laporan biokimia 3
DESCRIPTION
biokimiaTRANSCRIPT
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Pemeriksaan Protein Dalam Urine
Hari/Tanggal : Rabu / 28 November 2012
Waktu : 12.00 s/d 14.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran UNLAM
Ketua Kelompok 6
ETWAR SETYO SAPUTRA
NIM. I1D112006
Banjarmasin, 5 November 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Asisten Kelompok
Drs. H. Eko Suhartono, M.Si M.IQBAL BAIHAQI
NIP 19680907 199303 1 004 NIM : I1D109241
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak sekali cairan yang terdapat pada tubuh manusia baik yang berguna ataupun yang
tidak berguna yang akan dikeluarkan dari tubuh manusia.Kotoran yang dihasilkan manusia
ada yang berbentuk cairan yang salah satunya adalah urine. Urin mempunyai berbagai
kandungan didalamnya, sehingga banyak informasi yang dapat diketahui melalui urine.Salah
satu informasi yang dapat diketahui melalui urine adalah kandungan protein. Uji pada protein
biasa disebut proteinuria. Protein merupakan nutrien ke 3, pertukaran protein yaitu
katabolisme dan resistensis semua protein sel yang berlangsung terus menerus, merupakan
proses fisologis yang penting dalam semua bentukkehidupan [2]
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin disaring
di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung k e m i h , a k h i r n y a
d i b u a n g k e l u a r t u b u h m e l a l u i u r e t r a . C a i r a n d a n m a t e r i
pe mbe n tuk u r i n be r a s a l da r i da r ah a t au cairan interstisial . Kom po s i s i u r i n
berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh. Cairan yang
tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Pemeriksaan urin dalam
mengindikasikan beberapa penyakit sangat penting. Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-
fakta tentang ginjal dan saluran urin tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam beberapa tubuh seperti
hati, saluran empedu, pankreas dan korteks adrenal [3]
1.2 Tujuan
Setelah melaksanakan pratikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Menjelaskan kondisi kadar kandungan dalam urin saat normal dan saat
tidak normal.
2. Menjelaskan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Urin merupakan hasil ekskresi dari ginjal. Melalui urin kita dapat mendiagnosa
penyakit. Ciri-ciriurin normal baik secara sifat maupun fisik dapat dilihat dari kejernihan urin
yaitu pada urin normal jernih/bening dan bila lama dibiarkan akan menjadi keruh, melalui
warna yaitu warna dipengaruhi oleh diet,obat-obatan, kepekatan dan lain-lain, secara normal
berwarna kuning. Jika kita lihat dari segi bau urin, bau urin jika dibiarkan terlalu lama akan
berbau seperti amonia dan dari segi berat jenis urin tergantung dari jumlah zat yang terlarut
dalam urine [2]
Urin yang mengandung protein dapat kita lihat berdasarkan bentuk dan p.i
albuminnya. Bentuk kelimpahan dan molekul albumin dalam urin mungkin berbeda dari yang
dalam plasma karena diferensial filtrasi atau penyerapan tubular bentuk dimodifikasi
albumin, modifikasi albumin oleh proteolisis sewaktu melewati saluran kemih, kimia
modifikasi dengan oksidan, radikal bebas, dan ligan lainnya terkonsentrasi dalam urin, dan
modifikasi selama spesimen penyimpanan. Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma
disaring diglomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan kedalam urin.
Dengan menggunakan spesimen urin acak (random) atau urin sewaktu, protein dalam urin
dapat dideteksimenggunakan strip reagen (dipstick) . Normal ekskresi proteinbiasanya tidak
melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin Lebihdari 10 mg/dl didefinisikan sebagai
proteinuri.[4]
Pengukuran proteinuria dapat dipakai untuk membedakan antara penderita yang
memiliki risiko tinggi menderita penyakit ginjal kronik yang asimptomatik dengan yang
sehat. Proteinuria yang persistent (tetap +1, dievaluasi 2-3x3 bulan) biasanya menunjukkan
adanya kerusakan ginjal. Proteinuria persistent juga akan memberi hasil +1 yang terdeteksi
baik pada spesimen urine pagi maupun urine sewaktu setelah melakukan aktivitas. Protein
terdiri atas fraksi albumin dan globulin [2].
Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal
kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi.
Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan petanda
yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulointerstitiel. Proteinuria positif perlu
dipertimbangkan untuk analisis kuantitatif protein dengan menggunakan sampel urine
tampung 24 jam. Jumlah proteinuria dalam 24 jam digunakan sebagai indikator untuk menilai
tingkat keparahan ginjal, Proteinuria rendah kurangdari 500mg/24jam. Proteinuria sedang
(500-4000 mg/24 jam) dapat berkaitandengan glomerulonefritis akut atau kronis, nefropati
toksik (toksisitas obat aminoglikosida, toksisitas bahan kimia), myelomamultiple, penyakit
jantung, penyakit infeksius akut, preeklampsia. Proteinuria tinggi (lebih dari 4000 mg/24
jam) dapatberkaitan dengan sindrom nefrotik, glomerulonefritis akut ataukronis, nefritis
lupus, penyakit amiloid [1].
pH urin tergantung pada waktu hari, yang prandial negara, diet, status kesehatan, dan
obat-obatan. pH urin menunjukkan variasi diurnal dengan penurunan pH nilai di malam hari
dan di pagi hari (paling asam menjelang tengah malam) diikuti oleh meningkatnya nilai pH
ketika bangun tidur. Urine cenderung menjadi basa segera setelah makan karena fenomena
yang dikenal sebagai alkali pasang dan secara bertahap menjadi asam antara waktu makan
Urin dapat mencapai konsentrasi ion hidrogen 1000x lebih besar dari darah, jangkauan pH
4,5-(rata-rata pH 5-6). Ginjal, yang menghasilkan urin, fungsi asam-basa terutama melalui
peraturan selektif bikarbonat plasma dengan mempengaruhi kesetimbangan urutan reaksi
berikut CO 2 + H20 ~ - * H2CO 3 ~ HCO 3 - + H + + -, CO3 = + H + Dengan ion
mensekresi dan buang air hidrogen dalam bentuk ion amonium, fosfat, sulfat, dan asam
organik lemah dan reabsorbing bikarbonat, tubulus ginjal mempertahankan darah pH [6].
Urin normal yang baru selalu jernih, pH 4,8 – 7,4 dan berat jenisnya 1,008-1,0030.
Warna urin kekuning-kuningan karena pengaruh pigmen yang berwarna kuning dan baunya
tidak enak. Air merupakan komponen terbesar dari urin yang didalamnya terkandung garam-
garam anorganik. Senyawa-senyawa anorganik yang berupa kation: Na+,
K+,Ca+2,Cu+2,Zn+2, sedangkan yang berupa anion : Cl-, PO-34,SO-34 dan sebagainya.
Sebagian besar senyawa organikyang terdapat dalam urin merupakan sampah dari proses
metabolisme, antara lain (ureum, asam urat, kreatin,kreatinin, asam hipurat oksalat, asam
laktat, asam glukuronat, asam benzoat). Beberapa enzim berupa amilase, tripsin, lipase),
hormon dan vitamin juga terdapat didalam urin [3].
Kemih ekskresi albumin yang ditunjukkan oleh kerusakan ginjal dan dikenal sebagai
faktor risiko untuk perkembangan penyakit ginjal dan penyakit jantung. Peran pengukuran
albumin urin memiliki memusatkan perhatian pada kebutuhan klinis untuk akurat
dan jelas melaporkan hasil [5].
BAB III
PRINSIP DAN METODE PRAKTIKUM
3.1 Prinsip
Suatu larutan yang mengandung protein bila dipanaskan sampai terjadi koagulasi proteinnya
akan mengakibatkann kekeruhan pada larutan. Kepekatan kekeruhan yang terjadi sangat
dipengaruhi/tergantung kandungan proteinnya, semakin banyak kandungan protein makin
keruh sampai terjadi endapan.Karena pH urine berkisar 6-7 sedangkan p.i albumin berkisar 5-
6 maka penambahan asam asetat encer perlu untuk mencapai p.i albumin. Tujuannya adalah
agar mudah terjadi koagulasi, sebab semua protein paling mudah terkoagulasi pada p.i nya.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan meliputi alat-alat gelas dan bunsen. Sementara bahan yang digunakkan
urine dan asam asetat.
3.3 Cara Kerja
1. Ambillah tabung reaksi, masukan 4 ml urine
2. Kemudian panaskan di atas api sampai mendidih. Perhatikan apakah ada kekeruhan
atau tidak. Bila perlu tambah asam asetat encer 1-2 tetes melalui dinding tabung untuk
mencapai p.i albumin, sambil dipanaskan lagi. Bila terlihat keruh berarti ada
koagulasi albumin dan ini berarti urine tersebut mengandung protein dan dikatakan
protein (+). Tergantung dari banyaknya albumin yang terdapat didalamnya, dikatakan
positif 1 (+), positif 2 (++) dan seterusnya positif 4 (++++).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan pada urine normal, hasil yang diberikan ialah (-) .Hal ini
ditunjukkan bahwa tidak terjadinya kekeruhan pada urine setelah dipanaskan.Hal ini berarti
dalam urine tersebut tidak mengandung protein. Urine tersebut dapat dikatakan sebagai urine
normal.Setelah melakukan percobaan pada urine pengontrol, hasil yang diberikan adalah
positif 4 (++++), dikarenakan setelah dipanaskan dan dicampur dengan larutan asamasetat
dan lalu dipanaskan kembali pun, urine tetap menunjukkan gumpalan (koagulasi) pada urine.
Hasil positif 4(++++) ini berarti kekeruhan yang ditunjukkan pada percobaan pada urine
pengontrol berupa urine yang gumpalan keruhnya nyata dan kekeruhan itu berkeping-keping
(0,2-0,5%).
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Antune,Veronica.Diagnostic accuracy of the protein creatinine ratio in urine samples
to estimate 24-h proteinuria in patients with primary glomerulopathies: a longitudinal
study. (2008) 23: 2242–2246.
2. Asmadi. Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien.Jakarta:Salemba Medika.h 93.
3. Darmin,Sumardjo.2009.Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran.Jakarta:EGC.h 19.
4. Miller,Grage W.Current Issues in Measurement and Reporting of Urinary Albumin
Excretion. 2009:55:124–38
5. Roden,Anja C.Urine Protein Electrophoresis and Immunoelectrophoresis Using
Unconcentrated or Minimally Concentrated Urine Samples. 2008;130:141-145.
6. Cook,Janine D.Urine pH the Effect of Time and Temperatur after
Collection.2007:31:486-496.