laporan ii

Upload: sistyatita

Post on 15-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

skenario 2 blok humaniora

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO II BLOK HUMANIORAGANJIL 2013-2014Oleh :Ketua: Wahyu Hidayat (NIM : 131610101002)Scriber Papan: Zhara Hafzah Audilla (NIM : 131610101003)Scriber Meja: Ria Dhini Musyarofah (NIM : 131610101004)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER

Anggota :Achmad Hendrawan Sumarna(NIM : 131610101001)Catur Putri Kinasih (NIM : 131610101005)Kharina Saraswati Ichwani(NIM : 131610101006)Alfin Tiara Shafira(NIM : 131610101007)Ni Putu Yogi Wiranggi (NIM : 131610101008)Yasa Nuuruha (NIM : 131610101009)Eni Ilmiatin Husniah (NIM : 131610101010) Tita Sistyaningrum (NIM : 131610101011)Dewi Muflikhah (NIM : 131610101012)

DAFTAR ISIHalaman Judul1Susunan Anggota2Daftar Isi .......................................................................................................3Bab I Pendahuluan51.1 Latar Belakang51.2 Rumusan Masalah61.3 Tujuan Pembelajaran6BAB II Tinjauan Pustaka 7 2.1 Definisi Diskusi72.1.1 Definisi Diskusi72.1.2 Jenis Diskusi72.2 Komunikasi9 2.2.1 Definisi Komunikasi 9 2.2.2 Proses Komunikasi10 2.2.3 Cara Berkomunikasi11 2.2.4.Etika dalam Berkomunikasi122.2.5.Komunikasi yang Efektif122.2.6 Masalah dalam Komunikasi132.2.7 Faktor Penyebab dan Dampak Masalah Komunikasi13BAB III PEMBAHASAN163.1 Skenario163.2 Mapping163.3 Masalah Komunikasi173.4 Faktor dan Dampak dari Masalah Komunikasi173.5 Cara Menyelesaikan Masalah Komunikasi17BAB IV PENUTUP........................................................................................18DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................19

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSaat ini telah kita ketahui bersama bahwa komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan menjadi komunikasi secara formal dan non-formal. Perbedaan tersebut disebabkan oleh cara penyampaian pesannya, dikatakan formal jika cara penyampaiannya menggunakan bahasa baku, dan non-formal jika cara penyampaiannya menggunakan bahasa sehari-hari. Komunikasi formal dapat kita temukan pada beberapa kegiatan, misalnya kegiatan diskusi. Sedangkan komunikasi non-formal dapat kita lihat pada kegiatan obrolan sehari-hari seorang teman dengan teman lainnya. Dalam makalah ini, penulis akan membahas komunikasi formal berupa diskusi.Kata diskusi berasal dari bahasa latin discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan. Dari segi istilah, diskusi berarti perundingan atau bertukar pikiran tentang suatu masalah untuk memahami, menemukan sebab terjadinya masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini dapat dilakukan oleh dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang. Pada hakikatnya, diskusi merupakan suatu cara untuk mengatasi masalah dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan kegiatan kerja sama yang mempunyai cara-cara dasar yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok .Dalam kegiatan diskusi, tentunya diperlukan komunikasi yang baik antar peserta diskusi agar tujuan dari diskusi tersebut dapat tercapai. Namun realita dalam kehidupan ini tidaklah selalu sama dengan apa yang diharapkan, sehingga dalam suatu diskusi dapat terjadi kendala atau masalah. Salah satu masalah yang biasa terjadi dalam kegiatan diskusi adalah cara penyampaian pesan yang kurang efektif. Penyampaian pesan ini dapat terjadi saat menyampaikan pendapat, menambahkan pendapat, maupun menyanggah pendapat orang lain. Contoh penyampaian pesan yang menimbulkan masalah adalah penyampaian pesan secara agresif dan tidak diikuti oleh rasa empati.Berdasarkan paparan-paparan di atas, penulis membuat suatu makalah yang berisi tentang masalah komunikasi dan penyelesaiannya dengan judul Masalah Komunikasi dan Cara Penyelesainnya.1.2 Rumusan masalah1. Masalah-masalah apa yang dapat terjadi saat berkomunikasi dalam kegiatan berdiskusi?2. Apakah faktor penyebab dan dampak dari masalah komunikasi dalam kegiatan diskusi?3. Bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah komunikasi saat berdiskusi?1.3 Tujuan 1. Mengetahui masalah-masalah yang dapat terjadi saat berkomunikasi dalam kegiatan diskusi2. Mengetahui faktor penyebab dan dampak dari masalah komunikasi dalam kegiatan diskusi3. Mengetahui cara menyelesaikan masalah-masalah komunikasi saat berdiskusi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Diskusi2.1.1 Definisi DiskusiKata diskusi berasal dari bahasa latin discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan. Dari segi istilah, diskusi berarti perundingan atau bertukar pikiran tentang suatu masalah untuk memahami, menemukan sebab terjadinya masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini dapat dilakukan oleh dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang.Pada hakikatnya, diskusi merupakan suatu cara untuk mengatasi masalah dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan kegiatan kerja sama yang mempunyai cara-cara dasar yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok .Diskusi kelompok berlangsung jika orang-orang yang berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul dengan sengaja untuk mendiskusikan suatu hal untuk menyelesaikan suatu masalah. Bagi suatu diskusi yang efektif, istilah kelompok merupakan suatu keseluruhan yang dinamis dengan sifat-sifat yang berbeda dari sifat-sifat anggota-anggota kelompok secara perseorangan.Gagasan-gagasan yang dihasilkan suatu kelompok tidak akan dapat dihasilkan oleh satu anggota kelompok secara pribadi. Dalam mencapai tujuan diskusi, pribadi-pribadi dalam suatu kelompok saling tergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat tunggal. Agar tidak kehilangan arah, salah seorang dari peserta diskusi harus bertindak sebagai ketua, pemimpin atau moderator. Karena adanya partisipasi anggota diskusi, maka kesimpulan yang dihasilkan merupakan hasil pemikiran bersama. 2.1.2 Jenis Diskusi Diskusi meja bundar Jika jumlah diskusi tidak terlalu banyak ( 5-15 orang), diskusi meja bundar dapat dilakukan. Seorang ketua ditunjuk untuk memimpin diskusi. Diskusi berkelompok (buzz groups) Jika peserta banyak dan yang didiskusikan bermacam-macam, diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok kelompok. Tiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua (kelompok).Demikian juga, diskusi antar kelompok dipimpin oleh seorang ketua. Diskusi panel Diskusi panel merupakan forum pertukaran pikiran yang dilakukan oleh sekelompok orang di hadapan sekelompk pendengar mengenai suatu masalah tertentu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Diskusi dipimpin oleh seorang moderator. Seminar Kata seminar berasal dari kata latin semin yang berarti benih. Jadi, seminar berarti tempat benih-benih kebijaksanaan. Seminar merupakan pertemuan ilmiah yang dengan sistematis mempelajari suatu topik khusus di bawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang tersebut. Konferensi Konferensi sebagai suatu bentuk diskusi kadang-kadang mengacu kepada diskusi untuk pengambilan tindakan. Konferensi berusaha membuat suatu keputusan yang akan diikuti dengan tindakan berdasarkan keputusan itu. Dalam Ensiklopedia Indonesia F-M, konferensi diartikan sebagai pembicaraan, permusyawaratan, rapat yang terutama dipakai untuk pertemuan antara wakil-wakil dari be rbagai negara untuk membicarakan kepentingan-kepentingan bersama. Lokakarya (Workshop) Lokakarya merupakan pertemuan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan peserta dengan menggunakan berbagai jenis metode pertemuan. Rapat kerja Rapat kerja adalah suatu pertemuan wakil-wakil eselon suatu badan/instansi untuk membahas suatu masalah sesuai dengan tugas, fungsi badan, instansi yang bersangkutan untuk mendapatkan keputusan mengenai masalah yang sedang dihadapi. Simposium Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yangberbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah . Simposium dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi.Pendengar bertanya dan para ahli menjawab. Kolokium Beberapa ahli diundang untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan pendengar mengenai topik yang ditentukan. Bedanya dengan simposium, dalam kolokium para ahli tidak mengajukan (makalah). Debat Debat berarti berbicara kepada lawan untuk membela pendirian/pendapatnya atau menyerang pendirian/pendapat lawannya. Debat dapat juga dilakukan antar kelompok. Debat dipimpin oleh seorang ketua. Fishbowl Panitia menyediakan kursi dalam bentuk setengah lingkaran.Ketua duduk pada kursi yang di tengah menghadap kepada pendengar.Kursi-kursi di sebelah ketua diduduki oleh para ahli dan yang di sebelah kanan kosong.Setelah ketua memberi penjelasan, mereka yang ingin bertanya maju dan duduk pada kursi kosong dan mengajukan pertanyaan yang akan dijawab oleh para ahli. Para penanya bergantian maju dan menduduki kursi yang kosong. Curah pendapat (brainstorming ) Dalam metode ini, suatu persoalan diajukan dan peserta diminta mengemukakan saran secara cepat dan spontan.Semua dicatat di papan tulis atau pada kertas.Pada dasarnya, semua masukan diterima.Kemudian, seluruh kelompok mengevaluasi masukan-masukan tersebut. Bull session Diskusi ini bersifat informal.Pada umumnya, diskusi tipe ini tidak dipimpin dan mungkin efektif untuk digunakan pada waktu senggang.2.2 Komunikasi2.2.1 Definisi KomunikasiKata atau istilah komunikasi (dari bahasa inggris communication), secara epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makana berbagi atau menjadi milik bersama yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini adalah manusia. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dijelaskan secara efektif oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyannya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with What Effect? Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu: Komunikator (siapa yang mengatakan?) Pesan (mengatakan apa?) Media (melalui saluran apa?) Komunikan (kepada siapa?) Efek (efek apa?) Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana prosese komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.2.2.2 Proses Komunikasi Banyak definisi mengenai komunikasi, mengapa perlu melakukan komunikasi, bagaimana proses komunikasi dan berbagai model untuk menjelaskan mengenai proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dibagi dalam 7(tujuh) komponen utama, yaitu : Pengirim pesan(komunikator) Penerima Pesan(komunikan) Pesan( sesuatu yang dikomunikasikan) Saluran komunikasi Proses penerjemahan pesan (Decoding dan encoding) Feedback (respon) Lingkungan komunikasi(Context). Setiap komponen tersebut memiliki peran dalam terciptanya proses komunikasi yang efektif.2.2.3 Cara BerkomunikasiBerikut ini adalah hal-hal yang terkait dengan cara berkomunikasi. 1) Mendengarkan Ketika berkomunikasi lewat media suara, kita harus mendengarkan apa yang dikomunikasikan. Semua orangdapat mendengar tetapi belum tentu semua orang pandai mendengar. Hal terpenting dalam komunikasi adalah: apa yang didengar dan bukan apa yang dikatakan. 2) PernyataanKomunikasi hakikatnya adalah menyatakan atau membuat pernyataan tentang suatu gagasan secara jelas. Yang dinyatakan adalah apa yang dapat dilihat, diamati, dirasakan dan bukan merupakan suatu penilaian. Yang terpenting adalah pesan harus jelas, singkat dan mudah dipahami. 3) Keterbukaan Agar komunikasi lancar, kita harus memberikan keterbukaan yang wajar dan normal. Sangat sulit melakukan komunikasi dengan orang yang menutup diri karena cenderung tidak dapat menerima masukan dari pihak lain yang bertentangan dengan dirinya. Setiap orang boleh mempunyai sistem nilai, keyakinan, sikap maupun pandangan tetapi bila melakukan komunikasi harus bisa menerima pandangan orang lain. 4) Kepekaan Dalam berkomunikasi kita harus memiliki kepekaan dan tidak asal mengungkapkan apa yang ada di dalam hati, tanpa melihat kondisi orang lain. Kepekaan adalah kemahiran membaca bahasa tubuh yang tidak diucapkan dengan kata-kata sehingga situasi yang dihadapi dapat disesuaikan. 5) Umpan balik Komunikasi baru terjadi apabila ada timbal balik yaitu respon terhadap pesan yang dikirim. Respon yang terjadi akan menunjang keberhasilan komunikasi, dapat menghapus salah tafsir, serta ketidakjelasan informasi. Akan tetapi dalam hal ini juga dimungkinkan terdapat ketertutupan seseorang, keang-kuhan atau lainnya.2.2.4 Etika dalam Komunikasi Etika berkomunikasi adalah suatu pengetahuan rasional yang menjadi pengontrol dan dasar berkomunikasi dan bertujuan untuk mengajak manusia agar dapat berkomunikasi dengan baik.Etika berkomunikasi, tidak hanya berkaitan dengan tutur kata yang baik, tetapi juga harus berangkat dari niat tulus yang diekspresikan dari ketenangan, kesabaran dan empati kita dalam berkomunikasi. Bentuk komunikasi yang demikian akan menghasilkan komunikasi dua arah yang bercirikan penghargaan, perhatian dan dukungan secara timbal balik dari pihak-pihak yang berkomunikasi.Untuk mencapai etika komunikasi, perlu diperhatikan sifat-sifat berikut: Penghormatan terhadap seseorang sebagai person tanpa memandang umur, status atau hubungannya dengan si pembicara Penghormatan terhadap ide, perasaan, maksud dan integritas orang lain Sikap suka memperbolehkan, keobjektifan, dan keterbukaan pikiran yang mendorong kebebasan berekspresi Penghormatan terhadap bukti dan pertimbangan yang rasional terhadap berbagai alternatif Terlebih dahulu mendengarkan dengan cermat dan hati-hati sebelum menyatakan persetujuan atau ketidaksetujuan. Etika komunikasi juga dapat ditinjau dari perspektif religius. Kitab suci seperti Al-Quran, Injil, dan Taurat dapat dipakai sebagai standar etika berkomunikasi. Dalam kitab suci, dijelaskan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam berkomunikasi.2.2.5 Komunikasi yang EfektifKomunikasi yang efektif adalah komunikasi yang lebih banyak menekankan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien sehingga pesan yang diterima ditafsirkan sama antara pengirim dan penerima.Agar terjadi komunikasi yang efektif ada 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan :a. Keselarasan elemen yang dikomunikasikanb. Meminimalisasi hambatan komunikasi2.2.6 Masalah dalam KomunikasiDalam berkomunikasi tidak jarang terjadi kesalahan atau masalah. Masalah yang timbul saat komunikasi antara lain, adanya interupsi atau memotong pembicaraan, adanya salah paham antar komunikan, adanya perbedaan pendapat, dan tidak menghargai pendapat orang lain saat diskusi.2.2.7 Faktor Penyebab dan Dampak Masalah Komunikasi1. Faktor Penyebaba. Ada hambatan atau kendala pada kemampuan mendengar. Orang yang mengalami gangguan pendengaran (sementara atau permanent) akan mengalami kesulitan untuk dapat mendengar, atau mengartikan makna yang didengar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuannya untuk mendengarkan. Ganggungan pendengaran ini dapat berupa gangguan fisik ataupun gangguan mental. Orang yang hilang ingatan atau yang mengalami keterbelakangan mental dapat juga dikategorikan sebagai orang yang mengalami gangguan dalam proses mendengarkan. b. Informasi yang terlalu banyak (information overload) Jika kita perhatikan, baik disadari atau tidak, kita akan mendengar begitu banyak suara, yang tidak memungkinkan kita untuk mendengarkan seluruh suara yang masuk kedalam telinga kita. Jika kita berhitung berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk mendengarkan orang berbicara, dan berapa banyak informasi yang dapat masuk kedalam otak, secara teoritis hampir tidak mungkin untuk menyimpan seluruh informasi tersebut. c. Adanya kepentingan pribadi Adanya kepentingan atau keinginan pribadi kadang kala akan mengganggu cara kita menerima informasi atau pesan yang disampaikan. Adanya kepentingan pribadi ini mungkin akan mengakibtkan kita tidak menerima pesan yang dikirimkan atau kalaupun kita menerima pesan yang dikirimkan, ada kemungkinan pesan yang kita terima salah, atau tidak sesuai dengan maksud dari si pengirim pesan. d. Kemampuan berpikir manusia Secara teoritis, kemampuan otak manusia untuk dapat mendengarkan dan mengerti suatu pembicaraan adalah 600 kata per menit (Drullman & Smoorenburg, 1997; Versfeld & Dreschler,2002), akan tetapi kecepatan orang untuk berbicara pada umumnya lebih rendah berkisar pada angka 100 140 kata per menit. Ada selisih kapasitas antara kemampuan otak untuk mendengar dengan kata yang didengar, adanya waktu yang tidak terpakai ini dimanfaatkan oleh otak untuk memikirkan hal-hal lain yang pada akhirnya akan mengaburkan konsentrasi untuk mendengarkan atau mengabaikan topik pembicaraan kepada pikiran sendiri (berkhayal atau melamun) pada akhirnya tidak memberikan perhatian pada topik pembicaraan. e. Adanya gangguan dari pihak luar (noise) Selain gangguan fisik dan mental yang menyebabkan berkurangnya kemampuan mendengarkan, ada banyak hal lain yang menyebabkan kita mengalami kesulitan dalam proses mendengarkan diantaranya adanya suara lain selain pesan yang disampaikan, kebisingan lalu lintas, suara musik yang keras, termasuk juga adanya gangguan psikologis yang dapat menyebabkan penerima pesan sulit atau salah menerima pesan dari pemberi pesan. f. Setiap pendengar tidak menerima pesan yang sama Pada saat dua orang atau lebih mendengarkan pada suatu pembicaraan, kita berpikir bahwa mereka akan menerima pesan yang sama. Pada kenyataannya tidak demikian, banyak hal yang akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima pesan seperti perbedaan dalam sudut pandang atau persepsi sesorang, pengalaman, pengalaman yang berbeda, perbedaan budaya dan latar belakang, maupun adanya gangguan yang mungkin terjadi antara satu pendengar dengan pendengar yang lain. Faktor psikologis yang berbeda antara pendengar yang satu dengan pendengar yang lain, status sosial, latar belakang budaya, kepentingan pribadi yang berbeda, dapat membiaskan informasi atau data yang didengar menjadi pesan atau informasi yang berbeda-beda. Proses penerjemahan pesan atau proses pemberian makna sebagaimana dijelaskan sebelumnya juga menjadikan pesan yang sama dapat diterima dan diinterpretasikan secara berbeda oleh masing-masing pendengar.2. Dampak Masalah Komunikasia. Terjadinya suasana yang tidak kondusifb. Tidak tercapainya tujuan diskusic. Pesan sulit tersampaikan

BAB IIIPEMBAHASAN SkenarioManusia dan EtikaSetiap kali diskusi kelompok, Retno sering mendebat pendapat teman-temannya. Samapai suatu ketika Nana, salah seorang teman, dikritiknya begitu tajam. Retno mengatakan bahwa pendapat Nana tak memiliki dasar sama sekali dan hanya ungkapan bodoh. Nana sangat tersinggung, namun memendam perasaannya itu. Hanya saja ia kemudian tak lagi mau membalas sapa Retno,yang sepertinya tidak tahu jika Nana mendendam. Puncaknya ketika Retno ingin meminjam pulpen pada Nana, Nana merengut marah sambil membanting pulpen itu pada Retno dan berlari keluar ruangan. Retno terkejut melihat bahasa non-verbal Nana itu dan bertanya pada teman-teman yang lain apa yang terjadi pada Nana. Teman- teman tersebut mengatakan bahwa Nana tersinggung oleh gaya komunikasi Retno yang agresif dan tidak empati ketika diskusi kelompok. Retno menjadi sadar akan sikap dan perilakunya sendiri. Sebenarnya ia tak bermaksud menghina Nana dan justru ingin mendorong Nana menunjukkan argumen yang lebih kuat, namun karena ia tak menunjukkan komunikasi yang efektif dan etika berkomunikasi maka Nana pun salah memahami maksudnya. Mapping

Komunikasi yang tidak efektif

AgresifTidak Empati

Kritik yang tajam

Miss communication

Etika berkomunikasi Masalah Komunikasi Pembahasan untuk menjawab rumusan masalah pertama adalah sebagai berikut :Masalah berkomunikasi dalam diskusi : Adanya interupsi atau memotong pembicaraan Adanya salah paham Adanya perbedaan pendapat Tidak menghargai pendapat orang lain

Faktor dan Dampak dari Masalah KomunikasiPembahasan untuk menjawab rumusan masalah kedua adalah sebagai berikut :1. Faktora. Ada hambatan atau kendala pada kemampuan mendengar. b. Informasi yang terlalu banyak (information overload)c. Adanya kepentingan pribadi d. Kemampuan berpikir manusia e. Adanya gangguan dari pihak luar (noise) f. Setiap pendengar tidak menerima pesan yang sama 2. Dampakd. Terjadinya suasana yang tidak kondusife. Tidak tercapainya tujuan diskusif. Pesan sulit tersampaikan Cara Menyelesaikan Masalah Komunikasi1. Etika Komunikasi2. Komunikai Efektif

BAB IVPENUTUPDengan menilik permasalahan yang terjadi pada Nana dan Retno seharusnya diselesaikan dengan cara saling memaafkan dan menerapkan ettika berkomunikasi yang baik demi tercapainya komunikasi yang efektif.

DARTAR PUSTAKA

Madya, Revoldi H Siringoringo Widyaiswara. Komunikasi Efektif. Pusdiklatwas BPKP.W, Andy Corry. Etika Berkomunikasi Dalam Penyampaian Aspirasi Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara. Tahun I/01/2009 ISSN : 2085 1979

3