laporan ewk
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ekonomi wilayah dan kota merupakan cabang dari ilmu ekonomi
konvensional dimana unsur ruang serta keragaman ruang masuk dalam teori,
analisis dan metodologi ilmu ekonomi. Dalam ilmu ekonomi wilayah dan kota
terkait oleh aspek mikro dan makro. Aspek makro digunakan dalam melakukan
analisa lokasi perusahaan, analisa areal pasar, analisa kompetensi antartempat
dan analisa penentuan harga antartempat. Sedangkan aspek makro digunakan
dalam melakukan analisis konsentrasi industri, mobilitas investasi dan faktor
produksi antardaerah, pertumbuhan ekonomi wilayah dan ketimpangan antar
wilayah. Ekonomi wilayah bertujuan untuk mewujudkan pembangunan wilayah
yang berkelanjutan. Perencanaan pembangunan ekonomi diperlukan sebagai
dasar untuk menentukan strategi, mengambil keputusan, kebijakan dan
digunakan pula untuk mengevaluasi hasil-hasil perencanaan pembangunan yang
telah dilksanakan. Pelaksanaan pembangunan akan berjalan dengan baik jika
perencanaan ekonominya tepat sesuai dengan keadaan yang ada dalam suatu
wilayah tersebut.
Salah satu upaya dalam pembangunan perekonomian wilayah adalah
pengembangan sektor-sektor yang ada di wilayah tersebut. Sektor-sektor basis
menjadi fokus utama dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah. Untuk
mengidentifikasi sektor-sektor mana yang termasuk sektor strategis digunakan
tiga metode analisis, yaitu metode analisis LQ (Location Quotient) untuk
mengetahui sektor-sektor apa saja yang merupakan sektor basis, analisis Shift-
Share yang digunakan untuk mengetahui kinerja perekonomian daerah,
pergeseran struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi . Hal ini yang menjadi
dasar penyusunan laporan ini, dimana hasil analisis tersebut dapat mengetahui
sektor strategis Kabupaten Kendal sehingga pengoptimalan potensi di
Kabupaten Kendal dapat berkembang secara optimal.
1.2 Tujuan Dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran dalam analisis intrawilayah Kabupaten Kendal,
yaitu
1.2.1 Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah memberikan gambaran tentang sektor-
sektor mana yang termasuk sektor strategis di Kabupaten Kendal sehingga
Page | 1
dapat mengoptimalkan potensi yang ada di wilayahnya dengan peningkatan tiap
sektor secara maksimal.
1.2.2 Sasaran
Sasaran dari penulisan laporan ini adalah :
1. Mengidentidentifikasi wilayah studi Kabupaten Kendal.
2. Analisis sektor strategis di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu 5 tahun
dengan menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ) dan
analisis Shift-Share.
3. Rekomendasi pengembangan perekonomian Kabupaten Kendal
berdasarkan hasil analisis.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaimana analisis
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal yang dilihat dari hasil analisis sektor
basis, analisis kinerja sektor ekonomi, analisis sektor ekonomi unggulan, dan
arahan pengembangan ekonomi di Kabupaten Kendal dengan menggunakan
metode Analisis LQ dan Shift-Share.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup pembahasan pada laporan meliputi ruang lingkup wilayah
studi dan ruang lingkup materi :
1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang Lingkup materi yang akan dibahas dalam laporan ini adalah
teori-teori dasar perhitungan analisis sektor strategis, seperti komposisi
kegiatan ekonomi yang memberikan deskripsi umum analisa sektor basis
dan nonbasis dengan analisis LQ dan Shif-Share untuk menganalisis efek-
efek perubahan pada setiap wilayah.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi
Ruang lingkup wilayah yang dibahas dalam laporan ini adalah
Kabupaten Kendal yang terdiri dari 20 kecamatan yaitu kecamatan
Platungan, Sukorejo, Pageruyung, Patean, Singorojo, Limbangan, Boja,
Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, Brangsong, Pegandon, Ngampel, Gemuh,
Ringinarum, Weleri, Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon dan Kota Kendal
Batas-batas wilayah Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kota Semarang
Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung
Sebelah Barat : Kabupaten Batang
Page | 2
1.5 Metodologi
Penyusunan laporan tugas besar ini akan menggunakan beberapa metode,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dari beberapa kajian literatur yang
berkaitan dengan perekonomian Kabupaten Kendal dan mengkaji teori-
teori yang berhubungan dengan analisis intrawilayah dan agregat
wilayah.
b. Survei Data
Survei Data Sekunder Metode pengumpulan data dari buku-buku
literatur dan instansi terkait yaitu kantor Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa Tengah.
1.5.2 Metode Analisis
Metode yang digunakan untuk menganalisis informasi dan data yang
diperoleh adalah dengan metode :
a. Metode Deskriptif, yaitu penjabaran laporan dengan
mendeskripsikan wilayah studi secara jelas dan rinci dengan
bantuan data yang tersedia.
b. Metode Kualitatif, yaitu penjabaran laporan yang menghasilkan
data deskriptif berupa data-data tertulis dan tanpa adanya
perhitungan.
c. Metode Kuantitatif, yaitu metode pendekatan yang digunakan
dalam penyusunan kajian dengan menggunakan penghitungan
berdasarkan data yang ada.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, rumusan
masalah, ruang lingkup pembahasan yang dibagi menjadi ruang lingkup
materi dan ruang lingkup wilayah, metodologi dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TOERI
Bab ini berisi tentang kajian teori yang akan menjadi dasar dalam
menganalisis, kajian teori ini meliputi teori ekonomi wilayah dan kota, teori
analisis ekonomi agregat, teori analisis intrawilayah, teori analisis LQ, teori
analisis Shift-Share.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KENDAL
Page | 3
Bab ini berisi tentang uraian secara umum karakteristik wilayah Kabupaten
Kendal dan Jawa Tengah.
BAB IV ANALISIS EKONOMI SPASIAL KABUPATEN KENDAL
Bab ini berisi tentang statistik dasar perekonomian Kabupaten Kendal,
analisis Location Quotient, dan analisis Shift-Share tahun 2008-2013 secara
analisis agregat dan intrawilayah.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam laporan ini yang berisi kesimpulan
dan rekomendasi.
Page | 4
BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1 Analisis Agregat ( Aggregate Regional)
Analisis agregat digunakan untuk melihat wilayah sebagai replika dari
nasional dengan modifikasi wilayah dipandang sebagai unit dalam konteks ruang
yang lebih luas. Dalam hal ini yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah dengan wilayah lain yang lebih luas dan masih berada pada satu
tempat. Indakor pertumbuhan ekonomi yang digunakan adalah PDRB,
pendapatan perkapita, pertumbuhan ekonomi, investasi, dan lain sebagainya.
Dengan analisis agregat kita dapat mengetahui bagaimana tingkat,
sumber dan distribusi pendapatan dan tenaga kerja yang terdapat dalam suatu
wilayah, data ini sangat penting untuk melihat gambaran umum keadaan
perekonomian suatu wilayah dan bagaimana setiap sektor perekonomian
menyumbangkan pendapatannya dalam pendapatan suatu wilayah. Seluruh data
yang digunakan sebagai indikator memiliki keterkaitan satu sama lain dan saling
mempengaruhi dalam menentukan pertumbuhan ekonomi.
Melalui data tingkat pendapatan yang dianalisis melalui analisis agregat,
kita juga dapat mengetahui bagaimana komposisi sektor ekonomi berkonstribusi
dalam perkembangan perekonomian wilayah tersebut, sehingga kita dapat
mengetahui jumlah faktor-faktor produksi (investasi, tenaga kerja) yang tersedia
dan bagaimana kualitasnya.
Seluruh data-data tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, terutama
antar sektor ekonomi (backward forward linkage) yang dapat menunjukan pola
perubahan aspek-aspek ekonomi dan perbandingan aspek-aspek tesebut
terhadap aspek yang terdapat di nasional dan wilayah lain. Pola perubahan
aspek-aspek ekonomi yang terjadi memliki sifat dan intensitas aliran faktor-
faktor produksi yang terjadi antarwilayah. Dalam analisa agregat hal ini tidak
mendapat perhatian yang khusus, akan tetapi dalam pola tersebut terdapat
konsekuensi yang terjadi dari adanya aliran-aliran faktor produksi yang
berdampak terhadap perkembangan perekonomian wilayah.
Peran pemerintah dalam perkembangan perekonomian yang dilihat
melalui analisis agregat sangat penting, terutama dalam menentukan kebijakan
publik, dan administrasi yang berpengaruh terhadap kinerja perekonomian
wilayah. Oleh karena itu pola perubahan aliran faktor produksi dan tingkat
pendapatan sangat dipengaruhi kebijakan instusional yang berkaitan dengan
bagaimana potensi masalah dan peluang yang dapat dilihat dalam upaya
Page | 5
pengembangan kondisi perekonomian suatu wilayah di masa depan. Kebujakan
pemerintah juga sangat berpengaruh dalam melihat konsekuensi dari kebijakan
ini dalam kaitan dengan wilayah lain.
Analisis intrawilayah merupakan salah satu jenis analisis yang melihat
secara lebih mendalam apa yang ada di wilayah. Wilayah dilihat sebagai sebuah
unit atau penjumlahan dari elemen-elemen yang ada di dalamnya. Dalam
analisis intarawilayah ini, hal yang disoroti adalah bagaimana karakteristik dari
tempat-tempat dalam suatu wilayah dan bagaimana interaksi yang terjadi di
dalamnya. Analisis dilakukan lebih dalam pada setiap komponen yang ada di
dalamnya. Jadi, analisis ini memandang suatu wilayah sebagai kumpulan dari
wilayah-wilayah lain yantg skalanya lebih sempit serta masing-masingnya
memiliki aktivitas dan karakteristik sendiri-sendiri. Analisis intrawilayah suatu
kotamadya berarti menyoroti pokok analisis pada kecamatan-kecamatan yang
ada di dalamnya, analisis intrawilayah suatu provinsi berarti menyoroti pokok
analisis pada kabupaten-kabupaten yang ada di dalamnya, dan seterusnya. Data
yang diperlukan dalam analisis ini adalah data-data PDRB per sektor atas dasar
harga konstan.
Contoh hal yang dibahas dalam suatu analisis intarawilayah yaitu
bagaimana karakteristik ekonomi di subwilayah dan bagaimana perbandingan
diantaranya, bagaimana tingkat pendapatan pada masing-masing subwilayah
dan bagaimana kontribusi masing-masingnya terhadap wilayah, bagaimana
tingkat konsentrasi dan spesialisasi sektor-sektor ekonomi pada masing-masing
subwilayah, dan lain-lain.
2.2 Analisis Intra Wilayah
Analisis intrawilayah merupakan salah satu jenis analisis yang melihat
secara lebih mendalam apa yang ada di wilayah. Wilayah dilihat sebagai sebuah
unit atau penjumlahan dari elemen-elemen yang ada di dalamnya. Dalam
analisis intarawilayah ini, hal yang disoroti adalah bagaimana karakteristik dari
tempat-tempat dalam suatu wilayah dan bagaimana interaksi yang terjadi di
dalamnya. Analisis dilakukan lebih dalam pada setiap komponen yang ada di
dalamnya. Jadi, analisis ini memandang suatu wilayah sebagai kumpulan dari
wilayah-wilayah lain yantg skalanya lebih sempit serta masing-masingnya
memiliki aktivitas dan karakteristik sendiri-sendiri. Analisis intrawilayah suatu
kotamadya berarti menyoroti pokok analisis pada kecamatan-kecamatan yang
ada di dalamnya, analisis intrawilayah suatu provinsi berarti menyoroti pokok
analisis pada kabupaten-kabupaten yang ada di dalamnya, dan seterusnya. Data
Page | 6
yang diperlukan dalam analisis ini adalah data-data PDRB per sektor atas dasar
harga konstan.
Contoh hal yang dibahas dalam suatu analisis intarawilayah yaitu
bagaimana karakteristik ekonomi di subwilayah dan bagaimana perbandingan
diantaranya, bagaimana tingkat pendapatan pada masing-masing subwilayah
dan bagaimana kontribusi masing-masingnya terhadap wilayah, bagaimana
tingkat konsentrasi dan spesialisasi sektor-sektor ekonomi pada masing-masing
subwilayah, dan lain-lain.
2.3 Analisis Location Quotient
LQ adalah metode yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui
perkembangan tingkat spesialisasi sektor-sektor di suatu daerah dan sektor apa
saja yang merupakan sektor basis atau sektor leading. Penggunaan LQ lebih
banyak digunakan sebagai metode untuk mengukur spesialisasi relatif suatu
daerah pada sektor-sektor tertentu. Contohnya adalah kesempatan kerja
(employment).
Untuk menghitung LQ kesempatan kerja, yang menjadi variable acuan
adalah kesempatan kerja di suatu sektor tertentu, yaitu kesempatan kerja total
pada tingkat daerah dan tingkat wilayah yang menjadi acuannya. Setelah
dibandingkan kemudian dianalisis. Kemudian variable acuan dikaitkan dengan
kesempatan kerja total atau melalui rasio yang sederhana , lalu dibandingkan
dengan rasio yang yang lain.
Dalam kasus kesempatan kerja ini, dapat dirumuskan menjadi :
LQ=
jumlahtenaga kerja suatu sektordaerahjumlahtenaga kerja seluruhdaerah
jumlahtenaga kerja sektor yangsamawilayah acuanjumlahtenaga kerja seluruh sektor wilayah acuan
Kriteria umum yang menjadi dalam perhitungan LQ :
- Jika LQ>1, disebut sektor basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya
lebih tinggi dibanding tingkat wilayah acuannya.
- Jika LQ<1, disebut sektor non-basis, yaitu sektor yang tingkat
spesialisasinya lebih rendah disbanding tingkat wilayah acuannya.
- Jika LQ=1, tingkat spesialisasi daerah sama dengan tingkat wialayah acuan.
Contoh :
Misalnya pada suatu daerah, kesempatan kerja di sektor pertanian
120.000, pada suatu tahun tertentu, kesempatan kerja total daerah tersebut
Page | 7
adalah 315.000. Dimisalkan juga pada tahun yang sama, kesemoatan kerja
sektor pertanian wilayah acuan adalah 10.000.000 dan kesempatan kerja total
wilayah acuan 36.000.000. LQ sektor pertanian daerah yang bersangkutan
adalah :
LQ =
120.000315.00010.000 .00036.000 .000
= 0,380,28
= 1,4
Data yang diperlukan :
Data sektor daerah dan wilayah acuan suatu tahun tertentu atau dalam
suatu periode untuk melihat perubahan LQ setiap sektor. Apabila menggunakan
data PDB dan PDRB, maka sebaiknya data menurut harga konstan yang
mencerminkan pendapatan dan produksi riil.
Keunggulan :
LQ dapat digunakan dengan cepat dan mudah. LQ dapat digunakan sebagai
metode dasar suatu daerah, yang kemudian dapat dijadikan acuan untuk
metode analisis yang lainnya. Karena mudah dan cepat digunakan, metode LQ
dapat digunakan dan dianalisis berulang kali untuk setiap perubahan spesialisasi
dengan berbagai peubah acuan dan periode waktu. Perubahan tingkat
spesialisasi dari setiap sektor dapat juga diketahui dengan membandingkan LQ
dari tahun ke tahun.
Kelemahan :
Nilai perhitungan LQ dipengaruhi oleh berbagai faktor. Nilai hasil
perhitungannya bias dan kurang akurat karena tingkat disaggregasi peubah
spesialisasi, pemilihan peubah acuan, pemilihan entity yang diperbandingkan,
pemilihan tahun dan kualitas data.
2.4 Analisis Shift-Share
Perkembanganan atau pertumbuhan kinerja ekonomi kota adalah PEK, maka
persamaan dapat diformulasikan sebagai berikut :
PEK = KPW+KPP+KPK atau
PEK = ¿
Page | 8
Keterangan :
Y* = indikator ekonomi acuan akhir tahun kajian
Y = indikator ekonomi acuan awal tahun kajian
Yi’ = indikator ekonomi acuan sektor I akhir tahun kajian
Yi = Indikator ekonomi acuan sektor I awal tahun kajian
yi’ = indikator ekonomi daerah (local) sektor I akhir tahun kajian
yi = indikator ekonomi daerah (local) sektor I awal tahun kajian
Pergeseran Netto (PN) dihitung dengan rumus :
PN = KPP + KPK
Langkah-langkah dasar
Langkah 1
Hitung dan bandingkan pertumbuhan pendapatan di daerah dengan wilayah
acuan. Untuk memudahkan analisis, perekonomian daerah dan wilayah acuan
dipecah dalam sebelas sektor, yaitu : pertanian, pertambangan dan penggalian,
industry pengolahan, listrik/ gas/ air bersih, bangunan, perdagangan/ hotel/
restoran, pengangkutan/ komunikasi, keuangan/ persewaan/ jasa perusahaan,
dan jasa-jasa.
Langkah 2
Hitung perubahan pendapatan daerah setiap sektor, yaitu dengan mengurangi
pendapatan pada akhir waktu kajian untuk masing-masing sektor dengan
pendapatan pada awal tahun kajian
Langkah 3
Hitung komponen masing-masing pertumbuhan sesuai rumus yang telah
dijabarkan secara rincisebagai berikut :
a. Komponen Pertumbuhan Wilayah Acuan (KPW)
b. Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)
c. Komponen Pertumbuhan Daya Saing (KPK)
Langkah 4
Tafsirkan hasil perhitungan, dengan membandingkan sektor-sektor KPP yang
bertanda positif dengan negative. Apabila suatu sektor bertanda positif, maka
sektor tersebut pesat pertumbuhannya dan pengaruhnya pada pendapatan
daerah juga positif. Begitu juga sebaliknya. Suatu daerah yang sebagian besar
pendapatannya berasal dari sektor-sektor yang lamban pertumbuhannya, maka
pendapatan di daerah tersebut akan tumbuh di bawah tingkat pertumbuhan
wilayah acuan. Begitu juga sebaliknya.
Langkah 5
Page | 9
Hubungkan sektor KPK yang bertanda positif dan negative. Sektor yang bertanda
positif berarti mengalami peningkatan daya saing/keunggulan komparatif
daerah dalam kaitannya dengan daerah lain pada waktu kajian.
Langkah 6
Hitung pergeseran bersih (net shift) untuk menemukan sektor-sektor maju dan
kurang maju, yaitu dengan menjumlahkan komponen KPK dan KPP dari masing-
masing sektor. Apabila hasil penjumlahan yang diperoleh untuk suatu sektor
adalah positif, maka sektor yang bersangkutan termasuk maju, begitu jjuga
sebaliknya.
Langkah 7
Sebagian alternative dari langkah 6, analisis dilanjutkan untuk menemukan
sektor-sektor yang termasuk unggul, agak unggul mundur, dan mundur dalam
selang waktu ujian. Keluaran semua sektor daerah diletakkan pada suatu
diagram yang terdiri dari empat kuadran. Kuadran I mempresentasikan sektor
unggul karena KPK dan KPP memiliki nilai positif, kuadran II menggambarkan
sektor agak mundur karena KPK negative namun KPP positif, kuadran III
mempresentasikan sektor mundur karena KPK maupun KPP negative, kuadran IV
merpakan tempat kedudukan sektor agak unggul karena KPK positif, sedangkan
KPP negative. Yang menjadi acuan utama dalam analisis ini adalah KPK atau
komponen pertumbuhan daya saing daerah, karena komponen tersebut
merupakan komponen terpenting dalam pertumbuhan suatu daerah.
Page | 10
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KENDAL
Kabupaten Kendal adalah salah satu wilayah Kabupaten di Jawa Tengah. Batas
wilayah Kabupaten Kendal secara administratif dapat diuraikan sebagai berikut
(Lampiran):
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kota Semarang
Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang dan Temanggung
Sebelah Barat : Kabupaten Batang
Letak Kabupaten Kendal yang berbatasan langsung dengan Kota
Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah sedikit banyak memberikan
pengaruh bagi perkembangan wilayah Kabupaten Kendal. Selain itu, posisinya
yang berada di jalur pantura juga memberikan keuntungan dalam
perkembangan pembangunan daerah di Kabupaten Kendal. Secara geografis
Kabupaten Kendal terletak pada posisi 109º 40’-110º 18’ Bujur Timur dan 6º 32’-
7º 24’ Lintang Selatan dengan luas wilayah keseluruhan sekitar 1.002,23 km2
atau 100.223 hektar dengan ketinggian diatas permukaan laut berkisar antara 4-
641 m. Topografi Kabupaten Kendal terbagi dalam tiga jenis yaitu: daerah
pegunungan yang terletak di bagian paling selatan dengan ketinggian antara 0
sampai dengan 2.579 mdpl. Suhu berkisar 25º C. Kemudian daerah perbukitan
sebelah tengah dan dataran rendah serta pantai disebelah utara dengan
ketinggian antara 0 - 10 m dpl dan suhu berkisar 27º C (Kendal Dalam Angka
2009, BPS 2010).
3.1 Pemanfaatan Lahan
Pemanfaatan lahan dapat menggambarkan pola keruangan suatu wilayah
yang menjadi salah satu aspek dalam perencanaan pembangunan suatu
daerah/wilayah. Hal itu karena jenis-jenis pemanfaatan lahan pada suatu wilayah
memberikan gambaran bagi aktivitas penduduk dan perekonomiannya. Adapun
jenis-jenis pemanfaatan lahan/tanah di Kabupaten Kendal meliputi: tanah sawah,
tanah pekarangan, tanah tegalan, tambak dan kolam, hutan, perkebunan, dan
lain-lain dengan luas masing-masing sebagai berikut;
Tabel 3.1 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Kendal Tahun 2010
Jenis Tanah Luas (Km2)
Luas (%)
1. Tanah Sawah 259,16 25,862. Tanah Pekarangan
152,37 15,20
3. Tanah Tegalan 217,97 21,754. Tambak dan 32,36 3,23
Page | 11
Kolam5. Hutan 170,47 17,016. Perkebunan 78,64 7,857. Lain-lain 91,26 9,11JUMLAH 1.002,23 100Sumber : Kendal Dalam Angka, 2011
3.2 Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Kendal dari tahun ketahun terus
meningkat. Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Kendal sampai dengan pertengahan tahun 2012 data jumlah penduduk di
Kabupaten Kendal telah mencapai 1.104.961 jiwa yang terdiri dari laki-laki
550.188 jiwa (49,8%) dan perempuan 554.773 jiwa (50,2%). Dengan
membandingkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, maka
diketahui bahwa sex ratio penduduk Kabupaten Kendal pertengahan tahun 2012
sebesar 992 per 1000. Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dari tahun
ke tahun, kepadatan jumlah penduduk pun semakin besar. Pada pertengahan
tahun 2012 tercatat kepadatan mencapai 1.103 jiwa/km2 , padahal pada tahun
2007 kepadatan baru mencapai 935 jiwa/km2.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2008 - 2012
PENDUDUKTAHUN
2008 2009 2010 2011 2012
A. Laki-laki 520.589 527.224 535.279 537303 550.188
B.
Perempuan
524.514 531.269 539.661 541207 554.773
A. 0 – 14 279.444 225.029 228.999 228.845 231.015
B. 15 – 64 607.943 754.294 770.446 769.809 761.125
C. >64 50.033 65.780 69.200 70.076 112.821
JUMLAH 1.045.1
03
1.058.4
93
1.074.9
40
1.078.5
10
1.078.5
1
Kepadatan/
km2
1.043 1.056 1.073 1.076 1.103
Sumber : BAPPEDA Kab.Kendal, 2012
3.3 Ketenagakerjaan
Pekerjaan merupakan pokok penghidupan masyarakat. Setiap orang yang
telah menyelesaikan pendidikannya berusaha untuk mencari nafkah dengan
mencari pekerjaan pada orang lain. Minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia,
membuat jumlah pencari kerja tinggi. Ditambah lagi dengan dengan tingginya
Page | 12
jumlah penduduk usia produktif, membuat persaingan semakin ketat yang
akhirnya meningkatkan angka pengangguran.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal mencatat bahwa
jumlah pencari kerja di Kabupaten Kendal sampai akhir tahun 2011 tercatat
sebanyak 3.870 orang, turun dari tahun 2010 yaitu sebanyak 5.655 orang.
Dalamlima tahun terakhir, jumlah pencari kerja tertinggi pada tahun 2008 yaitu
10.747 orang. Pada pertangahan tahun 2012 ini, jumlah pencari kerja tercatat
sebanyak 2.132 orang.
Minimnya lapangan kerja didalam negeri membuat sebagian masyarakat
memilih untuk bekerja di luar negeri. Dalam 5 tahun terakhir jumlah Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri paling tinggi ditahun 2009 yaitu sebanyak
7.384 orang. Namun tahun 2011 hanya tercatat 3.917 orang dan pada
pertengahan tahun 2012 sebanyak 2.856 orang.
Program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah memberikan
pilihan bagi masyarakat yang ingin berusaha mencari penghidupan yang lebih
layak di daerah lain. Pada tahun 2011 Dinas Tenaga Kerja dan
TransmigrasiKabupaten Kendal mengirimkan 10 KK calon transmigran keluar
jawa yaitu ke Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Kendal III - 10 UPT
Sungai Besar Kabupaten Ketapang Kalimanta Barat. Selain itu juga ada usaha
untuk meningkatkan ekonomi warga transmigran di 2 lokasi di UPT Sambung
Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
Masalah ketenagakerjaan tidak berhenti pada penciptaan lapangan
pekerjaan namun juga menjaga agar tenaga kerja terlindungi hak-haknya.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi ancaman bagi para pekerja. Kasus
PHK pada pertengahan tahun 2012 hanya terjadi 2 kali kasus PHK dengan jumlah
orang yang terkena PHK 2 orang. Selain masalah PHK, para tenaga kerja juga
masih menghadapi minimnya upah yang diterima. Menurut data
Dinakertran,rata-rata kebutuhan layak hidup di Kabupaten Kendal pada tahun
2012 adalahRp 940.306 namun rata-rata upah minimum kabupaten hanya Rp
904.500 atau masih dibawah kebutuhan layak hidup (data pertengahan tahun).
3.4 Profil Per Kecamatan Kabupaten Kendal
a. Kecamatan Plantungan
Kecamatan Plantungan salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten
Kendal, dengan wilayah sebelah utara berbatsan dengan Kecamatan Tersono
Kabupaten Batang, sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Prahu,
sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bawang Kabupaten Batang dan
Page | 13
sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukorejo, dengan ketinggian
tanah anatara 480 - 100 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 48,82 km2.
Penggunaan lahan didominasi dengan lahan perkebunan. Terdiri dari 12
Desa/kelurahan dengan mata pencaharian penduduk sbagian besar ada di
sektor pertanian. Urutan kedua dan ketiga adalah sektor industri pengolahan
serta keuangan dan jasa.
b. Kecamatan Sukorejo
Kecamatan Sukorejo berbatasan dengan Kecamatan Pageruyung di
sebelah utara, Kabupaten Temanggung di sebelah selatan, Kecamatan
Patean di sebelah Barat, dan Kecamatan Plantungan di sebelah timur.
Kecamatan SUkorejo terletak pada ketinggian tanah sekitar 1.160 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Sukorejo mencapai 76,01 km2, penggunaan
lahan sebagian besar adalah pertanian. Kecamatan Sukorejo terdiri dari 18
Desa/kelurahan dengan mata pencaharian penduduk terbanyak di sektor
pertanian disusul perdagangan/hotel.resetora dan keuangan dan jasa.
c. Kecamatan Pageruyung
Kecamatan Pageruyung salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten
Kendal, dengan wilayah sebelah utara berbatsan dengan Kecamatan Weleri,
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sukorejo, sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Patean dan sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Plantungan, dengan ketinggian tanah anatara 250 - 600 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 51,44 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 14 Desa/kelurahan
dengan mata pencaharian penduduk sbagian besar ada di sektor pertanian.
Urutan kedua dan ketiga adalah sektor jasa dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran.
d. Kecamatan Patean
Kecamatan Patean salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal,
dengan wilayah sebelah utara berbatsan dengan Kecamatan Pageruyung,
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bejen Kabupaten
Temanggung, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sukorejo dan
sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukorejo, dengan ketinggian
tanah anatara +/- 527 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 92,94 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 14 Desa/kelurahan
Page | 14
dengan mata pencaharian penduduk sbagian besar ada di sektor pertanian.
Urutan kedua dan ketiga adalah sektor bangunan dan sektor perdagangan,
hotel dan restoran.
e. Kecamatan Singorojo
Kecamatan Patean salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal,
dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kaliwungu
Selatan da Kecamatan Pegandon, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Temanggung, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Patean dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Boja, dengan
ketinggian tanah anatara 100 - 379 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 119,31 km2.
Penggunaan lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 13
Desa/kelurahan dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar ada di
sektor pertanian. Urutan kedua dan ketiga adalah sektor bangunan dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran.
f. Kecamatan Limbangan
Kecamatan Patean salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal,
dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Boja, sebelah
selatan berbatasan dengan Kacamatan Temanggung, sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Singorojo dan sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Semarang, dengan ketinggian tanah +/- 426 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 71,71 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 16 Desa/kelurahan
dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar ada di sektor pertanian.
Urutan kedua dan ketiga adalah sektor bangunan dan sektor perdagangan,
hotel dan restoran.
g. Kecamatan Boja
Kecamatan Patean salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal,
dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kaliwungu,
sebelah selatan berbatasan dengan Kacamatan Limbangan, sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Singorojo dan sebelah Timur berbatasan
dengan Kota Semarang, dengan ketinggian tanah +/- 500 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 64,10 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 16 Desa/kelurahan
dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar ada di sektor pertanian.
Urutan kedua dan ketiga adalah sektor industri dan sektor jasa.
Page | 15
h. Kecamatan Brangsong
Kecamatan Patean salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal,
dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan
berbatasan dengan Kacamatan Kaliwungu Selatan dan Kecamatan Ngampel,
sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Kendal dan sebelah Timur
berbatasan dengan Kota Semarang, dengan ketinggian tanah 29 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 35,54 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 16 Desa/kelurahan
dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar ada di sektor pertanian.
Urutan kedua dan ketiga adalah sektor industri dan sektor jasa.
i. Kecamatan Pegandon
Kecamatan Patean salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal,
dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Patebon,
sebelah selatan berbatasan dengan Kacamatan Singorojo , sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Ngampel dan sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Gemuh, dengan ketinggian tanah +/- 6 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 31,12 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan hutan. Terdiri dari 12 Desa/kelurahan dengan
mata pencaharian penduduk sebagian besar ada di sektor pertanian. Urutan
kedua dan ketiga adalah sektor industri dan sektor jasa.
j. Kecamatan Ngampel
Kecamatan Patean salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal,
dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Patebon dan
Kota Kendal, sebelah selatan berbatasan dengan Kacamatan Singorojo,
sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pegandon dan sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Brangsong, dengan ketinggian tanah +/- 6
mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 33,88 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 12 Desa/kelurahan
dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar ada di sektor pertanian.
Urutan kedua dan ketiga adalah sektor industri dan sektor jasa.
k. Kecamatan Gemuh
Kecamatan Patean salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal,
dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cepiring dan
Kecamtan Kangkung, sebelah selatan berbatasan dengan Kacamatan Patean,
sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ringinarum dan sebelah Timur
Page | 16
berbatasan dengan Kecamatan Pegandon, dengan ketinggian tanah +/- 15
mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 38,17 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 16 Desa/kelurahan
dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar ada di sektor pertanian.
Urutan kedua dan ketiga adalah sektor industri dan sektor jasa.
l. Kecamatan Ringinarum
Kecamatan Ringinarum salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten
Kendal, dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Gemuh, sebelah selatan berbatasan dengan Kacamatan Patean, sebelah
Barat berbatasan dengan Kecamatan Weleri dan sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Gemuuh, dengan ketinggian tanah 480 - 1000 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 48,82 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 16 Desa/kelurahan
dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar ada di sektor pertanian.
Urutan kedua dan ketiga adalah sektor industri dan sektor jasa.
m. Kecamatan Weleri
Kecamatan Weleri salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal,
dengan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rowosari,
sebelah selatan berbatasan dengan Kacamatan Pageruyung, sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Batang dan sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Gemuuh dan Kecamatan Rowosari, dengan ketinggian tanah 10
mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Plantungan mencapai 30,29 km2. Penggunaan
lahan didominasi dengan lahan pertanian. Terdiri dari 16 Desa/kelurahan
dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar ada di sektor pertanian.
Urutan kedua dan ketiga adalah sektor industri dan sektor jasa.
n. Kecamatan Kaliwungu
Kecamatan Kaliwungu merupakan satu dari 20 kecamatan di
Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah, dengan wilayah sebelah utara
berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Kaliwungu Selatan dan sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Brangsong dan sebelah timur Kota Semarang dengan ketinggian
tanah 4,5 meter dpl.
Luas wilayah Kecamatan Kaliwungu mencapai 47,73 km2. Sebagian
besar wilayah Kecamatan Kaliwungu digunakan sebagai lahan Tambak dan
Page | 17
Kolam. Terdiri 9 Desa/kelurahan dengan mata pencaharian di sektor
pertanian dan sektor perdagangan.
o. Kecamatan Kaliwungu Selatan
Kecamtan Kaliwungu Selatan merupakan satu dari 20 kecamatan di
Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah, dengan wilayah sebelah utara
berbatasan dengan Kecamatan Kaliwungu, sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Singorojo dan sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Brangsong dan sebleah timur Kota Semarang dengan ketinggian
tanah antara 12 mdpl.
Luas wilayah Kecamatan Kaliwungu Selatan mencapai 65,19 km2.
Terdiri dari 8 Desa/Kelurahan. Mata pencaharian terbesar penduduk
Kecamatan Kaliwungu Selatan sebagian besar berada di sektor pertanian dan
sektor industri.
p. Kecamatan Rowosari
Kecamatan Rowosari merupakan satu dari 20 kecamatan di Kabupaten
Kendal Propinsi Jawa Tengah, dengan wilayah sebelah utara berbatasan
dengan Laut Jawa. sebelah selatanberbatasan dengan Kecamatan Weleri,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kangkung, dan sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Batang, Kec. Gringsing. dengan ketinggian
tanah antara 2 – 10 m di atas permukaan laut.
Luas wilayah Kecamatan Rowosari mencapai 32,61 Km2 Terdiri dari 16
Desa/kelurahan. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Rowosari sebagian
besar ada di sektor pertanian, urutan kedua dan ketiga adalah sektor Jasa
dan perdagangan, hotel & restoran.
q. Kecamatan Kangkung
Kecamatan Kangkung merupakan satu dari 20 kecamatan/kota yang
berada di wilayah Kabupaten Kendal. Wilayah Kecamatan Kangkung di
sebelah utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sebelah selatan
berbatasan dengan kecamatan Gemuh, sebelah barat berbatasan dengan
kecamatan Rowosari dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Cepiring. Terdiri dari 15 Desa/kelurahan. Jumlah penduduk Kecamatan
Kangkung tahun 2011 tercatat sebanyak 48.975 jiwa terdiri dari 24.338
(49,69%) Lakilaki dan 24.637 (50,31%) Perempuan.
r. Kecamatan Cepiring
Kecamatan Cepiring merupakan satu dari 20 kecamatan di Kabupaten
Kendal Propinsi Jawa Tengah, dengan wilayah sebelah utara berbatasan
Page | 18
dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gemuh,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Patebon dan sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Kangkung, dengan ketinggian tanah antara 3
m sampai 11 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kecamatan Cepiring
sekitar 30,07 km2. Terdiri dari 15 Desa/kelurahan.
s. Kecamatan Patebon
Kecamatan Patebon merupakan satu dari 20 kecamatan di Kabupaten
Kendal Propinsi Jawa Tengah, dengan wilayah sebelah utara berbatasan
dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pegandon,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Kendal dan sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Cepiring, dengan ketinggian tanah rata-rata 5
m dpl. Luas wilayah Kecamatan Patebon mencapai 44,30 Km2. Terdiri dari 18
Desa/kelurahan. Jumlah penduduk Kecamatan Patebon tahun 2011 sebanyak
57.746 jiwa, terdiri dari 28.853 (49,96 persen) laki – laki dan 28.893 (50,04
persen) perempuan dengan mata pencaharian sebagian besar adalah sektor
pertanian dan sektor industri.
t. Kecamatan Kota Kendal
Kecamatan Kota Kendal merupakan satu dari 20 kecamatan di
Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah, dengan wilayah sebelah utara
berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Pegandon, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Brangsong dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Patebon,
dengan ketinggian tanah sekitar 0 – 4 m di atas permukaan laut. Luas wilayah
Kecamatan Kota Kendal mencapai 27,49 Km2. Terdiri dari 20
Desa/kelurahan.Jumlah penduduk Kecamatan Kota Kendal tahun 2011
sebanyak 56.521 jiwa, terdiri dari 28.149 (49,80 persen) laki – laki dan 28.372
(50,20 persen) perempuan. Dengan mata pencaharian sebagian besar di
sektor pertanian dan sektor jasa-jasa.
BAB IV
ANALISIS EKONOMI SPASIAL KABUPATEN KENDAL
Perekonomian wilayah Kabupaten Kendal meliputi analisis agregat wilayah dan
analisis intrawilayah. Untuk menganalisis hal tersebut, dibutuhkan data Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2006- 2011.
Page | 19
4.1 Analisis Agregat Wilayah
Analisis agregat digunakan untuk mengetahui gambaran umum
konstribusi perkembangan perekonomian suatu wilayah kepada wilayah lain
yang lebih luas dimana wilayah tersebut berada pada satu tempat. Data yang
digunakan untuk analisis tersebut adalah data Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah
tahun 2008-2012. Kabupaten Kendal merupakan salah satu kota yang termasuk
dalam wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, analisis
agregat dilakukan dengan membandingkan profil ekonomi wilayah Kabupaten
Kendal dengan Provinsi Jawa Tengah. Indikator perkembangan ekonomi dapat
dilihat dari nilai PDRB dan kontribusi per sektor terhadap perkembangan PDRB.
Tabel 4.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah ADHK Tahun 2008-2012
Tahun
PDRB Kabupaten Kendal (Dalam Juta Rupiah)
Laju Pertumbuha
n (%)
PDRB Provinsi Jawa Tengah (Dalam Juta
Rupiah)
Laju Pertumbuh
an (%)
2008 4.822.594,31 8,75
168.034.483,29 5,61
2009 5.090.679,29 5,56 176.673.456,57 5,142010 5.394.079,30 5,9
6186.995.480,65 5,84
2011 5.717.086,82 5,99
198.270.117,92 6,03
2012 6.033.632,01 5,54
210.848.424,04 6,34
Sumber : PDRB Provinsi Jawa Tengah, 2013
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa PDRB Kabupaten Kendal
dalam kurun waktu tahun 2008-2012 selalu mengalami perkembangan. Pada
tahun 2008, PDRB Kabupaten Kendal adalah Rp 4.822.594,31, kemudian
meningkat menjadi Rp 5.090.679,29 pada tahun 2009. Pada tahun 2010,
menjadi Rp 5.394.079,30, kemudian pada tahun 2011 adalah Rp 5.717.086,82,
dan berkembang menjadi Rp 6.033.632,01 pada tahun 2012. Sedangkan untuk
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal mengalami penurunan pada tahun
2008 ke 2009. Namun terjadi kenaikan setiap tahunnya dari tahun 2009 sampai
2011 pertumbuhannya terus meningkat, dari 5,56% menjadi 5,99. Tetapi
mengalami penurunan kembali dari tahun 2011 sampai tahun 2012. Bila
digambarkan dengan grafik, perkembangan PDRB Kabupaten Kendal dan
perkembangan terkait laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal adalah
sebagai berikut:
Page | 20
Grafik 4.1 Grafik Perkembangan PDRB Kabupaten Kendal ADHK Tahun 2006-2010
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Grafik 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kendal Tahun 2006-2012
2008 2009 2010 2011 20120123456789
108.75
5.56 5.96 5.99 5.54
Persentase Laju Pertumbuhan
Laju Pertumbuhan
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Kondisi PDRB Provinsi Jawa Tengah juga mengalami kenaikan di setiap
tahunnya, mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Pada
tahun 2008, Provinsi Jawa Tengah memiliki PDRB sebesar Rp 168.034.483,29,
kemudian meningkat pada tahun 2009 menjadi Rp 176.673.456,57. Tahun 2010,
PDRB Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar Rp 186.995.480,65. Pada tahun 2011
menjadi Rp 198.270.117,92, dan mengalami kenaikan lagi di tahun 2012
menjadi Rp 210.848.424,04. Sedangkan untuk laju pertumbuhan, Provinsi Jawa
Tengah penurunan pada tahun 2008 ke 2009 dan meningkat pada tahun 2009
sampai 2012, yaitu dari 5,61% ditahun 2008 menjadi 5,14% ditahun 2009.
Namun, pada tahun 2009, mulai terjadi peningkatan terhadap laju pertumbuhan,
Page | 21
2008 2009 2010 2011 20120.00
1,000,000.00
2,000,000.00
3,000,000.00
4,000,000.00
5,000,000.00
6,000,000.00
7,000,000.00
Perkembangan PDRB Kabupaten Kendal
PDRB Kabupaten Kendal
yaitu dari 5,14% pada tahun 2009 menjadi 5,84% ditahun 2010, 6,03% di tahun
2011 serta 6,34% di tahun 2012. Berikut merupakan gambar grafik
perkembangan PDRB untuk Provinsi Jawa Tengah tahun 2006-2010 dan laju
pertumbuhannya:
Grafik 4.3 Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012
2008 2009 2010 2011 20120.00
50,000,000.00
100,000,000.00
150,000,000.00
200,000,000.00
250,000,000.00
PDRB Provinsi Jawa Tengah
PDRB Provinsi Jawa Tengah
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Grafik 4.4 Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012
2008 2009 2010 2011 20120
1
2
3
4
5
6
7
Persentase Laju Pertumbuhan
Laju Pertumbuhan
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2013
Pada data PDRB Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah selalu
mengalami perkembangan di setiap tahunnya, mulai dari 2008 sampai dengan
2012. Serta pada laju pertumbuhan PDRB, Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa
Tengah sama-sama mengalami penurunan di tahun 2008 ke 2009 dan
mengalami kenaikan mulai dari tahun 2009 sampai 2012.
Page | 22
Indikator perkembangan perekonomian di suatu wilayah dapat dilihat dari
kontribusi per sektor pada PDRB wilayah tersebut. Berikut adalah tabel PDRB Per
Sektor Kabupaten Kendal dan Tabel Kontribusi Per Sektor pada PDRB Kabupaten
Kendal tahun 2008 -2012.
Tabel 4.2 PDRB Per Sektor Kabupaten Kendal ADHK Tahun 2008-2012 (Dalam Juta Rupiah)
No SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 1.125.211,42
1.271.432,82
1.258.430,82
1.397.854,03
1.445.051,15
2 Pertambangan dan Penggalian
49.920,30 53.220,39
54.524,43 55.293,07
56.440,51
3 Industri Pengolahan
1.927.188,77
1.959.314,05
2.153.337,10
2.228.765,65
2.383.481,39
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
57.989,49 58.547,48
59.332,91 60.072,44
62.775,63
5 Bangunan 139.957,57
151.985,06
159.796,42
168.061,99
181.053,74
6Perdangangan, Hotel, dan Restoran
877.575,39
915.672,41
981.409,38
1.031.584,88
1.086.383,06
7 Angkutan dan Komunikasi
127.686,52
134.411,98
146.336,37
155.623,15
161.465,17
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
127.187,48
137.501,24
146.035,65
155.116,76
163.758,15
9 Jasa-Jasa 389.877,37
408.594,48
434.876,22
464.714,85
493.223,21
Total3.224.619,
344.822.59
4,315.090.679
,295.394.07
9,30
6.033.632,0
1Sumber : PDRB Kabupaten Kendal, 2013
Data PDRB tersebut kemudian diubah dan diolah dalam bentuk diagram pie
agar dapat terlihat pembagian kontribusi dari setiap sektor Kabupaten Kendal.
Berikut adalah diagram pie PDRB Per Sektor Kabupaten Kendal tahun 2008 dan
2012 (diambil tahun awal dan akhir perbandingan).
Grafik 4.5 Diagram PDRB Per Sektor Kabupaten Kendal ADHK Tahun 2008
Page | 23
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014Grafik 4.6 Diagram PDRB Per Sektor Kabupaten Kendal ADHK Tahun 2012
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Tabel 4.3 Kontribusi PDRB Per Sektor Kabupaten Kendal ADHK Tahun 2006-2010
No
Sektor 2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 23,33 %
24,98 %
23,33 % 24,45 %
23,95 %
2 Pertambangan dan Penggalian
1,04 %
1,05 % 1,01 % 0,97 %
0,94 %
3 Industri Pengolahan 39,96 38,49 39,92 % 38,98 39,50
Page | 24
1,445,051.15
56,440.51
2,383,481.39
62,775.63
181,053.74
1,086,383.06
161,465.17
163,758.15 493,223.21
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdangangan, Hotel, dan Restoran
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
Jasa-Jasa
0.00
500,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00
2,000,000.00
2,500,000.00
Tahun 2008
% % % %4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,20
%1,15 % 1,10 % 1,05
%1,04
%5 Bangunan 2,90
%2,99 % 2,96 % 2,94
%3,00
%6 Perdangangan, Hotel, dan
Restoran18,20
%17,99
%18,19 % 18,04
%18,01
%
7 Angkutan dan Komunikasi 2,65 %
2,64 % 2,71 % 2,72 %
2,68 %
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
2,64 %
2,70 % 2,71 % 2,71 %
2,71 %
9 Jasa-Jasa 8,08 %
8,03 % 8,06 % 8,13 %
8,17 %
Total 100% 100 % 100 % 100 %
100 %
Sumber : PDRB Kabupaten Kendal, 2013
Data diatas kemudian diubah dan diolah kembali dalam bentuk diagram pie
agar dapat terlihat pembagian kontribusi dari setiap sektor Kabupaten Kendal.
Berikut ini adalah diagram pie PDRB Per Sektor Kabupaten Kendal tahun 2008
dan 2012 (diambil tahun awal dan akhir perbandingan).
Grafik 4.7 Diagram Persentase PDRB Per Sektor Kabupaten Kendal ADHK Tahun 2008
23.33%1.04
%
39.96%
1.20%
2.90%
18.20%
2.65%
2.64% 8.08%
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdangangan, Hotel, dan Restoran
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
Jasa-Jasa
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Grafik 4.8 Diagram Persentase PDRB Per Sektor Kabupaten Kendal ADHK Tahun 2012
Page | 25
23.95%
0.94%
39.50%
1.04%
3.00%
18.01%
2.68%
2.71% 8.17%
PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan Air BersihBangunanPerdangangan, Hotel, dan RestoranAngkutan dan Ko-munikasiKeuangan,Persewaan dan Jasa PSHJasa-Jasa
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Berdasarkan hasil pengolahan data PDRB Per Sektor Kabupaten Kendal
diatas, baik dalam bentuk tabel maupun diagram, menunjukkan bahwa sektor
yang memberi kontribusi paling banyak adalah sektor industri. Dalam kurun
waktu 5 tahun berturut-turut (2008-2012) sektor ini terus mengalami
peningkatan dalam pembagian kontribusi pada PDRB Kabupaten Kendal, oleh
karena itu industri mengambil bagian atau kontribusi terbanyak. Untuk sektor
dengan kontribusi atau bagian terkecil diduduki oleh 2 sektor. Sektor tersebut
yaitu sector pertambangan dan penggalian serta listrik, gas dan air bersih,
dimana dalam perkembangan selama lima tahun berturut-turut (2008-2012)
kedua sektor tersebut berada di peringkat kontribusi terendah pada PDRB
Kabupaten Kendal. Sebagai pembanding, berikut merupakan tabel PDRB Per
Sektor Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012:
Page | 26
Tabel 4.4 PDRB Per Sektor Provinsi Jawa Tengah ADHK Tahun 2008-2012 (Dalam Juta Rupiah)
No
Sektor 2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 32.880.707,86
34.101.148,13
34.456.425,39
35.399.800,56
36.712.340,43
2Pertambangan dan Penggalian
1.851.189,43
1.952.866,70
2.09125.881,42
2.193.964,23
2.355.848,88
3 Industri Pengolahan
55.348.962,88
57.444.185,45
61.387.556,40
65.439.443,00
69.012.495,82
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
1.408.666,12
1.489.552,65
1.614.857,68
1.711.200,96
1.820.436,99
5 Bangunan 9.647.593,00
10.300.647,63
11.014.598,60
11.759.132,92
12.573.964,87
6Perdangangan, Hotel, dan Restoran
35.226.196,01
37.766.356,61
40.054.938,34
43.159.132,59
46.719.025,28
7 Angkutan dan Komunikasi
8.581.544,49
9.192.949,90
9.805.500,11
10.645.260,49
11.486.122,63
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
6.218.053,96
6.701.533,13
7.038.128,91
7.503.725,18
8.206.252,08
9 Jasa-Jasa 16.871.569,54
17.724.216,37
19.029.722,65
20.464.202,99
21.961.937,06
Total 168.034.483,29
176.673.456,57
186.992.985,50
198.270.117,92
210.848.424,04
Sumber : PDRB Provinsi Jawa Tengah, 2013
Page | 27
Grafik 4.9 Diagram PDRB Per Sektor Provinsi Jawa Tengah ADHK Tahun 2008
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Grafik 4.10 Diagram PDRB Per Sektor Provinsi Jawa Tengah ADHK Tahun 2012
Page | 28
32,880,707.85
1,851,189.43
55,348,962.88
1,408,666.129,647,593.00
35,226,196.01
8,581,544.496,218,053.97
16,871,569.54
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri
Listrik, Gas & Air Minum
Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Transportasi & Komunikasi
Keuangan
Jasa - Jasa
36,712,340.43
2,355,848.88
69,012,495.82
1,820,436.9912,573,964.87
46,719,025.28
11,486,122.63
8,206,252.08
21,961,937.06PertanianPertambangan & PenggalianIndustriListrik, Gas & Air MinumKonstruksiPerdagangan, Hotel & RestoranTransportasi & KomunikasiKeuanganJasa - Jasa
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Berdasarkan hasil pengolahan data PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK Per
Sektor dalam jangka waktu 2008 sampai 2012, maka dihasilkan urutan tertinggi
ke terendah dari masing-masing sektor yang berkontribusi pada PDRB Provinsi
Jawa Tengah sebagai berikut:
1. Industri Pengolahan
2. Perdagangan, Hotel dan Restoran
3. Pertanian
4. Jasa-jasa
5. Bangunan
6. Angkutan dan Komunikasi
7. Keuangan, Persewaan & Jasa Pelayanan
8. Pertambangan dan Penggalian
9. Listrik, Gas dan Air Bersih
Kondisi PDRB Provinsi Jawa Tengah hamper sama dengan Kabupaten
Kendal, yaitu sektor tertinggi adalah industri pengolahan, sedangkan Kabupaten
Kendal sektor tertinggi juga industri pengolahan. Namun memiliki kondisi sektor
terendah yang berbeda yaitu pertambangan dan penggalian, sedangkan pada
Provinsi Jawa Tengah memiliki sector terendah yaitu listrik, gas dan air bersih .
4.2 Analisis Location Quotient
Location Quotient (LQ) digunakan untuk menganalisis dan mengetahui
perkembangan tingkat spesialisasi sektor yang ada di suatu daerah dan sektor
apa yang menjadi sektor basis atau sektor leading. Sehingga dalam hal ini
analisis location quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor apa saja yang
Page | 29
berpengaruh dan menjadi sektor basis di Kabupaten Kendal. Data yang
digunakan yaitu PDRB Kabupaten Kendal dan PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun
2008-2012 berdasarkan harga konstan tahun 2000. Data-data tersebut juga
harus ditampilkan dalam bentuk penjabaran persektor untuk mengetahui
pendapatan dan produksi riil di Pronvinsi Jawa Tengah. Berikut adalah data PDRB
Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2012 berdasarkan
harga konstan tahun 2000.
Tabel 4.5 PDRB Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 dan 2010 (dalam juta rupiah)
NO SEKTOR
PDRB Kabupaten Kendal
PDRB Provinsi Jawa Tengah
2008 2012 2008 2012
1 Pertanian 1.125.211,42
1.445.051,15
32.880.707,85
32.712.340,43
2 Pertambangan dan Penggalian
49.920,30 56.440,51 1.851.189,43 2.355.848,88
3 Industri 1.927.188,77
2.383.481,39
55.348.962,88
69.012.495,82
4 Listrik, Gas dan Air Minum
57.989,49 62.775,63 1.408.666,12 1.820.436,99
5 Konstruksi 139.957,57
181.053,74 9.647.593,00 12.573.964,87
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
877.575,39
1.086.383,06
35.226.196,01
46.719.025,28
7 Transportasi dan Komunikasi
127.686,52
161.465,17 8.581.544,49 11.486.122,63
8 Keuangan 127.187,48
163.758,15 6.218.053,97 8.206.252,08
9 Jasa - Jasa 389.877,37
493.223,21 16.871.569,54
2.961.937,06
Total 4.822.594,31
6.033.632,01
168.034.483,29
187.848.424,04
Sumber: PDRB Kabupaten Kendal Tahun 2008 dan 2012 dan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun
2012
Dari kedua PDRB tersebut yaitu PDRB Kabupaten Kendal dan PDRB
Provinsi Jawa Tengah, maka diolah dengan menggunakan analisis perhitungan
LQ yang dapat diketahui dengan rumus:
Keterangan:
LQ = Location Quotient
ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal.
pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal.
Ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional.
Pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan LQ dari PDRB Kabupaten Kendal dan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008
NO SEKTOR KABUPAT PROVINS TAHUN KETERANG
Page | 30
EN I 2008ANpi / p
totalPi / P total
LQ 2008
1 Pertanian 0,2333 0,1957 1,192 BASIS
2 Pertambangan dan Penggalian
0,0104 0,0110 0,940 NON-BASIS
3 Industri 0,3996 0,3294 1,213 BASIS
4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,0120 0,0084 1,434 BASIS
5 Konstruksi 0,0290 0,0574 0,505 NON-BASIS
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
0,1820 0,2096 0,868 NON-BASIS
7 Transportasi dan Komunikasi
0,0265 0,0511 0,518 NON-BASIS
8 Keuangan 0,0264 0,0370 0,713 NON-BASIS
9 Jasa - Jasa 0,0808 0,1004 0,805 NON-BASISSumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan LQ dari PDRB Kabupaten Kendal dan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
NO
SEKTOR
KABUPATEN
PROVINSI TAHUN 2012 KETERANGA
Npi / p total Pi / P
totalLQ 2012
1 Pertanian 0,2395 0,1741 1,376 BASIS2 Pertambangan dan
Penggalian0,0094 0,0112 0,837 NON-BASIS
3 Industri 0,3950 0,3273 1,207 BASIS4 Listrik, Gas dan Air
Minum0,0104 0,0086 1,205 BASIS
5 Konstruksi 0,0300 0,0596 0,503 NON-BASIS6 Perdagangan, Hotel
dan Restoran0,1801 0,2216 0,813 NON-BASIS
7 Transportasi dan Komunikasi
0,0268 0,0545 0,491 NON-BASIS
8 Keuangan 0,0271 0,0389 0,697 NON-BASIS9 Jasa - Jasa 0,0817 0,1042 0,785 NON-BASIS
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Berdasarkan perhitungan LQ di atas maka sektor-sektor yang ada dapat
dikelompokkan dalam sektor basis dan sektor nonbasis sesuai dengan kriteria
umum perhitungan LQ, sebagai berikut:
1. LQ > 1 maka disebut sebagai sektor basis
Sektor basis adalah sektor yang mampu memenuhi kebutuhan permintaan
pasar di dalam wilayah dan juga diekspor ke luar wilayah. Berdasarkan
perhitungan di atas dapat ditentukan bahwa sektor basis di Kabupaten
Kendal pada tahun 2008 dan 2012 yaitu sektor pertanian, sektor industri,
serta sektor listrik, gas dan air minum.
2. LQ < 1 maka disebut sebagai sektor nonbasis
Page | 31
Sektor nonbasis adalah sektor yang hanya mampu memenuhi kebutuhan
dari permintaan di dalam wilayahnya. Berdasarkan perhitungan di atas
dapat ditentukan bahwa sektor nonbasis pada tahun 2008 dan 2012
adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi bangunan,
sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan
komunikasi, sektor keuangan, serta sektor jasa-jasa.
Berdasarkan perhitungan LQ tahun 2008 dan 2012 tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perubahan sector-sektor basis di Kabupaten
Kendal.
4.3 Analisis Shift-Share
Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui perubahan struktur atau
kinerja ekonomi daerah terhadap struktur ekonomi yang lebih tinggi seperti
provinsi atau nasional sebagai referensi. Selain itu, Analisis Shift Share juga
dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja
perekonomian daerah, pergeseran struktur, posisi relative sektor-sektor ekonomi
dan identifikasi sektor un sektor unggul daerah dalam kaitannya dengan
perekonomian acuan dalam dua atau lebih titik waktu.
Berikut adalah perbandingan tabel PDRB Kabupaten Kendal dengan Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2008 dan 2012.
Tabel 4.8 Perhitungan Data Dasar untuk Analisis Shift Share Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2008 dan 2012 (dalam juta
rupiah)
NO
SEKTOR
KABUPATEN KENDAL
PROVINSI JAWA TENGAH
ri Ri RaPDRB 2008
PDRB 2012
PDRB 2008
PDRB 2012
Yio Yit Yio Yt yit/yio
Yit/Yio
Yt/Yo
1 Pertanian 1.125.211,42
1.445.051,15
32.880.707,85
36.712.340,43
1,284
1,117
1,255
2 Pertambangan dan Penggalian
49.920,30
56.440,51
1.851.189,43
2.355.848,88
1,131
1,273
1,255
3 Industri 1.927.188,77
2.383.481,39
55.348.962,88
69.012.495,82
1,237
1,247
1,255
4 Listrik, Gas dan Air Minum
57.989,49
62.775,63
1.408.666,12
1.820.436,99
1,083
1,292
1,255
5 Konstruksi 139.957,57
181.053,74
9.647.593,00
12.573.964,87
1,294
1,303
1,255
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
877.575,39
1.086.383,06
35.226.196,01
46.719.025,28
1,238
1,326
1,255
7 Transportasi dan Komunikasi
127.686,52
161.465,17
8.581.544,49
11.486.122,63
1,265
1,338
1,255
8 Keuangan 127.187,48
163.758,15
6.218.053,97
8.206.252,08
1,288
1,320
1,255
9 Jasa - Jasa 389.877,37
493.223,21
16.871.569,54
21.961.937,06
1,265
1,302
1,255
Page | 32
NO
SEKTOR
KABUPATEN KENDAL
PROVINSI JAWA TENGAH
ri Ri RaPDRB 2008
PDRB 2012
PDRB 2008
PDRB 2012
Yio Yit Yio Yt yit/yio
Yit/Yio
Yt/Yo
Total 4.822.594,31
6.033.632,01
168.034.483,29
210.848.424,04
1,251
1,255
1,255
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Berdasarkan tabel perhitungan PDRB Kabupaten Kendal dan PDRB Provinsi
Jawa Tengah di atas maka dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan PDRB pada
semua sektor. Kemudian dilakukan identifikasi untuk mengetahui sektor apa saja
yang berpotensi untuk memajukan perekonomian di Kabupaten Kendal, dengan
hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan KPN, KPP, KPPW, PE, dan PB Kabupaten Kendal pada Tahun 2008 dan 2012
NO SEKTORKPN KPP KPPW Koreksi Pergeseran
Bersih
Ra - 1 Ri – Ra ri - Ri KPN+KPP+KPPW
KPP+KPPW
1 Pertanian 25,48%
-13,83% 16,77% 28,42% 28,42%
2 Pertambangan dan Penggalian
25,48%
1,78% -14,20% 13,06% 13,06%
3 Industri 25,48%
-0,79% -1,01% 23,68% 23,68%
4 Listrik, Gas dan Air Minum
25,48%
3,75% -20,98% 8,25% 8,25%
5 Konstruksi 25,48%
4,85% -0,97% 29,36% 29,36%
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
25,48% 7,15% -8,83% 23,79% 23,79%
7 Transportasi dan Komunikasi
25,48%
8,37% -7,39% 26,45% 26,45%
8 Keuangan 25,48%
6,50% -3,22% 28,75% 28,75%
9 Jasa - Jasa 25,48%
4,69% -3,66% 26,51% 26,51%
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Berdasarkan tabel di atas, dapat diinterpretasikan hasil perhitungannya dengan
menggunakan indikator-indikator di bawah ini:
a. Kriteria interpretasi besaran Pergeseran Bersih (PB)Jika besaran Pergeseran Bersih ≥ maka sektor tersebut mengalami
kemajuan
Jika besaran Pergeseran Bersih < sektor tersebut mengalami
kemunduran
b. Kriteria Interpretasi nilai KPP KPP bernilai positif (KPP > 0) pada wilayah/daerah yang
berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat.
Page | 33
KPP bernilai negatif (KPP < 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh lambat.
c. Kriteria Interpretasi nilai KPPW KPPW bernilai positif (KPPW > 0) pada sektor yang mempunyai
keunggulan komparatif (comparative advantage) di wilayah /daerah tsb atau sering disebut juga sebagai keuntungan lokasional.
KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) pada sektor yang tidak mempunyai keunggulan komparatif / tidak dapat bersaing.
Maka, jika dilihat dari tabel diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Interpretasi Nilai KPP per Sektor Kabupaten Kendal tahun 2012 (dalam persen %)
NO
SEKTORKPP
KeteranganRi-Ra
1 Pertanian -13,83%spesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh lambat.
2 Pertambangan dan Penggalian 1,78% spesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat.
3 Industri -0,79%spesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh lambat.
4 Listrik, Gas dan Air Minum 3,75% spesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat.
5 Konstruksi 4,85% spesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat.
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7,15% spesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat.
7 Transportasi dan Komunikasi 8,37% spesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat.
8 Keuangan 6,50% spesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat.
9 Jasa – Jasa 4,69% spesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Interpretasi: hampir semua sektor di Kabupaten Kendal mengalami pertumbuhan
secara cepat, kecuali sektor pertanian dan sektor industri yang mengalami
pertumbuhan secara lambat.
Tabel 4.11 Hasil Interpretasi Nilai KPPW per Sektor Kabupaten Kendal 2010 (dalam persen %)
NO
SEKTORKPPW
KeteranganRi-Ri
1 Pertanian 16,77% Mempunyai daya saing
2 Pertambangan dan Penggalian -14,20% Tidak mempunyai daya saing
3 Industri -1,01% Tidak mempunyai daya saing
4 Listrik, Gas dan Air Minum -20,98% Tidak mempunyai daya saing
5 Konstruksi -0,97% Tidak mempunyai daya
Page | 34
saing
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
-8,83% Tidak mempunyai daya saing
7 Transportasi dan Komunikasi -7,39% Tidak mempunyai daya saing
8 Keuangan -3,22% Tidak mempunyai daya saing
9 Jasa - Jasa -3,66% Tidak mempunyai daya saing
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa hanya sektor
pertanian yang mempunyai daya saing. Hal tersebut dikarenakan hasil KPPW
sektor yang bernilai positif. Sedangkan sektor yang tidak mempunyai daya saing
di Kabupaten Kendal adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor
industri, sektor listrik, gas, dan air, sektor konstruksi bangunan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor
keuangan, serta sektor jasa-jasa. Sektor-sektor tersebut dikatakan tidak
mempunyai daya saing karena KPPW yang bernilai negatif.
Tabel 4.12 Hasil Interpretasi Pergeseran Bersih per Sektor Kabupaten Kendal Tahun 2010 (dalam persen %)
NO
SEKTOR KPP KPPW KPP + KPPW (PB)
KETERANGAN
1 Pertanian -13,83% 16,77% 2,95% MAJU
2 Pertambangan dan Penggalian
1,78% -14,20% -12,42% MUNDUR
3 Industri -0,79% -1,01% -1,80% MUNDUR
4 Listrik, Gas dan Air Minum
3,75% -20,98% -17,23% MUNDUR
5 Konstruksi 4,85% -0,97% 3,88% MAJU
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7,15% -8,83% -1,69% MUNDUR
7 Transportasi dan Komunikasi
8,37% -7,39% 0,98% MAJU
8 Keuangan 6,50% -3,22% 3,27% MAJU
9 Jasa - Jasa 4,69% -3,66% 1,03% MAJUSumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Setelah dilakukan beberapa perhitungan dan interpretasi dari hasil yang
didapatkan, maka dapat diketahui bahwa:
1. Sektor-sektor yang progresif atau mengalami kemajuan adalah sektor
yang pergeseran bersihnya bernilai positif, pada Kabupaten Kendal sektor-
sektor yang mengalami kemajuan adalah sektor pertanian, sektor
konstruksi, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, serta
sektor jasa-jasa.
Page | 35
2. Sektor yang mengalami pertumbuhan pesat adalah sektor yang memiliki
KPP bernilai positif, yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor
listrik, gas dan air minum, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, serta
sektor jasa-jasa.
3. Sektor yang mengalami pertumbuhan cenderung lambat yaitu ditandai
dengan nilai KPP negatif, di antaranya adalah sektor pertanian dan sektor
industri.
4. Sementara itu, terdapat pula sektor yang mengalami kemunduran atau
tidak progresif, yaitu sektor yang memiliki pergeseran bersih negatif.
Sehingga berdasarkan tabel tersebut sektor pertambangan dan
penggalian, sektor industri, sektor listrik, gas dan air minum, serta sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang mengalami kemunduran.
4.4 Analisis Tipologi Sektor Ekonomi (LQ dan Shift Share)
Analisis ini merupakan sebuah analisis untuk mengetahui sektor-sektor
apa saja yang dianggap mampu meningkatkan perekonomian suatu daerah.
Perekonomian Kabupaten Kendal akan dibandingkan dengan tiap-tiap sektor
perekonomian di Provinsi Jawa Tengah. Untuk menentukan tipologi sektor
ekonomi dari suatu wilayah diperlukan hasil perhitungan LQ dan Shifthare,
berikut adalah tabel hasil perhitungan tersebut:
Tabel 4.13 Tabel Gabungan Hasil Perhitungan LQ dan Shift Share (PB) Kabupaten Kendal Tahun 2012
NO SEKTORLocation Quotient Shift Share
LQ PB1 Pertanian LQ > 1 PB > 0
2 Pertambangan dan Penggalian LQ < 1 PB < 0
3 Industri LQ > 1 PB < 0
4 Listrik, Gas dan Air Minum LQ > 1 PB < 0
5 Konstruksi LQ < 1 PB > 0
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran LQ < 1 PB < 0
7 Transportasi dan Komunikasi LQ < 1 PB > 0
8 Keuangan LQ < 1 PB > 0
9 Jasa – Jasa LQ < 1 PB > 0
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14BEkonomi Wilayah dan Kota, 2014
Page | 36
Gambar 4.1 Kuadran Plotting Hasil Perhitungan Nilai LQ dan PB
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
4.5 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan
Untuk menyusun arahan pengembangan ekonomi, maka sebelumnya harus
dilakukan pengkajian dengan menggabungkan hasil perhitungan LQ dan Shift
Share dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika LQ > 1 dan Shift Share > 0 maka disebut sebagai sektor unggulan.
Sektor unggulan adalah sektor yang memiliki tingkat spesialisasi atau
konsentrasi dan laju pertumbuhan tinggi sehingga sektor tersebut sangat
berperan.
2. Jika LQ < 1 dan Shift Share > 0 maka disebut sebagai sektor berkembang.
Sektor berkembang adalah sektor yang menunjukkan adanya
spesialisasi/konsentrasi rendah tetapi laju pertumbuhannya tinggi,
sehingga sektor tersebut masih mempunyai prospek yang baik dan
berperan.
3. LQ > 1 dan Shift Share < 0 maka disebut sebagai sektor potensial. Sektor
potensial adalah sektor yang menunjukkan adanya
spesialisasi/konsentrasi yang tinggi tetapi mempunyai laju pertumbuhan
yang rendah. Sektor tersebut akan tersaingi oleh sektor yang sama di
wilayah lain.
4. LQ < 1 dan Shift Share < 0 maka disebut sebagai sektor terbelakang.
Sektor terbelakang adalah sektor yang sangat rendah dan lambat dalam
Page | 37
pertumbuhannya, sehingga sektor terbelakang merupakan sektor yang
kurang baik dalam berperan.
Selanjutnya dibutuhkan gabungan perhitungan LQ dan Shift Share yang
dikelompokkan berdasarkan ketentuan tersebut. Maka diperoleh tabel berikut:
Tabel 4.14 Hasil Gabungan Perhitungan LQ dan Shift Share Kabupaten Kendal Tahun 2012
NO SEKTORLocation Quotient
Shift Share Keterangan
LQ PB
1 Pertanian LQ > 1 PB > 0 Sektor Unggulan
2 Pertambangan dan Penggalian
LQ < 1 PB < 0 Sektor Terbelakang
3 Industri LQ > 1 PB < 0 Sektor Potensial
4 Listrik, Gas dan Air Minum
LQ > 1 PB < 0 Sektor Potensial
5 Konstruksi LQ < 1 PB > 0 Sektor Berkembang
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
LQ < 1 PB < 0 Sektor Terbelakang
7 Transportasi dan Komunikasi
LQ < 1 PB > 0 Sektor Berkembang
8 Keuangan LQ < 1 PB > 0 Sektor Berkembang
9 Jasa - Jasa LQ < 1 PB > 0 Sektor BerkembangSumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Selain dalam bentuk tabel, gabungan hasil analisis LQ dan Shift Share juga
bisa ditampilkan ke dalam bentuk kuadran tipologi prioritas pengambengan
sektor ekonomi, agar mengetahui sektor mana saja yang lebih diprioritaskan
dibanding sektor lainnya sebagai berikut:
Gambar 4.2 Kuadran Tipologi Sektor Ekonomi dan Prioritas Pengembangan Sektor Ekonomi Kabupaten Kendal
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Page | 38
Berdasarkan tabel dan kuadran yang dihasilkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sektor-sektor yang termasuk sektor unggulan adalah sektor pertanian.
2. Sektor-sektor yang termasuk sektor berkembang adalah sektor konstruksi,
sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, serta sektor jasa.
3. Sektor-sektor yang termasuk sektor potensial adalah sektor industri,
sektor listrik, gas dan air minum.
4. Sektor-sektor yang termasuk sektor terbelakang adalah sektor
pertambangan dan penggalian, serta sektor perdagangan, hotel, dan
restoran.
Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah pada Kabupaten Kendal,
sektor yang menjadi prioritas pertama sebagai sektor unggulan dalam
pengembangan sektor basis adalah sektor pertanian. Sektor tersebut memegang
peran sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi yang ada di daerah tersebut.
Apabila sektor ini terus dikembangkan maka akan membantu perkembangan
PDRB di Kabupaten Kendal. Di prioritas kedua sebagai sektor potensial adalah
sektor industri, serta sektor listrik, gas dan air minum. Sektor tersebut juga
cukup berpengaruh dalam berkembangnya PDRB Kabupaten Kendal. Sektor
yang berada di prioritas ketiga adalah sektor konstruksi, sektor transportasi dan
komunikasi, sektor keuangan, serta sektor jasa-jasa. Sektor-sektor tersebut
mempengaruhi tumbuhnya perekonomian di Kabupaten Kendal tahun 2008-2012
sesuai dengan urutan prioritas tersebut. Sedangkan sektor yang terbelakang
adalah sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor perdagangan, hotel,
dan restoran.
Page | 39
4.6 Analisis Komoditas Unggulan
Berdasarkan hasil analisis sektor ekonomi unggulan dengan menggunakan metode LQ dan Shift Share maka dapat
dikatakan bahwa yang menjadi sektor unggulan prioritas pertama di Kabupaten Kendal adalah sektor pertanian. Untuk
mengetahui komoditas unggilan perekonomian wilayah, maka disesuaikan dengan kuantitas hasil produksi pertanian per
kecamatan di Kabupaten Kendal. Berikut adalah data jumlah produksi pertanian per kecamatan Tahun 2008-2012 di
Kabupaten Kendal:
Tabel 4.15 Jumlah Produksi Pertanian per Kecamatan Kabupaten Kendal 2008
No
KecamatanKomoditas Pertanian (Ton)
Jumlah Persentase (%)Padi
SawahPadi Gogo
Jagung Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
1. Pluntungan 10.456 0 8.976 1.650 84 73 0 0 21.240 5,242. Sukorejo 7.680 69 15.477 2.584 1.095 1172 0 0 28.077 6,923. Pageruyung 9.404 55 11.167 4.868 571 524 0 46 26.636 6,574. Patean 11.664 126 27.518 1.683 445 555 24 0 42.015 10,365. Singorojo 10.528 74 12.126 1.335 0 131 1 5 24.199 5,976. Limbangan 17.486 0 395 299 204 0 0 0 18.385 4,537. Boja 20.938 53 2.305 7.018 3.525 131 0 0 33.971 8,378. Kaliwungu 9.404 236 1.078 818 0 145 0 3 11.685 2,889. Kaliwungi
Selatan5.080 1076 3.816 3.306 0 495 0 2 13.775 3,40
10.
Brangsong 15.182 494 555 12.136 0 146 0 0 28.513 7,03
11.
Pegandon 4.513 468 4.526 473 0 0 0 367 10.348 2,55
12.
Ngampel 7.222 159 2.615 856 86 11 0 259 11.208 2,76
13.
Gemuh 7.822 92 14.516 1.156 0 0 1.569 449 25.604 6,31
14.
Ringinarum 4.836 0 6.328 0 0 46 315 65 11.590 2,86
1 Weleri 12.184 55 2.930 0 0 0 101 0 15.271 3,76
Page | 40
No
KecamatanKomoditas Pertanian (Ton)
Jumlah Persentase (%)Padi
SawahPadi Gogo
Jagung Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
5.16
Rowosaro 20.662 0 1.286 0 0 0 7 36 21.991 5,42
17.
Kangkung 12.087 0 5.009 0 0 70 611 192 17.970 4,43
18
Cepiring 11.973 0 1.140 0 142 0 14 9 13.278 3,27
19
Patebon 13.094 0 2.396 0 0 0 0 152 15.641 3,86
20.
Kota Kendal 14.081 0 143 0 0 34 0 0 14.258 3,51
Jumlah226.29
82.957 124.306 38.183 6.151 3.534 2.642 1.585 405.656 100,00
Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2009
Tabel 4.16 Jumlah Produksi Pertanian per Kecamatan Kabupaten Kendal 2009
No
KecamatanKomoditas Pertanian (Ton)
Jumlah Persentase (%)Padi
SawahPadi Gogo
Jagung Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
1. Pluntungan 10.733 0 13.166 1.902 118 85 0 0 26.004 5,38
2. Sukorejo 7.884 85 22.702 2.978 1.535 1357 0 0 36.540 7,56
3. Pageruyung 9.654 68 16.380 5.612 800 606 0 39 33.158 6,86
4. Patean 11.973 155 40.363 1.940 624 642 61 0 55.759 11,54
5. Singorojo 10.806 91 17.786 1.538 0 152 2 4 30.380 6,29
6. Limbangan 17.949 0 580 345 287 0 0 0 19.160 3,97
7. Boja 21.493 65 3.381 8.090 4.943 152 0 0 38.124 7,89
8. Kaliwungu 9.653 290 1.581 943 0 168 0 3 12.638 2,62
9. Kaliwungi Selatan
5.214 1323 5.598 3.811 0 573 0 1 16.521 3,42
10. Brangsong
15.584 607 814 13.990 0 169 0 0 31.164 6,45
1 Pegandon 4.633 576 6.639 545 0 0 0 309 12.702 2,63
Page | 41
No
KecamatanKomoditas Pertanian (Ton)
Jumlah Persentase (%)Padi
SawahPadi Gogo
Jagung Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
1.12. Ngampel
7.413 196 3.836 987 120 13 0 218 12.783 2,65
13. Gemuh
8.030 113 21.292 1.333 0 0 3.984 378 35.130 7,27
14. Ringinarum
4.965 0 9.282 0 0 53 799 55 15.154 3,14
15. Weleri
12.507 68 4.298 0 0 0 257 0 17.129 3,55
16 Rowosaro
21.210 0 1.886 0 0 0 19 30 23.144 4,79
17. Kangkung
12.408 0 7.347 0 0 81 1.551 162 21.549 4,46
18 Cepiring
12.290 0 1.672 0 199 0 36 8 14.205 2,94
19 Patebon
13.440 0 3.515 0 0 0 0 128 17.083 3,54
20. Kota Kendal
14.454 0 210 0 0 39 0 0 14.704 3,04
Jumlah232.29
13.635 182.328 44.015 8.625 4.091 6.710 1.335 483.030 100,00
Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2010
Tabel 4.17 Jumlah Produksi Pertanian per Kecamatan Kabupaten Kendal 2010
No Kecamatan
Komoditas Pertanian (Ton)
Jumlah Persentase (%)Padi Sawa
h
Padi Gogo Jagung
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
1.Pluntungan
11.255 0 13.404 1.528 99 80 0 0 26.366 5,40
2. Sukorejo 8.267 94 23.112 2.393 1.291 1.276 0 0 36.433 7,47
3.Pageruyung
10.123 75 16.676 4.509 673 570 0 54 32.680 6,70
4. Patean 12.55 172 41.092 1.559 525 604 59 0 56.566 11,59
Page | 42
No Kecamatan
Komoditas Pertanian (Ton)
Jumlah Persentase (%)Padi Sawa
h
Padi Gogo Jagung
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
5
5.Singorojo
11.332 101 18.107 1.236 0 143 2 6 30.927 6,34
6.Limbangan
18.822 0 590 277 241 0 0 0 19.930 4,08
7.Boja
22.538 72 3.442 6.500 4.158 143 0 0 36.853 7,55
8.Kaliwungu
10.122 322 1.610 758 0 158 0 4 12.974 2,66
9. Kaliwungi Selatan
5.468 1.468 5.699 3.062 0 539 0 2 16.238 3,33
10. Brangsong
16.342 674 829 11.240 0 159 0 0 29.244 5,99
11. Pegandon 4.858 639 6.759 438 0 0 0 431 13.125 2,6912. Ngampel 7.774 217 3.905 793 101 12 0 304 13.106 2,6913. Gemuh 8.420 125 21.677 1.071 0 0 3.834 527 35.654 7,3114. Ringinarum 5.206 0 9.450 0 0 50 769 76 15.551 3,1915. Weleri
13.115 75 4.376 0 0 0 247 0 17.813 3,65
16 Rowosaro
22.241 0 1.920 0 0 0 18 42 24.221 4,96
17. Kangkung
13.011 0 7.480 0 0 76 1.493 226 22.286 4,57
18 Cepiring
12.888 0 1.702 0 167 0 35 11 14.803 3,03
19 Patebon
14.094 0 3.578 0 0 0 0 178 17.850 3,66
20. Kota Kendal
15.157 0 214 0 0 37 0 0 15.408 3,16
Page | 43
No Kecamatan
Komoditas Pertanian (Ton)
Jumlah Persentase (%)Padi Sawa
h
Padi Gogo Jagung
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
Jumlah243.5
88 4.034 185.622 35.364 7.255 3.847 6.457 1.861 488.028 100,00Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2011
Tabel 4.18 Jumlah Produksi Pertanian per Kecamatan Kabupaten Kendal 2011
No
Kecamatan
Komoditas Pertanian (Ton)
Jumlah Persentase (%)
Padi Sawa
h
Padi Gogo Jagung
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
1. Pluntungan 11.440
0 12.506 958 69 17 0 0 24.990 5,25
2. Sukorejo 10.101
176 25.778 2.433 173 1.223 0 0 39.884 8,38
3. Pageruyung 8.613 36 15.796 2.696 503 234 0 0 27.878 5,85
4. Patean 11.290
625 46.455 2.517 241 0 95 0 61.223 12,86
5. Singorojo 9.657 336 17.570 814 0 29 0 1 28.407 5,97
6. Limbangan 20.054
0 302 346 333 0 0 0 21.035 4,42
7. Boja 22.969
169 4.603 4.519 4.851 46 0 0 37.157 7,80
8. Kaliwungu 9.204 416 1.118 1.869 0 152 0 0 12.759 2,68
9. Kaliwungi Selatan
4.256 1.493 3.501 4.812 0 195 0 0 14.257 2,99
10.
Brangsong 14.911
1.042 2.720 4.041 0 34 0 4 22.752 4,78
11.
Pegandon 5.764 906 5.346 111 0 24 0 610 12.761 2,68
12.
Ngampel 7.829 277 2.857 580 0 44 0 749 12.336 2,59
13.
Gemuh 8.220 382 12.945 0 0 0 2.560 97 24.204 5,08
1 Ringinarum 6.992 0 9.212 0 0 34 176 50 16.464 3,46
Page | 44
No
Kecamatan
Komoditas Pertanian (Ton)
Jumlah Persentase (%)
Padi Sawa
h
Padi Gogo Jagung
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
4.15.
Weleri 11.644
0 6.498 0 0 0 101 0 18.243 3,83
16
Rowosaro 22.598
0 843 47 0 0 0 0 23.488 4,93
17.
Kangkung 13.691
0 10.853 0 0 13 2.538 56 27.151 5,70
18
Cepiring 13.134
0 1.473 0 0 0 33 61 14.701 3,09
19
Patebon 13.624
0 6.835 0 0 0 0 345 20.804 4,37
20.
Kota Kendal 15.509
0 131 0 0 14 0 3 15.657 3,29
Jumlah 241.500
5.858 187.342 25.743 6.170 2.059 5.503 1.976 476.151 100,00
Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2012
Tabel 4.19 Jumlah Produksi Pertanian per Kecamatan Kabupaten Kendal 2012
No
KecamatanKomoditas Pertanian (Ton) Jumla
hPersentase
(%)Padi Sawah
Padi Gogo
Jagung
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
1.Pluntungan
9792 0 14255
815 135 22 0 0 25019 5,44
2.Sukorejo
9452 544 39954
5135 505 793 0 0 56383 12,25
3.Pageruyung
9387 24 20602
552 291 185 0 0 31041 6,75
4.Patean
9412 1072 44968
649 67 22 0 0 56190 12,21
5.Singorojo
10271 427 16031
63 0 27 0 2 26821 5,83
6. Limbangan 15266 0 432 230 1337 0 0 0 17265 3,75
7. Boja 21968 531 3041 4934 5874 71 0 0 36419 7,92
Page | 45
8. Kaliwungu 8467 465 483 1000 0 53 0 0 10468 2,28
9. Kaliwungu Selatan
5320 1593 2683 1444 0 56 0 0 11096 2,41
10. Brongsong
15546 488 1164 1189 0 143 0 2 18532 4,03
11. Pegandon
5458 289 3927 31 0 48 0 699 10452 2,27
12. Ngampel
8513 375 3721 442 0 46 0 854 13951 3,03
13. Gemuh
7477 414 12243
0 0 138 42 210 20524 4,46
14. Ringinarum
6421 0 9029 0 0 36 30 176 15692 3,41
15. Weleri
13938 0 5858 0 0 0 0 0 19796 4,30
16 Rowosari
22236 0 581 41 0 0 4 0 22862 4,97
17. Kangkung
12729 0 6357 0 0 28 641 247 20002 4,35
18 Cepiring
13300 0 1283 0 0 135 0 50 14768 3,21
19 Patebon
13730 0 2445 0 0 0 0 319 16494 3,58
20. Kota Kendal
16234 0 85 0 0 1 1 0 16321 3,55
Jumlah234917 6222 1891
4216525 8209 1804 718 2559 46009
6100,00
Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2013
Page | 46
Setelah didapat data hasil produksi pertanian per kecamatan tahun 2008-2012 di Kabupaten Kendal, maka diperoleh
rata-rata hasil produksi pertanian selama lima tahun tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.20 Rata-Rata Hasil Produksi Pertanian per Kecamatan Kabupaten Kendal Tahun 2008-2012No
Kecamatan Padi Sawah
Padi Gogo
Jagung
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
Jumlah
Persentase
Pluntungan 10.735 0 12.461 1.371 101 46 0 0 24.714 5,37
1. Sukorejo 8.677 194 25.405 3.105 920 22 0 0 38.321 8,32
2. Pageruyung 9.436 52 16.124 3.647 568 71 0 28 29.926 6,50
3. Patean 11.379 430 40.079 1.670 380 185 48 0 54.171 11,76
4. Singorejo 10.519 206 16.324 997 0 27 1 4 28.077 6,10
5. Limbangan 17.915 0 460 299 480 22 0 0 19.177 4,16
6. Boja 21.981 178 3.354 6.212 4.670 0 0 0 36.396 7,90
7. Kaliwungu 9.370 346 1.174 1.078 0 138 0 2 12.108 2,63
8. Kaliwungu Selatan
5.068 1391 4.259 3.287 0 28 0 1 14.034 3,05
9. Brongsong 15.513 661 1.216 8.519 0 0 0 1 25.911 5,6310.
Pegandon 5.045 576 5.439 320 0 143 0 483 12.006 2,61
11.
Ngampel 7.750 245 3.387 732 61 0 0 477 12.652 2,75
12.
Gemuh 7.994 225 16.535 712 0 0 2.398 332 28.196 6,12
13.
Ringinarum 5.684 0 8.660 0 0 1 418 84 14.847 3,22
14.
Weleri 12.678 40 4.792 0 0 36 141 0 17.686 3,84
15.
Rowosari 21.789 0 1.303 18 0 135 10 22 23.276 5,05
16 Kangkung 12.785 0 7.409 0 0 46 1.367 177 21.784 4,7317.
Cepiring 12.717 0 1.454 0 101 56 24 28 14.380 3,12
18 Patebon 13.596 0 3.754 0 0 53 0 224 17.627 3,83
19 Kota Kendal 15.087 0 157 0 0 48 0 0,6 15.293 3,32
Page | 47
20.
Jumlah 235719 4541 173748
31966 7282 1057 4406 1863 460582,5
100,00
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Page | 48
Maka dapat disimpulkan bahwa komoditas unggulan terletak di
Kecamatan Patean yang merupakan kecamatan dengan kontribusi hasil produksi
pertanian terbesar senilai 11,76% terhadap jumlah total produksi pertanian di
Kabupaten Kendal. Oleh karena itu, di Kabupaten Kendal yang menjadi sektor
unggulan dan prioritas utama adalah sektor pertanian dimana sektor pertanian
tersebut paling berkembang pesat di Kecamatan Patean. Sedangkan
berdasarkan komoditasnya, Kecamatan Boja merupakan kecamatan yang paling
banyak menghasilkan padi sawah dan ketela pohon, Kecamatan Kaliwungu
Selatan yang paling banyak menghasilkan padi gogo, Kecamatan Patean paling
banyak menghasilkan jagung dan kacang tanah, Kecamatan Brongsong paling
banyak menghasilkan ketela pohon, Kecamatan Gemuh paling banyak
menghasilkan kedelai, dan Kecamatan Pegandon paling banyak menghasilkan
kacang hijau.
4.7 Analisis Intra Wilayah
Berdasarkan analisis LQ dan Shift Share yang sudah dilakukan sebelumnya,
dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor unggulan dan menjadi prioritas
utama adalah sektor pertanian. Analisis intrawilayah ditujukan untuk mengetahui
daerah-daerah mana saja yang menjadi prioritas utama dalam mengembangkan
sektor pertanian tersebut. Dalam menganalisis hal ini dibutuhkan data jumlah
komoditas pertanian per kecamatan di Kabupaten Kendal. Data tersebut
kemudian diolah dengan cara mengurutkan kecamatan dengan jumlah produksi
pertanian terbanyak hingga terendah, kemudian tentukan banyak kelas dimana
pada analisis ini digunakan tiga kelas yaitu prioritas I, prioritas II, dan prioritas III.
Banyaknya kelas tersebut digunakan untuk menghitung range atau interval.
Cara menghitung range adalah sebagai berikut:
Range = (Jumlah Terbesar – Jumlah Terkecil) / Jumlah Kelas
Range = (54.171 – 12.006)/3
Range = 14.055
Maka diperoleh interval tiap kelas sebagai berikut:
Prioritas I = 40.116 – 54.171
Prioritas II = 26.060 – 40.115
Prioritas III = 12.004 – 26.059
Setelah dilakukan perhitungan interval kelas, maka disesuaikan dengan data
yang ada dengan hasil sebagai berikut:
Page | 49
Tabel 4.21 Prioritas Kecaatan Hasil Analisis Intra Wilayah
No Kecamatan
Komoditas Pertanian Jumlah
KeteranganPadi
SawahPadi Gogo
Jagung
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kedelai
Kacang Hijau
1. Patean 11.379 430 40.079
1.670 380 185 48 0 54.171
Prioritas I
2. Sukorejo 8.677 194 25.405
3.105 920 22 0 0 38.321
Prioritas II
3. Boja 21.981 178 3.354 6.212 4.670 0 0 0 36.396
Prioritas II
4. Pageruyung 9.436 52 16.124
3.647 568 71 0 28 29.926
Prioritas II
5. Gemuh 7.994 225 16.535
712 0 0 2.398 332 28.196
Prioritas II
6. Singorejo 10.519 206 16.324
997 0 27 1 4 28.077
Prioritas II
7. Brongsong 15.513 661 1.216 8.519 0 0 0 1 25.911
Prioritas III
8. Pluntungan 10.735 0 12.461
1.371 101 46 0 0 24.714
Prioritas III
9. Rowosari 21.789 0 1.303 18 0 135 10 22 23.276
Prioritas III
10.
Kangkung 12.785 0 7.409 0 0 46 1.367 177 21.784
Prioritas III
11.
Limbangan 17.915 0 460 299 480 22 0 0 19.177
Prioritas III
12.
Weleri 12.678 40 4.792 0 0 36 141 0 17.686
Prioritas III
13.
Patebon 13.596 0 3.754 0 0 53 0 224 17.627
Prioritas III
14.
Kota Kendal 15.087 0 157 0 0 48 0 0,6 15.293
Prioritas III
15.
Ringinarum 5.684 0 8.660 0 0 1 418 84 14.847
Prioritas III
16 Cepiring 12.717 0 1.454 0 101 56 24 28 14.380
Prioritas III
17 Kaliwungu 5.068 1391 4.259 3.287 0 28 0 1 14.03 Prioritas
Page | 50
. Selatan 4 III
18 Ngampel 7.750 245 3.387 732 61 0 0 477 12.652
Prioritas III
19 Kaliwungu 9.370 346 1.174 1.078 0 138 0 2 12.108
Prioritas III
20.
Pegandon 5.045 576 5.439 320 0 143 0 483 12.006
Prioritas III
Jumlah 235719 4541 173748
31966 7282 1057 4406 1863 460582,5
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 14 Ekonomi Wilayah dan Kota, 2014
Jika dilihat berdasarkan hasil datanya, maka yang menjadi prioritas I adalah Kecamatan Patean yang berarti
kecamatan tersebut menjadi kecamatan paling unggul untuk mengembangkan sektor pertanian di Kabupaten Demak.
Sedangkan yang menjadi prioritas II adalah Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Boja, Kecamatan Pageruyung, Kecamatan
Gemuh, dan Kecamatan Singorejo. Kecamatan-kecamatan lain yang tidak termasuk sebagai prioritas I dan II menjadi
prioritas. Berdasarkan data tersebut dilakukan analisis dengan penyusunan peta hasil analisis intrawilayah. (Lampiran)
Page | 51
BAB Y
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis intrawilayah, PDRB per sektor Kabupaten Kendal
yang memberi kontribusi paling tinggi adalah sektor pertanian. Dalam
kurun waktu 5 tahun berturut-turut (2008-2012) sektor ini terus
mengalami peningkatan dalam pembagian kontribusi pada PDRB
Kabupaten Kendal, oleh karena itu sektor pertanian memberikan
kontribusi terbanyak.
2. Berdasarkan perhitungan PDRB Kabupaten Kendal dengan Provinsi
Jawa Tengah dengan jangka waktu 2008-2012, diketahui bahwa ada
tiga sektor basis di Kabupaten Kendal yaitu sektor pertanian, sektor
industri dan sektor listrik, gas dan air minum. Sektor basis yang
pertama adalah sektor pertanian dengan nilai LQ tertinggi yaitu
sebesar 1,376. Sektor basis yang kedua adalah sektor industri dengan
nilai LQ sebesar 1,207 dan sektor basis yang ketiga adalah sektor
listrik, gas dan air minum dengan nilai LQ 1,205. Sektor non basis
pada Kabupaten Kendal meliputi sektor pertambangan dan
penggalian; sektor kontruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran;
sektor transportasi dan komunikasi; sektor keuangan dan sektor jasa-
jasa dengan nilai LQ berturut-turut sebesar 0,837; 0,503; 0,813; 0,491;
0,697 dan 0,785.
3. Berdasarkan Analisis Kinerja Sektor Ekonomi (Analisis Shift Share)
terlihat bahwa terjadi peningkatan penghasilan tiap sektor dari tahun
2008 dan 2012, baik pada Kabupaten Kendal ataupun Provinsi Jawa
Tengah. Namun pada provinsi Jawa Tengah terjadi penurunan di sektor
pertanian dan sektor jasa. Peningkatan penghasilan tiap sektor ini
akan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan PDRB Kabupaten
Kendal dan Provinsi Jawa Tengah.
4. Berdasarkan nilai KPP dan KPPW dapat dihasilkan bahwa 5 sektor
yang bergerak maju atau progresif di Kabupaten Kendal, yaitu sektor
Page | 52
pertanian; sektor kontruksi; sektor transportasi dan komunikasi; sektor
keuangan dan sektor jasa-jasa. Sementara sektor lainnya merupakan
sektor yang cenderung bergerak mundur, yaitu sektor pertambangan
dan penggalian; sektor industri; sektor listrik, dan air minum dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dari perhitungan dan analisis
yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Menurut perhitungan KPP, sektor di Kabupaten Kendal dengan
pertumbuhan cepat adalah sektor pertambangan dan penggalian;
sektor listrik, gas dan air minum; sektor kontruksi; sektor
perdagangan, hotel dan restoran; sektor transportasi dan
komunikasi; sektor keuangan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan
sektor yang pertumbuhannya lambat adalah sektor pertanian dan
sektor industri.
b. Berdasarkan hasil interpretasi dari nilai KPPW, sektor yang
mempunyai daya saing baik dengan kota/kabupaten lain ataupun
provinsi lain hanya sektor pertanian. Sedangkan sektor lainnya
adalah sektor yang tidak memiliki daya saing yaitu sektor
pertambangan dan penggalian; sektor industry; sektor listrik, gas
dan air minum; sektor kontruksi; sektor perdagangan; sektor
transportasi dan komunikasi; sektor keuangan dan sektor jasa-jasa.
Lalu, selebihnya merupakan sektor yang cenderung bergerak
mundur, yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan
penggalian.
5. Berdasakan Kuadran Tipologi Sektor Ekonomi dan Prioritas
Perkembangan, maka sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Kendal
terbagi menjadi 3 kategori yaitu:
a. Sektor unggulan yang meliputi sektor pertanian dan sektor
potensial meliputi sektor industri dan sektor listrik, gas dan air
minum. Ketiga sektor yang menjadi sektor unggulan dan potensial
ini dapat menjadi prioritas berdasarkan nilai LQ yang paling tinggi
(LQ > 1).
Page | 53
b. Sektor berkembang, yaitu sektor industri pengolahan. Sektor
berkembang ini dapat dijadikan sektor prioritas dengan syarat
sektornya merupakan sektor basis.
c. Sektor Terbelakang yang meliputi sektor pertambanagan dan
penggalian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kedua
sektor tersebut merupakan sektor non basis sehingga data
dijadikan prioritas sektor terbelakang.
Dari hasil tipologi kuadran diatas, maka dapat ditentukan sektor-
sektor yang menjadi prioritas, sektor yang menjadi prioritas utama
merupakan sektor yang mempunyai nilai LQ terbesar, begitu juga
urutan selanjutnya. Sektor pertanian merupakan sektor yang
menjadi prioritas utama yang di unggulkan di Kabupaten Kendal jika
di bandingkan dengan sektor lainnya. Hal ini karena sektor tersebut
memberikan pemasukan terbesar dalam perekonomian di
Kabupaten Kendal.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka dapat diperoleh
rekomendasi bahwa analisis terhadap sektor basis yang
memperhitungkan nilai LQ dan Shift-Share dengan pertumbuhan lamban
sebenarnya memiliki potensi untuk bisa dikembangkan. Sektor-sektor
yang tergolong ke dalam sektor potensial harus selalu dikembangkan
agar bisa menjadi sektor unggulan di Kabupaten Kendal. Dengan hasil
perhitungan, pemerintah Kabupaten Kendal harus memperhatikan sektor-
sektor yang dijadikan prioritas sehingga bisa mempercepat pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Kendal.
Page | 54
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
BAB I............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................................................1
1.2 TUJUAN DAN SASARAN..............................................................................................................................1
1.3 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................................2
1.4 RUANG LINGKUP......................................................................................................................................2
1.5 METODOLOGI..........................................................................................................................................2
1.5.1 Metode Pengumpulan Data............................................................................................................2
1.5.2 Metode Analisis...............................................................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................... 4
KAJIAN LITERATUR........................................................................................................................................ 4
2.1 ANALISIS AGREGAT ( AGGREGATE REGIONAL)................................................................................................4
2.2 ANALISIS INTRA WILAYAH...........................................................................................................................5
2.3 ANALISIS LOCATION QUOTIENT....................................................................................................................6
2.4 ANALISIS SHIFT-SHARE...............................................................................................................................7
BAB III......................................................................................................................................................... 10
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KENDAL...................................................................................10
BAB IV........................................................................................................................................................ 18
ANALISIS EKONOMI SPASIAL KABUPATEN KENDAL......................................................................................18
BAB Y.......................................................................................................................................................... 43
PENUTUP.................................................................................................................................................... 43
5.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................................43
5.2 REKOMENDASI.......................................................................................................................................45
LAMPIRAN
Page | i
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 LUAS PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010.......................................................10
TABEL 3.2 JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN KENDAL TAHUN 2008 - 2012........................................................11
TABEL 4.1 PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN KENDAL DAN PROVINSI JAWA TENGAH ADHK TAHUN 2008-2012....................................................................................................................................................................18
............................................................................................................................................................................19
TABEL 4.2 PDRB PER SEKTOR KABUPATEN KENDAL ADHK TAHUN 2008-2012 (DALAM JUTA RUPIAH)...............21
TABEL 4.3 KONTRIBUSI PDRB PER SEKTOR KABUPATEN KENDAL ADHK TAHUN 2006-2010...............................22
TABEL 4.4 PDRB PER SEKTOR PROVINSI JAWA TENGAH ADHK TAHUN 2008-2012 (DALAM JUTA RUPIAH)........24
TABEL 4.5 PDRB KABUPATEN KENDAL DAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008 DAN 2010 (DALAM JUTA RUPIAH)...............................................................................................................................................................26
TABEL 4.6 HASIL PERHITUNGAN LQ DARI PDRB KABUPATEN KENDAL DAN PDRB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008........................................................................................................................................................27
TABEL 4.7 HASIL PERHITUNGAN LQ DARI PDRB KABUPATEN KENDAL DAN PDRB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012........................................................................................................................................................27
TABEL 4.8 PERHITUNGAN DATA DASAR UNTUK ANALISIS SHIFT SHARE KABUPATEN KENDAL DAN PROVINSI JAWA TENGAH PADA TAHUN 2008 DAN 2012 (DALAM JUTA RUPIAH)...............................................................28
TABEL 4.9 HASIL PERHITUNGAN KPN, KPP, KPPW, PE, DAN PB KABUPATEN KENDAL PADA TAHUN 2008 DAN 2012....................................................................................................................................................................29
TABEL 4.10 HASIL INTERPRETASI NILAI KPP PER SEKTOR KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 (DALAM PERSEN %)............................................................................................................................................................................30
TABEL 4.11 HASIL INTERPRETASI NILAI KPPW PER SEKTOR KABUPATEN KENDAL 2010 (DALAM PERSEN %)......30
TABEL 4.12 HASIL INTERPRETASI PERGESERAN BERSIH PER SEKTOR KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010 (DALAM PERSEN %)...........................................................................................................................................................31
TABEL 4.13 TABEL GABUNGAN HASIL PERHITUNGAN LQ DAN SHIFT SHARE (PB) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012....................................................................................................................................................................32
TABEL 4.14 HASIL GABUNGAN PERHITUNGAN LQ DAN SHIFT SHARE KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012..........33
TABEL 4.15 JUMLAH PRODUKSI PERTANIAN PER KECAMATAN KABUPATEN KENDAL 2008................................35
TABEL 4.16 JUMLAH PRODUKSI PERTANIAN PER KECAMATAN KABUPATEN KENDAL 2009................................36
TABEL 4.17 JUMLAH PRODUKSI PERTANIAN PER KECAMATAN KABUPATEN KENDAL 2010................................37
TABEL 4.18 JUMLAH PRODUKSI PERTANIAN PER KECAMATAN KABUPATEN KENDAL 2011................................38
TABEL 4.19 JUMLAH PRODUKSI PERTANIAN PER KECAMATAN KABUPATEN KENDAL 2012................................39
TABEL 4.20 RATA-RATA HASIL PRODUKSI PERTANIAN PER KECAMATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2008-2012....................................................................................................................................................................40
TABEL 4.21 PRIORITAS KECAATAN HASIL ANALISIS INTRA WILAYAH...................................................................42
Page | ii
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 4.1 GRAFIK PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN KENDAL ADHK TAHUN 2006-2010.............................19
GRAFIK 4.2 LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN KENDAL TAHUN 2006-2012............................................19
GRAFIK 4.3 GRAFIK LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2012..........................20
GRAFIK 4.4 GRAFIK LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2012..........................20
GRAFIK 4.5 DIAGRAM PDRB PER SEKTOR KABUPATEN KENDAL ADHK TAHUN 2008...........................................21
GRAFIK 4.6 DIAGRAM PDRB PER SEKTOR KABUPATEN KENDAL ADHK TAHUN 2012...........................................22
GRAFIK 4.7 DIAGRAM PERSENTASE PDRB PER SEKTOR KABUPATEN KENDAL ADHK TAHUN 2008.....................23
GRAFIK 4.8 DIAGRAM PERSENTASE PDRB PER SEKTOR KABUPATEN KENDAL ADHK TAHUN 2012.....................23
GRAFIK 4.9 DIAGRAM PDRB PER SEKTOR PROVINSI JAWA TENGAH ADHK TAHUN 2008....................................25
GRAFIK 4.10 DIAGRAM PDRB PER SEKTOR PROVINSI JAWA TENGAH ADHK TAHUN 2012..................................25
Page | iii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 4.1 KUADRAN PLOTTING HASIL PERHITUNGAN NILAI LQ DAN PB........................................................32
GAMBAR 4.2 KUADRAN TIPOLOGI SEKTOR EKONOMI DAN PRIORITAS PENGEMBANGAN SEKTOR EKONOMI KABUPATEN KENDAL...........................................................................................................................................34
Page | iv