laporan kegiatan proses need assessment …
TRANSCRIPT
LAPORAN KEGIATAN PROSES NEED ASSESSMENT
PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)
PENYUSUNAN RENCANA AKSI
PENGELOLAAN CAGAR BIOSFER CIBODAS
DDEESSAA LLAANNGGEENNSSAARRII WWIILLAAYYAAHH BBAATTUUKKAARRUUTT
KKEECCAAMMAATTAANN SSUUKKAARRAAJJAA KKAABBUUPPAAEENN SSUUKKAABBUUMMII
FEBRUARI 2012
Departemen Kehutanan TNGGP ITTO
1 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
LAPORAN KEGIATAN PROSES NEED ASSESSMENT
PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)
PENYUSUNAN RENCANA AKSI
PENGELOLAAN CAGAR BIOSFER CIBODAS
Di Desa Langensari Wilayah Batukarut
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
Oleh:
Dangdang Mulyadi
Fasilitator Lapangan
Februari 2012
1 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................1
RINGKASAN EKSEKUTIF..........................................................................................................................2
PENDAHULUAN .........................................................................................................................................3
I. Latar Belakang........................................................................................................................3
II. Tujuan Kegiatan .....................................................................................................................4
III. Output .....................................................................................................................................4
IV. Proses Kegiatan .....................................................................................................................4
V. Workshop Penyusunan Rencana Aksi .............................................................................6
VI. Peserta .....................................................................................................................................6
PELAKSANAAN NEED ASSESSMENT (PRA) ......................................................................................7
I. Persiapan Sebelum Pelaksanaan Kegiatan .......................................................................7
II. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..............................................................................................8
III. Daftar Peserta PRA/SLA .....................................................................................................9
IV. Pelaksanaan Kegiatan PRA/SLA ...................................................................................... 12
Pertemuan Ke-1 .......................................................................................................... 12
Pertemuan Ke-2 .......................................................................................................... 20
Pertemuan Ke-3 .......................................................................................................... 28
Pertemuan Ke-4 .......................................................................................................... 33
Pertemuan Ke-5 .......................................................................................................... 38
V. Kesimpulan .......................................................................................................................... 48
Rekomendasi 1 ............................................................................................................ 48
Rekomendasi 2 ............................................................................................................ 49
Rekomendasi 3 ............................................................................................................ 50
Rekomendasi 4 ............................................................................................................ 51
Rekomendasi 5 ............................................................................................................ 52
Rekomendasi 6 ............................................................................................................ 53
Rekomendasi 7 ............................................................................................................ 54
2 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kegiatan proses Need Assessment atau perluanya penilaian untuk melakukan kajian data-data
sekunder (sosial, ekonomi, budaya, peta habitat, peta penggunaan lahan, geo-hidrologi)
termasuk melakukan transek, mengidentifikasi target pengelolaan, ancaman, inisiatif yang ada
dan peluang yang bisa dikembangkan sebagai base line data penyusunan rencana pengelolaan
Cagar Biosfer Cibidas di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
dilaksanakan selama 5 hari.
Metode Participatory Rural Appraisal (PRA), adalah model pendekatan yang digunakan untuk
mendapatkan data potensi desa, kehidupan dan kondisi masyarakat agar mereka dapat
membuat rencana dan tindakan. Kegiatan PRA ini melibatkan 20 orang perwakilan masyarakt
(kelompok tani, karang taruna, aparat desa, ibu-ibu PKK dan tokoh masyarakat lainnya) yang
terlibat langsung dalam proses diskusi secara aktif.
Proses PRA dilakukan selama 5 kali pertemuan secara berturut-turut dari jam 08.00 pagi
sampai jam 14.00 siang. Kesepakatan waktu tersebut dibuat oleh peserta yang menjadi
perwakilan masyarakat untuk melakukan proses diskusi dan yang menjadi peserta
berdasarkan kriteria tertentu.
Dalam kegiatan ini dipandu oleh fasilitator yang sudah menguasi bidang PRA dengan materi
yang disampaiakan disesuaikan dengan tujuan dan output dari yang diharapkan. Dimana
fasilitator mengarahkan peserta dengan materi yang menjadi bahan diskusi untuk
mendapatkan data potensi desa serta teridentifikasinya rencana kegiatan masyarakat untuk
menyusun rencana aksi pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas sebagaimana harapan dari pihak
terkait dalam program tersebut.
Ada 9 materi untuk mengarahkan peserta PRA, sehingga pada akhir kegiatan terlihat Rencana
Tindak Lanjut (RTL) yang akan menjadi bahan diskusi para pihak (pemerintah dan swasta)
sebagai bahan worksop tingkat Kabupaten untuk dirumuskan sebagai fokus kegiatan yang
perlu dikaji berdasarkan aspirasi masyarakat, sehingga tersusunnya rencana site (pilot project)
dan prioritas program dalam pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang spesifik dan adaptif
secara partisipatif.
3 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Biosfer Reserve atau Cagar Biosfer adalah salah satu progran MAB (Man and The Biosphere)
yang bernaung dibawah UNESCO (United Nations, Education, Scientific, and Culture
Organization) dengan misi mempromosikan dan mendemonstrasikan keseimbangan hubungan
antara manusia dan alam dengan pendekatan ekosistem dikawasan cagar biosfer dan kawasan
yang mirip dengannya. Program MAB mendorong penelitian antar disiplin,
mendemonstrasikan pembangunan berkelanjutan, dan melaksanakan kegiatan pengelolaan
sumberdaya alam secara lestari, serta mendorong pengambilan kebijakan pemampaatan
keanekaragaman secara hayati secara bijaksana. MAB mempunyai jaringan dengan anggota
sebanyak 440 cagar biosfer yang tersebar di 97 negara.
Cagar Biosfer adalah suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, ekosistem unik, dan atau
ekosistem yang telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan
dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan. Cagar Biosfer Cibodas merupakan
salah satu dari lima taman nasional yang pertama diumumkan di Indonesia pada tahun 1982.
Keadaan alamnya yang khas dan unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat pada peneliti sejak lama, sehingga
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ditetapkan oleh UNESCO pada tahun
1977 sebagai Cagar Biosfer dan sebagai Sister Parks berdasarkan kerjasama Indonesia-
Malaysia.
Salah satu komponen dari pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas adalah mensinergitas program
para pihak dalam pengelolaannya yang lebih sinergis dan efektif dengan memperhatikan
kondisi perkembangan sosial-ekonomi-budaya saat ini. Tujuan dari komponen ini adalah
menstabilkan dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui praktek
pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan konservasi kawasan yang mempunyai nilai
biodiversiti tinggi. Pendekatan yang dilakukan oleh CBR dalam memperbaiki pengelolaan
pembangunan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati melalui dukungan
collaborative management atau pengelolaan kolaboratif kawasan konservasi dan kawasan hutan
lainnya yang mempunyai nilai biodiversiti tinggi.
Mengingat fungsi TNGGP yang sangat strategis, perbaikan kinerja dan fungsinya merupakan
hal mutlak yang harus dilakukan. Pembangunan kehutanan harus dilaksanakan atas dasar etika
yang menjamin kelestarian fungsi sumberdaya hutan dengan mempertimbangkan keterkaitan
dan ketergantungan diantara sumberdaya hutan, serta melibatkan peran akomodatif dan
partisipatif masyarakat luas. Untuk itu prinsip pengelolaan cagar biosfer cibodas
dikembangkan melalui sinergi kepentingan yakni mensinergiskan konservasi keanekaragaman
hayati, pembangunan ekonomi dan pemberdayaan budaya setempat untuk kesejahteraan.
ITTO (International Tropical Timber Organization) telah bekerjasama dengan Balai Besar
TNGGP untuk mengembangkan aktivitas yang mendukung upaya pengelolaan cagar bisofer
yang berkelanjutan untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan
4 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
pembangunan berkelanjutan, berdasarkan upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang
handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan
ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara
manusia dan alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan
mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan
berkelanjutan pada tingkat regional yang memerlukan suatu kelembagaan yang kuat dan
mampu dalam mengelola cagar biosfer. Koordinasi sebagai kata kunci dalam pengelolaan
cagar biosfer yaitu bentuk koordinasi dan komunikasi yang baik dan harmonis antar
stakleholder dalam pengelolaan cagar biosfer cibodas yang dapat langsung beradaptasi dengan
kondisi perkembangan sosial-ekonomi dan budaya saat ini.
II. TUJUAN KEGIATAN
1. Tersedianya base line data (program prioritas) yang diusulkan oleh masyarakat untuk mengembangan pengelolaan cagar biosfer cibodas.
2. Tersusunnya rencana site (pilot project) dan prioritas program dalam pengelolaan
cagar biosfer cibodas yang spesifik dan adaptif secara partisipatif.
3. Tersepakatinya kelembagaan multi pihak dan sumber pendanaan masing-masing pihak
yang akan membantu pengelolaan cagar biosfer cibodas.
III. OUTPUT
1. Teridentifikasinya potensi dan program prioritas site (pilot project) di tiga desa yang
sudah diusulkan, yaitu di Kabupaten Bogor (Desa Watesjaya), Kabupaten Cianjur
(Desa Ciputri), dan Kabupaten Sukabumi (Desa Langensari).
2. Tersepakatinya peran dan sumber pendanaan masing-masing para pihak dalam
mengimplementasikan program pengelolaan cagar biosfer cibodas.
IV. PROSES KEGIATAN
a. Identifkasi Target dan Ancaman
Proses penyusunan rencana pengelolaan cagar biosfer cibodas akan dilakukan melalui
8 (delapan) langkah sebagai berikut:
1. Melakukan kajian data-data sekunder (sosial, ekonomi, budaya, peta habitat, peta penggunaan lahan, geo-hidrologi) termasuk melakukan transek, mengidentifikasi
target pengelolaan, ancaman, inisiatif yang ada dan peluang yang bisa
dikembangkan sebagai base line data penyusunan rencana pengelolaan cagar biosfer cibidas.
2. Workshop untuk menggali masukan dari berbagai kelompok kepentingan
dilakukan yang meliputi para ahli (expert group), masyarakat sekitar kawasan, sektor swasta dan pemerintah daerah. Serial workshop ini dilakukan untuk
menggali informasi dan masukan terkait issue tata ruang, hidrologi dan geo-
hidrologi, pengelolaan hutan, rehabilitasi, kearifan lokal dalam pengelolaan hutan, mekanisme jasa lingkungan, peran dan tanggungjawab masing-masing pihak.
Hasil yang diharapkan adalah:
5 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Masukan tertulis dari masing-masing kelompok kepentingan berupa analisa kondisi
kawasan dan usulan peran masing-masing dalam pengelolaan cagar biosfer cibodas secara kolaboratif.
3. Melakukan konsultasi dengan multi-stakeholder yang terkait dengan rancangan
pengelolaan cagar biosfer cibodas di wilayah Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Kegiatan ini berupa workshop 2 (dua) hari dengan agenda sebagai
berikut:
Presentasi hasil serial workshop pertama
Presentasi masing-masing para pihak, yaitu TNGGP, pemda kabupaten/kota, jasa tirta, kelompok masyarakat, LSM, dinas kehutanan, dan dinas pariwisata,
Penajaman issue melalui diskusi kelompok. Kelompok akan dibagi berdasarkan
kelompok hulu dan hilir.
Hasil yang diharapkan adalah :
Teridentifikasinya issue dan target pengelolaan, informasi terkini dari masing-masing pihak, analisa gap termasuk aspirasi dan kesepakatan untuk menyusun
sebuah rencana pengelolaan cagar biosfer cibodas yang kolaboratif.
Disepakatinya tim kerja teknis yang akan melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Mengkaji kelayakan terhadap ”pengelolaan yang berkelanjutan untuk kegiatan konservasi dan pembangunan berkelanjutan”
b) Memfasilitasi penyusunan rencana aksi pengelolaan cagar biosfer cibodas secara kolaboratif.
c) Merancang kelembagaan multi pihak sebagai wadah koordinasi dan
kerjasama dalam memperkuat pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas.
b. Analisa untuk mencari solusi yang praktis dan mungkin dilakukan
Melakukan analisa situasi
Analisa ini dilakukan untuk melihat kelayakan pelaksanaan solusi untuk mengurangi
sumber ancaman yang sudah yang teridentifikasi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
apakah solusi ini bisa dilaksanakan atau tidak karena kendala biaya, dukungan
masyarakat atau ketidakmampuan dalam mengatasi ancaman utama walaupun sudah
berulang-ulang ada upaya penanggulangannya.
Memilih solusi taktis terpenting yang dapat dilakukan untuk mengurangi
ancaman.
Dari langkah kedua langkah ini akan menjadi jelas mana ancaman yang dapat dikurangi
secara praktis. Setelah dipilih ancaman yang dapat dikurangi kemudian dijabarkan lagi
dalam formulasi perencanaan.
Mengidentifikasi para pihak yang akan berpartisipasi dalam implementasi
hasil perencanaan.
Langkah ini penting untuk mengidentifikasi lembaga/instansi yang dapat berpartisipasi
dalam seluruh tahapan aspek perencanaan aksi tersebut hingga implementasi
6 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
c. Adaptive management scenario
Menyusun rencana aksi prioritas
Setelah solusi-solusi taktis untuk mengurangi ancaman terhadap tiap target
pengelolaan teridentifikasi, maka solusi-solusi ini akan terlihat dalam bentuk rencana
aksi pengelolaan. Contoh, jika masing-masing terdapat dua solusi untuk mengurangi
ancaman terhadap enam target pengelolaan, maka terdapat dua belas rekomendasi
rencana aksi yang akan dikembangkan. Rencana tersebut perlu distrukturkan dalam
prosedur pengelolaan adaptif. Pendataan kondisi awal perlu dilakukan agar hasil dan
hasil antara aksi-aksi konservasi dapat dinilai dan dimonitor serta dievaluasi
kemajuannya. Prioritas diberikan bagi aksi-aksi berdampak mengurangi ancaman lebih
dari satu target konservasi.
Penyusunan rencana aksi bisa dilakukan kelompok kecil yang berpengalaman dalam
pengelolaan konservasi bekerjasama dengan tim kerja parapihak. Rencana ini
selanjutnya dikerangkakan sebagai dokumen rencana aksi yang disajikan kepada
parapihak untuk dianalisis, dirubah dan diterima.
d. Implementasi rencana aksi
Implementasi rencana aksi
Implementasi rencana aksi dapat dilakukan oleh instansi dan lembaga yang mempunyai
tugas dan fungsi tersebut atau forum para pihak atas dasar kesepakatan. Supervisi,
monitoring, evaluasi dan mengelola keuangan serta kontrak kerja dilakukan oleh
forum parapihak.
V. WORKSHOP PENYUSUNAN RENCANA AKSI
Workshop penyusunan rencana aksi atau adaptive action plan seperti tahapan diatas akan
dilakukan paralel ditiga wilayah sebagai berikut :
Workshop penyusunan rencana aksi pengelolaan CBR di Kabupaten Sukabumi
Workshop penyusunan rencana aksi Pengelolaan CBR di Kabupaten Bogor
Workshop penyusunan rencana aksi pengelolaan CBR di Kabupaten Cianjur
VI. PESERTA
Penyusunan rencana aksi pengelolaan Cibodas Biosphere Reserve (CBR) menggunakan
pendekatan multi pihak sehingga keterlibatan para pihak dalam proses perencanaan suatu
keharusan. Pihak yang terlibat merupakan perwakilan dari masing-masing pihak yang
meliputi kelompok masyarakat, dinas/insntasi terkait, swasta, media massa,
universitas/akademisi, aparat kecamatan/desa, tokoh masyarakat, perhutani, Jasa Tirta,
PDAM.
7 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
PELAKSANAAN NEED ASSESSMENT (PRA)
I. PERSIAPAN SEBELUM PELAKSANAAN KEGIATAN
Tiga hari sebelum melaksanakan kegiatan, fasilitator melakukan beberapa persiapan
diantaranya:
1. Melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah Desa setempat (Desa Langensari
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi) dengan menjelaskan kepada kepala desa,
bahwa akan diadakan kegiatan sebagaimana pada bagian pendahuluan diatas.
2. Rekrut peserta kegiatan untuk menyusun rencana aksi pengelolaan Cagar Biosfer
Cibodas, yang dalam hal ini melibatkan sejumlah 20 orang peserta perwakilan
masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan (Kelompok Tani) yang ada di Desa
Langensari.
3. Melakukan koordinasi dengan para pihak diantaranya PDAM, PSDA dan instnasi
lainnya.
4. Melakukan sosialisasi kepada peserta yang sudah dipilih dan siap mengikuti kegiatan
untuk diskusi dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Sustainable
Livelihood Assesment (SLA) untuk menyusun rencana aksi kegiatan dalam
pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berdasarkan kajian lingkungan dan perikehidupan
masyarakat dengan menganalisa potensi yang ada di wilayah Desa
Langensari/Batukarut.
5. Menyiapkan kebutuhan alat dan bahan serta materi untuk pelaksanaan Need
Assesment selama 5 kali pertemuan yang akan dilakukan.
6. Menentukan lokasi pertemuan/tempat pelaksanaan diskusi yang efektif dan strategis
serta nyaman,
Kesimpulan:
Pertemuan diskusi kegiatan Need Assesment akan dilakukan disebuah banguanan
kosong, yang ada di sekitar Batukarut, dan bangunan tersebut merupakan bangunan
kantor kosong milik PSDA yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan
diskusi, terutama pengelolaan lingkungan. Lokasi tersebut berada di wilayah Batukarut
yang merupakan perbatasan Desa Langensari dan Desa Slaawi tepat berada di
samping situ Batukarut yang merupakan sumber mata air PDAM kota Sukabumi.
8 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
II. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Materi PRA untuk melakukan kajian lingkungan dan perikehidupan masyarakat,
sebagai alat yang dapat merumuskan rencana aksi masyarakat, disiapkan sebagaimana
yang terdapat pada tabel berikut ini:
HARI/
TANGGAL MATERI
WAKTU
(JAM) TEMPAT
FASILITATOR/
PENDAMPING
PERSIAPAN (KOORDINASI) 3 HARI
KAMIS
16 Feb 2012
Koordinasi dengan Pemerintah
Desa Setempat dan kelompok tani
yang sudah berjalan sekaligus
rekrut calon peserta terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
dan mengambil Data Profil Desa
Dangdang Mulyadi
JUM’AT
17 Feb 2012
Koordinasi dengan Resort TNGP
wilayah Goalpara, Balai PSDA,
PDAM
Dangdang Mulyadi
SABTU
18 Feb 2012
Sosialisasi kegiatan yang akan
dilaksanakan kepada peserta yang
sudah terpilih serta Evaluasi
kegiatan yang pernah/sudah dilakukan
Dangdang Mulyadi
NEED ASSESSMENT (PRA/SLA) 5 HARI
SENIN 20 Feb 2012
Perkenalan/Pengakraban Disesuaikan Ruangan Dangdang Mulyadi
Kontrak Belajar/Kesepakatan tema
Kegiatan tentang Cagar Biosfer
Cibodas dan Biodiversiti
Disesuaikan Ruangan
Dangdang. M
Kepala Seksi
TNGP wilayah
Salabintana
Pemahaman Siklus Peredaran Air
(Hidrologi) dan Ekosistemnya Disesuaikan Ruangan Dangdang . M
RABU
22 Feb 2012
Penelusuran Kawasan/Lingkungan
(Transek Lapangan) Disesuaikan Lapangan Dangdang . M
Pemetaan Desa dan Kawasan
Hasil Penelusuran Lapangan Disesuaikan Ruangan Dangdang . M
KAMIS
23 Feb 2012
Analisa Foto (Potensi dan Masalah
yang diambil pada saat Transek) Disesuaikan Ruangan Dangdang . M
Analisa Kecendrungan (Trend) Disesuaikan Ruangan Dangdang . M
SABTU
25 Feb 2012
Analisa Kalender Musim Disesuaikan Ruangan Dangdang . M
Analisa Pola Hubungan Antar Lembaga (Diagram Venn)
Disesuaikan Ruangan Dangdang . M
MINGGU
26 Feb 2012
Identifikasi, Penggolongan dan
Kajian 5 Modal kehidupan Disesuaikan Ruangan Dangdang . M
Penyusunan Rencana Aksi Desa
(Masyarakat) dan Menentukan Program Prioritas Berdasarkan
Hasil Kajian Sesi Materi
Sebelumnya
Disesuaikan Ruangan Dangdang . M
9 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
III. DAFTAR PESERTA PRA/SLA Berikut ini adalah perwakilan masyarakat yang terlibat langsung dalam proses
mengkaji, menganalisa dan merumuskan rencana kegiatan di Desa Langensari.
NO FOTO N A M A &
TEMPAT TANGGAL
LAHIR
ALAMAT
1
EGI AZHARI AGUSTIAN
Jakarta, 13 - 08 - 1982
Slaawi
Rt. 04 Rw. 08
2
MAHBUB SYAHRUL FAUZI
Sukabumi, 05 - 09 - 1983
Langensari
Rt. 02 Rw. 10
3
YAS SALMAT SETIAWAN
Sukabumi, 10 - 03 - 1985
Slaawai
Rt. 03 Rw. 08
4
ADJAT SUDRAJAT
Sukabumi, 25 - 06 - 1955
Langensari
Rt. 08 Rw. 04
5
BURHANUDIN
Sukabumi, 01 - 03 - 1957
Langensari
Rt. 01 Rw. 01
6
BULDANSAH
Sukabumi, 12 - 03 - 1975
Langensari
Rt. 09 Rw. 04
10 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
7
DIMI
Sukabumi, 15 - 07 - 1969
Langensari
Rt. 10 Rw. 05
8
SUPENDI
Langensari Rt. 10 Rw. 05
9
IHOM
Langensari
Rt. 05 Rw. 02
10
E. M MANSUR
Cianjur, 30 - 07 - 1973
Margaluyu
Rt. 02 Rw. 07
11
SUPRIATNA
Sukabumi, 15 - 07 - 1962
Langensari
Rt. 08 Rw. 04
12
UJANG. S
Sukabumi, 07 - 03 - 1981
Langensari
Rt. 09 Rw. 04
13
ANING. Y
Langensari Rt. 08 Rw. 04
11 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
14
YAYAH. Z
Sukabumi 06 - 06 -1973
Langensari
Rt. 10 Rw. 05
15
TITI SUHAETI Bandung, 14 - 08 - 1958
Slaawi Rt.04 Rw. 08
16
A. JAMHURI
Sukabumi, 24 - 12 1955
Slaawi
Rt. 04 Rw. 08
17
AJAH JUMAJAH
Sukabumi, 02 - 09 - 1954
Slaawi
Rt. 03 Rw. 08
18
Hj. NURAIDAH
Sukabumi, 25 - 07 - 1958
Slaawi
Rt. 04 Rw. 08
19
YAYAH RUBAYAH
Sukabumi, 18 - 05 - 1972
Slaawi
Rt. 03 Rw. 08
20
KOKOM KOMALEHA
Sukabumi. 07 - 09 - 1969
Langensari
Rt. 09 Rw. 04
12 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
IV. PELAKSANAN KEGIATAN PRA/SLA
PERTEMUAN KE-1
Hari/Tanggal : Senin, 20 Februari 2012
SESI I
Jam : 08.00 – 09.00
Tema : PEMBUKAAN
Pembukaan sebelum dimulai proses kegiatan disampaikan oleh beberapa orang, dimana dalam
pembukaan tersebut, acaranya berupa sambutan dari kepala Desa yang diwakili oleh Kepala
Dusun setempat (Bapak Adjat Sudrajat) dilanjutkan oleh Fasilitator (Dangdang Mulyadi) serta
sambutan dan sekaligus pemahaman tentang Cagar Biosfer Cibodas oleh kepala Seksi TNGP
wilayah Salabintana (Bapak Djoko).
SESI II
Jam : 09.00 – 09.30
Tema : PERKENALAN
Dasar pemikiran:
Untuk menciptakan suasana yang mendukung para peserta untuk saling mengenal satu sama
lain, termasuk fasilitator sendiri. Perkenalan yang baik akan menumbuhkan rasa kebersamaan
yang menjadi landasan bagi terciptanya suasana keterbukaan.
Tujuan:
1. Semua peserta dan fasilitator saling mengenal nama, cirri-ciri dan sifat-sifatnya serta
memahami secara fisik, psikis dan sosiologis
2. Semua peserta menjadi akrab sehingga mudah untuk bekerjasama
3. Terjadi interaksi antar individu dalam kelompok belajar secara mendalam
Gambar 1. Pembukaan Oleh Bapak Djoko selaku Kepala Seksi TNGP Wilayah Salabintana
13 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
4. Terbentuknya sikap kesetiakawanan, keterbukaan dan kebersamaan antara seluruh
peserta PRA/SLA
Metode: Permainan
Proses/Langkah:
1. Fasilitator mengajak peserta untuk
berdiri dalam lingkaran
2. Fasilitator menjelaskan aturan
permainan, sebagai berikut:
Salah seorang menyebutkan
namanya dengan suara keras agar
terdengar oleh setiap peserta
lainnya dan bergantian masing-
masing menyebutkan namanya.
Kemudian peserta yang berdiri
disebelahnya (kiri atau kanan)
menyebutkan nama peserta
pertama tadi ditambah namanya
sendiri. Peserta ketiga
menyebutkan nama peserta pertama dan kedua ditambah namanya sendiri, begitu
seterusnya sampai selesai.
3. Permainan ini bisa dibuat variasi lainnya, seperti dibuat kelompok kecil dengan
menyebutkan nama pesertanya yang diwakili salah satu temannya dan bergantian dengan
kelompok kecil lainnya.
4. Variasi lainnya menyebutkan nama dengan berurutan tahun kelahiran yang paling rendah
dan sebagainya.
Kesimpulan
Untuk lebih mengakrabkan peserta, dibuat permainan lainnya, diantaranya pijat pundak
sambil dibuat lingkaran dengan putaran bergantian.
SESI III
Jam : 09.30 – 10.15
Tema : KONTRAK BELAJAR
Dasar Pemikiran:
Kejelasan dalam sebuah kegiatan akan sangat penting dipahami oleh setiap peserta. Karena
hal itu akan mempengaruhi hassil yang hendak dicapai dari kegiatan itu sendiri. Oleh
karenanya perlu disepakati secara partisipatif dan demokrasi tentang aturan selama kegiatan.
Gambar 2: Perkenalan dengan barisan melingkar
14 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Tujuan:
1. Peserta paham akan tujuan dari kegiatan Need Assesment (PRA/SLA)
2. Peserta paham akan hak dan kewajibannya selama mengikuti kegiatan PRA/SLA
Alat & Bahan :
Kertas plano, Spidol besar, Lakban, Potongan kertas kecil dari HVS dan rancangan jadwal
sementara.
Pokok Bahasan:
Pengungkapan gambaran program
Jadwal dan materi kegiatan
Metode : Diskusi dan Permainan sebagai ilustrasi membuat kesepakatan
Proses/Langkah:
METODE MENYAMAKAN PRESEPSI/PENDAPAT TUJUAN KEGIATAN
1. Fasilitator mengajak peserta untuk menyamakan presepsi tujuan dari kegiatan PRA
dengan membagikan potongan kertas kecil dan diminta semua peserta untuk menulis
tujuan mereka untuk datang ke tempat kegiatan.
2. Setelah semua peserta menulis jawabannya masing-masing, kemudian dibentuk kelompok
kecil 5-6 orang dan untuk menyimpulkan dari jawabannya itu.
3. Mintalah setiap kelompok kecil untuk mempresentasikan hasil jawaban sebagai
kesimpulan tujuan mereka untuk mengikuti kegiatan.
Hasil dari presentasi setiap kelompok kecil warga belajar jawabannya rata-rata hampir sama,
yaitu sebagai berikut:
1. Mendapatkan ilmu, pengetahuan dan wawasan tentang konservasi
2. Mencari pengalaman,
3. Belajar bersama untuk merumuskan menyusun rencana aksi kegiatan
4. Supaya dapat melestarikan air dan lingkungan
PERMAINAN GAMBAR SEBUAH
ILUSTRASI KESEPAKATAN
Permainan Gambar Bersama Dua Orang:
1. Fasilitator menjelaskan aturan mainnya,
yaitu:
a. Buat barisan duduk untuk saling
berhadap-hadapan menjadi dua
baris
b. Bagikan potongan kertas kecil
setiap pasangan satu kertas dan
satu bolpoint
c. Suruh peserta untuk menggambar Gambar 3: Permainan menggambar 2 orang
15 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
dalam kertas tersebut dengan satu bolpoint dipegang bersama, tetapi intruksikan
setiap peserta punya niat menggambar masing-masing tanpa harus ada kesepakatan
dengan pasangannya.
d. Berikan waktunya hanya 30 detik saja
e. Periksa hasil gambar setiap pasangan
2. Ulangi permainan seperti tadi, dengan proses yang sama, tetapi untuk gambar kedua
harus ada kesepakatan terlebih dahulu setiap pasangannya.
3. Bandingkan gambar hasil pertama dan gambar hasil kedua.
Dari permainan tadi perbandingan hasilnya adalah:
HASIL GAMBAR 1 GAMBAR II
Gambar Jelas 3 20
Gambar tidak jelas 17 0
HASIL DISKUSI
Jadwal waktu:
JAM JADWAL WAKTU
08.00 Pagi Masuk
13.00 atau 14.00 Siang Pulang
Hak Peserta:
1. Mendapatkan pembelajaran materi
2. Mendapatkan konsumsi/makan siang
3. Mendapatkan alat tulis
4. Mendapat uang pengganti transport setiap pertemuan
Kewajiban peserta:
1. Mengikuti proses diskusi sampai akhir kegiatan
2. Mematuhi waktu yang telah disepakati
3. Tidak meninggalkan kegiatan disaat berlangsung jika tidak ada kepentingan yang dapat
dipertanggung jawabkan
4. Patuh pada aturan yang telah dibuat bersama
Peraturan:
1. Tepat waktu
2. Handphon boleh hidup (bisa menerima telepon asal keluar)
3. Boleh sambil merokok/sambil minum kopi
4. Tidak membuang sampah sembarangan
5. Peralatan dan bahan belajar disimpan pada tempatnya setelah digunakan
Harapan yang diinginkan setelah selesai kegiatan:
1. Tersusunnya rencana aksi kegiatan berdasarkan hasil proses diskusi
2. Banyak dukungan dari para pihak
16 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
3. Ada kegiatan tindak lanjut
4. Ada program lanjutan
PEMILIHAN KOORDINTOR WARGA BELAJAR
1. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memilih ketua warga belajar
dengan cara yang mereka mau.
2. Setelah banyak pendapat dengan berbagai cara, fasilitator segera saja membagikan
potongan kertas kecil untuk bermain menggambar wajah, dengan aturan main sebagai
berikut:
a. Buat lingkaran sambil duduk
b. Setiap peserta berikan waktu 1 menit untuk melihat wajah temannya yang ada di
sekelilingnya
c. Perintahkan semua peserta untuk menggambar wajah yang menurut mereka ccook
untuk di ketuakan dan di beri waktu 2 menit untuk menggambarnya tanpa harus
diberi nama.
d. Setelah semua selesai menggambar wajah, intruksikan agar gambar yang sudah dibuat
untuk diberikan kepada yang bersangkutan sesuai yang digambar setiap peserta.
e. Hitung jumlah gambar yang paling banyak diterima oleh masing-masing penerima, yang
terbanyak dialah yang menjadi ketua warga belajar, kebetulan saat itu bapak Adjat
Sudrajat yang terpilih.
3. Tentukan pula pengurus lainnya sesuai kebutuhan, seperti seksi peralatan, agar ada
kedisiplinan serta membantu fasilitator agar lebih lancer dalam kegiatan.
SESI IV
Jam : 10.15 – 12.00
Tema : PEMAHAMAN SIKLUS HIDROLOGI / EKOSISTEM DAERAH ALIRAN AIR
Tujuan:
1. Peserta memahami konsep ekosistem air, unsur-unsur, peran/fungsi, hubungan dan
interaksinya
2. Peserta bisa menyampaikannnya lagi kepada masyarakat lainnya
Pokok Bahasan:
1. Ekosistem Daera Tangkapan Air (DTA) termasuk kawasan pendayagunaannya
2. Unsur-unsur ekosistem dan fungsi-fungsinya
3. Peranan manusia dalam ekosistem daerah aliran air terkait dengan perikehidupannya
Alat & Bahan:
Kertas plano, Kertas karon, Spidol besar, Lakban, Spidol warna, Penggaris, segelas air.
Metode:
Diskusi/Tanya jawab, curah pendapat, presentasi kelompok kecil warga belajar
17 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Proses/Langkah:
1. Tanyakan kepada peserta dari mana segelas air yang ada di depan kita? (tentang air dari
mana ke mana). Catatlah semua jawaban peserta
2. Diskusikan tentang proses bagaimana air dari tempat asalnya hingga dapat digunakan
3. Mintalah peserta untuk berbagi dalam 3 kelompok kecil (6-7 orang perkelompok) secara
acak. Mintalah masing-masing kelompok kecil menggambar pada kertas karton/plano
tentang unsur-unsur, peran/fungsi, hubungan dan interaksinya. Setelah selesai mintalah
wakil kelompok untuk mempresentasikannya.
4. Semua peserta mempresentasikan hasil diskusi, fasilitator dapat melontarkan pertanyaan
seperti berikut ini:
a. Apa yang dimaksud dengan ekosistem hidrologi/daerah aliran air?
b. Apa saja unsur-unsur pembentuknya dan apa peranan/fungsi unsur-unsur tersebut?
c. Apa yang terjadi jika salah satu komponen hilang?
d. Dari mana andaa tahu tentang informasi ini?
e. Apa peranan manusia terhadap ekosistem hidrologi/daerah alira air tersebut?
5. Setelah semua peserta mempresentasikan hasilnya, ajaklah peseerta untuk menyimpulkan
semua hasil presentasi dan hasil diskusi tersebut. Jika gambar “siklus ekosistem air”
mereka belum lengkap, fasilitator memberikan penjelasan dan mengajak peserta untuk
melengkapinya.
Kesimpulan Hasil Presentasi:
Unsur-unsur Ekosistem Hidrologi/Daerah aliran Air dan fungsinya:
1. Laut yang fungsinya menampung air dari berbagai sungai di dunia
2. Matahari bisa memanaskan untuk proses penguapan
3. Gunung Sebagai dataran tinggi dan sumber utama tangkapan air
4. Hutan sebagai penyangga gunung yang harus rimbun
5. Pepohonan bisa menyerap air
6. Sungai untuk mengalirkan air
7. Awan yaitu gumpalan uap air di atas yang akan menjadi hujan
8. Hujan sebuah titik air yang jatuh ke bumi
9. Angin dapat meniup awan untuk mendorong ke dataran tinggi dank e berbagai arah
Peranan Manusia: Harus menjaga, melindungi dan melestarikan lingkungna
Daerah Aliran Air: Tempat-tempat yang dapat dialiri air dan penyimpanan air serta
kemana air mengalir
Fungsi itu adalah kegunaan
Siklus air yaitu perputaran air
Unsur-unsur: Bagian-bagian atau komponen
Ekosistem:
- Adanya hubungan
- Saling keterkaitan
- Saling ketergantungan
- Jaringan
- Saling membutuhkan
18 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Jadi Ekosistem adalah: adanya saling keterkaitan dan berhubungan serta saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya yang harus utuh dan tidak bisa dipisahkan.
Apa yang akan terjadi jika salah satu unsur hilang?
Maka akan terjadi Banjir, longsor, bahkan tidak akan nada perputaran air, untk itu sebagai
manusia wajib menjaga dan melestarikan ingkungan ini.
SESI V
Jam : 13.00 – 14.00
Tema : PEMAHAMAN TRANSEK LINGKUNGAN
PERSIAPAN SEBELUM TRANSEK (UNTUK PERTEMUAN BERIKUTNYA)
Dasar Pemikiran:
Sebelum melakukan survey lapangan, langkah awal adalah perlu adanya kesepakatan tetntang
apa itu transek (penelusuran lapangan) dan informasi apa saja yang perlu digali/dicari selama
perjalanan transek, sehingga dapat teridentifikasi segala potensi dan permasalahan yang ada di
lapangan sesuai kondisi yang nyata.
Tujuan:
Peserta lebih memahami kondisi nyata tentang lingkungan melalui fakta dan input informasi
dari warga setempat tentang interaksi unsur dan kawasan ekosistem.
Pokok Bahasan: Pengertian Transek dan Persiapan Transek
Alat & Bahan: Kertas plano, Spidol, Lakban
Metode: Curah Pendapat, diskusi
Gambar 4: Presentasi peserta kelompok kecil tentang “Siklus Air”
19 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Proses/Langkah:
1. Fasilitator menjelaskan tujuan dari materi yang disampaikan
2. Melontarkan pertanyaan kepada peserta tentang apa itu transek
3. Apa saja yang perlu disiapkan sebelum transek
4. Apa yang harus dilakukan dalam transek
Hasil Diskusi:
Definisi Transek:
Perjalanan
Perpindahan
Penjajakan
Peninjauan
Penelitian
Pengamatan
Penelitian
Penelusuan
Jadi Transek adalah: Melhat gambaran irisan rupa bumi
Macam-macam Transek:
Transek lingkungan
Transek kesehatan
Transek Daerah Aliran Air
Transek Sumber Daya Hutan
Unsur-unsur Kelompok unsur ekosistem:
Hutan
Sungai
Permukiman
Pertanian
Kesimpulan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari setiap unsu-unsur di atas seperti Jenis pohon, kesuburan
tanah, kondisi air, Peternakan, binatang dan sebagainya. Semuanya akan terlihat pada hasil
transek di lapangan. Kondisi tersebut akan dicatat sesuai apa yang dilihat dan apa yang
ditemukan. Selain itu dilakukan pula pemotretan masalah dan potensi yang ada di lapangan
sebagai bahan diskusi selanjutnya.
Persiapan Sebelum Transek
1. Kesepakatan waktu berangkat dan pembagian kelompok
2. Peralatan yang ahrus dibawa, seperti alat tulis, air minum dan yang sekiranya diperukan
Hasil Diskusi:
Kumpul di tempat pertemuan jam 08.00
Peserta dibagi menjadi 3 kelompok
Membawa keperluan makan dan minum untuk diperjalanan
Wilayah yang akan ditelusuri dari mulai hulu (lahan hutan/kebun), permukiman hingga
hilir (pesawahan)
20 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
PERTEMUAN KE-2
Hari/Tanggal : Rabu, 22 Februari 2012
SESI I
Jam : 08.00 – 12.00
Tema : TRANSEK LINGKUNGAN (PENELUSURAN LOKASI)
Pada sesi ini merupakan lanjutan dari sesi pertemuan sebelumnya, dimana penelusuran lokasi
transek sudah disepakati bersama serta pembagian kelompokya sudah ditentukan dan hal-hal
yang ahrus dilakukan selama perjalanan transek lingkungan.
Dasar pemikiran dan tujuan dari kegiatan transek ini sudah disampaikan padaa materi
pemahaman transek.
Alat & Bahan: Alat tulis/buku catatan, Kamera
Metode: Penelusuran lokasi dari hulu ke hilir
Proses/Langkah:
a. Persiapan:
1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (6-7 orang perkelompok) dan jelaskan proses
yang akan dilakukan selama dalam penelusuran lapangan (mengacu pada hasil diskusi
sesi-sesi sebelumnya)
2. Mintalah peserta untuk menentukan hal-hal yang akan diamati selama dalam
penelusuran lapangan, misalnya:
Jenis tanaman dan hewan
Kondisi kesuburan tanah
Kondisi lahan(Kemiringan, penggunaan, bentang alam dll)
3. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk membuat rencana penelusuran
lapangan yang meliputi rute, peralatan yang dibawa dan lain-lain.
b. Pelaksanaan Penelusuran Lapangan
Peserta melakukan perjalanan dan mengamati keadaan disepanjang perjalanan. Perjalanan
dilakukan ke lokasi untuk mengambil data tentang 4 unsur ekosistem air (Hutan,
Permukiman, Lahan pertanian dan sungai). Di setiap titik lokasi yang telah disepakati oleh
kelompok, peserta menyebar ke daerah lokasi untuk mengambil data yang dianggap
penting. Peserta membuat catatan-catatan tentang informasi yang diperoleh dari hasil
diskusi di setiap lokasi.
Masing-masing kelompok berbagi tugas untuk mengamati hal-hal sebagai berikut:
Yang Berkaitan Dengan Lahan Kritis/Gundul
1. Berapa luas lahan di wilayah pengamatan?
2. Pohon apa saja yang tumbuh?
3. Berapa % tutupan lahannya?
21 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
4. Siapa yang memiliki lahan-lahan tersebut?
5. Berapa % kemiringan lahan kritis yang ada?
6. Bagaimana jenis tanahnya?
7. Jenis tanaman apa saja yang cocok menurut masyarakat setempat?
Yang Berkaitan Dengan Bantaran Sungai
1. Berapa panjang bantaran yang perlu direhabilitasi?
2. Jenis pohon apa saja yang tumbuh di bantaran tersebut?
3. Berapa % tutupan lahan bantaran?
4. Siapa yang memiliki lahan bantaran tersebut?
5. Berapa kemiringan lahan bantaran tersebut?
6. Berapa debit airnya?
7. Bagaimana kondisi airnya?
8. Adakah penggalian pasir, jika ada, berapa titik?
9. Berapa kedalaman sungainya?
10. Berapa lebar sungainya?
11. Jenis tanaman apa yang cocok menurut masyarakat setempat?
Yang Berkaitan Dengan Sampah Dan Limbah
1. Jumlah penduduk?
2. Jumlah penduduk yang membuang sampah ke sungai?
3. Volume sampah yang diketemukan?
4. Jumlah penduduk yang mengelola sampah?
5. Jenis-jenis pengolahan sampah yang ada?
6. Jumlah dan jenis pabrik yang ada?
7. Jumlah dan jenis pabrik yang membuang limbah ke sungai?
8. Apa saja limbah pertanian yang terlarut ke sungai?
9. Bagaimana keinginan masyarakat tentang pengelolaan sampah?
Yang Berkaitan Dengan Penyakit Yang Muncul
1. Jenis penyakit?
2. Jumlah tenaga kesehatan (dokter, bidan dan kader kesehatan)?
3. Jumlah Puskesmas, Posyandu, Pustu, Klinik, Dukun beranak?
4. Akibat penyakit?
5. Jumlah yang terkena penyakit?
Yang Berkaitan Kebutuhan Masyarakt Akan Air Bersih
1. Jumlah penduduk?
2. Jumlah penduduk yang menggunakan air bersih?
3. Jumlah sumur bor? dan siapa saja yang memilikinya?
4. Jumlah sumur gali?
5. Jumlah mata air? dan debitnya? serta kondisinya?
22 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Yangbberkaitan Dengan Penebangan Pohon Secara Liar
1. Luas lahan/hutan yang telah ditebang (Ha)?
2. Kepemilikan lahan yang ditebang?
3. Jumlah penduduk yang menebang?
4. Jumlah masyarakat yang menggunakan kayu bakar?
5. Kebutuhan kayu bakar yang dibutuhkan?
6. Asal kayu bakar yang sering digunakan?
7. Ada tidaknya peraturan larangan tebang? dan bagaimana?
8. Ada tidaknya hutan larangan dan berapa (Ha)?
Yang Berkaitan Dengan Upaya Memperkuat Jaringan Peduli Lingkungan
1. Kelompok-kelompok masyarakat apa saja yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan?
2. Kelompok-kelompok masyarakat apa saja yang berkaitan dengan pengelolaan air?
3. Kelompok-kelompok masyarakat apa saja yang berkaitan dengan pengelolaan
sampah?
4. Kelompok-kelompok masyarakat apa saja yang berkaitan dengan pengelolaan
lahan pertanian?
5. Kelompok-kelompok social budaya dan masyarakat yang ada?
6. Dimana dan kapan kelompok-kelompok tersebut melakukan pertemuan?
7. Kelompok persemaian?
8. Tokoh-tokoh masyarakt dan agama?
Yang Berkaitan Dengan Aspek Ekonomi Asyarakat
1. Jumlah petani?
2. Jumlah pedagang?
3. Jumlah PNS?
4. Jumlah pengrajin?
5. Jumlah dan jenis usaha lainnya?
6. Jumlah KUD, perkumpulan masyarakat yang berkaitan dengan aspek ekonomi
lainnya?
7. Jumlah peternak (domba, sapi, ayam, ikan dll)?
8. Jumlah lapangan kerja yang masih mungkin dikembangkan?
9. Unit-unit jaringan ekonomi yang ada?
10. Komoditi unggulan?
11. Jenis-jenis usaha pengolahan hasil (kripik pisang, kripik singkong dll)?
23 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
SESI II
Jam : 13.00 – 14.00
Tema : ANALISA DATA HASIL PENEMUAN TRANSEK,
PEMBUATAN PETA HASIL TRANSEK LINGKUNGAN,
Dasar Pemikiran:
Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas mengenai pemetan hasil penelusuran ekositem
hidrologi, dan untuk pertemuan ini lebih ke arah realitas dari hasil penelusuran yang
sebenarnya, terkait kondisi yang ditemukan oleh peserta pada saat perjalanan transek
Tujuan:
1. Peserta mampu membuat peta kondisi desa (dari mulai hutan, sungai, permukiman dan
lahan pertanian) sesuai yang sudah ditelusuri selama perjalanan transek di sesi
sebelumnya.
Gambar 5: Pengambilan data di lapangan berdasarkan penelusuran (Transek)
24 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
2. Semua peserta mampu menyampaikannya kepada masyarakat lainnya dari permasalahan
dan potensi yang sudah ditemukan.
3. Untuk analisa foto, peserta bisa mengambil tindakan solusi dan rencana kedepan untuk
melakukan kegiatan, terkait dengan foto yang sudah mereka ambil.
Pokok Bahasan: Membuat peta hasil transek dan menganalisa foto masalah dan potensi
Alat & Bahan:
Kertas plano, Kertas karton, Spidol, Krayon, Lakban, Printer, Komputer/Laptop
Metode: Diskusi, Menggambar, Presentasi
Proses/Langkah:
1. Fasilitator menjelaskan dari materi ini kepada peserta
2. Berdasarkan pembagian kelompok pada saat perjalanan transek, dibagi lagi menjadi
beberapa kelompok kecil
a. Kelompok untuk membahas hasil penemuan di hutan
b. Kelompok untuk membahas hasil penemuan di sungai
c. Kelompok untuk membahas hasil penemuan di permukiman
d. Kelompok untuk membahas hasil penemuan di lahan pertanian
3. Masing-masing kelompok kecil tersebut untuk menuliskan di kertas plano sebagaimana
hasil diskusi yang harus dilakukan pada saat perjalanan transek di pertemuan sebelumnya
4. Dari beberapa peserta ada kelompok yang lebih kreatif, untuk membuat sket peta hasil
perjalanan transek dengan ukuran gambar yang cukup besar
5. Fasilitator membantu untuk proses cetak foto yang di ambil pada saat transek
6. Foto yang di cetak di rangkap 2, yang satu untuk ditempel pada sket peta sesuai objek
yang diambil, sedang foto satunya lagi untuk dianalisa oleh peserta (kenapa foto itu
diambil), dan untuk dipresentasikan.
Hasil Presentasi:
Yang Berkaitan
Dengan Lahan Kritis/Gundul
Keterangan
1. Berapa luas lahan di wilayah pengamatan? 2. Pohon apa saja yang tumbuh?
3. Berapa % tutupan lahannya? 4. Siapa yang memiliki lahan-lahan tersebut?
5. Berapa % kemiringan lahan kritis yang
ada?
6. Bagaimana jenis tanahnya? 7. Jenis tanaman apa saja yang cocok
menurut masyarakat setempat?
- ±30 Ha - Sengon, Jabon, Suren, Bambu, Gamelina ,
Mahoni, Jati, dll.
- ±30-40% - Pak Hengki, Hutan PDAM, Tanah Bank
dan sebagian milik Masyarakat
- ±10-20%
- Subur
- Tanaman Kayu, Buah dan sayuran
-
25 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Yang Berkaitan Dengan Bantaran Sungai
Keterangan
1. Berapa panjang bantaran yang perlu
direhabilitasi? 2. Jenis pohon apa saja yang tumbuh di
bantaran tersebut? 3. Berapa % tutupan lahan bantaran?
4. Siapa yang memiliki lahan bantaran
tersebut? 5. Berapa kemiringan lahan bantaran
tersebut? 6. Berapa debit airnya?
7. Bagaimana kondisi airnya?
8. Adakah penggalian pasir, jika ada, berapa titik?
9. Berapa kedalaman sungainya? 10. Berapa lebar sungainya?
11. Jenis tanaman apa yang cocok menurut masyarakat setempat?
- Tidak ada Sungai di bagian hulu, hanya
terdapat dibagian hilir - Tidak ada pohon tegakan, karena berada
disepanjang sawah/irigasi
- ±20 liter perdwetik
- Jernih/bening
- Tidak ada
- 0,5 - 1 meter - 1 meter - 1,5 meter
- Tanaman kayu (Albasia, Mahoni dll) serta tanaman buah (Mangga, Jambu dll)
Yang Berkaitan
Dengan Sampah Dan Limbah Keterangan
1. Jumlah penduduk? 2. Jumlah penduduk yang membuang
sampah ke sungai?
3. Volume sampah yang diketemukan? 4. Jumlah penduduk yang mengelola
sampah? 5. Jenis-jenis pengolahan sampah yang ada?
6. Jumlah dan jenis pabrik yang ada? 7. Jumlah dan jenis pabrik yang membuang
limbah ke sungai?
8. Apa saja limbah pertanian yang terlarut ke sungai?
9. Bagaimana keinginan masyarakat tentang pengelolaan sampah?
- ±9.504 Jiwa
- 30 %
-
- Tidak ada
- Mulsa
- Belu ada kepedulian yang terarah
Yang Berkaitan
Dengan Penyakit Yang Muncul Keterangan
1. Jenis penyakit? 2. Jumlah tenaga kesehatan (dokter, bidan
dan kader kesehatan)? 3. Jumlah Puskesmas, Posyandu, Pustu,
Klinik, Dukun beranak?
4. Akibat penyakit? 5. Jumlah yang terkena penyakit?
- Diare, Gatal-gatal
- 16 Orang
- 4 Unit
- Dari air Kotor - Tidak Tetap
26 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Yang Berkaitan Dengan Kebutuhan Masyarakt Akan Air Bersih
Keterangan
1. Jumlah penduduk?
2. Jumlah penduduk yang menggunakan air bersih?
3. Jumlah sumur bor? dan siapa saja yang memilikinya?
4. Jumlah sumur gali?
5. Jumlah mata air? dan debitnya? serta kondisinya?
- ±9.504 Jiwa
- 5000 jiwa
- Tidak ada
- ±50 Buah - 1 (Mata Air Batukarut) ±50 liter/dt,
sangat bening
Yangbberkaitan Dengan
Penebangan Pohon Secara Liar Keterangan
1. Luas lahan/hutan yang telah ditebang
(Ha)? 2. Kepemilikan lahan yang ditebang?
3. Jumlah penduduk yang menebang? 4. Jumlah masyarakat yang menggunakan
kayu bakar?
5. Kebutuhan kayu bakar yang dibutuhkan? 6. Asal kayu bakar yang sering digunakan?
7. Ada tidaknya peraturan larangan tebang? dan bagaimana?
8. Ada tidaknya hutan larangan dan berapa
(Ha)?
- ±2 Ha - Milik Adat/Lahan milik
-
- ±40%
- ±25% - Milik Masyarakat dan dari hutan PDAM
- Tidak Jelas
- Hanya Hutan PDAM ±10 Ha
Yang Berkaitan Dengan
Upaya Memperkuat Jaringan Peduli Lingkungan
Keterangan
1. Kelompok-kelompok masyarakat apa saja
yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan? 2. Kelompok-kelompok masyarakat apa saja
yang berkaitan dengan pengelolaan air? 3. Kelompok-kelompok masyarakat apa saja
yang berkaitan dengan pengelolaan sampah?
4. Kelompok-kelompok masyarakat apa saja
yang berkaitan dengan pengelolaan lahan pertanian?
5. Kelompok-kelompok social budaya dan masyarakat yang ada?
6. Dimana dan kapan kelompok-kelompok
tersebut melakukan pertemuan? 7. Kelompok persemaian?
8. Tokoh-tokoh masyarakt dan agama?
- Kelompok Tani Lestari Batukarut
- Kelompok Mitra Cai
- Belum ada
- Kelompok Tani Mandiri
- Dirumah Ketua atau anggota dalam 1
bulan sekali - Belum ada
- Cukup/ada
27 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Yang Berkaitan Dengan Aspek Ekonomi Asyarakat
Keterangan
1. Jumlah petani?
2. Jumlah pedagang? 3. Jumlah PNS?
4. Jumlah pengrajin? 5. Jumlah dan jenis usaha lainnya?
6. Jumlah KUD, perkumpulan masyarakat
yang berkaitan dengan aspek ekonomi lainnya?
7. Jumlah peternak (domba, sapi, ayam, ikan dll)?
8. Jumlah lapangan kerja yang masih
mungkin dikembangkan? 9. Unit-unit jaringan ekonomi yang ada?
10. Komoditi unggulan?
11. Jenis-jenis usaha pengolahan hasil (kripik pisang, kripik singkong dll)?
- 194 Orang
- 216 Orang - 33 Orang
- 6 Orang - 1763 Orang
- 5 (Simpan pinjam, penyertan modal,, Modal Usaha, Warung Desa)
- ±50 Orang
- 5 macam - Simpan pinjam, penyertan modal,, Modal
Usaha, Warung Desa - Padi, singkong dan Sayuran semusim
- Kripik singkong , Terasi
PEMBUATAN PETA HASIL TRANSEK
Peta hasil transek dibuat dengan ukuran Lebar 100 cm dan Panjang 150 cm dengan karton 6
lembar yang disambung menjadi satu. Peta wilayah tersebut dibuat berdasarkan hasil
penelusuran lokasi di Desa Langensari, dan pada titik- titik objek tertentu difoto setiap
permasalahan dan potensi untuk bahan kajian selanjutnya. Berikut ini gambar sket peta hasil
transek peserta kegiatan.
Gambar 6: Pembuatan Peta wilayah Desa Langensari
28 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
PERTEMUAN KE-3
Hari/Tanggal : Kamis, 23 Februari 2012
SESI I
Jam : 08.00 – 11.00
Tema : ANALISA FOTO (MASALAH DAN POTENSI)
Dasar Pemikiran
Selama kegiatan penelusuran lingkungan, peserta memotret suatu tempat, aktivitas atau
kejadian yang menurut mereka dapat menggambarkan kondisi desanya. Sebelumnya mereka
dibekali pemahaman apa itu foto dan manfaatnya sebagai sarana diskusi termasuk
keterampilan mengoperasionalkan kamera dan menentukan sudut pandang. Setelah memilih
foto-foto yang dianggap mewakili realitas desa, para peserta kemudian memaparkan cerita
dan hasil pemotretan tersebut. Selanjutnya foto-foto akan dianalisa untuk makin
memperdalam pemahaman peserta PRA tentang lokasi desanya. Hasil analisa foto ini akan
digunakan untuk melengkapi Peta desa. Gabungan informasi yang dituangkan dalam peta, data
transek dan foto menjadi sarana diskusi pengambilan keputusan serta bahan dasar untuk
menyusun profil desa dan rencana aksi desa.
Tujuan:
Mengambil subyektifitas peserta terhadap hal-hal yang terkait dengan air dan perikehidupan
masyarakat.
Proses Analisa Foto:
1. Dalam kelompok kecil, mintalah peserta untuk memberikan penjelasan tentang makna
dari beberapa foto (6-8 foto) yang diambil.
2. Setelah memberikan penjelasan masing-masing kelompok kecil untuk menggolong-
golongkan foto-foto yang telah diberi penjelasan ke dalam penggolongan sebagai berikut:
- Terkait dengan kehidupan rumah tangga
- Terkait dengan pekerjaan/mata pencaharian
- Terkait dengan kondisi lingkungan
3. Mintalah masing-masing kelompok kecil untuk menempelkan hasil pengelompokan foto-
foto pada karton dan dipasang di dinding.
4. Ajaklah peserta menganalisa foto-foto tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
- Apa yang menjadi penyebab permasalahan tersebut?
- Apa akibatnya bagi kehidupan? (kesehatan, kesuburan tanah, keragaman
hayati/tanaman dan hewan, dll)
5. Tampunglah semua jawaban peserta dan tuliskan dikertas, jika ada pernyataan yang
berbeda dianggap sebagai pengkayaan. Namun, jika ada pernyataan yang berlawanan,
fasilitator tetap mencatat hal tersebut sebagai hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut.
29 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Kesimpulan:
Dari hasil analisa foto, diantaranya terdapat foto lahan gundul/kritis, foto kotoran ternak sapi
yang kurang dimanfaatkan, Bak air yang kumuh, Potensi lahan untuk penghijauan, potensi
peternakan sapi dan lahan tidur milik guntai yang bisa dikerjasamakan untuk pengelolaannya,
serta potensi wisata situ yang dapat dikembangkan untuk menjadi kawasan wisata mini..
SESI II
Jam : 11.00 – 13.00
Tema : ANALISA KECENDERUNGAN
Dasar Pemikiran:
Dalam perjalanan kehidupan sebuah masyarakat, pasti terdapat perubahan yang berarti atau
pengaruh pada Kondisi perikehidupan mereka. Perubahan tersebut mungkin sangat
dipengaruhi oleh suatu kejadian tertentu yang memberi kesan khusus kepada masyarakat.
Proses menggugah kembali ingatan peserta pada perubahan-perubahan yang terjadi dibantu
dengan pembagian rentang waktu berdasarkan suatu kejadian tertentu. Momen atau kejadian
Gambar 7: Presentasi hasil analisa foto
30 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
seperti bencana alam, wabah penyakit, pergantian era seperti orde lama ke orde baru. Orde
baru ke reformasi, atau perubahan pemimpin daerah, dapat mengubah perikehidupan
masyarakat secara nyata. Proses perubahan yang nyata tersebut dapat membantu menilai
sebarapa besar elastisitas masyarakat dalam menanggapi suatu peristiwa.
Kajian kecenderungan kondisi desa saat ini dinilai berdasarkan rangkaian sejarah kejadiannya
untuk mengetahui kecenderungan yang terjadi. Perubahan modal perikehidupan seperti
kondisi alam, perilaku masyarakat, sifat-sifat sosial dan fasilitas yang ada sering mempunyai
latar belakang yang khusus. Dalam perubahan kondisi, ada yang cenderung bersifat positif,
tapi juga tidak jarang bersifat negatif. Oleh karena itu selain menilai sifat kecenderungan
sebuah perubahan, dalam proses diskusi ini, peserta juga merumuskan faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan.
Hasil diskusi ini akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan aktivitas
yang dirancang. Tingkat elastisitas masyarakat dalam merespon sebuah kegiatan akan sanagt
besar pengaruhnya terhadap potensi mereka menjalankan kegiatan tertentu. Rumusan faktor-
faktor penyebab terjadinya perubahan juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
sekaligus modal untuk menentukan program yang cocok dikembangkan masyarakat.
Tujuan:
Peserta untuk memaami kecenderungan perubahan lingkungan dan perilaku terkait dengan
sumber daya air dan kehidupan masyarakat.
Alat & Bahan: Kertas plano, kertas karton, spidol, krayon/spidol warna, lakban, penggaris.
Metode: Diskusi kelompok kecil dan pleno
Proses/Langkah:
1. Diskusikan dengan peserta mengenai tujuan dan informasi singkat tentang analisa
Trend/Kecenderungan, termasuk memahami istilah Trend/Kecenderungan. Dalam rangka
memahami kecenderungan tersebut, kerangka waktu menjadi hal yang penting untuk
dipahami. Ajaklah peserta untuk memahami, bahwa ada kerangka waktu (berdasarkan
peristiwa besar, berpengaruh) untuk disepakati peserta.
2. Kemudian, ajaklah peserta untuk menentukan contoh hal-hal apa saja yang menjadi isu
penting yang terkait dengan sumber daya air dan kehidupan manusia yang akan dianalisa
berdasarkan contoh kerangka waktu, yang telah ditentukan. Poin-poin ini kemudian
dimasukan kedalam tabel analisa kecenderungan. Informasi yang muncul dari analisa ini
digambarkan dalam bentuk simbol-simbol.
3. Setelah selesai mintalah masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya
kepada kelompok yang lain. Ajaklah peserta untuk mengklarifikasi hal-hal yang bisa
memperjelas hasil diskusi.
4. Selama peserta mempresentasikan hasil diskusi, fasilitator dapat melontarkan pertanyaan
untuk memperdalam pemahaman peserta, seperti:
- Apa yang harus diperhatikan dalam pembuatan analisa kecenderungan?
31 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
- Apa manfaat yang didapatkan dari analisa kecenderungan itu?
- Jenis-jenis informasi apa saja yang bisa digali dari analisa kecenderungan ini?
5. Proses untuk mendapatkan analisa kecenderungan (langkah-langkah, siapa yang terlibat,
bentuk kegiatan untuk menghasilkan analisa kecenderungan yang sesuai dengan program
masing-masing).
Contoh bagan analisa kecenderungan:
No Hal-hal yang
Berubah
Waktu/Periode (Tahun)
2001 2006 2011 2016
Kesimpulan/Hasil Presentasi:
Rata-rata hasil presentasi dari masing-masing kelompok kecil dapat disimpulkan sebagai
berikut:
No Hal-hal yang
Berubah
Waktu/Periode
(Tahun)
2002 2007 2012 2017
1 Penduduk Jumlah yang
ada Meningkat Meningkat ?
2 Kesehatan Saat tahun tersebut
Meningkat Sedang
Agak Meningkat ?
3 Pendidikan Saat ini Meningkat Lebih Meningkat ?
4 Hutan Cukup
luas/rimbun
Mulai sempit/
gundul Ada penanaman ?
5 Suhu Udara/Iklim Sejuk Agak Panas Tambah Panas ?
6 Debit Air Besar Agak turun Menurun ?
Hal-hal yang berubah selain di atas masih banyak lagi yang ada kaitannya dengan kehidupan
lingkungan masyarakat sekitar berdasarkan perubahan waktu yang dialami oleh masyarakat
itu sendiri termasuk peserta yang merasakan perubahan yang terjadi pada setiap tahunnya.
32 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Kesimpulan:
Pada hasil diskusi kelompok, format penulisan analisa kecenderungan bisa bervariasi, seperti
dituliskan dengan simbol, angka atau keterangan yang bisa menjelaskan makna adanya
perubahan dari setiap periode waktu tertentu dari hal-hal yang dianalisa terkait dengan
kecenderungan /trend.
Gambar 8: Presentasi hasil analisa trend/kecenderungan
33 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
PERTEMUAN KE-4
Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Februari 2012
SESI I
Jam : 08.00 – 09.30
Tema : ANALISA KALENDER MUSIM
Dasar Pemikiran:
Aktivitas masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti cuaca, aktivitas
sosial dan ekonomi masyarakat. Aktivitas ini seperti terpola karena dilakukan secara terus
menerus dalam jangka waktu yang lama. Khususnya dalma kegiatan lingkungan termasuk
bercocok tanam, masyarakat sangat tergantung pada kondisi iklim. Kesepakatan atau
keputusan yang dilakukan pada masa yang lalu juga berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakat.
Proses pengkajian aktivitas masyarakat dalam bentuk kalender dilakukan untuk memahami
pola kegiatan perikehidupan selama satu tahun. Pembagian waktu dilakukan dengan
pendekatan kebiasaan masyarakat. Kalender masehi yang memang lebih familiar dengan tahun
jawa atau kalender islam. Aktivitas kaum perempuan dengan kaum laki-laki akan lebih baik
dipisahkan, agar dalam proses dapat dilakukan secara detail dan mendalam. Hasil dari proses
kajian urai dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penyusunan rencana, khusunya pada
penentuan kisaran waktu.
Aktivitas yang terkait dengan lima modal perikehidupan sebelumnya diidentifikasi untuk
merumuskan unsur apa saja yang akan dikaji pola aktiviatasnya. Apakah ada hubungan
langsung antara pola aktivitas masyarakat secara pribadi dan sosial dengan perubahan yang
terjadi dilingkungan alam. Bagaimana keterkaitan antara aktivitas yang berhubungan dengan
pembangunan fisik dan finansial dengan aktivitas individu maupun sosial.
Hasil analisa ini yang menjadi bahan pertimbangan, kapan melakukan kegiatan yang melibatkan
masyarakat. Personal sosial juga sering berdampak pada pola aktivitas. Oleh karena itu dalam
menentukan solusi untuk mengetahui persoalan tersebut harus dikembalikan pada pola
sebelumnya. Hasil analisis dapat dipergunakan untuk mengkaji lebih mendalam pembagian
peran, khususnya antara kaum laki-laki dan kaum perempuan.
Tujuan :
1. Peserta paham pola kebiasaan masyarakat terkait dalam hal-hal yang berhubungan
dengan air dan kehidupan serta melihat hubungan sebab akibat antara pola tersebut
dengan keadaan dan perubahan yang terjadi.
2. Peserta mampu memandu materi ini dimasyarakat di desanya.
Alat dan Bahan : Kertas palno, spidol, krayon, dan lakban kertas.
34 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Metode : Diskusi kelompok dan Pleno.
Proses/Langkah-Langkah:
1. Jelaskan kepada peserta tujuan dan informasi singkat tentang kalender musim.
2. Ajaklan peserta untuk praktek membuat kalender musim dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
- Fasilitator meminta peserta untuk menentukan hal-hal apa saja yang menjadi isu
penting yang terkait dengan permasalahan lingkungan dan kehidupan.
- Poin-poin ini kemudian dimasukan ke dalam kalender dan digambarkan ke dalam
tabel kalender untuk dilihat kapan terjadinya (pada bulan apa) dengan seberapa besar
kejadian itu. Isian dalam tabel kalender digambarkan dengan symbol-simbol.
3. Mintalah masing-masing kelompok untuk mempersentasikan hasilnya kepada kelompok
lain dan kemudian ajak peserta untuk mengklarifikasi hal-hal yang bisa memperjelas
diskusi.
4. Selama peserta mempresentasikan hasil diskusi, fasilitator dapat melontarkan pertanyaan
untuk memperalam pemahaman peserta, seperti :
- Melihat apakan ada keterkaitan dan hubungan sebab akibat antar kebiasaan
masyarakat yang muncul di kelender.
- Waktu-waktu strategis untuk melakukan kegiatan terkait dengan persoalan air dan
kehidupan.
- Apa yang harus diperhatikan dalam pembuatan kalender musim?
- Apa manfaat yang didapat dalam pembuatan kalender musim?
- Jenis-jenis informasi apa saja yang dapat digali dari kalender musim ini?
- Proses untuk mendapatkan kalender musim (langlah-langkah, siapa yang terlibat,
bentuk kegiatan yang menghasilkan kalender musiman yang sesuai dengan program
masing-masing)
Kesimpulan/Hasil Presentasi:
Berdasarkan pengalaman peserta (masyarakat) dalam mengetahui musim yang terjadi di
desanya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
NO MUSIM YANG TERJADI BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kemarau X X X x
2 Hujan X X X X
X X X X
4 Panen Padi X X X X
X X X X
5 Sayuran X
X
X
6 Jagung
X X X
X X
7 Tanam Pohon X X X X
8 Persemaian X X X X
35 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Penjelasan:
Kalender :
Petunjuk waktu
Pengingat Tanggal/Bulan/Tahun
Jadwal peristiwa atau kejadian
Musim:
Kejadian/peristiwa
SESI II
Jam : 09.30 – 13.00
Tema : ANALISA HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA (DIAGRAM VENN)
Dasar Pemikiran:
Dalam lingkungan kehidupan masyarakat terdapat banyak lembaga, baik lembaga yang
terstruktur/formal ataupun lembaga yang sosial yang tidak formal. Msyarakat secara aktif atau
pasif akan berhubungan dengan lembaga-lembaga tersebut. Sebaliknya lembaga-lembaga akan
sangat berpengaruh terhadap aktivitas perikehidupan masyarakat. Lembaga formal yang di
Gambar 9: Presentasi hasil analisa kalender musim
36 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
bentuk untuk melayani masyarakat seperti BPD, KUD, POSYANDU, SEKOLAH, sering
kurang berpengaruh terhadap masyarakat. Sebaliknya, lembaga sosial non formal seperti
pertemuan rutin, pertemuan keagamaan, pertemuan propesi, dan arisan lebih berpengaruh.
Keberadaan lembaga dan respon masyarakat sangat dinamis dan berhubungan kedekatanya
dipengaruhi oleh banyak faktor. Kelembagaan yang dibangun masyarakat sering menjadi
jembatan penghubung antar masyarakat dengan lembaga pelayanan yang ada. Oleh karena itu,
penguatan kelambagaan masyarakat menjadi sangat penting untuk membangun jaringan
kerjasama masyarakat dengan pemerintah dan para pelaku usaha. Proses penguatan
kelembagaan masayarakat akan sangat efektif jika sebelumnya sudah diketahui bagaimana pola
hubungan yang ada sebelumnya.
Proses analisa posisi masyarakat dalam berhubungan dengan lembaga yang ada dilakukan
untuk membahas di mana letak masyarakat dan seberapa besar pengaruh setiap lembaga yang
ada terhadap perikehidupan masyarakat. Di dalamnya juga dibahas seberapa sering
masyarakat berhubungan dengan setiap lembaga. Hasil proses kajian ulang posisi lembaga di
masyarakat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalm penyusunan rencana masyarakat,
khususnya dalam hal keterlibatan dan dukungan lembaga yang akan dipilih untuk diajak
berkolaborasi dengan pelaksanaan aktivitas masyarakat.
Tujuan :
1. Peserta dapat mengetahui, memahami hubungan masyarakat desa dengan lembaga-
lembaga yang ad disekelilingnya.
2. Peserta dapat melakukan dan memfasilitasi masyarakat dalam menyusun diagram venn.
Alat dan Bahan :
Kertas karton, krayon, kertas plano, sepodil, kertas HVS,lakban, gunting dan pisau cutter,
lem kertas.
Langkah-langkah :
1. Jelaskan pengertian dan manfaat dari bagan kelembagaan diagram venn.
2. Buatlah daftar lembaga, kelompok, atau pihak lain yang selama ini telah dikenal atau
berperan penting dan berhubungan denngan masyarakat.
3. Susunlah bagan hubungan dengan cara sebagai berikut :
Tempatkan lingkaran masyarakat di tengah-tengah, semantara itu lembaga lain
diletakan disekeliling lingkaran masyarakat.
Besar/kecilnya ukuran lingakaran menunjukan manfaat lembaga tersebut terhadap
masyarakat. Untuk memudahkan dapat disepakati tiga macam ukuran seperti kecil,
sedang dan besar.
Jauh/dekat lingkaran menunjukan keakraban hubungan antar lembaga dan lembaga
dengan masyarakat.
4. Dalam proses penyusunan bagan sebaiknya menggunakan bahan yang masih dapat di ubah
susunannya, yaitu menggunakan lingkaran-lingkaran yang digunting dari kertas, batu-batu,
daun-daunan, dengan ukuran yang berbeda-beda.
5. Kalau hasil sudah dianggap lengkap, maka buatlah gambar diagram ven pada kertas plano.
37 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
6. Setelah bagan diagram ven sudah tersusun dan digambar pada kertas plano atau kertas
karton, diskusikan hasilnya dan bahaslah bentuk atau pola hubungan yang seharusnya (
menurut harapan masyarakat ).
7. Selama peserta mempresentasikan hasil diskusi, fasilitator dapat melontarkan pertanyaan
untuk memperdalam pemahaman sebagai berikut :
Mengapa lembaga tertentu letaknya jauh dari masyarakat? Mengapa lembaga tertentu
lingkaranya lebih besar dari lembaga lainnya?
Bagaimana lembaga pelayanan masayarakat menjalankan pekerjaan?
Apakah lembaga yang dibangun masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan?
Bagaimana membangun kerja sama dengan lembaga yang ada di desa? Apa saja
persayratan yang harus dipenuhi?
Apa manfaat yang didapatkan dari diagram ven terkait hubungan masyarakat dengan
lembaga yang ada di desa.
Gambar 10: Presentasi analisa pola hubungan antar lembaga (Diagram Venn)
38 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
PERTEMUAN KE-5
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Februari 2012
SESI I
Jam : 08.00 – 10.00
Tema : ANALISA 5 MODAL KEHIDUPAN
Dasar Pemikiran:
Aset atau modal perikehidupan merupakan dasar pijakan masyarakat untuk melakukan
aktivitas. Banyak rumusan dan pengelompokan dari aneka modal perikehidupan
dikelompokkan menjadi lima.
1. Modal sumber daya manusia
Kepadatan komposisi penduduk, keahlian propesi, ketrampilan masarakat, dan visi
individu.
2. Modal sumber daya alam;
Sumber daya air, hutan, pertanian, pantai, laut, dan kalender aktivitas masarakat.
3. Modal fisik;
infrastruktur umum, instalasi air bersih, drainase, sanitasi dan sarana pengelolahan
sampah, dan infrastruktur khusus.
4. Modal sosial;
Kelembagaan masyarakat, hubungan sosial masyarakat, kelembagaan formal, dan divisi
masyarakat. Modal berupa peraturan tingkat desa juga perlu dimasukan sebagai bagian
dari modal sosial, beberapa kegiatan selanjutnya terkadang tak lepas dari isu bagaimana
membuat perdes, mengindentifikasi kearifan lokal.
5. Modal finansial
Mata penceharian, hubungan dengan investor, pembagian pekerjaan, pendapatan dan
pengeluaran masyarakat dan pengaturan keuangan rumah tangga.
Proses ini ebih pada kegiatan kompilasi, klasifikasi, dan klarifikasi dari kondisi wilayah atau
modal yang di miliki suatu wilayah. Kajian modal peri kehidupan yang berkelanjutan ini
bersifat luwes dan dinamis, karena kepastian sebuah kondisi adalah tidak mungkin. Proses
ini menjadi bagian awal dan akhir dari rangkaian dari metode yang akan digunakan untuk
kajian perikehidupan berelanjutan.
Sesi ini diperkenalkan di awal tahapan setelah mendiskusikan siklus air dan sebelum
melakukan pemetaan kawasan. Dalam kasus sesi ini diletakan di awal tahapan, fasilitator
perlu memperjelas bahwa indentifikasi lima modal ini tidak membatasi proses diskusi
selanjutya tetapi diharapkan akan lebih membantu peserta PRA memahami modal-modal
39 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
yang di miliki oleh kelompok .Untuk sesi yang dilakukan di akhir tahapan, maka sesi ini
akan menjadi sesi pembuka sebelum masuk pada proses Analisa Lima Modal yang akan
menganalisis informasi-informasi yang didapatkan dari beberapa kegiatan ditahap ini.
Tujuan
1. Peserta memahami aset atau modal perikehidupan termasuk klasifikasi dan mampu
merumuskan informasi yang telah didapatkan.
2. Peserta memberi penilaian kondisi desanya dan mengelompokan sesuai lima modal
Perikehidupan.
Pokok Bahasan: Identifikasi kondisi desa berdasar klasifikasi lima modal perikehidupan
(Sumberdaya Alam, Manusia, Fisik, Finansial dan sosial)
Alat dan Bahan: Kertas Koran, spidol, krayon/spidol warna, dan lakban kertas.
Metode: Diskusi kelompok kecil dan plano.
Proses/Langkah-langkah:
1. Fasilitator membuka diskusi dengan menyampaikan begitu banyaknya data dan informasi
yang ada di sekitar kita, baik yang ada di RT, RW, Dusun, Desa, sampai ke tingkat
kabupatenan.
Kemudian fasilitator menanyakan, ”Data-data yang ada itu mau diapakan?”, ”Bagaimana
kita akan membaca dan menyimpulkan data-data ini?”. “Bagaimana supaya data-data ini
bermanfaat sesuai dengan pentingnya kebutuhan program Kita? ”Melalui peetanyaan ini
di harapkan akan membawa peserta kepada kebutuhan untuk menganalisa masalah.
2. Dengan curah pendapat, fasilitator mengajak peserta untuk mendaftar alat-alat analisa
yang bisa digunakan sebagaimana pengalaman mereka.
3. Kemudian fasilitator memperkenalkan salah satu alat yang bisa digunakan untuk
melengkapi. Alat analisa yang sudah ada yaitu dengan menggunakan “kerangka
perikehidupan yang berkelanjutan”.Jika ada cukup waktu fasilitator mengajak peserta
untuk lebih memahami makna. Dari “perikehidupan” dan “berkelanjutan”. Dalam
kerangka ini difokuskan untuk melihat “modal” yang dimiliki oleh sebuah masyarakat agar
peri-kehidupan masyarakat dapat berkelanjutan.
4. Berikutnya,fasilitator mengajak peserta untuk lebih memahami arti “modal” dengan
memberikan pertanyaan, ”apa yang di maksud dengan modal? ”, Berikan contoh-contoh
modal !
5. Dari ungkapan-ungkapan yang muncul, fasilitator akan mencoba mengajak peserta untuk
Menggolong-golongkan modal tersebut menjadi lima yaitu modal fisik, alam, manusia,
sosial dan finansial. Kemudian modal-modal ini dimasukkan dalam sebuah kerangka yang
disebut. “Kerangka Segi lima Perikehidupan yang Berkelanjutan”.
40 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
6. Fasilitator kemudian mengajak peserta untuk lebih memahami kerangka ini dengan
mengkaitkan kerangka ini dengan isu kesejahteraan masyarakat dan bagaimana kerangka
ini bisa dipakai untuk melihat sejauh mana kondisi kesejahteraan sebuah masyarakat.
7. Langkah selanjutnya, peserta diminta untuk berdiskusi dalam kelompok kecil untuk
Proses kaji urai sebelumnya.
8. Selama proses diskusi, fasilitator dapat mengajukan beberapa pertanyaan memperdalam
dan klarifikasi imformasi. Pengembangan imformasi dapat dilakukan dalam proses diskusi
tetapi didukung dengan data kuantitatif.
9. Setiap kelompok menjelaskan hasil penilaian mereka terhadap lima modal perikehidupan
desa.
Hasil Presentasi:
Berdasarkan hasil diskusi dari masing-masing kelompok kecil dapat disimpulkan sebagai
berikut:
NO JENIS
MODAL KETERANGAN POSITIF NEGATIF
1 SDA - Hutan
- Sungai
- Mata air
- Lahan
pertanian
- Hutan Lebat
- Air mengalir dengan
lancer - Debit air besar yang
mencukupi kebutuhan
masyarakat
- Dapat digarap
- Hutan gundul
- Tercemar dan kering
- Debit air berkurang
tidak ada mata air
- Lahan kosong/Tidur
2 SDM - Keahlian/Skill
- Disiplin
- Kejujuran
- Kerja keras
- Mempunyai
kemampuan - Memahami adanya
peraturan - Saling terbuka dan
saling percaya dalam
menjalani usaha bersama
- Hasil sesuai yang diinginkan
- Tidak adanya kemauan
untuk bekerja - Tidak diterapkan
dalam kenyataan - Berbuat curang/penipu
- Bangkrut/tidak ada hasil
3 Finansial - Bank
- Koperasi
- Tengkulak
- Memudahkan
masyarakat untuk
mendapatkan modal
usaha
- Adanya simpan pinjam
- Memudahkan masyarakat untuk
menjual hasil
pertanian
- Prosesnya cukup rumit
harus ada jaminan
- Pembayarannya macet
- Harga pembelian kepada petani murah
41 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
4 Fisik - Balai desa
- Posyandu
- Sekolah
- Puskesmas Desa
- Masjid
- Jalan
- Melayani masyarakat dalam berbagai
bidang - Kesehatan Balita
terpantau
- Mencerdaskan
masyarakat
- Memudahkan masyarakat
konsultasi kesehatan - Meningkatkan
kebersamaan dalam
beribadah
- Memperlancar
lalulintas
- Seringkali ada kesulitan menerima aspirasi
- Pelayanannya kurang
- Banyak yang tidak
tamat sekolah
- Kadang-kadang tidak bisa konsultasi
kesehatan - Kurang ada
kebersamaan
beribadah
- Masih ada yang belum
diperbaiki -
5 Sosial - Gotong
royog/ Kerja Bakti
- Pengajar
majlis ta’lim - Karang
Taruna - PKK
- Meningkatkan
kerjasama dan kebersamaan
- Meningkatkan
keimanan - Adanya aktivitas
pemuda (hal positif) - Kegiatan ibu-ibu
positif
- Tidak kompak
- Arus ada bayaran
- Tidak bersatu
- Ngerumpi
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan Modal?
Pembekalan
Kemauan
Disiplin
Sesuatu yang harus dimiliki untuk mencapai tujuan
Gambar 11: Presentasi hasil analisa 5 modal kehidupan
42 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Yang termasuk ke dalam Modal?
Uang
Ilmu pengetahuan
Pengalaman
Usaha Dukungan
Perusahaan
Kejujuran
Untung
Rugi
Keberanian
Lahan yang dimiliki
Mental yang kuat
dll
Jenis-jenis Modal?
1. Finansial
2. Manusia/SDM
3. Sumber Daya Alam
4. Fisik
5. Sosial
LINGKUNGAN MANUSIA SOSIAL FISIK FINANSIAL
Sumber mata air
Hutan
Lahan Sawah
Tegal
Pekarangan
Jenis tanah
Topografi
Sungai
Vegetasi
Tanaman lokal
Kawasan pasir
Jumlah penduduk
Jumah KK
Usia produktif
Pendidikan
Keahlian /
Profesi
Keterampilan
masyarakat
Forum
masyarakat
Pertemuan sosial
Gotong royong
Merti desa
PKK/dasa
wisma
Kelompok tani
Kelompok olahraga
Kelompok
kesenian
Arisan
Pengajian
Siskamling
Jalan
Jembatan
Bendungan
Balai desa
Balai pertemuan
Kantor
pemerintah
Tempat ibadah
Sekoalh
Rumah
Puskesmas/RSU
Pasar
Mata
penceharian
Lembaga keuangan
Pegadaian
Perkreditan
KUD
Koprasi
Bank
Arisan
Simpan pinjam
Tengkulak
43 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
SESI II
Jam : 13.45 – 15.00
Tema : ANALISA JEMBATAN BAMBU
(SEBUAH ISTILAH UNTUK MERUMUSKAN RENCANA AKSI KEGIATAN
PROGRAM PRIORITAS)
Dasar Pemikiran:
Analisa strtaegi perencanaan adalah sebuah tahapan untuk menyusun rencana aksi ke depan
yang akan dilakuka oleh peserta kegiatan setelah selesai kegiatan PRA. Analisa ini digunakan
dalam penyusunan rencana aksi desa. Proses analisa perencanaan ini dilakukan dengan
menggunakan metode “Jembatan Bambu”. Melalui metode ini peserta menggambarkan
kondisi saat ini yang merupakan hasil dari tahap kajian dan pembelajaran. Kemudian, peserta
juga mengambarkan kondisi idaman yang mereka inginkan.
Dari kedua gambaran tersebut, peserta kemudian menentukan urutan prioritas kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai kondisi yang diinginkan. Urutan langkah-langkah ini
digambarkan sebagai ruas-ruas bambu dalam bangunan jembatan bambu. Dengan melihat
urutan kegiatan dari ruas-ruas bambu akan dapat ditentukan skala prioritas kegiatan yang
akan dilakukan.
Untuk penggambaran kondisi sat ini akan menggunakan hasil analisa lima modal yang telah
dilakukan sebelumnya sebagai rangkuman hasil kajian. Kemudian hasil analisis ini akan
dibandingkan dengan kondisi idaman yang diinginkan warga masyarakat terhadap kondisi
kawasannya. Perbedaan kondisi inilah yang akan menjadi bagian utama pada hal-hal yang akan
diperbaiki dan diwujudkan dalam rangka mewujudkan kondisi ideal yang diinginkan. Setelah
mengidentifikasi hal-hal yang akan dilakukan, peserta kemudian melakukan pemilahan
prioritas kegiatan serta tahapan kegiatannya digambarkan sebagai ruas-ruas bambu pada
jembatan bambu. Dengan demikian, hal-hal yang akan dilakukan masyarakat telah disesuaikan
dengan hasil kajian yang dilakukan masyarakat melalui analisa lima modal.
Tujuan:
1. Untuk menggambarkan kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan
2. Untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai kondisi
yang diinginkan.
3. Menentukan skala proritas kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai kondisi
yang diinginkan.
Pokok Bahasan:
Analisis strategi perencanaan kegiatan yang didasarkan pada kondisi saat ini dan dalam rangka
mencapai kondisi yang dinginkan di masa depan
Alat & Bahan:
Kertas plano,kertas karton, spidol besar, krayon/spidol warna, lakban, pengaris.
44 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
Metode: Diskusi kelompok dan diskusi umum
Proses/Langkah:
1. Fasilitator membuka sesi ini dengan menjelaskan tujuan dan proses kegiatan “Jembatan
Bambu”.
2. Fasilitator menjelaskan bahwa peserta akan menggambarkan keadaan/kondisi desa
sekarang dan keadaan desa yang mereka idamkan dalam bentuk gambar yang disertai
uraian penjelasan. Boleh juga menggunakan foto-foto yang sudah ada untuk lebih
menggambarkan keadaan desa tersebut.
3. Fasilitator kemudian mengajak peserta untuk mengidentifikasi permasalahan dan
keinginan masyarakat. Informasi ini didapatkan dari kegiatan sebelumnya. Hasil identifikasi
masalah dan hal-hal yang ingin dikembangkan dijadikan dalam bentuk pohon masalah dan
diuraikan dengan metode sebab akibat (“Jika….., Maka……”) dari informasi ini kemudian
ditemukan urutan kegiatan dan proritas kegiatan yang paling mendasar berdasarkan
impian yang ingin di capai.
a. Setelah kondisi saat ini dan kondisi idaman sudah ditentukan, fasilitator mengajak
peserta untuk menentukan langkah-langkah apa saja (kegiatan) yang diperlukan agar
kondisi yang diinginkan dapat diwujudkan. Dalam penentuan langkah-langkah,
fasilitator meminta peserta untuk sekaligus menentukan skala prioritas.
b. Fasilitator meminta peserta untuk menggambarkan seluruh diskusi ini dalam gambar
jembatan bambu. Bagian sebelah kiri jembatan merupakan kondisi saat ini dan sebelah
kanan adalah gambaran kondisi yang dinginkan. Langkah-langkah kegiatan untuk
mencapai kondisi yang diinginkan digambarkan dengan ruas-ruas bambu dari jembatan
yang digambarkan.
c. Setelah selesai mendiskusikan topik ini, fasilitator meminta peserta untuk
mempresentasikan hasil gambarannya.
d. Selama presentasi dapat juga dilakukan perbaikan-perbaikan dengan menambahkan
informasi untuk melengkapi gambar jembatan bambu.
Kesimpulan/Hasil Presentasi:
Jenis perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan potensi yang bisa
dikembangkan dari analisa data di lapangan yang dikaji dengan pembahasan hasil diskusi pada
sesi-sesi sebelunya adalah sebagai berikut:
NO JENIS KEGIATAN TAHAPAN PELAKSANAAN SUMBER DANA
1 Penghijauan Lahan
Gundul
1. Pembentukan kelompok tani dan
membentuk pengurus
2. Menyusun rencana Kegiatan 3. Membuat persemaian
4. Sosialisasi dengan para pemilik lahan 5. Melakukan kerjasama pengelolaan
lahan dengan pemilik lahan diluar desa yang lahannya tidak difungsikan
6. Melakukan aksi tanam
1. Swadaya
Masyarakat
2. Dishutbun 3. Dinas
Pertanian 4. TNGP
5. PSDA 6. PDAM
7. Donatur
swasta
45 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
2 Pengembangan Biogas dari kotoran
sapi
1. Pembentukan kelompok 2. Pembentukan kepengurusan
3. Menyusun rencana kebutuhan 4. Koordinasi dengan pihak-pihak
terkait
5. Pelatihan model Biogas
6. Praktel dilapanagn
1. Swadaya Masyarakat
2. Amdal 3. Dinas
Peternakan
4. Dinas
Pertanian
5. Donatur
3 Pengembangan
Wisata Situ Batu Karut
1. Membentuk kelompok i dan
pengurus 2. Koordinasi dengan pemerintahan
desa setempat
3. Sosialisasi ke masyarakat, tentang rencana pengembangan kawasan
wisata 4. Koordinasi dengan pihak yang
berkaitan 5. Membuat rencana kerja
6. Penataan kawasan wisata situ
Batukarut
1. Swadaya
Masyarakat 2. Dinas
Pariwisata
3. PDAM 4. PSDA
5. PEMDA 6. AMDAL
7. Donatur swasta
4 Membuat Persemaian
Tanaman Keras
1. Membentuk kelompok kerja
2. Menyusun kebutuhan 3. Koordinasi dengan para pihak
1. Swadaya
Masyarakat 2. Dishutbun
3. Dinas
Pertanian
4. PDAM
5. TNGP 6. PSDA
7. Donatur Swasta
5 Memanfaatkan Lahan Kosong/lahan tidur
untuk pertanian terpadu
1. Membentuk Kelompok 2. Menyusun Kepengurusan
3. Membuat rencana kegiatan dan kebutuhan
4. Melakukan Kerjasama dengan pemilik lahan kosong
5. Melakukan aksi model pertanian
terpadu
1. Swadaya Masyarakat
2. Dishutbun 3. Dinas
Pertanian 4. TNGP
5. Donatur
swasta
6 Pengelolaan sampah
Terpadu
1. Membentuk kelompok kerja
2. Bentuk pengurus dan tim pengelola
3. Penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat
4. Membuatan jadwal sesuai kebutuhan
5. Memproses sampah organik dan non organik
6. Mencari peluang pasar hasil
pengelolaan sampah yang sudah
didaur ulang
1. Swadaya
Masyarakat
2. Dinas kesehatan
3. Dinas
pertanian 4. AMDAL
5. Donatur
46 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
7 Pengembangan sumur resapan
1. Pembentukan organisasi kelompok 2. Koordinasi dengan pihak terkait
3. Menyusun rencana kebutuhan 4. Melakukan aksi di lapangan
1. Suadaya masarakat
2. PDAM 3. PSDA
4. PEMDA
5. Donatur
swasta
SESI III
Jam : 08.00 – 10.00
Tema : PENYUSUNAN RENCANA AKSI DESA/
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) KEGIATAN
Dasar Pemikiran:
Kegiatan terakhir pada Tahap Penyusunan Rencana Aksi adalah penyusunan rencana aksi
desa. Rencana ini merupakan hasil kesepakatan peserta PRA dalam kegiatan pengelolaan
Cagar Biosfer Cibodas. Paparan Rencana Tinfak Lanjut kegiatan ini ditulis dalam satu
dokumen yang menyertakan profil desa, hasil analisa strategi dan matrik kegiatan yang akan
direncanakan. Dokumentasi rencana aksi desa ini dapat berbentuk proposal atau Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) yang akan dipresentasikan kepada pihak terkait untuk mendapatkan
dukungan lebih lanjut pada saat workshop.
Adakalanya sebelum rencana aksi tersusun, peserta sudah mengusulkan beberapa rencana
kegiatan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan mereka, misalnya kegiatan membuat
kompos. Sebaiknya usulan kegiatan seperti ini seyogyanya dilakukan bersama peserta
kegiatan untuk memperkuat kelompok dan membangun rasa kepercayaan kelompok
masyarakat. Selain itu kegiatan awal semacam ini akan memberikan motivasi untuk terus
mengembangkan rencana-rencana aksi desanya.
Tujuan: Untuk mendokumentasikanrencana aksi desa
Pokok Bahasan: Pendokumentasian rencana aksi desa
Alat & Bahan: Kertas plano, HVS, Spidol dan penggaris
Metode: Penulisan dokumen rencana aksi desa/Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Proses/Langkah:
1. Fasilitator membuka sesi ini dengan menjelaskan tujuan dan proses kegiatan yang
sebenarnya merupakan lanjutan dari hasil analisa Perencanaan Kegiatan atau yang
diistilahkan dengan metode “Jembatan Bambu”
47 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
2. Fasilitator mengajak peserta untuk melihat kembali hasil jembatan bambu, kemudian
mengajak peserta untuk melakukan diskusi dalam kelompok kecil untuk membuat
rencana program berdasarkan uraian kegiatan yang dihasilkan dari “jembatan bambu”.
Format rencana aksi ini berupa matrk dengan kolom isian, seperti berikut ini:
NO JENIS
KEGIATAN TUJUAN
KEGIATAN LANGKAH-
LANGKAHNYA JENIS
KEBUTUHAN BIAYA
3. Setelah diskusi kelompok selesai dilakukan, fasilitator meminta masing-masing kelompok
kecil untuk mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian mengajak peserta melakukan
diskusi pengkritisan tentang proses sesi ini.
4. Fasilitator kemudian meminta peserta untuk menggabungkan hasil dari ketiga kegiatan,
yaitu, profil desa, hasil analisa penyusunan rencana tindak lanjut dan matrik kegiatan
untuk menjadi satu dokumen dengan dilengkapi beberapa bab umum, seperti latar
belakang, tujuan, keluaran, lokasi kegiatan dan waktu pelaksanaan. Atau dengan istilah lain
yang disebut Term Of Reference (TOR) sebuah kegiatan.
Gambar I2: Hasil diskusi rencana Kegiatan yang akan dilakukan/dikembangkan
48 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
KESIMPULAN
REKOMENDASI 1: Memfasilitasi Hak Masyarakat/Petani Untuk Tanaman
Jangka Panjang di Desa Langensari (Penghijauan Lahan Gundul)
Fakta :
Ada keinginan kuat dari masyarakat tani di desa Langensari untuk melakukan penghijauan
tanaman kayu-kayuan dan berinvestasi menanam kayu serta Jenis Buah-buahan, Terbukti
adanya lahan yang sangat luas tetapi kondisinya masih banyak yang gundul.
Masalahnya:
Mereka para petani (masyarakat) belum mampu untuk minta izin dalam mengelola lahan
gundul yang dikuasai/dimiliki oleh perusahaan (Hengki ynag dulunya milik Alexsindo), serta
ada beberapa luasan lahan milik Bank dan pemilik lainnya yang bukan warga setempat, tapi
lahannya dibiarkan terlantar/tidak dikelola secara maksimal.
Hasil yang diharapkan:
Ada izin hak pakai tanah untuk tanaman jangka panjang dari pemilik tanah (Hengki dan
yang lainnya) untuk jangka waktu panjang bagi para petani di sekitar Desa Langensari.
Adanya pemanfaatan lahan untuk diversifikasi lahan pertanian dan berbasis penghijauan.
Usulan Kepada Pihak Pemerintah
(Pemda, Agraria, Bapeda, dll)
Perlu ada fasilitasi dari pihak pemerintah dan LSM untuk mengembangkan izin hak pakai tanah
untuk jangka waktu panjang yang menguntungkan kedua belah pihak (peminjanm dan yang
meminjamkan tanah)
Gambar 13: Luas lahan ratusan Hektar di Desa Langensari sebagian besar terlantar milik
Hengki dan Para pemilik guntai lainnya
49 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
REKOMENDASI 2 : Pengembangan Biogas dari Kotoran Sapi
Fakta :
Dengan adanya informasi dan pengembangan tekhnologi, masyarakat sudah mulai mengenal
tentang biogas dari kotoran sapi. Di Desa Langensari dan sekitarnya sudah banyak peternak
sapi pedaging dan sapi perah yang jumlahnya hampir mencapai 100 ekor dan sudah cukup
lama mereka pelihara. Berdasarkan hasil survey rata-rata 75% kotoran sapi terbuang,
sehingga berpotensi untuk pengembangan biogas untuk bahan bakar dalam rangka
mengurangi bahan bakar elpiji dan kayu bakar skala rumah tangga.
Masalahnya:
Belum ada pelatihan khusus dari pihak manapun untuk pengembangan biogas tersebut
Hasil yang diharapkan:
Para pemilik sapi dan masyarakat lainnya yang ada di Desa Langensari bisa membuat
Biogas dari Kotoran sapi untuk mengurangi biaya hidup dalam pembelian gas elfiji.
Kotoran sapi tidak terbuang sia-sia, namun bisa dimanfaatkan secara optimal.
Usulan Kepada Pihak Swasta dan Pemerintah
(Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, Amdal, Donatur swasta dll)
Ada proses Sekolah Lapangan dalam mengembangkan model biogas yang ramah
lingkungan
Pendampingan teknis dan segala kebutuhan untuk mendukung dalam mengembangkan
biogas dari kotoran sapi.
Gambar 14: Potensi pengembangan biogas dari Kohe sapi yang ada di Desa Langensari
belum bisa dimanfaatkan secara maksimal
50 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
REKOMENDASI 3: Pengembangan Wisata Situ Batukarut
Fakta :
Potensi besar yang sudah dikenal di wilayah Sukabumi, salah satunya terdapat sebuah situ
Batukarut yang menjadi perbatasan 2 Desa, antara Desa Langensari dan Desa Slaawi. Sumber
mata air situ tersebut merupakan sumber mata air yang diakses oleh PDAM kota Sukabumi
yang debitnya lebih kurang 50 liter perdetik. Lokasi tersebut sangat strategis yang dapat
dijangkau kendaraan roda dua dan roda 4. Selama ini sering banyak yang berkunjung, tetapi
belum ada penataan dan pengelolaan sebagai kawasan wisata yang tentunya bisa lebih
menarik minat pengunjung.
Masalahnya:
Luas situ lebih dari 2 Ha, pengelolaannya ditanggung penuh oleh PSDA kota Sukabumi, tetapi
status kepemilikannnya masih ada sebagian milik masyarakat yang tidak mau dijual dan
sumber airnya diakses oleh PDAM.
Hasil yang diharapkan:
Situ Batukarut betul-betul menjadi kawasan wisata yang lestari dan tertata sehingga ada
peluang peningkatan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Tetap terjaga keutuhannya dan menjadi kawasan wista lokal yang bisa dikunjungi dari
berbagai daerah lainnya
Usulan Kepada Pihak Pemerintah dan Swasta
(Dinas Pariwisata, Pemda, PDAM, PSDA, AMDAL dan Donatur Swata)
Ada bantuan teknis dan fasilitas untuk penataan lokasi pengembangan wisata situ
Batukarut
Ada kebijakan yang mengatur satatus kepemilikan serta pengelolaan kawasan wisata
Batukarut tersebut.
Gambar 15: Situ Batukarut yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan
wisata mini yang luasnya ±2,5 Ha
51 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
REKOMENDASI 4: Membuat Persemaian Tanaman Keras
Fakta :
Banyak potensi lahan yang bisa ditanami dengan jenis tanaman jangka panjang (kayu-kayuan
dan buah-buahan). Serta kesadaran masyarakat untuk mau menanam kayu sudah mulai
meningkat dan ini terlihat dari ada kegiatan penanaman yang pernah dilakukan oleh
masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya.
Masalahnya:
Belum ada bantuan secara khusus untuk permodalan dalam membuat persemaian tanaman
keras yang jumlahnya cukup besar.
Hasil yang diharapkan:
Bisa membuat kebun bibit rakyat atau kebun bibit desa sebagai sarana demplot dan
pengembangan ekonomi masyarakat dalam bidang persemaian.
Dengan adanya persemaian, tentunya lahan gundul atau lahan tidur bisa ditanamai dan
bisa dikerjasamakan pengelolaannya antara pemilik lahan dan yang mengelola
(masyarakat).
Usulan Kepada Pihak Pemerintah dan Swasta
(Dinas Kehutan, Dinas Pertanian, TNGP, PSDA, PDAM dan Donatur SWasta)
Agar program yang ada kaitannya dengan persemaian seperti KBR (Kebun Bibit Rakyat)
di Desa Langensari bisa menjadi sasaran bantuan program tersebut karena mempunyai
potensi lahan yang cukup luas untuk penanaman tanaman jangka panjang,
Semua pihak turut mendukung keinginan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
pembuatan persemaian, baik untuk penanaman langsung di Desa tersebut ataupun untuk
dapat diperjualbelikan sebagai kegiatan dan sarana usaha untuk bisa meningkatjkan
ekonomi masyarakat.
Gambar 16: Salah satu Tanaman Albasia hasil dari kegiatan persemaian secara swadaya
yang pernah ditaman dilahan milik masyarakat pada Tahun 2009
52 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
REKOMENDASI 5: Memanfaatkan Lahan Kosong/Lahan Tidur Untuk Pertanian
Terpadu
Fakta :
Luasnya lahan kosong yang tidak dimanfaatkan secara maksimal di desa Langensari
merupakan potensi untuk masyarakat yang berkeinginan melakukan usaha tani secara
terpadu. Hal ini terbukti dari adanya sebagian warga masyarakat yang sudah mampu bertani
dilahannya dengan berbagai macam tanaman yang bisa dibudidayakan, terutama sayuran
semusim. Tidak hanya itu, masyarakatpun mulai paham mengelola lahannya dengan
perpaduan tanaman jangka panjang dan musiman, serta mengelola hewan ternak seperti
domba atau sapi. Berarti ini bisa meningkatkan tarap ekonomi masyarakat yang merata.
Masalahnya:
Hampir semua lahan milik guntai (Hengki) serta para tuan tanah dari luar daerah, tetapi
belum ada pengelolaan yang maksimal, terlebih lagi pelestarian lingkungan yang tidak
seimbang.
Hasil yang diharapkan:
Adanya kesepakatan pengelolaan lahan supaya lebih terpadu antara pelestarian dan
pertanian, sehingga pemilik tanah dan penggarap sama-sama mempunyai keuntungan dan
rasa tanggung jawab dalam mengelola lahan menuju arah pertanian terpadu
Pendapatan ekonomim masyarakat semakin meningkat dan sejahtera.
Usulan Kepada Pihak Pemerintah dan Swasta
(Pemda, Agraria, Bapeda, LSM, Pemilik Lahan dll)
Adanya fasilitasi untuk kerjasama yang baik antara pemilik lahan dan masyarakat yang mau
menggarap dalam pengelolaan lahan yang selama ini tidak maksimal difungsikan untuk model
pertanian terpadu.
Gambar 17: Salah satu contoh lahan dengan model pertanian yang dipadukan antara
tanaman jangka panjang dan tanaman semusim.
53 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
REKOMENDASI 6: Pengelolaan Sampah Terpadu
Fakta :
Berbagai informasi sudah menyebar baik di daerah perkotaan dan pedesaan, bahwa
pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan suatu keharusan yang semestinya
dilakukan sejak dini, sehingga sampah bisa menjadi peluang untuk bisa menghasilkan nilai
ekonomi. Terbukti sudah banyak contoh, bahwa pengelolaan sampah secara terpadu tidak
hanya menjadikan lingkungan lebih sehat tetapi bisa menghasilakn uang dari sampah yang bisa
didaur ulang, bahkan dari sampah non organik dan sampah organik dapat menjadi sumber
penghasilan.
Hasil yang diharapkan:
Adanya pengelolaan sampah berbasis masyarakat secara terpadu,
Tempat pembuangan sampah di setiap RT atau RW, tertata rapih,
Masyarakat bisa mengelola sampah organik dan non organik yang bisa menghasilkan nlai
ekonomi.
Usulan Kepada Pihak Pemerintah dan Swasta
(Dinas Kesehatan, Amdal, PU, Donatur Swasta, dll)
Agar ada Sekolah Lapangan dalam mengelola sampah terpadu, sehingga masyarakat
memahami dan menumbuhkan rasa kesadaran untuk tidak membuang sampah
sembarangan.
Adanya fasilitasi cara mendaur ulang sampah, baik organik maupun non organik yang
dapat menjadikan nilai ekonomi serta model pemasarannya.
Gambar 18: Salah satu contoh permasalahan sampah yang tidak terkelola dengan baik dan
belum ada pengelolaan sampah secara terpadu
54 Proses Kegiatan PRA di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja - Sukabumi
REKOMENDASI 7: Pengembangan Sumur Resapan
Fakta :
Para pakar dan peneliti bisa membuktikan pengaruh sumur resapan yang bisa berkontribusi
penambahan debit air pada sumber air yang ada di sekitarnya, hal ini sudah diuji
keberhasilannya oleh berbagai pihak terutama PDAM. Dampak dibangunnya sumur resapan
bisa dinilai untuk jangka panjang yang berpengaruh terhadap persediaan sumber daya air yang
berkelanjutan.
Hasil yang diharapkan:
Sumur resapan yang sudah dibangun perlu ada perawatan secara tekhnis agar tetap
terjaga sebagai fungsinya yang diharapakan
Perlu pengembangan/penambahan titik-titik sumur resapan setiap tahunnya agar debit
mata air lebih meningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya.
Usulan Kepada Pihak Pemerintah dan PDAM, PSDA dan Swasta:
Adanya fasilitasi untuk pendanaan tekhnis perawatan dan pengembangan sumur resapan yang
melibatkan masyarakat sekitar, guna terjalinnya kerjasama yang baik antara penyelenggara
dan pelaksana dilapangan, sehingga pengembangan sumur resapan betul-betul efektif dan
efesien.
Gambar 19: Contoh sumur resapan yang sudah dibuat oleh PDAM, hal ini perlu
dikembangkan adanya penambahan