laporan akhir hibah penelitian unggulan udayana … · 2 halaman pengesahan judul : uji efikasi...

25
1 Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan Kode/Nama Bidang Ilmu : 153 Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA UJI EFIKASI MINYAK ATSIRI BUAH PALA (Myristica fragans Houtt) SEBAGAI ATRAKTAN LALAT BUAH (Bactrocera dorsalis Complex) TIM PENELITI Prof. Ir. I Wayan Susila, MS (0029015408) Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha MS (0030035703) Ir. I Ketut Sumiartha, M.Agr (0013125602) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA Pebruari 2015 `

Upload: vandan

Post on 07-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

1

Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan

Kode/Nama Bidang Ilmu : 153 Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman

LAPORAN AKHIR

HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA

UJI EFIKASI MINYAK ATSIRI BUAH PALA (Myristica fragans Houtt)

SEBAGAI ATRAKTAN LALAT BUAH (Bactrocera dorsalis Complex)

TIM PENELITI

Prof. Ir. I Wayan Susila, MS (0029015408)

Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha MS (0030035703)

Ir. I Ketut Sumiartha, M.Agr (0013125602)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

Pebruari 2015

`

Page 2: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

2

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala

(Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan

Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Complex)

Peneliti/Pelaksana :

Nama Lengkap : Prof. Ir. I Wayan Susila,MS

NIDN : 0029015408

Jabatan Fungsional : Guru Besar

Program Studi : Agroekoteknologi

Nomor HP : 081339628447

Alamat Surel (e-mail) : [email protected]

Anggota (1) :

Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS.

NIDN : 0030035703

Perguruan Tinggi : Universitas Udayana

Anggota (2) :

Nama Lengkap : Ir. I Ketut Sumiartha, M.Agr

NIDN : 0013125602

Perguruan Tinggi : Universitas Udayana

Penanggung Jawab : Prof. Ir. I Wayan Susila,MS.

Tahun Pelaksanaan : Tahun ke 2 dari rencana 3 tahun

Biaya Tahun Berjalan :Rp 40.000.000,00

Biaya Keseluruhan :Rp 150.000.000,00

Denpasar, 20 Nopember 2015

Dekan/Ketua

DAFTAR ISI

Page 3: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

3

Ringkasan

Lalat buah (Diptera: Tephritidae) merupakan salah satu hama penting yang dapat

menurunkan produksi buah-buahan dan sayur–sayuran di Indonesia. Kerusakan buah-buahan

dan sayur-sayuran bisa mencapai 90-100% tanpa usaha pengendalian. Hal tersebut disebabkan

karena imago meletakkan telur pada buah dengan ovipositornya. Selanjutnya telur-telur tersebut

menetas menjadi larva dan larva inilah memakan daging buah yang pada akhirnya buah menjadi

busuk sebelum masak.

Penelitian ini merupakan penelitian tahun ke dua mengenai uji efikasi minyak atsiri buah

pala (Myristica fragans Houtt) sebagai atraktan lalat buah (Bactrocera dorsalis Complex). Pada

penelitian ini akan diuji beberapa konsentrasi (100%, 75%, 50%, dan 25%) yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh konsentrasi minyak atsiri buah pala terhadap daya tarik lalat buah di

lapang, waktu yang diperlukan untuk membunuh 100% (LT100) populasi lalat buah yang

diujikan setelah kontak dengan masing-masing konsentrasi minyak atsiri buah pala, waktu yang

diperlukan untuk membunuh 100% lalat buah yang diujikan setelah masuk perangkap,

konsentrasi efektif minimum (MEC), Lethal Concentration (LC50), dan Lethal Time (LT50)

masing-masing konsentrasi minyak atsiri buah pala.

Penelitian ini terdiri dari penelitian lapang dan laboratorium. Penelitian lapang yang

bertujuan untuk mengetahui daya atraktansi dari masing-masing konsentrasi minyak atsiri buah

pala terhadap lalat buah. Penelitian lapang dilakukan di wilayah Kota Denpasar yaitu Denpasar

Tengah, Timur, Selatan, Barat, dan Utara dengan memasang perangkap yang didalamnya diisi

atraktan minyak atsiri buah pala. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok

dengan 10 ulangan. Penelitian laboratorium bertujuan untuk mengetahui daya racun kontak dan

pernafasan minyak atsiri buah pala terhadap lalat buah dengan cara penyemprotan untuk menguji

racun kontak dan membiarkan lalat buah bergerak bebas di dalam perangkap untuk menguji

kombinasi racun kontak dan pernafasan. Peubah yang diamati adalah LT100, LT50, LC50, dan

MEC dengan menggunakan Analasis Probit dan Analisis Varian yang dilanjutkan dengan uji

BNT bila berpengaruh nyata terhadap peubah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi minyak atsiri buah pala berpengaruh

nyata (P>0,05) terhadap rata-rata jumlah serangga terperangkap per hari, waktu kematian lalat

buah setelah kontak atau terkena minyak atsiri buah pala, dan waktu kematian lalat buah setelah

Page 4: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

4

masuk perangkap. Makin tinggi konsentrasi minyak atsiri buah pala makin tinggi daya

atraktansinya terhadap lalat buah jantan, makin cepat proses kematiannya setelah kontak dengan

minyak atsiri buah pala, dan semakin cepat pula kematiannya setelah mencium bau minyak atsiri

buah pala. Masa aktif masing-masing konsentrasi di lapang tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata (P<0,05) sampai 45 hari. Ada tiga jenis lalat buah yang tertarik terhadap minyak atsiri

buah pala yaitu Bactrocera carambolae, B. papayae, dan B. umbrosa dan yang dominan adalah

B.carambolae, dan B. papayae. Waktu yang diperlukan untuk membunuh 50% (LT50) lalat buah

yang diujikan untuk konsentrasi 100% adalah 30,2 menit, LT50 untuk konsentrasi 75% adalah

50,12 menit, LT 50 untuk konsentrasi 50% adalah 98 menit, dan LT 50 untuk konsentrasi 25%

adalah 141 menit. Sedangkan LC50 minyak atsiri buah pala adalah 71 menit. Konsentrasi efektif

minimun (MEC) minyak atsiri buah pala adalah 15% dengan jumlah lalat buah terperangkap

262,12 ekor .

Kata kunci: Buah pala, atraktan, lalat buah

Page 5: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

5

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Hyang Widdhi Wasa

karena atas rahmat dan karuniaNya laporan penelitian dengan judul Uji Efekasi Minyak Atsiri

Buah Pala (Myristica fragans Houtt) Sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera dorsalis

Complex) dapat kami selesaikan sesuai dengan rencana.

Laporan ini merupakan hasil penelitian yang penulis laksanakan dengan Tim peneliti

yang berlangsung selama 4 bulan. Dalam melaksanakan penelitian ini berbagai sarana dan

fasilitas telah penulis dapatkan utamanya dari Fakultas Pertanian, Loboratorium Pengendalian

Hama dan Penyakit Terpadu, Laboratrorium Forensik Poltabes Denpasar, Lembaga Penelitian

dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana serta Kementerian Riset Teknologi dan

Pendidikan Tinggi RI.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana,

2. Kepala Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu Fakultas Pertanian

Unud

3. Kepala Laboratorium Forensik Poltabes Denpasar

4. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

5. Rektor Universitas Udayana

6. Kemenristek Dikti Republik Indonesia

Atas bantuan pendanaan, fasilitas laboratorium, sarana dan dukungan moril sehingga penelitian

dan laporan ini dapat penulis selesaikan tepat waktu.

Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian dan laporan ini masih belum sempurna

oleh karena itu sangat diperlukan perbaikan dan penelitian lanjutan. Untuk itu koreksi dan

masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya laporan hasil

penelitian ini.

Bukit-Jimbaran, Nopember 2015

Penulis

Page 6: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

6

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

Tabel 1. Jumlah serangga terperangkap pada beberapa konsentrasi 15

minyak atsiri buah pala (15 kali pengamatan)

Tabel 2. Kematian lalat buah pada uji racun kontak 17

Tabel 3. Kematian lalat buah setelah masuk perangkap 18

Tabel 4. Waktu yang diperlukan untuk membunuh 50% (LT50) lalat buah

yang diujikan

Tabel 5. Konsentrasi efektif minimum (MEC) minyak atsiri buah pala

Page 7: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

7

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

Gambar 1. Masa aktif minyak atsiri buah pala di lapang

Gambar 2. Komposisi spesies lalat buah yang terperangkap di lapang

Page 8: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

8

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………...

HALAMAN PENGESAHAN..……………………………………………………………

1

2

RINGKASAN………...…………………………………………………….……………… 3

PRAKATA…….…………………………………………………………………………… 5

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………..

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………….

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………..……..

6

7

9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………...………….... 10

2.1.LALAT BUAH ……………………………….……………… 10

2.1.1. KLASIFIKASI ………………………………………………………..… 10

2.1.2. BIOEKOLOGI …………………………………………………..……… 11

2.1.3. PENGENDALIAN DENGAN ATRAKTAN …………………............ 13

BAB III. TUJUAN DN MANFAAT PENELITIAN……………………………………..

3.1. TUJUAN PENELITIAN………………………………………………….

3.2. MANFAAT PENELITIAN………………………………………………

BABA IV. BAHAN DAN METODE PENELITIA…………………………..…………..

14

14

15

15

4.1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN……………………………….. 15

4.2. BAHAN DAN ALAT ……………………………………………..…..… 15

4.3. PELAKSANAAN PENELITIAN……………………………….………… 15

4.3.1. PERBANYAKAN LALAT BUAH………………………….…………. 15

4.3.2. PEMBUATAN MINYAK ATSIRI BUAH PALA ……………….…… 16

4.3.3. UJI DAYA ATRAKTANSI KONSENTRASI MINYAK ATSIRI BUAH

PALATERHADAP LALAT BUAH……….……………………………..

16

4.3.4. UJI EFEK DAYA RACUN KONTAK BERBAGAI

KONSENTRASI MINYAK ATSIRI BUAH PALA….………………….

4.3.5. UJI EFEK MINYAK ATSIRI BUAH PALA TERHADAP LALAT

BUAH SETELAH MASUK PERANGKAP……………………………...

16

17

4.3.6. ANALISIS DATA .…………………………….………………………... 17

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………………………..

5.1. UJI DAYA ATRAKTANSI KONSENTRASI MINYAK ATSIRI BUAH

PALATERHADAP LALAT BUAH………………………………………..

5.2. UJI EFEK DAYA RACUN KONTAK BERBAGAI

KONSENTRASI MINYAK ATSIRI BUAH PALA……………………….

5.3. WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUNUH 100% (LT 100)

LALAT BUAH YANG DIUJIKAN SETELAH MASUK PERANGKAP…

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………..

6.1. KESIMPULAN

6.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA ..…………..…………………..…………………………………….

17

17

19

20

22

22

22

23

Page 9: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

9

BAB I. PENDAHULUAN

Lalat buah (Diptera: Tephritidae) merupakan salah satu hama penting yang dapat

menurunkan produksi buah-buahan dan sayur–sayuran di dunia termasuk Indonesia. Kerusakan

buah disebabkan karena larva lalat buah memakan daging buah yang pada akhirnya buah

menjadi busuk sebelum masak. Serangan lalat buah umumnya terjadi pada buah menjelang

masak dan kehilangan hasil mencapai 90-100%, tergantung dari populasi lalat buah, lokasi,

varietas dan musim (Asian Fruit Fly IPM Project, 2011). Menurut Sodiq (1994) kehilangan hasil

panen akibat serangan lalat buah dapat mencapai 80%. Menurut Syahfari dan Mujiyanto (2013)

persentase serangan lalat buah pada jambu air dapat mencapai 84%. Kurang lebih 75 % dari

tanaman buah dapat diserang oleh lalat buah (Sutrisno,1991). Di India sekitar 50% tanaman

Cucurbitaceae diserang oleh B. cucurbitae (Singh dan Singh, 1998). Menurut Siwi dkk. (2006)

di Indonesia ada 16 spesies lalat buah yang dikatagorikan menjadi hama penting .

Sampai saat ini beberapa cara sudah dilakukan untuk mengendalikan lalat buah di

Indonesia, namun penggunaan pestisida masih dominan. Penggunaan pestisida yang kurang

bijaksana dapat merangsang timbulnya resistensi hama, terbunuhnya musuh alami dan

pencemaran terhadap lingkungan ( Sosromarsono et al., 1988; Djojosumarto, 2008; Untung,

1993). Perlu dicarikan alternatif lain untuk menghindarkan semakin parahnya permasalahan

yang ditimbulkan akibat penggunaan insektisida. Alternatif lain adalah pengendalian dengan

pendekatan ekologi yakni pengendalian hama terpadu (Smith dan van den Bosch, 1967, Untung,

1993).

Penggunaan zat penarik serangga yang disebut atraktan adalah salah satu komponen

pengendalian hama terpadu. Cara ini merupakan cara pengendalian yang sangat efektif, efisien

dan ramah lingkungan. Atraktan dari bahan sintetis disebut paraferomon karena respons yang

diberikan sama dengan feromon yang diproduksi oleh serangga. Contoh paraferomon adalah

trimedlure dan tert-butil 4 (dan 5)-kloro-2-metilsiklo-heksan-1-karboksilat (Alexander et al,

1962). Saat ini sudah diperjualbelikan atraktan sintetis lalat buah dengan nama dagang

Petrogenol, Leilla dan Revo.

Selain atraktan sintetis, ada juga atraktan yang berasal dari tanaman yaitu tanaman

aromatik. Tanaman aromatik yakni tanaman yang mampu mengeluarkan aroma yang

Page 10: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

10

menyebabkan lalat buah tertarik. Contohnya adalah tanaman selasih (Ocidium), pala (Myristica

fragans Houtt), dan lain-lain. Penggunaan atraktan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

sedang dikembangkan untuk mengendalikan lalat buah. Hasil penelitian Effendi dkk. (2010)

tanaman cengkeh cukup efektif sebagai sumber atraktan lalat buah. Tanaman pala (Myristica

fragrans Houtt) diduga mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai atraktan lalat

buah. Sebagai tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkan minyak atsiri dan lemak

khusus yang berasal dari biji dan fuli (Departemen Pertanian Bagian Proyek Informasi Pertanian

Irian Jaya, 1986). Minyak atsiri buah pala mengandung sekitar 20 jenis senyawa kimia

diantaranya yang dominan adalah 34,6% sabinene, 19,0% α –pinene: 11, 3% β-pinene; 5,6%

terpinen-4-ol; 3,7% limonene; 3,3% merysticin, dan lain-lain (Lawrence, 1990). Buah pala

mengandung zat-zat pembius yaitu miristin, pinen, kampen (Pelawi, 2010). Susila dkk. (2014)

menyatakan bahwa minyak atsiri buah pala disamping bersifat sebagai atraktan juga bersifat

sebagai racun kontak dan racun pernafasan terhadap lalat buah. Sebagai atraktan minyak atsiri

buah pala mampu menarik imago jantan lalat buah 12,22 ekor perhari dengan masa aktif di

lapang sampai 43 hari. Ada tiga spesies lalat buah yang tertarik yaitu Bactrocera carambolae, B.

papayae, dan B. umbrosa. Sebagai atraktan lalat buah karena minyak atsiri buah pala

mengandung Methyl eugenol.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. LALAT BUAH

2.1.1. Klasifikasi

Lalat buah (fruit flies) termasuk ke dalam ordo Diptera, famili Tephritidae, subfamili

Dacinae, tribe Dacini. Di dunia, kelompok Tephritidae berjumlah kurang lebih 4000 spesies dan

dikelompokkan ke dalam 500 genera. Jumlah tersebut termasuk yang terbesar di antara jenis lalat

Diptera yang secara ekonomi mempunyai arti penting. Secara morfologi tribe Dacini dibagi ke

dalam tiga genera, yaitu genus Bactrocera, Dacus, dan Monacrostichus (White et al., 1992

dalam Siwi dkk., 2006). Famili Tephritidae mudah dikenal dari bentuk imago dengan ciri

karakteristik pembuluh sayap yang mempunyai pola indah beranekaragam. Lalat buah

Tephritidae sering ditemui hinggap pada daun atau bunga pada siang hari (Siwi dkk., 2006).

Page 11: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

11

Di Asia, terdapat 160 genus Tephritidae dan yang termasuk tribe Dacini kira-kira ada 180

spesies Bactrocera dan 30 spesies Dacus (Siwi dkk., 2006). Menurut Singh (2003) ada sekitar

400 spesies lalat buah dari genus Bactrocera menjadi hama penting pada tanaman buah dan

sayuran tersebar di Asia Tropik, Cina, Jepang, Micranesian, Pasifik Selatan, Hawai, dan

Australia. Menurut Hardy (1977) tribe Dacini kebanyakan dimasukan ke dalam subgenus:

Bactrocera (Bactrocera), Bactrocera (Strumeta), Bactrocera (Zeugodacus), genus Dacus,

Anastrepha, Ceralitis dan Rhagotetis. Genus Bactrocera merupakan spesies asli dari daerah

tropika yang secara ekonomis merupakan jenis lalat buah penting yang berasosiasi dengan

berbagai buah buahan tropika, kecuali untuk sub genus Bactrocera (Zeugodacus) inangnya

berupa bunga hias dan buah dari family Cucurbitaceae. Genus Dacus yang sebelumnya

dinyatakan terdapat di daerah tropika kemudian setelah diidentifikasi ulang ternyata merupakan

spesies asli Afrika dan biasanya berasosiasi dengan bunga dan buah tumbuhan Cucurbitaceae

dan polong kacang-kacangan. (White et al. 1992 dalam Siwi dkk.,2006).

Di Indonesia bagian barat terdapat 90 spesies lalat buah yang termasuk jenis lokal

(indigenous), tetapi hanya delapan spesies termasuk hama penting yaitu Bactrocera (Bactrocera)

albistrigata (de Meijere), B. (B.) carambolae Drew dan Hancock, B. (B.) umbrosa (Fabricius), B.

(Z.) cucurbitae (Coquillett), B. (Z.) tau (Walker), dan Dacus (Callantra) longicornis

(Wiedermann) (Orr, 2002). Hasil penelitian Muryati et al. (2004) di Sumatra Barat dan Riau

ditemukan 43 spesies Bactrocera yang telah teridentifikasi. Disumatera Selatan ditemukan 5

spesies sebagai hama penting yaitu B. dorsalis, B. cucurbitae, B. albistrigatus, B. umbrosus dan

B. caudatus (Balai Karantina Bom Baru, 2003)

2.1.2. Bioekologi

Lalat buah betina meletakkan telurnya dengan alat peletak telur (ovipositor) dibawah kulit

buah. Lalat buah betina meletakkan telur berkisar 1- 10 butir pada buah dan dalam satu hari

sampai meletakkan 40 butir telur (Kardinan, 1998). Selanjutnya telur-telur tersebut menetas

menjadi larva dan larva inilah memakan daging buah yang pada akhirnya buah menjadi busuk

sebelum masak. Ferrar ( - ) menyatakan bahwa larva mengalami tiga instar yaitu instar I, II, dan

III. Ke tiga instar larva tersebut berlangsung di dalam buah. Setelah menjadi instar III, larva

tersebut berhenti makan dan meninggalkan buah dan jatuh ke bawah serta membentuk pupa di

dalam tanah. Lalat buah merupakan serangga yang polifag karena dapat hidup dari berbagai jenis

Page 12: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

12

tananam inang. B. dorsalis terdapat pada berbagai tanaman buah, misalnya di China dan Jepang

pada Annona squamosa, apel (Malus pumila), Averrhoa carambola, pisang (Musa paradisiaca),

Capsicum, klausena Lansium, jambu biji (Psidium guajava), mangga (Mangifera indica), jeruk

(Citrus sinensis), pepaya (Carica papaya), persik (Prunus persica), plum (Prunus domestica),

Pyrus spp. dan tomat (Lycopersicon esculentum) (Clausen et al, 1965;. Koyama, 1989).

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2003) lebih dari 100 jenis

tanaman hortikultura diduga menjadi sasaran serangan lalat buah. Lalat buah dapat hidup

didaerah tropis dan sub tropis (Hasyim et al, 2008). Menurut Singh (2003) ada sekitar 400

spesies lalat buah dari genus Bactrocera yang menjadi hama penting pada tanaman buah dan

sayuran yang tersebar diseluruh Asia Tropik, Cina, dan jepang, Hawai, Pasifik Selatan, Australia,

dan Micranesian. Di Indonesia ada 16 spesies lalat buah penting, lalat buah tersebut diantaranya:

Bactrocera (Bactrocera) dorsalis (Hendel), Bactrocera (Zeugodacus) emittens (Walker),

Bactrocera.(Bactrocera) albistrigata (de Meijere), Bactrocera {Zeugodacus) calumniata

(Hardy), Bactrocera {Zeugodacus) tau (WaIker), Bactrocera (Bactrocera) carambolae (Drew

dan Hancock), Bactrocera {Bactrocera) papayae (Drew dan Hancock), Bactrocera

{Zeugodacus) caudate (Fabricius), Bactrocera (Zeugodacus) cucurbitae (Coquillet), Bactrocera

(Bactrocera) curreyi Drew, Bactrocera (Bactrocera) curvifera (Walker), Bactrocera

(Buffadacus) megregori (Bezzi), Bactrocera {Bactrocera) papayae (Drew dan Hancock),

Bactrocera {Zeugodacus) persignata (Hering), Bactrocera {Zeugodacus) synnephes (Hendel),

Bactrocera {Zeugodacus) tau (WaIker), Bactrocera (Bactrocera) umbrosa (Fabricius), dan

Dacus (Callantra) longicornis (Wiedeman) (Siwi dkk., 2006).

Hasil Pemantauan Pusat Karantina Pertanian sejak tahun 1979/1980 menunjukkan saat ini

terdapat 66 spsies lalat buah tetapi baru beberapa diketahui tanaman inangnya seperti: B. dorsalis

menyerang berbagai jenis tanaman seperti belimbing, mangga, jeruk, jambu, pisang susu, pisang

raja sere, cabai merah, B. cucurbitae menyerang tanaman mentimun, melon, dan beberapa

tanaman dari famili Cucurbitaceae, B. umbrosus yang menyerang nangka dan beberapa tanaman

dari family Moraceae, B. caudatus menyerang beberapa tanaman dari family Cucurbitaceae.

Sasaran utama serangan lalat buah adalah belimbing manis, jambu air, jambu biji, mangga,

nangka, semangka, melon, cabai, jeruk (Deptan, 2002).

Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan lalat buah mencapai 30-60% (Sauers &

Muller, 2005). Lalat buah telah diperkirakan merusak sekitar 17.000 hektar tanaman jeruk di

Page 13: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

13

daerah Kabupaten Karo dan menyebabkan penurunan produksi perhektarnya mencapai 20 ton

dari sebelumnya 60 ton (Manik dan Bangun, 2004). Pada cabai merah persentase serangan

mencapai 13.15 %/200 m2 (Herlinda dkk.,2007).

Di alam lalat buah dikendalikan oleh musuh alaminya berupa parasitoid yaitu Bioteres

sp. Psyttalia fletcheri (Silvestri), P. fijiensis (Fullaway), dan Opius sp. (Warton, 1987). Herlinda

dkk. (2007) melaporkan ada empat parasitoid yang ditemukan di pertanaman cabai yaitu

Psyttalia fijiensis, P. incise, P. fletcheri, dan Opius sp. dengan tingkat parasitisasi berturut-turut

8,1%, 25,06%, 9,31%, dan 1,23%.

2.1.3. Pengendalian dengan Atraktan

Telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi serangan lalat buah diantaranya

membersihkan kebun dari buah yang terserang lalat buah, pembungkusan buah, teknik jantan

mandul (Sterile Insect Technique), umpan protein (Bait Application Technique ), penggunaan

parasitoid, penyemprotan dengan insektisida dan penggunaan atraktan.

Pengggunaan atraktan merupakan alternatif pengendalian yang mempunyai prospek

untuk dikembangkan di Indonesia. Menurut hasil penelitian Samad et al., (2001) penggunaan

perangkap metil eugenol pada tanaman cabai dapat menurunkan populasi lalat buah sampai 58%

dan mengurangi kerusakan sampai 29%. Menurut Muryati et al. (2004) ada 17 spesies

Bactrocera yang tertarik atraktan metil eugenol yaitu B. araceae, B. carambolae, B. dorsalis, B.

exornata, B. indonesiae, B. latilineola, B. muiri, B. nigrita, B. occipitalis, B. papaya, B.

platamus, B. raiensis, B. sulawesiae, B. thailandica, B. unimaculata, B. verbascifoliae, dan

spesies Anonym 2. Bila menggunakan Cue lure sebagai atraktan maka ada 19 spesies lalat buah

yang dominan tertangkap pada perangkap yaitu B. bifasciata, B. bogoriensis, B. calumniate, B.

cibodasae, B. cilifera, B. dubiosa, B.heinrichi, B. lateritaenia, B. malayensis, B. merapiensis, B.

neocognata, B. nigrotibialis, B. penecognata, B. persignata, B. scutellata, B. sembaliensis, B.

trifasciata, B. usitata, dan spesies Anonim 1. Sedangkan 19 spesies yang tertarik pada kedua

jenis atraktan (metil eugenol dan Cue lure ) yaitu B. albistrigata, B. caudate, B. cucurbitae, B.

fuscitibia, B. kinabalu, B. melastomatos, B. propinqua, B. tau dan B. umbrosa. Sedangkan

menurut Direktorat Perlindungan Hortikultura (2002) spesies lalat buah yang tertangkap adalah

Page 14: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

14

B. cucurbitae, B. fraunfeldi, B. trivialis, B. neohumerralis. Hasil penelitian Susila dkk. (2014)

menemukan bahwa minyak atsiri buah pala dapat menarik lalat buah dari spesies Bactrocera

carambolae, B. papayae, dan B. umbrosa.

Penggunaan atraktan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sedang dikembangkan

untuk mengendalikan lalat buah. Hasil penelitian Effendi dkk. (2010) tanaman cengkeh cukup

efektif sebagai sumber atraktan lalat buah. Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) diduga

mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai atraktan lalat buah. Sebagai tanaman

rempah-rempah, pala dapat menghasilkan minyak atsiri dan lemak khusus yang berasal dari biji

dan fuli. Biji pala menghasilkan 2 sampai 15% minyak atsiri dan 30 - 40 % lemak, sedangkan

fuli menghasilkan 7 - 18 % minyak atsiri dan 20 - 30 % lemak (fuli adalah arie yang berwarna

merah tua dan merupakan selaput jala yang membungkus biji) (Departemen Pertanian Bagian

Proyek Informasi Pertanian Irian Jaya, 1986). Minyak atsiri buah pala mengandung sekitar 20

jenis senyawa kimia diantaranya yang dominan adalah 34,6% sabinene, 19,0% α –pinene: 11,

3% β-pinene; 5,6% terpinen-4-ol; 3,7% limonene; 3,3% merysticin, dan lain-lain (Lawrence,

1990). Buah pala mengandung zat-zat minyak terbang (miristin, pinen, kampen (zat pembius),

dipenten, pinen, saprol, eugenol, iso-eugenol, alkohol), glicelida (asam miristinat, asam oleat,

borneol, giraniol), protein, lemak, pati, gula, vitamin A, B1, dan C. Minyak tetap mengandung

Trimyristin (Pelawi, 2010). Susila dkk. (2014) menyatakan bahwa minyak atsiri buah pala

mengandung Methyleugenol (8.33%), senyawa kimia Camphene (0.895), Carene (3.33%),

Camphogen (2.18%), Terpinolene (2.91%), 5-(1-propenyl)1,3-benzodioole (1.13%), α-cubebene

(1.11%), Caryophyllene (0,62%), Methylisoeugenol (5.02%), Myristicine (6.58%) dan 1,2,3-

trimethyl-5-(2-propenyl)benzene (3%).

BAB III. Tujuan dan Manfaat Penelitian

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi minyak atsiri buah pala

terhadap daya tarik lalat buah di lapang, masa aktif masing-masing konsentrasi di lapang, jenis

spesies lalat buah yang tertarik, waktu yang diperlukan untuk membunuh 100% (LT 100) populasi

lalat buah yang diujikan setelah kontak dan mencium bau masing-masing konsentrasi minyak

Page 15: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

15

atsiri buah pala, konsentrasi efektif minimum (MEC), Lethal Concentration (LC50), dan Lethal

Time (LT50) masing-masing konsentrasi minyak atsiri buah pala.

3.2. Manfaat Penelitian

Mafaat penelitian dari segi keilmuan adalah dapat menambah kakhasanah ilmu

pengetahuan dan dari segi apliatifnya dapat dirancang suatu teknologi pengendalian lalat buah

yang efektif, mudah dilaksanakan dan ramah lingkungan.

BAB IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2015 di

Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu, Program Studi Agroekoteknologi,

Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Penelitian lapangan dilakukan di wilayah Kota

Denpasar. .

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pala, alkohol 90%, kapas,

dan kertas label

Alat-alat yang digunakan adalah Mikroskop, botol plastik transparan yang panjangnya

32 cm dengan diameter 8 cm, kawat aluminium, spuite volume 3 cc, gelas ukur, kuas, kamera

digital, alat destilasi, alat-alat tulis, botol koleksi, dan kurungan pemeliharaan lalat buah.

3.3. Pelaksanaan Penelitian

3.3.1. Perbanyakkan Lalat Buah

Perbanyakan lalat buah dilakukan dengan mengambil buah belimbing yang terserang

lalat buah di lapang. Buah-buah yang terserang di masukkan ke dalam kantong plastik dan

selanjutnya dibawa ke laboratorium. Di laboratorium buah-buah yang terserang dimasukkan

kedalam kurungan pemeliharaan yang di bawahnya berisi pasir setinggi 3 cm. Larva-larva yang

Page 16: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

16

keluar dari buah terserang akan membentuk pupa didalam pasir. Selanjutnya ditunggu sampai

muncul lalat dewasa yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.

3.3.2. Pembuatan Minyak Atsiri Buah Pala Melalui Metode Destilasi Kukus.

Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium dengan menggunakan alat destilasi kukus.

Ketel yang digunakan berkapasitas 50 kg. Buah pala yang terdiri dari biji, fuli dan daging buah

dipotong seragam dan dikeringkan 5-7 hari. Setelah kering dimasukkan ke dalam ketel yang

sudah berisi air setinggi 5 cm di bawah sarang. Selanjutnya ketel ditutup rapat-rapat kemudian

dipanaskan. Proses ini berjalan kurang lebih 24 jam. Minyak atsiri dan air dipisahkan corong

pemisah. Minyak atsiri hasil destilasi akan digunakan untuk pengujian-pungujian lebih lanjut.

3.3.3. Uji Daya Atraktansi Konsentrasi Minyak Atsiri Buah Pala terhadap lalat buah

Tujuannya adalah untuk mendapatkan konsentrasi yang terbaik untuk menarik lalat buah.

Konsentrasi minyak atsiri yang diuji adalah 100% ,75%, 50%, dan 25% serta diulang 10 kali.

Pengujian akan dilakukan di lapang di lima lokasi diwilayah Kodya Denpasar dengan empat

perlakuan. Adapun caranya adalah menggunakan perangkap lalat buah yag terbuat dari botol

plastik transparan dengan ukuran diameter 8 cm dan panjang 32 cm. Pada bagian ujungnya

dipotong 7 cm dan diletakkan terbalik sebagai penutup. Ke dalam perangkap I (B1) dimasukkan

kapas yang sudah ditetesi 1,5 cc minyak atsiri buah pala konsentrasi 75%, ke dalam perangkap II

(B2) dimasukkan kapas yang sudah ditetesi 1,5 cc minyak atsiri buah pala konsentrasi 50%, dan

ke dalam perangkap III (B3) dimasukkan kapas yang ditetesi 1,5 cc minyak atsiri buah pala

konsentrasi 25% dan ke dalam perangkap IV (B4) dimasukkan kapas yang ditetesi 1,5 cc minyak

atsiri buah pala murni (100%). Kapas-kapas yang sudah ditetesi minyak atsiri dari konsentrasi

yang berbeda diletakkan menggantung pada bagian dalam perangkap. Selanjutnya keempat

perangkap digantungkan pada tanaman dengan ketinggian kurang lebih 2 sampai 3 m diatas

tanah. Jarak masing-masing perlakuan kurang lebih 40-50m dan jarak ulangan sekitar 4-5 km.

Pengujian ini diulang 10 kali dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok .

3.3.4. UJI Efek Daya Racun Kontak Berbagai Konsentrasi Minyak Atsiri Buah Pala

Pengujian efek daya racun kontak minyak atsiri buah pala terhadap imago lalat buah

dilakukan dengan metode penyemprotan. Pengujian ini menggunakan rancangan acak kelompok

Page 17: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

17

(RAK) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Ke dalam masing-masing perangkap dengan

ukuran diameter 8 cm dan panjang 32 cm yang diberi kode B1, B2, B3 dan B4 dimasukkan

sepuluh ekor imago lalat buah. Selanjutnya dilakukan dua kali penyemprotan larutan minyak

atsiri buah pala dengan konsentrasi 75% ke B1, konsentrasi 50% ke B2, dan konsentrasi 25% ke

B3, dan konsentrasi 100% (minyak atsiri murni) ke B4. Penelitian ini akan dilakukan di

Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu. Peubah yang diamati adalah persentase

dan lama waktu kematian lalat buah.

3.3.5. Pengujian Efek Minyak Atsiri Buah Pala Setelah Lalat Buah Masuk Perangkap

Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk membunuh 100% lalat

buah setelah masuk perangkap. Caranya adalah ke dalam perangkap yang sudah berisi 10 ekor

lalat buah dimasukkan kapas yang sudah ditetesi 1,5 ml minyak atsiri buah pala konsentrasi

100%. Kapas yang sudah ditetesi minyak atsiri buah pala diletakkan menggantung pada bagian

dalam perangkap. Hal yang sama dilakukan pada konsentrasi 75%, 50%, dan 25 %. Peubah yang

diamati adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh 100% (LT100) lalat buah.

3.3.5. Analisis Data

Data akan dianalisis dengan menggunakan Analisis Probit dan analisis varian dan

apabila perlakuaan memberikan pengaruh nyata terhadap peubah maka akan dilanjutkan dengan

uji BNT

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Dayan Atraktansi Konsentrasi Minyak Atsiri Buah Pala terhadap Lalat Buah

Hasil penelitian daya tarik beberapa konsentrasi minyak atsiri buah pala terhadap lalat

buah tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah serangga terperangkap pada beberapa konsentrasi minyak atsiri buah pala

dalam 15 kali pengamatan

Konsentrasi

(%) Jumlah lalat buah terperangkap pada ulangan ke……. Jlh Rata-

rata/hari I II III IV V VI VII VIII IX X

100 368 724 654 1041 648 358 210 308 916 547 5774 12,8 a

75 291 230 303 549 613 298 190 144 380 341 3339 7,4 b

Page 18: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

18

50 151 151 320 280 210 189 86 95 236 227 1945 4,3 c

25 41 32 181 115 130 106 65 37 124 123 954 2,1 d

Jumlah 851 1137 1458 1985 1601 951 551 584 1656 1238 12012

Keterangan : Pengambilan data dilakukan tiga hari sekali. Angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji BNT

5% (P>0,05).

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah lalat buah yang terperangkap per hari

tertinggi pada konsentrasi 100% yaitu 12,8 ekor, selanjutnya diikuti konsentrasi 75% yaitu 7,4

ekor, konsentrasi 50% adalah 4,3 ekor dan konsentrasi 25% adalah 2,1 ekor. Hasil analisis

statistika menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan konsentrasi

(P>0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya kandungan bahan aktif penarik lalat

buah yang disebut methyl eugenol, yang terkandung pada minyak atsiri buah pala sangat

berpengaruh terhadap jumlah lalat buah yang tertarik atau terperangkap. Zat penarik yang

mengandung komponen tunggal (penarik jantan) yang disebut pharapheromone hanya efektif

untuk menarik lalat buah jantan. Senyawa methyl eugenol memiliki karakteristik yang sama

dengan pharapheromone yang dapat menarik serangga jantan ( Iwahashi et al., 1996; Manrakhan

dan Price, 1999). Menurut Susila dkk. (2014) minyak atsiri buah pala mengandung 8,33%

methyl eugenol, yang mana methyl eugenol tersebut dapat menarik lalat buah jantan.

Jika dilihat dari masa aktifnya di lapang, masing-masing konsentrasi buah pala tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata sampai 45 hari (Gambar 1). Hal ini menunjukkan bahwa

tinggi rendahanya kandungan methyl eugenol pada minyak atsiri buah pala tidak mempengaruhi

masa aktifnya di lapang

Page 19: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

19

Gambar 1. Masa aktif minyak atsiri buah pala di lapang

Hasil identifikasi dari lalat buah yang terperangkap ditemukan tiga spesies lalat buah

yaitu Bactrocera carambolae, B. papayae dan B. umbrosa. B. carambola dan B. papayae adalah

lalat buah yang dominan terperangkap (Gambar 1). Hal ini memperkuat hasil penelitian Susila

dkk. (2014)

Gambar 2. Komposisi spesies lalat buah yang terperangkap di lapang

4.2. UJI Efek Daya Racun Kontak berbagai Konsentrasi Minyak Atsiri Buah Pala

Hasil penelitian mengenai efek daya racun kontak pada beberapa konsentrasi minyak

atsiri buah pala terhadap kematian lalat buah tersaji pada Tabel 2.

0

10

20

30

40

50

60

70

H3 H6 H9 H12 H15 H18 H21 H24 H27 H30 H33 H36 H39 H42 H45

Jum

lah

se

ran

gga

terp

era

ngk

ap

Interval Waktu Pengamatan (hari)

K 100% K 75%

K 50% K 25%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

B. carambolae B. papayae B. umbrosa

Page 20: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

20

Tabel 2. Kematian lalat buah pada uji racun kontak

Konsentrasi

(%)

Waktu (detik) yang diperlukan untuk membunuh

100% lalat buah yang diujikan pada ulangan

ke……..

Jlh

Rata-

rata I II III IV V

K 100 90 75 90 75 80 410 82

K 75 150 120 135 135 140 680 136

K 50 165 165 180 135 150 795 159

K 25 240 225 180 300 235 1180 236

Keterangan : data dianalisis setelah ditransformasi ke √x+0,5. Angka-angka yang diikuti oleh

huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

taraf uji BNT 5% (P<0,05)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata waktu yang diperlukan untuk membunuh 100%

(LT100) lalat buah yang diujikan pada konsentrasi 100% adalah 82 detik, dan ini tidak berbeda

nyata dengan hasil uji konsentrasi 75% yaitu 136 detik, namun berbeda nyata denganhasil uji

konsentrasi 50% (159 detik) dan hasil uji 25% (236 detik). Susila dkk. (2014) menyatakan

bahwa untuk membunuh lalat buah dengan metode penyemprotan atau kontak langsung dengan

minyak atsiri buah pala (konsentrasi 100%) diperlukan waktu sekitar 2 menit.

4.3. Waktu yang Diperlukan untuk Membunuh 100% (LT 100) Lalat Buah yang Diujikan Setelah

Masuk Perangkap

Keunikan Minyak atsiri buah pala adalah selain berisifat sebagai atraktan juga dapat

bersifat sebagai insektisida kontak dan pernafasan (Susila dkk., 2014). Hasil penelitian

laboratorium menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang diperlukan dari masing-masing

konsentrasi minyak atsiri buah pala untuk membunuh 100% (LT100) lalat buah yang diujikan

tersaji pada Tabel 3. Pada konsentrasi 100% rata-rata waktu yang diperlukan adalah 43 menit

dan perlakuan ini berbeda nyata (p>0,05) dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi yang

lainnya. Hal ini mungkin disebabkan akibat adanya perbedaan konsentrasi bahan aktif

insektisida yang terkandung pada masing-masing konsentrasi minyak atsiri buah pala yang

diujikan.

Tabel 3. Kematian lalat buah setelah masuk perangkap

Konsentrasi

minyak atsiri

buah pala (%)

Waktu yang diperlukan untuk membunuh 100%

(LT100) lalat buah yang diujikan

Total

waktu

(menit)

Rata-rata

waktu

(menit

I II III IV V

Page 21: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

21

100 40 45 45 40 45 215 43 d

75 65 70 70 65 70 340 68 c

50 140 145 135 130 145 695 139 b

25 210 215 220 210 215 1070 214 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama

menunujukkan perbedaan yang nyata pada tarat uji BNT 5% (p>0,05)

Hasil analisis Probit menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan oleh masing-masing

konsentrasi untuk membunuh 50% (LT 50) lalat buah yang diujikan tersaji pada Tabel 4. Pada

Tabel 4 terlihat bahwa waktu paling singkat yang diperlukan untuk membunuh 50% (LT50) lalat

buah yang diujikan adalah pada konsentrasi 100% yaitu 30,2 menit. Hal ini diduga pada

konsentrasi 100% kandungan bahan aktif insektisida lebih tinggi dibadingkan konsentrasi yang

lain. Hasil penelitian Ghanin (2013) campuran Methyleugenol-fentrithion yang mana konsentrasi

metil eugenol 100% menunjukkan bahwa jumlah rata-rata mingguan lalat buah jantan tertangkap

pada 10 minggu berturut-turut sangat berbeda nyata (87,3 individu / blok) dengan perlakuan

yang lebih rendah..

Tabel 4. Waktu yang diperlukan untuk membunuh 50% (LT50) lalat yang diujikan

Konsentrasi minyak Atsiri buah pala (%) LT 50 (menit)

100 30,2

75 50,1

50 98,0

25 141,0

Hasil Analisis Probit menunjukan bahwa konsentrasi efektif minimum (Minimun

Effektive Concentration) yang disingkat dengan MEC adalah 15% dengan jumlah lalat buah

terperangkap 262,12 ekor (Tabel 5).

Tabel 5. Konsentrasi Efektif Minimum minyak atsiri buah pala.

Konsentrasi minyak atsiri

buah pala (%)

Konsentrasi efektif minimum

(%)

Jumlah lalat buah

terperangkap (ekor)

100

15

262,12 75

50

25

Keterangan : Data bersumber dari Tabel 1

Page 22: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

22

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi minyak atsiri buah pala berpengaruh

nyata (P>0,05) terhadap rata-rata jumlah serangga terperangkap per hari, waktu kematian lalat

buah setelah kontak atau terkena minyak atsiri buah pala, dan waktu kematian lalat buah setelah

masuk perangkap. Makin tinggi konsentrasi minyak atsiri buah pala makin tinggi daya

atraktansinya terhadap lalat buah jantan, makin cepat proses kematiannya setelah kontak dengan

minyak atsiri buah pala, dan semakin cepat pula kematiannya setelah mencium bau minyak atsiri

buah pala. Masa aktif masing-masing konsentrasi di lapang tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata (P<0,05) sampai 45 hari. Ada tiga jenis lalat buah yang tertarik terhadap minyak atsiri

buah pala yaitu Bactrocera parambolae, B. papayae, dan B. umbrosa dan yang dominan adalah

B. carambola, dan B papayae. Waku yang diperlukan untuk membunuh 50% (LT50) lalat buah

yang diujikan untuk konsentrasi 100% adalah 30,2 menit, LT50 untuk konsentrasi 75% adalah

50,12 menit, LT 50 untuk konsentrasi 50% adalah 98 menit, dan LT 50 untuk konsentrasi 25%

adalah 141 menit. Sedangkan LC50 minyak atsiri buah pala adalah 71 menit. Konsentrasi efektif

minimun (MEC) minyak atsiri buah pala adalah 15% dengan jumlah lalat buah terperangkap

262,12 ekor.

6.2. Saran

Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan meningkatkan kandungan Methyl eugenol dari

minyak atsiri buah pala sehingga mempunyai daya atraktansi yang lebih kuat terhadap lalat buah.

Page 23: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

23

DAFTAR PUSTAKA

Asian Fruit Fly IPM Project. 2011. Field Exercise Guide on Fruit Flies Integrated Pest

Management for farmer’s field school and training of trainers courses on Fruit

flies Integrated Pest Management. Area-wide Integrated Pest Management of

Fruit Flies in South and Southeast Asia. 58 hal

Alexander, B.H., Beroza, T.A. Oda, L.F. Steiner, D.H. Miyashita, and W.C. MitChell. 1962. The

development of male melon fly attractants. J. Agric. and Food Chem. 10:270-276

Balai Karantina Boom Baru. 2003. Laporan Tahunan Pemantauan Lalat Buah di Sumatera

Selatan. Palembang. (Online)

Clausen, C.P.; Clancy, D.W.; Chock, Q.C. (1965) Biological control of the oriental fruit fly

(Dacus dorsalis Hendel) and other fruit flies in Hawaii. United States

Department of Agriculture, Technical Bulletin No. 1322, 102 pp

Djojosumarto, P. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Penerbi Kanisius, Yogyakarta. 211

hal.

Effendi, T.A., R. Rani, dan S. Samad. 2010. Pengujian beberapa jenis tanaman sebagai sumber

atraktan lalat buah (Bactrocera spp.)(Diptera: Tephritidae) pada tanaman cabai

(Capsicum annuum L.)

Ferrar, P. - Fruit Flies in Asia (especially Southeast Asia). Species, biology and management.

20 hal. (Online)

http://ipm.ait.asia/test/inception/IWS_DOCS/FRUIT%20FLIES%20IN%20ASI

A%20paper-Paul-27%20Aug.%202010.pdf. Diakses 5 Pebruari 2014.

Ghanim, NM. 2013. Influence of Methyl Eugenol diluted with Paraffin Oil on Male Annihilation

Technique of Peach Fruit Fly, Bactrocera zonata (Saunders)(Diptera:

Tephritidae). Entomol Omithol Herpestol 2:114.

Herlinda, S., R. Mayasari, T. adam, Y. Pujiastuti, dan Y. Windusari. 2007. Populasi dan serangan

lalat buah Bactrocera dorsalis (Hendel) (Diptera: Tephritidae) serta potensi

parasitoidnya pada pertanaman cabai (Capsicum annuum L.). Kongres Ilmu

Pengetahuan Wilayah Indonesia Bagian Barat.

Hardy, D.E. 1997. The Fruitflies (Diptera: Tephritidae) Bordering Countries. Pacific Insects

Monograph. 31:1-353 (RAE 62:2962)

Iwahashi, O., T.S.S. Subazar, and S. Sastrodihardjo, 1996. Atractiveness of methyl eugenol to

fruitfly Bactrocera carambolae (Diptera: Tepritidae) in Indonesia. Ann. Entomol.

Soc. Am. 89(5):653-660

Page 24: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

24

Koyama, J. (1989) Pest status; south-east Asia and Japan. In: World Crop Pests 3(A). Fruit flies;

their biology, natural enemies and control (Ed. by Robinson, A.S.; Hooper, G.),

pp. 63-66. Elsevier, Amsterdam, Netherlands

Lawrence, B.M., 1990. Comperative chemical composition of various nutmeg oils. Perfumer &

Flavorist. 15:66

Muryati, A. Hasyim, dan W. Jan de Kogel. 2004. Distribusi Spesies Lalat Buah di Sumatera

Barat dan Riau. Balai Penelitian Tanaman Buah Solok. Solok.

Samad, S., Arinafril, dan Abdi, N. Pengaruh methyl eugenol dalam pengendalian hama lalat

buah Bactrocera dorsalis pada tanaman cabe di Kabupaten Ogan Komering Ulu,

Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

Singh, S. 2003. Efects of Aqueous Extract of Neem Seed Kernel and Azadiracthin on the

Fecundity and Post-Embryonic Development of the Melon Fly, Bactrocera

cucurbitae and the Oriental Fruit Fly, Bactrocera dorsalis Complex (Diptera:

Tephritidae). Departemant of Zoology, University of Delhi, Delhi, India.

Singh,S. dan R.P. Singh. 1998. Neem (Azadirachta indica) seed kernel extracts and Azadirachtin

as oviposition deterrents the Melon fly (Bactrocera dorsalis). Department of

Entomology, India Agricultural Research Institute New Delhi. India.

Siwi, S.S, P. Hidyat, dan Suputa. 2006. Taxonomi dan bioekologi lalat buah penting di Indonesia

(Diptera: Tephritidae). Kerjasama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian dengan Departement of

Agriculture, Fisheries and Forestry Australia.65 hal

Sodiq, M. 1994. Pengendalian lalat buah dengan tindakan agronomis. Makalah Acara Pertemuan

Konsultasi Alih Teknologi Perlindungan Tanaman Hortikultura, Malang.

Sosromarsono, S., J. Soejitno, M. Amir, S. Sastrosiswojo, dan Suhardi. 1988. Peranan pestisida

dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman pangan. Makalah Simposium

Penggunaan Pestisida Secara Bijaksana. Himpunan Perlindungan Tumbuhan

Indonesia, Jakarta. 51 hal.

.

Sutrisno, S. 1991. Current fruit fly problems in Indonesia. In Kawasaki, O., K. Iwahashi, and

K.Y. Kaneshiko (Eds.) Procceding of international symposium on the biology

and control of fruit flies. Okinawa-Japan 2-4 September. Hal.72-78

Susila, W., W. Supartha, dan Kt. Sumiartha. 2014. Uji efektivitas minyak atsiri buah pala sebagai

atraktan dan insektisida nabati lalat buah (bactrocera dorsalis complex. Laporan

Penelitian Unggulan Udayana. 31 hal.

Syahfari, H. dan Mujiyanto. 2013. Identifikasi hama lalat buah (Diptera: Tephritidae) pada

berbagai macam buah-buahan. Ziraa’ah. Vol.36. No.1

Page 25: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA … · 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Uji Efikasi Minyak Atsiri Buah Pala (Myristica fragans Houtt) sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera

25

Warton, R. 1987. An Identification manual for the North American Genera of the family

Braconidae (Hymenoptera). The Entomological Society of Washington

Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Press. 273 hal.