lap granulasi basah
TRANSCRIPT
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
LAPORAN PRAKTIKUM GRANULASI BASAH
SEMESTER 5 – 2011 / 2012
Kelompok : 3 Hari : Senin
Ketua kelompok :
Asisten :
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tugas : Tablet Parasetamol – Granulasi Basah
Variasi : Penghancur dalam - Amprotab
I. Preformulasi
1. Parasetamol/Acetaminophen
Bobot molekul : 151,16
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan :
Sangat sedikit larut dalam air dingin,
Lebih mudah larut dalam air panas.
Larut dalam metanol, etanol, dimetilformamid, etilen diklorid, aseton, etil
asetat, sedikit larut dalam eter.
Praktis tidak larut dalam petroleum eter, pentana, benzen.
Titik leleh : 169–170,5° C.
pH : 5,3.
pKa : 9,5 (25°C).
Penggunaan terapi : Analgesik, antipiretik.
Absorpsi oral : Hampir sempurna; kemungkinan berkurang jika asetaminofen
dimakan setelah makan dengan karbohidrat tinggi.
Biotransformasi : Sekitar 90 – 95 % dimetabolisme di dalam hati terutama
dengan cara konjugasi dengan asam glukuronat, asam sulfida dan sistein.
Waktu paruh : 1–4 jam
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
Eliminasi : Melalui ginjal sebagai metabolit, 3% dari dosis kemungkinan
diekskresi dalam bentuk utuh.
Dosis :
Untuk anak–anak = 1,5 gram/m² luas permukaan tubuh per hari untuk dosis
terbagi.
Untuk dewasa = 325–500 mg setiap 3 jam, 325–650 mg setiap 4 jam atau
650 mg–1 g setiap 6 jam.
Mekanisme kerja :
Analgesik yaitu menginhibisi sintesis prostsglandin di sistem saraf pusat.
Antipiretik yaitu bekerja sentral di pusat pengatur panas hipotalamus untuk
memproduksi vasodilator perifer dengan meningkatkan aliran darah di kulit,
melalui keringat dan penghilangan panas.
Efek samping : Agranulositosis, anemia, dermatitis, alergi, hepatitis, kolik
ginjal, gagal ginjal, trombositopenia.
Penyimpanan : Di bawah 40°C (15°C dan 30°C), disimpan di tempat yang
tertutup rapat.
Stabilitas : Relatif stabil terhadap oksidasi, dengan kelembaban diatas 90 %
menjadi higroskopis.
2. Amylum
(C6H10O5)n , dengan n = 300-1000
Pemerian : tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-granul
kecil berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda
untuk setiap varietas tanaman.
Kegunaan : glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul;
pengikat tablet.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37˚C.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal: sebagai bahan tambahan
untuk sediaan oral padat denan kegunaannya sebagai pengikat, pengisi,
dan penghancur. Pada formulasi tablet, pasta amilum segar dengan
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
konsentrasi 50-25% b/b digunakan pada granulasi tablet sebagai pengikat.
Sebagai penghancur, digunakan amilum dengan konsentrasi 3-15% b/b.
pH : 5,5 – 6,5
Densitas : 1,478 g/cm30
Suhu gelatinasi : 73º C untuk pati jagung.
Aliran : 10,8-11,7 g/det
Kelembaban : 11% untuk pati jagung.
Distribusi ukuran partikel : 2-32 μm untuk pati jagung.
Suhu pengembangan: 65˚ untuk pati jagung.
Stabilitas : Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari kelembaban
yang tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet dibawah
kondisi normal pati biasanya inert. Larutan pati panas atau pasta secara
fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi mikroorganisme sehingga
menghasilkan turunan pati dan modifikasinya yang berbentuk unik,
Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.483-487
3. Lactose
C12H22O11 (anhidrat) BM = 342,30
C12H22O11.H2O (monohidrat) BM = 360,31
Pemerian : serbuk atau hablur berwarna putih, tidak berbau, berasa agak manis :
α-lactose hampir 15% semanis sukrosa, sedangkan β-lactose lebih manis
daripada bentuk α-nya.
Kegunaan : pengisi tablet dan kapsul.
Kelarutan :
Pada suhu 25˚C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter.
Larut dalam 4,63 bagian air (40˚C)
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : sebagai pengisi pada
tablet dan kapsul.
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
Higroskopisitas : laktosa monohidrat stabil dalam air dan tidak terpengaruh oleh
kelembaban pada suhu kamar. Tetapi bentuk amorf, tergantung pada
pengeringannya, dapat dipengaruhi oleh kelembaban dan bisa mengalami
konversi menjadi monohidrat.
Titik leleh : 201-202˚C untuk α-lactose monohidrat
223˚C untuk α-lactose anhidrat
252,2˚C untuk β-lactose anhidrat
Densitas : 1,540 untuk α-lactose monohidrat
1,589 untuk β-lactose anhidrat
Kelembaban : laktosa anhidrat secara normal mengandung air 1% b/b. Laktosa
monohidrat mengandung air hampir 5% b/b.
Stabilitas : pada penyimpanan, laktosa dapat berubah warna menjadi coklat.
Inkompatibilitas : reaksi kondensasi antara laktosa dengan gugus amin primer
dapat menghasilkan produk berwarna coklat. Reaksi ini terjadi lebih cepat
dengan bentuk amorf dibandingkan laktosa kristal.
Penyimpanan : disimpan pada wadah sejuk dan kering, tertutup.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.252-257.
4. Octadecanoic acid Mg salt (Magnesium stearat)
C36H70MgO4 BM = 591,27
Pemerian : hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa.
Kegunaan : lubrikan untuk tablet dan kapsul.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan untuk
kosmetik, makanan, dan formulasi obat. Biasanya digunakan sebagai
lubrikan pada pembuatan kapsul dan tablet dengan jumlah antara 0,25 –
5,0 %.
Kelarutan :
praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.
Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat.
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
Densitas : 1,03 – 1,08 g/cm3.
Sifat aliran : sulit mengalir, bubuk kohesif.
Polimorfisme : trihidrat, bentuk asikular dan dihidrat, bentuk lamellar
Titik leleh : 88,5˚ C.
Stabilitas : stabil.
Inkompatibilitas : dengan asam kuat,alkali, dan garam besi.
Penyimpanan : disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.280-282
5. Talc
Pemerian : serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau.
Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh.
Kegunaan : anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet dan
kapsul.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan pada sediaan
oral padat sebagai lubrikan dan pengisi. Pemakaian :
Glidan dan lubrikan tablet : 1-10%
Pengisi tablet dan kapsul : 5-30%
Kelarutan : praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, larutan organik, dan
air.
pH : 6,5 – 10 untuk larutan dispersi 20% b/v
Kekerasan : 1 - 1,5
Higroskopisitas : talc tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25˚C dan
kelembaban relatif naik hingga 90%.
Distribusi ukuran partikel : bervariasi
Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59
Gravitasi spesifik : 2,7 - 2,8
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
Stabilitas : stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada 160˚C selama tidak
lebih dari 1 jam.
Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.
6. Povidon (PVP)
1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.
(C6H9NO)n BM = 2500 – 3 juta.
Pemerian : serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau hampir
tidak berbau, higroskopik.
Kegunaan : pensuspensi, pengikat tablet.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : biasa digunakan pada
sediaan padat. Larutan povidon dapat digunakan sebagai coating agent.
Pemakaian :
Pembawa obat : 10 – 25 %
Pendispersi : sampai 5%
Suspending agent : sampai 5%
Pengikat, pengisi, atau penyalut tablet : 0,5 – 5%
pH : 3,0 – 7,0 untuk larutan 5% b/v
Densitas : 1,17-1,18 g/cm3
Higroskopisitas : sangat higroskopis, sejumlah lembab yang nyata terabsobsi pada
kelembaban relatif yang rendah.
Titik leleh : melembut pada 150˚C.
Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59
Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol, dan air. Praktis
tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.
Stabilitas : Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar 110 -
130˚C.
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup, sejuk, dan kering.
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.
6. Aethanolum
Etil Alkohol
C2H6O
BM 46.07
Pemerian: Mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan
rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 78o C. Mudah terbakar.
Kelarutan : bercampur dengan kloroform, eter, gliserin, dan air
Titik didih : 78,15 0C
II. Formula dan Kesimpulan Metode
a. Formula yang akan dibuat :
R/ Parasetamol 500 mg
Amprotab 10 %
PVP 3 %
etanol qs
Laktosa qs
Mg-stearat 1 %
Talk 2 %
Amilum kering 5 %
b. Metoda / teknik pembuatan :
metoda Granulasi Basah
c. Alasan pemilihan metode :
- Parasetamol mempunyai titik leleh yang tinggi, relatif stabil terhadap
pemanasan serta tidak terhidrolisis oleh air
- dengan menggunakan Granulasi Basah diharapkan agar aliran Parasetamol
dapat meningkat dan homogenitas Parasetamol dalam granul lebih terjamin
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
III. Perhitungan
Formula yang akan dibuat :
Tiap tablet parasetamol mengandung Parasetamol 500 mg.
Bobot tablet yang akan dibuat : 700 mg.
Jumlah tablet parasetamol yang akan dibuat : 300 tablet.
Untuk tiap tablet :
Fasa dalam : Parasetamol : 500 mg
(92%) Amprotab : 0,1 x 700 mg : 70 mg
PVP : 0,03 x 700mg : 21 mg
Laktosa : (644-500-70-21)mg : 53 mg
etanol qs
F.D : 0,92 x 700 mg
: 644 mg
Fasa luar : Mg-stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
Untuk 300 tablet
Bobot granul teoritis :
Fasa dalam : Parasetamol : 500 mg x 300 : 150 g
(92%) Amprotab : 70 mg x 300 : 21 g
PVP : 21 mg x 300 : 6,3 g
Laktosa : 53 mg x 300 : 15,9 g
: 193,2 g
Ternyata dalam praktikum diperoleh berat granul 173,07 gram dengan kadar air
? 2 %
Maka jumlah tablet yang dihasilkan secara keseluruhan adalah:
zat aktif dalam granul = gram
jumlah tablet = tablet
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
maka Fase Luar (FL) : gram, yang terdiri dari :
Mg-stearat =
Talc =
Amilum kering =
massa cetak = (183,48 + 15,955) gram = 199,435 gram
bobot / tablet =
IV. Penimbangan
Parasetamol : 150 gram
Amprotab : 21 gram
PVP : 6,3 gram
Laktosa : 15,9 gram
Mg-stearat : 1,88 gram
Talk : 3,76 gram
Amilum kering : 9,40 gram
Etanol : mL
V. Prosedur
1. Parasetamol dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Parasetamol, Amprotab, laktosa dan PVP yang telah ditimbang, dicampur
dalam toples plastic lalu ditutup rapat dan digoyang-goyangkan hingga
homogen dalam waktu tertentu (± 5menit)
3. Etanol ditambahkan sedikit-sedikit ke dalam campuran fase dalam hingga
diperoleh campuran / massa yang baik (dapat dikepal namun dapat
dihancurkan kembali)
4. Campuran dibentuk menjadi granul dengal menggunakan ayakan nomor 14
5. Granul dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 50 – 60 0C (saat
pengeringan dalam oven, granul diratakan di atas cetakan agar pegeringan
merata)
6. Tentukan kadar air dengan menghitung:
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
bobot granul awal – bobot granul akhir x 100%
bobot granul awal
7. Jika granul telah memenuhi persyaratan kadar air ( ≤ 2 %), granul diayak
kembali dengan ayakan nomor 16
8. Lakukan evaluasi granul
9. Granul dicampur dengan fasa luar yang telah ditimbang
10. Lakukan pencetakan tablet
11. Lakukan evaluasi tablet
VI. Evaluasi dan Hasil Evaluasi
A. Granul
1. Penetapan Kadar Air
bobot granul awal – bobot granul akhir x 100%
bobot granul awal
2. Penetapan Bobot Jenis Sejati
Penetapan ditentukan dalam piknometer 10 mL dengan menambahkan
cairan pendispersi yang tidak melarutkan granul atau serbuk.
3. Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat,
Kadar Pemampatan, dan Porositas
Sebanyak 30 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur
250 mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan
alat. Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
BJ nyata = g/mL
BJ mampat = g/ml
Kadar Pemampatan =
Porositas=
4. Kecepatan aliran
1. timbang beker glass kosong (Wo)
2. set skala pada posisi 0
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
3. masukkan granul ke corong
4. alat dihidupkan
5. catat waktu alir (t)
6. timbang beker glass berisi granul (Wt)
7. hitung aliran granul :
B. Tablet
1. Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna
atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda
atau bintik-bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
2. Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan
jangka sorong.
3. Keragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet. Hitung
bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
4. Uji Disolusi (FI IV)
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media
disolusi hingga suhu 37°+0.5°, dan angkat termometer. Masukkan satu
tablet ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan
yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan
atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah
pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian atas dari
keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1cm dari
dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-
masing monografi.
5. Kekerasan Tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah
kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.
6. Friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang
diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet
terhadap bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh
sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk, terlelu banyak serbuk
halus, pemakaian bahan yang tidak tepat, massa cetak terlalu kering.
1. diambil 20 tablet secara acak
2. tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
3. tablet dimasukkan dalam alat
4. alat dinyalakan selama 4 menit
5. tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1 %.
7. Friksibilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang
diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet
terhadap gesekan antar tablet selama waktu tertentu.
1. diambil 20 tablet secara acak
2. tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
3. tablet dimasukkan dalam alat
4. alat dinyalakan selama 4 menit
5. tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
8. Uji Waktu Hancur Tablet Tidak Bersalut (FI IV)
Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan
1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37° + 2°
sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam
masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera
pada monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet : semua tablet
harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet
yang diuji harus hancur sempurna.
HASIL EVALUASI
A. Granul
No. Jenis Evaluasi Hasil evaluasi
1. Kadar air Massa : ? gram
Kadar air : ? %
2. Laju alir granul Berat beker kosong (Wo) : 100,97 gram
Waktu alir (t) : 3,54 detik
Berat total (Wt) : 147,74 gram
Laju Alir : g/detik
: 13,21 g/detik
3. Laju alir massa siap cetak Berat beker kosong (Wo) : 100,97 gram
Waktu alir (t) : 3,26 detik
Berat total (Wt) : 127,83 gram
Laju Alir : g/detik
: 17,24 g/detik
4. BJ Bobot (B) : 30 gram
Vol awal : 70 ml
Vol mampat : 53 ml
BJ mampat : g/ml
BJ nyata : g/ml
Kadar pemampatan :
B. Tablet / Hasil Jadi
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
No. Jenis Evaluasi Hasil evaluasi
1. Keragaman Bobot (g)Rata – rata : 0,70 g
Standar Deviasi :
2. Keragaman Ukuran
Keterangan
Rata-rata (cm)
Standar Deviasi
3. Kekerasan (kg / cm2)
4. Friksibilitas Bobot tablet awal (Wo) : gram
Bobot tablet akhir (Wt) : gram
0,75 0,71 0,71 0,73
0,70 0,67 0,70 0,73
0,72 0,63 0,69 0,68
0,62 0,73 0,67 0,72
0,75 0,71 0,68 0,69
Diameter (cm) Tebal (cm)
1,21 1,21 0,54 0,55
1,21 1,21 0,56 0,55
1,21 1,21 0,54 0,53
1,21 1,21 0,55 0,56
1,21 1,21 0,55 0,52
1,21 1,21 0,54 0,52
1,21 1,21 0,56 0,53
1,21 1,21 0,55 0,54
1,21 1,21 0,55 0,54
1,21 1,21 0,55 0,52
6 6 6 5
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
= %
5. Friabilitas Bobot tablet awal (Wo) : gram
Bobot tablet akhir (Wt) : gram
= 1,29 %
6. Waktu Hancur Waktu tablet ke - 1 hancur : 1.30 detik
Waktu tablet ke - 6 hancur : 2.19 detik
Selisih waktu : detik
: detik
7. Disolusi
VII. PEMBAHASAN
bahas : keuntungan dan kerugian if PVP-nya pake cara kering dan basah
Tugas dari Ibu :
uji disolusi Parasetamol perlu alat kaya apa,
medianya apa (pake dapar fosfat),
cara buat media,
kecepatan disolusinya berapa (dari FI 4)?
VIII. KESIMPULAN
IX. DAPUS
X. LAMPIRAN
Yang belum :
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
uji tablet: uji disolusi, dll (uji granul selesai)
pembahasan
kesimpulan
cek lagi preform
Uji disolusi tablet Parasetamol
Media disolusi : 900 ,l larutan dapar fosfat pH 5,8
Alat tipe 2 : 50 rpm
Waktu : 30 menit
Prosedur : lakukan penetapan jumlah C8H9NO2 yang terlarut dengn mengukur
serapan filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan dengan medium disolusi
dan serapan larutan baku Parasetamol BPFI dalam media yang sama pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 243 nm.
Toleransi : dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80 % (Q)
C8H9NO2, dari jumlah yang tertera pada etiket.
Keterangan tambahan :
Kriteria alat : alat yang digunakan berupa dayung (yang terdiri dari daun dan batang
sebagai pengaduk). Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya
tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertical wadah dan berputar
dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter diameter
batang sehingga dasar daun dan batang rata. Jarak antara 25 mm ± 2 mm antara
daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian
berlangsung. Daun dan batang logam merupakan satu kesatuan dapat disalut
dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar
wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi
seperti gulungan kawat berupa spiral dapat digunakan unutk mencegah
mengapungnya sediaan.
Uji kesesuaian alat : lakukan pengujian alat menggunakan 1 tablet Kalibrator Disolusi
FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi
sesuai dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil
yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera
dalam sertifikat dari kalibrator yang bersangkutan.
Tablet Parasetamol Granulasi Basah
Media disolusi : gunakna pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi. Bila media disolusi berupa larutan dapar, atur pH larutan sedemikian
hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera pada masing-masing
monografi.(catatan : gas yang terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu)
Waktu : Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri
dalam waktu yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut
telah dipenuhi.
Dapar Fosfat pH 5,8 :
masukkan 50 mL kalium fosfat monobasa ke dalam labu tentukur 200 ml,
tambahkan 3,6 ml NaOH 0,2 M kemudian tambahkan air sampai tanda.
Kalium fosfat monobasa 0,2 M :
larutkan 27,22 g kalium fosfat monofosfat P (KH2PO4) dalam air, dan
encerkan dengan air hingga 1000 ml.