laporan kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. analisis dilakukan...
TRANSCRIPT
![Page 1: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/1.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar
Telp(0361)943147
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015
i
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN GIANYAR
Fa
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
Laporan Kajian
POTRET DAN POTENSI PEREMPUAN
PADA KOMUNITAS USAHA BANTEN
DI KABUPATEN GIANYAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2015
POTRET DAN POTENSI PEREMPUAN
PADA KOMUNITAS USAHA BANTEN
DI KABUPATEN GIANYAR
KERJASAMA
Dengan
![Page 2: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/2.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar
Telp(0361)943147
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015
ii
![Page 3: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/3.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 i
i
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa atas Rahmatnya, Laporan Kajian Potret dan
Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar dapat
selesai tepat pada waktunya. Tujuan kajian ini untuk (1 Menginventarisir
jumlah keterlibatan perempuan di pasar kerja (khususnya pada usaha
banten); (2) Mengkaji tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada
usaha banten di Kabupaten Gianyar; (3) Mengkaji kondisi kesejahteraan
perempuan yang terlibat pada usaha banten di Kabupaten Gianyar; (4)
Mengkaji peran modal sosial dalam hubungan dengan pemberdayaan
perempuan dengan kesejahtraan; (5) Mengkaji potensi usaha banten
dimasa yang akan datang di Kabupaten Gianyar (6) Mengkaji Strategi
pemberdayaan perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar.
Pelaksanaan studi sejak perencanaan, pengumpulan dan
pengolahan data, analisis, dan sampai pada pelaporan tidak akan dapat
terlaksana dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada,
diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah
Kabupaten Gianyar sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan mengenai Pengembangan Usaha Banten di Kabupaten
Gianyar.
Denpasar, Desember 2015
Tim Peneliti
![Page 4: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/4.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 ii
ii
Isi Hal
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar isi............................................................................................................ ii
Daftar Tabel................................................................................................ iv
Daftar Gambar.................................................................................................. vs
Bab 1 Pendahuluan.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 3
1.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran...................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup Kajian................................................................... 4
1.5 Sistematika Pembahasan................................................................ 5
Bab 2 Kajian Pustaka.............................................................................. 7
2.1 Pemberdayaan Perempuan........................................................ 7
2.2 Konseptualisasi dan Bentuk Modal Sosial................................ 10
2,3 Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Perempuan..... 13
Bab 3 Metode Kajian......................................................................... 16
3.1 Tahapan Pelaksanaan Kajian.................................................... 16
3.2 Teknik Analisis................................................................................... 17
Bab 4 Hasil Analisis.................................................................................. 19
4.1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar................................................................................................
19
![Page 5: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/5.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 iii
iii
4.2 Karateristik Usaha Banten Kabupaten Gianyar..................... 27
4.3 Partisipasi Perempuan pada Usaha Banten............................ 34
4.4 Tingkat Kesejahteraan Responden........................................... 36
4.5 Kondisi Ekonomi Keluarga........................................................ 40
4.6 Peran modal social dalam Hubungan antara Pemberdayaan Perempuan dengan Kesejahtraan...........
43
4.7 Potensi Usaha Banten kedepan....................................................
4.8 Strategi Pengembangan Usaha Banten dalam Upaya Peningkatan Kesempatan Kerja ................................................
51
54
Bab 5 Penutup................................................................................................ 58
5.1 Simpulan................................................................................................... 58
5.2 Rekomendasi.......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 64
![Page 6: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/6.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 iv
iv
Tabel Hal
4.1 Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
24
4.2 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur 5
Tahunan
29
4.3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
33
4.4 Frekuensi Jam Kerja Responden 34
4.5 Distribusi Penghasilan Responden 38
4.6 Persepsi Responden tentang Kecukupan Penghasilan
Keluarga
42
4.7 Matrik Strategi Usaha Banten di Kabupaten Gianyar 46
![Page 7: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/7.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 v
v
Gambar Hal
4.1 Angkatan Kerja Per Jenis Kelamin (Periode Ta hun 2011-
2014)
19
4.2 Perbandingan Keterlibatan Pekerja Laki-laki dan Perempuan
pada sektor Formal dan Informal Selama Periode Tahun
2011-2014
20
4.3 Keterlibatan Perempuan pada Sektor Berdasarkan Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha
22
4.4 Keterlibatan Perempuan pada Sektor Berdasarkan Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha
23
4.5 Perbandingan Pekerja Keluarga Laki-laki dan Perempuan
Periode Tahun 2011-2014
37
4.6 Perbandingan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada Sektor
Buruh/ Karyawan dan Pegawai Periode Tahun 2011 –
2014.
26
4.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja per Jenis Kelamin 27
4.8 Umur Responden (Umur Produktif, dan 56+) 30
4.9 Pendidikan Responden pada Tiga Kelompok Pendidkan
(SMA,SMP, dan SD)
33
4.10 Distribusi Jam Kerja Responden 35
4.11 Distribusi Penghasilan Responden 39
4.12 Kecukupan Penghasilan Keluarga 42
4.13 Jawaban Responden terhadap Hubungan Kerja (Network) 45
![Page 8: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/8.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 vi
vi
4.14 Jawaban Responden terhadap Dimensi Kepercayaan (Trust) 46
4.15 Jawaban Responden terhadap Dimensi Norms 47
![Page 9: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/9.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 1
1
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Gianyar adalah salah satu kabupaten dari 9 (sembilan)
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, yang memiliki Luas wilayah 368 Km²
atau 36.800 ha tersebar di tujuh (7) Kecamatan, 64 Desa dan 6 (enam)
Kelurahan, dengan 505 banjar Dinas/Dusun dan Lingkungan sebanyak 43
buah. Secara persentase luas wilayah Kabupaten Gianyar adalah 6,53
persen dari luas wilayah Provinsi Bali.
Berdasarkan
Gianyar dalam Angka
2014 Jumlah penduduk
Kabupaten Gianyar
tahun 2013 adalah
486.000 jiwa dimana
laki-laki 245.400 jiwa
dan prempuan 240.600
jiwa. Mata pencaharian
penduduk kabupaten
Gianyar sebagian besar
bekerja pada lapangan
usaha: Perdagangan,
Hotel , dan Restorant
sebanyak 31,12%;
Industri Pengolahan
sebanyak 20,38 %; Jasa
Kemasyarakatan sebanyak 15,80; Pertanian 14,95 %, % dan lainnya
sebanyak 17,75 %. Dan bila dilihat berdasarkan jenis kelamin sebanyak
149.570 (56,17%) adalah laki-laki dan sebanyak 116.718 (43,83%) adalah
pekerja perempuan. Dengan jumlah penduduk perempuan 49,50 % dari
Sumber: Gianyar Dalam Angka 2014
4
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%29,15%
20,09%18,11%
14,91%
6,15% 5,46% 4,32%1,24% 0,59%
Kontribusi PDRB Tahun 2013
![Page 10: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/10.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 2
2
total penduduk Gianyar, dapat dikatakan secara persentase masih belum
proporsional penduduk perempuan yang bekerja.
Berdasarkan mata pencaharian penduduk Kabupaten Gianyar,
maka kontribusi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga
yang berlaku menurut Lapangan Usaha tahun 2013 menunjukkan
kontribusi berturut-turut : Perdagangan, hotel dan restoran sebesar
29,15%, Bangunan 20,09 persen, Industri Pengolahan 18,11 persen, jasa-
jasa 14,91 persen, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,15 persen,
Listrik Gas dan Air 5,46 persen, Pengangkutan dan komunikasi 4,32
persen, pertambangan 1,24 persen, dan Pertanian 0,59%. (Gianyar Dalam
Angka, 2014). Perdagangan, hotel dan restorant
agama Hindu. Perempuan seolah memiliki porsi tersendri dalam sajian
keseluruhan masyarakat Bali, perempuan memegang peranan yang sangat
penting. Dalam ritual keagamaan, perempuanlah yang bertugas membuat
banten atau persembahan upacara. Namun dalam perkembangannya
sejalan dengan program-program pemerintah terkait kesetaraan gender,
kesadaran masyarakat bahwa perempuan juga mampu bersaing dipasar
kerja, menunjukkan semakin meningkat kontribusi perempuan di pasar
kerja, Bagi perempuan Bali yang bekerja mencari nafkah sudah tentu
mereka akan dihadapkan pada suatu pilihan bahwa keterlibatannya di
pasar kerja akan menuntut yang bersangkutan memilih terhadap konflik
peran yang dialaminya.
Sebagai perempuan pada umumnya dan perempuan Bali khususnya
bahwa kodrat sebagai ibu rumahtangga dan sebagai anggota masyarakat
yang sarat dengan aktifitas ritual keagamaan tentu akan memunculkan
pilihan sebagai konsekuensi keterlibatannya dipasar kerja. Usaha banten
adalah salah satu solusi dalam mengatasi konflik peran akan dirinya ketika
berhadapan dengan keharusan melangsungkan kegitan ritual keagamaan.
Keterbatasan waktu karena bekerja mencari nafkah, banten yang
diperlukan akan teratasi dengan membeli.
Disisi lain keterlibatan perempuan dalan usaha banten adalah
aktualisasi dari modal sosial (trust, norma dan nertwork), dipercaya bahwa
sesuai norma-norma yang ada dan mampu bekerjasama dalam sebuah
![Page 11: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/11.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 3
3
komunitas, mampu menciptakan sesuatu yang bernilai guna bagi yang
membutuhkan. Disamping itu usaha banten juga mampu memberikan
multiflier effect bagi usaha-usaha penunjang banten seperti dagang canang,
tumpeng, jejahitan dan lain-lain sarana kelengkapan bebantenan. Begitu
banyak perempuan yang terlibat dalan kaitan usaha banten.
Kabupaten Gianyar sebagai salah satu Kabupaten yang ada di
Provinsi Bali, akhir-akhir ini cukup banyak berkembang usaha banten yang
terkoordinir dengan baik. Pada setiap komunitas usaha banten, mayoritas
komunitas tersebut adalah perempuan. Dan secara umum dapat dikatakan
rata-rata perempuan yang terlibat tidak berpendidikan tinggi, namun
memiliki ketrampilan dalam kaitan bebantenan. Kajian ini dilakukan untuk
dapat memberikan gambaran tentang keterlibatan perempuan pada
komunitas usaha banten yang ada indikasi belum terpotret secara benar.
Bahwa sesungguhnya perempuan sudah banyak diberdayakan,
berpartisipasi dalam angkatan kerja dan secara langsung mambantu
meningkatkan ekonomi keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan , maka ada
beberapa permasalahan yang akan dianalisis dalam kajian Potret
dan Potensi Komunitas Perempuan Usaha Banten di Kabupaten
Gianyar yaitu:
1) Bagaimana tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada
usaha banten di Kabupaten Gianyar?
2) Bagaimana kondisi kesejahtraan perempuan yang terlibat pada
uasaha banten di Kbupaten Gianyar?
3) Bagaimana peran modal sosial dalam hubungan antara
partisipasi perempuan pada usaha banten untuk meningkatkan
kesejahtraan keluarga?
4) Bagaimana potensi usaha banten dimasa yang akan datang?
1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran
![Page 12: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/12.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 4
4
1.3.1 Maksud
Kajian perempuan di Kabupaten Gianyar dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran tentang keterlibatan perempuan di pasar kerja
(khususnya pada usaha banten yang ada di kabupaten Gianyar). Disamping
menunjukkan partisipasinya di pasar kerja, juga mampu meningkatkan
kesejahtraan keluarga, bekerja adalah yadnya, dan perbuatan Dharma.
1.3.2 Tujuan
Usaha banten merupakan salah satu sektor yang berperan untuk
meningkatkan kesejahtraan masyarakat khususnya di Bali. Oleh karena itu
kajian ini bertujuan untuk:
1) Menginventarisir jumlah keterlibatan perempuan di pasar kerja
(khususnya pada usaha banten.)
2) Mengkaji tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada
usaha
banten di Kabupaten Gianyar.
3) Mengkaji kondisi kesejahtraan perempuan yang terlibat pada usaha
banten di Kabupaten Gianyar.
4) Mengkaji peran modal sosial dalam hubungan dengan
pemberdayaan perempuan dengan kesejahtraan
5) Mengkaji potensi usaha banten dimasa yang akan datang di
Kabupaten Gianyar.
6) Mengkaji Strategi pemberdayaan perempuan pada usaha banten di
Kabupaten Gianyar.
1.3.3 Sasaran Kajian
Sasaran dilaksanakan kajian ini adalah dengan teridentifikasinya
keberadaan pekerja perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar,
dapat menunjukkan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) perempuan
secara keseluruhan terhadap angkatan kerja di Kabupaten Gianyar,
sehingga diketahui potensi yang ada, dan model pemberdayaannya dimasa
yang akan datang.
![Page 13: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/13.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 5
5
1.4. Ruang Lingkup Kajian
Ruang Lingkup kajian potret perempuan pada usaha banten di
Kabupaten Gianyar meliputi sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi karateristik pekerja perempuan pada usaha
banten di Kabupaten Gianyar seperti: umur, pendidikan, jam kerja,
penghasilan, pekerjaan suami, pendidikan suami, penghasilan
suami, jumlah tanggungan keluarga. Kegiatan ini dilakukan melalui
survei dengan kuisioner terstruktur dan wawancara mendalam.
2) Menganalisis tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dalam
komunitas usaha banten di Kabupaten Gianyar.
3) Menganalisis modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai
dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan
kearifan lokal
4) Menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
dari keberadaan usaha banten, untuk strategi pengembangan
potensi kedepan. Kegiatan ini dilakukan melalui survei pada
kelompok komunitas usaha banten dan pihak-pihak yang
berkompoten (Bendesa Adat, Kelian Adat, dan Dinas Kerkait di
Kabupaten Gianyar)
1.5 Sistimatika Kajian
Laporan hasil kajian ini secara menyeluruh diorganisasikan dengan
sistematika sebagai beirkut:
Bab 1. Pendahuluan, meliputi:
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Maksud , Tujuan , dan Sasaran
- Ruang Lingkup Kajian
Bab 2. Kajian Pustaka
- Pemberdayaan Perempuan
![Page 14: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/14.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 6
6
- Konseptualisasi dan Bentuk Modal Sosial
- Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Perempuan
Bab 3. Metode Kajian
- Tahapan kajian
- Teknik analisis
Bab 4. Hasil Analisis
- Gambaran umum kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar
- Karateristik usaha banten Kabupaten Gianyar
- Partisipasi perempuan pada usaha banten
- Tingkat kesejahtraan responden
- Kondisi ekonomi keluarga
- Peran modal social dalam hubungan antara pemberdayaan
perempuan dengan kesejahtraan
- Potensi Usaha Banten Kedepan
- Strategi Pengembanga Usaha Banten dalam Upaya Peningkatan
Kesempatan Kerja
Bab 5. Penutup
- Simpulan
- Rekomendasi
![Page 15: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/15.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 7
7
2.1. Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan masyarakat secara umum dapat dipahami sebagai
proses untuk memperkuat keberdayaan masyarakat lapisan bawah
untuk dapat hidup lebih baik. Pemberdayaan ini dimaksudkan untuk
perubahan kondisi masyarakat dari “tidak berdaya” menjadi “lebih
berdaya”. Ketidakberdayaan masyarakat ini dapat diakibatkan oleh
beberapa hal seperti struktur sosial, hubungan atau interaksi diantara
manusia, situasi yang terjadi dimasyarakat, situasi kerja, situasi ekonomi,
pendidikan maupun kondisi politik yang terjadi di masyarakat.
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat.
Mulyanto juga menambahkan bahwa pemeberdayaan adalah
bukan hanya meliputi penguatan individu, tetapi juga pranata-pranatanya,
menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat,
keterbukaan, kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari
pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat adalah paradigma baru dalam
pembangunan yang menekankan pada konsep bottom-up dengan
mengedepankan pelibatan dan partisipasi masyarakat. Paradigma ini tidak
hanya meliputi pemberdayaan individu semata tetapi juga institusi dari
individu-individu itu harus diberdayakan. Pemberdayaan sedang
digunakan dalam berbagai disiplin dan muncul di berbagai tingkatan
sehingga bersifat multidimensional. Hal ini didefinisikan sebagai
"kemampuan individu untuk mendapatkan kontrol sosial, politik,
ekonomi dan psikologis melalui akses ke informasi, pengetahuan dan
![Page 16: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/16.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 8
8
keterampilan, pengambilan keputusan, individu self-efficacy, partisipasi
masyarakat dan kontrol"(Harris dan Veinot ,2004)
Sejak tahun 1990 perempuan telah diidentifikasi sebagai pelaku
utama pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan kesetaraan
perempuan serta pemberdayaan ini dipandang sebagai pusat pendekatan
yang lebih holistik menuju pembentukan pola baru dan proses
pembangunan yang berkelanjutan (Handy dan Kassam, 2004). Bank Dunia
telah merekomendasikan bahwa pemberdayaan perempuan harus
menjadi kunci dari semua aspek program pembangunan (Bank Dunia,
2001).
Pemberdayaan perempuan mempunyai arti bagi perempuan itu
sendiri guna memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melakukan
sejumlah tugas baik secara individu maupun kelompok, sehingga
selanjutnya mereka mempunyai akses dan kontrol sumber daya
masyarakat. Pemberdayaan diakui sebagai strategi penting untuk
memperkuat kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat,
pemerintah dan lembaga non pemerintah (Aref, 2010). Dengan kata lain
pemberdayaan adalah proses yang taat yang berlangsung dengan maksud
tertentu sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki kontrol lebih
besar atas sumber daya masyarakat (Rezaei, 2007).
Menurut Lennie (2002) bahwa ada empat tipe pemberdayaan
perempuan, yaitu 1) Pemberdayaan Komunitas, 2) Pemberdayaan
Organisasi, 3) Pemberdayaan Politik, dan 4) Pemberdayaan Psikologi.
Pembedayaan Komunitas: akses ke pengetahuan baru dan kesadaran,
mengembangkan keterampilan baru, kemampuan, keyakinan, dan
kompetensi, mendapatkan persahabatan dan dukungan dari
perempuan lain, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dengan
perempuan lain. Pemberdayaan Organisasi:pengetahuan baru dan
kesadaran tentang keuntungan baru dari teknologi untuk pembangunan
pedesaan melalui pengembangan pariwisata pedesaan atau pembangunan
koperasi pedesaan. Pemberdayaan politik: mempengaruhi kebijakan
pemerinah lainnya dan keputusan yang berpengaruh pada komunitas
pedesaan, mengubah kota berbasis kepercayaan masyarakat, jaringan
![Page 17: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/17.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 9
9
dengan orang-orang di pemerintahan dan industri, dan perempuan lain
untuk membahas isu-isu yang mempengaruhi perempuan pedesaan dan
masyarakat pedesaan. Pemberdayaan Psikologi: peningkatan kepercayaan
dan harga diri, motivasi yang lebih besar, inspirasi, semangat dan
minat untuk mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan baru, untuk
terus mendorong untuk pelayanan yang lebih baik pada masyarakat
pedesaan, merasa memiliki ini terkait dengan partisipasi dalam kelompok
online khususnya.
Allahdadi (2011) menyarankan bahwa strategi pemberdayaan
perempuan harus dirancang dan diimplementasikan dengan cara yang
memenuhi beragam kebutuhan perempuan, dan proses partisipasi
masyarakat menjadi penting untuk memfasilitasi perberdayaan sosial,
ekonomi, teknologi, politik, dan psikologis dalam hal pembangunan.
Hastuti dan Respati (2011) melakukan studi di wilayah Lereng
Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta melaporkan bahwa wilayah ini
masih melekat sistem nilai budaya Jawa. Sistem nilai menempatkan
perempuan cenderung pada kegiatan domestik dan non produktif,
perempuan lebih berperan di rumah tangga katimbang laki-laki.
Keterjangkauan kurang menguntungkan karena ketersediaan
infrastruktur transportasi terbatas. Pemanfaatan sumberdaya perdesaan
strategis banyak dikuasai laki-laki katimbang perempuan. Perempuan
miskin kurang mendapat prioritas peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, pendidikan dan pendapatan relatif rendah, kurang memiliki
kesempatan akses dan kontrol terhadap sumberdaya. Diperlukan model
pemberdayaan perempuan dengan memperhatikan keterlibatan
perempuan agar secara aktif mampu berpartisipasi dalam pemanfaatan
sumberdaya perdesaan. Penguatan perempuan miskin merupakan inti
pemberdayaan perempuan dan akan optimal apabila perempuan diberi
kesempatan setara dengan laki-laki dalam pemanfaatan sumberdaya.
Pembangunan millennium, menempatkan pemberdayaan
perempuan menjadi salah satu dari 8 tujuan pembangunan millennium
yang dicanangkan mulai tahun 2000. Ada 8 tujuan pembangunan
milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang telah disepakati
![Page 18: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/18.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 10
10
oleh Negara-negara di dunia, dan Negara Indonesia telah ikut
meratifikasi kesepakatan tersebut.
Deklarasi Millennium Development Goals (MDGs) telah disepakati
oleh 189 negara yang menjadi anggota PBB yang diselengarakan dalam
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium pada tahun 2000 tepatnya
Bulan September. Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah
kerangka kerja pembangunan sosial dengan harapan dapat
meningkatkan kualitas manusia. Millennium Development Goals (MDGs)
atau tujuan pembangunan millennium tersebut difokuskan pada delapan
aspek pembangunan yaitu (1) memerangi kemiskinan dan kelaparan; (2)
memberikan pendidikan dasar untuk semua; (3) mendukung kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan kematian anak;
(5) meningkatkan kesehatan ibu; (6) memerangi penyebaran HIV/AIDS
dan penyakit menular lainnya; (7) menjaga kelestarian lingkungan; dan
(8) mengembangkan kerja sama global.
Perempuan Bali yang bekerja dengan etos kerja tinggi akan
diikuti oleh kontribusi pendapatan istri terhadap pendapatan keluarga
juga meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan status sosialnya.
Perubahan ini sebagai akibat dari meningkatnya kualitas SDM perempuan
Bali dalam pembangunan yang mengambil peran sejajar dengan tenaga
kerja laki-laki sesuai dengan Instruksi Presiden No.9/2000 tentang
Penerapan Strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan
nasional. Instruksi presiden itu mewajibkan semua
kementerian/lembaga, provinsi, dan kabupaten/kota untuk
melaksanakan strategi PUG dalam proses perencanaan pembangunan.
Program pemerintah ini sangat mendukung pemberdayaan perempuan
Bali dalam meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai pelaku
pembangunan yang berdampak pada peningkatan kesejahtraan.
Keberhasilan program pemerintah ini dapat dilihat pada terbukanya
akses untuk perempuan Bali dalam mengenyam pendidikan dan
bekerja pada semua lini pembangunan.
![Page 19: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/19.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 11
11
2.2. Konseptualisasi dan Bentuk Modal Sosial
Modal sosial dapat didefinisikan sebagai serangkaian nilai dan
norma informal yang dimilki bersama diantara para anggota suatu
kelompok (komunitas) masyarakat yang memungkinkan terjadinya
kerjasama diantara mereka ( Fukuyama, 1995). Pendapat lain Modal
sosial adalah sebagai karakteristik dari hubungan antar individu dalam
suatu organisasi sosial maupun dengan individu diluar organisasi yang
dapat berwujud kepercayaan sosial, norma dan jaringan sosial yang
memungkinkan setiap individu yang ada di dalamnya untuk
melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan
Cox Eva (1995) memberi definisi bahwa modal social itu adalah suatu
rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan,
norma-norma dan kepercayaan social yang memungkinkan efisien dan
efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan
bersama.
Hasbullah (2006), mengatakan bahwa modal social adalah
sumberdaya yang dapat dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan
sumberdaya yang lain. Seperti diketahui bahwa sesuatu dapat disebut
sebagai sumberdaya (resources), adalah apabila sesuatu itu dapat
dipergunakan untuk dikonsumsi, disimpan dan diinvestasikan.
Sumberdaya yang penggunaannya untuk diinvestasikan disebut modal.
Sebagai sumberdaya, modal social lebih menekankan pada potensi
kelompok dan pola-pola hubungan individu dalam suatu kelompok dan
antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial, norma,
nilai, dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok
dan menjadi norma kelompok. Selanjutnya dikatakannya bahwa modal
social juga sangat dekat dengan terminology social lainnya seperti yang
dikenal sebagai kebajikan social (social virtues)
Tiga unsur utama dalam modal sosial adalah trust (kepercayaan),
norma, dan interaksi social (jaringan social). Trust (kepercayaan) dapat
mendorong seseorang untuk bekerjasama dengan orang lain untuk
memunculkan aktivitas ataupun tindakan bersama yang produktif. Trust
merupakan produk dari norma- norma sosial kooperation yang sangat
![Page 20: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/20.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 12
12
penting yang kemudian menunculkan modal sosial. Fukuyama (1995),
menyebutkan trust sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan,
kejujuran, perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas
yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama anggota
komunitas-komunitas itu. Trust bermanfaat bagi pencipta ekonomi
tunggal karena bisa diandalkan untuk mengurangi biaya (cost), hal ini
melihat dimana dengan adanya trust tercipta kesediaan seseorang untuk
menempatkan kepentingan kelompok diatas kepentingan individu.
Adanya high-trust akan terlahir solidaritas kuat yang mampu membuat
masing-masing individu bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut
memperkuat rasa kebersamaan.
Kemunculan dan perkembangan konsep modal sosial (social
capital) mengalami perdebatan yang mengarah kepada perdebatan
ideologis. Perhatian masyarakat dunia terhadap keberadaan modal
sosial mulai meningkat sejak 2 (dua) dekade terakhir. Orang yang
pertama kali dianggap mempelajari modal sosial adalah Pierre
Bourdie pada tahun 1986, Bourdie (Bourdie dalam Erani 2006)
mendefinisikan modal sosial sebagai “sumber daya aktual dan
potensial yang dimiliki oleh seseorang berasal dari jaringan sosial yang
terlembagakan serta berlangsung terus menerus dalam bentuk pengakuan
dan perkenalan timbal balik (atau dengan kata lain: keanggotaan dalam
kelompok sosial) yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk
dukungan kolektif”.
Modal sosial yang terbentuk di masyarakat dapat memiliki bentuk
yang beraneka ragam, baik itu berupa organisasi maupun nilai-nilai yang
berkembang dimasyarakat. Wujud nyata dari modal sosial yang terjadi
di masyarakat tidak dapat dilepaskan dari sistem budaya yang di
masyarakat itu sendiri. Bentuk- bentuk modal sosial yang berkembang di
masyarakat sebagai : hubungan social, adat dan nilai budaya lokal,
toleransi, kesediaan untuk mendengar, kejujuran, kearifan lokal dan
pengetahuan lokal, jaringan social dan kepemimpinan social, kepercayaan,
kebersamaan dan kesetiaan, tanggung jawab sosial, partisipasi
masyarakat, dan kemandirian.
![Page 21: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/21.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 13
13
Berdasarkan pada konsep-konsep yang diutarakan oleh para pakar
modal social, dapat ditarik suatu pemahamn bahwa dimensi dari modal
social itu adalah memberikan penekanan pada kebersamaan baik itu
komunitas atau masyarakat untuk mencapai tujuan dalam rangka
memperbaiki kualitas hidupnya dan senantiasa melakukan perubahan dan
penyesuaian secara berkesinambungan. Dan dalam proses perubahan dan
upaya mencapai tujuan tersebut, masyarakat senantiasa terikat pada
nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomi sebagai aturan bersikap,
bertindak dan bertingkah laku dalam menjalani hubungan dengan pihak
lain baik dalam komunitas maupun diluar komunitas. Seperti
disampaikan Suharto (2009), bahwa pada hakekatnya norma-norma itu
terdiri dari pemahaman- pemahaman, harapan-harapan dan tujuan-tujuan
yang diyakini dapat dijalankan bersama oleh sekelompok orang.
Konfigurasi nilai yang tercipta dalam suatu masyarakat
mencerminkan terdapat modal social kuat dalam sustu komonitas.
Biasanya jika suatu komunitas memberi bobot yang tinggi pada nilai-
nilai; kompetisi, pencapaian, keterusterangan dan kejujuran maka
komunitas tersebut cendrung jauh lebih cepat berkembang dan maju
dibandingkan komunitas yang menghindari keterusterangan, kompetisi
dan pencapaian (Hasbullah,2006).
2.3 Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Perempuan
Potensi ekonomi tidak hanya dinikmati oleh pengusaha saja yang
dapat dilihat dari kenaikan aset dan jumlah omset yang diterima,
tetapi juga dapat ditularkan dan dirasakan oleh semua orang termasuk
perempuan.
Peluang usaha bagi perempuan secara umum dan perempuan Bali
khususnya sangat banyak tergantung bisa memanfaatkan peluang yang
ada dan memiliki skill dibidangnya, serta kemauan untuk
berkembang. Apalagi perempuan Bali dengan etos kerja yang tinggi,
adanya budaya malu bila tidak bekerja, dan sesuai ajaran agama hindu
bahwa bekerja adalah perbuatan Dharma. Dimensi modal social trust
(kepercayaan), sangat diyakini oleh perempuan bali sesuai norma-norma
![Page 22: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/22.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 14
14
yang ada, dan nertwork yang baik akan mampu menciptakan suasana
kerja yang kondusif. Implementasi dari modal social tersebut pada
komunitas perempuan Bali dalam usaha banten adalah sangat
memberikan warna pada bekerja adalah perbuatan Dharma.
Berkembangnya usaha banten di Kabupaten Gianyar yang
notabene mayoritas adalah keterlibatan perempuan, bukan hanya
dinikmati oleh orang- orang yang terlibat dalam usaha banten, tapi juga
oleh masyarakat sekitar ikut dapat menikmatinya karena masih terbuka
peluang usaha baru untuk menopang usaha banten yang telah ada yaitu
penyedia perlengkapan sarana banten sehingga peran net work dalam
menjaga hubungan baik sangat memegang peran. Demikian juga
kepercayaan akan modal kejujuran cukup dibutuhkan pada era
modern seperti ini. Kepercayaan pun berwujud segala rupa dan
merambah dalam segala proses transaksi pasar. Sehingga modal
kepercayaan sangat diperlukan untuk bisa menjaga kelangsungan
hubungan kerjasama, sehingga tujuan kesejahtraan dalam jangka panjang
bisa terjaga.
Seperti yang disampaikan oleh Siregar (2011) bahwa
modal sosial ini merupakan salah satu bagian dari modal manusia di
samping modal-modal lainnya seperti kompetensi, motivasi, sikap kerja,
dan budaya/etos kerja. Terkait dengan adanya interaksi yang terjalin
antara pelaku usaha yang ada, antara pelaku usaha dengan penyedia
bahan baku dan juga antara pelaku dengan pembeli. Eksistensi
kepercayaan dalam transaksi ini menurut Siregar (2011) menjadi faktor
kunci sebagai modal sosial, yang menyebabkan biaya transaksi dan biaya
kontrol menjadi rendah.
Masyarakat (termasuk perempuan) akan lebih berdaya
apabila mampu melakukan kerjasama dengan sesamanya dan mampu
menggali informasi yang ia butuhkan dengan mudah. Untuk itu diperlukan
pemberdayaan harus difokuskan pada penguatan hubungan dalam
komunitas yang bekerjasama dan strategi yang sesuai dengan
karakteristik komunitas tersebut. Melalui hubungan kekerabatan,
hubungan pertemanan dan hubungan bisnis atau antar rekan kerja juga
![Page 23: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/23.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 15
15
mampu menjadi media penyaluran informasi tentang usaha. Dengan
mengantongi informasi yang cukup dan memiliki intuisi, naluri
manusia mendorong untuk memanfaaatkan apa yang ia punya untuk
memperoleh keuntungan. Sehingga Baker (2000) menyimpulkan bahwa
modal sosial sebagai sumber daya yang diraih oleh pelakunya melalui
struktur sosial yang spesifik, kemudian digunakan untuk memburu
kepentingannya, dimana modal sosial tersebut diciptakan lewat
perubahan-perubahan dalam hubungan antar pelakunya. Disamping
itu, Burt (1997) juga memandang modal sosial sebagai teman, kolega dan
lebih umum kontak lewat siapa pun yang membuka peluang bagi
pemanfaatan modal ekonomi dan manusia (Burt: 1997, dalam erani 2010).
Demikian juga Fukuyuma (1995), menyampaikan bahwa
modal sosial (social capital) sebagai norma informal yang dapat
mendorong kerjasama antar anggota masyarakat termasuk komunitas
perempuan. Fredu Nega at al.(2009), juga menemukan bahwa modal
social adalah penting dalam pemberdayaan masyarakat, dimana
kekuatan rumahtangga sebagai masyarakat dalam mengambil keputusan
akan merubah arah hidup mereka.
![Page 24: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/24.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 16
3.1 Tahapan Pelaksanaan Kajian
Kajian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Survai Pendahuluan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan observasi lapangan
dan juga survai pendahuluan untuk mengetahui kondisi,
perkembangan, potensi dan permasalahan komunitas perempuan,
usaha banten selama ini.
2) Pengumpulan data.
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data primer dan
sekunder.
Data primer yang dikumpulkan/diperoleh secara langsung
meliputi:
- Karateristik pekerja perempuan pada usaha banten
Kabupaten Gianyar
- Partisipasi pekerja pada usaha banten Kabupaten Gianyar
- Peran modal social (nertwork, kepercayaan, serta norma-
norma yang ada) dalam aktivitas komunitas perempuan
dalam usaha banten
- Pandangan steakholders tentang keberadaan usaha banten
Kabupaten Gianyar
Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber (seperti Badan
pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Perindustrian
dan perdagangan, dan Biro Pusat Statistik) meliputi : Data
perkembangan keterlibatan perempuan pada sektor informal
sebagai gambaran partisipasi perempuan.
![Page 25: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/25.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 17
3) Tabulasi dan Pengolahan data.
Tahap ini bertujuan untuk mempersatukan semua data yang ada
ke dalam satu konsep data base yang dibutuhkan oleh peneliti agar
mempermudah dalam pelaksanaan analisis hasil survai.
4) Analisis data.
Tahap ini adalah sebagai proses lebih lanjut dari data yang telah
diolah sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan tepat.
5) Penyusunan Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan analisis data dibuat simpulan dan rekomendasi
berkaitan dengan pemberdayaan perempuan pada usaha banten
Kabupaten Gianyar di masa mendatang.
6) Presentasi.
Pada tahap dipresentasikan hasil kajian dalam sebuah seminar
untuk memperoleh masukan-masukan guna kesempurnaan
laporan kajian.
7) Pelaporan
Pada tahap disusun laporan atas kajian secara menyeluruh.
3.2 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam kajian ini adalah
analisis diskriptif untuk menjabarkan karateristik responden, analisis
statistik untuk melihat peran modal sosial yang mengandung muatan lokal
dalam memperkuat pemberdayaan perempuan pada usaha banten yang
dapat meningkatkan kesejahtraan keluarga. Dengan model moderasi,
dimana modal sosial sebagai variabel moderasi (M), partisipasi sebagai
variabel independen (X) serta kesejahtraan (Y) sebagai variabel dependen.
X Y
M
Gambar 3.1: Model Moderasi
![Page 26: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/26.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 18
Disamping itu digunakan juga analisis SWOT, merupakan analisis terhadap
variabel lingkungan usaha banten yang dapat menciptakan :
1) Strenght atau kekuatan
2) Weakness atau kelemahan
3) Opportunity atau peluang
4) Threat atau ancaman
Selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan usaha banten baik dari lingkungan internal maupun
eksternal.
![Page 27: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/27.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 19
4.1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam pembangunan
ekonomi suatu negara. Akan tetapi tenaga kerja juga dapat menjadi faktor
penghambat apabila tenaga kerja yang ada mendatangkan berbagai macam
masalah. Ketenegakerjaan secara umum masih kurang optimal dalam
mendorong pembangunan ekonominya.
Kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar secara umum
mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitas (Gianyar dalam
angka, 2014). Bila dilihat perbandingan angkatan kerja per jenis kelamin
(peiode 2011-2014) di Kabupaten gianyar nampak sebagai berikut:
Gambar 4.1: Angkatan Kerja Per Jenis Kelamin (Periode Tahun
2011- 2014)
![Page 28: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/28.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 20
Bila dikaitkan denga jumlah penduduk per jenis kelamin selama
periode 2011 – 2014, bahwa hamper 50% yaitu sekitar 49,5 % penduduk
adalah perempuan, dan 50,5 % penduduk adalah laki-laki. Sedangkan
angkatan kerja berkisar antar 56% laki-laki dengan 44% perempuan. Ini
berarti bahwa belum proporsional antar jumlah penduduk dengan
angkatan kerja per jenis kelamin di Kabupaten Gianyar, sehingga
pemberdayaan perempuan dalam berbagai sector masih terdapat peluang
untuk ditingkatkan.
Bila dilihat keterlibatan perempuan di pasar kerja (sector formal
dan informal), yaitu perbandingan antara laki-laki dan perempuan selama
periode tahun 2011- 2014 sebagai berikut:
Gambar 4.2: Perbandingan Keterlibatan Pekerja Laki-laki dan
Perempuan pada Sektor Formal dan Informal Selama
Periode Tahun 2011- 2014
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan disektor
infomal dibandingkan dengan di sektor formal secara persentase selalu
lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Secra persentase berturut-turut
disektor informal keterlibatan perempuan 48,63% tahun 2011; 49,58%
![Page 29: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/29.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 21
tahun 2012; 47,21% tahun 2013; dan 46,26% tahun 2014. Sementara di
sektor formal adalah berturut-turut 36,51% tahun 2011; 39,44% tahun
2012; 41,02 tahun 2013; dan 42,43% pada tahun 2014. Hal ini
menunjukkan bahwa perempuan dalam kenyataannya memang memiliki
akses lebih tinggi untuk masuk ke sektor informal. Disamping karena
alasan pendidikan yang terkadang kesempatan untuk memperoleh
pendidikan bagi perempuan adalah memang lebih rendah dibandingkan
laki-laki, namun juga disebabkan oleh sektor informal lebih memiliki
keleluasaan waktu dibandingkan sektor formal, sehingga bagi perempuan
yang tidak bisa terlepas dari kegiatan rumahtangga dan ritual keagamaan
dapat lebih leluasa memilih pekerjaan di sektof informal yang tidak terikat
oleh aturan waktu maupun hari.
Usaha banten yang ada di Kabupaten Gianyar sesungguhnya per
konsep termasuk katagori sektor formal, karena tenaga kerja yang
dipekerjakan adalah bekerja setiap hari, disamping terdapat juga tenaga
kerja yang bekerja sesuai kebutuhan misalnya bila musim-musim rame
pekerja tersebut siap dipanggil. Namun demikian keberadaan usaha banten
sungguh sangat dirasakan manfaatnya oleh pekerja karena mereka merasa
mampu berbuat untuk membantu kesejahtraan rumahtangga. Disamping
penciptaan lapangan kerja bagi mereka yang terlibat pada usaha banten,
kesempatan kerja bagi pemasok perlengkapan usaha banten bahkan lebih
besar dibandingkan yang terlibat langsung di komunitas tersebut. Bahkan
effek multiflier yang ditimbulkan oleh usaha banten mampu menyerap
tenaga kerja yang tidak hanya tenaga kerja perempuan namun juga tenaga
kerja laki-laki.
Bila dilihat berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha (9 sektor),
terlihat bahwa hanya pada 7 sektor ada keterlibatan perempuan, yang
mana pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas,
dan air minum tidak terdapat keterlibatan perempuan, ditunjukkan pada
Gambar 4.3.
![Page 30: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/30.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 22
Gambar 4.3:Keterlibatan Perempuan pada Sektor Berdasarkan Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha
Bila dilhat berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha,
terlihat pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi,
jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini
terjadi selama kurun waktu tahun 2011- 2014, ditunjukkan pada Gambar
4.4.
![Page 31: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/31.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 23
Gambar: 4.4: Perbandingan Keterlibatan Laki-laki dan Perempuan
pada Sektor Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa
Akomodasi (Periode Tahun 2011 – 2014)
Gambar 4.4 menujukkan bahwa pada sektor Perdagangan,
rumah makan, dan jasa akomodasi dari tahun ke tahun keterlibatan
perempuan adalah selalu lebih banyak dibandingkan laki-laki. Disamping
sektor perdagangan, diantara 7 sektor yang lain yang terdapat juga
keterlibatan perempuan, terdapat pada sekror jasa kemasyarakatan dan
sektor industri bahwa keterlibatan perempuan secara persentase juga
cukup tinggi walaupun masih lebih rendah dibandingkan laki-laki.(BPS
Kabupaten Gianyar, 2015). Bila dilihat secara keseluruhan berdasarkan
klasifikasi baku lapangan usaha dapat disajikan pada tabel berikut:
![Page 32: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/32.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 24
Tabel 4.1: Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (Tahun1990)
Keterangan
2014 2013 2012 2011
Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Laki-laki Perem-puan
Laki-laki Perem-puan
Laki-laki Perem-puan
Laki-laki Perem-puan
1. Pertanian, Perkebunan,
Kehutanan, Perburuan dan Perikanan
22870 15228 21803 18829 20163 19161 22946 20231
2 Pertambangan dan Penggalian
0 0 739 0 0 0 0 0
3 Industri 30552 28314 30992 21631 29743 22440 25669 20582
4 Listrik, Gas dan Air Minum
0 0 978 0 680 0 582 0
5 Konstruksi 15548 3937 23587 3856 18875 2268 18582 4184
6.Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi
35512 40834 33589 47486 39295 50282 39375 43198
7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
11745 0 8928 1725 10546 1295 9252 3390
8 Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan
4267 3460 3218 3674 4663 5524 5463 3805
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
27829 25691 23665 17709 24969 16843 24734 16011
148323 117464 147499 114910 148934 117813 146603 111401
Sumber: BPS Gianyar, 2015
Pada kenyataannya perempuan sebagai sumberdaya manusia
yang memiliki peluang tinggi untuk berpartisipasi pada kegiatan sektor
informal seperti sebagai pekerja keluarga, yang dalam kurun waktu tahun
2011 – 2014 dapat ditunjukkan pada Gambar 4.5.
![Page 33: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/33.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 25
Gambar 4.5: Perbandingan Pekerja Keluarga Laki-laki dan Perempuan
Periode Tahun 2011-2014
Menurunnya perempuan sebagai pekerja keluarga adalah
indikasi meningkatnya keterlibatan perempuan pada sektor yang lain, dari
tahun 2011 sebesar 22.672 perempuan sebagai pekerja keluarga turun
menjadi 18.003 pada tahun 2014. Sebagai salah satu contoh peningkatan
keterlibatan perempuan di sektor yang lain meningkat lebih signifikant
dibandingkan peningkatan keterlibatan laki-laki adalah pada sektor
buruh/karyawan/pegawai. Data ini belum termasuk partisipasi
perempuan pada usaha banten. Hal ini dapat disampaikan berdasarkan
hasil wawancara dengan pihat terkait baik dari BPS Gianyar maupun pihak
pengelola usaha banten bahwa memang benar pendataan usaha banten
belum pernah ada.
Peningkatan keterlibatan perempuan pada sektor
buruh/karyawan/pegawai pada kurun waktu tahun 2011- tahun 2014
dapat dilihat pada Gambar 4.6.
![Page 34: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/34.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 26
Gambar 4.6: Perbandingan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada
Sektor Buruh/ Karyawan dan Pegawai Periode
Tahun 2011 – 2014.
Gambar 4.6 mencerminkan bahwa terjadi peningkatan
keterlibatan perempuan disektor buruh/karyawan dan pegawai selama
periode tahun 2011 – 2014 yaitu dari 40.157 pada tahun 2011 menjadi
58.293 pada tahun 2014. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada
partisipasi perempuan di pasar kerja yaitu mencapat 45,16 persen selama
4 tahun, yang dapat dikatakan secara rata-rata meningkat 11,29 persen
setiap tahunnya. Walupun kondisinya keterlibatan perempuan selalu lebih
rendah dibandingkan keterlibatan laki-laki.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang merupakan ukuran
partisipasi angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan, dapat dilihat
pada Gambar 4.7, yang mana TPAK laki-laki secara umum terjadi
penuruanan walaupun kecil, demikian juga terjadi peningkatan TPAK
perempuan di Kabupaten Gianyar. Hal ini mengindikasikan bahwa
perempuan sudah menunjukkan eksistensinya, walaupun secara
![Page 35: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/35.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 27
persentase masih di dominasi laki-laki, karena wajar laki-laki adalah
memang sudah semestinya sebagai penangung jawab keluarga. Namun
patut dihargai bahwa kesetaraan gender yaitu perempuan adalah ikut
sebagai yang berperan dan menikmati kue pembangunan.
Gambar 4.7: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja per Jenis Kelamin
4.2 Karateristik Usaha Banten Kabupaten Gianyar
Karakteristik penduduk suatu daerah dapat menentukan atau
menjadi ciri usaha yang berkembang di daerah tersebut. Responden pada
penelitian ini seluruhnya adalah pekerja perempuan yang berstatus
pegawai tetap di usaha banten Kabupaten Gianyar, yang terdapat di 6
(enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Gianyar terdapat 2 usaha banten,
Kecamatan Blahbatuh 3 (tiga) usaha banten, serta 4 (empat) Kecamatan
yaitu Kecamatan Ubud, Tampaksiring, Tegagalalang dan Kecamatan
Sukawati masing-masing terdapat 1 (satu) komunitas usaha banten.
Sampai saat ini Kecamatan Payangan belum terdapat usaha banten yang
memang memperkerjakan pekerja setiap hari dalam keadaan ada atau
![Page 36: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/36.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 28
tidak ada orang yang memesan banten. Hal ini adalah menjadi batasan
dalam kajian ini karena didasari atas pemikiran mencari potret pekerja
perempuan yang bekerja pada usaha banten namun yang bekerja setiap
hari sehingga bisa tercatat sebagai pekerja formal ekonomi kreatif usaha
banten. Informasi ini berdasarkan dari key infoman pemuka adat, serta
serati (tukang yang tahu tentang bebantenan) serta pihak yang dianggap
berkompeten memberikan informasi tentang keberadaan usaha banten.
Usaha banten yang bersifat tidak tetap artinya hanya mempekerjakan
pekerja bila ada pesanan saja keberadaannya adalah sangat banyak di
Kabupaten Gianyar dan bahkan lebih banyak dibandingkan dengan yang
dikaji dalam tulisan ini yaitu hanya usaha banten yang memang
mempekerjakan pekerja setiap hari.
Berdasarkan 9 (sembilan) usaha banten yang ada masing-masing
mempunyai aturan yang berbeda dalam mengelola usaha banten, sangat
tergantung pada kebijakan masing-masing pengolola, baik masalah upah,
jam kerja, uang lembur, makan, kebijakan ijin (libur). Sebagai contoh
tentang jam kerja, ada yang mulai jam kerja adalah jam 9 dengan asumsi
biar sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumahtangga, ada juga yang
mulai jam 8, demikian juga tentang upah yang berkisar dari Rp. 30.000 –
Rp. 75.000 per hari yang ditentukan oleh pengelola masing - masing atas
pertimbangan- pertimbangan tertentu. Dan secara lebih terperinci akan
dibahas per karateristik.
Dipilihnya perempuan sebagai responden dalam penelitian ini selain
berkaitan dengan tujuan pembangunan Milenium yang tujuan ketiganya
menyangkut Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender, juga
berkaitan dengan kenyataan bahwa penduduk perempuan juga dapat
berpartisipasi di pasar kerja layaknya laki-laki dan juga bekerja pada usaha
banten disamping sebagai yadnya yaitu berbuat baik, juga adalah kegiatan
banten mayoritas keterlibatan perempuan. Secara rinci distribusi
responden menurut karakteristik disampaikan sebagai berikut.
![Page 37: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/37.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 29
1). Umur Responden
Umur merupakan salah satu variabel dari banyak variabel
yang disebut sebagai variabel demografi, dan termasuk satu dari
karakteristik responden. Umur responden berkaitan erat dengan
produktivitas yang mampu dicapai, secara umum hubungan
produktivitas yang dalam hal ini dapat diwakili oleh penghasilan
responden dipengaruhi oleh umur. Distribusi responden menurut
umur disampaikan dalam Tabel 4.2
Tabel 4.2: Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur 5 Tahunan
No Kelompok Umur jumlah %
1 20-24 2 1,6
2 25-29 2 1,6
3 30-34 10 7,7
4 35-39 8 6,2
5 40-44 24 18,6
6 45-49 30 23,,2
7 50-54 25 19,4
8 55-59 14 10,9
6 60-64 7 5,4
7 65-69 1 0,8
8 70+ 6 4,6
9 Total 129 100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa secara umum umur
responden terdistribusi secara normal. Persentase responden semakin
meningkat dengan naiknya umur responden dan mencapai puncaknya
pada umur 45-49 tahun. Setelah kelompok umur itu persentase
![Page 38: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/38.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 30
responden nampak mengalami penurunan. Dari data tersebut juga
terlihat bahwa lebih dari 86,8 persen responden berada dalam umur
produktif (sampai umur 56 tahun), yang berarti masih terdapat
responden sebesar 13,2 persen yang berada pada umur diatas umur
produktif yaitu umur 56+, bahkan diantaranya terdapat 4,6 persen (6
orang) responden yang berada pada umur 70+.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang
berumur 83 tahun, apa alasan yang bersangkutan masih bekerja yang
mana semestinya sudah beristirahat, jawapan responden disamping
untuk dapat represing (mesliyahan), juga untuk dapat membantu
ekonomi rumahtangga yang menurut pengakuan responden uang yang
diperoleh untuk membayar uang sekolah cucu-cucu nya, ada juga
responden lain yang berumur 75 tahun, mengatakan bahwa
penghasilan yang diperoleh adalah untuk membantu keperluan
bebantenan baik untuk sehari-hari maupun menbantu bila ada
upacara agama. Betapa tidak peran perempuan sungguh luar biasa
disaat mereka sudah berumur pun yang mana secara umur produktif
adalah sudah bukan umurnya lagi namun dalam kenyataannya masih
mampu secara ekonomis dan social bisa dikatakan masih bisa
menyumbang untuk kesejahtraan keluarga.
Bila digambarkan umur responden berdasarkan umur
produktif dan umur 56+ tampak sebagai berikut:
Gambar 4.8: Umur Responden (Umur Produktif, dan 56+)
![Page 39: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/39.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 31
Bila umur dikelompokkan menjadi umur produktif (sampai
umur 56 tahun) dan umur diatas umur produktif yaitu 56+ nampak
pada Gambar 4.8 yaitu sebanyak 86 persen responden adalah ada
pada umur produktif, dan terdapat 14 persen responden yang masi
bekerja pada umur diatas umur produktif.
2). Kabupaten Asal Responden
Di antara responden yang ada, hanya sebagian kecil yang
berasal dari kabupaten/kota yang lainnya diluar kabupaten/kota
tempat tinggal responden. Sebagian besar responden berasal dari
kabupaten/kota dimana mereka tinggal. Dari keseluruhan responden
hanya sekitar 20 persen responden yang tinggal di luar
kabupaten/kota asal mereka. Jika digunakan daerah kabupaten atau
kota sebagai konsep batas wilayah migrasi, maka dapat dikatakan
responden pada penelitian hanya sekitar 20 persen yang berstatus
migran, sedangkan sisanya sekitar 80 persen termasauk non migran.
Data juga menunjukkan bahwa responden yang tergolong migran
dengan masa tinggal di tempat tinggal sekarang (saat penelitian
dilakukan) paling pendek 2 tahun dan paling lama sekitar 43 tahun.
3). Status Perkawinan dan jumlah Anak
Dari segi status perkawinan, sebagian besar responden yaitu
sekitar 80 persen berada dalam status kawin dan sisanya sekitar 20
persen dalam status janda/cerai, dan gadis. Di antara seluruh
responden terdapat sekitar 10 persen yang belum mempunyai anak,
yang ditandai oleh data jumlah anak yang dimiliki adalah 0. Jumlah
anak paling banyak yang dimiliki responden adalah sebanyak 4 orang,
dan diantara responden, responden paling banyak yang memiliki anak
2 orang yaitu sekitar 50 persen. Hal ini berarti slogan pemerintah
melalui BKKBN bahwa dua anak lebih baik sepertinya dapat diterima
oleh masyarakat sehingga persentase responden yang hanya memiliki
anak 2 orang paling tinggi di antara jumlah anak responden dalam
![Page 40: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/40.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 32
katagori yang lain. Selain itu terdapat responden yang memiliki anak 4
orang atau lebih yaitu hampir mencapai 10 persen. Ada beberapa
alasan umumnya mengapa sebuah keluarga sampai memiliki anak
sampai 4 orang jaman sekarang ini. Alasan yang dapat dikatakan
utama adalah karena keluarga belum memiliki anak dengan jenis
kelamin yang diinginkan, biasanya keluarga lebih menginginkan
adanya anak laki-laki sebagai penerus kewajiban keluarga dalam
keluarga besar. Hal ini dikarenakan keluarga di Bali menganut sistem
kekerabatan patrilineal dimana garis keturunan keluarga didasarkan
atas garis keturunan ayah, sehingga anak laki-laki dalam keluarga
umumnya akan selalu diharapkan dalam sebuah keluarga.
4). Pendidikan Responden
Pendidikan merupakan salah satu variabel yang dipandang
demikian penting dalam meningkatkan kualitas penduduk. Salah satu
indikator yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), adalah
pendidikan selain 2 indikator lainnya yaitu derajat kesehatan dan
ekonomi yang dilihat dari penghasilan. Pendidikan responden dapat
dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 menunjukkan responden dengan pendidikan SMA
sebanyak 40 persen. Berdasarkan distribusi tersebut sekitar 79 persen
yang berpendidikan SLTP ke atas,. Dari data ini dapat dikatakan
pendidikan responden cenderung sedang, yaitu hanya sekitar 21
persen yang berpendidikan SD ke bawah. Dengan kondisi pendidikan
seperti ini keterlibatan mereka pada usaha banten termasuk wajar
karena pada pekerjaan-pekerjaan tertentu mempengaruhi
penghasilan mereka, seperti misalnya mereka yang menjadi
kordinator adalah yang berpendidikan SMA disamping juga
memahami pekerjaan.
![Page 41: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/41.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 33
Tabel 4.3: Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Tidak pernah sekolah 1 0,8
2 Tidak tamat SD 2 1,6
3 SD 24 18,6
4 SLTP 50 39
5 SLTA 52 40
6 PT 0 0
7 Total 129 100,0
Sumber: Data Primer, 2015
Bila digambarkan komposisi pendidikan responden tampak pada
Gambar 4.9.
Gambar 4.9. Pendidikan Responden pada Tiga Kelompok Pendidkan
(SMA,SMP, dan SD)
![Page 42: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/42.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 34
Secara persentase pendidikan responden paling tinggi adalah
berpendidikan SMA, dan kemudian SMP, yang dapat diartikan bahwa
usaha banten memang menjanjikan bagi mereka untuk memperoleh
manfaat baik ekonomi maupun sosial. Bahkan ada responden yang
sampai berhenti bekerja swasta karena merasa lebih terjamin dan
memiliki keberlangsungan bekerja pada usaha banten karena dianggap
yadnya adalah suatu rutinitas yang dilakukan oleh umat Hindu
sehingga dianggap memberikan kepantian akan pekerjaan.
4.3 Partisipasi Perempuan pada Usaha Banten
Memberdayakan perempuan dapat diukur dari partisipasinya
dalam suatu aktifitas. Partisipasi perempuan pada usaha banten di
Kabupaten Gianyar dapat dilihat dari jam kerja, dimana rata-rata jam kerja
responden berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuisioner serta
wawancara mendalam baik dengan pengelola maupun dengan respoden
diperoleh hasil keterlibatan perempuan pada usaha banten adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4: Frekuensi Jam Kerja Respondem
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
6.00 17 13.2 13.2 13.2
7.00 46 35.7 35.7 48.8
8.00 41 31.8 31.8 80.6
9.00 17 13.2 13.2 93.8
10.00 6 4.7 4.7 98.4
11.00 2 1.6 1.6 100.0
Total 129 100.0 100.0
Sumber : Data Primer 2015
Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata jam kerja responden adalah
7,6 jam per hari. Dari rata-rata ini, jam kerja paling banyak adalah 7 jam
per hari (35,7%), kemudian urutan kedua adalah 8 jam per hari (31,8%).
![Page 43: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/43.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 35
Persentase responden yang memiliki jam kerja diatas 8 jam /hari terjadi
bila hari-hari penuh ada upacara yaitu sekitar 19,5 persen dari total
responden yang bekerja. Berdasarkan data yang dikumpulkan juga
diperoleh informasi bahwa responden paling banyak bekerja dalam jangka
waktu 7-8 jam per hari yang merupakan nilai modus dari jam kerja
responden per hari. Ini berarti jika digunakan batas waktu jam kerja
normal per hari adalah 8 jam, maka dapat dikatakan secara rata-rata jam
kerja responden termasuk katagori jam kerja normal. Bagi yang bekerja
diatas 8 jam adalah termasuk jam kerja lembur bila pada kegiatan upacara
tertentu yang menuntut harus mempersiapkan upacara diluar jam kerja
normal yaitu dari jam 8 sampai jam 5.
Dari katagori jam kerja pada Tabel 4.1, bila dikelompokkan menjadi
4 kelompok, ditunjukkan pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10: Distribusi Jam Kerja Responden
Tingkat partisipasi perempuan dapat dikatakan telah diberdayakan
dengan baik dan dengan kesadaran perempuan berpartisipasi pada
angkatan kerja yaitu ikut bekerja mencari nafkah, disamping untuk
kepentingan ekonomi adalah juga bekerja merupakan YADNYA. Disamping
itu pengakuan masyarakat akan keberadaan usaha banten di Kabupaten
Gianyar yang mampu melayani masyarakat tidak terbatas pada masyarakat
Kabupaten Gianyar saja namun juga wilayah lain dan bahkan ada beberapa
dari 9 usaha banten yang diteliti mengatakan mampu melayani sampai
![Page 44: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/44.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 36
keluar pulau Bali. Artinya bahwa pemberdayaan perempuan pada usaha
banten sangat potensial kedepannya.
Di samping bekerja nafkah para responden juga menggunakan
waktunya untuk pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan domestik. Dari
data yang ada rata-rata waktu responden untuk mengerjakan pekerjaan
rumah tangga atau domestik sekitar 3 jam per harinya, dengan jam kerja
domestik yang paling rendah 2 jam per hari dan paling lama 4 jam. Jika
dilihat perbandingan rata-rata jam kerja domestik dengan rata-rata jam
kerja publik atau jam kerja nafkah ternyata responden dalam hal ini
perempuan dalam rumah tangga memiliki rata-rata jam kerja nafkah
sekitar 7,6 jam per hari jauh lebih lama dibandingkan dengan rata-rata jam
kerja untuk pekerjaan domestik/rumah tangga yang hanya 2-4 jam per
hari. Demikian pula jika dibandingkan antara jam kerja yang paling rendah
kondisi atau polanya juga sama yaitu jam kerja nafkah paling rendah
adalah 6 jam, sedangkan jam kerja untuk pekerjaan domestik yang paling
rendah hanya 2 jam.
Hal ini memberikan indikasi pada rumah tangga waktu untuk
bekerja nafkah menjadi demikian penting untuk memperoleh penghasilan
guna menunjang kebutuhan keluarga. Indikasi lain yang dapat dipelajari
atau disimpulkan dari hasil penelitian ini berdasarkan data rata-rata jam
kerja nafkah dan jam kerja untuk pekerjaan domestik adalah para
responden/perempuan sudah mengalami perubahan dalam
mengalokasikan waktu yang dimiliki yaitu lebih banyak untuk pekerjaan
nafkah dibandingkan untuk pekerjaan domestic, pada perempuan yang
memiliki status bekerja. Dalam pengertian lainnya meskipun perempuan
bekerja nafkah, mereka masih tetap harus mengambil pekerjaan domestik
dengan rata-rata waktu yang juga relative panjang setiap harinya.
4.4. Tingkat Kesejahtraan Responden
Dari data yang ada responden yang bekerja memiliki penghasilan
yang sangat bervariasi antar satu dengan yang lainnya. Penghasilan utama
responden paling rendah sekitar Rp.1.200.000,- per bulan, dan paling tinggi
sebanyak Rp. 3.000.000,-. Secara persentase 62,6% responden yang
![Page 45: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/45.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 37
memiliki penghasilan Rp. 1.750.000,- keatas,. Yaitu diatas UMR/UMK
Gianyar. Kalau dirinci penghasilan mereka adalah terdiri dari uang harian
berkisar dari Rp.30.000 – Rp.75.000, per hari tergantung pada spesifikasi
jenis pekerjaan dan keahlian mereka, serta tergantung kebijakan masing-
masing pengelola usaha banten. Dan lembur yang diberlakukan sangat
berpariasi, ada pada usaha banten yang menerapkan sistim lembur setiap
kelebihan jam kerja dari 1 jam – 4 jam dihitung setengah hari, dan
kelebihan 5 jam sampai jam 10 malam dihitung satu hari, dan bila sampai
jam 11 malam keatas dihitung lembur 3 hari. Hal ini sudah di kros cek
dengan pemilik usaha banten tentang kebenarannya, kejadian seperti ini
terjadi bila musim-musim upacara seperti musim ngaben dan odalan.
Disamping itu ada juga yang menerapkan sistim lembur, Rp. 6000,-
per jam, dan ada juga dengan sistim sukarela oleh pengelola dan bersifat
tidak tetap. Melihat kondisi ini usaha banten sangat potensial baik bagi
pekerja maupun bagi masyarakat, karena bagi mereka yang bekerja
disektor public persoalan-persoalan yadnya bisa teratasi. Penghasilan juga
merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) selain pendidikan dan kesehatan.
Peningkatan penghasilan masyarakat secara umum dan responden
penelitian ini secara khusus pasti akan dapat meningkatkan IPM penduduk
Kabupaten Gianyar, yang dapat menunjukkan keberhasilan pembangunan
yang dilaksanakan. Hal ini juga menjadi cermin peningkatan kesejahteraan
masyarakat sebagai tujuan dari pembangunan nasional.
Tabel 4.5: Distribusi Penghasilan Responden
No Penghasilan (Ribuan) Jumlah (orang) %
1 1.000 - < 1.500 17 13,18
2 1.500 - < 2.000 70 54,26
3 2.000 + 42 32,56
4 Total 129 100,00
Sumber: Data Primer, 2015
![Page 46: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/46.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 38
Dan bila digambarkan dengan diagram lingkaran tampak sebagai berikut:
Gambar 4.11: Distribusi Penghasilan Responden
Namun bila dilihat
secara rinci serta
dibandingkan dengan
UMR Kabupaten
Gianyar Tahun 2015
sebesar Rp.
1.707.750,- terdapat
62,6 persen
responden
berpenghasilan
diatas UMR.
Sedangkan Bila
dibandingkan dengan UMR Provinsi Bali Tahun Rp. 1.621.172 terdapat
67.3 persen responden memperoleh penghasilan diatas UMR Provinsi Bali.
Hal ini mencerminkan penghasilan responden dengan pendidikan yang
maksimal SMA dan bahkan banyak yang hanya berpendidikan SMP
kebawah (61%) adalah cukup, karena bila dibandingkan dengan bekerja di
sektor formal yang lain dengan hanya berbekal pendidikan rendah tidak
0
10
20
30
40
50
60
7062,6
37,4
Gambar 4.11: Penghasilan Responden dengan UMR
>UMR
![Page 47: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/47.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 39
gampang untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Kondisi ini
sekaligus mencerminkan bahwa kondisi ekonomi responden relatif bagus.
Keadaan responden seperti ini haruslah menjadi acuan untuk melakukan
usaha-usaha atau program/kebijakan guna meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Dalam penelitian juga ditanyakan kepada responden apakah
penghasilan yang mereka dapatkan sudah mencukupi untuk kebutuhan
hidup mereka. Pertanyaan ini dipandang sangat penting untuk mengetahui
tingkat kesejahteraan mereka secara tidak langsung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sekitar 76,74 persen
menyatakan bahwa penghasilan mereka mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Sisanya hanya sekitar 23,26 persen menyatakan
bahwa penghasilan mereka kurang mencukupi. Kondisi ini dapat
dimengerti mengingat mereka yang mengatakan kurang mencukupi adalah
dari segi umur sudah termasuk kelompok umur diatas prduktif yaitu umur
diatas 56 tahun sehingga mereka sudah tidak mampu mengikuti kalau
misalnya ada lembur atau harus ditugaskan keluar daerah Gianyar untuk
melayani konsumen yang berasal dari luar Gianyar, sementara pengahsilan
mereka dibutuhkan dalam membantu ekonomi rumahtangga. Disamping
itu bagi responden yang menjawab tidak cukup terdapat juga responden
yang berstatus janda, dimana mereka sendiri yang menanggung beban
keluarga sehingga penghasilan mereka tidak mencukupi untuk kebutuhan
hidup, dan dikatakan terutama bila ada musim hari raya, yang otomatis
pengeluaran menjadi meningkat.
Dalam sebuah keluarga atau rumah tangga pada umumnya suami
adalah tulang punggung sebagai yang utama bekerja untuk memperoleh
penghasilan, namun terdapat beberapa orang yang istrinya bekerja pada
usaha banten ini malah penghasilan istrinya lebih besar, dan bahkan ada
juga pekerja yang membawa pekerjaan pulang untuk bisa dikerjakan di
rumah oleh anggota keluarga lain seperti anak dan suami. Sehingga
penghasilan yang mereka peroleh menjadi lebih banyak. Dalam keluarga-
keluarga yang seperti ini semua anggota keluarga ikut serta dalam
memberi kontribusi pada penghasilan keluarga. Dengan kata lain mereka
![Page 48: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/48.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 40
akan ikut masuk pasar kerja untuk membantu ekonomi keluarga. Dalam
penelitian ini banyak terlihat seperti itu, baik dari hasil wawancara dengan
pekerja maupun dengan pemilik. Dari data yang ada sekitar 80 persen yang
menyatakan bahwa pendapatan responden ditambah pendapatan anggota
keluarga yang lain seperti suami dan atau anak akan mencukupi untuk
kebutuhan ekonomi keluarga.
Dalam keluarga pada umumnya, selain istri (ibu rumah tangga),
suami juga pasti mencari kerja nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarga mereka. Berdasarkan data hasil penelitian dari total responden
yang ada sekitar 83,33 persen suami dari responden dalam status bekerja
(dari 90 persen responden yang berstatus punya suami) dan sisanya 16,67
persen dalam status tidak bekerja. Pengertian tidak bekerja ini dapat dalam
pengertian mereka tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan, dan dapat
juga memang tidak mencari pekerjaan karena kondisi yang tidak
memungkinkan.
Data ini juga mencerminkan sampai saat ini suami dapat tetap
dikatakan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, suami yang semua
bertanggung jawab terhadap pengeluaran rumah tangga. Namun semua ini
dapat diartikan bahwa responden juga memberi kontribusi yang cukup
berarti bagi kesejahteraan keluarga mereka.
Untuk melihat bagaimana peran responden/istri dalam ekonomi
rumah tangga dapat dilihat dari rata-rata penghasilan anggota keluarga.
4.5 Kondisi Ekonomi Keluarga
Penghasilan total yang diperoleh sebuah keluarga baik dari
penghasilan kepala keluarga yang umumnya suami/laki-laki, istri, dan
penghasilan anak akan menentukan kondisi keluarga dan lingkungan
tempat tinggal yang dimiliki. Meskipun ada kemungkinan keluarga
memiliki warisan dari orang tuanya sebagai bagian dari kekayaan keluarga,
namun tetap yang akan dipersepsikan oleh responden adalah mengenai
kondisi keluarga atau lingkungan tempat tinggal berdasarkan penghasilan
yang mereka dapatkan. Persepsi responden tentang kecukupan
![Page 49: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/49.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 41
penghasilan keluarga dalam membiayai rumah tangga juga ditanyakan
dalam penelitian ini. Hasil tentang persepsi tersebut dapat disampaikan
dalam Tabel 4.6. dan Gambar 4.13.
Berdasarkan data yang tercantum pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.13
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merasa penghasilan
mereka mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Terdapat
30 orang (23,26 persen) responden yang merasa penghasilan keluarga
mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Terpenuhi
atau tidaknya kebutuhan keluarga juga ditentukan oleh jumlah anak yang
dimiliki oleh keluarga yang bersangkutan. Secara rata-rata jumlah anak
masih hidup yang dimiliki oleh keluarga sekitar 2 - 4 anak per keluarga,
dengan variasi ada responden yang tidak memiliki anak yaitu sekitar 5
persen. Selain itu sekitar 40 persen responden memiliki anak 3 orang atau
lebih yang juga dapat mencerminkan keluarga besar, sehingga akan
membutuhkan biaya yang lebih besar juga untuk kebutuhan keluarga.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa peran
perempuan dalam membantu ekonomi rumahtangga adalah sangat
berperan, apalagi hanya 23,26 persen yang mengatakan kurang cukup dari
penghasilannya dalam membantu ekonomi rumahtangga. Mereka yang
mengatakan kurang cukup adalah rata-rata mereka yang memiliki
tanggungan keluarga lebih (sampai 5 orang atau lebih) sehingga sangat
wajar bila mengatakan penghasilannya kurang cukup. Disamping itu bagi
mereka yang mengatakan tidak cukup adalah terutama pada saat – saat ada
upacara agama sehingga memerlukan pengeluran yang lebih besar
dibandingkan dengan kebutuhan harian. Namun kendatipun seperti itu
secara rata-rata dapat dikatakan keterlibatan perempuan pada usaha
banten adalah sangat membantu meningkatkan kesejahtraan keluarga.
![Page 50: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/50.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 42
Tabel 4.6: Persepsi Responden tentang Kecukupan Penghasilan Keluarga
No Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Sangat tidak cukup 0 0
2 Tidak cukup 30 23,26
3 Cukup 99 76,74
4 Total 129 100,0
Sumber: Data Primer, 2015
Gambar 4.12: Kecukupan Penghasilan Keluarga
4.6. Peran modal sosial dalam Hubungan antara Pemberdayaan
Perempuan dengan Kesejahtraan.
![Page 51: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/51.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 43
Modal sosial sebagai wujud hubungan interpersonal baik antara
pekerja pada komunitas usaha banten maupun dengan pengelola
dinyatakan dapat memprediksi peningkatan intensitas kerja, yang secara
rasional diawali dengan keinginan untuk berpartisipasi dalam komunitas
tersebut. Keinginan ini diimplementasikan dalam wujud partisipasi yang
akan menumbuhkan niat untuk saling bertukar kebaikan yang sifatnya
saling menguntungkan. Hubungan mutual ini akan dikuatkan oleh
keinginan untuk dapat dipercaya, yang menumbuhkan kejujuran,
keteraturan dengan harapan paling tidak orang lain akan melakukan hal
yang sama. Kepercayaan ini sudah pasti akan dituntun oleh norma-norma
baik yang sifatnya formal maupun informal yang dipatuhi bersama, dan
tentu saja kepatuhan ini didasari oleh anutan nilai-nilai yang mendasari
hubungan interpersonal antar sesama. Akhirnya akan muncul tindakan
proaktif untuk mencari sesuatu yang menguntungkan yang menghasilkan
manfaat ekonomi. Intensitas hubungan ini di justifikasi oleh pernyataan
Cox Eva (1995) yang menyatakan bahwa modal sosial adalah suatu
rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan,
norma-norma, kepercayaan sosial yang memungkinkan efisiensi dan
efektifnya kordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan
bersama.
Modal sosial dalam penelitian ini adalah direkam bagaimana
gambaran interaksi sosial pada komunitas usaha banten di Kabupaten
Gianyar, yang dilakukan melalui wawancara secara mendalam dengan
pelaku yang terkait dengan usaha banten. Indikator modal sosial yang
digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Indikator jaringan (network),
indikator ini merupakan indikator yang berkaitan dengan gambaran
tentang interaksi pelaku usaha banten baik interaksi antara pekerja dengan
pekerja maupun antara pekerja dengan pengelola, antara pekerja dengan
konsumen maupun suplier secara sosial-ekonomi. 2) Indikator
kepercayaan (trust), yaitu bagaimana rasa percaya antara pelaku yang
berinterkasi sehingga memperkuat rasa kebersamaan dan saling
ketergantungan. 3) Indikator norma (norms). Yaitu bagaimna bekerja
bersama-sama sesuai dengan norma-norma yang ada dan berlaku dalam
![Page 52: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/52.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 44
lingkungan yang berinterkasi secara sosial – ekonimi, sehingga
memperkuat kebersamaan dan kepercayaan. Penilaian modal soaial
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap 129 responden dan 10
responden kunci pihak-pihak terkait (pengelola, konsumen, suplier).
1) Indikator Jaringan (Network)
Gambaran tentang indikator jaringan sebenarnya merupakan
suatu instrumen yang digunakan untuk melihat baik tidaknya hubungan
antara pekerja dengan pengelola maupun antara pekerja pada
komunitas usaha banten, hubungan pekerja dengan konsumen maupun
suplier, dalam menjalani maupun mengatasi persoalan-persoalan yang
muncul dalam interaksi sosial-ekonomi mereka. Aspek jaringan dapat
diuraikan sebagai berikut.
Hubungan antara pekerja maupun dengan pengelola memiliki
tingkat kebersamaan dalam kepentingan sangat baik. Ketika responden
ditanya mengenai bagaimana tanggapan responden tentang hubungan
kerja baik antar kelompok maupun antar pekerja dalam kelompok, juga
dengan pengelola.
Responden juga ditanyakan tentang hubungan baik dengan
konsumen maupun dengan suplier, namun ada beberapa responden
yang tidak menjawab tentang hubungan antara responden dengan
suplier karena memang tidak pernah berinterkasi dengan suplier.
Dikatakan lebih banyak pengelola dan terdapat beberapa orang yang
biasa berhubungan sosial ekonomi dengan suplier. Tetapi jawaban
responden tentang hubungan dengan konsumen hampir semua
menjawab ada, karena secara rata-rata pekerja/responden harus belajar
berinteraksi melayani konsumen untuk menjaga kontinyuitas hubungan
yang berkelanjutan. Kondisi jawaban setelah di rata-ratakan adalah
sesuai gambar 4.14 berikut:
![Page 53: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/53.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 45
Gambar 4.13: Jawaban Responden terhadap Hubungan Kerja
(Network)
Gambar 4.13, menujukkan bahwa tidak ada responden yang
mejawab mengenai hubungan kerja adalah sangat tidak baik dan tidak
baik. Karena pada satu komunitas memang diperlukan suatu hubungan
yang baik untuk kebersamaan dan keberlanjutan dalam suatu aktifitas.
Apalagi pada usaha banten ada bagian-bagian yang memang saling
terkait menuntut harus memiliki kemampuan bekerjasama yang baik,
sehingga jawaban responden ada pada kisaran 3 sampai dengan 5 yaitu
cukup baik sampai dengan sangat baik. Apalagi didukung oleh jawaban
responden yang cendrung mengatakan hubungannya baik dan sangat
baik menacapi 76,7 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa modal sosial
dari dimensi rasa kebersamaan cukup memegang peran penting untuk
keberlanjutan usaha banten kedepan.
2) Indikator Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan adalah merupakan modal besar dalam setiap usaha,
dan bahkan kepercayaan merupakan hal yang paling dominan terhadap
![Page 54: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/54.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 46
keberlangsungan suatu usaha. Tingkat kepercayaan dalam pengelolaan
unit usaha banten adalah kepercayaan dalam hal kejujuran dari teman
kerja, relasi dan juga suplier. Walaupun terkadang ada relasi yang
ingkar janji namun jumlahnya sangat kecil. Ketika pelaku dalam usaha
banten ditanyakan tentang “apakah saudara percaya bahwa ada teman
kerja, relasi maupun suplier yang tidak jujur”, kondisi jawaban dari
responden bisa kita lihat pada Gambar 4.15.
Gambar 4.14: Jawaban Responden terhadap Dimensi Kepercayaan
(Trust)
Gambar 4.15, menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 74,4
persen responden menjawab percaya dan sangat percaya baik
terhadap teman kerja dalam masing-masing komunitas, maupun
terhadap relasi terkait. Jawaban tersebut menggambarkan bahwa
tingkat kejujuran sebagai modal kepercayaan adalah tinggi sebagai
bukti pada beberapa komunitas terdapat pekerja yang sudah bekerja
puluhan tahun (ada sampai sudah 27 tahun), masih dengan senang hati
tetap bekerja di tempat itu karena merasa nyaman dipercaya dan
percaya kepada baik rekan kerja maupun relasi yang terkait.
![Page 55: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/55.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 47
3) Indikator Norma (Norms)
Dimensi modal sosial yang juga diukur sebagai indikator adalah
norma. Dimana norma yang ada di Bali sebagai kaitan dengan
bebantenan, bhwa kita hrus mengikuti norma-norma yang ada. Dan juga
konsep bekerja sebagai dipercaya bahwa bekerja adalah berbuat baik,
sehingga instrumen yang ditanyakan kepada responden tentang norma
di dalam masyarakat adalah: a). bagaimana tanggapan ibu tentang nilai-
nilai budaya, agama dalam hubungan pekerjaan ini serta b). bagaimana
tanggapan ibu tentang aturan-aturan (norma-norma) masyarakat
terhadap keberadaan usaha banten. Jawaban dari responden setelah di
rata-ratakan bisa di lihat pada Gambar 4.16.
Gambar 4.15: Jawaban Responden terhadap Dimensi Norms
Terdapat 78,3 persen responden yang mengatakan bahwa
terhadap nilai-nilai budaya dan norma-norma yang ada di masyarakat
adalah baik dan sangat baik. Artinya bahwa responden sebagai warga
Hindu Bali sangat menghargai nilai-nilai budaya yang ada serta taat
terhadap aturan-aturan atau norma yang ada, karena dipahami sebagai
budaya lokal yang mempunyai kekuatan sangat tinggi sebagi dimensi
![Page 56: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/56.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 48
modal sosial. Berani terjun bekerja pada usaha banten sesungguhnya
sudah mengantongi pemahaman bahwa nilai-nilai serta aturan-aturan
yang ada harus diikuti dan ditaati. Jika tidak yang bersangkutan tidak
akan memilih bekerja pada usaha banten. Hal inilah sesungguhnya salah
satu yang mendasari kami tim peneliti memunculkan peran modal sosial
dalam memperkuat partisipasi perempuan dalam meningkatkan
kesejahtraan diri dan keluarga baik secara sosial maupun ekonomi.
Secara statistik peran modal sosial dianalisis dengan model
moderasi, dimana Modal social yang dalam hal ini diukur dengan norm,
trust dan nert work, sebagai variable laten dapat memoderasi
(memperkuat) pengaruh pemberdayaan perempuan yang dalam
penelitian ini diukur dengan partisipasi yaitu keterlibatan perempuan
dalam usaha banten terhadap kesejahtraan (di ukur dengan
pendapatan). Dari diskripsi karateristik responden sudah dijelaskan
pada pembahasan sebelumnya bahwa secara rata-rata waktu jam kerja
responden adalah 7,6 jam. Jam kerja yang melebihi jam kerja normal
secara rata-rata itu terjadi karena sering kegiatan ritual keagamaan
mengharuskan persiapan harus pagi atau malem, seperti misalnya
mebayuh oton, seringkali pekerja harus datang jam 5 atau jam 6 pagi,
untuk bisa upacara mebayuh siap sekitar jam 8 atau jam 9 pagi,
sehingga secara otomatis jam kerja menjadi lembur. Namun hanya
beberapa orang saja yang memungkinkan untuk bisa mengambil
pekerjaan lembur tersebut dan jam kerja bagi pekerja yang paling
banyak adalah 7 – 8 jam sehari.
Peran modal social disini sangat dirasakan oleh pekerja seperti
diyakini bahwa bekerja disamping untuk kepentingan ekonomi, juga
dianggap memberi manfaat social yang tinggi yaitu yadnya yang
dilakukan dapat memberi manfaat baik untuk dirinya maupun untuk
keluarga, karena dirasakan mereka lebih dihargai di masyarakat dan
terutama dilingkungan keluarga. Demikian juga dengan nert work baik
antar pekerja yang ada di dalam maupun dengan konsumen, demikain
juga dengan supplier bahan baku, sangat dirasakan manfaatnya. Rasa
kekeluargaan dan dapat menjalin hubungan dengan saling berinteraksi
![Page 57: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/57.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 49
mereka merasa lebih banyak memiliki keluarga. Hal ini secara social
adalah dapat menjalin hubungan kemanusiaan, yang secara adat bali
dapat dikatakan menjadi banyak memiliki nyame braye, dirasakan tidak
terbatas seperti hubungan jual beli semata. Dari hasil masing-masing
dimensi setelah di rata-ratakan dapat angka 4.03, yang dapat dikatakan
cendrung tinggi. Artinya kepercayaan, norma-norma yang ada dan
berlaku serta jaringan kerja atau jaringan social dinilai oleh responden
adalah berperan dan dipercaya memperkuat keberadaan mereka dalam
satu komunitas usaha banten yaitu mencapai tujuan bersama dan
individu yaitu kesejehtraan.
Hasil analisis statistic dengan menggunakan program SPSS,
yaitu dengan meregresikan Zscore partisipasi, Zscore modal sosial serta
selisih absolute Zscore terhadap pendapatn responden terhadap
sebagai dependent variable, untuk menjawab apakah modal social
memoderasi pengaruh pemberdayaan perempuan terhadap
kesejahtraan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil Print out diatas menunjukkan bahwa baik pemberdayaan
maupun modal sosial secara individual adalah berpengaruh signifikan
terhadap kesejahtraan responden dengan nilai sig 0,000, yang lebih kecil
dari alpha 5 persen, demikian juga koefisien dari absolute Z Score adalah
siginfikan pada alpha 10 persen yang dapat dikatakan bahwa modal
sosial memperkuat hubungan antara pemberdayaan dengan
![Page 58: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/58.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 50
kesejahtraan. Pemberdayaan baik laki-laki maupun perempuan seperti
partisipasi perempuan pada usaha banten yang telah di berdayakan
dengan pengetahuan dan ketrampilannya mampu berpartisipasi pada
kegiatan social maupun ekonomi dapat meningkatkan kesejahtraan
keluarganya. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan "(Harris, R. &
Veinot, T. ,2004), sebagai "kemampuan individu untuk mendapatkan
kontrol sosial, politik, ekonomi dan psikologis melalui akses
pengetahuan dan keterampilan, pengambilan keputusan, individu self-
efficacy, partisipasi masyarakat.
Khususnya perempuan, sejak tahun 1990 perempuan telah
diidentifikasi sebagai pelaku utama pembangunan masyarakat yang
berkelanjutan dan kesetaraan perempuan serta pemberdayaan ini
dipandang sebagai pusat pendekatan yang lebih holistik menuju
pembentukan pola baru dan proses pembangunan yang berkelanjutan
(Handy dan Kassam, 2004). Bank Dunia telah merekomendasikan
bahwa pemberdayaan perempuan harus menjadi kunci dari semua
aspek program pembangunan (Bank Dunia, 2001). Demikianlah suatu
pengakuan bahwa perempuan sebagi unsur pembangunan sangat layak
untuk diberdayakan dengan kemampuan dan ketrampilan yang
dimiliki, sesuai dengan keadaan di Bali yang sarat dengan upacara
keagamaan, menuntut perempuan memiliki ketrampilan dalam bidang
bebantenan. Keberadaayaan usaha banten yang sudah berjalan kurang
lebih berkisar dari 7 tahun 30 tahun, tidak hanya didukung oleh tenaga
kerja yang trampil dan memiliki kemampuan namun juga dikelola
secara professional.
Hasil statistik tersebut juga menguatkan informasi yang di gali
baik dari responden maupun pemilik usaha banten, bahwa keyakinan
akan bekerja yadnya, budaya bahwa bekerja adalah berbuat baik, serta
saling berinteraksi baik antara pekerja maupun supplier dan atau
konsumen, serta pemilik adalah menguatkan hubungan antara
pemberdayaan perermpuan dengan kesejahtraan keluarga.
![Page 59: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/59.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 51
4.7. Potensi Usaha Banten Kedepan
Untuk melihat potensi usaha banten kedepan dapat disampaikan
bahwa berdasarkan hasil penelitian peluang usaha banten dapat dikatakan
sangat tinggi mengingat semakin banyak perempuan sebagai warga Hindu
yang masuk ke pasar kerja ikut mencari nafkah. Sehingga dengan demikian
waktu yang ada bagi mereka otomatis menjadi semakin berkurang, yang
mana sebagai perempuan Hindu yang sarat dengan upacara keagamaan
akan melakukan upacara dengan membeli banten yang diperlukan
sehingga baik bekerja maupun me-Yadnya bisa berjalan dengan baik sesuai
yang seharusnya walaupun yang bersangkutan bekerja mencari nafkah.
Disamping juga terkait dengan opportunity cost yang mana membeli banten
dapat lebih murah dibandingkan membuat sendiri. Itu berarti penyediaan
banten sebagai sarana upacara bagi dagang banten adalah satu solusi bagi
mereka yang bekerja, dan merupakan peluang bagi pengelolan usaha
banten. Sehingga dengan demikian potensi konsumen masih sangat tinggi,
terutama di luar Kabupaten Gianyar.
Disamping itu dengan adanya beberapa bahan baku seperti tumpeng,
nasi caru, jaitan dasar, sudah tersedia di pasar tradisional sehingga
mempercepat proses penyelesaian banten juga merupakan peluang bahwa
keberlanjutan usaha banten dapat terjaga.
Berdasarkan wawancara mendalam kepada pemilik usaha banten
sering terjadi mereka merasa kewalahan melayani permintaan yang sering
berlebihan dan secara rata-rata setiap bulan pasti terjadi keadaan tersebut.
Keadaan seperti ini sesungguhnya merupakan peluang bagi
berkembangnya usaha banten untuk mengatasi adanya permintaan atau
trend orang membeli sarana upacara sehingga sangat potensial untuk
kedepannya. Pada jaman sekarang masyarakat sudah biasa membeli sarana
upacara(banten), karena disamping untuk mengatasi konflik diri karena
terbatasnya waktu sebagai akibat ikut bekerja public, juga terkadang bisa
lebih murah jatuhnya dibandingkan dengan harus membuat sendiri di
rumah.
![Page 60: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/60.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 52
Bagi pengusaha banten, peluang kedepan sangat potensial karena
melihat perkembangan dari waktu ke waktu pelanggan sudah semakin
banyak, terdapat kemungkinan akan terus seperti itu, karena pelanggan
atau konsumen adalah marketing berjalan, yang bisa dari mulut ke mulut
informasi trus bergulir. Dan berdasarkan informasi dari pengelola usaha
banten daerah pemasarannya bahkan sampai keluar Bali seperti Lombok,
Sulawesi. Apalagi ada pengellola usaha banten sudah sangat mengikuti
trend jaman sekarang memanfaatkan e-commerce seperti meng-upload di
face book (fb) kegiatan yang dilakukan seperti Upacara Metatah masal,
Mesapuleger masal sehingga informasi menjadi semakin gampang diakses
oleh masyarakat baik di Bali maupun di Lur Bali, yang akhirnya dapat
meningkatkan permintaan.
Berkembangnya usaha banten tidak hanya potensi bagi pengelola
usaha banten atau solusi bagi mereka (perempuan ) yang bekerja, namun
efek lain yang lebih besar adalah peluang bagi mereka dagang ataupun
rumahtangga yang mampu menyiapkan sarana penunjang untuk keperluan
banten, seperti contoh kecil yaitu yang membawa porosan (salah satu
sarana perlengkapan canang). Orang yang membawa (menjual )
porosannya dia bukan dagang di pasar tetapi setiap hari membuat porosan
dan bila jumlahnya sudah dianggap cukup akan dibawa ke Gria (pengelola),
berapapun jumlahnya pasti dibeli oleh pengelola usaha banten. Secara
tidak langsung sudah menciptakan lapangan kerja bagi yang bersangkutan
padahal, bila dilihat secara umur yang bersangkutn sudah mencapai umur
70 an tahun, yang secara umur produktif sesungguhnya sudah bukan
merupakan umur produktif, namun tetap produktif dan mampu
menghasilkan uang. Betapa tidak effek multiflier yang mampu diciptakan
oleh adanya usaha banten, tidak hanya di wilayah komunitas tersebut ,
effek multiplier bisa mencapai wilayah lain seperti janur, kelapa dari
Jembrana, jawa, telor itik dari Lombok, dan masih banyak lagi keperluan
sarana upacara yang diperlukan dibeli dari supplier yang berkisar antara
50 - 150 pelanggan. Karena kebutuhan untuk itu sangat banyak dan rutin,
yang kebetulan peneliti lihat pada saat melakukan FGD dengan pemilik
salah satu usaha banten (Yadnya Grosir), pekerja, konsumen dan beberapa
![Page 61: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/61.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 53
Mangku yang menjadi tim kerjasama pemuput (menyelesaikan upacara)
dan juga supplier.
Demikian potensialnya usaha banten, maka pemberdayaan
perempuan Hindu dalam kaitan dengan usaha banten adalah sangat
penting. Diperlukan dukungan pemkab Gianyar melalui program
pemberdayaan perempuan yang dapat diarahkan pada dukungan financial
maupun pembinaan kepada pemilik usaha banten, mengingat minat
perempuan untuk berusaha dalam usaha banten masih sangat tinggi, dan
kondisi semakin banyak perempuan yang bekerja mencari nafkah secara
langsung menyebabkan meningkatnya jumlah RT yang berada pada kelas
menengah ke atas, dapat mempengaruhi meningkatnya keinginan RT
untuk melakukan upakara sebagai wujud yadnya.
Potensi usaha banten kedepan disamping karena peluang yang
sangat tinggi, juga karena kekuatan internal yang dapat sangat mendukung
seperti output usaha banten adalah upakara yang merupakan sarana utama
panca yadnya, sehingga motivasi bekerja tinggi (ekonomi sekaligus
beryadnya), kontinuitas bahan baku terjamin ketersediaannya, waktu
pemesanan relatif tetap dan homogen sesuai dangan hari suci dan dauh ayu
(padewasan), sehingga persiapan dapat direncanakan dengan baik.
Disamping itu dapat merupakan kekuatan karena dapat meningkatkan
pendapatan pembuat banten dan masyarakat sekitar pembuat banten, yang
dapat menjadi motivasi untuk bekerja, dan juga memberikan status sosial
‘khusus’ di masyarakat karena keahliannya sangat diperlukan masyarakat,
suatu pengakuan yang memiliki nilai sosial tinggi, karena tingginya skill
yang dimiliki perempuan pembuat banten di Kabupaten Gianyar.
Usaha banten memiliki nilai kearifan lokal, yang wajib untuk
dilestarikan keberadaannya, kekuatan nilai budaya ini merupakan potensi
yang sangat tinggi untuk keberlangsungan usaha banten. Apalagi usaha
banten terbukti mampu menyerap tenaga kerja perempuan yang memiliki
pendidikan formal rendah dan terikat kewajiban pada keluarga dan banjar
sehingga memiliki mobilitas terbatas, Ikatan antara pemilik usaha banten
dan konsumen umumnya sangat erat, tak jarang adanya konsumen yang
sangat loyal dan fanatik selama bertahun-tahun.
![Page 62: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/62.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 54
Pemberdayaan perempuan pada usaha banten tidak hanya untuk
kepentingan ekonomi semata walaupun itu adalah yang utama, tetapi
dalam kenyataannya manfaat social yang dirasakan oleh responden tidak
dapat diukur dengan uang, seperti pengakuan salah seorang responden,
tiyang merase sekadi tukang (merasa seperti orang yang dianggap tahu
banyak tentang bebantenan), baik dirumah maupun dilingkungan keluarga,
masyarakat demikian orang-orang menilai seperti memiliki nilai lebih
semenjak menjadi pekerja di usaha banten. Demikinlah semua aktifitas
seperti mengandung muatan local, sebagaimana yang disampaikan Hastuti
dan Respati (2011) dimana mereka melakukan penelitian tentang
pemberdayaan perempuan terkait nilai budaya. Nilai budaya yang ada di
Bali terutama terkait upacara keagamaan terasa telah terpatri bagi mereka
responden yang bergabung di usaha banten. Merupakan suatu kebanggaan
bagi mereka dapat bekerja yadnye, disamping nilai social ekonomi.
4.8. Strategi Pengembanga Usaha Banten dalam Upaya Peningkatan
Kesempatan Kerja
Setelah teridentifikasi kekuatan dan kelemahan yang merupakan
kondisi internal, serta peluang dan ancaman yang merupakan kondisi
eksternal dapat disusun matrik SWOT, untuk merumuskan strategi
pengembangan usaha banten kedepan.
Secara umum dikatakan kekuatan, apabila kondisi internal tersebut
menjadi pendorong keberhasilan dan kelemahan apabila kondisi internal
tersebut menjadi hambatan bagi pengelola usaha banten. Sedangkan
peluang, apabila kondisi eksternal menjadi pendorong keberhasilan dan
ancaman, apabila kondisi eksternal menjadi hambatan keberhasilan .
Sesuai analisis SWOT yaitu:
1) SO Strategies : dimana kekuatan internal digunakan untuk meraih
peluang-peluang yang ada di luar
2) WO Strategies : bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal
![Page 63: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/63.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 55
3) ST Strategies : dimana berusaha agar mampu menghindari atau
mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal
4) WT Strategies : merupakan taktik untuk bertahan yang diarahkan
untuk mengurangi kelemahan-kelemahan internal dan
menghindari dari ancaman-ancaman lingkungan.
Tablel 4.7: Matrik. Analisis Potensi Usaha Banten di Kabupaten Gianyar
EKSTERNAL INTERNAL
Opportunities 1) Potensi konsumen masih
sangat tinggi, terutama di luar Kabupaten Gianyar
2) Beberapa bahan baku seperti tumpeng, nasi caru, jaitan dasar, sudah tersedia di pasar tradisional sehingga mempercepat proses penyelesaian
3) Jika dikaitkan dengan tradisi adat (nguopin, ngayah), membeli banten lebih murah dibandingkan membuat sendiri, terkait dengan opportunity cost
4) Perkembangan e-commerce, bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan permintaan konsumen Hindu luar Bali
5) Dukungan pemkab Gianyar melalui program pemberdayaan perempuan dapat diarahkan pada dukungan financial maupun pembinaan kepada pemilik usaha banten
6) Minat perempuan untuk berusaha dalam usaha banten masih sangat tinggi
7) Meningkatnya jumlah RT yang berada pada kelas menengah ke atas, mempengaruhi meningkatnya keinginan RT untuk melakukan upakara sebagai wujud yadnya.
Threats 1) Tenaga kerja non-
Hindu mulai ikut
bersaing dengan tenaga
lokal dalam pembuatan
bahan baku banten
seperti Tumpeng atau
ceper canang.
2) Inflasi bahan baku
banten seperti beras,
dan komoditi pangan
lainnya
3) Persaingan antar usaha
pembuat banten
terutama dalam
penentuan harga.
4) Cuaca ekstrem yang
mempengaruhi
ketersediaan bahan
baku hasil sektor
pertanian seperti
bunga, buah dan janur
5) Stigma dan rumor
beberapa pemilik
usaha banten
mengutamakan
pelayanan kepada
konsumen dengan
![Page 64: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/64.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 56
status ekonomi tinggi
Strengths
1). Output usaha banten adalah
upakara yang merupakan
sarana utama yadnya,
sehingga motivasi bekerja
tinggi (ekonomi sekaligus
beryadnya)
2). Permintaan sangat tinggi
seiring dengan meningkatnya
jumlah perempuan yang
bekerja di sektor formal
3). Wilayah pemasaran luas
4). Kontinuitas bahan baku
terjamin ketersediaannya
5). Waktu pemesanan relatif tetap
dan homogen sesuai hari suci
dan dauh ayu (padewasan),
sehingga persiapan dapat
direncanakan
6). Meningkatkan pendapatan
masyarakat pembuat banten
dan sekitarnya
7). Memberikan status sosial
‘khusus’ di masyarakat
karena keahliannya sangat
diperlukan masyarakat
8). Tingginya skill yang dimiliki
perempuan pembuat banten
di Kabupaten Gianyar
9). Usaha banten memiliki nilai
kearifan lokal, sehingga wajib
untuk dilestarikan
keberadaannya
10). Mampu menyerap tenaga
kerja perempuan
berpendidikan rendah dan
terikat kewajiban keluarga
dan banjar
SO strategies diharapkan mampu menunjukkan comparative advantage dari kekuatan internal digunakan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar:
1) Memaksimalkan segenap kekuatan yang ada, usaha banten dapat memperluas segmen pasar dengan melakukan pemasaran dan membentuk jejaring kerja yang lebih luas.
2) Jejaring antar usaha banten sangat strategis dalam pengembangan usaha yang lebih besar dalam hal pendistribusian kerja. Jejaring juga dapat semakin berkembang dengan mempergunakan fasilitas dan dukungan pemerintah daerah, kemajuan teknologi dan jaminan ketersediaan bahan baku.
3) Terdapat hubungan yang saling menguntungkan antara pemilik usaha banten dan RT yang harus terikat dalam pekerjaan formal namun dituntut tetap melakukan upakara. Hubungan itulah yang dapat menjadi jaminan bagi keberlangsungan dan peningkatan usaha banten
ST Strategies akan menghasilkan kemampuan mobilization, agar mampu menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
1) Ancaman eksternal terbesar adalah pada cuaca ekstrem yang sangat mempengaruhi ketersediaan bahan baku banten bersumber pada hasil pertanian. Cuaca panas atau hujan berkepanjangan sama-sama mempengaruhi harga bahan baku banten.
Untuk mengantisipasi ancaman lain, para pemilik usaha banten dapat melakukan strategi dengan melakukan kerjasama dengan produsen bahan baku sehingga dapat terjamin ketersediaan bahan baku sekaligus pengendalian harga.
2) Masalah pesaing non-Hindu dapat diantisipasi dengan pemanfaatan tenaga lokal, bila perlu dilakukan lintas banjar bahkan kabupaten untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi
![Page 65: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/65.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 57
11) Ikatan pemilik usaha banten
dan konsumen erat, sehingga
loyalitas konsumen tinggi
tenaga kerja lokal.
Weaknes 1). Tenaga kerja yang terlibat bila
banyak dari 1 banjar sehingga
saat ada upacara/tedun ngayah,
semuanya tidak bisa bekerja
2). Ketergantungan bahan baku
pada daerah luar sehingga
mempengaruhi harga saat
distribusi terganggu karena
cuaca atau gagal panen.
3). Kualitas bahan baku masih
ada yang tergolong tidak ramah
lingkungan (pewarna janur,
plastik, steples besi)
4). Harga paket banten
tergantung pada bahan baku
dan kedekatan konsumen dan
pembuat usaha banten
5) Masih banyak usaha banten
yang membuat banten
berdasarkan gugon tuwon dan
tradisi setempat bukan
berdasarkan pada sastra agama
WO Strategies bertujuan untuk memberi keputusan melakukan divestment atau investment dengan memperkecil kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal: 1) Kelemahan utama usaha
banten adalah pada
ketergantungan bahan baku
pada daerah luar Cara
mengatasi dengan
memanfaatkan peluang yang
ada seperti memanfaatkan
lahan tidur dengan tanaman
upakara. Tentu saja dengan
dukungan Pemkab Gianyar.
2) Untuk mengantisipasi tenaga
kerja yang berasal dari 1
banjar, terutama untuk usaha
banten skala kecil, dapat
diantisipasi dengan
pengaturan jadwal kerja, atau
penggunaan bahan baku yang
awet sehingga dapat
disiapkan jauh hari, atau
pelibatan tenaga dari luar
banjar saat diperlukan.
3) Perlu adanya pembinaan dan
dukungan dari segenap pihak
terutama pemerintah dalam
hal peningkatan kualitas
banten yang dijual terkait
dengan pemahaman tatwa
yang melandasi.
4) e-commerce juga dapat
dilakukan untuk menambah
WT Strategies adalah proses damage control, dimana berusaha agar mampu menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal: 1) Untuk mampu
bertahan, maka usaha banten perlu melakukan kerjasama antar usaha banten. Jika memungkinkan dengan pertimbangan geografis maupun kekerabatan. Kerjasama sangat penting baik dalam hal penyediaan bahan baku, tenaga kerja hingga pengaturan agar tidak terjadi perbedaan harga sangat jauh antar usaha banten.
2) Usaha banten adalah usaha yang berlandaskan yadnya dan filsafat Hindu. Pemilik usaha banten sangat perlu menjaga kesucian dalam proses pembuatan. Pemilik usaha banten juga hendaknya tetap mengutamakan yadnya kepada sesama, sehingga perlu diberikan perlakuan yang sama kepada konsumen dari kelas ekonomi manapun.
![Page 66: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/66.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 58
jaringan kerjasama antar
usaha banten dalam hal
penyediaan bahan baku dan
pemasaran
![Page 67: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/67.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 59
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
dilakukan sebelumnya, dan sesuai dengan tujuan penelitian dapat
disimpulkan beberapa hal seperti berikut.
1) Tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada usaha banten di
Kabupaten Gianyar dilihat dari rata-rata jam kerja adalah antara 7-8
jam per hari atau rata-rata 7,6 jam per hari. Hal ini menunjukkan jika
digunakan batas waktu jam kerja normal per hari adalah 8 jam, maka
jam kerja rata-rata perempuan pada usaha banten termasuk katagoti
jam kerja normal.
2) Tingkat kesejahteraan perempuan yang terlibat pada usaha banten di
Kabupaten Gianyar, dilihat dari tingkat penghasilan, menunjukkan
bahwa 54,26% memiliki penghasilan antara Rp 1.500.000,- - <=
Rp.2.000.000,-dan 32,56 % memiliki penghasilan diatas Rp 2.000.000,-
. Bila dibandingkan dengan UMR Kabupaten Gianyar Tahun 2015 (Rp
1.707.750,-) terdapat 62,62 persen berpengahasilan diatas UMR
Kabupaten Gianyar; selanjutnya jika dibandingkan dengan UMR
Provinsi Bali Rp.1.621.172, ada 67,3 persen memperoleh penghasilan
diatas UMR Provinsi Bali. Sebagian besar responden merasa
penghasilan mereka mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga.
3) Potensi usaha banten dimasa yang akan datang, bisa dilihat dari
![Page 68: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/68.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 60
Peluang dan Kekuatan yang dimilikinya, yaitu sebagai berikut:
(1) Peluang usaha banten dimasa yang akan datang meliputi :
semakin banyak perempuan sebagai warga Hindu yang masuk
ke pasar kerja ikut mencari nafkah; membeli Banten lebih murah
sibandingkan membuat sendiri; beberapa bahan baku seperti
tumpeng, nasi caru, jaitan dasar, sudah tersedia di pasar
tradisional sehingga mempercepat proses penyelesaian banten;
mampu menciptakan lapangan pekerjaan tambahan tanpa
mengenal usia terutama bagi mereka rumahtangga yang mampu
menyiapkan sarana penunjang untuk keperluan banten,; effek
multiflier yang mampu diciptakan tidak hanya di wilayah
komunitas, bisa mencapai wilayah lain seperti janur, kelapa dari
Jembrana, jawa, telor itik dari Lombok supplier yang berkisar
antara 50 – 150 orang; pemilik usaha banten sering merasa
kewalahan melayani permintaan yang sering berlebihan dan
secara rata-rata setiap bulan pasti terjadi keadaan tersebut.
(2) Kekuatannya : marketing berjalan, yang bisa dari mulut ke mulut
informasi terus bergulir; memanfaatkan e-commerce yang
gampang diakses oleh masyarakat baik di Bali maupun luar Bali
sehingga pemasarannya sampai keluar Bali seperti Lombok,
Sulawesi; kontinuitas bahan baku terjamin ketersediaannya;
waktu pemesanan relatif tetap dan homogen sesuai dangan hari
suci dan dauh ayu (padewasan), sehingga persiapan dapat
direncanakan dengan baik; dapat meningkatkan pendapatan
pembuat banten dan masyarakat sekitar pembuat banten, yang
dapat menjadi motivasi tinggi mereka untuk bekerja;
memberikan status sosial ‘khusus’ di masyarakat karena
keahliannya sangat diperlukan masyarakat, suatu pengakuan
yang memiliki nilai sosial tinggi; usaha banten juga sarat dengan
nilai pelestarian kearifan lokal, sehingga wajib untuk
dilestarikan keberadaannya; terbukti mampu menyerap tenaga
kerja perempuan yang memiliki pendidikan formal rendah dan
terikat kewajiban pada keluarga dan banjar sehingga memiliki
![Page 69: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/69.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 61
mobilitas terbatas; ikatan antara pemilik usaha banten dan
konsumen umumnya sangat erat, tak jarang adanya konsumen
yang sangat loyal dan fanatik selama bertahun-tahun.
4) Peran modal sosial dalam hubungan antara partisipasi perempuan
pada usaha banten untuk meningkatkan kesejahtraan keluarga dilihat
dari indikator jaringan (nertwork), kepercayaan (trust), dan norma
(norms), dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Jaringan (network) usaha banten dengan pekerja, konsumen
maupun dengan suplier adalah rata-rata baik (jawaban
responden cukup baik, baik dan sangat baik adalah 76,7
persen). Hal ini mengindikasikan bahwa modal sosial dari
dimensi rasa kebersamaan cukup memegang peran penting
untuk keberlanjutan usaha banten kedepan.
(2) Kepercayaan (trust), yang menunjukkan kepercayaan
pengelolaan unit usaha banten dalam hal kejujuran dari
teman kerja, relasi dan suplier. Hasil menunjukan bahwa
sebagian besar (74,4 persen) percaya dan sangat percaya
baik terhadap teman kerja dalam masing-masing komunitas,
maupun terhadap relasi. Kondisi tersebut menunjukkan bukti
bahwa tingkat kejujuran sebagai modal kepercayaan adalah
tinggi.
(3) Norma (Norms) yaitu tanggapan tentang nilai-nilai budaya,
agama dalam hubungan usaha banten serta tanggapan
tentang aturan-aturan (norma-norma) masyarakat terhadap
keberadaan usaha banten. Hasil menunjukkan bahwa
sebagian besar (78,3 persen) menyatakan bahwa nilai-nilai
budaya dan norma-norma yang ada di masyarakat adalah
baik dan sangat baik. Artinya bahwa responden sebagai
warga Hindu Bali sangat menghargai nilai-nilai budaya yang
ada serta taat terhadap aturan-aturan atau norma yang ada,
karena dipahami sebagai budaya lokal yang mempunyai
kekuatan sangat tinggi sebagai dimensi modal sosial.
5) Strategi Pengembangan Usaha Banten dalam Upaya Peningkatan
![Page 70: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/70.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 62
Kesempatan Kerja, meliputi sebagai berikut.
(1) Memanfaatkan Peluang dengan kekuatan dimiliki (Strategi S-O)
o Usaha banten dapat memperluas segmen pasar dengan
melakukan pemasaran dan membentuk jejaring kerja yang
lebih luas. Jejaring dapat semakin berkembang dengan
mempergunakan fasilitas dan dukungan pemerintah
daerah, kemajuan teknologi dan jaminan ketersediaan
bahan baku.
o Hubungan yang saling menguntungkan antara pemilik
usaha banten dan rumahtangga yang terikat dalam
pekerjaan formal namun dituntut tetap melakukan upakara.
Hubungan itulah yang dapat menjadi jaminan bagi
keberlangsungan dan peningkatan usaha banten
o Perlu tapini, sarati terlatih, kaderisasi, yang ditampilakan
dalam brosur untuk masyarakat lebih percaya, serta
penjelasan tingkatan yadnya, dengan harga yang tercantum
dalam brosur, sehingga masyarakat lebih gampang
memperoleh informasi.
(2) Mengurangi Ancaman dengan Kekuatan dimiliki (Strategi W-T)
o Ancaman eksternal terbesar adalah pada cuaca ekstrem
yang sangat mempengaruhi ketersediaan bahan baku
banten yang bersumber pada hasil pertanian. Untuk
mengantisipasi ancaman lain, para pemilik usaha banten
dapat melakukan strategi dengan melakukan kerjasama
dengan produsen bahan baku sehingga dapat terjamin
ketersediaan bahan baku sekaligus pengendalian harga.
o Kemungkinan munculnya pesaing Non Hindu, dapat
diantisipasi dengan pemanfaatan tenaga lokal, bila perlu
dilakukan lintas banjar bahkan kabupaten untuk
meningkatkan kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal.
(3) Memanfaatkan Peluang dengan mengurangi kelemahan
(Strategi W-O).
o Ketergantungan bahan baku pada daerah luar. Cara
![Page 71: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/71.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 63
mengatasi dengan memanfaatkan peluang yang ada seperti
memanfaatkan lahan tidur dengan tanaman upakara.
o Tenaga kerja yang berasal dari satu banjar, terutama untuk
usaha banten skala kecil, dapat diantisipasi dengan
pengaturan jadwal kerja, atau penggunaan bahan baku yang
awet sehingga dapat disiapkan jauh hari, atau pelibatan
tenaga dari luar banjar saat diperlukan.
(4) Mengurangi ancaman dengan memperkecil kelemahan
(Strategi W-T)
o Usaha banten perlu melakukan kerjasama antar usaha
banten. Jika memungkinkan dengan pertimbangan
geografis maupun kekerabatan. Kerjasama sangat penting
baik dalam hal penyediaan bahan baku, tenaga kerja hingga
pengaturan agar tidak terjadi perbedaan harga sangat jauh
antar usaha banten.
o Usaha banten adalah usaha yang berlandaskan yadnya dan
filsafat Hindu. Pemilik sangat perlu menjaga kesucian dalam
proses pembuatan, tetap mengutamakan yadnya kepada
sesama, sehingga perlu diberikan perlakuan yang sama
kepada konsumen dari kelas ekonomi manapun.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan Uraian pada Bab-bab sebelumnya dan
kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut:
1) Bagi pelaku usaha banten di Kabupaten Gianyar untuk
mengoptimalkan potensi usahanya kedepan, karena usaha
ini sangat membantu banyak pihak seperti masyarakat yang
dapat dilihat dari Nilai Ekonomis dan tenaga Kerja yang
diserap.
2) Bagi Pemeritah Provinsi Bali, harapan usaha banten, lebih
memberdayakan potensi petani, peternak lokal di Bali agar
![Page 72: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/72.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 64
menangkap pelung yang ada, mengingat masi banyak
kebutuhan sarana banten di datangkan dari luar Bali ( Jawa,
Lombok) seperti: janur, pisang, telor bebek, kelapa.
3) Pihak terkait dapat menambahkan TPAK perempuan dari
data keterlibatan langsung perempuan pada usaha banten
yang ada di Kabupaten Gianyar, serta tenaga kerja
perempuan yang setengah bekerja karena hanya dipanggil
pada saat-saat musim rame, dimana semua usaha banten
memiliki tenaga yang siap dipanggil dan bahkan lebih banyak
tenaga kerja cadangan.
4) Pihak terkait dapat bekerjasama dengan pengelola usaha
banten seperti Yadnya Grosir yang ada di Desa Beng
Kecamatan Gianyar yang sudah memiliki pesraman untuk
memberikan pelatihan tentang bebantenan, disamping untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang makna
banten, juga untuk menghindari terjadinya degradasi budaya
bebantenan, karena pada dasarnya orang yang membeli
banten bukan karena terdegradasi tetapi karena
keterbatasan waktu untuk membuat banten sebagai akibat
perempuan semakin banyak terlibat di pasar kerja.
![Page 73: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/73.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 65
Allahdadi F. 2011. Women’s Empowerment for Rural Development. Journal of American Science. Dept. Of Organizational and Industrial Psychology, Islamic Azad University, Marvdasht Branch.
Aref, F. 2010. Community capacity as an approach for sustainabele tourism.e-Review of Tourism Research, 8(2), 30-40.
Azizan, N. A. & Wan Embong, W. E. N. (2013). The Determinants of Work Engagement and its Effect on Turnover Intention and Discretionary Efforts: Examining the Moderating Effect of Organizational Culture (A Pilot Study). Asian Journal Social Sciences and Humanities, 2(3), 370-374.
Bank, W. (2001). Engendering Development: Through Gender Equality in
Biro Pusat Statistik.2011. Penduduk Indonesia. Hasil Survei Penduduk AntarSensus.
Biro PusatStatistik. 2012. Penduduk Indonesia. Hasil Survei Penduduk AntarSensus.
BKKBN. 2012. Profil Pendataan Keluarga Tahun 2011 Provinsi Bali. Denpasar: BKKBN
BPS, 2011. Bali Dalam Angka 2010. Denpasar: Badan Pusat Statistik
BPS, 2013. Gianyar Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik
Chandrakirana, Kemala. 2000. Tantangan Perubahan dalam Bermasyarakat dan Bernegara dari Sisi Perempuan dalam Kompas “Indonesia Abad XII: di Tengah Kepungan Global”Jakarta: Penerbit Harian Kompas.
Fredu Nega , Erik Mathijs , Josef Deckers and Eric Tollens, 2009, Gender, social capital and empowerment in northern Ethiopia, Mekelle University
![Page 74: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/74.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 66
Fukuyama Francis,1995, Trust, The Social Virtues and the Creation of Prosperity, A Devision of Simon 7 Schurter New York, Free Press Paperbacks.
Gobezie, G. (2010). Empowerment of Women in Rural Ethiopia: A Review of Two Microfinance Models. PRAXIS The Fletcher Journal of Human Security
Handy, F., &Kassam, M. 2004.Women’s empowerment in rural India. Paper presented at the ISTR conference, Toronto Canada.
Harris, R. & Veinot, T., 2004,ASIAN JURNAL ILMU & HUMANITIES SOSIAL
Hastuti dan Respati, D. 2011. Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Berbasis Pemanfaatan Sumberdaya Perdesaan Upaya Mengentaskan Kemiskinan di Perdesaan: Studi di Lereng Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta. Naskah Jurnal, Fakultas Ilmu Sosial Ekonomi, Universitas Negeri Yogjakarta.
Hastuti, Hendang Lestari. 2004. Hambatan Sosial Budaya dalam Pengarusautamaan Gender di Indonesia. .ICASERD Working Paper No. 50. ISSN: 2186-8492.
Jegede, C. A. et al., (2011). Impact of Microfinance on Poverty Alleviation in Nigeria: An Empirical Investigation. European Journal of Humanities and Social Sciences, 2(1), 97-111.
Kementerian PPN/Bappenas. 2010. Workshop on Constraint Analysis of Millenium Challenge Corporation Compact Program, pada Selasa tanggal 10 Nopember 2009 di Hotel Grand Hyatt. Laporan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Jakarta.
Lennie, J. 2002. Rural women’s empowerment in a communication technology project: some contradictory effects. Rural Society, 12(3), 224-245.
Menkokesra. 2011a. Rakernas Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka sosialisasi PNPM Mandiri Pedesaan Tahun Anggaran 2010, di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu, tgl. 24 Maret 2010. Laporan Kementerian Kesejahteraan Rakyat. Jakarta.
Menkokesra. 2011b. Rapat Koordinasi Teknis Nasional Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi tahun 2010. Laporan
![Page 75: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/75.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 67
Kementerian Kesejahteraan Rakyat. Jakarta.
Menkokesra. 2012. PNPM-BRI Luncurkan Pilot Project Pembiayaan bagi “Lulusan” PNPM Mandiri Perkotaan. Laporan Kementerian Kesejahteraan Rakyat. Jakarta.
Moser, Caroline O.N. 1993. Gender Planning and Development: Theory, Practice, and Trainning. London. Routledge
Nehen, Ketut. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar: Udayana University Press
Rezaei, S. 2007. Empowerment of Rural Women. Retrieved 12, October, 2010, fromhttp://lib.ohchr.org/HRBodies/UPR/Documents/ Session7/IR/FEI_UPR_IRN_S07_2010_FarhikhtehEmpowerment Institute.pdf
Rights, Resources, and Voice. New York: Oxford University Press.
Sajogyo, Pudjiwati. 1987. “Pengembangan Sumber Daya Manusia KhususnyaTenaga KerjaWanita dalam Pembangunan Jangka Panjang”. Makalah Seminar tentang Masalah Tenaga Kerja Wanita Indonesia dalam Pembangunan Nasional, Fak. Ekonomi Universitas Nusa Bangsa, Bogor.
Saskara, Ida Ayu. 2011. Tinjauan Perspektif Ekonomi dan Nonekonomi Perempuan Bali yang Bekerja di Sektor Publik: Studi Konflik Peran. Disertasi Program Doktor Ilmu Ekonomi Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.
Siregar. 2011. Modal Sosial Para Pedagang Kaki Lima Etnis Jawa Studi di Daerah Nagoya Kota Batam. Jurnal Fisip UMRAH. Vol 1(1): 93-106.
The World Bank. 2006. Ikhtisar Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Laporan Staf Bank Dunia. Jakarta.
The World Bank. 2006. Ikhtisar Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Laporan Staf Bank Dunia. Jakarta.
UNDP. 2011. Millennium Development Goals: Status of MDGs in Indonesia. United Nations Development Programme. Jakarta. Vol. 2 No. 4 November 2013
![Page 76: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/76.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 68
Yulianto, Trimo. 2005. Fenomena Program-Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Klaten . Thesis. Program Pasca Sarjana, Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro Semarang
LAMPIRAN
SK TIM PENGKAJI:
![Page 77: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/77.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 69
![Page 78: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/78.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 70
![Page 79: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/79.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 71
![Page 80: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/80.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 72
![Page 81: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/81.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 73
![Page 82: Laporan Kajian · pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060804/608850d1fa71db26ad06eaa4/html5/thumbnails/82.jpg)
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147
______________________________________________________________________________________________
Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 74