laporan awal

16
LABORATORIUM EKSPLORASI PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK - UNISBA No. Tugas : 07 Praktikum : Perpetaan LAPORAN AWAL SIFAT DATAR (LEVELING) Nama : Muhammad Fadly Asyik NPM : 10070112038 Shift / Waktu : IV / 07.00-10.00 WIB Tanggal Praktikum : Sabtu, 15 Maret 2014 Tanggal Laporan : Sabtu, 15 Maret 2014 Instruktur : 1. Maryanto, S.Si., M.T. 2. Beffi Diniati 4. Kun Hadipati 5. Derry Hilmansyah 6. Deris Aryadi S. PARAF PEMERIKSA NILAI

Upload: tamzyaguante

Post on 27-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

nonem

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan awal

LABORATORIUM EKSPLORASIPRODI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK - UNISBA

No. Tugas : 07Praktikum : Perpetaan

LAPORAN AWALSIFAT DATAR (LEVELING)

Nama : Muhammad Fadly Asyik

NPM : 10070112038

Shift / Waktu : IV / 07.00-10.00 WIB

Tanggal Praktikum : Sabtu, 15 Maret 2014

Tanggal Laporan : Sabtu, 15 Maret 2014

Instruktur : 1. Maryanto, S.Si., M.T.

2. Beffi Diniati

4. Kun Hadipati

5. Derry Hilmansyah

6. Deris Aryadi S.

PARAF PEMERIKSA NILAI

PRODI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG1435 H / 2014 M

Page 2: Laporan awal

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena

atas berkat nikmat-Nya, baik berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga

laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini kami buat sebagai syarat untuk mengikuti Praktikum

Perpetaan. Dalam kesempatan ini juga kami ucapkan terima kasih kepada kedua

orang tua yang telah memberi dukungan penuh, serta ucapan terima kasih juga

kami haturkan kepada asisten Laboratorium Eksplorasi yang telah bersedia

membimbing kami.

Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan ini yang masih

jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk

perbaikan dan penyempurnaan laporan seperti ini di lain kesempatan.

Akhir kata, semoga laporan ini bisa menjadi referensi dan bermanfaat

bagi kita semua.

Bandung, Maret 2014

Penyusun

i

Page 3: Laporan awal

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 11.1 Latar Belakang...................................................................... 11.2 Maksud dan Tujuan............................................................... 1

1.2.1 Maksud......................................................................... 11.2.2 Tujuan.......................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI............................................................... 22.1 Sifat Datar............................................................................. 22.2 Pengukuran Leveling............................................................ 3

BAB III KESIMPULAN.................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

Page 4: Laporan awal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan pemetaan dan ilmu ukur tanah, kita tidak akan pernah

lepas dari penggunaan alat – alat yang biasa digunakan dalam bidang eksplorasi

khususnya perpetaan. Oleh karena itu dalam laporan pendahuluan ini akan

membahas beberapa alat yang sering dipakai dalam kegiatan eksplorasi /

perpetaan. Beberapa contoh antara lain adalah theodolite, waterpass, kompas

geologi dan GPS ( Global Positioning System ). Alat – alat ini mempunyai

peranan yang sangat besar dalam ilmu perpetaan, seperti pengukuran beda

tinggi, azimuth, korordinat, dan lain sebagainya.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum ini adalah agar dapat menggunakan alat dalam

kegiatan sifat datar (levelling), guna mengasah kembali perhitungan yang telah

dibahas sebelumnya pada kegiatan praktikum pengenalan alat.

1.2.2 Tujuan

Dapat mengetahui secara rinci bagian-bagian, perlengkapan, serta

pengoperasian waterpass.

Dapat menentukan beda ketinggian dengan alat pengukuran beda tinggi /

leveling, yaitu waterpass

1

Page 5: Laporan awal

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sifat Datar

Sifat datar (Leveling) merupakan suatu operasi yang digunakan dalam

menentukan beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah. Sebuah

bidang datar acuan ditetapkan dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut.

Beda elevasi yang ditentukan dikurangkan dari atau ditambah dengan nilai yang

ditetapkan tersebut, dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.

Dalam ilmu perpetaan, salah satu hal yang sangat penting dilakukan

adalah mengukur beda ketinggian antara dua titik di atas permukaan tanah.

Dalam menentukan beda tinggi, pada umumnya digunakan berbagai metode

sifat datar.

Perbedaan vertikal antara dua titik atau jarak dari bidang referensi yang

sudah ditetapkan ke suatu titk tertentu sepanjang garis vertikal adalah disebut

dengan tinggi. Pada umumnya, rata-rata muka air laut untuk sebuah negara yang

dipergunakan sebagai bidang referensinya, sedangkan pengukuran lokal sebagai

bidang referensi dipergunakan suatu bidang menurut perjanjian setempat. Jika

muka air laut rata-rata dipergunakan sebagai bidang referensi, maka

perluasannya kearah daratan yang disebut Geoid dan jarak yang diukur dari

permukaan geoid ke titik tertentu sepanjang garis vertikal yang melalui titik

tersebut disebut elevasi.

Bidang di mana tiap titik di atasnya tegak lurus terhadap garis unting-

unting disebut bidang datar (Level Surface). Perbedaan bidang datar dengan

permukaan rata (Plane Surface) adalah permukaan yang datar dan tegak lurus

terhadap garis unting-unting hanya pada satu titik saja. Suatu bentuk air tenang

dapat dianggap sebagai sebuah bidang datar. Jika perubahan permukaan laut

yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh seperti pasang surut, arus, angin,

tekanan atmosfer dan rotasi bumi bisa dihilangkan, maka permukaannya menjadi

datar.

2

Page 6: Laporan awal

3

2.2 Pengukuran Leveling

Untuk dapat mengukur beda tinggi suatu wilayah, maka dapat digunakan

Waterpass. Waterpass secara umum berfungsi untuk mengukur beda tinggi di

permukaan bumi saja, tidak untuk terowongan.

Foto 2.1 Waterpas

Waterpass bekerja dengan cara menembak rambu ukur di backside lalu

menembak rambu ukur di fronside, dari hasil tersebut didapat tinngi backside dan

tinggi fronside lalu dicari selisihnya.

Gambar 2.1 Contoh Cara Kerja Waterpas

Dalam menentukan selisih tinggi antara dua titik dapat dilakukan

dengan tiga cara penempatan alat penyipatan datar tergantung pada

keadaan lapangan.

Cara pertama adalah dengan menyimpan alat diatas salah satu

titik, maka beda tinggi antara kedua titik tersebut adalah tinggi pada

rambu ukur (a) dikurangi tinggi alat ukur (b). H = A – B.

Page 7: Laporan awal

4

Gambar 2.2Cara Pertama

Cara kedua adalah dengan menyimpan alat diantara kedua titik,

agar jarak datar dari alat ke rambu ukur keduanya sama. Maka beda

tinggi antara kedua titik tersebut adalah tinggi titik yang lebih besar

tinginya (c) dikurangi dengan titik yang lebih kecil tingginya (d). H = C – D.

Gambar 2.3Cara kedua

Cara ketiga adalah dengan cara penyimpanan alat tidak bisa

dilakukan ditengah-tengah kedua titik, maka alat dapat diletakan

disebelah kanan titik atau didaerah yang lebih tinggi. Maka beda tinggi

antara kedua titik tersebut adalah tinggi titik yang lebih besar tingginya (e)

dikurangi dengan titik yang lebih kecil tingginya (f). H = E – F.

Page 8: Laporan awal

5

Gambar 2.3Cara ketiga

Adapun rumus yang digunakan dalam pengolahan data pengamatan sebagai

berikut :

a. Jarak Miring

Tang dimaksud jarak miring adalah selisih antar benang bawah dengan

benang atas dikali seratus dan dikali sinus sudut vertikal.

Jarak Miring = (BB - BA) x 100 x Sin α

Keterangan :

BB = Benang Bawah

BA = Benang Atas

α = Pembacaan Sudut Zenit

b. Jarak Datar

Yang dimaksud jarak datar adalah jarak garis mendatar antar alat ukur

dengan rambu ukur, dapat ditentukan dengan rumus sebagi berikut :

Jarak Datar = Jarak Miring x Sin α

Keterangan : α = Pembacaan sudut vertikal

c. Beda Tinggi

Page 9: Laporan awal

6

Yang dimaksud dengan beda tinggi disini adalah perbedaan tinggi antara

permukaan dengan titik referensi yang diambil sebagai patokan, dapat ditentukan

dengan rumus sebagai berikut :

Beda Tinggi = Jarak Miring x Cos α

d. Sudut Dalam

Sudut yang dibentuk dari backside ke arah frontside searah jarum jam.

Adalah sudut dalam.

Sudut Dalam = Fronside - Backside

e. Koordinat

Koordinat merupakan titik yang telah ditentukan di lapangan. Untuk

mengetahui titik koordinat tersebut maka perlu mengetahui atau menentukan titik

awal terlebih dahulu.

X = Xawal + (Jarak Datar x sin α )

Y= Yawal + (Jarak Datar x cos α )

Page 10: Laporan awal

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa dalam ilmu perpetaan, salah

satu hal yang sangat penting dilakukan adalah mengukur beda ketinggian antara

dua titik di atas permukaan tanah. Terkait dengan hal ini, maka dalam

menentukan beda ketinggian suatu tempat diperlukan operasi sifat datar

(leveling) dimana dalam pengoperasiannya dapat menggunakan alat ukur beda

tinggi yaitu waterpass. Selain beda tinggi, dengan rumus yang tersedia dalam

pengolahan dan pematan juga dapat ditentukan jarak miring, jarak datar, sudut

dalam dan koordinat.

7

Page 11: Laporan awal

DAFTAR PUSTAKA

Suyono Sosrodarsono, 1980. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. PT

Pradnya Paramita, Jakarta.

Graha, Setia, “Waterpass”, Perpetaan, http:// ips -abi. blogspot. com/ 2012 / 10/

waterpass. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2014.