laporan kasus stase bari, fix.doc
TRANSCRIPT
Laporan Kasus
Demam Tifoid Disusun Oleh:Frandi Wirajaya, S.KedAli Zainal Abidin, S.Ked
Retno Tharra, S.Ked Pembimbing:
dr. Halimah, Sp.ADEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUD. PALEMBANG BARI2015
HALAMAN PENGESAHANPresentasi kasus dengan judul
Demam TifoidOleh :
Frandi Wirajaya, S.KedAli Zainal Abidin, S.Ked
Retno Tharra, S.KedSebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSMH Palembang / Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat-Nya lah laporan kasus yang berjudul Demam Tifoid ini dapat diselesaikan dengan baik.Melalui tulisan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. dr. Halimah, Sp.A, sebagai dosen pembimbing
2. Rekan-rekan seperjuangan yang turut meluangkan banyak waktu dalam membantu proses penyelesaian laporan kasus ini.
3. Semua pihak yang telah ikut membantu proses penyusunan laporan kasus hingga laporan kasus ini selesai.
Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari isi maupun teknik penulisan.Sehingga apabila ada kritik dan saran dari semua pihak maupun pembaca untuk kesempurnaan laporan kasus ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih.
DAFTAR ISIHalaman Judul i
Halaman Pengesahanii
Daftar Isiiv
BAB I Pendahuluan5
BAB II Status Pediatrikus7BAB III Tinjauan Pustaka18BAB IV Analisis Kasus26DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan dan didukung dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endothelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuclear dari hati, limpa, kalenjar limfe usus dan Peyers patch.
Demam tifoid dapat menginfeksi semua orang dan tidak ada perbedaan yang nyata antara insiden pada laki-laki dan perempuan. Menurut penelitian Simanjuntak, C.H, dkk (1989) di Paseh, Jawa Barat terdapat 77 % penderita demam tifoid pada umur 3 19 tahun dan tertinggi pada umur 10 -15 tahun dengan angka kejadian 687,9 per 100.000 penduduk. Angka kejadian pada umur 0 3 tahun sebesar 263 per 100.000 penduduk. Demam tifoid tersebar di seluruh dunia. Pada tahun 2000, angka kejadian demam tifoid di Amerika Latin 53 per 100.000 penduduk dan di Asia Tenggara 110 per 100.000 penduduk. Di Indonesia demam tifoid dapat ditemukan sepanjang tahun, di Jakarta Utara pada tahun 2001, angka kejadian demam tifoid 680 per 100.000 penduduk dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 1.426 per 100.000 pendudukPenularan penyakit demam tifoid oleh basil Salmonella typhi ke manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh feses atau urin dari penderita tifoid (fekal oral). Manusia merupakan host reservoir bagi kuman Salmonella thypi. Penelitian yang dilakukan oleh Heru Laksono (2009) dengan desain case control , mengatakan bahwa kebiasaan jajan di luar mempunyai resiko terkena penyakit demam tifoid pada anak 3,6 kali lebih besar dibandingkan dengan kebiasaan tidak jajan diluar dan anak yang mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan beresiko terkena penyakit demam tifoid 2,7 lebih besar dibandingkan dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di daerah tropis terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar hygiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya penyebaran demam tifoid adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber air minum dan standart hygiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Perforasi usus halus dilaporkan dapat terjadi pada 0.5-3% sedangkan perdarahan usus pada 1 10% kasus demam tifoid anak. Penyulit ini biasanya terjadi pada minggu ke-3 sakit walau pernah dilaporkan terjadi pada minggu pertama.
Komplikasi didahului dengan penurunan suhu, tekanan darah dan peningkatan frekuensi nadi. Perforasi usus halus ditandai dengan nyeri abdomen lokal pada kuadran kanan bawah. Kemudian akan diikuti muntah, nyeri pada perabaan abdomen, defance muscular, hilangnya keredupan hepar dan tanda-tanda peritonitis yang lain. Selain itu, dapat juga terjadi komplikasi neuropsikiatri berupa gangguan kesadaran, disorientasi, delirium, obtundasi, stupor bahkan koma. Miokarditis, ikterus dengan atau tanpa disertai kenaikan transaminase, maupun kolesistitis akut juga dapat dijumpai sebagai komplikasi pada demam tifoid.
Sebagian besar pasien demam tifoid dapat diobati di rumah dengan tirah baring, isolasi yang memadai, pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi serta pemberian antibiotik. Sedangkan pasien dengan hiperpireksia, dehidrasi, keadaan umum lemah, ensefalopati tifoid dan tifoid dengan komplikasi harus segera dirawat agar observasi dan pengobatan dapat dilakukan secara seksama untuk menghindari komplikasi lanjut. Pengobatan antibiotic pada penderita tifoid merupakan pengobatan utama karena pada dasarnya pathogenesis infeksi Salmonella typhii berhubungan dengan keadaan bakteremia.
BAB IISTATUS PEDIATRIKI. IDENTIFIKASI
1. Nama
: An. MA2. Umur
: 9 tahun3. Jenis Kelamin: Laki-laki4. Nama Ayah: Tn.F5. Nama Ibu: Ny.F6. Bangsa
: Palembang7. Alamat
: Keramasan Kertapati8. Dikirim oleh: Dokter Sp.A9. MRS Tanggal: 20 April 2015II. ANAMNESIS (Subjektif/S)Tanggal
: 23 April 2015Diberikan oleh: Ibu pasienA. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama
: Deman tinggi 2. Keluhan Tambahan
: Nyeri perut3. Riwayat Perjalanan Penyakit: 6 hari SMRS anak mengalami demam, hilang timbul, menggigil (-), berkeringat (-), pilek (-), batuk (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), nyeri sendi (-), BAK dan BAB biasa anak belum diajak berobat 3 hari SMRS anak mengalami demam tinggi, hilang timbul, menggigil (-), berkeringat (-), pilek (-), batuk (-), mual (+), muntah (+), menyemprot (-), frekuensi 2 x/hari, banyak @1/4 gelas belimbing, isi apa yang dimakan, nyeri perut (+), nyeri sendi (-), BAK dan BAB biasa anak dibawa ke IGD RSUD Palembang Bari, diberikan 2 macam obat, disuruh pulang dan kontrol ke poli 1 hari SMRS anak masih mengalami demam tinggi, turun bila diberikan obat penurun panas, menggigil (-), berkeringat (-), batuk pilek (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (+), nyeri sendi (-), BAK dan BAB biasa ( dibawa ke poli anak RSUD Palembang Bari, dilakukan uji rumple leed, hasilnya negatif, kemudian anak disarankan untuk cek darah dan dirawat inap. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal, riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria disangkal, riwayat DBD dilingkungan tempat tinggal ada.Saat ini anak telah dirawat inap selama 4 hari, demam (-), nyeri perut (-), mual dan muntah (-), anak tidak BAB 3 hari, anak telah mendapatkan terapi ceftriaxon 1 x 2 gram, paracetamol 4 x tab dan IVFD RL gtt 15 x/m (makro).
Hasil pemeriksaan lab tanggal 20 April 2015: Darah Rutin ( Hb: 13.3, Leukosit: 30.000, Trombosit : 287.000, Ht : 39, Diff. Count: 0/2/1/56/35/9. Widal tes : 1/320 (antigen O dan H typhii). Urin tanggal 21 April 2015 ( normalB. RIWAYAT SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT
1. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Masa Kehamilan : 9 bulan 10 hari (Cukup Bulan)Partus
: G3P2A0 Tempat
: Praktek bidanDitolong oleh
: BidanTanggal
: 26 Februari 2007BB
: 2,9 kgPB
: ibu lupaLingkar kepala
: ibu lupa2. Riwayat Makanan:
ASI
: Sejak lahir 12 bulan
Susu botol
: usia 6 bulan
Bubur Nasi
: usia 7 bulan
Nasi Tim/lembek: usia 9-12 bulan
Nasi Biasa
: usia 13 bulan-sekarang3. Riwayat ImunisasiIMUNISASI DASARULANGAN
UmurUmurUmurUmur
BCG+
DPT 1+DPT 2+DPT 3+
HEPATITIS B 0+HEPATITIS B 1+HEPATITIS B 2+
Hib 1+Hib 2+Hib 3+
POLIO 1+POLIO 2+POLIO 3+
CAMPAK+POLIO 4+
Kesan : Imunisasi dasar lengkap4. Riwayat Keluarga
Perkawinan
: -
Umur
: -
Pendidikan
: -
Penyakit yang pernah diderita: tidak ada
5. Riwayat Perkembangan
Gigi Pertama
: 5 bulanBerdiri
: 10 bulan Berbalik
: 3 bulanBerjalan: 13 bulan
Tengkurap
: 4 bulanBerbicara: 9 bulan Merangkak
: 6 bulan
Duduk
: 8 bulan
Kesan : Normal
6. Riwayat Perkembangan MentalIsap Jempol
: +
Ngompol
: +
Sering Mimpi
: -
Aktivitas
: Aktif Membangkang
: -
Ketakutan
: -
Kesan : Normal7. Riwayat Penyakit Pernah Diderita
Tidak adaIII.PEMERIKSAAN FISIK ( Objektif / O)A. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan Umum: Tampak sakit sedangKesadaran: Compos mentis (GCS E4M6V5) BB: 19 Kg PB atau TB: 124 CmStatus gizi : Gizi baik
BB/U : 19/28 100% = 67,85 % ( severe wasting TB (PB)/U : 124/133 100% = 93,23 % ( normal BB/TB (PB): 24/24 100%= 100% ( Gizi baikLingkar kepala: 50 cm (-2 SD (+ 2 SD) ( NormosefaliEdema ( - ), sianosis ( - ), dispnue ( - ), anemia ( - ), ikterus ( - ), dismorfik ( - )Suhu: 36,7 oCRespirasi: 21 x/menit, reguler Tipe Pernapasan : torakoabdominal
Tekanan Darah: 90/60 mmHg
Nadi: 85 x/ menit, Isi/kualitas: cukup, Regularitas: teraturKulit: warna sawo matang, lesi kulit (-)
B. PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala Mata : Edema palpebra (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, diameter 3 mm - 3 mm, reflex cahaya (+)
Hidung: Mukosa hiperemis (-), sekret (-), perdarahan (-), NCH (-)
Telinga: Meatus aurikularis eksterna lapang, sekret (-), perdarahan (-)
Mulut :Lidah kotor (+), rhagaden (-), Sianosis sirkumoral (-), mukosa mulut dan bibir kering (-) Faring/Tonsil: Hiperemis (-), Beslag (-), T1-T1
Leher
Inspeksi: Benjolan (-), lesi kulit (-)
Palpasi: JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-)
Toraks
Inspeksi: Statis dan dinamis ( Simetris, retraksi (-), lesi kulit (-), benjolan (-)
Palpasi: Stem fremitus kanan = kiri Paru
Perkusi : Sonor di kedua lapang paruAuskultasi: Vesikuler (+) Normal, Ronkhi (-), Wheezing (-) Jantung
Perkusi: Batas kanan jantung ICS V linea parasternalis dextra, batas atas ICS II, batas kiri jantung ICS V linea midklavikularis sinistra.
Auskultasi: Bj I-II (+) Normal, Murmur (-), Gallop (-)Abdomen
Inspeksi
: Datar, lesi kulit (-), venektasi (-)
Palpasi
: Lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi
: Timpani, nyeri ketok CVA (-)
Auskultasi
: Bising usus (+) normalEkstremitas Superior et Inferior
Inspeksi
Bentuk
: normal
Deformitas
: tidak ada
Edema
: tidak ada
Trofi
: tidak ada Pergerakakan
: luas Tremor
: tidak ada Chorea
: tidak ada Akral
: hangat Lain-lain
: CRT < 3
Inguinal
Kelenjar Getah Bening: tidak membesar.
Lain-lain
: tidak ada
Genitalia Laki-lakiIV. STATUS NEUROLOGIS
Lengan
Tungkai
Kanan
kiri
Kanan
Kiri
Fungsi motorik
Gerakan : luas luas Luas Luas
Kekuatan : 5
5
5
5
Tonus : eutonia eutonia eutonia eutonia
Klonus :
-
-
Reflex fisiologis : (+) N (+) N
(+) N (+) N
Reflex patologis : tidak ada
GRM
: - Fungsi sensorik : Normal Nervi craniales : Normal Reflex primitif : Tidak ada Kesan : Normal
V. RESUME
Anak laki-laki usia 9 tahun dengan keluhan utama demam tinggi disertai nyeri perut sejak 6 hari SMRS. Demam hilang timbul. Muntah (+) 3 hari SMRS 2x/hari sebanyak 1/4 gelas belimbing tiap kali muntah dengan isi apa yang dimakan dan diminum. Riwayat Kehamilan normal, riwayat imunisasi lengkap, riwayat perkembangan dengan kesan normal, riwayat perkembangan mental normal, penyakit yang pernah diderita sebelumnya disangkal, riwayat penyakit dalam keluarga adalah asma (+) dan hipertensi (+). Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal, riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria disangkal, riwayat DBD dilingkungan tempat tinggal ada.
Saat ini anak telah dirawat inap selama 4 hari, demam (-), nyeri perut (-), mual dan muntah (-), anak tidak BAB 3 hari, anak telah mendapatkan terapi ceftriaxon 1 x 2 gram, paracetamol 4 x tab dan IVFD RL gtt 15 x/m (makro).
Hasil pemeriksaan lab tanggal 20 April 2015: Darah Rutin ( Hb: 13.3, Leukosit: 30.000, Trombosit : 287.000, Ht : 39, Diff. Count: 0/2/1/56/35/9. Widal tes : 1/320 (antigen O dan H typhii). Urin tanggal 21 April 2015 ( normalPemeriksaan fisik:Sensorium
: Compos mentis
Nadi
: 85 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukupRR
: 21 x/menit, reguler TD
: 90/60 mmHg
Suhu
: 36,7 CLingkar Kepala: 50 CmKepala Mulut: Lidah kotor (+)Leher
: dalam batas normalThoraks
Paru
: dalam batas normal
Jantung
: dalam batas normalAbdomen
: dalam batas normalEkstremitas : dalam batas normalVI. DAFTAR MASALAH1. Demam2. Nyeri perut
4. Tidak BABVII. DIAGNOSIS BANDING1. Demam Tifoid 2. Demam ec Infeksi Dengue 3. Malaria
4. Tersangka ISKVIII. DIAGNOSIS KERJADemam Tifoid (Perbaikan)IX. TATALAKSANA (Planning / P)a. PEMERIKSAAN ANJURAN Cek ulang darah rutin saat pulang Pemeriksaan feses saat pulangb. TERAPI ( SUPORTIF SIMPTOMATIS-CAUSATIF) Tirah baring Farmakologis Inj. Seftriakson 1 x 2 gr selama 5 hari PCT 3 x tab, bila demam atau T 38,5C IVFD D5 NS gtt 15 x/m (makro)X. EDUKASIJaga kebersihan personal, cuci tangan sebelum makan, dan jika mampu dilakukan vaksinasi tifoid.XI. PROGNOSISa. Qua ad vitam : dubia ad bonamb. Qua ad functionam : dubia ad bonamc. Qua ad sanationam : dubia ad bonam Follow up
Kamis, 23 April 2015
S: demam (-) tidak BAB (+)
O: KU: Compos Mentis, Tampak Sakit Sedang
TD: 90/60
HR: 98x/menit
RR: 21x/menit T: 36.4o
Kepala: NCH -/-, CA -/-, SI -/-, Lidah kotor (+)
Thorax:
Inspeksi: Simetris statis dinamis, retraksi (-)
Palpasi
: Stem fremitus simetris, iktus kordis teraba N
Perkusi:Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi: BJ I/II (+)N, M(-), G(-), Ves (+) N, Rh (-), Wh (-)
Abdomen:
Inspeksi:Datar (+), venektasi (-)
Palpasi
: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak ada kelainan
Perkusi: timpani
Auskulasi: Bising usus (+) N
Ekstremitas: Akral hangat, CRT