laporan kasus.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN KASUS
PASIEN Tn. S DENGAN KARSINOMA NASOFARING
RUANG RAJAWALI IIB RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah
Oleh :
Umi Fadilah
P 17420613075
PRODI D IV KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
TAHUN 2015
![Page 2: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/2.jpg)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN CA. NASOFARING DI
RUANG RAJAWALI VB RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Nama Mahasisiwa : Umi Fadilah Tanggal Pengkajian : 24 Agustus 2015
NIM : P.17420613075 Ruang : Rajawali IIB
A. IDENTITAS
1. Nama pasien : Tn. S
2. Umur : 52 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Suku/ Bangsa : Jawa
5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
6. Pendidikan : SD
7. Alamat : Batang
8. Agama : Islam
9. Tanggal masuk : 3 Agustus 2015
10. Diagnosa medis : Ca. Nasofaring
Penanggung Jawab
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 58 tahun
3. Hubungan dengan pasien : Istri
4. Suku/Bangsa : Jawa
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan : Swasta
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama : pasien mengatakan pusing
2. Riwayat keperawatan sekarang
Tanggal 3 Agustus 2015 pukul 14.00 Ny. R masuk ruang inap RSUP Dr. Kariadi
dengan diagnosa Ca. Nasofaring. Sebelumnya Ny. R mengalami mimisan sejak
bulan november 2014 tapi dibiarkan lama kelamaan klien merasakan ada yang
menyumbat hidungnya lalu diperiksakan ke RS purwodadi dan dirawat selama 9 hari
![Page 3: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/3.jpg)
lalu dirujuk ke RSUP Kariadi dan dirawat selama 4 hari lalu dirawat dirumah selama
2 bulan dan dirawat kembali ke RSUP Kariadi, selama dirawat klien telah
melakukan kemoterapi sebanyak 1 kali pada tanggal 6 Agustus 2015.
3. Riwayat keperawatan dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit. Ny. S pernah
sakit yang lain, namun hanya sakit ringan seperti batuk, pilek dan dibawa ke
puskesmas sudah sembuh.
4. Riwayat keperawatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit seperti
yang diderita, maupun penyakit kronis menurun dan menular lainnya seperti asma,
TBC, DM, jantung, hepatitis dan HIV
C. POLA FUNGSI GORDON
1. Pola manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting. Pengelolaan kesehatan
bila ada anggota keluarga atau diri sendiri menderita sakit, pasien akan minum obat
warung terlebih dahulu apabila tidak sembuh klien segera pergi ke tempat pelayanan
kesehatan yang terdekat seperti bidan, klinik ataupun puskesmas.
2. Pola nutrisi dan cairan
Pasien mengatakan sebelum sakit makan tidak teratur 2-3 kali sehari, dan
habis dalam 1 piring dengan jumlah porsi penuh. Pasien mengatakan sebelum sakit
terkadang mengonsumsi buah dan sayur. Sebelum sakit pasien minum air putih
sebanyak ±800-1200 ml air putih/ hari. Pasien mengatakan tidak begitu senang
dengan kopi. Pasien tidak memiliki alergi maupun pantangan dalam hal makanan
maupun minuman.
Pasien mengatakan setelah sakit tidak mengalami penurunan nafsu makan,
pasien menghabiskan satu porsi makan yang disediakan RS. Setelah sakit, pasien
lebih banyak minum air putih kurang lebih 1000-1500 ml/ hari. Sebelum masuk
rumah sakit berat badan pasien 68 kg dengan tinggi badan 158cm. Setelah sakit berat
badan pasien menjadi 55 kg. Pasien mengeluh mual setelah kemoterapi, apabila mual
pasien memakai masker oksigen.
![Page 4: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/4.jpg)
Antropometri :
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 158 cm
IMT : BB/(TB dalam m)2
: 55/(1,58)2
: 55/2.496
: 22,03
Biochemical :
Hemoglobin : 11.6 g/dl
Clinical Sign
Turgor Kulit : kembali < 2 detik, kulit lembab
Keadaan Rambut : bersih tidak mudah rontok
Konjungtiva : tidak anemis
Mukosa mulut : lembab
Diit intake
Pasien diberikan makanan bubur sumsum yang di sediakan oleh Rumah Sakit
3. Pola eliminasi
a. Buang Air Besar (BAB)
Sebelum sakit pasien mengatakan bahwa dapat BAB dengan lancar 1 kali
sehari, warna feses kuning kecoklatan, konsistensinya lunak, dan bau khas feses
normal. Pasien tidak memiliki kebiasaan menggunakan obat pencahar untuk
membantu BAB.
Selama sakit di RS pasien mengatakan tidak susah BAB, tapi setelah
kemoterapi pasien susah buang air besar selama 3 hari, lalu pada 9 agustus 2015
pasien diberi obat untuk mencarkan BAB pasien langsung BAB sampai 7 kali
dalam sehari, fesesnya berwarna kuning dengan konsistensi cair.
b. Buang Air Kecil (BAK)
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak ada keluhan untuk BAK. Pasien tidak
pernah operasi saluran kencing, frekuensi 4-5x sehari dengan warna kekuningan,
jumlah kencing selama 24 jam kurang lebih 1000cc
Selama sakit pasien mengatakan BAK dengan frekuensi 4-5 kali. Pasien tidak
menggunakan kateter uretra, dengan warna urin kuning jernih, jumlah kencing
selama 24 jam kurang lebih 1500cc.
![Page 5: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/5.jpg)
4. Pola aktivitas
Sebelum sakit pasien melakukan aktivitas sedang dan beraktivitas seperti biasa, pasien
adalah seorang ibu rumah tangga yang mengurus keperluan rumah tangganya. Diwaktu
sakit dalam memenuhi kebutuhannya pasien dibantu oleh keluarga karena pasien
merasa lemas dan pusing untuk duduk apalagi beraktifitas.
INDEKS BARTHEL
FREKUENSI
NO FAKTOR KETERGANTUNGAN SKOR FAKTOR
KETERGANTUNGAN
SKOR
1 Personal Hygiene 3 6. mamakai pakaian 5
2 Mandi 3 7 kontrol BAB 5
3 Makan 5 8 kontrol BAK 5
4 Toileting 5 9 ambulasi atau menggunakan ,
kursi roda
3
5 Menaiki tangga 0 10 transfusi kursi--tidur 3
TOTAL 37
Keterangan:
Ketergantungan total (0-24) Ketergantungan ringan (75-90)
Ketergantungan berat (25-49) Ketergantungan minimal (91-99)
Ketergantungan sedang (50-74)
5. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan tidur. Lama tidur sebelum sakit malam
selama 4-6 jam. Tidak ada pengantar tidur seperti membaca buku, musik, televisi, atau
obat tidur. Pasien biasanya langsung tidur. Setelah sakit intensitas waktu pasien tidur
berubah, pasien menjadi lebih susah tidur, dan sering terbangun. Lama tidur setelah
sakit di malam hari selama ±3-4 jam dan siang selama 2 jam.
6. Pola motorik dan kognitif
Sebelum dan sesudah sakit, pasien tidak mengalami masalah pada indera pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba. Namun setelah sakit indera penglihatan pasien
![Page 6: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/6.jpg)
bermasalah, yaitu pandangan sebelah kiri pasien menjadi kabur/hilang, pendengaran
pasien juga berkurang sejak mata dan lehernya mengalami pembesaran, dan pasien juga
pusing. Pasien dapat berorientasi pada waktu, tempat dan orang lain dengan baik. Hal
ini dibuktikan dengan pasien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik dan
benar ketika ditanya saat itu hari apa dan pasien sedang berada dimana. Pasien dapat
berkomunikasi dengan baik namun kadang pasien tidak mengerti yang diucapkan
perawat dan bertanya pada suaminya yang akan menjelaskan dari dekat atau sedikit
mengeraskan suaranya. Pasien kurang lancar dan jelas dalam berbicara tapi dapat
merespon pembicaran perawat sesuai dengan apa yang sedang dibicarakan. Daya ingat
pasien juga cukup baik, dibuktikan dengan pasien dapat menyebutkan namanya sendiri,
suaminya, anak-anaknya, cucu-cucunya, dan dapat mengingat dan menceritakan
kembali peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu termasuk perjalanan
penyakit pasien yang lalu.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
1) Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa kondisi fisiknya saat ini sangat lemah
dan tampak lusuh karena tidak dapat merawat diri dengan baik.
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai
dan tidak disukai, semua biasa saja.
2) Identitas diri : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus nenek dengan
2 orang anak dan semuanya sudah mandiri.
3) Harga diri : Pasien merasa sangat merepotkan keluarganya karena selama
sakit pasien tidak bisa melakukan banyak kegiatan secara mandiri
melainkan lebih banyak dibantu oleh keluarganya. Namun pasien
bersyukur karena dalam kondisi seperti ini keluarga pasien masih
tetap mau merawat pasien dengan baik.
4) Peran diri : Pasien mengatakan bahwa pasien merasa senang karena anak-
anak pasien dapat memaklumi kondisi pasien sehingga tidak
dapat menjalankan perannya sebagai ibu dan nenek dengan baik.
5) Ideal diri : Pasien berharap ingin segera sembuh agar bisa beraktivitas lagi
seperti biasanya. Pasien juga berharap keluarganya mau
menerima keadaannya dan merawatnya dengan sabar. Jika pasien
![Page 7: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/7.jpg)
sembuh, pasien akan lebih menjaga kesehatannya agar tidak sakit
seperti ini lagi.
8. Pola hubungan sosial
Hubungan pasien dengan keluarga, kerabat serta tetangga harmoni, baik. Pasien dalam
bermasyarakat aktif, sikap dari pasien pun kooperatif.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien memiliki dua orang anak dan seorang suami, pasien pertama kali menstruasi
pada usia 14 tahun dan menikah pada usia 24 tahun 6 tahun kemudian memiliki anak,
pasien tidak pernah menggunakan kb.
10. Pola mengatasi permasalah hidup
Pasien apabila ada masalah akan disimpan sendiri dan sebelumnya pasien merupakan
orang yang emosional.
11. Pola nilai dan kepercayaan/agama
Sebelum sakit pasien masih dapat menjalankan ibadah rutin sebagai muslim, setelah
sakit pasien agak kesulitan untuk menjalankan solat, namun tetap berusaha sebisa
mungkin untuk menjalankan solat.
D. PENGKAJIAN FISIK
1. Skala Koma Glasgow
Motorik
6 (dapat bergerak dan mengikuti perintah saat diminta untuk menggerakkan anggota
tubuh)
Verbal
5 (dapat berbicara dan berorientasi dengan baik)
Reaksi membuka mata
3 (mata terbuka setelah diberi stimulus atau rangsangan)
2. Kesadaran : Composmentis (kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya)
3. Pasien tenang
4. Tidak terjadi gangguan orientasi
![Page 8: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/8.jpg)
5. Pasien menerima penyakitnya dan yakin akan kesembuhannya
6. Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
HR : 84x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 362 C.
7. Kepala
a. Kepala : mesocephal, rambut hitam, bersih, kaku
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat kotoran , sclera tidak ikterik,
c. Hidung : agak kotor, terdapat cairan yang keluar dari hidung
d. Mulut : palatum normal, tidak terdapat kotoran dan lendir, mukosa bibir
lembab
e. Telinga : tulang rawan sempurna, pendengaran berkurang harus bicara dekat
telinga
f. Leher : ada pembesaran kelenjar getah bening pada semua sisi leher
8. Dada
a. Jantung :
− Inspeksi: tidak ada lesi
− Palpasi : teraba ictus cordis pada intercosta ke 5
− Perkusi : pekak
− Auskultasi: bunyi jantung I-II murni, tidak terdengar bising
b. Paru :
− Inspeksi : terlihat pergerakan simetris, pernapasan dalam, tidak terdapat
penarikan otot penapasan dada
− Palpasi : tactil vremitus normal
− Perkusi : sonor
− Auskultasi: terdengar suara vesikuler di seluruh lapang paru
c. Payudara : puting susu bersih, simetri.
d. Bentuk dada : normochest, terdapat retraksi dinding dada
9. Abdomen
a. Inspeksi : datar
b. Asukultasi : terdengar bising usus 8 kali per menit
c. Palpasi : tidak ada massa, tidak ada distensi abdomen
![Page 9: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/9.jpg)
d. Perkusi : Tymphani
10. Ekstremitas
Atas kanan : tidak ada oedema, kekuatan otot 5, terpasang selang infuse sejak
tanggal 3 Agustus 2015
Atas kiri : tidak ada oedema, kekuatan otot 5
Bawah kanan : tidak ada oedema, kekuatan otot 5
Bawah kiri : tidak ada oedema, kekuatan otot 5
E. TERAPI OBAT
NaCl 500 ml 20 tpm
MST 10mg/12jam PO
Vit C 350mg/8 jam PO
Ranitidin 50mg/12 jam IV
Metylpredisolon 62,5mg/12 jam IV
Ondansentron Post Kemo 8mg/ 8 jam IV
Galukon 250mg/12 jam PO
KCL 250mg/12 jam PO
NaCL cap 500mg/8 jam PO
Ondansentron 8mg/8 jam IV
Ketorolac 30mg/8 jam IV
Exametasin 10mg/6 jam IV
Timolo ED 0,5% rata kanan/12 jam TETES MATA
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
![Page 10: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/10.jpg)
Tanggal : 07 Agustus 2015
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematologi
Leukosit 15.4 10^3/ul 3.6 – 11
Eritrosit 4.29 10^6/uL 4.4 – 5.9
Hemoglobin 11.6 g/dL 12.00 – 15.-0
Hematokrit 35,1 % 35 – 47
MCV 27.0 fL 76 – 96
MCH 82.0 Pg 27.00 – 32.00
MCHC 33.0 g/dL 29.00 – 36.00
Trombosit 597 10^3/uL 150 – 400
RDW 17.1 % 11.60 – 14.80
MPV 8.18 fL 4.00 – 11.00
Kimia KlinikUreum 19 mg/dL 15 – 39
Kreatinin 0,6 mg/dL 0,60 – 1,30
Magnesium 0,76 mmol/L 0,74 – 0,99
Calsium 1,9 mmol/L 2,12 – 5,52
Elektrolit
Natrum 134 mmol/L 136 – 145
Kalium 3,4 mmol/L 3,5 – 5,1
Chlorida 96 mmol/L 98 – 107
![Page 11: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/11.jpg)
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. DAFTAR MASALAH
N
oTgl/Jam Data Fokus DP
Tgl
TeratasiTTD
1 10
Agustus
2015
13.30
DS :
a. Pasien mengatakan pendengarannya
berkurang sejak leher dan matanya
mengalami pembesaran
DO :
a. Pasien tampak tidak mengerti yang
diucapkan
b. Apabila bicara harus dari dekat/lebih keras
c. Terjadi pembesaran KGB dan mata
eksoftalmus
Gangguan sensori
persepsi
(pendengaran) b.d
gangguan status
organ sekunder
metastase Ca.
Nasofaring
2
.
10
Agustus
2015
13.30
DS :
a. Pasien mengatakan merasa mual-mual
setelah kemoterapi
b. Pasien mengatakan pusing dan lemas
DO :
a. Pasien terlihat lemas hanya bisa miring
kanan kiri
b. Terjadi penurunan berat badan dari 68 kg
menjadi 55 kg
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 158 cm
IMT : BB/(TB dalam m)2
: 58/(1,58)2
: 55/2.496: 22,03
Hemoglobin : 11.6 g/dl
Diit intake
Pasien diberikan makanan bubur sumsum
yang di sediakan oleh Rumah Sakit
Mual berhubungan
dengan
kemotherapi
![Page 12: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/12.jpg)
2. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (NCP)
NO DP TGL TUJUAN INTERVENSI TTD
1 Gangguan
sensori
persepsi
(pendengara
n) b.d
gangguan
status organ
sekunder
metastase
Ca.
Nasofaring
10 Agustus
2015
13.30
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan mampu
beradaptasi terhadap
perubahan sensori
pesepsi dengan kriteria
hasil:
a. Mengenal gangguan
dan berkompensasi
terhadap perubahan
a. Perbaiki cara komunikasi
dengan bicara pelan di
dekat klien dan tidak
berteriak-teriakan
b. Bicara pada sisi telinga
yang sehat
c. Berikan posisi yang
nyaman dan tidak bising
d. Bicara dengan gerak
mulut yang jelas
e. Ajarkan klien perawatan
telinga yang sesuai
indikasi
f. Observasi tanda-tanda dan
gejala disorientasi
2 Mual
berhubungan
dengan
kemotherapi
10 Agustus
2015
13.30
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam,
diharapkan pasien
mampu :
a. Merasa lebih nyaman
b. Status cairan
seimbang
c. Intake nutrisi adekuat
a. Kaji penyebab mual dan
muntah klien
b. Berikan/ajarkan metode
distraksi dari sensasi mual
misalnya menggunakan
musik dsb
c. Jaga lingkungan yang
bersih, tenang dan
ventilasi yang baik.
d. Hindarkan pergerakan
yang tiba-tiba, biarkan
klien tetap terlentang.
e. Monitor mual dan muntah
f. Kolaborasi dengan tim
medis pemberian obat
antiemetic (bila perlu)
![Page 13: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/13.jpg)
H. CATATAN KEPERAWATAN
No DP TGL Tindakan Keperawatan Respon TTD
1 Gangguan
sensori
persepsi
(pendengaran)
b.d gangguan
status organ
sekunder
metastase Ca.
Nasofaring
10 8 2015
13.30
13.31
13.35
13.40
13.43
13.50
a. Memperbaiki cara
komunikasi dengan
bicara pelan di dekat
klien dan tidak
berteriak-teriakan
b. Berbicara pada sisi
telinga yang sehat
c. Berbicara dengan
gerak mulut yang
jelas
d. Memberikan posisi
yang nyaman dan
tidak bising
e. Mengajarkan klien
perawatan telinga
yang sesuai indikasi
f. Mengobservasi
tanda-tanda dan
gejala disorientasi
a. S : -
O : klien mengarahkan badan
kearah perawat
b. S : -
O : pasien mengerti apa yang
diucapkan perawat
c. S : klien mengatakan bisa sedikit
mengerti dari gerakan bibir
O : klien melihat kearah bibir
perawat
d. S : pasien mengatakan merasa lebih
nyaman
O : wajah pasien terlihat nyaman
e. S : pasien mengatakan akan
berusaha melakukan yang
dianjurkan perawat
O : pasien memahami apa yang
diajarkan perawat
f. S : -
O : pasien tidak terdapat tanda-
tanda dan gejala disorientasi
2 Mual
berhubungan
dengan
kemotherapi
10 8 2015
13.50
13.53
13.55
14.00
14.03
a. Mengkaji penyebab
mual dan muntah
klien
b. Mengajarkan
metode distraksi dari
sensasi mual
misalnya
menggunakan musik
dsb
a. S : klien mengatakan mual setelah
menjalani kemoterapi
O : sebelum sakit pasien tidak
mendapat terapi ondansentron
b. S : pasien mengatakan apabila mual
akan memakai masker oksigen
O : masker oksigen 3 lpm
dipakaikan oleh suami pasien saat
pasien mual
![Page 14: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/14.jpg)
14.30 c. Menjaga lingkungan
yang bersih, tenang
dan ventilasi yang
baik.
d. Menghindarkan
pergerakan yang
tiba-tiba, biarkan
klien tetap
terlentang.
e. Monitor mual dan
muntah
f. Berkolaborasi
dengan tim medis
pemberian obat
antiemetic
c. S : pasien mengatakan bangsal
pasien selalu dibersihkan setiap hari
O : tempat tidur dan sekitar tempat
tidur pasien bersih
d. S : pasien mengatakan apbila
miring ke kiri atau kekanan selalu
pelan-pelan
O : pasien dalam posisi terlentang
dan semi fowler
e. S : pasien mengatakan tidak muntah
tapi masih mual
O : pasien tidak muntah
f. S : -
O : pasien diberikan ondansentron
8mg/8 jam
11 8 2015
10.35
10.37
10.40
10.45
a. Menjaga lingkungan
yang bersih, tenang
dan ventilasi yang
baik.
b. Menghindarkan
pergerakan yang
tiba-tiba, biarkan
klien tetap
terlentang.
c. Monitor mual dan
muntah
d. Berkolaborasi
dengan tim medis
pemberian obat
antiemetic
a. S : pasien mengatakan akan segera
pulang sehingga barang-barang
sudah mulai dikemmasi
O : barang-barang disekitar tempat
tidur pasien tertata rapi
b. S : pasien mengatakan sudah tidak
masalah apabila miring kanan kiri
O : pasien dapat miring kekanan
kiri tanpa menggunakan masker
c. S : pasien mengatakan sudah tidk
menggunakan masker karena sudah
tidak mual
O : pasien tidak muntah
g. S : -
O : pasien diberikan ondansentron
8mg/8 jam
![Page 15: LAPORAN KASUS.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072114/563dbb5b550346aa9aac72ff/html5/thumbnails/15.jpg)
I. CATATAN PERKEMBANGAN
No TGL DP Evaluasi TTD
1. 11
Agustus
2015
14.00
Gangguan sensori
persepsi
(pendengaran) b.d
gangguan status organ
sekunder metastase
Ca. Nasofaring
S : Pasien mengatakan sudah terbiasa dengan
pendengarannya yang berkurang
O : Pasien terlihat lebih tenang, tidak tampak gelisah,
tidak menampakkan tanda dan gejala disorientasi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 11
Agustus
2015
14.00
Mual berhubungan
dengan kemotherapi
S : Pasien mengatakan sudah ingin makan nasi tidak
hanya bubur yang disediakan Rumah Sakit, dan tidak
mengalami mual saat memakan makanan
O :
TTV:
TD : 110/70 mmHg
ND : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,2°C
Kebutuhan nutrisi seimbang
Tidak terjadi penurunan berat badan (30 kg)
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi