perlu untuk diperhatikan. Penurunan kemampuan fisiologi tubuh lansia akibat degenerasi menyebabkan lansia rentan untuk terserang penyakit bahkan karena proses degenerasi yang terjadi mengantarkan lansia pada tahap kehidupan akhir yaitu menjelang kematian. Pada kedua kondisi diatas tidak cukup pelayanan hanya difokuskan pada residensialnya saja, akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana pelayanan perawatannya yang bersifat paliatif, jangka panjang, dan holistik.Persyaratan surat keterangan berbadan sehat untuk masuk kepanti penulis anggap tidak relevan lagi. Jika sehat didefinisikan sebagai kondisi sejahtera baik fisik, mental, sosial dan spiritual serta terhidar dari penyakit dan kelemahan, maka penulis katakan tidak ada lansia (apalagi yang sudah berusia sangat lanjut)yang bisa dikatakan sehat. Tentu kita tahu sangat sedikit lansia yang terbebas dari keluhan rematik. Proses degenarasi menyebabkan penurunan penglihatan, penurunan koordinasi, penurunan rentang gerak, penurunan kekuatan fisik, dll. Semua itu merupakan kelemahan, dengan kata lain kondisi tidak sehat.Persyaratan lainnya untuk diterima masuk ke Panti Werdha adalah miskin dan terlantar perlu direvisi. Seleksi calon klien yang didasarkan pada kriteria kemiskinan saja adalah sebuah hal yang diskriminatif. Karena proses penuaan tidak hanya terjadi pada orang miskin saja akan tetapi juga terjadi pada orang dengan berbagai tingkatan ekonomi. Mereka memiliki masalah yang relatif sama yaitu masalah fisik (penyakit, kecacatan, kelemahan), psikis (kesepian, terisolasi, kurang perhatian, depresi, harga diri rendah), sosial (terlantar, perlakuan salah, korban penipuan), bahkan masalah spiritual (distres spiritual, takut kematian, penolakan terhadap kehendak tuhan). Penuaan tidak hanya hanya menyangkut masalah kemiskinan, akan tetapi melibatkan banyak aspek.Kondisi terlantar pun tidak bisa didefinisikan parsial sebagai kemiskinan yang tidak mempunyai tempat tinggal dan sanak keluarga saja dalam artian keterlantaran sosial atau ekonomi. Lebih dari itu keterlantaranpun bisa terjadi secara psikis dan fisik. Tengok saja lansia di kota-kota maupun di beberapa daerah lainnya, walaupun bergelimang dengan harta, hidup dalam rumah mewah, atau memiliki banyak sanak keluarga, akan tetapi secara psikis ia merasa terlantar karena kurangnya perhatian yang diberikan oleh anggota keluarga lainnya akibat kesibukan masing-masing. Bahkan secara fisik banyak yang terlantar karena tidak ada sanak keluarga yang bisa fokus memberikan bantuan akibat ketidaktahuan dan ketidakmampuan atau mungkin karena tidak adanya waktu luang anggota keluarga untuk memberikan bantuan.Sering sekali Panti Werdha menolak (membatasi untuk masuk) lansia dengan kondisi tersebut diatas karena dianggap memiliki kelemahan fisik, tingkat ketergantungan yang tinggi, kecacatan, maupun penyakit yang sulit disembuhkan. Begitupun lansia terlantar secara psikis dan fisik pun sering mengalami penolakan karena dianggap masih memiliki sanak keluarga dan masih memiliki kemampuan ekonomi yang baik. Padahal sebenarnya lansia seperti inilah yang sangat membutuhkan panti werdha.Kalau kita mau cermati, tidak ada anggota keluarga yang mau memasukkan lansianya ke panti jika keluarga tersebut masih sanggup untuk memberikan pelayanan dan perawatan sendiri. juga tidak ada lasia yang mau masuk ke panti kalau kondisi fisiknya masih kuat atau masih ada anggota keluarga yang sanggup memberikan perawatan. Lansia dan keluarganya baru mau untuk masuk panti kalau kondisi lansia sudah sangat menurun dan anggota keluarga tidak ada yang mempu memberikan perawatan. Dalam kondisi seperti ini tidak peduli tingkat kemampuan ekonominya pasti yang dibutuhkannya adalah Panti Werdha, bahkan keluarga dengan tingkat ekomomi menengah keatas bersedia membayar berapapun besarnya biaya asalakan orang tuanya mendapat perawataan maksimal. Sehingga jika dipersyaratakan lansia sehat saja atau lansia yang miskin terlantar saja untuk masuk ke panti maka lansia dalam kondisi lemah, sakit, dan cacat tentulah ditolak oleh pihak panti. Lalu kalau mereka ditolak, Kemana mereka memperoleh pelayanan? siapa lagi yang mau dilayani? Apakah hanya lansia dengan kondisi fisiknya sehat dan bugar saja? Bagaimana kalau mereka sementara tinggal dipanti lalu jatuh sakit atau bahkan uzur dan sekarat, Mampukah dilayani dengan pelayanan residensial yang ada?Kondisi masyarakat telah berubah, tidak lagi berkutak pada masalah kemiskinan, akan tetapi masalah baru dari dampak tingginya kesejahteraan (spesifiknya masalah penuaan), maka paradigma pelayanan Panti Werdha pun harus berubah. Konsep pelayanan beberapa tahun yang lampau sudah perlu untuk diupgrade sesuai tuntutan jamannya. Pelayanan perlu dikombinasikan antara residensial, nursing home, dan hospis (valiatif care). Jika pelayanan seperti itu dikombinasikan maka tidak akan ada penolakan pasien terlantar (sosial dan psikis) karena kondisi fisiknya yang buruk. Tidak akan ada lagi lansia yang dikembalikan ke keluarganya karena tidak sanggup dilayani di Panti dengan alasan keterbatasan kemampuan fasilitas dan tenaga, bahkan tidak perlu lagi merujuk ke Rumah Sakti lansia yang mengalami penyakit terminal atau yang sekarat akibat penuaannya karena hal tersebut membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Pelayanan panti yang dikombinasi antara residensial, nursing home dan hospis menuntut ketersediaan fasilitas perawatan jangka panjang (long term care) di dalam Panti Werdha. fasilitas ini akan memberikan perawatan paripurna kepada lansia dengan tingkat ketergantungan total maupun sebagian dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari (activities of daily living).

E. Pemecahan MasalahFasilitas perawatan jangka panjang menuntut sebuah komitmen yang kuat dari penyedia layanan karena membutuhkan biaya, fasilitas, dan tim yang lengkap. Dalam penempatan klien perlu diidentifikasi berdasarkan tingkat kemampuan fungsional. Bagi lansia dengan tingkat kemampuan fungsional mandiri dan partial care dapat dilayani dengan sistem residensial, sendangkan bagi lansia dengan tingkat kemamuan fungsional total care dan sebagian partial care akibat proses degenerasi maupun karena penyakit terminal dilayani di fasilitas perawatan jangka panjang. Oleh karenanya perlu disipkan ruangan dan fasilitas khusus. Dalam fasilitas perawatan jangka panjang melibatkan beberapa disiplin ilmu meliputi, dokter, perawat, pekerja sosial, nutrisionis, psikolog, fisioterapis, dan rohaniawan yang bekerja secara tim berdasarkan peran dan fungsi masing-masing untuk memenuhuni kebutuhan lansia secara holistik.Fasilitas perawatan jangka panjang ini sangat perlu menjadi bagian pelayanan panti werdha. barbagai permasalahan lansia akan dapat teratasi terutama akibat kelemahan fisik akibat proses degenerasi atau penuaan, dan memberikan penghargaan yang tinggi terhadap lansia di akhir hayatnya.

BAB IVPENUTUPKesimpulanPada umunya setiap lansia sangat membututuhkan dan menginginkan perhatian dan kasih sayang dari piha-pihak yang berada disekitarnya.Lansia juga mempunyai hak dalam menentukan dimana ia ingin menghabiskan masa tuanya, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial masyarakat tanpa paksaan dari pihak manapun.Perawat mempunyai tanggung jawab yang besar dalam memberi motivasi kepada lansia dalam menjalani hari-hari tuanya dan ikut membantu dalam pemenuhan kebutuhan lansia.Perawat harus memberikan pelayanan yang terbaik bagi lansia, dan memiliki sifat yang sabar dan telaten dalam menghadapi lansia

DAFTAR PUSTAKA

1.Hasting, Diana.1995.Perawatan di Rumah.Jakarta: Arcan 2.Hastings, Diana.2005.Pedoman Keperawatan di Rumah.Jakarta: EGC3.Stanley, Mickey.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Jakarta:EGC 4.Watson, Roger.2003.Perawatan pada lansia.Jakarta:EGC 5.Nugroho, Wahyudi.2000.Keperawatan gerontik.Jakarta:EGC 6.L.Stockslager, Jaime.2007.Asuhan keperawatan geriatric.Jakarta:EGC 7.Noorkasani, S Tamher.2009.Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan askep.Jakarta:Salemba Medika 8.Maryam, R.Siti.2008.Mengenal usia lanjut dan perawatannya.Jakarta:Salemba Medika 9.Zang, Mara Sherly.2003.Manual Perawatan di rumah.Jakarta:EGC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA LANJUTOleh: Eko Prabowo

Ruang Lingkup Keperawatan GerontikKeperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan terhadap usia lanjut di berbagai tatanan dan membantu usia lanjut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Lingkup praktek keperawatan gerontik meliputi pemberian asuhan keperawatan, melaksanakan advokasi dan bekerja untuk meningkatkan kemampuan kemandirian usia lanjut, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat.

Lingkup pelayanan pada usia lanjut meliputi:1. Pelayanan kesehatan berbasis komunitasPelayanan pada usia lanjut di masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan usia lajut melalui kegiatan secara berkelompok/peer group dan meningkatkan kemandirian. Pelayanan kesehatan yang dilakukan meliputi upaya Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif melalui kegiatan Posbindu, home care dan asuhan keperawatan komunitas.1) Pelayanan Kesehatan Lansia Berbasis Institusi(1) Poliklinik Geriatrik (rawat jalan) bersifat subspesialistik.Pelayanan yang diberikan meliputi assesment, pengobatan sederhana dan konsultasi(2) Bangsal Geriatrik AkutPelayanan yang diberikan meliputi assesment, kuratif dan rehabilitatif terutama untuk usia lanjut penderita penyakit akut & sub akut : stroke, penyakit jantung, pneumonia, diabet.(3) Bangsal Geriatri Kronis / Rawat InapMerawat usia lanjut dengan penyakit kronis

(4) Panti Werda = Nursing homeLayanan diberikan pada usia lanjut yang mengalami ketergantungan fisik, memerlukan bantuan medis secara yang bersifat intermediate dan keterbatasan keluarga dalam merawat (5) Konsultasi Geriatri : Layanan Konsultatif pada klien geriatrik(6) Respite care/tempat peristirahatanDitujukan pada usia lanjut dengan gangguan fungsional yang ringan/ mengalami ketergantungan ringan dan tidak menghendaki tinggal di dalam keluarga(7) Perawatan harian/day careAdalah pelayanan yang diberikan oleh perawat profesional kepada usia lanjut di lingkungan masyarakat selama beberapa jam dalam setiap harinya, ditujukan pada usia lanjut yang mengalami gangguan atau kemunduran fisik dan kognitif yang membatasi kemandiriannya, tidak mengalami sakit yang parah, dimana keluarga memiliki keterbatasan sumberdaya dalam merawat

2. Kelompok Usia Lanjut Pembagian Usia Lanjut berdasarkan Kelompok umur :1) Usia pertengahan (Midle age) : usia 45 sampai 59 tahun2) Lanjut usia (Young Old) : antara 60 sampai 74 tahun3) Lanjut usia tua (Old) : antara 75 sampai 904) Usia sangat tua (Very Old) : diatas 90 tahun

3. Konsep Tentang Usia Lanjut : Pada Usia lanjut perkembangan lebih pada proses kematangan (maturasi) Jumlah Usia lanjut cenderung melonjak di masa-masa mendatang Usia Lanjut terjadi perubahan fisik dan psikososial Usia lanjut lebih berfokus pada dirinya sendiri Usia lanjut memiliki kemampuan memaksimalkan kemandiriannya, membangun hubungan sosial, dan memlihara kehidupan yg berkualitas Kebutuhan khusus usia lanjut : peningkatan kesehatan dan pncegahan penyakit

4. Jtngs Theory of Individualism : Perjalanan proses menua, perubahan kepribadian sering dimulai dari luar difokuskan dan diperhatikan kemandirian dirinya di masyarakat ke arah dalam diri, seperti individu mencari jawaban dari dalam diri. Menua dikatakan sukses ketika seseorang melihat ke dalam dan nilai dirinya lebih dari kehilangan atau pembatasan fisiknya. Individu dapat menerima prestasi dan keterbatasannya.Gambaran empat dimensi pada lansia terhadap proses menua Longaker (1997) : 1. Lansia melihat makna dalam hidupnya 2. Refleksi terhadap hubungan masa lalu dan berharap dapat memperbaikinya 3. Ingin memahami keluhan fisik dan emosional yang dialami dan dirasakan, saat mengalami suatu penderitaan dengan tujuan untuk memperoleh hikmah dari penderitaan yang dialaminya4. Refleksi terhadap kematian, merupakan persiapan terhadap kematian saat seseorang mulai memasuki usia lanjut

5. Tugas perkembangan lansia meliputi :1) Pengaturan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan2) Pengaturan dari kehilangan pekerjaan/ pensiun dan penurunan penghasilan3) Pengaturan kehilangan pasangan /meninggalnya suami/istri4) Mendirikan perkumpulan kelompok umur, adaptasi tugas masyarakat 5) Membuat perencanaan kehidupan fisik yang memuaskan 6. Kesalahan Tentang Konsep Lansia1. Tidak dapat hidup secara mandiri2. Usia kronologis seseorang mempengaruhi proses menua 3. Kemampuan intelektual di usia tua akan menurun 4. Lansia tidak dapat hidup produktif/ aktif5. Lansia Resisten terhadap perubahan6. Lansia berharap adanya keamanan sosial7. Karakteristik Kesehatan Usia Lanjut1. Proses menua adalah normal dan alamiah, fisiologis dan tidak dapat kembali seperti semula2. Kebutuhan dasar : physiology, safety, love, self-esteem, self-actualization3. optimalisasi kemampuannya lebih penting dari pada masalah kesehatan yang dihadapinya 4. Kemampuan fungsional : kemampuan beradaptasi, mengatasi stres, melakukan aktifitas

8. Kebutuhan aktualisasi diri pada usia lanjut1. Merupakan kebutuhan dasar yang paling tinggi dari hirarki Maslow, dimana kebutuhan ini akan terpenuhi jika kebutuhan dasar di bawahnya sudah terpenuhi dengan baik2. Kebutuhan aktualisasi diri pada lansia menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai potensi mereka secara optimal3. Lansia yang telah teraktualisasi dirinya, adalah orang yang telah mampu menyelesaikan tugas-tugas sebelumnya dengan baik, memiliki kepuasan atas prestasinya, mampu menghadapi masalah secara realistis, walapun juga mengalami kegagalan/kekurangan sebelumnya4. Aktualisasi diripada lansia terjadi pada saat terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan tekanan, serta adanya kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan tubuh dan lingkungannya 9. Health Needs1. Nutrisi: dalam rangka mempertahankan berat badan yang optimal/seimbang (rendah lemak, cukup kalori, tinggi protein), hindari penggunaan obat laxative, cukup minum dan makanan tinggi serat2. Jaga kesehatan gigi 3. Latihan fisik/ olah raga, diawali dg pemanasan4. Jaminan keuangan5. Kebutuhan psikososial : kemampuan koping, peningkatan kemandirian, interaksi sosial.6. Kebutuhan keamanan/keselamatan :menghindari cedera/jatuh, keamanan pengobatan7. Kebutuhan Spiritual : mempersiapkan diri akan kematian8. Screening/ pemeriksaan kesehatan untuk deteksi dini penyakit dan penyembuhan10. Health Problems1. Alzheimer 2. Arthritis 3. Cancer4. Depression 5. Diabetic6. Cardiovascular 7. Osteoporosis11. Health Service Criteria1. Komprehensif: adanya dukungan finansial yg adekuat, perawatan sehari-hari, pelayanan kesehatan yg memadai, pendidikan kesehatan, perawatan keluarga, kebutuhan rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan transportasi 2. Adanya kerjasama/ terkoordinasi lintas program/sektoral3. Mudah dijangkau4. Memperhatikan kualitas pelayananAsuhan Keperawatan Usia LanjutAsuhan Keperawatan Usia Lanjut adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang:- Ditujukan kepada usia lanjut, - Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual, - Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan, - Membuat perencanaan, - Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.

Tujuan Asuhan Keperawatan Usia LanjutUsia lanjut agar mampu : Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta meningkatkan kemampuannya dalam melakukan tindakan pencegahan dan perawatan Mempertahankan serta memiliki semangat hidup yang tinggi

Proses Keperawatan Usia LanjutI. PENGKAJIANAdalah sebuah proses untuk mengenal dan mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif dan negatif) pada usia lanjut, baik secara individu maupun kelompok, yang bermanfaat untuk mengetahui masalah dan kebutuhan usia lanjut, serta untuk mengembangkan strategi promosi kesehatan Aspek yang dikaji :A. Pengkajian Individu Usia Lanjut

I. IDENTITAS

Nama :

Alamat :

Nama Wisma :

Jenis kelamin :(1) Laki-laki (2) Perempuan

Umur : th

Kategori :(1) Middle (2) Elderly (3) Old (4) Very old

Status :(1) Menikah (2) Tidak menikah (3) Janda (4) Duda

Agama :(1) Islam (2) Protentas (3) Hindu (4) Katolik (5) Budha

Suku :(1) Jawa (2) Madura (3) Lain-lain, sebutkan .

Tingkat pendidikan ;(1) Tidak tamat SD (2) Tamat SD (3) SMP (4) SMU (5) PT (6) Buta huruf

Lama tinggal di panti :(1) < 1 tahun (2) 1 3 tahun (3) > 3 tahun

Sumber pendapatan :Ada, jelaskan .Tidak, jelaskan ..

Keluarga yang dapat dihubungi :Ada, .Tidak ..

Riwayat Pekerjaan :

II. RIWAYAT KESEHATAN

Keluhan yang dirasakan saat ini :(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (6) Gatal (7) Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10) Penglihatan kabur(11) Lain-lain ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (6) Gatal (7) Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10) Penglihatan kabur

Penyakit saat ini :(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik (3) Diare(4) Penyakit kulit (5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi(11) lain-lain :..................................................................................................................................

Kejadian penyakit 3 bulan terakhir :(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik (3) Diare(4) Penyakit kulit (5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi(9) Lain-lain :....................................................................................................................................

III. STATUS FISIOLOGIS

Postur tulang belakang lansia :(1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis (4) Skoliosis (5) Lordosis

Tanda-tanda vital dan status gizi :(1) Suhu :(2) Tekanan darah :(3) Nadi :(4) Respirasi :(5) Berat badan :(6) Tinggi badan :(IMT) :

PENGKAJIAN HEAD TO TOE

1.Kepala :Kebershhan : kotor/bersihKerontokan rambut : ya/tidakKeluhan : ya/tidakJika ya, jelaskan : ..

2. MataKonjungtiva : anemis/tidakSklera : ikterik/tidakStrabismus : ya/tidakPenglihatan : Kabur/tidakPeradangan : Ya/tidakRiwayat katarak&nbrp; : ya/tidakKeluhan : ya/tidakJika ya, Jelaskan : Penggunaan kacamata : ya/tidak

3. HidungBentuk : simetris/tidakPeradangan : ya/tidakPenciuman : terganggu/tidakJika ya, jelaskan : .

4. Mulut dan tenggorokan Kebersihan : baik/tidakMukosa : kering/lembabPeradangan/stomatitis : ya/tidakGigi geligi : karies/tidak, ompong/tidakRadang gusi : ya/tidakKesulitan mengunyah : ya/tidakKesulitan menelan : ya/tidak

5. TelingaKebersihan : bersih/tidakPeradangan : ya/tidakPendengaran : terganggu/tidakJika terganggu, jelaskan : ..Keluhan lain : ya/tidakJika ya, jelaskan : ..

6. LeherPembesaran kelenjar thyroid : ya/tidakJVD : ya/tidakKaku kuduk : ya/tidak

7. DadaBentuk dada : normal chest/barrel chest/pigeon chest/lainnyaRetraksi : ya/tidakWheezing : ya/tidakRonchi : ya/tidakSuara jantung tambahan : ada/tidakIctus cordis : ICS

8. AbdomenBentuk : distend/flat/lainnyaNyeri tekan : ya/tidakKembung : ya/tidakSupel : ya/tidakBising usus : ada/tidak, frekwensi : kali/menitMassa : ya/tidak, regio

9. GenetaliaKebersihan : baik/tidakHaemoroid : ya/tidakHernia : ya/tidak

10. EkstremitasKekuatan otot : (skala 1 5 )Kekuatan otot : lumpuh: ada kontraksi: Melawan grafitasi dengan sokongan: Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan: Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit: Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh

Rentang gerak : maksimal/terbatasDeformitas : ya/tidak, jelaskan Tremor : ya/tidakEdema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidakPenggunaan alat bantu : ya/tidak, jenis :

RefleksKananKiri

Biceps

Triceps

Knee

achiles

Keterangan :Refleks + : normalRefleks - : menurun/meningkat

11. IntegumenKebersihan&nbs; : baik/tidakWarna : pucat/tidakKelembaban : Kering/lembabGangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan .

12. Test Koordinasi / Keseimbangan :No.Aspek penilaianKeteranganNilai

1Berdiri dengan postur normal

2Berdiri dengan postur normal (mata tertutup)

3Berdiri dengan saru kakiKanan :Kiri :

4Berdiri, fleksi trunk, dan berdiri ke posisi netral

5Berdiri, lateral dan fleksi trunk

6Berjalan, tempatkan salah satu tumit didepan jari kaki yang lain

7Berjalan sepanjang garis lurus

8Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai

9Berjalan mundur

10Berjalan mengikuti lingkaran

11Berjalan dengan tumit

12Berjalan dengan ujung kaki

JUMLAH

Intepretasi :

Kriteria penilaian :4 : Melakukan aktifitas dengan lengkap3 : Sedikit Bantuan (Untuk keseimbangan)2 : Dengan bantuan sedang sampai maksimal1 : Tidak mampu melakukan aktifitasKeterangan :42 54 : Melakukan aktifitas dengan lengkap28 41 : Sedikit Bantuan (Untuk keseimbangan)14 27 : Dengan bantuan sedang sampai maksimal< 14 : Tidak mampu melakukan aktifitas

IV. PENGKAJIAN PSIKOSOIAL

Hubungan dengan orang lain dalam wisma :Tidak dikenalSebatas kenalMampu berinteraksiMampu kejasama

Hubungan dengan orang lain diluar wisma didalam pantiTidak dikenalSebatas kenalMampu berinteraksiMampu kejasama

Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam pantiSelaluSeringJarangTidak pernah

Stabilitas emosiLabilStabilIritabelDatarJelaskan : ..

Motivasi penghuni pantiKemampuan sendiriTerpaksa

Frekwensi kunjungan keluarga1 kali/bulan2 kali/bulanTidak pernah

1. Pengkajian Masalah emosionalPertanyaan tahap 1Apakah klien mengalami susah tidurAda masalah atau banyak pikiranApakah klien murung atau menangis sendiriApakah klien sering was-was atau kuatir Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1 atau lebih

Pertanyaan tahap 2Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulanAda masalah atau banyak pikiranAda gangguan atau masalah dengan orang lainMenggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokterCenderung mengurung diri

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka masalah emosional ada atau ada gangguan emosional

Gangguan emosionalKesimpulan :

2. Tingkat kerusakan intelektualDengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status quesioner).

Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :

Benar SalahNomorPertanyaan

1Tanggal berapa hari ini ?

2Hari apa sekarang ?

3Apa nama tempat ini ?

4Dimana alamat anda ?

5Berapa umur anda ?

6Kapan anda lahir ?

7Siapa presiden Indonesia ?

8Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?

9Siapa nama ibu anda ?

10Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara menurun

JUMLAH

Interpretasi : Salah 0 3 : Fungsi intelektual utuhSalah 4 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringanSalah 6 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedangSalah 9 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Kesimpulan :

3. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF

Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)NoAspek KognitifNilai maksimalNilai KlienKriteria

1Orientasi5Menyebutkan dengan benar :Tahun :Musim :Tanggal :Hari :Bulan :

2Orientasi5Dimana sekarang kita berada ?NegaraPropinsiKabupaten/kotaPanti Wisma

3Registrasi3Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas), kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :kursimejakertas

4Perhatian dan kalkulasi5Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.Jawaban :9386797265

5Mengingat3Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)

6Bahasa9Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjukan benda tersebut).1.2

Minta klien untuk mengulangi kata berkut : tidak ada, dan, jika, atau tetapi )Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3 langkah.Ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan taruh dilanti.1.2.3.Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.tutup mata anda

Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan menyalin gambar.

Total nilai30

Interpretasi hasil :24 30 : tidak ada gangguan kognitif18 23 : gangguan kognitif sedang0 - 17 : gangguan kognitif beratKesimpulan :..

V. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATANKebiasaan merokok> 3 batang sehari< 3 batang sehariTidak merokokKebiasaan minum alkohol : (1) Tidak pernah (2) SeringMinum Kopi : (1) Thdak (2) Ya : (1) 1 gelas/hari (2) 2 gelas/ hari (3) lebih 3 gelas/hari

PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN USIA LANJUTApakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat :Sudah tahu dan jelasSudah tahu tapi kurang jelasBelum tahuApakah anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita :Sudah tahu dan jelasSudah tahu tapi kurang jelasBelum tahuApakah anda sudah mengerti tentang pencegahan penyakit-penyakit pada usia lanjut :Sudah tahu dan jelasSudah tahu tapi kurang jelasBelum tahuApakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik untuk usia lanjut :Sudah tahu dan jelas (3) tidak tahuSudah tahu tapi kurang jelas

POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI :

Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi Frekwensi makan1 kali sehari2 kali sehari3 kali sehariTidak teratur

Jumlah makanan yang dihabiskan1 porsi dihabis porsi yang dihabiskan< porsi yang dihabiskanLain-lain

Makanan tambahanDihabiskanTidak dihabiskanKadang-kadang dihabiskan

Pola pemenuhan cairan

Frekwensi minum< 3 gelas sehari> 3 gelang sehari

Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :Takut kencing malang hariTidak hausPersediaan air minum terbatasKebiasaan minum sedikit

Jenis Minuman(1) Air putih (2) Teh (3) Kopi (4) susu (5) lainnya, ..

Pola kebiasaan tidurJumlah waktu tidur(1) < 4 jam (2) 4 6 jam (3) > 6 jam

Gangguan tidur berupa(1) Insomnia (2) sering terbangun (3) Sulit mengawali (4) tidak ada gangguan

Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur(1) santai (2) diam saja (3) ketrampilan (4) Kegiatan keagamaan

Pola eliminasi BABFrekwensi BAB1 kali sehari2 kali sehariLainnya, .

Konsisitensi(1) Encer (2) Keras (3) Lembek

Gangguan BABInkontinensia alviKonstipasiDiareTidak ada

Pola BAKFrekwensi BAK(1) 1 3 kali sehari(2) 4 6 kali sehari(3) > 6 kali sehari

Warna urineKuning jernihPutih jernihKuning keruh

Gangguan BAKInkontinensia urineRetensi urineLainnya,

Pola aktifitasKegiatan produktif lansia yang sering dilakukanMembantu kegiatan dapurBerkebunPekerjaan rumah tanggaKetrampilan tangan

Pola Pemenuhan Kebersihan DiriMandi1 kali sehari2 kali sehari3 kali sehari< 1 kali sehari

Memakai sabun(1) ya (3) tidak

Sikat gigi1 kali sehari2 kali sehariTidak pernah, alasan

Menggunakan pasta gigi(1) ya (2) tidak

Kebiasaan berganti pakaian bersih1 kali sehari> 1 kali sehariTidak ganti

Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

NOKRITERIADENGAN BANTUANMANDIRISkor yg didapatKETERANGAN

1Makan510FrekuensiJumlahJenis

2Minum510FrekuensiJumlahJenis

3Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya5-1015

4Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)05Frekuensi

5Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)510

6Mandi

515Frekuensi

7Jalan di permukaan datar05

8Naik turun tangga5

10

9Mengenakan pakaian5

10

10Kontrol bowel (BAB)510Frekuensi :Konsistensi :

11Kontrol Bladder (BAK)510Frekuensi :Warna :

12Olah raga/latihan510Jenis :Frekuensi :

13Rekreasi/pemanfaatan waktu luang510Jenis :Frekuensi :

Jumlah :

Interpretasi :: Ketergantungan total65 125 : Ketergantungan sebagian130 : MandiriKesimpulan :

VI. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

PEMUKIMANLuas bangunan :

Bentuk bangunan :(1) Rumah (2) Petak (3) asrama (4) paviliun

Jenis bangunan :(1) Permanen (2) Semi permanen (3) non permanen

Atap rumah(1) Genting (2) seng (3) ijuk (4) kayu (5) asbesDinding(1) Tembok (2) Kayu (3) bambu (4) lainya,

Lantai(1) semen (2) tegel (3) keramik (4) tanah (5) lainnya, .

Kebersihan lantai(1) baik (2) kurang

Ventilasi(1) < 15 % luas lantai (2) 15 % luas lantai

Pencahayaan(1) Baik (2) kurang Jelaskan,

Pengaturan penataan perabot(1) baik (2) kurang

Kelengkapan alat rumah tangga(1) lengkap (2) tidak lengkap Jelaskan,

SANITASI

Penyediaan air bersih (MCK) :(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata air (4) sungai (5) lainnya, .

Penyediaan air minum(1) air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) air biasa tanpa rebus

Pengelolaan jamban(1) bersama (2) kelompok (3) pribadi (4) lainnya,

Jenis jamban :(1) Leher angsa (2) cemplung terbuka (3) Cemplung tertutup (4) Lainnya

Jarak dengan sumber air(1) < 10 meter (2) > 10 meter

Sarana pembuangan air limbah (SPAL) :(1) Lancar (2) Tidak lancar

Petugas sampah(1) ditimbun (2) dibakar (3) daur ulang (4) dibuang sembarang tempat (5) dikelola dinas

Polusi udara(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) industri (4) Lainnya, ..

Pengelolaan binatang pengerat(1) tidak (2) ya, (*) dengan racun (*) dengan alat (*) lainnya, .

FASILITAS

Peternakan(1) ada (2) tidak Jenis,

Perikanan(1) ada (2) tidak Jenis, ..

Sarana olah raga(1) ada (2) Jenis,

Taman( 1) ada (2) tidak Luasnya, .

Ruang pertemuan(1) ada (2) tidak Luasnya,

Sarana hiburan(1) ada (2) tidak Jenis, .

Sarana ibadah(1) ada (2) tidak Jenis, .

KEAMANAN DAN TRANSPORTASIKeamanan

Sistem keamanan lingkunganPenanggulangan kebakaran (1) ada (2) tidakPenanggulangan bencana (1) ada (2) tidak

TransportasiKondisi jalan masuk panti(1) rata (2) tidak rata (3) licin (4) tidak licin

Jenis transportasi yang dimiliki(1) Mobil (2) sepeda motor (3) lainnya, Jumlah : .

KomunikasiSarana komunikasi(1) ada (2) tidak ada

Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti :(1) Telepon (2) kotak surat (3) fax (4) lainnya, ..

Cara penyebaran informasi :(1) Langsung (2) tidak langsung (3) Lainnya, ..

-----------------------Tgl---------------------- Perawat

------------------------------------------------B. Pengkajian Kelompok Usia LanjutA. DATA UMUM : 1. Identitas Posyandu Lansia/Karang wredha /Panti Werda:a. N a m a :b. Alamat : B. DATA INTIa. Sejarah berdirinya Posyandu lansia/Karang werda/Panti Werdab. Data Demografi (Distribusi lansia ) -Jumlah anggota : orang- Distribusi lansia menurut : Jenis kelamin, umur, status perkawinan, pekerjaan, agama, pendidikan terakhir, tinggal di rumah : sendiri, bersama anak/cucu, dll. ). Buat tabel distribusi frekwensi. c. Vital Statistik Data status kesehatan Kelompok Usia Lanjut:o Masalah kesehatan saat ini : ( angka prevalensi dan insiden penyakit )o Kegiatan hidup sehari - hari : ( makan/minum, istirahat tidur, eleminasi, o kebersihan diri, kemandirian dalam ADL )o Perilaku terhadap kesehatan : merokok, minum kopi, alcohol, gula, garam, ,lemak d. Nilai dan kepercayaan terhadap kesehatan : tentang Posyandu lansia, pencegahan penyakit, gizi lansia ( Wawancara terhadap beberapa orang lansia, hasilnya dinarasikan) C. DATA SUB SISTEM 1. Lingkungan fisika) Sarana Perumahan : ( Konstruksi, luas, lantai, penerangan, pencahayaan, ventilasi, kebersihan, jumlah dan jenis ruangan )b) Pekarangan : ( Luas, keadaan , pemanfaatan )c) Sarana Sumber air bersih d) Sarana Pembuangan sampahe) Sarana Pembuangan kotoran manusiaf) Sarana Mandig) Sarana SPAL2. Pelayanan Kesehatan dan sosiala. Jumlah kader : orangb. Pengalamam mengikuti pelatihan kader : - Pernah : orang - Belum : orang c. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan :o Posyandu lansia : (hari, tanggal, tempat) :o Kegiatan Kelompok :( Senam, pengajian, arisan, rekreasi, dll)3. PendidikanStatus pendidikan anggota kelompok4. Transportasi, Keamanan dan keselamatana. Sarana jalan dan transportasi di lingkungan kelompok lansiab. Keamanan lingkungan : security, pencegahan kebakaran, kualitas air dan udarac. Keselamatan : pola penggunaan alat bantu jalan, lingkungan yang berisiko terjadinya kecelakaan pada lansia5. Politik dan pemerintahan- Struktur Organisasi Posyandu Lansia/ Karang Werda/Panti werda- Keikutsertaan kelompok lansia dalam program-program kesehatan 6. Komunikasi - Sarana komunikasi yang digunakan - Pola komunikasi antar anggota kelompok - Penyebaran informasi kegiatan kelompok - Komunikasi kelompok dengan Puskesmas, RW, Kelurahan 7. Ekonomi a. Sumber pendaan Posyandu lansia/ karang werda/Panti werda b. Status pekerjaan anggota kelompok lansia c. Tingkat pendapatan anggota kelompok d. Sarana ekonomi yang tersedia di masyarakat (Pasar, toko, warung) 8. Rekreasi a. Sarana rekreasi yang tersedia di masyarakat b. Kebiasaan rekreasi/ pola pemanfaatan waktu luang

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA USIA LANJUTA. Diagnosis Keperawatan IndividuDiagnosis keperawatan pada individu, adalah mengacu pada Daftar Diagnosis Keperawatan NANDA, Berdasarkan 11 Pola kesehatan fungsional menurut Gordon,1991:1. Pengelolaan kesehatan dan persepsi kesehatan2. Nutrisi dan metabolik3. Eliminasi4. Aktifitas dan latihan5. Persepsi-Kognitif6. Tidur dan istirahat7. Konsep diri8. Hubungan-peran9. Seksualitas dan reproduksi10. Toleransi dan koping11. Kepercayaan-nilaiB. Diagnosis Keperawatan KeluargaDiagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga.1. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah Lingkungan - Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan) - Resiko terhadap cidera - Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit )2. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah Struktur Komunikasi- Komunikasi Keluarga Disfungsional 3. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah Fungsi Afektif, Sosial, Struktur Peran- Perubahan proses keluarga - Perilaku mencari bantuan kesehatan - Konflik peran orang tua - Perubahan menjadi orang tua- Potensial peningkatan menjadi orang tua - Perubahan pertumbuhan dan perkembangan - Perubahan pemeliharaan kesehatan - Kurang pengetahuan - Isolasi sosial - Kerusakan interaksi sosial - Resiko terhadap tindakan kekerasan - Ketidakpatuhan - Gangguan identitas pribadi 4. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah Fungsi Perawatan Kesehatan- Perubahan pemeliharaan kesehatan - Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan- Perilaku mencari pertolongan kesehatan - Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga - Resiko terhadap penularan penyakit 5. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah Koping- Potensial peningkatan koping keluarga - Koping keluarga tidak efektif, menurun - Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan - Resiko terhadap tindakan kekerasan Faktor-faktor yang berhubungan/Etiologi :1. Patofisiologis (biologi atau psikologis)2. Tindakan yang berhubungan 3. Situasional (lingkungan, personal) 4. Maturasional C. Diagnosa Keperawatan Kelompok Usia Lanjut

DOMAIN LINGKUNGAN1. Pendapatan 2. Sanitasi3. Pemukiman4. Keamanan pemukiman/ tempat kerjaDOMAIN PSIKOSOSIAL5. Komunikasi dengan sumber masyarakat6. Kontak sosial7. Perubahan peranan8. Hubungan antar manusia9. Kegelisahan agama 10. Kesedihan 11. Stabilitas emosi 12. Seksualitas 13. Pemeliharaan orangtua14. Penelantaran anak, lansia15. Perilaku kekerasan pada anak, dewasa, lansia 16. Pertumbuhan dan perkembanganDOMAIN FISIOLOGIS17. Pendengaran18. Penglihatan19. Berbicara dan bahasa 20. Geligi21. Pengamatan22. Nyeri23. Kesadaran24. Integumen/kulit 25. Fungsi neuro-muskuloskeletal26. Respirasi27. Sirkulasi28. Hidrasi29. Fungsi digestive 30. Fingsi Genitourinaria31. Ante partum/ pospartumDOMAIN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN 32. Nutrisi 33. Pola istirahat dan tidur 34. Aktifitas fisik 35. Kebersihan perorangan 36. Penyalah gunaan obat 37. Keluarga berencana 38. Agen pelayanan kesehatan 39. Peraturan penulisan resep 40. Tekhnis prosedur/ketrampilan

III. PERENCANAAN KEPERAWATAN PADA USIA LANJUT Rencana Keperawatan disusun dalam upaya membantu klien memperoleh dan mempertahankan kesehatan pada tingkatan yang optimal, kesejahteraan dan kualitas hidup, serta untuk mempersiapkan diri terhadap datangnya kematian secara damai. Kolaborasi dengan profesi kesehatan yang terkait Dokumentasikan dengan benar dan akurat Perlu dirumuskan prioritas masalah, tujuan keperawatan,dan pendekatan yang digunakan1. Merumuskan Tujuan Berorientasi pada klien Berorientasi pada masalah dan faktor-faktor penyebabnya Jangka waktu pencapaian (jangka panjang-jangka pendek )2. Merumuskan kriteria hasil Menuliskan ukuran/standar pencapaian hasil yang diharapkan sesuai tujuan3. Menyusun tindakan/ Intervensi Pendekatan 3 tingkat pencegahan Ker