laporan ibb
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENILAIAN ……………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 1
BAB II MATERIAL, BENDA UJI,DAN METODE PENELITIAN… 3
2.1 Material ……………………………………………………………………………………… 3
2.2 Benda Uji …………………………………………………………………………………… 6
2.3 Metode Penelitian ……………………………………………………………… 7
BAB III PELAKSANAAN PEMERIKSAAN MATERIAL, PERHITU
NGAN KOMPOSISI CAMPURAN BETON, DAN PEMBUAT
AN BENDA UJI …………………………………………………………………………… 9
3.1 Pelaksanaan Pemeriksaan Material ……………………… 9
3.2 Perhitungan Komposisi Campuran Beton ……………
3.3 Pembuatan Benda Uji …………………………………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………………………………
4.1 Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis ………………
4.2 Hasil Pembebanan …………………………………………………………………
BAB V PENUTUP …………………………………………………………………………………………
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………
5.2 Saran-saran ………………………………………………………………………………
DAFTAR KEPUSTAKAAN ………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu konstruksi bangunan, beton merupakan bagian
yang penting. Berdasarkan hal ini maka analisa dan
penelitian terhadap materi dan proses terbentuknya beton
sangat dibutuhkan. Sebagai program wajib dalam Ilmu Bahan
Bangunan, maka penerapan dasar dan aplikasinya wajib
dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik sipil. Hal ini
diacukan agar kedepan seorang sarjana sipil dapat menguasai
konsep dan analisa kerja saat terjun kedunia konstruksi.
Beton sendiri adalah bahan bangunan/konstruksi berupa
batu buatan (Artifisial Stone) yang homogen yang diperoleh
dari percampuran tiga bahan dasar yaitu Semen Portland
sebagai bahan pengikat hidrolis, air sebagai bahan pereaksi
pengikatan, dan batuan/agregat sebagai bahan pengisi
(filler) dan penguat (strengter) yang meliputi Agregat kasar
(Coarse Aggregate) dan agregat halus (Fine Aggregate). Atau
dalam hal-hal tertentu campuran diberi bahan tambahan
(additive) atau bahan campuran (admixture) sesuai dengan
keperluan konstruksi.
Praktikum ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
mengenai perencanaan campuran beton serta keterampilan dalam
pelaksanaannya. Untuk mendapatkan beton yang bermutu baik
dan memiliki daya kuat tekan yang besar, perlu adanya suatu
analisa laboratorium terhadap beberapa faktor penyusun
terbentuknya beton, yang meliputi sifat-sifat fisis berupa :
Susunan Butiran (Sieve Analysis)
Berat Volume (Bulk Density)
Berat Jenis (Specific Grafity)
Penyerapan (Absorption)
Kelembaban (Moisture Contain)
Modulus Kehalusan (Fineness Modulus)
Kandungan Lumpur (Claylumps)
Pada air dan semen tidak dilakukan suatu analisa khusus
karena dianggap telah memenuhi standar syarat dalam PBI 1971
NI-2.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap agregat baru
dilaksanakan Mix Design atau rencana campuran beton
berdasarkan pada ketentuan American Concrete Institute (ACI)
Standar 211,1-77 yang dikombinasikan dengan ketentuan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).
Pencampuran dan pengadukan beton dilakukan dengan
menggunakan mesin pengaduk Mollen dengan nilai Slump yang
direncanakan yaitu 7,5 – 10 cm. Benda uji yang digunakan
adalah cetakan baja berbentuk silinder dengan tinggi 30 cm
dan berdiameter 31,5 mm sebanyak 3 buah, dengan mutu beton
yang diinginkan adalah mutu beton dengan nilai FAS 0,515.
BAB II
MATERIAL , BENDA UJI , DAN METODE PENELITIAN
2.1 MATERIAL
Material utama yang digunakan adalah agregat, yang
meliputi Coarse Aggregate yaitu kerikil dengan butiran nya >
5mm dan Fine Aggregate yang meliputi pasir kasar (Coarse
Sand), dan pasir halus (Fine Sand).
Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang digunakan
untuk mengikat butiran-butiran material yang dibantu oleh
air. Semen yang digunakan ialah semen produksi PT. SAI.
Air yang digunakan adalah bersih dengan ketentuan PH
7 dan berasal dari PDAM yang tersedia di Lab.Konstruksi dan
Ilmu Bahan Bangunan Fakultas Teknik Unsyiah.
2.1.1 Aggregate
Agregat untuk beton adalah butiran mineral keras yang
bentuknya mendekati bulat dengan ukuran butiran antara 0,075
mm – 150 mm. Dalam campuran beton, agregat merupakan bahan
penguat dan pengisi ,dan menempati sekitar 75% dari volume
total beton.
Keutamaan agregat dalam peranannya didalam beton :
Menghemat penggunaan semen Portland
Menghasilkan kekuatan besar pada beton
Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton
Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton
yang padat
A.Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam
sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau
berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu.
Agregat ini berukuran 0,075 mm – 5 mm, dan meliputi pasir
kasar (Coarse Sand) dan pasir halus (Fine Sand). Menurut PBI
agregat halus harus memenuhi syarat sbb:
Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran
tajam, keras, dan bersifat kekal artinya tidak hancur
oleh pengaruh cuaca dan temperatur.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 5%(ditentukan terhadap berat kering). Bila lebih
5% harus dicuci.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organis
terlalu banyak dan harus dibuktikan dengan percobaan
warna dari ABRAMS-HARDER dengan larutan NaOH 3%.
Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan diatas
dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan
agregat pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95%
dari kekkuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci
dalam lar. NaOH 3% yang kemudian dicuci bersih dengan
air pada umur yang sama.
Angka kehalusan (Fineness Modulus) antara 2- 3,2
Agregat halus harus terdiri dari butiran yang
beranekaragam besarnya.
B. Agregat Kasar
Agregat kasar biasa juga disebut kerikil sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari industri pemecah batu, dengan butirannya
berukuran antara 5mm-150mm. Ketentuan agregat kasar antara
lain :
Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras
dan tidak berpori.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 1%. Bila melampaui harus dicuci.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yg dapat
merusak beton, seperti zat yang relatif alkali.
Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana
penguji Rudeloff dengan beban uji 20 ton.
2.1.2 Semen Portland (Portland Cement)
Bahan pengikat hidrolis yang utama adalah semen
Portland. Disebut pengikat hidrolis karena semen Portland
akan mengikat apabila diberi air dan kemudian terjadi reaksi
kimia(proses hidrasi) yang bermula dari pasta semen yang
plastis kemudian menjadi kaku dan keras.
Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen Portland
terbagi dalam 5 jenis yaitu :
Tipe I, yaitu untuk konstruksi secara umum.
Tipe II, yaitu untuk konstruksi secara umum terutama
sekali bila disyaratkan agak tahan terhadap Sulfat dan
panas hidrasi yang sedang.
Tipe III, yaitu untuk konstruksi yang menuntut persyaratan
kekuatan awal yang tinggi.
Tipe IV, yaitu untuk konstruksi yang menuntut persyaratan
panas hidrasi yang rendah.
Tipe V, yaitu untuk konstruksi yang menuntut persyaratan
sangat tahan terhadap Sulfat.
Dalam percobaan ini, semen yang digunakan adalah semen
Tipe I yang merupakan produksi PT. SAI dengan specific
grafity 3,16.
2.1.3 Air
Air yang dapat dipergunakan dalam campuran beton dan
perawatannya harus bebas dari minyak, asam alkali, garam-
garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan yang dapat
merusak beton. Dalam hal ini sebaiknya diguinakan air
bersih, tetapi karena kesulitan memperolehnya / mahal maka
boleh digunakan air yang terdapat di dalam alam seperti air
sumur, air sungai, dan lain-lain dengan ketentuan memenuhi
kriteria air minum.
Pada percobaan ini, digunakan air sumur yang dimasukkan
dalam tangki dan ditarik dengan sanyo dengan Ph 7,13, yang
telah tersedia di Lab. Konstruksi dan Ilmu Bahan Bangunan
Fakultas Teknik Unsyiah. Dibandingkan dengan Ph 7 kekuatan
beton tidak turun sampai 2%.
2.2 BENDA UJI
Kekuatan karakteristik beton diperoleh dari hasil
pengetesan sejumlah benda uji beton. Benda uji beton dapat
berbentuk kubus 15x15x15 cm³, kubus 20x20x20 cm³ dan silinder
berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Berdasarkan PBI 1971,
benda uji standar ialah kubus 15x15x15 cm³ sedangkan menurut
ACI 211.1-77 adalah silinder ukuran 31,5 mm dengan tinggi 30
cm.
Pada percobaan ini mutu beton yang direncanakan adalah
mutu beton dengan FAS 0,515 dengan menggunakan benda uji
berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 31,5 cm
sebanyak 3 buah.
2.3 METODE PENELITIAN
2.3.1 Sifat-sifat Fisis Agregat
Untuk menentukan sifat-sifat fisis agregat, digunakan
metode British Standard (BS) dan American Society for
Testing for Material(ASTM)
Dalam penyelidikan Berat Volume (Bulk Density)
dilaksanakan berdasarkan metode BS 812.
Berat jenis (Specific Gravity) agregat adalah
perbandingan berat sejumlah volume agregat tanpa mengandung
rongga udara terhadap berat air pada volume yang sama.
Specific Gravity dibedakan dalam dua keadaan yaitu keadaan
jenuh permukaan(saturated surface dry)dan kering
absolut(oven dry) berdasarkan metode BS 812. Pengukuran
dilaksanakan dengan dua cara, yaitu penimbangan diluar dan
dalam air untuk kerikil; dan untuk pasir berdasarkan metode
Thawlow’s.
Analisa saringan (sieve analysis) bertujuan mengurai
kan susunan butiran agregat yang diperoleh dari hasil
penyaringan benda uji dengan menggunakan beberapa fraksi
saringan. Dalam hal ini saringan standar yang digunakan
berdasarkan metode ASTM.
2.3.2 Kandungan Organis Dalam Pasir
Jika agregat campuran beton mengandung bahan organik
akan mengakibatkan proses hidrasi terganggu, sehingga dapat
mengurangi kekuatan beton. Untuk itu pasir harus diperiksa
kandungan organiknya dengan menggunakan metode Abram’s
Harder ASTM C-40-73.
2.3.3 Komposisi Campuran Beton (Concrete Mix Design)
Setelah bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton
diteliti sifatnya, kemudian perencanaan komposisi campuran
berdasarkan American Concrete Institude (ACI) 211.1-91.
BAB III
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN MATERIAL, PERHITUNGAN
KOMPOSISI CAMPURAN, DAN PEMBUATAN BENDA UJI
3.1 PELAKSANAAN PEMERIKSAAN MATERIAL
3.1.1 Berat Volume (Bulk Density)
Tujuan : Untuk menentukan berat volume pada agregat
Langkah :
Benda uji yang telah dikeringkan dalam oven dikeluar
kan dan dibiarkan dingin. Kemudian agregat diisi kedalam
container yang terdiri dari tiga lapisan. Setiap lapisan
dipadatkan dengan tongkat sebanyak 25 tumbukan. Terakhir
diisi hingga penuh dan diratakan, lalu dihitung beratnya.
Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali.
3.1.2 Analisa Saringan (Sieve Analysis)
Tujuan : Sebagai tolok ukur klasifikasi pemeriksaan
persyaratan perencanaan campuran agregate untuk
beton.
Langkah :
Benda uji diisi kedalam saringan yang berukuran 31,5;
19,1; 9,5; 4,75; 2,36; 1,18; 0,6; 0,3; 0,15; serta sisa.
Saringan digoyangkan dengan tangan beberapa menit. Kemudian
masing-masing fraksi benda uji yang tertahan diatas saringan
ditimbang beratnya.
3.1.3 Berat Jenis(Specific Gravity)
Tujuan : Untuk mengetahui volume agregat dalam beton.
3.1.4 Absorbsi (Absorption)
Tujuan : Menentukan persentase berat air yang terserap.
Absorbsi merupakan persentase perbandinagn agregat
dalam keadaan SSD dengan OD.
Langkah : Merupakan langkah lanjutan untuk menentukan berat
jenis agregat.
3.1.5 Kandungan Organik dalam Pasir (Organic Impurities)
Tujuan : Untuk menentukan kandungan dalam Fine Aggregate
untuk keperluan konstruksi.
Langkah : Benda uji dimasukkan dalam gelas ukur volume 500
cc sebanyak 130 cc. Lalu dituangkan 70 cc larutan
NaOH 3% dan dikocok. Didiamkan selama 24 jam(gelas
ukur ditutup dengan karton), setelah itu di
perhatikan warna cairan yang terjadi diatas pasir.
Kemungkinan Warna yang terjadi :
1. Jernih, menunjukkan pasir bebas dari bahan organik.
2. Kuning Muda , menunjukkan pasir dapat digunakan.
3. Kuning Tua , menunjukkan pasir terdapat bahan organik.
Pada percobaan yang dilaukan cairan berwarna jernih,
menunjukkan pasir dapat digunakan.
3.2 PERHITUNGAN KOMPOSISI CAMPURAN BETON
Dari tabel A 1.5.2.3 jumlah air yang dibutuhkan adalah
186,76 Kg/m3 (didapat secara interpolasi linier).
FAS untuk non air entrained concrete dengan tegangan
520 Kg/m2 dari tabel A 1.5.2.4 adalah 0,35. Sehingga jumlah
semen yang dibutuhkan
Jumlah air = 186,76 = 362,64 Kg/m3
FAS 0,515
Coarse Aggregate dengan diameter max 31,5 cm dengan dry
rodded weight 1900,33 Kg/m3. Jumlah CA yang dibutuhkan
diperkirakan menggunakan tabel A 1.5.2.6 adalah 0,671 m3
(on dry rodded weight) dalam setiap m3 beton. Kebutuhan CA
(kering) adalah 0,671 m3 x 1900,33 Kg/m
3 = 1275,12 Kg.
Dari tabel A 1.5.3.7.1, berat 1 m3 beton diperkirakan
2395,600 Kg. Berat masing-masing bahan yang telah dihitung :
Air = 186,760 Kg
Semen = 362,64 Kg
CA = 1275,12 Kg
Jumlah = 1824,52 Kg
Berat FA menjadi = 2395,6 – 1824,52 = 571,08 kg
Berat FS = 0,53 x 571,08 = 302,6724 Kg
Berat CS = 0,47 x 571,08 = 268,4076 Kg
Tabel 3.2.1 Komposisi Campuran Beton
MATERIAL BERAT 1 m3 beton (Kg) BERAT beton 0,034 m
3 dari material
Air 186,760 6,350
Semen 362,64 12,330
Coarse Aggregate (dry) 1275,12 43,350
Coarse Sand (dry) 302,672 10,290
Fine Sand (dry) 268,407 9,126
JUMLAH 2395,599 81,446
3.3 PEMBUATAN BENDA UJI
Setelah dilakukan mix design, kemudian dilaksanakan
pembuatan benda uji dengan mengaduk campuran beton secara
berurutan dari Coarse Aggregate, Coarse Sand, Fine Sand,
semen, dan air kedalam Mollen. Kemudian mollen diputar
selama 5 menit.
Setelah campuran beton teraduk rata, diadakan beberapa
pengujian sbb :
I. Slump Test
Tujuan : Menentukan kekentalan (konsistensi) adukan beton.
Langkah : Campuran beton (fresh Concrete) diisi kedalam
kerucut Abram’s yang ditempatkan diatas plat
baja, dimana pengisiannya atas 3 lapisan yang
setiap lapisan ditumbuk sebanyak 25 X dengan
tongkat yang panjangnya 60 cm. Saat pengisian
kaki kerucut diinjak sampai cetakan tepat terisi.
Lalu kerucut diangkat vertikal dan diukur jarak
turun permukaan terhadap tinggi semula.
II. Airmeter
Tujuan : menentukan berat volume beton dan kandungan udara
di dalam suatu campuran beton.
Langkah : Campuran beton diisi kedalam Airmeter atas 3
lapisan dan setiap lapisan ditumbuk 25 X dengan
tongkat pemadatan. Kemudian sekeliling dindingnya
diketuk dengan martil karet, agar butiran udara
muncul ke permukaan. Ratakan permukaan adukan dan
Airmeter ditutup serta dikunci. Airmeter + benda
uji ditimbang, untuk mengetahui berat volume
udara. Dengan menggunakan pompa pada Airmeter,
jarum skala pada manometer digerakkan hingga
terletak pada 0 (nol). Tekan klep nya agar jarum
menunjukkan pada angka skala tertentu. Angka itu
menyatakan kandungan udara dalam 1 m3 beton.
Hasil :
Slumps Test : 10 cm
Berat Volume Beton : 22,8 Kg
Kandungan Udara : 1 %
Setelah dilakukan pemeriksaan diatas, benda uji diisi
kedalam silinder. Pengisian atas 3 lapisan, setiap lapisan
ditusuk 25 kali. Sekeliling dinding diketuk dengan martil
karet agar beton benar-benar padat.
Selang 1 jam dari saat pengecoran setiap benda uji
diberi Capping (diberi topi dengan mengoles pasta semen
dipermukaannya). Kemudian dibiarkan 24 jam agar mengeras.
Setelah itu cetakan dibuka dan dirawat diruangan perawatan
dalam bak perendaman (Curring).
3.3.1 Pembebanan Benda Uji
Setelah beton berumur 14 hari, benda uji dikeluarkan
dari bak perendaman untuk dikeringkan. Kemudian umur 14 hari
dilakukan uji tekan. Sebelum diuji, semua benda uji
ditimbang beratnya.
Kuat tekan beton/benda uji dapat dihitung dengan rumus:
’bi = P
A
Keterangan :
’bi = Kuat tekan beton
P = Beban hancur (ton)
A = Luas penampang
= ¼ d2
= ¼ (3,14)(15)2
= 176,625 cm2
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 HASIL PEMERIKSAAN SIFAT-SIFAT FISIS
Dari hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis material yang
dilaksanakan untuk ketiga jenis material aggregate yaitu
Coarse Aggregate, Coarse Sand, dan Fine Sand; maka hasil
penyelidikan tertera pada tabel berikut :
Tabel 4.1.1 Hasil Sieve Analysis
No. Ukuran Saringan (mm)
Jenis Aggregate
Coarse
Aggregate
Fine Aggregate
Coarse Sand Fine Sand
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
31,50
19,00
9,50
4,75
2,38
1,18
0,60
0,30
0,15
sisa
-
35,28
33,327
10,271
6,1
4,765
4,508
3,33
1,747
0,672
-
-
-
18,,487
12,94
15,263
18,8
15,22
6,863
2,427
-
-
-
-
4,57
8,14
35,393
35,767
13,66
2,47
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Tabel 4.1.2 Hasil Penelitian Sifat Fisis Agregat
No Sifat -Sifat Fisis AGGREGATE
CA CS FS
1
2
3
4
5
Specific Gravity SSD
Specific Gravity OD
Bulk Density
Absorption
Fineness Modulus ( FM )
2,5
2,4
1,772
2,16
7,105
2,63
2,52
1,664
4,28
4,013
2,59
2,49
1,342
4,37
2,371
4.2 HASIL PEMBEBANAN
Hasil pembebanan diperlihatkan pada tabel 4.2.1
Tabel 4.2.1 Hasil Kuat Tekan Benda Uji
No Benda Uji Umur
(Hari) Keadaan
Berat ( Kg )
14 Hari
(Kg/cm2)
28 Hari
(Kg/cm2)
1 Benda Uji I 14 Tanpa Perawatan 12,3 158,528 198,16
2 Benda Uji II 14 ( Tidak di rendam 12,3 152,866 191,08
3 Benda Uji III 14 dalam air ) 12,2 152,866 191,08
5 Benda Uji V 14 Perawatan 12,7 203,82 254,775
6 Benda Uji VI 14 ( di rendam Dalam air ) 12,6 203,82 254,775
7 Benda Uji VII 14 12,5 192,50 240,625
Keterangan :
Pelaksanaan pengujian kuat tekan untuk semua benda uji
pada umur 14 hari.
Faktor umur 14 hari = 0,8
Faktor umur 28 hari = 1
Perhitungan kuat tekan karakteristik benda uji meliputi:
A. Kuat Tekan Beton Rata-rata
’bm = ’bi
n
= 580,32 = 193,44 kg/cm²
3
b. kuat tekan beton dengan perawatan
’bm = ’bi
n
= 750,175 = 250,06 kg/cm²
3
B.Deviasi Standar
Tabel 4.1.2 Deviasi Standar
No. Keadaan b ( kg / cm2 ) τ’bm ( kg / cm
2 ) (τb-τ’bm)
2
1. Tanpa Perawatan 198,16 193,44 22,278
2. ( Tidak di rendam 191,08 193,44 5,567
3. dalam air ) 191,08 193,44 5,567
Jumlah
33,412
5. Perawatan 254,775 250,06 22,23
6. ( di rendam Dalam air ) 254,775 250,06 22,23
7. 240,625 250,06 89,02
Jumlah
133,48
Deviasi standar merupakan tolok ukur dari mutu
pelaksanaan pekerjaan pembetonan. Berdasarkan PBI 1971
Deviasi Standar (S) diperoleh dari rumus :
1.Deviasi standar tanpa perawatan
S = 1
)'(
n
bmb
S = 4,09 kg/cm2.
B. Kuat Tekan Karakteristik
τ bk = τ’ bm – 1,64 . S
= 193,44 1,64 . 4,09 kg/cm²
= 193,44 6,707 kg/cm²
= 186,773 kg/cm²
keterangan :
’bk = kuat tekan karakteristik
’bm = kuat tekan rata-rata
k = 1,64
persentase kekuatan beton terhsadap mutu beton yang
direncanakan adalah :
= mutu beton campuran X 100
mutu beton rencana
= 186,733 X 100
325
= 57,46 %
2.deviasi standar dengan perawatan
S = 1
)(
n
bmb
S = 8,12 kg/cm2.
Kuat tekan karakteristik :
τ bk = τ’ bm – 1,64 . S
= 250,06 1,64 . 8,12 kg/cm²
= 250,06 13,316 kg/cm²
= 236,75 kg/cm²
Persentase kuat tekan beton karakteristik perawatan terhadap kuat tekan beton
yang direncanakan adalah :
bk
= x 100 %
325
236,75
= x 100%
325
= 72,85 %
Pembahasan
Dari hasil percobaan kuat tekan beton karakteristik,
penelitian secara menyeluruh dan mengamati segala
kemungkinan selama praktikum dapat diambil suatu pernyataan
bahwa kuat tekan beton karakteristik sangat dipengaruhi oleh
kualitas bahan pembentuknya dan proses perawatan beton
tersebut . Disamping itu terdapat pula faktor-faktor
tambahan lainnya, antara lain : Faktor Air Semen
( FAS ), proses pencampuran, proses pemadatan, proses
perawatan dan umur benda uji, dimana pengaruh perawatan juga
berpengaruh terhadap kekuatan beton karakteristik. Berdasar
tabel di atas di ketahui bahwa kekuatan beton karakteristik
dalam keadaan perawatan sebesar 236,75 kg/cm² (72,85 %
dari mutu beton yang direncanakan). Sedangkan kuat tekan
beton karakteristik dalam keadaan tanpa
perawatan sebesar 186,773 kg/cm² (57,46 % darimutu beton
yang direncanakan). Pebedaan yang mencolok di atas
memperlihatkan bahwa perawatan beton merupakan hal yang
harus diperhatikan secara serius untuk memperoleh mutu beton
yang direncanakan.
Adapun hal – hal yang menyebabkan kuat tekan beton
karakteristik tidak mencapai 100 % adalah adanya kesalahn –
kesalahan yang mungkin terjadi diantaranya :
Kotoran organik pada aggregate.
Bahan organik yang dikandung aggregate dapat
mempengaruhi kekuatan beton. Bila pada pencucian aggregate
tidak sempurna, akan menyebabkan kandungan kotoran organik
dalam aggregate cukup tinggi, sehingga dapat merusak beton
melalui proses-proses kimia yang berlangsung.
Persentase air yang dikandung.
Persentase air yang dikandung dalam aggregate sangat
mempengaruhi terhadap FAS. Bila kita mengetahui kadar air
yang terkandung maka kita dapat menentukan FAS yang tepat,
sehingga mutu beton yang diinginkan dapat kita peroleh.
Kekerasan aggregate.
Kekerasan aggregate dapat pula mempengaruhi mutu beton
yang ingin diperoleh. Secara logis dapat dikatakan bahwa
semakin kuat aggregate semakin kuat pula daya dukung
aggregate tersebut sehingga akan lebih besar tekanan yang
mampu ditahan oleh beton yang kita buat.
Kadar lumpur.
Bila kadar lumpur yang dikandung aggregate melebihi
batas toleransi, maka dapat menyebabkan tidak baiknya
terjadi ikatan pasta semen sehingga kuat tekan beton
berkurang dan menyebabkan beton akan luruh atau hancur.
Kandungan lumpur yang dibolehkan untuk fine aggregate adalah
tidak lebih dari 5 % dan untuk coarse aggregate tidak lebih
dari 1 %.
Dalam pelaksanaan perencanaan campuran beton harus
diperhatikan kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada
bahan-bahan dasar pembentuk beton. Oleh sebab itu diperlukan
ketelitian yang tinggi sehingga didapat komposisi yang tepat
dan seimbang sesuai dengan perbandingan kadar bahan yang
telah diizinkan yang pada akhirnya didapat mutu beton yang
diinginkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh
kuat tekan beton karakteristik ( ’bk) dengan perawatan
sebesar 236,75 kg/cm² . Kuat tekan beton rata-rata ( ’bm)
dengan perawatan yang diperoleh dari 3 benda uji sebesar
250,06 Kg/cm2 dengan nilai deviasi standar (S) sebesar 8,12
kg/cm2.
Tinggi slump yang diperoleh 10 cm, yaitu memenuhi
syarat tinggi slump yang direncanakan yaitu 7,5cm – 10cm.
5.2 Saran-saran
Dalam pelaksanaan praktikum ini penulis menyadari agak
kurang teliti. Untuk itu, masih banyak hal yang harus
diperbaiki dan ditingkatkan guna berhasilnya pelaksanaan
praktikum dimasa mendatang.
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan praktikum,
penulis menghimbau kepada mahasiswa yang akan melaksanakan
praktikum dimasa mendatang, diharapkan dapat memahami materi
kuliah sebelum melakukan praktikum. Ketelitian dan kehati-
hatian dalam melaksanakan praktikum harus ditingkatkan,
serta dituntut pula kekompakan antara sesama praktikan agar
hasil kerja maksimal.
Kepada karyawan dan staff laboratorium, hendaklah
bimbingannya lebih ditingkatkan, sehingga ketidaktelitian
dalam menimbang dan menguji dapat dikurangi.
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
SIEVE ANALISIS
Mod. Dft. : A 001-3 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate
SIEVE
SIZE
(mm)
RETAINED ON SIEVE AVERAGE
PERCENTAGE
RETAINED ON
A B C
WEIGHT
(gr)
PERCENT
(%)
WEIGHT
(gr)
PERCENT
(%)
WEIGHT
(gr)
PERCENT
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8
31,50
19,00
9,50
4,75
2,36
1,18
0,60
0,30
0,15
sisa
-
547,6
594,7
266,2
171,3
132,0
125,1
94,0
50,0
19,1
-
27,38
29,735
13,31
8,565
6,6
6,255
4,7
2,5
0,955
-
701,0
791,8
163,9
98,9
77,7
72,1
53,1
29,2
12,3
-
35,05
39,59
8,195
4,945
3,885
3,605
2,655
1,46
0,615
-
868,2
613,1
186,2
95,8
76,2
73,3
52,7
25,6
8,9
-
43,41
30,655
9,31
4,79
3,81
3,665
2,635
1,28
0,445
-
35,28
33,327
10,771
6,1
4,765
4,508
3,33
1,747
0,672
2.000,000 100,000 2.000,000 100,000 2.000,000 100,000 100,000
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
SIEVE ANALISIS
Mod. Dft. : A 001-2 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Sand
SIEVE
SIZE
(mm)
RETAINED ON SIEVE AVERAGE
PERCENTAGE
RETAINED ON
A B C
WEIGHT
(gr)
PERCENT
(%)
WEIGHT
(gr)
PERCEN
T (%)
WEIGHT
(gr)
PERCENT
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8
31,50
19,00
9,50
4,75
2,36
1,18
0,60
0,30
0,15
sisa
-
-
-
79,7
85.3
183.5
377,2
196,4
60,4
17,5
-
-
-
7,97
8,53
18,35
37,72
19,64
6,04
1,75
-
-
-
98,4
84,6
179,6
376,0
186,4
56,6
18,4
-
-
-
9,84
8,46
17,96
37,60
18,64
5,66
1,84
-
-
-
104,0
101,0
186,1
341,6
195,4
55,8
16,1
-
-
-
10,40
10,10
18,61
34,16
19,54
5,58
1,61
-
-
-
9,40
9,03
18,30
36,50
19,27
5,76
1,74
1.000,000 100,000 1.000,000 100,000 1.000,000 100,000 100,000
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
SIEVE ANALISIS
Mod. Dft. : A 001-1 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Fine Sand
SIEVE
SIZE
(mm)
RETAINED ON SIEVE AVERAGE
PERCENTAGE RETAINED ON
A B C
WEIGHT
(gr)
PERCENT
(%)
WEIGHT
(gr)
PERCENT
(%)
WEIGHT
(gr)
PERCENT
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8
31,50
19,00
9,50
4,75
2,36
1,18
0,60
0,30
0,15
sisa
-
-
-
-
-
8,8
26,4
181,2
240,5
43,1
-
-
-
-
-
1,76
5,28
36,24
48,10
8,62
-
-
-
-
-
10,0
18,2
172,6
247,7
51,5
-
-
-
-
-
2,00
3,64
34,52
49,59
10,30
-
-
-
-
-
10,0
23,2
211,7
216,8
38,3
-
-
-
-
-
2,00
4,64
42,34
43.36
7.66
-
-
-
-
-
1,92
4,52
37,70
47,00
8,86
TOTAL 500,000 100,000 500,000 100,000 500,000 100,000 100,000
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
BULK DENSITY
Mod. Dft. : A005 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate
No.
Urut No.SAMPLING
WEIGHT
VOLUME OF CONTAINER
(L)
BULK
DENSITY
(Kg/L) CONTAINER
(Kg)
CONTAINER
AGGREGATE
(Kg)
AGGREGATE
(Kg)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 A 8,450 11,300 2,850 1,552 1,836
2 B 8,450 11.400 2,950 1,552 1,900
3 C 8,450 11,500 3,050 1,552 1,965
AVERAGE 8,450 11,400 2,883 1,552 1,857
1,772
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
BULK DENSITY
Mod. Dft. : A005 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Sand
No.
Urut No.SAMPLING
WEIGHT
VOLUME OF
CONTAINER
(L)
BULK
DENSITY
(Kg/L) CONTAINER
(Kg)
CONTAINER
AGGREGATE
(Kg)
AGGREGATE
(Kg)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 A 8,450 10,8 2,350 1,552 1,514
2 B 8,450 10,9 2,450 1,552 1,578
3 C 8,450 11,0 2,550 1,552 1,643
AVERAGE 8,450 10,9 2,453 1,552 1,578
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
BULK DENSITY
Mod. Dft. : A005 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Fine Sand
No.
Urut No. SAMPLING
WEIGHT
VOLUME OF
CONTAINER
(L)
BULK
DENSITY
(Kg/L) CONTAINER
(Kg)
CONTAINER
AGGREGATE
(Kg)
AGGREGATE
(Kg)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 A 8,450 10,5 2,05 1,552 1,320
2 B 8,450 10,6 2,15 1,552 1,385
3 C 8,450 11,7 2,25 1,552 1,449
AVERAGE 8,450 10,600 2,150 1.552 1,385
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
SPECIFIC GRAVITY
Mod. Dft. : A007 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate
No.
Urut WEIGHT
NOTATION
SAMPLE
A
(gram)
B
(gram)
C
(gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Basket Wc 458 458 458
2 Basket Under Water Wcw 408 408 408
3 Basket + Aggregate, SSD Wcs 2424 2720 2120,0
4 Basket + Aggregate Under Wcsw 1440 1806,0 1404
5 Aggregate saturated surface Ws = Wcs-Wc 1966 2262 1662
6 Aggregate Under Water Ww =Wcsw-Wcw 1032 1398 996
7 Volume of Aggregate, SSD Wv = Ws-Ww 934 864 666
8
Specific Gravity, SSD SG,SSD = Ws/Wv 2,1 2,4 2,4
Average Specific Gravity, SSD 2,261
9 Basket Wc’ 458 458 458
10 Basket + Aggregate, OD Wcd 2286 2565 2000
11 Aggregate Oven Dry Wd = Wcd-Wc’ 1828 2107 1542
12 Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,0 2,4 2,32
Average Specific Garvity, OD 2,273
13 Water Absorption 100(Ws-Wd) / Wd 7,5 7,3 7,7
Average Absorption 7,5
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
SPECIFIC GRAVITY
Mod. Dft. : A 006-2 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Sand
No.
Urut WEIGHT NOTATION
SAMPLE
A
(gram)
B
(gram)
C
(gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Container Wc
1575 1440 940
2 Container + Aggregate SSD Wcs 2350 2041 1423
3 Aggregate saturated surface Ws = Wcs-Wc 775 601 483
4 Container + Aggregate + Wcsw’ 3527 3285 2136
5 Container + Water Wcw” 3054 2914 1836
6 Volume of Aggregate, SSD Wv = Ws-Wcsw’+ 302 230 183
Wcw”
7
Specific Gravity, SSD SG,SSD = Ws/Wv 2,56 2,610 2,61
Average Specific Gravity,
SSD
2.6
8 Container 2631 261 261
9 Container + Aggregate + Wcsw 988 838 722
Water
10 Aggregate Oven Dry Wd = W’csw-W’c 727 577 461
11
Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,407 2,508 2,51
Average Specific Gravity,
OD 2,47
12 Water Absorption 100(Ws-Wd) / Wd 6,602 4,159 4,772
Average Absorption 5,177
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
SPECIFIC GRAVITY
Mod. Dft. : A 006-1 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Fine Sand
No.
Urut WEIGHT NOTATION
SAMPLE
A
(gram)
B
(gram)
C
(gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Container Wc 1575 1440 940
2 Container + Aggregate SSD Wcs 2150 2285 1820
3 Aggregate saturated surface Ws = Wcs-Wc 575 845 880
4 Container + Aggregate + Wcsw’ 3415 3395 2275
5 Container + Water Wcw” 3054 2914 1836
6 Volume of Aggregate, SSD Wv = Ws-Wcsw’+ 214 364 441
Wcw”
7
Specific Gravity, SSD SG,SSD = Ws/Wv 2,68 2,32 2,01
Average Specific Gravity,
SSD
2,336
8 Container 261 261 261
9 Container + Aggregate Wcs 815 1056 1121
10 Aggregate Oven Dry Wd = W’cs-W’c 554 795 860
11
Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,58 2,18 2,00
Average Specific Gravity,
OD 2,253
12 Water Absorption 100(Ws-Wd) / Wd 3,79 6,28 2,32
Average Absorption 4,13
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
FINENESS MODULUS
Mod. Dft. : A009 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Aggregate
SIEVE SIZE
(mm)
INDIVIDUAL/
RETAINED ON
(%)
COMMULATIVE
PASSING OF
(%)
RETAINED OF
(%)
31,50 0 100 0
19,00 35,28 64,72 35,28
9,50 33,327 31,393 68,607
4,75 10,271 21,122 78,878
2,38 6,1 15,022 84,948
1,19 4,765 10,257 89,743
0,60 4,508 5,749 94,251
0,30 3,33 2,419 97,581
0,15 1,747 0,672 99,328
Sisa 0,672 0 (100)
TOTAL 100 251,354 648,646
F.M 6,486
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
FINENESS MODULUS
Mod. Dft. : A009 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Coarse Sand
SIEVE SIZE
(mm)
INDIVIDUAL/
RETAINED ON
(%)
COMMULATIVE
PASSING OF
(%)
RETAINED OF
(%)
31,50 0 100 0
19,00 0 100 0
9,50 0 100 0
4,75 18,487 81,513 18,487
2,38 12,940 68,573 31,247
1,18 15,263 53,310 46,690
0,60 28,8 24,510 75,49
0,30 15,220 9,290 90,71
0,15 6,863 2,427 97,573
Sisa 2,427 0 -
TOTAL 100 539,623 360,377
F.M 3,603
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
FINENESS MODULUS
Mod. Dft. : A009 Dft No. :
Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :
Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :
Jenis : Fine Sand
SIEVE SIZE
(mm)
INDIVIDUAL/
RETAINED ON
(%)
COMMULATIVE
PASSING OF
(%)
RETAINED OF
(%)
31,50 0 100 0
19,00 0 100 0
9,50 0 100 0
4,75 0 100 0
2,38 4,57 95,43 4,57
1,18 8,14 87,29 12,21
0,60 35,393 51,897 48,103
0,30 35,767 16,13 83,870
0,15 13,66 2,47 97,530
Sisa 2,47 0 (100)
TOTAL 100 653,217 246,783
F.M 2,467
Catatan : Tanda Tangan Pelaksana
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah M.A; 1995, Panduan Praktikum Merencanakan Komposisi
Campuran Beton Stuktural, Laboratorium Konstruksi Dan
Bahan Bangunan FT Unsyiah, Banda Aceh.
Ir. Moochtar R; 1982, PUBI – 1982, Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jendral Cipta Karya, Bandung.
Murdock L.J; Brook K.M; Ir.Hindarko S; 1999, Bahan Dan
Praktek Beton, Erlangga, Jakarta.