laporan brem

21
PEMBUATAN BREM DENGAN VARIASI TAPE KETAN LAPORAN PRAKTIKUM Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Pangan Yang Dibina Oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd dan Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si OLEH KELOMPOK 3 Muhammad Sholeh Al Qoyyim (130342603485) Rizka Diah Fitri (130342615343) Siti Aminatul Mukarromah (130342615337) Zakiyatul Miskiyah (130342615320)

Upload: muhammad-shoelih-qoyyim

Post on 29-Jan-2016

500 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

laporan brem universitas Negeri malang

TRANSCRIPT

PEMBUATAN BREM DENGAN VARIASI TAPE KETAN

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Mikrobiologi Pangan

Yang Dibina Oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd dan Sitoresmi

Prabaningtyas, S.Si, M.Si

OLEH

KELOMPOK 3

Muhammad Sholeh Al Qoyyim (130342603485)

Rizka Diah Fitri (130342615343)

Siti Aminatul Mukarromah (130342615337)

Zakiyatul Miskiyah (130342615320)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Desember 2015

1

A. TOPIK

Pembuatan Brem dengan Variasi Tape Ketan

B. WAKTU DAN TEMPAT

Pembuatan brem dengan variasi tape kentang ini

dilaksanakan pada tanggal 17 November 2015 bertempat di

ruang 305 gedung O5 biologi Universitas Negeri Malang.

C. TUJUAN

Tujuan praktikum ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi ketan

terhadap tekstur brem.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi ketan

terhadap aroma brem.

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi ketan

terhadap rasa brem.

D. DASAR TEORI

Brem merupakan salah satu makanan tradisional hasil fermentasi

yang enak dan bergizi yang banyak diusahakan di Indonesia. Ada 2 macam

brem yang banyak dikenal yaitu brem padat dan brem cair atau brem Bali

(Susanto dan Saneto, 1994). Menurut Kuswanto dan Sudarmadji (1989).

Brem padat dapat diperoleh dengan cara mengolah air tape ketan yang

terbentuk selama fermentasi dan dilanjutkan dengan proses pemanasan,

pengadukan, dan pencetakan. Tape ketan dapat dibuat dengan cara memasak

beras ketan sampai cukup matang yang kemudian didinginkan dan

diinokulasikan dengan ragi. Brem ini mempunyai warna putih, tekstur tidak

lembek, kering dan mudah hancur di mulut.

Brem padat adalah salah satu makanan hasil fermentasi yang

banyak diusahakan di Jawa Timur (Madiun), dapat bermanfaat untuk

kesehatan kulit, sebagai makanan suplemen alternatif, dapat menghangatkan

badan dan meningkatkan nafsu makan (Anonymous, 2008). Brem padat

2

adalah makanan tradisional yang terbuat dari cairan hasil fermentasi tape

beras ketan putih atau beras ketam hitam. Tape beras ketan tersebut

selanjutnya dikentalkan dengan pemanasan, kemudian ditambahkan dengan

starter brem padat,lalu didinginkan menjadi padat. Brem cair adalah salah

satu jenis minumam khas daerah Bali yang dibuat dari beras ketan putih atau

beras ketan hitam ataupun campuran dari kedua jenis beras ketan tersebut

selanjutnya difermentasikan dengan menggunakan ragi tape (Hastuti &

Prabaningtyas, 2010).

Ketan hitam merupakan salah satu bahan baku yang

sangat potensial sebagai bahan pengganti dalam pembuatan

brem padat, karena ketan hitam mempunyai kandungan pati

mirip ketan putih. Selama ini penggunaan ketan hitam

sebagai bahan makanan belum seluas ketan putih, dengan

dijadikannya ketan hitam sebagai bahan subtsitusi brem

padat, maka diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan

beras ketan hitam dan nilai ekonomisnya. Eksistensi brem

padat di Madiun telah menjadi produk unggulan yang yang

sangat potensial dijual dan dikembangkan dan hingga kini

mampu menyangga perekonomian banyak elemen dan

masyarakat. Hitungan selama ini brem yang dihasilkan

sekitar 600 – 1000 kg hari, namun perkembangan dari

makanan tradisional itu stagnan (Ariyanto, 2003).

Brem cair merupakan minuman dengan rasa manis agak sedikit

asam, berwarna merah, dengan kandungan alkohol 3-10 persen. Umumnya

diproduksi dari hasil fermentasi beras ketan hitam (kadang-kadang juga beras

ketan putih). Kadar alkohol dapat berubah-ubah selama penyimpanan.

Kenaikan kadar alkohol terjadi akibat proses fermentasi yang terus

berlangsung selama penyimpanan, sedangkan penurunannya karena proses

esterifikasi, oksidasi, dan penguapan. Oksidasi alkohol disebabkan suasana

aerobik yang terjadi selama waktu penyimpanan. Suasana aerobik tersebut

biasanya diikuti oleh aktivitas bakteri asetat, sehingga terbentuk asam asetat,

yang menjadikan rasa asam pada brem. Kalau pada waktu penyimpanan tidak

3

ditutup akan menyebabkan alkohol menguap. Bau asam disebabkan

terbentuknya ester etil asetat dari reaksi alkohol dengan asam asetat yang

terbentuk oleh suasana aerob dan bakteri asetat (Astawan, 2007).

Bahan baku yang sering digunakan dalam pembuatan brem adalah

beras ketan (Oryza sativa var glutinosa), baik beras ketan putih maupun

hitam. Jenis umbi-umbian jarang digunakan. Beras ketan merupakan beras

dengan kadar amilopektin yang sangat tinggi, nasinya sangat mengilap,

sangat lekat, dan kerapatan antarbutir nasi tinggi, sehingga volume nasinya

sangat kecil. Rasio antara amilosa dan amilopektin dapat menentukan tekstur,

rasa, dan lengket atau tidaknya nasi. Semakin kecil kadar amilosa atau

semakin tinggi amilopektin, semakin lengket nasinya. Sifat kelengketan beras

ketan menentukan baik buruknya produk brem padat. Brem padat yang

selama ini terdapat di pasaran adalah brem madiun dan brem wonogiri. Brem

ini sangat populer karena rasanya yang cukup enak dan kepraktisan dalam

penggunaannya. Sensasi brem akan muncul ketika makanan tersebut

dimasukkan ke dalam mulut, langsung mencair dan lenyap, kemudian

meninggalkan rasa semriwing di lidah. Hasil penelitian Winarno et al (1982)

menunjukkan bahwa zat kimia yang paling banyak terdapat dalam brem padat

adalah gula, pati terlarut, dan asam laktat. Brem padat merupakan sumber

gula yang baik. Di dalam 100 gram brem terkandung 65,18 g gula, sehingga

rasanya manis dan sekaligus sebagai sumber energi yang baik.

Ada beberapa macam cara pembuatan brem padat. Prinsipnya,

proses tersebut dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu pemilihan bahan

baku, pencucian, pengukusan, pemberian ragi, fermentasi, pengepresan,

pemasakan, pengadukan, dan pengeringan. Pada fermentasi ketan menjadi

tape, berlangsung aktivitas enzim yang dikeluarkan oleh kapang dan khamir.

Enzim tersebut akan memecah karbohidrat menjadi gula. Gula yang terbentuk

selanjutnya akan diubah menjadi alkohol dan karbondiosida (CO2). Selain

alkohol, proses fermentasi karbohidrat juga akan menghasilkan asam-asam

organik, seperti asam asetat, asam laktat, asam suksinat, dan asam malat.

Kombinasi alkohol dengan asam memberikan sensasi rasa tersendiri pada

brem yang terbentuk. Proses pemasakan sari tape akan sangat berpengaruh

4

terhadap warna brem padat yang dihasilkan. Brem padat biasanya memiliki

warna kecokelatan disebabkan karamelisasi gula dan reaksi Maillard.

Karamel terbentuk akibat pemanasan gula pereduksi pada suhu yang cukup

tinggi (Astawan, 2007). Brem padat merupakan salah satu makanan hasil

fermentasi yang banyak diusahakan di Jawa Timur dan Jawa Tengah,

khususnya di Caruban (Mediun) dan Wonogiri.

E. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Panci email 5. Beaker glass

2. Saringan 6. Kompor

3. Pengaduk 7. Mixer

4. Cetakan 8. Nampan

Bahan :

1. Tape ketan hitam

2. Tape ketan putih

3. Brem padat

F. CARA KERJA

Menyiapkan 1 kg tape ketan hitam dan 1 kg tape ketan putih, kemudian memeras dan mengambil airnya hingga masing-masing mendapat 1 liter air sari tape

Air hasil perasan dipanaskan dan diaduk selama 10-60 menit sampai mengental

Setelah mengental, kompor dimatikan dan menambahkan brem padat yang sudah jadi dan sudah dihaluskan

Adonan ini kemudian dimixer hingga rata dan menjadi adonan dengan tekstur yang lembut

Cetak adonan sesuai selera dan biarkan mongering dan memadat pada suhu ruang sekitar 25 – 30 0C selama kurang lebih 24 jam

5

G. DATA

Tabel perhitungan koloni bakteri sayur kubis

Tabel skoring tekstur brem

Jenis

Ketan

Skor tekstur brem pada ulangan

ke

Skor 1 2 3 4

Ketan

hitam

4 4 4 4

Ketan putih 4 4 4 4

Ket :

Skor 1 : sangat lembek

Skor 2 : lembek

Skor 3 : agak lembek

Skor 4 : keras, tidak lembek

Tabel skoring aroma brem

Jenis

Ketan

Skor Aroma brem pada ulangan

ke

Skor 1 2 3 4

Ketan

hitam

2 2 2 2

Ketan putih 2 2 2 2

Ket :

Skor 1 : tidak ada aroma alkohol

Skor 2 : sedikit aroma alkohol

Skor 3 : cukup aroma alkohol

Skor 4 : menyengat, banyak aroma alcohol

Tabel skoring rasa brem

Jenis

Ketan

Skor rasa brem pada ulangan ke

Brem telah siap dikonsumsi

6

Skor 1 2 3 4

Ketan

hitam

4 4 4 4

Ketan putih 3 3 3 3

Ket :

Skor 1 : sangat masam

Skor 2 : masam

Skor 3 : masam agak manis

Skor 4 : manis

H. ANALISIS DATA

Pada praktikum ini dilakukan pembuatan brem dengan variasi tape

ketan. Variasi tape ketan yang digunakan yaitu tape ketan hitam dan tape

ketan putih. Pembuatan brem dilakukan dengan mengambil seluruh sari

tape dengan cari memeras tape dengan menggunakan alat pemeras. Sari

tape kemudian di panaskan hingga mengental dan setelah mengental sari

tape diangkat. Kemudian di aduk dengan menggunakan mixer dengan

ditambahkan brem solo. Setelah tapap tersebut maka brem dicetak dan di

tunggu hingga kering untuk dapat dinikmati.

Brem yang dihasilkan dengan adanya variasi tape ketan

menghasilkan beberapa perbedaan. Perbedaan dapat diketahui dari segi

warna, tekstur, aroma dan rasa. Perbedaan yang paling mencolok yakni

perbedaan warna dimana brem yang menggunakan tape ketan hitam

memiliki warna merah muda keunguan, sedangkan warna brem dengan

tepe ketan putih berwarna putih. Tekstur brem yang dihasilkan

berdasarkan data pengamatan keduanya tidak memiliki perbedaan, yaitu

bertekstur keras, tidak lembek. Aroma brem yang dihasilkan juga memiliki

persamaan diantara keduanya yaitu memiliki sedikit aroma alkohol.

Sedangkan rasa yang dihasilkan memiliki perbedaan yaitu pada brem

dengan menggunakan tape ketan hitam memiliki rasa masam agak manis,

dan brem dengan menggunakan tape ketan putih memiliki rasa manis.

Berdasarkan hasil penilitian ini dapat diketahui bahwa warna dan

rasa brem yang dihasilakn dari variasi tape ketan memiliki perbedaan.

7

Sedangkan untuk tekstur dan aroma yang dihasilkan sama. Hal tersebut

dipengaruhi oleh bahan yang digunakan yaitu variasi tape yang digunakan

dimana tape ketan hitam dan tape ketan putih memiliki kandungan amilum

yang berbeda.

I. PEMBAHASAN

Bahan yang digunakan dalam pembuatan brem ini adalah tape Ketan.

Beras ketan mempunyai kandungan amilopektin yang tinggi, bersifat lengket,

tidak mengembang selama pemasakan, tidak banyak menyerap air, dan tetap

lunak setelah dingin (Astawan, 2004). Tape ketan yang digunakan adalah tape

ketan hitam dan tape ketan putih yang memiliki banyak sekali kandungan di

dalamnya. Tape beras ketan yang digunakan adalah tape yang baik yang

memiliki tekstur lunak, berair dengan cita rasa manis, asam dan bercita rasa

alkohol. Menurut Yanuar (2009) ketan hitam merupakan salah satu komoditi

yang sangat potensial sebagai sumber karbohidrat, antioksidan, senyawa

bioaktif, dan serat yang penting bagi kesehatan. Ditambahkan oleh Astawan

(2004), Tape dari beras ketan putih memiliki kandungan karbohidrat 37,5

gram/100 gram. Sedangkan protein pada beras ketan putih 3,0 gram/100

gram.

Brem dari tape ketan hitam dan ketan putih sama-sama menghasilkan

tekstur yang keras dan tidak lembek. Hal ini dapat disebabkan karena dekstrin

filtrat tape ketan (4,4431g/100ml), dimana dekstrin ini berperan pada tekstur

brem yang dihasilkan, sehingga semakin banyak kandungan dekstrin pada

filtrat tape akan menghasilkan tekstur yang kuat pada brem padat (Drajati

dkk, 2013). Penyusun air tape ketan hitam dan air tape ketan putih tersebut

menghasilkan tekstur brem padat yang keras. karena kandungan gula yang

tinggi, dan adanya dekstrin akan mendukung proses pengkristalan. Dengan

demikian, semakin tinggi proporsi air tape ketan, maka semakin naik nilai

8

teksturnya. Menurut Tarigan (1983), bahwa dekstrin mempunyai sifat untuk

merekatkan komponen-komponen penyusun brem padat dan membentuk

tekstur yang kuat.

Brem dari tempe ketan hitam dan dari tape ketan

putih sama- sama menghasilkan aroma sedikit beralkohol

aroma alkohol ini didapatkan karena fermentasi yang

terjadi pada saat pembentukan tape. Menurut

Widjajaseputra (1998), selama fermentasi tape

berlangsung peruraian pati menjadi gula-gula sederhana

oleh kapang, kemudian gula-gula yang terbentuk sebagian

akan diubah menjadi asam organik, yang menjadi produk

brem padat yang dihasilkan dari pengolahan cairan tape ini

akan memiliki rasa manis berbau alkohol. Ditambahkan

lagi oleh Djutikah dkk., (1988), proses fermentasi lebih dari 7 hari, maka

rasa tape agak keras karena mulai terbentuk alkohol dan rasanya sangat asam.

Rasa brem yang dihasilkan dipengaruhi oleh kapang dan khamir yang

memfermentasi karbohidrat dan pati yang terdapat dalam air tape ketan.

Khamir dan kapang yang kerap ditemukan dalam produk brem yang terbuat

dari nasi, ketan atau gula tebu adalah Amylomyces spp., Mucor spp., Rhizopus

spp., Candida spp., dan Saccharomyces spp. (Dung, 2013). Menurut

Fardiaz dkk (1996), proses utama pada fermentasi tape

adalah pemecahan pati menjadi gula sederhana yang

dialkukan oleh khamir dengan enzim amilase yang dapat

menimbulkan rasa manis. Ditambahkan lagi oleh Gaman dan

Sherrington (1994), hidrolisis pati dapat dilakukan oleh enzim atau asam. Jika

pati dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul yang lebih kecil

secara berurutan.

Selain alkohol, proses fermentasi karbohidrat juga akan

menghasilkan asam-asam organik, seperti asam asetat, asam laktat, asam

suksinat, dan asam malat. Kombinasi alkohol dengan asam memberikan

sensasi rasa tersendiri pada brem yang terbentuk. Proses pemasakan sari

tape akan sangat berpengaruh terhadap warna brem padat yang dihasilkan.

Brem padat biasanya memiliki warna kecokelatan disebabkan karamelisasi

9

gula dan reaksi Maillard. Karamel terbentuk akibat pemanasan gula

pereduksi pada suhu yang cukup tinggi (Astawan, 2007).

Brem dari tempe ketan hitam dan dari tape ketan

putih menghasilkan rasa yang berbeda, dimana tape ketan

hitam menghasilkan rasa yang manis dan tape ketan putih

yang menghasilkan rasa masam agak manis. Rasa yang

dihasilkan ini dipengaruhi oleh kadar karbohidrat yang

terdapat pada ketan. Tape dari beras ketan putih memiliki kandungan

karbohidrat 37,5 gram/100 gram (Astawan, 2004). Tape dari beras ketan

hitam memiliki kandungan karbohidrat (74,9-77,8%) atau 78 gram/100

(Kusmiadi, 2008). Dapat dilihat bahwa ketan hitam memiliki karbohidrat

yang lebih banyak dari pada ketan putih yang menyebabkan perbedaan rasa

pada olahan brem yang telah dibuat. Karbohidrat yang lebih banyak akan

dipecah menjadi senyawa gula sederhana yang lebih banyak pula yang

menyebabkan rasa manis di bahan olehan menjadi lebih banyak.

Ketan tersusun secara dominan oleh pati (polisakarida). Polisakarida

tersusun atas dua komponen molekul besar yaitu amilosa linear (ikatan α-1,4

residu D-glukosa) dan amilopektin bercabang (terdiri atas ikatan α 1,4 dan α-

1,6 residu glukosa) yang didegradasi secara dominan oleh enzim hidrolitik

yang bernama enzim amilolitik (Hostinova, 2002). Saccharomycopsis spp

adalah sekretor protein kuat yang menghasilkan dua enzim ekstraseluler yaitu

glukoamilase dan α-amilase. Enzim α-amilase memecah pati menjadi maltosa,

sementara glukoamilase menghasilkan glukosa. Kedua enzim ini penting

dalam industri dalam pencairan pati dan fermentasi etanol (Yuan, 2010).

J. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :

1. Variasi ketan tidak mempengaruhi tekstur dari brem yang dibuat

karena tekstur dipengaruhi oleh destrin.

2. Variasi ketan tidak mempengaruhi aroma dari brem yang dibuat karena

aroma dari brem sama-sama dipengaruhi oleh fermentasi yang

dihasilkan.

10

3. Variasi ketan berpengaruh pada rasa brem yang dihasilkan karena rasa

dari brem didapatkan dari kadar glukosa yang terdapat pada ketan itu

sendiri dan fermentasi yang terjadi.

K. DISKUSI

1. Adakah perbedaan dari tekstur brem yang terbuat dari tape ketan hitam

dan tape ketan putih? Jelaskan mengapa dapat terjadi?

Jawab : tidak ada perbedaan, karena Penyusun air tape ketan hitam

dan air tape ketan putih tersebut menghasilkan tekstur brem padat yang

keras. karena kandungan gula yang tinggi, dan adanya dekstrin akan

mendukung proses pengkristalan. Dengan demikian, semakin tinggi

proporsi air tape ketan, maka semakin naik nilai teksturnya. Menurut

Tarigan (1983), bahwa dekstrin mempunyai sifat untuk merekatkan

komponen-komponen penyusun brem padat dan membentuk tekstur yang

kuat.

2. Adakah perbedaan dari aroma brem yang terbuat dari tape ketan hitam

dan tape ketan putih? Jelaskan mengapa dapat terjadi?

Jawab : tidak ada perbedaan, karena yang menentukan

aroma brem adalah fermentasi yang terjadi pada saat

pembentukan tape. Menurut Widjajaseputra (1998),

selama fermentasi tape berlangsung peruraian pati

menjadi gula-gula sederhana oleh kapang, kemudian

gula-gula yang terbentuk sebagian akan diubah menjadi

asam organik, yang menjadi produk brem padat yang

dihasilkan dari pengolahan cairan tape ini akan memiliki

rasa manis berbau alkohol. Ditambahkan lagi oleh

Djutikah dkk., (1988), proses fermentasi lebih dari 7 hari, maka rasa tape

agak keras karena mulai terbentuk alkohol dan rasanya sangat asam.

3. Adakah perbedaan dari rasa brem yang terbuat dari tape ketan hitam

dan tape ketan putih? Jelaskan mengapa dapat terjadi?

11

Jawab : ada perbedaan, karena rasa yang dihasilkan ini

dipengaruhi oleh kadar karbohidrat yang terdapat pada

ketan. Tape dari beras ketan putih memiliki kandungan karbohidrat

37,5 gram/100 gram (Astawan, 2004). Tape dari beras ketan hitam

memiliki kandungan karbohidrat (74,9-77,8%) atau 78 gram/100

(Kusmiadi, 2008). Dapat dilihat bahwa ketan hitam memiliki karbohidrat

yang lebih banyak dari pada ketan putih yang menyebabkan perbedaan

rasa pada olahan brem yang telah dibuat. Karbohidrat yang lebih banyak

akan dipecah menjadi senyawa gula sederhana yang lebih banyak pula

yang menyebabkan rasa manis di bahan olehan menjadi lebih banyak.

L. DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Brem Padat. https://permimalang.wordpress.com

/2008/04/01/ brem-padat/. Diakses 4 Desember 2015.

Ariyanto, G. 2003. Brem Khas tapi Berkendala. Kompas edisi Selasa di

akses 4 Desember 2015.

Astawan, Made. 2004. Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan. Jakarta:

PT Gramedia

Astawan, M. 2007. 2007. Tetap sabar dengan produk makanan olahan.

Solo: TigaSerangkai.

Drajati, S., Jariyah, dan Mawarti, T.I. 2013. Pembuatan Brem Padat

Dengan Substitusi Filtrat Tape Umbi Talas. Surabaya: UPN

Djutikah, E., Bintarawati, B. D., dan Pattinggi, R. 1998. Pengembangan

Proses dan Peralatan Pembuatan Kue dan Minuman Brem dari

Buah-buahan Tropis. Balai Penelitian dan Pengembangan

Industri, Surabaya.

Dung, N.T.P. 2013. Vietnamese Rice-based Alcoholic Beverages.

International Food Research Journal 20(3):1035-1041.

12

Fardiaz, S., Sasmito, Y.A. dan Sugiyono. 1996. Studi Fermentasi Tape

Rendah Alkohol. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 1 (1) : 27 –

33.

Gaman, P. M., K. B. Sherrington. 1994. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi,

dan Mikrobiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hastuti, U.S., dan Prabaningtyas, S. 2010. Petunjuk Praktikum

Mikrobiologi Pangan. Malang : Universitas Negeri Malang.

Hostinova, E. (2002). Amylolytic enzymes produced by The yeast

Saccharomyces fibuligera. Review: Biologia Bratislava 57(11):

247-251

Kusmiadi, Riwan. 2008. ”Varietas Beras dengan Komposisi Kimiawi Zat

Penyusunnya”. (Artikel Pertanian, Perikanan dan Biologi). Bangka

Belitung: FPPB UBB.

Kuswanto, R. K., Sudarmadji, Slamet. 1989. Mikrobiologi Pangan.

Yogyakarta: UGM.

Susanto, T. Dan B. Saneto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian.

Bina Ilmu. Surabaya

Tarigan, DR. Ponis. 1983. Kimia Organik Bahan Makanan. Bandung:

Alumni.

Yanuar, Willy. 2009. Aktivitas Antioksidan dan Imunodulator Serealia nun

Beras. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5908

/Tinjauan%20Pustaka_2009wya-3.pdf?sequence=8. Diakses 4

Desember 2011.

Yuan, L. C. 2010. Investigating the Extracellular Amylases of

Saccharomycopsis fibuligera. http://projectsday.hci.edu.sg/2010/15

FinalsWeb/Cat-01/1-47/ introduction.html. Diakses 4 Desember

2015 .

Widjajaseputra, A.I. 1998. Kajian Bahan Pensubstitusi Beras ketan Pada

Produk Brem Padat. Jurnal Ilmiah Widya Mandala, Tahun V. No.

004.

Winarno, F.G., dan Fardiaz, S. 1980. Pengantar teknologi pangan.

Gramedia. Jakarta.

13

M. LAMPIRAN

Membuat cetakan brem dari tape ketan hitanMembuat cetakan brem dari tape ketan

hitan

14

proses pemerasan tape Hasil jadi brem tape ketan hitam

Hasil jadi brem tape ketan putih Hasil jadi tape ketan hitam