laporan akuntabilitas kinerja - pjnhk.go.id · pdf filetabel 3.35 insidens rate infeksi aliran...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN
( LAKIP )
BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
H A R A P A N K I T A
TAHUN 2015
JAKARTA, FEBRUARI 2016
DIREKSI BLU - RSJPD HARAPAN KITA
Direktur Utama
Dr. dr. Hananto Andriantoro, Sp.JP(K), MARS, FICA NIP. 195711041986101001
Direktur Medik dan Keperawatan
Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP(K), MARS, FACC, FESC NIP 196601011996031001
Direktur Penunjang
dr. Lia Gardenia Partakusuma, Sp.PK(K), MM, MARS, NIP 196012161987012001
Direktur Keuangan
Drs. Amir Hamzah Mauzzy, Apt, MM, MARS NIP. 196009181989021001
Direktur Umum dan SDM
dr. Tri Wisesa Soetisna, Sp.B, Sp.BTKV(K), MARS NIP 195706291985111001
KATA PENGANTAR
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2014
KATA PENGANTAR i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
terselesaikannya penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun Anggaran 2015,
sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
sumber daya di lingkungan RSJPD Harapan Kita.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP)
Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun Anggaran 2015 disusun
sebagai tindak lanjut dari TAP MPR RI No XI/MPR/1998 dan Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme serta Peraturan Presiden (Perpres) Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan yang mewajibkan untuk mempertanggungjawabkan tugas pokok dan
fungsi dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) RI No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Rumah Sakit
Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun 2015 berisi gambaran perkembangan /
capaian pelaksanaan program dan kegiatan dari Perencanaan Kinerja Tahun Anggaran
2015, yang merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis (RSB)
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun 2015-2019.
Akhir kata semoga buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
(LAKIP) RSJPD Harapan Kita tahun 2015 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, selain
sebagai sarana evaluasi yang objektif, efisien dan efektif. Laporan juga diharapkan
dapat membantu memberikan masukan bagi manajemen dalam merumuskan atau
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2014
KATA PENGANTAR ii
menentukan arah kebijakan selanjutnya yang diikuti dengan peningkatan kinerja
manajemen yang lebih baik, disertai kerja keras oleh seluruh jajaran.
Jakarta, Februari 2015 Direktur Utama BLU RSJPD Harapan Kita,
Dr. dr. Hananto Andriantoro, SpJP (K), MARS, FICA NIP. 195711041986101001
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
IKHTISAR EXECUTIVE iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit Jantung
dan Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun 2015, disusun dengan menyajikan hasil
pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan dalam mencapai tujuan, visi
dan misinya.
Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Rumah
Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita tahun 2015-2019 yang mengusung
visi: ”Leader In Cardiovascular Care, Education and Research”” dengan misi:
”Melaksanakan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas; Menciptakan wahana
pendidikan/pelatihan yang berkualitas bagi peserta didik atau peserta pelatihan;
Meningkatkan riset dan mengembangkan teknologi kardiovaskular; Mengampu
pertumbuhan rujukan wilayah (lintas propinsi) dan Berkontribusi dalam pencapaian
indikator kesehatan jantung nasional”.
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam menjalankan
operasionalnya sebagai BLU berdasar kepada Surat Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 2357/MENKES/PER/XI/2011, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
Dalam rangka mewujudkan ”good corporate governance” maka RS Jantung &
Pembuluh Darah Harapan Kita menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
selama tahun 2015 dan atas penggunaan anggaran baik anggaran yang bersumber
dari dana DIPA APBN (rupiah murni) , maupun dari dana intern RS (DIPA BLU
RSJPDHK).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita tahun 2015 merupakan laporan pencapaian kinerja dari seluruh program
dan kegiatan yang direncanakan di tahun 2015 yang disusun sebagai upaya
mewujudkan visi dan misi berdasarkan sasaran strategis dan indikator yang ditetapkan
dalam Rencana Strategis tahun 2015-2019
Laporan Akuntabilitas kinerja sebagai sarana penyampaian pertanggung
jawaban kinerja Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita kepada
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
IKHTISAR EXECUTIVE iv
Sebagai bahan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) tidak hanya menyajikan informasi yang berisi tentang keberhasilan-keberhasilan
yang telah dicapai pada tahun 2015 tetapi juga memuat kendala atau kekurangan-
kekurangan yang ada sehingga dapat dirumuskan solusinya untuk peningkatan kinerja di
masa yang akan datang.
Untuk menjalankan kegiatannya dalam mencapai sasaran dan tujuannya, Rumah
Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapakan Kita pada tahun 2015 didukung oleh
anggaran dana DIPA APBN dan BLU RSJPD Harapan Kita. Total pagu anggaran pada
tahun 2014 adalah sebesar Rp. 833.756.552.000,- yang terdiri dari Anggaran BLU
sebesar Rp. 675.000.000.000,- dan Anggaran APBN sebesar Rp. 158.756.552.000,-.
DAFTAR ISI
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
DAFTAR ISI v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
IKHTISAR EKSEKUTIF ..........................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................
i
iii
v
vii
ix
BAB I : PENDAHULUAN
A Latar Belakang ……...…………..……………......……….....…….. 1
B Maksud dan Tujuan .................................................................... 1
C Tugas Pokok dan Fungsi RSJPDHK .......................................... 2
D Peran Strategis Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita ……..…..................................................................
4
E Sistematika Penulisan …………………………………………….. 6
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
A Rencana Strategis ……...…......................................................... 8
B Rencana Kerja Tahunan dan Pernyataan Kinerja ……………… 12
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
A Capaian KInerja Organisasi ……………………..………..............
1. Terwujudnya Kepuasan Stakeholder ...................................
2. Terwujudnya RSJPDHK sebagai rujukan nasional …………
3. Terwujudnya peran strategis PJN ……………………………
4. Terwujudnya layanan, pendidikan & penelitian yang
ekselen dalam AHS ……………………………………………
5. Terwujudnya kerjasama nasional dan internasional
pelayanan, pendidikan dan penelitian ………………………
6. Terwujudnya layanan unggulan PJN .……………………….
7. Terwujudnya sistem rujukan yang efektif .…………………..
8. Terwujudnya mutu dan integrasi proses bisnis .……………
9. Terwujudnya sistem manajemen sarana dan fasilitas .……
10. Terwujudnya integrasi HIS ……………………………………
15
16
20
25
27
34
35
37
42
45
46
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
DAFTAR ISI vi
11. Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan
pengalaman yang unggul .…………………………………….
12. Terwujudnya tatakelola dan remunerasi yang efektif .……..
13. Terwujudnya budaya kinerja dan teamwork yang efektif .…
14. Termanfaatkannya sumber dana dari luar ………………….
15. Terwujudnya pertumbuhan revenue …………………………
16. Terwujudnya efisiensi proses bisnis …………………………
17. Terwujudnya peningkatan efektifitas pelayanan …………..
18. Terwujudnya peningkatan mutu pelayanan ……………….
19. Terwujudnya peningkatan mutu klinik ………………………
47
48
50
51
52
53
54
55
58
B Realisasi Anggaran ………………………………………………… 62
BAB IV : KESIMPULAN ................................................................................ 64
LAMPIRAN :
1) Form Perjanjian Kinerja
2) ,
3) ,
DAFTAR TABEL
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama (KPI) ...…………………………………..... 8
Tabel 2.2 Matriks KPI Rencana Strategis RSJPD Harapan Kita (2015-2019) …………..………..………………………………….…………..
9
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita ....................................................
12
Tabel 3.1 Sasaran strategis terwujudnya kepuasan stakeholder .…………………………………….16
Tabel 3.2 Nilai Indikator Kinerja BLU …………………………………………… 16
Tabel 3.3 Kategori Nilai Indikator Kinerja BLU ............................................. 17
Tabel 3.4 Sasaran strategis terwujudnya RSJPDHK sebagai Rujukan Nasional ………………………………..……………………..............
20
Tabel 3.5 Data Tindakan di PJT Binaan ………………………….….........….. 21
Tabel 3.6 Prosentase kasus sulit yang berhasil tahun 2015 ........................ 24
Tabel 3.7 Indikator Kinerja Sasaran Terwujudnya peran strategis PJN ....... 25
Tabel 3.8 Indikator kinerja dalam mewujudkan layanan, pendidikan, dan penelitian yang ekselen dalam AHS ............................................
27
Tabel 3.9 Penghitungan Angka Kelulusan PPDS ………............................. 28
Tabel 3.10 Capaian Indikator Medik …………………………………………...... 30
Tabel 3.11 Data penanganan komplain tahun 2015 ...................................... 33
Tabel 3.12 Indikator Publikasi International …………………........................... 34
Tabel 3.13 Indikator sasaran kinerja terwujudnya layanan unggulan PJN ...... 35
Tabel 3.14 Indikator peningkatan jumlah pasien layanan unggulan...................................................36
Tabel 3.15 Indikator sasaran kinerja terwujudnya sistem rujukan yang efektif ……………………………………………………………………
37
Tabel 3.16 Data prosentase (%) rujukan yang tepat tahun 2015 ……………… 37
Tabel 3.17 Data prosentase (%) pasien rujuk balik tahun 2015 ………………. 39
Tabel 3.18 Indikator sasaran kinerja terjaminnya mutu dan integritas proses bisnis ……………………………………………………………………
42
Tabel 3.19 Data door to balloon time < 90 mnt ………………………………… 42
Tabel 3.20 Daftar keterangan alasan keterlambatan pasien inklusi …………. 43
Tabel 3.21 Indikator kinerja sasaran mutu manajemen sarana dan fasilitas … 45
Tabel 3.22 Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya integrasi HIS ……… 46
Tabel 3.23 Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang unggul ………………………..
47
Tabel 3.24 Indikator kinerja sasaran mutu terwujudnya tatakelola dan remunerasi yang efektif ……………………………………………….
49
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
DAFTAR TABEL vii
Tabel 3.25 Hasil pengukuran Score GCG RSJPDHK tahun 2015 ................. 49
Tabel 3.26 Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya budaya kinerja dan teamwork yang efektif …………………………………………………
50
Tabel 3.27 Indikator kinerja sasaran mutu termanfaatkannya sumber dana dari luar ………………………………………………………………….
51
Tabel 3.28 Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya pertumbuhan revenue …………………………………………………………………
52
Tabel 3.29 Pertumbuhan revenue 2014-2015 ............................................... 52
Tabel 3.30 Indikator kinerja sasaran mutu terwujudnya efisiensi proses bisnis …………………………………………………………..............
53
Tabel 3.31 Indikator kinerja sasaran mutu terwujudnya peningkatan efektifitas pelayanan …………………………………………………..
54
Tabel 3.32 Indikator kinerja sasaran mutu terwujudnya peningkatan mutu pelayanan ……………………………………………………………….
56
Tabel 3.33 Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya peningkatan mutu klinik ……………………………………………………………………..
58
Tabel 3.35 Insidens rate Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) di RSJPDHK tahun 2015………………………………………………………………
58
Tabel 3.36 Insidens Rate Infeksi Daerah Operasi ( IDO ) dalam percent (%) di RSJPDHK Tahun 2015 ……………………………………….
59
Tabel 3.37 Insidens Rate Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Perseribu Hari Pemakaian Alat(‰) RSJPDHK Tahun 2015 ……..
60
Tabel 3.38 Insidens Rate Hospital Aquired Pneumonia (HAP) di RSJPDHK tahun 2015 ……………………………………………….
61
Tabel 3.39 Realisasi Anggaran RSJPD Harapan Kita tahun 2015 ............... 62
DAFTAR GAMBAR
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2013
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Nilai Elemen Budaya Kinerja (Organisasi) RSJPDHK .....…..…… 51
Gambar 3.2 Prosentase Penyerapan Anggaran APBN tahun 2015 ....……….. 63
Gambar 3.3 Prosentase Penyerapan Anggaran BLU tahun 2015 …...………... 63
BAB I
PENDAHULUAN
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB I - PENDAHULUAN 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK)
merupakan rumah sakit khusus yang menjadi Pusat Rujukan Nasional untuk
pelayanan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) yang berada
dibawah Kementerian Kesehatan RI.
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita sebagai Unit
Pelaksana Teknis dibawah Kementerian Kesehatan RI, perlu menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dalam upaya mewujudkan Good
Clinical Governance dan Good Corporate Governance sesuai Inpres No 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap
Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi, dan peranannya dalam
pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya
berdasarkan perencanaan strategis dan indikator kinerja lainnya yang sudah
ditetapkan, dan PERMENKES RI No.2416/MENKES/PER/XII/ 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Kesehatan.
Sebagai landasan, penyusunan mengacu pada PERMENPAN RI Nmor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata
cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintahan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSJPD Harapan Kita Tahun 2015 disusun
sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas
RSJPDHK sebagai UPT di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI dalam kurun
waktu tahun 2015 sebagai tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis (2015-
2019) RSJPD Harapan Kita tahun.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB I - PENDAHULUAN 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSJPD Harapan Kita merupakan rangkuman
dari suatu proses di mana setiap Unit Kerja per Direktorat melakukan evaluasi
kinerjanya masing-masing yang memuat keberhasilan maupun kegagalan dalam
pencapaian kinerja selama melaksanakan kegiatan tahun anggaran 2015 yang wajib
dipertanggung jawabkan.
C. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
1. Tugas Pokok
Berdasarkan Permenkes RI No. 1682/MENKES/PER/XII/2005, RSJPD
Harapan Kita mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan
melalui peningkatan kesehatan dan pencegahan serta upaya rujukan.
Berdasarkan SK Men-Kes No.1102/Men-Kes/SK/IX/2007 Tanggal 26
September 2007 RSJPDHK ditetapkan sebagai Pusat Jantung Nasional yang
mempunyai tugas menjadi World Class Hospital dan menerapkan layanan
Kardiovaskuler berjenjang di seluruh Indonesia.
Berdasarkan SK Men-Kes No.333/MenKes/SK/V/2011, pada Tanggal 7 Mei
2011 RSJPDHK ditetapkan sebagai RS khusus type A.
2. Fungsi RSJPDHK
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, RS jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita menyelenggarakan fungsi :
a. Upaya pencegahan terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah;
b. Upaya pelayanan dan penyembuhan bagi pasien penyakit jantung dan
pembuluh darah
c. Upaya rehabilitasi terhadap pasien penyakit jantung dan pembuluh darah;
d. Upaya menjalankan pelayanan berjenjang melalui rujukan yang efektif
e. Pengelolaan dan pembinaan sumber daya manusia
f. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dalam bidang ilmu penyakit jantung
dan pembuluh darah (kardiovaskular).
g. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan dalam bidang ilmu penyakit
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
h. Pelaksanaan urusan administrasi umum dan keuangan.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB I - PENDAHULUAN 3
3. Struktur Organisasi RSJPDHK
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 2357/Menkes/Per/XI/2011 tanggal 22
November 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita, Adapun struktur organisasi Rumah Sakit Jantung
dan Pembuluh Darah Harapan Kita adalah sebagai berikut :
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB I - PENDAHULUAN 4
D. PERAN STRATEGIS RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
1. Visi, Misi dan Nilai Budaya
Sebagai suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan penyakit
jantung dan pembuluh darah, maka RSJPDHK telah menetapkan visi dan
misinya yang tertuang dalam Rencana Strategi Bisnis tahun 2015-2019.
Visi
Visi yang ditetapkan yakni : ”Leader in Cardiovascular Care, Education, and
Research”
Misi
1. Melaksanakan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas.
2. Menciptakan wahana pendidikan/pelatihan yang berkualitas bagi peserta
didik atau peserta pelatihan.
3. Meningkatkan riset dan mengembangkan teknologi kardiovaskular.
4. Mengampu pertumbuhan rujukan wilayah (lintas propinsi).
5. Berkontribusi dalam pencapaian indikator kesehatan jantung nasional
Nilai Budaya
1. Profesional, Bekerja keras guna memberikan hasil kerja terbaik dengan
meningkatkan kompetensi diri secara terus menerus.
2. Jaminan kualitas, Menciptakan produk/layanan yang berkualitas tinggi,
dengan senantiasa menjaga mutu sarana/ prasarana dan SDM (input),
proses, penyajian dan luaran (output)
3. iNovatif, Berfikir maju mengikuti perkembangan IPTEK kardio-vaskular dan
melaksanakan permbelajaran terus menerus.
4. Harmoni, Kerjasama erat dan selaras antara para karyawan maupun
pimpinan, atas dasar saling menghargai dan membutuhkan dalam
menjalankan misi rumah sakit.
5. Komitmen, Tekad untuk senantiasa memenuhi kepuasan stakeholder
(pasien, peserta didik, mitra, pemerintah, dan masyarakat)
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB I - PENDAHULUAN 5
2. Arah Strategis
Arah ke mana sebuah institusi publik hendak diwujudkan di masa depan
akan sangat tergantung pada dinamika tuntutan stakeholders kunci terhadap
keberadaan institusi publik tersebut. Kondisi ini juga berlaku bagi RSJPD
Harapan Kita dalam mewujudkan visi dan misi. Kemampuan mengidentifikasi
harapan dan kekhawatiran stakeholders kunci sebagai bagian dari tuntutan
utama stakeholders kunci merupakan salah satu tahap kritis awal dalam
menentukan arah dan prioritas strategis pengelolaan RSJPD Harapan Kita di
tahun-tahun mendatang. Selain itu, informasi tentang patok duga (benchmark)
juga ikut menentukan arah dan prioritas strategis pengelolaan RSJPD Harapan
Kita dalam menjalankan misi layanan, pendidikan, dan penelitiannya di masa
mendatang.
3. Tantangan Strategis
Memperhatikan dinamika tuntutan stakeholders kunci dan informasi dari
benchmark, maka tantangan strategis yang akan dihadapi oleh RSJPD Harapan
Kita untuk periode tahun 2015 – 2019 sebagai berikut :
a. Ketidakjelasan regulasi dan belum optimalnya dukungan dari Kemenkes
kepada RSJPD Harapan Kita sebagai Pusat Rujukan Nasional dan PJN.
b. Globalisasi dan persaingan bebas.
c. Kualitas dan kuantitas SDM yang terbatas.
d. Biaya impor (pajak) pengadaan alkes tinggi sehingga tarif tindakan tinggi.
e. Tarif INA CBGs terbatas dan ketidaksiapan sistem rujukan berjenjang.
f. Penambahan penyakit KV dalam MDGs.
g. Integrasi IT.
h. Proses bisnis belum terintegrasi.
i. Integrasi dengan vendor.
j. Kehandalan sarana dan prasarana.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB I - PENDAHULUAN 6
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika laporan yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued)yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan
hasilpengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai
berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional
(jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen Perjanjian Kinerja.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB I - PENDAHULUAN 7
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
Lampiran:
1) Perjanjian Kinerja
2) Lain-lain yang dianggap perlu
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB II - PERENCANAAN KINERJA 8
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Dalam tata kelola sistem yang modern, organisasi publik selayaknya dirancang
atas dasar misi dan tujuannya, karena organisasi merupakan suatu tatanan untuk
mencapai tujuan. Dalam kaitan tersebut, setiap organisasi publik perlu menyusun
prioritas pengelolaan dan pengembangannya agar segenap komponen organisasi
publik dan para mitra kerjanya bergerak searah dan sinergis menuju tujuan
keseluruhan organisasi publik. Rencana strategis (renstra) merupakan salah satu
perangkat strategis bagi manajemen puncak dari suatu organisasi publik yang
memandu dan mengendalikan arah gerak serangkaian prioritas pengembangan
organisasi dari berbagai unit kerja dan mitra kerjanya untuk bersama bersinergis
guna mencapai tujuan dari keseluruhan organisasi publik.
Dalam Rencana Strategi RSJPD Harapan KIta ditetapkan Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja Utama (KPI) dari beberapa perspektif, secara rinci dapat dilihat
pada tabel II.1
Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama (KPI)
Perspektif Sasaran Strategis KPI
SH
1 Terwujudnya kepuasan stakeholders
1 Tingkat kesehatan RS (PPK BLU)
2 tingkat kepuasan karyawan
3 tingkat kepuasan peserta didik (S1 dan Sp1 FKUI)
4 % pasien yang puas dan sangat puas
2 Terwujudnya peran strategis PJN
5 % keberhasilan operasi jantung secara mandiri di PJT Binaan
6 % kasus sulit yang berhasil (level severitas 3 ke atas)
7 jumlah rekomendasi/kajian nasional yang dihasilkan
BPI 3 Terwujudnya layanan, pendidikan, dan penelitian yang ekselen
8 jumlah riset translasional yang diaplikasikan
9 % PPDS kardiologi yang lulus tepat waktu (≤ 9 semester)
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB II - PERENCANAAN KINERJA 9
10 % capaian indikator medik kardiovaskular (17 indikator)
11 % komplen yang ditangani dengan baik (tidak sampai pengadilan)
4 Terakreditasi internasional 12 JCI
5
Terwujudnya kerjasama nasional dan internasional pelayanan, pendidikan dan penelitian.
13 jumlah staf SMF yang mengikuti training di LN (min. 3 bulan)
14 jumlah publikasi internasional
6 Terwujudnya layanan unggulan PJN
15 jumlah jenis layanan unggulan yang baru
16 % peningkatan jumlah pasien pada layanan unggulan.
7 Terwujudnya sistem rujukan yang efektif
17 % pasien severitas 3 ke atas
18 % pasien rujuk balik
8 Terjaminnya mutu dan integrasi proses bisnis
19 % kasus dengan door to balloon time < 90 mnt
20 % hasil audit mutu yang ditindaklanjuti sampai implementasi
BPI
9 Terwujudnya peningkatan keandalan sarfas.
21 % kesesuaian sarfas dengan standar MFK
10 Terwujudnya PJN sebagai pusat binaan pelayanan jantung
22 jumlah PJT binaan mandiri
L & G
11 Terwujudnya integrasi HIS 23 tingkat maturitas IT korporasi
12 Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang unggul
24 % staf yang kinerja unggul (B dan BS)
13 Terwujudnya tatakelola dan remunerasi yang efektif
25 skor GCG Corporate
14 Terwujudnya budaya kinerja dan teamwork yang efektif
26 indeks budaya kinerja PJN (PJNHK)
FIN
15 Termanfaatkannya sumber dana dari luar
27 jumlah KSO yang di atas 1 milyar
16 Terwujudnya pertumbuhan revenue
28 tingkat pertumbuhan revenue
17 Terwujudnya efisiensi proses bisnis.
29 rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB II - PERENCANAAN KINERJA 10
Untuk mencapai tujuannya, Rencana Strategis RSJPD Harapan Kita menuangkan
KPI dalam bentuk matriks yang memuat target per tahun selama periode Renstra
tahun 2015 - 2019.
Tabel 2.2 Matriks KPI Rencana Strategis RSJPD Harapan Kita (2015-2019)
KPI TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
Tingkat kesehatan RS (PPK BLU)
86 88 90 93 96
Tingkat kepuasan karyawan 80 82 84 86 90
Tingkat kepuasan peserta didik (S1 dan Sp1 FKUI)
80 82 84 86 90
% Pasien yang puas dan sangat puas
70 73 75 80 85
% keberhasilan operasi jantung secara mandiri di PJT Binaan
85 85 87 87 90
% Kasus sulit yang berhasil (level severitas 3 ke atas)
85 87 89 91 93
Jumlah rekomendasi/kajian nasional yang dihasilkan
1 1 1 1 1
Jumlah riset translasional yang diaplikasikan
1 1 1 1 1
% PPDS kardiologi yang lulus tepat waktu (≤ 9 semester)
60 62 65 67 70
% Capaian indikator medik kardiovaskular (17 indikator)
TBD TBD TBD TBD 90
% Komplen yang ditangani dengan baik (tidak sampai pengadilan)
100 100 100 100 100
JCI akreditasi
akreditasi
Jumlah staf SMF yang mengikuti training di LN (min. 3 bulan)
5 5 5 5 5
Jumlah publikasi internasional
0.2 0.23 0.25 0.27 0.3
Jumlah jenis layanan unggulan yang baru
1 0 1 0 1
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB II - PERENCANAAN KINERJA 11
% Peningkatan jumlah pasien pada layanan unggulan.
5 5 5 5 5
% Pasien severitas 3 ke atas 30 32 35 37 40
% Pasien rujuk balik 40 50 60 70 80
% Kasus dengan door to balloon time < 90 mnt
80 85 90 95 98
% Hasil audit mutu yang ditindaklanjuti sampai implementasi
100 100 100 100 100
% kesesuaian sarfas dengan standar MFK
80 85 90 95 100
Jumlah PJT binaan mandiri 6 8 8 10 10
Tingkat maturitas IT korporasi
75% 90%
fully integrate
d HIS (100%)
% staf yang kinerja unggul (B dan BS)
90 90 95 95 95
Skor GCG Corporate TBD TBD TBD TBD TBD
Indeks budaya kinerja PJN (PJNHK)
70 75 80 83 85
Jumlah KSO yang di atas 1 milyar
2 2 2 2 2
Tingkat pertumbuhan revenue
10 10 10 10 10
Rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional
95 96 97 98 100
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB II - PERENCANAAN KINERJA 12
B. RENCANA KERJA TAHUNAN dan PERNYATAAN KINERJA
Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan
proses penetapan target indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Rencana Kerja Rumah
Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita 2015 ini merupakan rencana
kerja tahun pertama untuk pencapaian sasaran strategis dan sasaran
program/kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis RSJPDHK
2015-2019
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada TA 2015 dalam
penetapan kinerjanya memuat indikator kinerja utama dalam Rencana Strategis
RSJPDHK dan beberapa Indikator Kinerja yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan RI.
Rencana kerja selanjutnya dituangkan sebagai Pernyataan Perjanjian Kinerja
RSJPD Harapan Kita tahun 2015.
Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita
No Sasaran Strategis KPI Indikator Kinerja / Keberhasilan Target 2015
1 Terwujudnya kepuasan stakeholder
1 Tingkat kesehatan RS (PPK BLU) 87
2 Tingkat kepuasan karyawan 75 %
3 Tingkat kepuasan peserta didik (S1 dan Sp1 FKUI)
90 %
4 % pasien yang puas dan sangat puas
85
%
2 Terwujudnya RSJPDHK sebagai Rujukan Nasional
5 % keberhasilan operasi jantung secara mandiri di PJT Binaan
98
%
6 % kasus sulit yang berhasil
90 %
3
Terwujudnya peran strategis PJN
7 jumlah rekomendasi/kajian nasional yang dihasilkan
1
8 Jumlah implementasi program preventif dan promotif
1
4
Terwujudnya layanan, pendidikan, dan penelitian yang ekselen dalam AHS
9 jumlah riset translasional yang diaplikasikan
1
10 % PPDS kardiologi yang lulus tepat waktu (≤ 9 semester)
65 %
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB II - PERENCANAAN KINERJA 13
11 % capaian indikator medik kardiovaskular
80 %
12 % komplen yang ditangani dengan baik
85 %
13 Jumlah peserta fellowship dari LN 1
5
Terwujudnya kerjasama nasional dan internasional pelayanan, pendidikan dan penelitian.
14 jumlah publikasi internasional 7
6 Terwujudnya layanan unggulan PJN
15 jumlah jenis layanan unggulan yang baru
2 (vaskular
dan valvular)
16 % peningkatan jumlah pasien pada layanan unggulan.
20 %
7 Terwujudnya sistem rujukan yang efektif
17 % rujukan yang tepat (kasus severitas 3)
35 %
18 % pasien rujuk balik 25 %
19 jumlah PJT binaan mandiri 4
8 Terjaminnya mutu dan integrasi proses bisnis
20 % kasus dengan door to balloon time < 90 mnt
70 %
21 % hasil audit mutu yang ditindaklanjuti sampai implementasi
100 %
9 Terwujudnya sistem manajemen sarana dan fasilitas
22 % kesesuaian sarfas dengan standar MFK
80 %
10 Terwujudnya integrasi HIS
23 tingkat maturitas IT korporasi 2,5
11
Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang unggul
24 % staf yang kinerja unggul (B dan BS)
90 %
25 jumlah staf SMF yang mengikuti training di LN (min. 3 bulan)
5 %
12 Terwujudnya tatakelola dan remunerasi yang efektif
26 Skor GCG Corporate 75 %
13 Terwujudnya budaya kinerja dan teamwork yang efektif
27 Indeks budaya kinerja PJN (PJNHK)
70 %
14 Termanfaatkannya sumber dana dari luar
28 jumlah KSO yang di atas 1 milyar 2
15 Terwujudnya pertumbuhan revenue
29 tingkat pertumbuhan revenue 7 %
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB II - PERENCANAAN KINERJA 14
16 Terwujudnya efisiensi proses bisnis
30 rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional
88 %
17 Terwujudnya peningkatan efektifitas pelayanan
31 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
50 %
32 % Temuan ketersediaan Obat Rutin yang di TL
99 %
18 Terwujudnya Peningkatan Mutu Pelayanan
33 Penyampaian hasil laboratorium Kritis yang tepat wakti < 30 menit
100 %
19 Terwujudnya peningkatan mutu klinik
34 Infeksi Aliran Darah (IAD) 3,5 %
35 Infeksi Daerah Operasi (IDO) 2,0 %
36 Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
5,8 %
37 Hospital Acuired Pneumonia 1,5 ‰
38 Penerapan Keselamatan Operasi 100 %
Dalam pelaksanaan kegiatannya di tahun 2015, Rumah Sakit Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita mendapatkan dukungan anggaran sebesar Rp
833.756.552.000,-
Kegiatan Anggaran
1. Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan Rp. 675.000.000.000,-
2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
Rp. 158.756.552.000,-
Rp. 833.756.552.000,-
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
AB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Capaian kinerja merupakan hasil dari kegiatan manajemen melalui
pengukuran kinerja dengan membandingkan realisasi/hasil dan target yang
ditetapkan dalam perjanjian kinerja.
Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Rumah Sakit Jantung
dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam kurun waktu Januari – Desember 2015.
Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Strategis
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun 2015–2019.
Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-
masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan
program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang
direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan program dan kegiatan
dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
Renstra Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dan Penetapan
Kinerja.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Rumah Sakit
Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam rumusan yang lebih spesifik,
terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran pada
tahun 2015 maka Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita telah
bekerja untuk memenuhi target-target yang ditetapkan dan tercantum dalam
perencanaan dan perjanjian kinerja tahun 2015.
Sasaran strategis Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
pada perencanaan kinerja 2015 mengacu pada Rencana Strategis RSJPDHK
tahun 2015-2019 dan Pedoman Indikator Kinerja BLU Kementerian Kesehatan RI
yang kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian kinerja tahun 2015.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 16
Uraian capaian kinerja dari sasaran strategis dan indikator kinerja
berdasarkan Perjanjian Kinerja RSJPD Harapan Kita Tahun 2015 dituangkan
sebagai berikut :
1. Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Sasaran strategis ini memuat beberapa indikator kinerja seperti pada tabel
berikut :
Tabel 3.1. Sasaran strategis terwujudnya kepuasan stakeholder
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
1 Tingkat kesehatan RS (PPK BLU)
87 82,95 X
2 Tingkat kepuasan karyawan % 75 70 X
3 Tingkat kepuasan peserta didik (S1 dan Sp1 FKUI)
% 90 91,4 √
4 % pasien yang puas dan sangat puas
% 85 77,98 X
a. KPI 1. Tingkat Kesehatan RS (PPK BLU)
Indikator ini merupakan gambaran keberhasilan rumah sakit sebagai
badan layanan umum, mengacu pada Permenkeu No.05/2013 Tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Satker BLU Bidanag Layanan Kesehatan.
Tingkat kesehatan BLU diukur mengunakan tiga kelompok indikator yaitu :
aspek keuangan, aspek pelayanan dan aspek mutu&manfaat.
Capaian
- Pada tahun 2015 terealisasi nilai sebesar 82,95, bila dibandingkan
dengan target yang ditetapkan maka belum memenuhi target.
- Terjadi penurunan juga dibandingkan tahun sebelumnya, dimana
angka kesehatan BLU bernilai 86,45. Namun dalam standar nasional
yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan, hasil capaian termasuk
dalam kategori SEHAT dengan nilai AA atau pada rentang nilai
80-N-95
Tabel 3.2. Nilai Indikator Kinerja BLU
KINERJA RSJPDHK BOBOT
NILAI 2014
NILAI 2015
1 Indikator Keuangan 30 25.50 24,05
2 Indikator Layanan 35 29.25 27,00
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 17
3 Indikator Mutu 35 31,70 31,90
TOTAL 100 86.45 82,95
KATEGORI AA AA
Tabel 3.3. Kategori Nilai Indikator Kinerja BLU
SEHAT NILAI
A 65 s/d 80
AA 80 s/d 95
AAA > 95
Kendala
1. Pada indikator layanan penurunan terjadi seiring dengan menurunnya
angka produktifitas layanan pada tahun 2015 dibandingkan tahun
2014. Menurunnya angka produktifitas dikarenakan RSJPDHK telah
menjalankan program JKN tentang rujukan berjenjang.
2. Belum sesuainya indikator yang ditetapkan dengan kondisi asli RS
sebagai Pusat Rujukan Nasional RS khusus.
3. Sistem pelaporan keuangan belum maksimal.
Upaya Tindak Lanjut :
1. Penilaian lebih disesuaikan dengan kondisi RS sebagai Pusat Rujukan
Nasional (RS khusus)
2. Sistem Pelaporan keuangan terintegrasi dengan Teknologi Informasi.
b. KPI 2. Tingkat Kepuasan Karyawan
Berdasarkan persfektifnya maka karyawan merupakan aset dan
stakeholder inti rumah sakit.
Kepuasan karyawan adalah tingkat penerimaan karyawan terhadap
kondisi yang berhubungan dengan iklim & lingkungan kerja,beban kerja,
kepemimpinan, karir, dan kesejahteraan.
Capaian/Kondisi yang dicapai
Pencapaian tingkat kepuasan karyawan RSJPDHK tahun 2015 adalah
dibawah 70%, belum memenuhi target yang ditetapkan RS pada tahun
2015 sebesar 75%.
Tingkat kepuasan karyawan diukur melalui survey dengan jumlah
responden 335 (19% ) dari 1750 karyawan.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 18
Faktor yang diteliti yaitu faktor jenis pekerjaan, rasa aman, lingkungan
kerja, pengembangan karir, supervisi, hubungan dengan pihak
manajemen, pendidikan & pelatihan, kompensasi & manfaat serta budaya
organisasi, terbukti secara signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja
staf RSJPD Harapan Kita.
Faktor utama yang berkontribusi adalah rasa aman akan pekerjaan yang
dimiliki, sehingga intervensi pada faktor ini diharapkan dapat meningkatkan
kepuasan kerja karyawan/staf RSJPD Harapan Kita.
Kendala :
1. Tingkat responsible dari responden terhadap pelaksanaan survey
masih kurang.
2. Kurangnya kesempatan staf untuk berperan aktif dalam memberikan
saran, ide atau gagasan yang membangun sehingga akan
meningkatkan produktifitas kerja staf
3. Kurangnya kesempatan staf menambah pengetahuan dan keahlian
melalui pendidikan dan pelatihan.
Upaya Tindak Lanjut :
1. Berupaya meningkatkan kesadaran karyawan untuk lebih terlibat
dalam pelaksanaan survey.
2. Meningkatkan kesempatan staf untuk menambah pengetahuan dan
keahlian melalui pendidikan dan pelatihan.
3. Survey selanjutnya akan dibuat anonim untuk lebih memberikan
keterbukaan kepada responden
c. KPI 3. Tingkat Kepuasan Peserta Didik (S1 dan Sp1 FKUI)
Sebagai Rumah Sakit Pendidikan maka indikator ini diperlukan untuk
mengukur tingkat kepuasan peserta didik.
Peserta didik yang dimaksud adalah adalah mahasiswa S1 Kedokteran,
Sp1 Kardiologi, Sp1 Bedah Jantung FKUI. Kepuasan diukur berdasarkan
faktor paparan kasus, dukungan sarana prasarana pendidikan, kepuasan
terhadap staf pengajar, dll
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 19
Capaian :
Hasil pengukuran tingkat kepuasan peserta didik pada tahun 2015 adalah
sebesar 91%, mencapai target dari yang ditetapkan pada tahun 2015
sebesar 90%
Secara teknis pelaksanaan survey memuat 27 pertanyaan, hasil yang
diperoleh terdiri dari :
1. Responden yang menjawab survey dengan jawaban puas adalah
sebanyak 1630%
2. Responden yang menjawab survey dengan jawaban sangat puas
adalah sebanyak 840%
3. Total Responden yang menyatakan puas dan sangat puas adalah
2470%.
Formula perhitungan Hasil Survey :
∑ (Jawaban Puas + Jawaban Sangat Puas ) Jumlah Seluruh Item Pertanyaan
= ((1630% + 840%) / 27
= 2470% / 27
= 91,4 %
Kendala :
1. Pengukuran masih meliputi tingkat kepuasan peserta didik S-1 dan
PPDS Kardiologi FKUI, belum menyertakan pengukuran (kuestioner)
untuk PPDS BTKV.
2. Sementara tidak ada kendala yang berarti, karena dari target 90%
telah tercapai yaitu : 91,4%.
Upaya Tindak Lanjut :
1. Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan di semua divisi RSJPDHK
agar tingkat kepuasan peserta didik dapat dipertahankan atau bahkan
ditingkatkan.
2. Perbaikan proses belajar mengajar dalam prodi ilmu penyakit jantung
dan pembuluh darah.
3. Menyertakan pengukuran/evaluasi tingkat kepuasan untuk PPDS
BTKV (bedah Thoraks Kardiovaskular).
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 20
d. KPI 4. Prosentase (%) pasien yang puas dan sangat puas
Capaian :
Pada tahun 2015 tercapai prosentase pasien yang menyatakan puas dan
sangat puas sebesar 77,98 %, angka belum mencapai target dari yang
ditetapkan sebesar 85%
Kendala :
• Survey dilakukan pada saat terjadi perubahan sistem alur pendaftaran
dan pelayanan poliklinik umum.
• Masih adanya beberapa unit yang belum maksimal dalam memberikan
pelayanan.
Upaya Tindak Lanjut :
• Berdasarkan hasil survey yang diakukan didapat masukan kepada
diharapkan bagi unit layanan dapat meningkatkan mutu/kualitas
layanan yang kurang memenuhi harapan dari pelanggan.
• Pengumpulan sample responden diharapkan mendapatkan dukungan
dari unit layanan.
2. Terwujudnya RSJPDHK sebagai Rujukan Nasional
Tabel 3.4. Sasaran strategis terwujudnya RSJPDHK sebagai Rujukan
Nasional
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
5 % keberhasilan operasi jantung secara mandiri di PJT Binaan
% 98 98,63 √
6 % kasus sulit yang berhasil % 90 98,14 √
a. KPI 5. Prosentase (%) keberhasilan operasi jantung secara mandiri
di PJT Binaan
Indikator dipilih untuk mengukur kemandirian PJT dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi setelah mendapat pembinaan dari RSJPD
Harapan Kita.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 21
Formula pengukuran melalui perbandingan Jumlah pasien operasi jantung
mandiri yang pulang sehat dibagi jumlah seluruh pasien yang dioperasi
secara mandiri.
Capaian
Tabel. 3.5 Data Tindakan di PJT Binaan
NO Nama PJT Binaan TARGET Tahun 2014 Tahun 2015
Jumlah Tindakan
Mortalitas Jumlah
Tindakan Mortalitas
1. RS. Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
98%
16 0 29 1
2. RSUD A Wahab Sjahranie – Samarinda
21 0 44 0
TOTAL 54 0 73 1
(%) KEBERHASILAN OPERASI JANTUNG
100% 98,63%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan realisasi capaian tahun 2015 pada
indikator tercapainya persentasi keberhasilan operasi jantung secara
mandiri di PJT binaan sebesar 98,63%, angka capaian berhasil mencapai
target dari yang ditetapkan sebesar 98%, meski dibandingkan dengan
tahun sebelumnya terjadi penurunan.
Analisa/Kajian
Saat ini yang dianggap binaan dalam tindakan bedah adalah:
1. RSUD A. Wahab Syahranie, Samarinda
2. RS dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh
Pada kedua RS tersebut pembinaan terdiri dari berbagai tingkat, baik
pelayanan jantung yang ditangani seluruhnya oleh tim dari RSJPDHK dan
dokter setempat menjadi asisten, tindakan bedah dilakukan oleh dokter
setempat dan dokter bedah jantung RSJPDHK menjadi asisten, tindakan
operasi dilakukan oleh dokter bedah setempat dan dokter bedah jantung
RSJPDHK menjadi supervisor dan tidak ikut melakukan tindakan bedah.
Demikian juga dengan pelayanan anestesi dan intensive care pasca
operasi jantung.
Angka keberhasilan operasi jantung secara mandiri di RS binaan
yang dilaporkan untuk indikator ini adalah angka in-hospital survival pasien
yang menjalani operasi jantung terbuka baik dewasa maupun anak/
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 22
kongenital di kedua RS tersebut, baik dilakukan bersama-sama maupun
dilakukan oleh dokter bedah jantung setempat dibawah supervisi.
Walaupun pada definisi operasional indikator tersebut adalah
keberhasilan operasi jantung yang dilakukan secara mandiri (tidak disertai
oleh dokter bedah jantung dari RSJHK), namun hal tersebut belum dapat
dilaporkan karena dianggap kedua RS tersebut masih dalam proses
pembinaan.
Kendala / Hambatan
Data keberhasilan operasi jantung yang ada adalah data saat masih
dalam pembinaan.
Pemilihan pasien yang akan menjalani tindakan operasi di tempat RS
binaan seharusnya dipilih kasus yang dengan tingkat kesulitan rendah,
namun terdapat kasus yang dilakukan tindakan di tempat binaan
karena pasien tersebut tidak memungkinkan ditransfer ke Jakarta
(kemungkinan kasusnya terlalu berat untuk dapat ditransfer)
Kendala internal dari RS daerah tersebut dimana tidak lengkapnya tim
bedah jantung yang harus menjalani pembinaan. Pada saat tahap
pembinaan ini harusnya terdapat SDM setempat yang lengkap
paketnya sehingga dapat bersama sama menjalani pembinaan untuk
dapat dipersiapkan secara keseluruhan. Sebagai contoh tidak atau
belum tersedianya staf intensivist yang akan menangani pasien pasca
bedah.
Upaya Tindak Lanjut
Upaya tindak lanjut pada indikator ini diantaranya yaitu:
1. Penetapan kasus yang akan dilakukan operasi yang akan dilakukan di
RS binaan ditentukan dan dibahas terlebih dahulu.
2. Kelengkapan SDM dan skema pembinaan di RS binaan harus manjadi
bagian dari prasyarat pembinaan, dan tercantum dalam perjanjian
kerjasama.
3. Penetapan RS yang dibina harus ditetapkan dengan surat keputusan
Direksi dan dengan skema pembinaan yang disepakati.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 23
Usulan :
Untuk tahun 2016, harus ada SK direksi yang menentukan RS mana
yang disebut sebagai RS binaan, dan kemudian di dalam Perjanjian
Kerjasama disebutkan mengenai persaratan awal untuk menjadi RS
binaan dan terdapat skema yang jelas yang harus dipenuhi sebagai hasil
dari proses pembinaan tersebut. Diusulkan RS binaan pada tahun 2016
adalah RS. Wahab Syahranie, Samarinda (oleh karena dianggap belum
siap melanjutkan program bedah janutng secara mandiri mengingat
ketersediaan SDM), dan RS Manado.
Pada PKS harus tercantum skema pemenuhan SDM secara
lengkap(paket), sarana dan prasarana dalam tahun pertama, setidaknya
sudah ada dokter bedah jantng, anestesi jantung, intensivist yang sudah
atau sedang menjalani pendidikan dalam tahun terakhir.
Skema pembinaan harus jelas setiap tahunnya menyangkut
persiapan pelayanan bedah jantng mandiri di m asa mendatang, dan
kewajiban melaporkan hasil pembinaan sebagai indikator keberhasilan.
Pada 1 sampai 2 tahun pertama, pembinaan dilakukan dengan melakukan
tindakan operasi di tempat untuk kasus-kasus risiko rendah yang dilakukan
bersama-sama oleh dokter bedah jantung setempat dan dokter bedah
jantung dari RSJPDHK. Demikian pula dengan anestesi dan perawatan
intensive, dan perawatan lainnya..
Pada 1 tahun berikutnya tindakan bedah dilakukan hanya oleh dokter
bedah setempat, sementara dokter bedah RSJPDHK hanya menjadai
supervisor. Demikian pula dengan anestesi, perawatan intensive dan
keperawatan lainnya.
Pada 2 tahun berikutnya, tim RSJPDHK tidak perlu datang ke tempat
pembinaan tetapi RS binaan harus melaporkan hasil dari tindakan
operasinya sebagai evaluasi bagi RS binaan dan dapat diberikan masukan
untuk mengatasi masalah. Selain itu sebagai laporan keberhasilan
kegiatan pembinaan RSJPDHK.
Indikator yang dinilai adalah sesuai dengan definisi operasional, yaitu
keberhasilan operasi jantung yang dilakukan secara mandiri, yaitu yang
dilakukan oleh tim bedah jantung setempat, walaupun masih dalam
supervise oleh tim bedah jantung RSJPDHK, sehingga RS binaan harus
tetap melaporkan kegiatan bedah jantungnya.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 24
b. KPI 6. Prosentase (%) kasus sulit yang berhasil
RSJPDHK sebagai pusat rujukan nasional, harus mampu dan berhasil
menangani kasus-kasus sulit.
Kasus sulit dalam hal ini adalah kasus koroner yang menjalani tindakan
operasi CABG dengan EF kurang dari 40%.
Capaian
Tahun 2015 ditetapkan target sebesar 90% untuk indikator prosentase
kasus sulit yang berhasil.
Target dapat terpenuhi dengan pencapaian realisasi sebesar 98,14%,
keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada table.
Tabel. 3.6 Prosentase kasus sulit yang berhasil tahun 2015
No Bulan Jumlah
Tindakan CABG
Ejection Frection
Mortalitas CABG Inklusi
Mortalitas (%)
Kasus sulit Yang Berhasil
(%) > 40% <40%
1 Januari 49 29 20 3 7,14% 92,86 %
2 Februari 51 30 21 2 4,44% 95,56 %
3 Maret 69 40 29 1 1,59% 98,41 %
4 April 60 31 29 0 0,00% 100 %
5 Mei 71 34 37 2 2,90% 97,10 %
6 Juni 63 40 23 0 0,00% 100 %
7 Juli 36 20 16 0 0,00% 100 %
8 Agustus 50 21 29 0 0,00% 100 %
9 September 49 39 10 1 2,27% 97,73 %
10 Oktober 53 35 18 1 2,17% 97,83 %
11 November 58 37 21 1 1,92% 98,08 %
12 Desember 49 25 24 0 0,00% 100 %
TAHUN 2015 658 381 277 11 1,86% 98,14%
Analisa/Kajian
Prosentase kasus sulit yang berhasil yang dilaporkan adalah keberhasilan
operasi jantung (in-hospital survival) operasi CABG pasien dengan ejection
fraction < 40%, karena sesuai dengan pembagian kasus sulit yang tertera
pada clinical pathway dengan batas EF 40%. Saat ini didapatkan hasil
capaian realisasi tahun 2015 adalah 98,14%.
Upaya Tindak Lanjut
Melanjutkan indikator penilaian ini sebagai tolak kemandirian PJT dengan
tingkat keberhasilan yang tinggi setelah mendapat pembinaan dari RSJPD
Harapan Kita.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 25
3. Terwujudnya peran strategis PJN
Tabel. 3.7. Indikator Kinerja Sasaran Terwujudnya peran strategis PJN
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
7 Jumlah rekomendasi/kajian nasional yang dihasilkan
1 ? ?
8 Jumlah implementasi program preventif dan promotif
1 1 √
a. KPI 7. Jumlah rekomendasi/kajian nasional yang dihasilkan
Sesuai visinya ”leader in cardiovascular care, education and research”
maka RSJPDHK sebagi PJN diharapkan dapat menghasilkan
rekomendasi/kajian yang bersifat nasional. Rekomendasi/kajian nasional
yang dimaksud adalah dalam hal pelayanan, pendidikan, dan penelitian di
bidang kardiologi yang menjadi dasar bagi pemerintah dalam menentukan
NSPK
Capaian
Tahun 2015 terealisasi 3 rekomendasi/kajian yang bersifat nasional yaitu :
1. Panduan Pelayanan Kardioserbrovaskular
2. Rencana Strategi Nasional Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
Kardioserebrovaskular Tahun 2015-2019
3. Rencana Strategi Nasional Pengendalian Tembakau Di Indonesia
Tahun 2015 – 2019
Kendala/Hambatan
1. Kurangnya koordinasi di lingkungan kementerian sehingga
menyebabkan respon dalam menindaklanjuti usulan kajian/
rekomendasi yang bersifat Nasional menjadi tertunda.
Upaya Tindak Lanjut
1. Meningkatkan koordinasi dengan lingkungan kementerian, dalam hal
menindaklanjuti rekomendasi/kajian Nasional.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 26
b. KPI 8. Jumlah implementasi program preventif dan promotif
Peran RSJPDHK sebagai Pusat Jantung Nasional tidak hanya kuratif, tapi
juga dalam preventif & promotif untuk menurunkan angka kematian KV.
Capaian
Tahun 2015 RSJPDHK diharapkan dapat melaksanakan program preventif
dan promotif setidaknya 1 (satu) kali sesuai dengan target yang ditetapkan
pada tahun 2015.
Pelaksanaan program di 2015 terealisasi sebanyak 1 (satu) kali, sehingga
target dapat terpenuhi.
Kegiatan yang terlaksana di tahun 2015 yaitu Kegiatan seminar dengan
tema ”Cardiovascular Prevention and Primary Care”, peserta terdiri dari
250 orang dokter-dokter dari Puskesmas Jabodetabek. Kegiatan
dilaksanakan pada tanggal 21 November 2015 bertempat di Auditorium
RSJPD Harapan Kita.
Kegiatan merupakan bentuk kerjasama dengan Dinkes (Dinas Kesehatan)
Pusat.
Topik yang dismpaikan pada acara tersebut adalah :
1. Masalah penyakit kardiovaskular di Indonesia
2. Konsep prevensi primodial, primary dan secondary prevention
3. Deteksi dini kardiovaskular
4. Konseling berhenti merokok
5. Tatalaksana awal penyakit infark miocard
6. Prevensi sekunder dengan farmako terapi
7. Prevensi sekunder penyakit kardiovaskular
8. Program rehabilitasi pasca operasi jantung
9. Program rehabilitasi kardiovaskular di pelayanan primer.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 27
4. Terwujudnya layanan, pendidikan & penelitian yang ekselen dalam AHS
Tabel. 3.8. Indikator kinerja dalam mewujudkan layanan, pendidikan, dan
penelitian yang ekselen dalam AHS
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
9 Jumlah riset translasional yang diaplikasikan
1 1 √
10 % PPDS kardiologi yang lulus tepat waktu (≤ 9 semester)
65 % 62,5 X
11 % capaian indikator medik kardiovaskular
80 % 91,28 √
12 % komplen yang ditangani dengan baik
85 % 94,92 √
13 Jumlah peserta fellowship dari LN
1 1 √
a. KPI 9. Jumlah riset translasional yang diaplikasikan
Riset translational adalah riset klinis (di laboratorium atau lapangan) yang
ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Teraplikasikannya diukur
dari direkomendasikan-nya suatu tatalaksana atau pemeriksaan baru oleh
Komite Medik
Indikator dipilih untuk menunjukan manfaat penelitian bagi pengembangan
pelayanan kardiovaskular.
Capaian :
- Target tercapai namun belum sempurna / berjalan sebagian
- Tahun 2015 hasil penelitian ESMR dipublikasi internasional. Sudah
pernah diajukan dan telah mendapat rekomendasi HTA, tetapi belum
berjalan operasionalisasinya.
Usulan : aplikasi ESMR pada pasien no options
Kendala :
- Tindak lanjut usulan tidak ada /belum ada keputusan.
- Belum ada SOP baku bagaimana hasil penelitian di RSJPD Harapan
Kita bila akan diaplikasikan.
Upaya Tindak Lanjut :
Dibuat SOP pengembangan pelayanan dari hasil penelitian orisinal di
RSJPD Harapan Kita.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 28
b. KPI 10. Prosentase (%) PPDS kardiologi yang lulus tepat waktu (≤ 9
semester)
Indikator dipilih untuk menggambarkan mutu sistem pendidikan dan hasil
pendidikan, melalui formula : persentase PPDS yang lulus dalam waktu 9
semester dibandingkan angkatannya.
Capaian / Kondisi yang dicapai saat ini :
Tahun 2015 tercapai angka Prosentase PPDS yang lulus dalam waktu 9
semester sebesar 62,5 %, angka tersebut belum memenuhi dari target
yang ditetapkan pada tahun 2015.
penghitungan tahunan merupakan rata-rata capaian dari semester I dan
semester II melalui formula :
(Ʃ lulusan / Ʃ PPDS Pada Angkatannya) X 100%
Secara rinci dapat dilihat pada table dibawah :
Tabel 3.9. Penghitungan Angka Kelulusan PPDS
Semester I
= € peserta lulus / PPDS pada angkatannya x 100%
= 4 / 8 x 100%
= 50%
Semester II
= € peserta lulus / PPDS pada angkatannya x 100%
= 6 / 8 x 100%
= 75%
Total 2015
= (50% + 75%) / 2
= 62,5%
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 29
Kendala :
Beberapa hal yang menjadi kendala tidak tercapainya target pada tahun
2015 :
1. Umumnya terlambat lulus krn terlambat dalam menyelesaikan
penelitian
2. Belum ada data PPDS BTKV (Bedah Thoraks Kardiovaskular) FKUI.
Upaya Tindak Lanjut :
1. Membuat pohon penelitian dari tiap-tiap divisi agar dapat
dimanfaatkan utk penelitian PPDS.
2. PPDS pada semester 6 sudah boleh menentukan / mengajukan topik
penelitian.
3. Memperbaiki proses belajar mengajar.
4. Memasukkan data kelulusan PPDS BTKV.
c. KPI 11. Prosentase (%) capaian indikator medik kardiovaskular
Pemilihan indikator bermaksud untuk mengukur kualitas pelayanan dan
patient safety di RSJPD Harapan Kita.
Indikator medik kardiovaskular terdiri dari 11 indikator, 5 indikator
merupakan indikator klinis kardiovaskular (KV) dan 6 indikator merupakan
indikator IPSG yang diambil dari standar JCI.
11 Indikator tersebut adalah :
1. Angka Door to balloon time kurang dari 90 menit
2. Angka mortalitas Acute Myocardial Infarction (AMI)
3. Angka rehospitalisasi pasien gagal jantung
4. Angka mortalitas bedah pintas koroner elektif tanpa penyulit
5. Waktu utilisasi laboratorium kateterisasi
6. Kepatuhan identifikasi pasien rawat inap
7. Implementasi prosedur TbaK di rawat inap
8. Kepatuhan penyimpanan obat high alert, elektrolit pekat, dan
Looks Alike Sounds Alike diruang intensif, intermediate, kamar
operasi dan IGD
9. Penerapan surgical safety
10. Kepatuhan cuci tangan
11. Identifikasi risiko jatuh
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 30
Capaian / Kondisi saat ini
Tahun 2015 didapat capaian realisasi sebesar 91,28%, Capaian telah
memenuhi target yang ditetapkan sebesar 80%.. Secara rinci dapat dilihat
pada tabel dibawah :
Tabel. 3.10. Capaian Indikator Medik
INDIKATOR
Target 2015
Rata-rata Real 2015
Pencapaian target
1 Door to balloon time kurang dari 90 menit
< 90 menit 70 menit 100 %
2 Angka mortalitas Acute Myocardial Infarction (AMI)
< 8 % 6,02 % 100 %
3 Angka rehospitalisasi pasien gagal jantung
<15 % 0,67 % 100 %
4 Angka mortalitas bedah pintas koroner elektif tanpa penyulit
< 3 % 1,86 % 100 %
5 Waktu utilisasi laboratorium kateterisasi
75% - 85 % 75 % 100 %
6 Kepatuhan identifikasi pasien rawat inap
100 % 98,91 % 98,91 %
7 Implementasi prosedur TbaK di rawat inap
100 % 52,09 % 52,09 %
8
Kepatuhan penyimpanan obat high alert, elektrolit pekat, dan Looks Alike Sounds Alike diruang intensif, intermediate, kamar operasi dan IGD
100 % 87,25 % 87,25 %
9 Penerapan surgical safety 100 % 94,38 % 94,38 %
10 Kepatuhan cuci tangan 85 % 80,86 % 80,86 %
11 Identifikasi risiko jatuh 100 % 90,64 % 90,64 %
Rata-rata pencapaian target keseluruhan : 92,28 %
Formula perhitungan :
Penghitungan capaian merupakan kumulatif dari semua indikator, dengan
menjumlahkan seluruh capaian dari indikator yang ditetapkan dibagi
jumlah indikator..
= Jumlah prosentase capaian semua indikator dibagi
total jumlah indikator.
=
Catatan : Untuk Indikator 1 – 5, karena targetnya terpenuhi maka capaian
targetnya ditulis 100%.
Kendala :
1. Kepatuhan identifikasi pasien rawat inap:
Baru dilaksanakan pada awal tahun 2015, sehingga membutuhkan
waktu untuk mencapai kepatuhan 100%
∑ (capaian target seluruh indikator)
Jumlah indikator
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 31
2. Implementasi prosedur TbaK di rawat inap:
- Baru dilaksanakan pada awal tahun 2015, sehingga membutuhkan
waktu untuk mencapai kepatuhan 100%
- PPDS belum sepenuhnya patuh menggunakan cap TbaK,
- Perawat tidak selalu mengingatkan dokter untuk melakukan
verifikasi
- SMF tidak selalu patuh untuk melakukan verifikasi.
3. Kepatuhan penyimpanan obat high alert, elektrolit pekat, dan Looks
Alike Sounds Alike diruang intensif, intermediate, kamar operasi dan
IGD:
- Pada bulan September dan Oktober 2015, masih ditemukan
penyimpanan obat yang tidak tepat diruang perawatan, tetapi
sudah ditindak lanjuti dan sudah ada perbaikan dibulan November
dan Desember.
4. Penerapan surgical safety procedure:
- Baru dilaksanakan pada awal tahun 2015, sehingga membutuhkan
waktu untuk mencapai kepatuhan 100% secara stabil.
- Pada pelaksanaannya masih ditemukan dokumentasi Surgical
Safety yang tidak lengkap, khususnya dibagian tanda tangan.
5. Kepatuhan cuci tangan:
Perilaku staf, ada yang mengatakan alergi, handrub perih ditangan
saat dipakai
6. Identifikasi risiko jatuh:
Baru dilaksanakan pada awal tahun 2015, sehingga membutuhkan
waktu untuk mencapai kepatuhan 100%
Upaya Tindak Lanjut
1. Kepatuhan identifikasi pasien rawat inap:
Sudah tercapai 100% selama 3 bulan terakhir. Maka indikator ini akan
diganti pengukurannya dengan indikator 0063 yang lebih spesifik untuk
identifikasi pasien berdasarkan momen (misalnya sebelum pemberian
obat, sebelum tindakan, sebelum transfusi dan lainnya)
2. Implementasi prosedur TbaK di rawat inap:
- Akan dilakukan edukasi dan sosialisasi kembali untuk PPDS,
perawat dan SMF
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 32
- Dilakukannya ronde keselamatan pasien secara rutin dengan salah
satu fokusnya adalah verifikasi TbaK saat open medical record
review.
- Akan diberlakukannya penetapan case manager di RSJPDHK yang
mulai aktif pada bulan Januari tahun 2016
3. Kepatuhan penyimpanan obat high alert, elektrolit pekat, dan Looks
Alike Sounds Alike diruang intensif, intermediate, kamar operasi dan
IGD:
- Indikator ini akan diganti pengukurannya dengan indikator yang
lebih spesifik untuk verifikasi pemberian obat high alert pada pasien
rawat inap.
4. Penerapan surgical safety procedure:
- Akan dilakukan edukasi dan sosialisasi kembali
- Dilakukannya ronde keselamatan pasien secara rutin dengan salah
satu fokusnya adalah audit formulir surgical safety Checklist.
5. Kepatuhan cuci tangan:
- Edukasi, evaluasi handrub dan audit dilanjutkan.
6. Identifikasi risiko jatuh:
- Baru dilaksanakan pada awal tahun 2015, sehingga membutuhkan
waktu untuk mencapai kepatuhan 100%
d. KPI 12. Prosentase (%) komplain yang ditangani dengan baik
Komplain adalah keluhan yang disampaikan oleh stakeholder (dalam hal
ini adalah pasien) secara tertulis dan disampaikan kepada RS.
Penanganan komplain dilakukan oleh Instalasi Pelayanan Pelanggan,
dengan mengelompokkan komplain berdasarkan tingkat masalahnya
(merah-kuning-hijau). Komplain yang diitangani dengan baik adalah
komplain yang dapat ditindaklanjuti dalam batas waktu sesuai dengan
tingkat masalahnya.
Capaian
Pada tahun 2015 tercapai prosentase komplain yang ditangani dengan
baik sebesar 94,92%, angka mencapai target yang ditetapkan pada tahun
2015 sebesar 85%
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 33
Pengukuran dilaksanakan setiap bulan dengan formula : Jumlah komplain
pasien yang ditangani dengan baik dibagi jumlah keseluruhan komplain
pasien dikali 100%. Data tahunan merupakan angka rata-rata dari hasil
pengukuran setiap bulan, secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel. 3.11. Data penanganan komplain tahun 2015
INDIKATOR SATUAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES TAHUN
2015
Prosentase (%) komplen yang ditangani dengan baik.
% 85 92 91 100 90 81 100 100 100 100 100 100 94,92
Analisa/Kajian
Kendala :
Untuk pelaksanaan kecepatan respon komplain saat ini belum mengalami
kendala, namun tetap dilakukan berbagai pengembangan dan perbaikan
dalam metoda/pendekatan.
Upaya tindak lanjut :
Mempertahankan kualitas respon yang ditangani dengan standar mutu
yang ditetapkan unit.
Meningkatkan koordinasi dan informasi ke unit dalam penyelesaian /
respon komplain.
e. KPI 13. Jumlah peserta fellowship dari LN
Sasaran yang ingin dicapai pada indikator ini adalah terwujudnya layanan,
pendidikan, dan penelitian yang ekselen dalam AHS.
Fellowship adalah staf medis mitra yang dikirim oleh mitra kerjasama (mis.
sister hospital) untuk membantu meningkatkan kompetensi staf medis
RSJPD Harapan Kita dalam pelayanan dan riset.
Capaian :
Tahun 2015 terdapat peserta fellowship dari luar negeri sebanyak 1 orang,
sesuai dengan target yang ditetapkan.
Peserta fellow atas nama Naohiro Shimada, MD sebagai dokter bedah
yang berasal dari Shonam Takamura General Hospital, Sapporo, Jepang.
Penempatan dilaksanakan di Instalasi Bedah Dewasa.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 34
Analisa/Kajian :
Kebijakan dan kejelasan yang mengatur proses penerimaan peserta
fellowship dari negara lain perlu ditingkatkan.
Usulan perbaikan :
Segera diterbitkan aturan atau kebijakan yang mengatur proses
penerimaan peserta fellowship dari LN (luar negeri).
5. Terwujudnya kerjasama nasional dan internasional pelayanan, pendidikan
dan penelitian.
Tabel. 3.12. Indikator Publikasi International
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
14 jumlah publikasi internasional
7 8 √
KPI 14. Jumlah publikasi internasional
Hasil penelitian yang dimuat sebagai artikel di jurnal internasional yang
ada diPubmed.
Capaian :
- Dari 7 target publikasi yang ditetapkan pada tahun 2015, dihasilkan 9
publikasi internasional di Pubmed yang sebagian atau seluruh
pengambilan data di RSJPD Harapan Kita, di mana ada staf RSJPDHK
yang menjadi author atau co-author
Kajian/Analisa :
- Masih terbatas staf yang menjadi first author journal di pubmed
- Masih banyak hasil penelitian yang hasilnya baik, belum ditulis menjadi
paper journal
Kendala :
- Pencarian data publikasi internasional hanya dari Pub.Med saja yang
mudah ditrace
- Publikasi mungkin dapat ditingkatkan apabila RS memiliki tenaga
Medical Writer yang secara profesional mdmbantu proses publikasi
dari hasil-hasil penelitian
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 35
Upaya Tindak Lanjut :
- Adanya keharusan publikasi bagi penelitian-penelitian yang berhasil
baik sehingga angka publikasi bias semakin meningkat dan
memberikan banyak manfaat terhadp perkembangan ilmu
kardiovaskular khususnya.
- Rumah Sakit sebaiknya memiliki tenaga Medical Writer agar publikasi
dapat ditingkatkan.
6. Terwujudnya layanan unggulan PJN
Tabel. 3.13. Indikator sasaran kinerja terwujudnya layanan unggulan PJN
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
15 jumlah jenis layanan unggulan yang baru
2 2 √
16 % peningkatan jumlah pasien pada layanan unggulan.
% 20 81,48 √
a. KPI 15. Jumlah jenis layanan unggulan yang baru
Layanan unggulan merupakan keharusan sebagai sumber revenue dan
hasil inovasi sebagai PJN.
Layanan unggulan adalah layanan KV yang didukung oleh SDM yang
handal (jumlah dan kualitas), sarana& prasarana terbaik, teknologi terkini,
dan kompetitor masih terbatas. Unggulan yang baru yang dimaksud tidak
harus berupa inovasi baru, tapi yang ditetapkan oleh Direksi sebagai
unggulan RS berdasarkan SDM, teknologi dan sarana dan menjadi
prioritas pengembangan di masa yang akan datang
Capaian :
Saat ini capaian jumlah jenis layanan unggulan baru ada 2 pelayanan,
yaitu pelayanan dibidang vaskular dan valvular (2 jenis layanan unggulan
yang baru). Hal ini sudah sesuai dengan target tahun 2015, dimana
terdapat 2 jenis pelayanan unggulan yang tercapai.
Kendala :
Kendala pada pelayanan vascular (EVAR dan TEVAR) adalah biaya yang
mahal untuk alat dan biaya tindakannya, serta tidak ditanggung oleh
asuransi (BPJS). Untuk tidakan TAVI dan Mitral Clip juga selain biaya yang
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 36
masih tinggi dan masih memerlukan biaya operasional dari RS juga masih
dalam program proctorship.
Upaya Tindak Lanjut :
Diusulkan pelayanan unggulan RSJPDHK untuk masuk ke dalam top up
BPJS. Pelayanan unggulan tetap dibiayai RS sebagai pelayanan
unggulan. Pada tahun 2016 diusulkan pelayanan unggulan yang baru,
sebagi alternative:
Pelayanan pediatrik/ kongenital (tindakan intervensi non bedah), yaitu
ASD, VSD, PDA Closure non bedah)
Dibuat SK Direksi yang menyatakan sebagai layanan unggulan sehingga
didukung dlam hal promosi, dukungan SDM dan lain – lain. Diharapkan
pada tahun berikutnya (tahun 2017) pelayanan diunggulkan tahun ini akan
menunjukkan peningkatan volume (sesuai KPI 17) sebesar 10%.
b. KPI 16. % peningkatan jumlah pasien pada layanan unggulan.
Indikator ini bermaksud untuk menggambarkan bahwa suatu layanan
unggulan harus teindikasi dari peningkatan jumlah pasien.
Capaian :
Tabel. 3.14. Indikator peningkatan jumlah pasien layanan unggulan
No Jenis Pelayanan
Ungulan Tahun 2014
Tahun 2015 %
Kenaikan Target 2015 1
Vaskular TEVAR 16 40
2 EVAR 11 9
Total 27 49 81,48% 10%
Berdasarkan data diatas didapatkan capaian indikator “tercapainya
persentasi peningkatan jumlah pasien pada layanan unggulan” pada tahun
2015 adalah 81,48%. kenaikan tindakan pada layanan unggulan
merupakan capain tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014.
Tahun 2014, TEVAR dan EVAR dianggap sebagai pelayanan unggulan,
pada tahun berikutnya diharapkan terjadi peningkatan kasus yang dilayani
Pada tahun 2015 terdapat peningkatan pelayanan dari 27 kasus menjadi
49 kasus.Pada tahun berikutnya (2016) diharapkan kenaikan kasus 10%
dari capaian pasien tahun 2015.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 37
Kendala :
Kendala pada pelayanan vascular (EVAR dan TEVAR) adalah biaya yang
mahal untuk alat dan biaya tindakannya, serta tidak ditanggung oleh
asuransi (BPJS). Untuk tidakan TAVI dan Mitral Clip juga selain biaya yang
masih tinggi dan masih memerlukan biaya operasional dari RS juga masih
dalam program proctorship.
Upaya Tindak Lanjut :
Diusulkan pelayanan unggulan RSJPDHK (TEVAR, EVAR, TAVI dan
Mitral Clip) untuk masuk ke dalam top up BPJS.
7. Terwujudnya sistem rujukan yang efektif
Tabel. 3.15. Terwujudnya sistem rujukan yang efektif
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
17 % rujukan yang tepat (kasus severitas 3)
% 35 20,3 X
18 % pasien rujuk balik % 25 28 √
19 Jumlah PJT binaan mandiri
4 4 √
a. KPI 17. % rujukan yang tepat (kasus severitas 3)
Sebagai pusat rujukan nasional harus membina pusat layanan lain agar
bisa mandiri dan bisa merujuk kasus yang tepat/severitas II/III di luar
kemampuannya.
Rujukan yang tepat adalah kasus severitas 3, diagnosis rujukan yang
sesuai dengan diagnosis akhir RSJPDHK, dan merupakan kasus penyakit
KV. Capaian :
Tabel. 3.16. Data prosentase (%) rujukan yang tepat tahun 2015
No Bulan Severitas Level 3
Total Jumlah Pasien
(%) TARGET
2015
1 Januari 209 1072 19,5%
35%
2 Februari 231 1013 22,8%
3 Maret 210 1039 20,2%
4 April 223 1022 21,8%
5 Mei 223 950 23,5%
6 Juni 201 995 20,2%
7 Juli 238 892 26,7%
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 38
8 Agustus 239 1078 22,2%
9 September 189 969 19,5%
10 Oktober 163 1040 15,7%
11 November 155 991 15,6%
12 Desember 168 989 17,0%
TOTAL 2449 12050 20,3%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan capaian realisasi indikator persentasi
rujukan yang tepat (kasus severitas level 3) pada tahun 2015 adalah
20,3%. Capaian tahun 2015 tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu
35%.
Analisa/Kajian :
Berdasarkan data diatas didapatkan rujukan severitas 3 yang tidak
mencapai target 35%. Data tersebut merupakan data yang diambil dari
pasien dengan jaminan BPJS dan berdasarkan hasil coding untuk INA-
CBG’s saat pasien pulang, bukan saat pasien masuk perawatan. Indikator
ini untuk mewakili rujukan severitas 3 sebagai cerminan bahwa rujukan
yang tepat. Karena RSJPDHK merupakan rujukan nasional untuk kasus
penyakit jantung, maka diharapkan mendapat rujukan dengan tingkat
severitas yang tinggi.
Kendala :
Data yang diambil untuk menunjukkan tingkat rujukan yang tepat adalah
seberapa besar pasien dengan severitas tinggi dilayani di RSJPDHK.
Namun tingkat severitas yang diambil adalah data dari coding INA-
CBG’s pasien jaminan JKN saat pasien pulang sedangkan pada saat
ditunjuk oleh PPK I dan saat diterima belum/tidak dapat ditentukan
severitasnyasehingga tidak/ belum dapat ditentukan tingkat
severitasnya pada saat pasien masuk perawatan.
Sebagian pasien yang datang ke IGD tidak dirujuk oleh PPK I, tetapi
datang sendiri, sehingga terkadang pasien dirawat dengan tingkat
severitas yang rendah. Hal tersebut tidak dapat dihindari oleh RS.
Penulisan resume yang tidak lengkap dapat menurunkan severitas pada
coding inaCBGs.
Untuk pasien poliklinik umum, semua pasien ada rujukannya, namun
tidak ada level severitasnya.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 39
Upaya Tindak Lanjut :
Mengusulkan agar menghitung severitas II dan III sebagai indikator.
Meningkatkan keakuratan pembuatan resume, dan verifikasi pasien
dengan severitas I, II.
b. KPI 18. % pasien rujuk balik
Rujuk balik: kasus yang dibuatkan lembar rujuk balik/jawaban rujukan dari
RSJPDHK ke faskes pengirim
Capaian :
Tabel. 3.17. Data prosentase (%) pasien rujuk balik tahun 2015
No Bulan Jumlah Pasien
RUJUK BALIK Persentasi TARGET
2015
1 Januari 7.455 1.749 23%
25%
2 Februari 6.717 1.434 21%
3 Maret 7.549 2.156 29%
4 April 7.399 2.145 29%
5 Mei 6.207 1.956 32%
6 Juni 6.296 2.049 33%
7 Juli 5.368 1.472 27%
8 Agustus 6.606 2.018 31%
9 September 6.149 1.845 30%
10 Oktober 6.457 1.970 31%
11 November 6.296 1.615 26%
12 Desember 6.511 1.730 27%
JUMLAH 79.010 22.139 28%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan capaian realisasi indikator
tercapainya persentasi pasien rujuk balik pada tahun 2015 adalah 28%.
Hal ini sudah sesuai target realisasi capaian tahun 2015 adalah 25%.
Analisa/Kajian :
Rujuk balik yang dilakukan oleh SMF saat pelayanan masih belum stabil,
namun rekapitulasi akhir tahun 2015 sudah mencapai target.
Kendala :
Prosentase rujuk balik belum tentu dapat meningkat, oleh karena
beberapa keterbatasan pada PPK I seperti persediaan obat,
kenyamanan berobat, pasien-pasien tertentu yang tidak dapat dirujuk
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 40
balik baik karena ketersediaan obat di PPK I/ apotik yang bekerja sama
dengan BPJS, pemeriksaan yang harus dilakukan atau kenyamanan.
Setiap bulan akan ada pasien baru selain pasien yang dirujuk balik
akan kembali lagi.
Upaya Tindak Lanjut :
Tetap mengupayakan sosialisasi dan mendorong pasien stabil kronik
untuk di rujuk balik agar pelayanan pasien yg belum stabil lebih baik,
walaupun tetap terkendala dengan sumber daya yang tersedia di luar
RSJPDHK.
c. KPI 19. Jumlah PJT binaan mandiri
Sebagai pusat jantung nasional harus membina pelayanan jantung secara
berjenjang dan membuat PJT binaan menjadi mandiri.
PJT binaan mandiri adalah PJT yang pernah mengalami binaan dan sudah
mampu melakukan operasi jantug, intervensi non bedah tanpa supervisi.
Capaian :
Capaian indikator “tercapainya jumlah PJT binaan mandiri” dengan target
4 PJT sudah mencapai target. Dimana terdapat 4 PJT binaan RSJPDHK
yang dibina untuk tindakan bedah jantung dan tindakan lainnya.
Analisa/Kajian :
Pada tahun 2015, RSJPDHK membuat perjanjian kerjasama untuk
pembinaan dengan 4 RS, yaitu :
1. RSUD A. Wahab Syahranie, Samarinda
2. RS dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh
3. RSUP Prof.Dr. R.D Kandau, Manado
4. RSUP Sanglah, Denpasar
Namun hingga akhir 2015, belum ada yang dapat dianggap sebagai PJT
yang mandiri, yaitu yang dapat melakukan tindakan operasi bedah secara
mandiri tanpa supervisi.
Saat ini RS yang disebut sebagai RS Jejaring/binaan adalah RS yang
dikunjungi secara konsistesn sepanjang tahun berdasarkan kerjasama
antar RS untuk mewujudkan pelayanan operasi jantung di tempat tersebut
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 41
Kendala :
- Data keberhasilan operasi jantung yang ada adalah data saat masih
dalam pembinaan.
- Pemilihan pasien yang akan menjalani tindakan operasi di tempat RS
binaan seharusnya dipilih kasus yang dengan tingkat kesulitan rendah,
namun terdapat kasus yang dilakukan tindakan di tempat binaan
karena pasien tersebut tidak memungkinkan ditransfer ke Jakarta
(kemungkinan kasusnya terlalu berat untuk dapat ditransfer)
- Kendala internal dari RS daerah tersebut dimana tidak lengkapnya tim
bedah jantung yang harus menjalani pembinaan. Pada saat tahap
pembinaan ini harusnya terdapat SDM setempat yang lengkap
paketnya sehingga dapat bersama-sama menjalani pembinaan untuk
dapat dipersiapkan secara keseluruhan. Sebagai contoh tidak atau
belum tersedianya staf intensivist yang akan menangani pasien pasca
bedah.
- Perjanjian kerjasama yang ada tidak terdapat skema pembinaan
sebagai RS binaan RSJPDHK.
Upaya Tindak Lanjut :
- Direksi membuat surat keputusan untuk menetapkan mana RS yang
akan menjadi RS binaan pada tahun 2016, oleh karena RS binaan
tersbeut harus disebutkan dalam surat keputusan direksi.
- Mereview perjanjian kerjasama dengan memasukkan skema
pembinaan dan prasyarat-prasyarat kesiapan untuk menjadi RS
binaan. Dan ada kewajiban melaporkan hasil kegiatan pembinaan.
- Menetapkan ulang kriteria RS binaan yang disebut sudah mandiri,
tahun 2016 hingga tahun 2019 diperkirakan 1 RS binaan akan menjadi
mandiri setiap tahun.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 42
8. Terjaminnya mutu dan integrasi proses bisnis
Tabel. 3.18. Indikator sasaran kinerja terjaminnya mutu dan integritas proses
bisnis
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
20 % kasus dengan door to balloon time < 90 mnt
70 % 72,73 √
21 % hasil audit mutu yang ditindaklanjuti sampai implementasi
100 % 100 √
KPI 20. % kasus dengan door to balloon time < 90 mnt
Door to baloon time: waktu antara pengkajian di UGD hingga dilatasi balon
pada tindakan primary PTCA.
Capaian :
Tabel. 3.19. Data door to balloon time < 90 mnt
Bulan DTBT< 90 menit Jumlah
tindakan masuk inklusi
%
Januari 27 47 57,45
Februari 18 35 51,43
Maret 21 31 67,74
April 26 38 68,42
Mei 17 31 54,84
Juni 32 43 74,42
Juli 36 44 81,82
Agustus 29 35 82,86
September 32 37 86,49
Oktober 33 39 84,62
November 17 21 80,95
Desember 24 28 85,71
Tahun 2015 312 429 72,73
Berdasarkan Tabel diatas, didapatkan bahwa rata-rata persentase DTBT
kurang dari 90 menit sudah mencapai target lebih 70% pada tahun 2015,
yaitu 72,73% (429 kasus inklusi dari 553 kasus PPCI).
Analisa / Kajian :
Pada 5 bulan pertama didapatkan rerata DTBT kurang dari 70%, namun
setelah dilakukan feedback kepada SMF intervensionis dan Instalasi yang
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 43
bertanggung jawab dengan PPCI, nilai persentase berangsur-angsur
meningkat hingga lebih dari 80%.
Kendala :
Kendala yang terjadi dilapangan dalam proses pengumpulan data yaitu,
adanya perbedaan jam yang ada di IGD dan instalasi cathlab. Dimana di
IGD sudah ada jam digital, namun di ruang kateterisasi jam digital yang
diusulkan belum terealisasi hingga saat ini. Untuk menyamakan persepsi
dan persamaan jam di 2 unit tersebut, maka diusulkan pengadaan jam
digital diruang Instalasi cathlab dan penyamaan waktu diantara kedua jam
digital di dua unit tersebut.
Kelambatan primary PCI yang dituliskan dalam kolom keterangan lembar
audit D2BT pada 224 kasus ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
Tabel 3.20. Daftar keterangan alasan keterlambatan pasien inklusi
Alasan pada 123 pasien yang dieksklusi adalah :
Keterangan Jumlah
Keputusan pasien/keluarga lebih dari 30 menit 32 kasus
Ada tindakan lain sebelum primary PCI dan kesulitan teknis 91 kasus
(TPM, IABP,Trakeostomi, vena dalam, PAC saja, Sulit kanulasi)
Didapatkan rata-rata keterlambatan PPCI tertinggi disebabkan oleh
adanya delay dari keputusan keluarga untuk sesegera mungkin dilakukan
tindakan PPCI. Hal ini sesuai dengan definisi operasional indikator DTBT,
dimana keputusan keluarga yang lebih dari 30 menit dan adanya tindakan
atau penyulit sebelum dilakukan tindakan menjadi kriteria eksklusi. Dua hal
tersebut merupakan data bias yang tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen RSJPDHK.
Keterangan Jumlah
Keputusan keluarga 38 pasien
Penyulit atau tindakan sebelumnya(TPM, ALO, Autolisis, sulit kanulasi, PAC saja)
102 pasien
Delay Diagnosa 9 pasien
Delay Cathlab (Online, dll) 46 pasien
Delay EMG 11 pasien
Delay Fellow 11 pasien
Lain – lain (konsulen sulit dihub, ASMIHA, No Form Report 7 pasien
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 44
Selain adanya keputusan keluarga yang lebih dari 30 menit dan tindakan
sebelum PPCI, didapatkan pula adanya delay diagnosa, delay cathlab,
delay EMG, delay datangnya fellow dan lain – lain. Hal ini akan menjadi
pembahasan manajemen RSJPDHK untuk dilakukan feedback kepada
SMF intervensi, Fellow dan Instalasi terkait sebagai salah satu program
perbaikan mutu pelayanan di unit tersebut.
Upaya Tindak Lanjut :
Dikarenakan angka DTBT sudah mencapai target lebih dari 3 bulan, maka
diusulkan untuk penggantian indikator lain atau penambahan target yang
akan dicapai pada tahun berikutnya. Direktorat medik dan keperawatan
mengusulkan untuk peningkatan persentase dari capaian DTBT menjadi
80% pada tahun 2016, 82% pada tahun 2017, 85% pada tahun 2018, dan
87% pada tahun 2019.
KPI 21. Prosentase (%) hasil audit mutu yang ditindaklanjuti sampai
implementasi
Indikator dipilih sebagai sarana monitoring dan evaluasi peningkatan mutu.
Definisi indicator ini adalah hasil audit yang ditindaklanjuti dengan RCA
dan diimplementasikan hasil perbaikannya (ada evidence)
Capaian :
Tahun 2015 hasil audit mutu yang ditindaklanjuti terealisasi 100%, sesuai
target yang ditetapkan 100%
Analisa/Kajian :
Tahun 2015 ada 3 RCA dibuat, yaitu RCA terkait penggunaan
antikoagulan oral, pelaporan nilai kritis radiologi, dan penggunaan
defibrillator. Pembuatan RCA erat kaitannya dengan pelaporan insiden
keselamatan pasien.
Kendala :
Jumlah pelaporan yang masuk belum terlalu banyak karena budaya
keselamatan pasien belum terbentuk. Selain karena jumlah SDM yang
terlatih untuk membuat RCA masih kurang.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 45
Upaya Tindak Lanjut :
1. Sosialisasi Keselamatan Pasien
2. Pelaporan online
3. Pelatihan RCA
9. Terwujudnya sistem manajemen sarana dan fasilitas
Tabel 3.21. Indikator kinerja sasaran mutu manajemen sarana dan fasilitas
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
22 % kesesuaian sarfas dengan standar MFK
% 80 84,6 √
KPI 22. Prosentase (%) kesesuaian sarfas dengan standar MFK
Keandalan sarfas dapat menjamin kelancaran pelayanan RS dan
menjamin keamanan / patient safety, sehingga perlu pengawasan
terhadap prasarana/sarana yang memenuhi persyaratan MFK (overall
equipment effectiveness) sesuai best practise yang mencakup
ketersediaan, kinerja, dan kualitas.
Capaian :
Tingkat kesesuaian Sarana Prasarana RSJPD Harapan Kita pada tahun
2015 adalah 84,6%, capaian sudah memenuhi target yang ditetapkan
pada tahun 2015 sebesar 80%.
Faktor yang dinilai adalah : (Overall Equipment Effectiveness) yang
mencakup ketersediaan, kinerja dan kualitas dari Sarana Medik:
Catheterisasi, Bedah Jantung, Kardiologi Nuklir. Sarana Non Medik:
Sistem kelistrikan, dan Tata udara.
Analisa/Kajian :
• Kondisi prasarana terutama pada sistem kelistrikan dan tata udara
yang sudah tua.
• Metode alat yang out-of date dan sudah melewati life-time.
• Rencana pembangunan Master Plan RSJPDHK.
Upaya Tindak Lanjut :
Mempertahankan upaya yang telah dicapai untuk tahun berikutnya,
mengingat akan adanya pembangunan Master Plan tahap 1, yang dapat
mempengaruhi capaian target selanjutnya
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 46
10. Terwujudnya integrasi HIS
Tabel 3.22. Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya integrasi HIS
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
23 Tingkat maturitas IT korporasi 2,5 1,52 X
KPI 23. Tingkat maturitas IT korporasi
HIS atau Hospital Information System dapat diukur dari tingkat
maturitasnya, Pengukuran tingkat maturitas merupakan metode
pengukuran tingkat kematangan proses pengelolaan TI korporasi mengacu
kepada standar proses framework CoBIT (skala 0-5).
Capaian :
Capaian pengukuran pada skala terbatas (kebijakan, prosedur dan satndar
pelayanan). Nilai Indeks: 1,52 (level 2)
Kendala :
1. Belum ada tenaga yang mampu melakukan penyusunan standar
tatakelola TI berdasarkan standar cobit.
2. Belum dilakukan audit layanan TI oleh pihak yang berwenang dengan
standar yag telah ditetapan.
3. Proses penngelolaan TI yang belum standar.
Upaya Tindak Lanjut :
1. Melakukan assesmen maturitas layanan oleh pihak eksternal yang
berpengalaman dalam audit TI.
2. Pendampingan penyusunan tatakelola TI oleh konsultan.
3. Penyusunan dokumen tatakelola TI bersama konsultan.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 47
11. Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang
unggul
Tabel 3.23. Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya staf yang memiliki
kompetensi dan pengalaman yang unggul
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
24 % staf yang kinerja unggul (B dan BS)
% 90 95,3 √
25 jumlah staf SMF yang mengikuti training di LN (min. 3 bulan)
% 5 5 √
a. KPI 24. % staf yang kinerja unggul (B dan BS)
Kualitas kinerja karyawan sangat mempengaruhi kinerja RS secara
keseluruhan. Maka sesuai sasarannya untuk mewujudkan staf yang
memiliki kompetensi dan pengalaman yang unggul perlu pemantauan,
indicator dipilih untuk menghitung prosentase staf yang kinerja unggul (B
dan BS).
Capaian :
1. Pada tahun 2015 tercapai prosentase Karyawan / Staf yang memiliki
kinerja unggul (Nilai Bdan BS) sebesar 95,3 %, angka mencapai
target yang ditetapkan sebesar 90%.
2. Penilaian khusus SMF di bulan Desember diasumsikan sama dengan
penilaian bulan November
Kendala :
Sebagian besar penilaian masih bersifat kualitatif (sulit diukur).
Upaya Tindak Lanjut :
Memperbaiki sistem penilaian kinerja yang berjalan menjadi kuantitatif
sehingga mudah terukur.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 48
b. KPI 25. Jumlah staf SMF yang mengikuti training di LN (min. 3
bulan)
Salah satu indikator yang dapat diukur dalam sasaran strategis untuk
terwujudnya kerjasama nasional dan internasional pelayanan, pendidikan
dan penelitian adalah melalui Jumlah staf SMF yang mengikuti training di
LN (min. 3 bulan) mengingat pentingnya peningkatan kompetensi untuk
peningkatan kualitas pelayanan baik administrasi maupun pelayanan
medik.
Capaian
Tahun 2015 terealisasi 5 orang staf SMF yang mengikuti pelatihan di LN
(luar negeri). Dari pencapaian 5 orang di tahun 2015 yang terkirim
pelatihan di LN, 2 orang tidak menetap selama 3 bulan di LN akan tetapi
program pelatihannya lebih dari 3 bulan
Kendala
Kesulitan dari pengiriman SMF minimal selama 3 bulan di LN (luar negeri):
1. Kesempatan untuk mengikuti program pelatihan di LN (luar negeri)
yang berdurasi lebih dari 3 bulan tidak banyak.
2. Harus lulus kredensi dewan kedokteran di negara tersebut, sehingga
hal tersebut memakan waktu.
Upaya Tindak Lanjut :
Meningkatkan pendekatan ke institusi-institusi pelatihan medis di LN (luar
negeri).
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 49
12. Terwujudnya tatakelola dan remunerasi yang efektif
Tabel 3.24. Indikator kinerja sasaran mutu terwujudnya tatakelola dan
remunerasi yang efektif
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
26 Skor GCG Corporate % 75 76,79 √
KPI 26. Skor GCG Corporate
GCG (Good Corporate Governance) merupakan system / prinsip yang
mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan organisasi rumah
sakit sesuai peraturan, Pengukuran skor GCG dipilih sebagai indikator
untuk mengukur keberhasilan penerapan GCG di RSJPD Harapan Kita.
Pengukuran dilaksanakan melalui metoda kuantitatif, meliputi :
1. Penerapan, diukur/dibuktikan dengan keterangan Sudah/Belum.
2. Bukti Dokumen, diukur/dibuktikan dengan keterangan Ada/Tidak.
3. Produk, diukur/dibuktikan dengan keterangan Ada/Tidak.
Capaian
Nilai penerapan GCG (good Corporate Governance) di RSJPD Harapan
Kita tahun 2015 terealisasi sebesar 76,79. Nilai mencapai target dari yang
ditetapkan sebesar 75%, secara rinci hasil pengukuran dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.25 Hasil pengukuran Score GCG RSJPDHK tahun 2015
No Aspek Penilaian Bobot Parameter Penilaian
Sub Parameter
Score
I Hak dan Tanggung Jawab Pemilik 8 % 24 49 6,41
II Kebijakan GCG 10 % 9 24 7,56
III Penerapan GCG :
1. Dewan Pengawas 22 % 37 86 15,78
2. Direksi 22 % 45 139 16,70
3. Komite Medik 10 % 10 25 10,20
4. Satuan Pemeriksaan Intern 10 % 10 28 9,35
5. Sekretaris Corporate (Kabag. Umum) 5 % 6 12 2,81
IV Pengungkapan Informasi (disclosure) 5 % 5 15 4,35
V Komitmen 8 % 9 25 3,63
Jumlah 98 % 145 413 75,25
Nilai dikonversikan ke jumlah 100% 100 % 76,79
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 50
Berdasarkan hasil penilaian, secara keseluruhan penerapan GCG sudah
sesuai dengan konsep penerapan GCG pada umumnya. Hasil penilaian
per 31 Desember 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014
(71,03%). Peningkatan ini disebabkan karena perbaikan dokumentasi,
kebijakan dan perangkat manajemen khususnya yang berkaitan dengan
pemenuhan persyaratan standar Akreditasi KARS / JCI.Tahun 2015
Kendala
Belum adanya kebijakan , pedoman, panduan dan SOP.
Upaya Perbaikan
1. Pemenuhan Standar Akreditasi – JCI.
2. Program ZI-WBK / WBBM
13. Terwujudnya budaya kinerja dan teamwork yang efektif
Tabel 3.26. Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya budaya kinerja dan
teamwork yang efektif
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
27 Indeks budaya kinerja PJN (PJNHK)
% 70 67 X
KPI 27. Indeks budaya kinerja PJN (PJNHK)
RSJPDHK memberikan pelayanan, pendidikan, dan riset di bidang
kardiovaskular melibatkan multi disiplin sehingga dibutuhkan team work
yang efektif, yang dibangun melalui budaya kerja yang tinggi.
Capaian
Pada tahun 2015 angka Indeks Budaya Kinerja terealisasi sebesar 67%,
Angka belum mencapai target dari yang ditetapkan sebesar 70%. Hasil
pengukuran merupakan rata-rata dari beberapa elemen yang diukur yaitu:
misi, kemampuan adaptasi, konsistensi dan keterlibatan, secara rinci dapat
dilihat pada gambar 3.xx.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 51
Gambar 3.1. Nilai Elemen Budaya Kinerja (Organisasi) RSJPDHK
Kendala
1. Masih kurangnya kontrol vertikal, RS masih tergantung pada kontrol
horisontal dan koordinasi dalam menuntaskan pekerjaan.
2. Masih kurangnya kompetensi manajerial di RS.
Upaya Tindak Lanjut :
Berupaya meningkatkan kompetensi manajerial dan kepemimpinan.
14. Termanfaatkannya sumber dana dari luar
Tabel 3.27. Indikator kinerja sasaran mutu termanfaatkannya sumber dana
dari luar
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
28 Jumlah KSO yang di atas 1 milyar
2 2 √
KPI 28. Jumlah KSO yang di atas 1 milyar
Capaian
Jumlah KSO (Kerjasama Operasional) diatas 1 miliar pada tahun 2015
terlaksana 2 KSO, yaitu :
1. Kerjasama pelayanan diagnostik MSCT (Multi Slice CT Scan) 128 Slice
dengan PT. Dharma Bhakti Medika Sejati. Kerjasama yang
dilaksanakan dalam bentuk investasi dan operasional. Biaya investasi
yang dikeluarkan dalam KSO ini sebesar Rp.12.000.000.000,00
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 52
2. Kerjasama penempatan alat hemodialisa dengan PT. B.Braun Madical
Indonesia. Kerjasama yang dilaksanakan dalam bentuk investasi dan
operasional.
Kendala
-
Upaya Tindak Lanjut :
-
15. Terwujudnya pertumbuhan revenue
Tabel 3.28. Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya pertumbuhan
revenue
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
29 Tingkat pertumbuhan revenue % 7 9 √
KPI 29. Tingkat pertumbuhan revenue
Indikator dipilih untuk menunjukan kemampuan rumah sakit dalam
memenuhi kewajibannya. Berdasarkan definisinya pertumbuhan revenue
yang dimaksud adalah Kenaikan pendapatan dari manfaat ekonomi yang
timbul berdasarkan aktivitas BLU rumah sakit selama 1 (satu) periode.
Capaian
Pertumbuhan revenue pada tahun 2015 tercapai sebesar 9%, angka
tersebut mencapai target dari yang ditetapkan sebesar 7%. Secara rinci
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.29 Pertumbuhan revenue 2014-2015
Uraian TAHUN 2014
(Rp) TAHUN 2015
(Rp) Pertumbuhan
(%)
Pendapatan Operasional (PARS) :
717.511.167.120 781.320.320.346 9%
Pendapatan usaha dari jasa layanan.
703.385.725.654 755.418.565.407
Pendapatan lainnya. 6.426.926.045 7.686.815.897
Pendapatan jasa lembaga keuangan
7.698.515.421 18.214.939.042
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 53
Kendala
Masih terdapat penundaan pengakuan pendapatan dikarenakan hasil
verifikasi BPJS untuk pelayanan.
Upaya Tindak Lanjut
Menunggu hasil Audit BPK (rekomendasi BPK) mengenai pengakuan
pendapatan pasien jaminan BPJS untuk layanan tahun 2015.
16. Terwujudnya efisiensi proses bisnis
Tabel 3.30. Indikator kinerja sasaran mutu terwujudnya efisiensi proses
bisnis
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
30 Rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional
% 88 91,55 √
KPI 30. Rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional
Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai
imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk
pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama, sewa, jasa lembaga
keuanga, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara
langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang
berasal dari APBN,
Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja
pegawai, barang dll, Sumber dananya berasal dari penerimaan APBN dan
pendapatan PNBP Satker BLU,
Rasio ini mengukur kemampuan pendapatan PNBP dalam menutup biaya
operasional, semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin baik kemampuan
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya,
Capaian :
Rasio yang dicapai RSJPD Harapan Kita pada tahun 2015 adalah 91,55%,
Angka Rasio tersebut mencapai target yang ditetapkan sebesar 90% pada
tahun 2015,
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 54
Rasio yang dicapai melebihi target yang yang ditetapkan dalam
Permenkeu nomor …/2014 sebagai indikator tingkat kesehatan rumah
sakit, angka ratio berada pada nilai tertinggi (>60%)
Kendala :
Tahun 2015 ada penundaan pengakuan pendapatan dikarenakan hasil
verifikasi BPJS untuk pelayanan bulan Nopember dan Desember 2015
sebesar Rp. 75.508.290.306,- (hasil umpan balik pelayanan tsb diterima
bulan Januari 2016 ) dan masih dalam proses verifikasi BPJS sebesar Rp.
55.280.618.757, total keseluruhan di tahun 2015 sebesar
Rp.130.788.909.063,-
Usulan Perbaikan :
Pengelolaan keuangan RS diharapkan bisa lebih terintegrasi dengan
menggunakan IT sehingga lebih cepat, tepat dan akurat serta lengkap
sehingga menghasilkan pengelolaan keuangan yang transparan
akuntabel, Diperlukan segera pengembangan aplikasi / sistem informasi
keuangan,
17. Terwujudnya peningkatan efektifitas pelayanan
Tabel 3.31. Indikator kinerja sasaran mutu terwujudnya peningkatan
efektifitas pelayanan
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
31 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
% 50 100 √
32 % Temuan ketidaktersediaan Obat Rutin yang di TL
% 99 99,76 √
a. KPI 31. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
Capaian :
Tagun 2015 pelaksanaan sudah 100% dengan adanya 5 CP yg
diimplementasikan dan dievaluasi. Pada tahun 2016 akan ada 1 CP
tambahan yaitu Heart Failure.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 55
Kendala :
Jumlah lembar formulir Clinical Ptahway (CP) yang diolah terlalu banyak
(>2000 lembar/tahun) dibandingkan dengan SDM yg menginput,
mengolah, dan menganalisis data
Upaya Tindak Lanjut :
1. Menggunakan teknik sampling untuk pengolahan CP.
2. Menambah jumlah dan kualifikasi SDM untuk mengelola CP.
3. Sosialisasi penggunaan CP
b. KPI 32. % Temuan ketidaktersediaan Obat Rutin yang di TL
Indikator dipilih untuk menggambarkan kesiapan rumah sakit dalam
menyediakan pelayanan farmasi.
Definisi dari indikator ini adalah : Jumlah jenis obat rutin di instalasi farmasi
RS yang kosong dalam satu bulan, yang dipenuhi sehingga tidak terjadi
kekosongan (untuk obat CITO dlm 1x24 jam; untuk obat non-cito dlm 3x24
jam sejak diputuskan kosong)
Obat Rutin yang dimaksud adalah obat yang Vital dan Esensial
Eksklusi : obat yang tidak bisa diadakan karena faktor eksternal
Capaian
Tahun 2015 terealisasi angka capaian/rata-rata dari prosentase temuan
ketidaktersediaan obat rutin yang ditindaklanjuti sebesar 99,76%. Angka
yang dicapai telah memenuhi target yang ditetapkan RS sebesar 99%,
capaian juga mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya dimana angka
rata-rata pada tahun 2014 sebesar 99,73%.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 56
18. Terwujudnya Peningkatan Mutu Pelayanan
Tabel 3.32. Indikator kinerja sasaran mutu terwujudnya peningkatan mutu
pelayanan
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
33 Penyampaian hasil laboratorium Kritis yang tepat waktu < 30 menit
% 100 93,8 X
KPI 33. Penyampaian hasil laboratorium Kritis yang tepat wakti <30
menit
Sasaran strategis dari indikator ini adalah untuk terwujudnya
penyelenggaraan sistem pelayanan laboratorium rumah sakit berbasis
mutu dan keselamatan pasien, tujuannya adalah untuk menggambarkan
kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Nilai Kritis menurut Kamus Indikator Area Klinis IKU Direktur
Utama BLU: Waktu Tunggu pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium
Patologi Klinik Kritis adalah Waktu yang diperlukan untuk memberikan
jawaban kepada dokter yang mengirim setelah pasien selesai diperiksa
dan mulai dibaca oleh dokter spesialis Patologi Klinik sampai hasilnya
diterima oleh dokter yang mengirim dalam waktu ≤ 30 menit (lisan atau
tulisan).
Capaian
Tahun 2015 terealisasi angka capaian/rata-rata penyampaian hasil
laboratorium Kritis yang tepat wakti <30 menit sebesar 93,8%. Angka
capaian belum memenuhi target yang ditetapkan RS sebesar 100%
Analisa/Kajian
Kendala :
- Pencatatan pelaporan nilai kritis masih dicatat di dua tempat, di LIS
(laboratorium Information System) dan di buku. Oleh karena "data
selesai dari alat" belum dapat ditarik dari LIS, maka data nilai kritis
yang digunakan adalah data yang bersumber dari buku catatan. Hal ini
menyebabkan pencatatan dan penarikan data menjadi sulit dan
menyita banyak waktu, selain itu pencatatan penyampaian nilai kritis di
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 57
buku, sebenarnya sudah tidak terlalu efektif karena pada saat jam-jam
sibuk, prioritas pertama analis adalah melakukan pencatatan di LIS
sehingga ada beberapa data yang lolos.
- Sarana, dalam hal ini dikarenakan fasilitas telepon yang belum
memadai karena digunakan untuk berbagai keperluan, secara tidak
langsung menghambat proses penyampaian laporan nilai kritis.
- Data masih tercampur antara pemeriksaan biasa dengan pemeriksaan
rujukan, POCT (hasil dientry setelah selesai diakukan pemeriksaan),
glukosa 2 jam setelah makan atau Toleransi Glukosa oral, selain itu
apabila dilakukan penambahan pemeriksaan dari ruangan setelah
order pemeriksaan sebelumnya sudah selesai dientry, maka "jam
entry" data tetap menggunakan jam entry permintaan awal, bukan "jam
entry" saat penambahan sehingga waktu tunggu relatif lebih panjang.
Upaya Tindak Lanjut :
- Perlu sosialisasi kembali mengenai pentingnya nilai kritis agar analis
sedapat mungkin tidak meninggalkan layar monitor supaya nilai kritis
dapat segera diketahui dan dilaporkan secara dini.
- Dikarenakan kerja sama dengan LIS yang saat ini sedang berjalan
akan berakhir pada awal bulan Maret 2016 maka akan disosialisasikan
kembali agar pencatatan dibuku harus lebih intensif, sehingga dapat
meminimalisir perbedaan antara di buku dan LIS.
- Menempatkan 1 line telepon (wireless) tambahan pada area
pemeriksaan dimana sering ditemukannya nilai-nilai kritis (workstation
kimia).
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 58
19. Terwujudnya peningkatan mutu klinik
Tabel 3.33. Indikator kinerja sasaran mutu Terwujudnya peningkatan mutu
klinik
KPI Indikator Kinerja /
Keberhasilan Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian
34 Infeksi Aliran Darah (IAD) ‰ 3,5 1,8 √
35 Infeksi Daerah Operasi (IDO) % 2,0 1,2 √
36 Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
‰ 5,8 3,7 √
37 Hospital Acuired Pneumonia ‰ 1,5 0,2 √
38 Penerapan Keselamatan Operasi
% 100 94,38 X
a. KPI 34. Infeksi Aliran Darah (IAD)
Sasaran strategis dari indikator ini adalah untuk mewujudkan
penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan
keselamatan pasien dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah
sakit, dengan tujuan menurunnya angka kejadian infeksi aliran darah.
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah infeksi akibat pemasangan
kateter intra vena central (CVL), > 48 jam terpasang kateter intra vena
central (CVL).
Capaian
Hasil monitoring/pengukuran selama tahun 2015 tercapai angka kejadian
IAD sebesar 1,8 ‰. Angka tersebut mencapai target yang ditetapkan pada
tahun 2015 sebesar 3,5 ‰.
Angka tahunan yang dicapai merupakan angka rata-rata hasil pengukuran
selama tahun 2015.
Tabel 3.34. Insidens rate Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) di RSJPDHK
tahun 2015
No Ruangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Rate
1 ICU Dewasa 2,2 2,4 3,2 0 2,9 3,3 2,4 0 2,9 2,2 3,1 0 2,1
2 ICU Anak 7,8 8,6 2,3 4,9 4 3,2 3,4 3,4 2,4 2,9 2,8 2,9 4,1
3 CVCU 0 0 3,5 2,8 0 5,4 3,5 2,9 4,1 0 4,1 0 2,2
IAD = ∑ pasien yang terinfeksi aliran darah Primer (IADP)
X 1000
∑ lama hari Pasien yang terpasang Central
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 59
4 IW Medikal 0 0 0 0 6,8 0 0 0 0 0 0 0 0,6
5 IW Bedah 0 0 0 0 0 0 0 0 2,8 0 0 0 0,2
RATA-RATA 2,0 2,2 1,8 1,5 2,7 2,4 1,9 1,3 2,4 1.0 2,0 0,6 1,8
b. KPI 35. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Sasaran strategis pada indikator ini yaitu untuk meningkatkan mutu melalui
terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis
mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit, dengan tujuan menurunkan angka kejadian infeksi
daerah operasi (IDO)
Capaian
Hasil monitoring/pengukuran selama tahun 2015 tercapai angka kejadian
IDO sebesar 1,2 %. Angka tersebut mencapai target yang ditetapkan pada
tahun 2015 sebesar 2%.
Angka tahunan yang dicapai merupakan angka rata-rata hasil pengukuran
selama tahun 2015. Pengukuran dilaksanakan setiap bulan melalui
formula : (Jumlah kasus IDO / Jumlah kasus operasi) x 100 %
Tabel 3.35 Insidens Rate Infeksi Daerah Operasi ( IDO ) dalam percent
(%) di RSJPDHK Tahun 2015
RUANGAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Rate
R. DEWASA 1.6 2.0 2.6 1.9 1.7 1.7 1.1 0.9 0.9 1 2 1,1 1,5
R. ANAK 0 0 0 0 1.2 1.3 2.6 0 1.5 1,5 1 1,2 0,8
RATA-RATA 0,8 1 1,3 0,9 1,4 1,5 1,8 0,4 1,2 1,2 1,5 1,1 1,2
c. KPI 36. Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
Sasaran strategis pada indikator ini yaitu peningkatkan mutu melalui
terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis
mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit, dengan tujuan menurunkan angka kejadian infeksi
Ventilator Associated Pneumonia (VAP).
Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi saluran napas
bawah yang mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilasi
mekanik > 48 jam, dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi
saluran napas.
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 60
Capaian
Hasil monitoring/pengukuran selama tahun 2015 tercapai angka kejadian
infeksi VAP sebesar 3,7 ‰. Angka tersebut mencapai target yang
ditetapkan RS pada tahun 2015 sebesar 3,7 ‰.
Angka tahunan yang dicapai merupakan angka rata-rata hasil pengukuran
selama tahun 2015. Pengukuran dilaksanakan setiap bulan melalui
formula :
(Jumlah kasus Infeksi VAP / Jumlah hari pemakaian ETT atau terpasang
ventilator) x 100 %
Tabel 3.36 Insidens Rate Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Perseribu Hari Pemakaian Alat(‰) RSJPDHK Tahun 2015
RUANGAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Rate
ICU D 9.0 8.3 6.1 5.1 10.7 0 5.5 5.2 4.2 7,9 6,1 0 5,7
ICU A 10.7 8.5 0 0 4.3 3.3 3.7 3.6 3.0 3,4 0 2,9 3,6
CVCU 0 10 6.8 0 0 0 0 0 5.9 0 0 0 1,9
RATA-RATA 6,6 8,9 4,3 1,7 5 1,1 3,1 2,9 4,4 3,8 2 0,9 3,7
d. KPI 37. Hospital Acuired Pneumonia
Sasaran strategis pada indikator ini yaitu peningkatkan mutu melalui
terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis
mutu dan keselamatan pasien dengan tujuan menurunkan angka kejadian
infeksi Hospital Acquired Pneumonia (VAP).
Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah infeksi akut pada parenkim
paru setelah pasien dirawat di rumah sakit > 48 jam tanpa dilakukan intuba
Capaian
Tahun 2015 tercapai angka kejadian infeksi HAP sebesar 0,2 ‰. Angka
tersebut mencapai target dari yang ditetapkan RS pada tahun 2015
sebesar 1,5 ‰.
Angka tahunan yang dicapai merupakan angka rata-rata hasil pengukuran
selama tahun 2015. Pengukuran dilaksanakan setiap bulan melalui
formula :
(Jumlah pasien terinfeksi pneumonia / Jumlah hari rawat) x 100 %
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 61
TabeI 3.37 Insidens Rate Hospital Aquired Pneumonia (HAP) di RSJPDHK 2015
RUANGAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOP DES RATE
ICU D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ICU A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CVCU 0 0 0 0 0 2.5 0 0 2.2 0 0 0 0,4
IW MED 0.7 0.8 0.7 0 0 0 0.8 0.9 0.7 0 0 0 0,4
IW B 0 0 0 0 0 0 0 0 2.8 0 0 0 0,2
RATA-RATA 0,1 0,2 0,1 0 0 0,5 0,2 0.2 1,1 0 0 0 0,2
e. KPI 38. Penerapan Keselamatan Operasi
Capaian
Tahun 2015 capaian angka penerapan keselamatan operasi sebesar
94,38%, angka belum memenuhi target yang ditetapkan sebesar 100%.
Analisa/Kajian Pencapaian :
Penerapan keselamatan operasi merupakan bagian dari Sasaran
Keselamatan Pasien (SKP) Internasional. Indikator ini dilakukan
pengukuran bulanan dengan capaian tertinggi bulanan 98%. Tahun 2016
ditargetkan 96% dan tahun-tahun berikutnya akan disesuaikan dengan
pencapaian per tahun.
Kendala :
Budaya keselamatan pasien belum terbentuk di RSJPDHK. Dokumentasi
yang seringkali tidak dilengkapi adalah bagian tanda tangan, meskipun
menurut laporan dari unit Surgical Safety Procedure rutin dilakukan.
Upaya Tindak Lanjut :
1. Sosialisasi Keselamatan Pasien
2. Ronde Keselamatan Pasien
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 62
B. Realisasi Anggaran
Pagu Anggaran RSJPD Harapan Kita tahun 2015 sebesar Rp.833.756.552.000,-
terealisasi sebesar Rp. 766.705.430.190,- atau dengan tingkat capaian serapan
92%. Anggaran RSJPDHK terdiri dari dua sumber yaitu : Anggaran APBN dan
Anggaran BLU.
Tabel 3.38. Realisasi Anggaran RSJPD Harapan Kita tahun 2015
NO. U R A I A N PENERIMAAN & BELANJA APBN+BLU TA.2015
PAGU REALISASI %
A PENERIMAAN APBN + BLU 833.756.552.000 893.012.317.207 107,11%
a. DIPA APBN 158.756.552.000 135.055.575.352 85,07%
b. DIPA BLU 675.000.000.000 757.956.741.855 112,29%
B BELANJA APBN + BLU : 833.756.552.000 766.705.430.190 91,96%
I APBN 158.756.552.000 135.055.575.352 85,07%
a. Belanja Pegawai 77.743.610.000 76.544.350.000 98,46%
b. Belanja Barang /Bahan 41.112.942.000 31.667.241.136 77,02%
c. Belanja Modal 39.900.000.000 26.843.984.216 67,28%
II BLU 675.000.000.000 631.649.854.838 93,58%
a. Belanja Pegawai 275.088.774.000 265.651.511.426 96,57%
b. Belanja Barang 297.003.435.000 288.716.666.437 97,21%
c. Belanja Jasa 28.636.515.000 24.291.734.609 84,83%
d. Belanja Pemeliharaan 27.593.675.000 21.430.511.262 77,66%
e. Belanja Perjandis 1.626.338.000 1.665.197.796 102,39%
f. Belanja Lainnya 2.500.000.000 257.689.512 10,31%
g. Belanja Modal 42.551.263.000 29.636.543.797 69,65%
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA 63
Pagu APBN sebesar Rp.158.756.552.000,- terserap untuk penggunaan : Belanja
pegawai, belanja barang/bahan dan belanja modal dengan komposisi seperti
gambar berikut :
Gambar 3.2. Prosentase Penyerapan Anggaran APBN tahun 2015
Pagu APBN sebesar Rp.158.756.552.000,- terserap untuk penggunaan : Belanja
pegawai, belanja barang/bahan, belanja jasa, belanja pemeliharaan, belanja
perjalanan dinas, belanja modal dan belanja lainnya. Secara komposisi
pemanfaatan anggaran BLU RSJPDHK tahun 2015 dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 3.3. Prosentase Penyerapan Anggaran BLU tahun 2015
BAB IV
KESIMPULAN
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB IV - KESIMPULAN 64
BAB IV
KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit Jantung
dan Pembuluh Darah Harapan Kita disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan selama tahun 2015 mengacu kepada Tugas Pokok & Fungsi
Organisasi dan Tata Kerja yang dijabarkan dalam Rencana Strategis.
Pencapaian Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita tahun 2015
dalam meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas-tugas teknis dapat
dilihat melalui hasil pengukuran pencapaian target tiap-tiap indikator yang mendukung
sasaran program Pembinaan Upaya Kesehatan sesuai Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019 dan capaian dari kegiatan yang merupakan tugas pokok
dan fungsi di tiap-tiap Bagian/Subbagian.
Secara umum kinerja pelaksanaan kegiatan yang mendukung program-program
yang ada telah mencapai atau mendekati pencapaian sesuai target yang direncanakan,
terindikasi dari ukuran sesaran kinerja dan indikatornya, adapun permasalahan-
permasalahan yang dihadapi antara lain diakibatkan keterlambatan dalam proses
pencairan dan pertanggung jawaban keuangan sehingga upaya optimalisasi
penyerapan anggaran terkendala oleh alokasi waktu dan sumber daya manusia yang
ada, kebijakan atau SOP yang perlu dipertegas terkait
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya didukung oleh Anggaran DIPA APBN dan DIPA BLU,
sebesar Rp 833.756.552.000,- dengan rincian sebagai berikut :
1. Belanja yang bersumber dari anggaran DIPA APBN dengan pagu anggaran
sejumlah Rp 158.756.552.000,-, penyerapan terealisasi 85% sebesar Rp.
135.055.575.352,-
2. Belanja yang bersumber dari anggaran DIPA BLU dengan pagu anggaran sejumlah
Rp 675.000.000.000,-, penyerapan terealisasi 93,58% sebesar Rp.
631.649.854.838,-.
Secara umum upaya pencapaian sasaran strategis RSJPD Harapan Kita
tahun 2015 tidak mengalami hambatan yang berarti, namun demikian untuk
LAKIP RSJPDHK TAHUN 2015
BAB IV - KESIMPULAN 65
menjaga kinerja dan bahkan peningkatan kinerja di masa mendatang perlu
kiranya beberapa saran sebagai berikut :
1. Peningkatan Koordinasi. Koordinasi perlu ditingkatkan baik di tingkat
pimpinan maupun antara pimpinan dengan pelaksana program dan
kegiatan. Hal ini penting untuk menjaga kualitas dari hasil program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh RSJPD Harapan Kita.
2. Peningkatan Kompetensi Pelaksana. Pelaksana program dan kegiatan
adalah tulang punggung dari keberhasilan pencapaian sasaran kinerja
pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan, penelitian, pendidikan maupun
pelatihan.
3. Penciptaan Iklim yang Lebih Kondusif. Iklim kerja merupakan salah satu
faktor dominan penentu kinerja organisasi. Dalam kaitan ini pimpinan perlu
menciptakan iklim dan budaya kerja yang sehat dalam lingkungan kerja.
4. Perlu dibuat atau penyempurnaan kebijakan-kebijakan/SOP yang
berkaitan dengan indikator kinerja.
Demikian uraian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 yang disusun
sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RS Jantung
& Pembuluh Darah Harapan Kita
Direksi
RS. Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
LAMPIRAN
KKEEMMEENNTTEERRIIAANN KKEESSEEHHAATTAANN DDIIRREEKKTTOORRAATT JJEENNDDEERRAALL BBIINNAA UUPPAAYYAA KKEESSEEHHAATTAANN
RRSS JJAANNTTUUNNGG DDAANN PPEEMMBBUULLUUHH DDAARRAAHH HHAARRAAPPAANN KKIITTAA
RREENNCCAANNAA KKIINNEERRJJAA TTAAHHUUNNAANN ((RRKKTT))
RRUUMMAAHH SSAAKKIITT JJAANNTTUUNNGG DDAANN PPEEMMBBUULLUUHH DDAARRAAHH
HHAARRAAPPAANN KKIITTAA
TTAAHHUUNN AANNGGGGAARRAANN 22001155
JL. LET. JEN. S. PARMAN KAV. 87, JAKARTA 11420 Telp : 021 - 5681111, Fax : 021 - 5684130
E - mail : [email protected]
RENCANA KINERJA TAHUNAN 2015
Unit Eselon II : RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA Tahun Anggaran : 2015
No Sasaran Strategis KPI Indikator Kinerja / Keberhasilan Target 2015
1 Terwujudnya kepuasan stakeholder 1 Tingkat kesehatan RS (PPK BLU) 87
2 Tingkat kepuasan karyawan 75 %
3 Tingkat kepuasan peserta didik (S1 dan Sp1 FKUI) 90 %
4 % pasien yang puas dan sangat puas 85 % 2 Terwujudnya RSJPDHK sebagai
Rujukan Nasional 5 % keberhasilan operasi jantung secara mandiri di PJT Binaan 98 %
6 % kasus sulit yang berhasil 90 % 3 Terwujudnya peran strategis PJN
7 jumlah rekomendasi/kajian nasional yang dihasilkan 1 8 Jumlah implementasi program preventif dan promotif 1 4 Terwujudnya layanan, pendidikan,
dan penelitian yang ekselen dalam AHS
9 jumlah riset translasional yang diaplikasikan 1
10 % PPDS kardiologi yang lulus tepat waktu (≤ 9 semester) 65 %
11 % capaian indikator medik kardiovaskular 80 %
12 % komplen yang ditangani dengan baik 85 %
13 Jumlah peserta fellowship dari LN 1 5 Terwujudnya kerjasama nasional
dan internasional pelayanan, pendidikan dan penelitian.
14 jumlah publikasi internasional 7
6 Terwujudnya layanan unggulan PJN 15 jumlah jenis layanan unggulan yang baru 2
16 % peningkatan jumlah pasien pada layanan unggulan. 20 %
No Sasaran Strategis KPI Indikator Kinerja / Keberhasilan Target 2015
7 Terwujudnya sistem rujukan yang efektif
17 % rujukan yang tepat (kasus severitas 3) 35 %
18 % pasien rujuk balik 25 %
19 jumlah PJT binaan mandiri 4
8 Terjaminnya mutu dan integrasi proses bisnis
20 % kasus dengan door to balloon time < 90 mnt 70 %
21 % hasil audit mutu yang ditindaklanjuti sampai implementasi 100 %
9 Terwujudnya sistem manajemen sarana dan fasilitas
22 % kesesuaian sarfas dengan standar MFK 80 %
10 Terwujudnya integrasi HIS 23 tingkat maturitas IT korporasi 2.5
11 Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang unggul
24 % staf yang kinerja unggul (B dan BS) 90 %
25 jumlah staf SMF yang mengikuti training di LN (min. 3 bulan) 5
12 Terwujudnya tatakelola dan remunerasi yang efektif
26 skor GCG Corporate 75
13 Terwujudnya budaya kinerja dan teamwork yang efektif
27 Indeks budaya kinerja PJN (PJNHK) 70
14 Termanfaatkannya sumber dana dari luar
28 jumlah KSO yang di atas 1 milyar 2
15 Terwujudnya pertumbuhan revenue 29 tingkat pertumbuhan revenue 7 %
16 Terwujudnya efisiensi proses bisnis. 30 Tercapainya persentase rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional
88
17
Terwujudnya Peningkatan Efektivitas Pelayanan
31 Kepatuhan thd Clinical Pathway 50 %
32 % Temuan Ketersediaan Obat Rutin yg di TL 99 %
18 Terwujudnya Peningkatan Mutu Pelayanan
33 Penyampaian hasil laboratorium Kritis yg tepat waktu < 30 menit
100 %
(1) (2) (3) (4) (5)
19
Terwujudnya Peningkatan Mutu Klinik
34 Infeksi Aliran Darah (IAD) 3,5 %
35 Infeksi Daerah Operasi (IDO) 2.0 %
36 Ventilator Associated Pneumonia (VAP) 5,8 %
37 Hospital Acuired Pneumonia (HAP) 1,5 ‰
38 Penerapan Keselamatan Operasi 100 %
Total Anggaran : Rp. ,-
Jakarta, 28 November 2014 Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Dr. dr. Hananto Andriantoro, Sp.JP (K), MARS, FICA NIP. 19571104 198610 1001