laporan kasus.docx

22
LAPORAN KASUS PASIEN Tn. S DENGAN KARSINOMA NASOFARING RUANG RAJAWALI IIB RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah Oleh : Umi Fadilah P 17420613075 PRODI D IV KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

Upload: umyfadilah

Post on 11-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KASUS.docx

LAPORAN KASUS

PASIEN Tn. S DENGAN KARSINOMA NASOFARING

RUANG RAJAWALI IIB RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah

Oleh :

Umi Fadilah

P 17420613075

PRODI D IV KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

SEMARANG

TAHUN 2015

Page 2: LAPORAN KASUS.docx

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN CA. NASOFARING DI

RUANG RAJAWALI VB RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Nama Mahasisiwa : Umi Fadilah Tanggal Pengkajian : 24 Agustus 2015

NIM : P.17420613075 Ruang : Rajawali IIB

A. IDENTITAS

1. Nama pasien : Tn. S

2. Umur : 52 tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Suku/ Bangsa : Jawa

5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

6. Pendidikan : SD

7. Alamat : Batang

8. Agama : Islam

9. Tanggal masuk : 3 Agustus 2015

10. Diagnosa medis : Ca. Nasofaring

Penanggung Jawab

1. Nama : Ny. S

2. Umur : 58 tahun

3. Hubungan dengan pasien : Istri

4. Suku/Bangsa : Jawa

5. Agama : Islam

6. Pendidikan : SD

7. Pekerjaan : Swasta

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan utama : pasien mengatakan pusing

2. Riwayat keperawatan sekarang

Tanggal 3 Agustus 2015 pukul 14.00 Ny. R masuk ruang inap RSUP Dr. Kariadi

dengan diagnosa Ca. Nasofaring. Sebelumnya Ny. R mengalami mimisan sejak

bulan november 2014 tapi dibiarkan lama kelamaan klien merasakan ada yang

menyumbat hidungnya lalu diperiksakan ke RS purwodadi dan dirawat selama 9 hari

Page 3: LAPORAN KASUS.docx

lalu dirujuk ke RSUP Kariadi dan dirawat selama 4 hari lalu dirawat dirumah selama

2 bulan dan dirawat kembali ke RSUP Kariadi, selama dirawat klien telah

melakukan kemoterapi sebanyak 1 kali pada tanggal 6 Agustus 2015.

3. Riwayat keperawatan dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit. Ny. S pernah

sakit yang lain, namun hanya sakit ringan seperti batuk, pilek dan dibawa ke

puskesmas sudah sembuh.

4. Riwayat keperawatan keluarga

Pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit seperti

yang diderita, maupun penyakit kronis menurun dan menular lainnya seperti asma,

TBC, DM, jantung, hepatitis dan HIV

C. POLA FUNGSI GORDON

1. Pola manajemen kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting. Pengelolaan kesehatan

bila ada anggota keluarga atau diri sendiri menderita sakit, pasien akan minum obat

warung terlebih dahulu apabila tidak sembuh klien segera pergi ke tempat pelayanan

kesehatan yang terdekat seperti bidan, klinik ataupun puskesmas.

2. Pola nutrisi dan cairan

Pasien mengatakan sebelum sakit makan tidak teratur 2-3 kali sehari, dan

habis dalam 1 piring dengan jumlah porsi penuh. Pasien mengatakan sebelum sakit

terkadang mengonsumsi buah dan sayur. Sebelum sakit pasien minum air putih

sebanyak ±800-1200 ml air putih/ hari. Pasien mengatakan tidak begitu senang

dengan kopi. Pasien tidak memiliki alergi maupun pantangan dalam hal makanan

maupun minuman.

Pasien mengatakan setelah sakit tidak mengalami penurunan nafsu makan,

pasien menghabiskan satu porsi makan yang disediakan RS. Setelah sakit, pasien

lebih banyak minum air putih kurang lebih 1000-1500 ml/ hari. Sebelum masuk

rumah sakit berat badan pasien 68 kg dengan tinggi badan 158cm. Setelah sakit berat

badan pasien menjadi 55 kg. Pasien mengeluh mual setelah kemoterapi, apabila mual

pasien memakai masker oksigen.

Page 4: LAPORAN KASUS.docx

Antropometri :

Berat Badan : 55 kg

Tinggi Badan : 158 cm

IMT : BB/(TB dalam m)2

: 55/(1,58)2

: 55/2.496

: 22,03

Biochemical :

Hemoglobin : 11.6 g/dl

Clinical Sign

Turgor Kulit : kembali < 2 detik, kulit lembab

Keadaan Rambut : bersih tidak mudah rontok

Konjungtiva : tidak anemis

Mukosa mulut : lembab

Diit intake

Pasien diberikan makanan bubur sumsum yang di sediakan oleh Rumah Sakit

3. Pola eliminasi

a. Buang Air Besar (BAB)

Sebelum sakit pasien mengatakan bahwa dapat BAB dengan lancar 1 kali

sehari, warna feses kuning kecoklatan, konsistensinya lunak, dan bau khas feses

normal. Pasien tidak memiliki kebiasaan menggunakan obat pencahar untuk

membantu BAB.

Selama sakit di RS pasien mengatakan tidak susah BAB, tapi setelah

kemoterapi pasien susah buang air besar selama 3 hari, lalu pada 9 agustus 2015

pasien diberi obat untuk mencarkan BAB pasien langsung BAB sampai 7 kali

dalam sehari, fesesnya berwarna kuning dengan konsistensi cair.

b. Buang Air Kecil (BAK)

Sebelum sakit pasien mengatakan tidak ada keluhan untuk BAK. Pasien tidak

pernah operasi saluran kencing, frekuensi 4-5x sehari dengan warna kekuningan,

jumlah kencing selama 24 jam kurang lebih 1000cc

Selama sakit pasien mengatakan BAK dengan frekuensi 4-5 kali. Pasien tidak

menggunakan kateter uretra, dengan warna urin kuning jernih, jumlah kencing

selama 24 jam kurang lebih 1500cc.

Page 5: LAPORAN KASUS.docx

4. Pola aktivitas

Sebelum sakit pasien melakukan aktivitas sedang dan beraktivitas seperti biasa, pasien

adalah seorang ibu rumah tangga yang mengurus keperluan rumah tangganya. Diwaktu

sakit dalam memenuhi kebutuhannya pasien dibantu oleh keluarga karena pasien

merasa lemas dan pusing untuk duduk apalagi beraktifitas.

INDEKS BARTHEL

FREKUENSI

NO FAKTOR KETERGANTUNGAN SKOR FAKTOR

KETERGANTUNGAN

SKOR

1 Personal Hygiene 3 6. mamakai pakaian 5

2 Mandi 3 7 kontrol BAB 5

3 Makan 5 8 kontrol BAK 5

4 Toileting 5 9 ambulasi atau menggunakan ,

kursi roda

3

5 Menaiki tangga 0 10 transfusi kursi--tidur 3

TOTAL 37

Keterangan:

Ketergantungan total (0-24) Ketergantungan ringan (75-90)

Ketergantungan berat (25-49) Ketergantungan minimal (91-99)

Ketergantungan sedang (50-74)

5. Pola istirahat tidur

Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan tidur. Lama tidur sebelum sakit malam

selama 4-6 jam. Tidak ada pengantar tidur seperti membaca buku, musik, televisi, atau

obat tidur. Pasien biasanya langsung tidur. Setelah sakit intensitas waktu pasien tidur

berubah, pasien menjadi lebih susah tidur, dan sering terbangun. Lama tidur setelah

sakit di malam hari selama ±3-4 jam dan siang selama 2 jam.

6. Pola motorik dan kognitif

Sebelum dan sesudah sakit, pasien tidak mengalami masalah pada indera pendengaran,

penciuman, perasa dan peraba. Namun setelah sakit indera penglihatan pasien

Page 6: LAPORAN KASUS.docx

bermasalah, yaitu pandangan sebelah kiri pasien menjadi kabur/hilang, pendengaran

pasien juga berkurang sejak mata dan lehernya mengalami pembesaran, dan pasien juga

pusing. Pasien dapat berorientasi pada waktu, tempat dan orang lain dengan baik. Hal

ini dibuktikan dengan pasien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik dan

benar ketika ditanya saat itu hari apa dan pasien sedang berada dimana. Pasien dapat

berkomunikasi dengan baik namun kadang pasien tidak mengerti yang diucapkan

perawat dan bertanya pada suaminya yang akan menjelaskan dari dekat atau sedikit

mengeraskan suaranya. Pasien kurang lancar dan jelas dalam berbicara tapi dapat

merespon pembicaran perawat sesuai dengan apa yang sedang dibicarakan. Daya ingat

pasien juga cukup baik, dibuktikan dengan pasien dapat menyebutkan namanya sendiri,

suaminya, anak-anaknya, cucu-cucunya, dan dapat mengingat dan menceritakan

kembali peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu termasuk perjalanan

penyakit pasien yang lalu.

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

1) Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa kondisi fisiknya saat ini sangat lemah

dan tampak lusuh karena tidak dapat merawat diri dengan baik.

Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai

dan tidak disukai, semua biasa saja.

2) Identitas diri : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus nenek dengan

2 orang anak dan semuanya sudah mandiri.

3) Harga diri : Pasien merasa sangat merepotkan keluarganya karena selama

sakit pasien tidak bisa melakukan banyak kegiatan secara mandiri

melainkan lebih banyak dibantu oleh keluarganya. Namun pasien

bersyukur karena dalam kondisi seperti ini keluarga pasien masih

tetap mau merawat pasien dengan baik.

4) Peran diri : Pasien mengatakan bahwa pasien merasa senang karena anak-

anak pasien dapat memaklumi kondisi pasien sehingga tidak

dapat menjalankan perannya sebagai ibu dan nenek dengan baik.

5) Ideal diri : Pasien berharap ingin segera sembuh agar bisa beraktivitas lagi

seperti biasanya. Pasien juga berharap keluarganya mau

menerima keadaannya dan merawatnya dengan sabar. Jika pasien

Page 7: LAPORAN KASUS.docx

sembuh, pasien akan lebih menjaga kesehatannya agar tidak sakit

seperti ini lagi.

8. Pola hubungan sosial

Hubungan pasien dengan keluarga, kerabat serta tetangga harmoni, baik. Pasien dalam

bermasyarakat aktif, sikap dari pasien pun kooperatif.

9. Pola seksualitas dan reproduksi

Pasien memiliki dua orang anak dan seorang suami, pasien pertama kali menstruasi

pada usia 14 tahun dan menikah pada usia 24 tahun 6 tahun kemudian memiliki anak,

pasien tidak pernah menggunakan kb.

10. Pola mengatasi permasalah hidup

Pasien apabila ada masalah akan disimpan sendiri dan sebelumnya pasien merupakan

orang yang emosional.

11. Pola nilai dan kepercayaan/agama

Sebelum sakit pasien masih dapat menjalankan ibadah rutin sebagai muslim, setelah

sakit pasien agak kesulitan untuk menjalankan solat, namun tetap berusaha sebisa

mungkin untuk menjalankan solat.

D. PENGKAJIAN FISIK

1. Skala Koma Glasgow

Motorik

6 (dapat bergerak dan mengikuti perintah saat diminta untuk menggerakkan anggota

tubuh)

Verbal

5 (dapat berbicara dan berorientasi dengan baik)

Reaksi membuka mata

3 (mata terbuka setelah diberi stimulus atau rangsangan)

2. Kesadaran : Composmentis (kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab

semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya)

3. Pasien tenang

4. Tidak terjadi gangguan orientasi

Page 8: LAPORAN KASUS.docx

5. Pasien menerima penyakitnya dan yakin akan kesembuhannya

6. Tanda vital :

TD : 110/70 mmHg

HR : 84x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : 362 C.

7. Kepala

a. Kepala : mesocephal, rambut hitam, bersih, kaku

b. Mata : konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat kotoran , sclera tidak ikterik,

c. Hidung : agak kotor, terdapat cairan yang keluar dari hidung

d. Mulut : palatum normal, tidak terdapat kotoran dan lendir, mukosa bibir

lembab

e. Telinga : tulang rawan sempurna, pendengaran berkurang harus bicara dekat

telinga

f. Leher : ada pembesaran kelenjar getah bening pada semua sisi leher

8. Dada

a. Jantung :

− Inspeksi: tidak ada lesi

− Palpasi : teraba ictus cordis pada intercosta ke 5

− Perkusi : pekak

− Auskultasi: bunyi jantung I-II murni, tidak terdengar bising

b. Paru :

− Inspeksi : terlihat pergerakan simetris, pernapasan dalam, tidak terdapat

penarikan otot penapasan dada

− Palpasi : tactil vremitus normal

− Perkusi : sonor

− Auskultasi: terdengar suara vesikuler di seluruh lapang paru

c. Payudara : puting susu bersih, simetri.

d. Bentuk dada : normochest, terdapat retraksi dinding dada

9. Abdomen

a. Inspeksi : datar

b. Asukultasi : terdengar bising usus 8 kali per menit

c. Palpasi : tidak ada massa, tidak ada distensi abdomen

Page 9: LAPORAN KASUS.docx

d. Perkusi : Tymphani

10. Ekstremitas

Atas kanan : tidak ada oedema, kekuatan otot 5, terpasang selang infuse sejak

tanggal 3 Agustus 2015

Atas kiri : tidak ada oedema, kekuatan otot 5

Bawah kanan : tidak ada oedema, kekuatan otot 5

Bawah kiri : tidak ada oedema, kekuatan otot 5

E. TERAPI OBAT

NaCl 500 ml 20 tpm

MST 10mg/12jam PO

Vit C 350mg/8 jam PO

Ranitidin 50mg/12 jam IV

Metylpredisolon 62,5mg/12 jam IV

Ondansentron Post Kemo 8mg/ 8 jam IV

Galukon 250mg/12 jam PO

KCL 250mg/12 jam PO

NaCL cap 500mg/8 jam PO

Ondansentron 8mg/8 jam IV

Ketorolac 30mg/8 jam IV

Exametasin 10mg/6 jam IV

Timolo ED 0,5% rata kanan/12 jam TETES MATA

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Page 10: LAPORAN KASUS.docx

Tanggal : 07 Agustus 2015

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Hematologi

Leukosit 15.4 10^3/ul 3.6 – 11

Eritrosit 4.29 10^6/uL 4.4 – 5.9

Hemoglobin 11.6 g/dL 12.00 – 15.-0

Hematokrit 35,1 % 35 – 47

MCV 27.0 fL 76 – 96

MCH 82.0 Pg 27.00 – 32.00

MCHC 33.0 g/dL 29.00 – 36.00

Trombosit 597 10^3/uL 150 – 400

RDW 17.1 % 11.60 – 14.80

MPV 8.18 fL 4.00 – 11.00

Kimia KlinikUreum 19 mg/dL 15 – 39

Kreatinin 0,6 mg/dL 0,60 – 1,30

Magnesium 0,76 mmol/L 0,74 – 0,99

Calsium 1,9 mmol/L 2,12 – 5,52

Elektrolit

Natrum 134 mmol/L 136 – 145

Kalium 3,4 mmol/L 3,5 – 5,1

Chlorida 96 mmol/L 98 – 107

Page 11: LAPORAN KASUS.docx

G. ASUHAN KEPERAWATAN

1. DAFTAR MASALAH

N

oTgl/Jam Data Fokus DP

Tgl

TeratasiTTD

1 10

Agustus

2015

13.30

DS :

a. Pasien mengatakan pendengarannya

berkurang sejak leher dan matanya

mengalami pembesaran

DO :

a. Pasien tampak tidak mengerti yang

diucapkan

b. Apabila bicara harus dari dekat/lebih keras

c. Terjadi pembesaran KGB dan mata

eksoftalmus

Gangguan sensori

persepsi

(pendengaran) b.d

gangguan status

organ sekunder

metastase Ca.

Nasofaring

2

.

10

Agustus

2015

13.30

DS :

a. Pasien mengatakan merasa mual-mual

setelah kemoterapi

b. Pasien mengatakan pusing dan lemas

DO :

a. Pasien terlihat lemas hanya bisa miring

kanan kiri

b. Terjadi penurunan berat badan dari 68 kg

menjadi 55 kg

Berat Badan : 55 kg

Tinggi Badan : 158 cm

IMT : BB/(TB dalam m)2

: 58/(1,58)2

: 55/2.496: 22,03

Hemoglobin : 11.6 g/dl

Diit intake

Pasien diberikan makanan bubur sumsum

yang di sediakan oleh Rumah Sakit

Mual berhubungan

dengan

kemotherapi

Page 12: LAPORAN KASUS.docx

2. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (NCP)

NO DP TGL TUJUAN INTERVENSI TTD

1 Gangguan

sensori

persepsi

(pendengara

n) b.d

gangguan

status organ

sekunder

metastase

Ca.

Nasofaring

10 Agustus

2015

13.30

Setelah diberikan

tindakan keperawatan

selama 1x24 jam

diharapkan mampu

beradaptasi terhadap

perubahan sensori

pesepsi dengan kriteria

hasil:

a. Mengenal gangguan

dan berkompensasi

terhadap perubahan

a. Perbaiki cara komunikasi

dengan bicara pelan di

dekat klien dan tidak

berteriak-teriakan

b. Bicara pada sisi telinga

yang sehat

c. Berikan posisi yang

nyaman dan tidak bising

d. Bicara dengan gerak

mulut yang jelas

e. Ajarkan klien perawatan

telinga yang sesuai

indikasi

f. Observasi tanda-tanda dan

gejala disorientasi

2 Mual

berhubungan

dengan

kemotherapi

10 Agustus

2015

13.30

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2 x 24 jam,

diharapkan pasien

mampu :

a. Merasa lebih nyaman

b. Status cairan

seimbang

c. Intake nutrisi adekuat

a. Kaji penyebab mual dan

muntah klien

b. Berikan/ajarkan metode

distraksi dari sensasi mual

misalnya menggunakan

musik dsb

c. Jaga lingkungan yang

bersih, tenang dan

ventilasi yang baik.

d. Hindarkan pergerakan

yang tiba-tiba, biarkan

klien tetap terlentang.

e. Monitor mual dan muntah

f. Kolaborasi dengan tim

medis pemberian obat

antiemetic (bila perlu)

Page 13: LAPORAN KASUS.docx

H. CATATAN KEPERAWATAN

No DP TGL Tindakan Keperawatan Respon TTD

1 Gangguan

sensori

persepsi

(pendengaran)

b.d gangguan

status organ

sekunder

metastase Ca.

Nasofaring

10 8 2015

13.30

13.31

13.35

13.40

13.43

13.50

a. Memperbaiki cara

komunikasi dengan

bicara pelan di dekat

klien dan tidak

berteriak-teriakan

b. Berbicara pada sisi

telinga yang sehat

c. Berbicara dengan

gerak mulut yang

jelas

d. Memberikan posisi

yang nyaman dan

tidak bising

e. Mengajarkan klien

perawatan telinga

yang sesuai indikasi

f. Mengobservasi

tanda-tanda dan

gejala disorientasi

a. S : -

O : klien mengarahkan badan

kearah perawat

b. S : -

O : pasien mengerti apa yang

diucapkan perawat

c. S : klien mengatakan bisa sedikit

mengerti dari gerakan bibir

O : klien melihat kearah bibir

perawat

d. S : pasien mengatakan merasa lebih

nyaman

O : wajah pasien terlihat nyaman

e. S : pasien mengatakan akan

berusaha melakukan yang

dianjurkan perawat

O : pasien memahami apa yang

diajarkan perawat

f. S : -

O : pasien tidak terdapat tanda-

tanda dan gejala disorientasi

2 Mual

berhubungan

dengan

kemotherapi

10 8 2015

13.50

13.53

13.55

14.00

14.03

a. Mengkaji penyebab

mual dan muntah

klien

b. Mengajarkan

metode distraksi dari

sensasi mual

misalnya

menggunakan musik

dsb

a. S : klien mengatakan mual setelah

menjalani kemoterapi

O : sebelum sakit pasien tidak

mendapat terapi ondansentron

b. S : pasien mengatakan apabila mual

akan memakai masker oksigen

O : masker oksigen 3 lpm

dipakaikan oleh suami pasien saat

pasien mual

Page 14: LAPORAN KASUS.docx

14.30 c. Menjaga lingkungan

yang bersih, tenang

dan ventilasi yang

baik.

d. Menghindarkan

pergerakan yang

tiba-tiba, biarkan

klien tetap

terlentang.

e. Monitor mual dan

muntah

f. Berkolaborasi

dengan tim medis

pemberian obat

antiemetic

c. S : pasien mengatakan bangsal

pasien selalu dibersihkan setiap hari

O : tempat tidur dan sekitar tempat

tidur pasien bersih

d. S : pasien mengatakan apbila

miring ke kiri atau kekanan selalu

pelan-pelan

O : pasien dalam posisi terlentang

dan semi fowler

e. S : pasien mengatakan tidak muntah

tapi masih mual

O : pasien tidak muntah

f. S : -

O : pasien diberikan ondansentron

8mg/8 jam

11 8 2015

10.35

10.37

10.40

10.45

a. Menjaga lingkungan

yang bersih, tenang

dan ventilasi yang

baik.

b. Menghindarkan

pergerakan yang

tiba-tiba, biarkan

klien tetap

terlentang.

c. Monitor mual dan

muntah

d. Berkolaborasi

dengan tim medis

pemberian obat

antiemetic

a. S : pasien mengatakan akan segera

pulang sehingga barang-barang

sudah mulai dikemmasi

O : barang-barang disekitar tempat

tidur pasien tertata rapi

b. S : pasien mengatakan sudah tidak

masalah apabila miring kanan kiri

O : pasien dapat miring kekanan

kiri tanpa menggunakan masker

c. S : pasien mengatakan sudah tidk

menggunakan masker karena sudah

tidak mual

O : pasien tidak muntah

g. S : -

O : pasien diberikan ondansentron

8mg/8 jam

Page 15: LAPORAN KASUS.docx

I. CATATAN PERKEMBANGAN

No TGL DP Evaluasi TTD

1. 11

Agustus

2015

14.00

Gangguan sensori

persepsi

(pendengaran) b.d

gangguan status organ

sekunder metastase

Ca. Nasofaring

S : Pasien mengatakan sudah terbiasa dengan

pendengarannya yang berkurang

O : Pasien terlihat lebih tenang, tidak tampak gelisah,

tidak menampakkan tanda dan gejala disorientasi

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

2 11

Agustus

2015

14.00

Mual berhubungan

dengan kemotherapi

S : Pasien mengatakan sudah ingin makan nasi tidak

hanya bubur yang disediakan Rumah Sakit, dan tidak

mengalami mual saat memakan makanan

O :

TTV:

TD : 110/70 mmHg

ND : 82 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,2°C

Kebutuhan nutrisi seimbang

Tidak terjadi penurunan berat badan (30 kg)

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi