laporan kelompok praktikum · pdf filelaporan kelompok praktikum anatomi fisiologi manusia...
TRANSCRIPT
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
BLEEDING TIME, FIBRIN TIME DAN CLOTTING TIME
KELOMPOK/GELOMBANG: II/I
KELAS : II C
ANGGOTA :
CIPTO SURIANTIKA (1204015080)
FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163)
KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223)
RIFQI ADLIAN SIAGAN (1204015355)
ANTON ARDIANSYAH (1204015036)
DOSEN PEMBIMBING :
ELLY WARDANI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
10 APRIL 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang juga sebagai
cairan terbesar dalam tubuh. Darah yang diedarkan melalui pembuluh darah, yang
banyaknya pada orang dewasa kurang lebih 5 liter ini, dapat mengalir karena
kinerja pompa jantung. Darah dialirkan keseluruh tubuh karena fungsinya yang
khusus yaitu sebagai system transportasi. Darahlah yang berjasa membawa
oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain fungsi utamanya
sebagai pembawa dan pengedar oksigen dan nutrisi bagi tubuh, darah juga
berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dengan
menjaga Ph tetap seimbang dan sebagai bagian dari system perlindungan tubuh
karena di dalam darah juga terdapat leukosit atau sel darah putih yang berperan
dalam system imun tubuh.
Darah agak lebih sedikit kental dan lengket dibandingakan air. Darah
manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah
tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum tentang bleeding time, fibrin time, dan
clotting time ini yaitu :
1. Agar Mahasiswa mengetahui factor-faktor pembekuan darah
2. Agar Mahasiswa mengetahui factor-faktor pembekuan darah terutama yang
membentuk tromboplastin dan factor pembentuk trombosit.
3. Bleeding time tujuannya untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah
4. Fibrin time tujuannya untuk mengetahui kapan terbentuknya benang-benang
fibrin.
5. Clotting time tujuannya untuk mengetahui aktivitas factor pembekuan darah
terutama yang membentuk tromboplastin dan factor pembentuk trombosit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah
besar dan system peredaran darah kecil.
1. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui
aorta menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah).
Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ,
maka disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena
membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem
organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior,
sementara vena yang berasal dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh
vena cava posterior.
Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan,
selanjutnya akan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri
pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia
karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang
mengandung CO2).
Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta – pembuluh nadi –
pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena cava inferior – serambi kanan.
2. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri
pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru
tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2
masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang
masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus.
Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena
pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan
keunikan yang kedua dalam system peredaran darah manusia, karena
merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.
Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung – arteri
pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – serambi kiri jantung.
3. Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening)
Pembuluh limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan
lengan sebelah kanan, bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah
tulang selangka kanan.
Pembuluh limfe dada; dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah
tulang selangka kiri.
Pembuluh limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil).
Peredaran limfe adalah terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di
kelenjar limfe diproduksi sejenis sel darah putih yang disebut limfosit untuk
imunitas.
Darah manusia tersusun atas beberapa komponen. Adapun komponen
darah adalah :
1. Sel darah yang terdiri atas : sel darah merah (erytrosit), sel darah putih
(leukosit) dan keeping-keping darah pembeku (trombosit).
2. Plasma darah (cairan) yang terdiri atas :
a. Air, hamper 90% berupa cairan
b. Protein : albumin (53%) berperan dalam menjaga tekanan osmosis darah,
globulin (43%) berperan dalam pembuatan antibody, fibrinogen (4%)
berperan dalam pembekuan darah.
c. Gas berupa O2, CO2 dan N2.
d. Nutrien : lemak, glukosa, asam amino, vitamin, dll.
e. Garam mineral : NaCl, KCl, fosfat, sulfat, bikarbonat, dll.
f. Zat sisa : urea, kretinin, asam urat, bilirubin.
g. Hormone dan enzim
3. Dalam plasma terdapat antigen (protein asing) yang berguna untuk
membentuk antibody; presipitin yang menggumpalkan antigen; lisin yang
mampu menguraikan antigen; antitoksin untuk menawarkan racun.
Macam-macam sel darah pada manusia yaitu :
A. Sel darah merah (erytrosit)
Bentuk sel darah merah bulat gepeng, kedua permukaannya cekung
(bikonkaf), dan tidak berinti, pada pria jumlahnya kira-kira 5 juta/mm3
sedangkan wanita kira-kira 4 juta/mm3. Mengandung hemoglobin (zat warna
merah pada darah) yang berfungsi mengikat O2, mengandung zat besi (Fe),
berwarna merah. Sel darah merah dibentuk dalam sumsum merah tulang, pada
tulang pipih. Sel darah merah dapat hidup 120 hari, yang sudah tua/rusak akan
dirombak dalam limfa (kura). Hemoglobin yang terlepas akan dibawa ke hati
untuk dirombak menjadi zat warna empedu (bilirubin). Adapun zat besi yang
terlepas akan digunakan dalam membentuk sel darah merah baru.
Jika sel-sel darah kekurangan zat besi maka akan mengalami penyakit
yang disebut anemia. Adapun jika kekurangan darah O2 dinamakan sianosis.
B. Sel darah putih (leukosit)
Macam-macam sel darah putih :
a. Monosit, dengan ciri-ciri inti bulat, besar, bersifat fagosit dan dapat
bergerak cepat.
b. Limfosit, dengan ciri-ciri berinti satu, tidak dapat bergerak, berfungsi
untuk imunitas.
Bentuk leukosit tidak tetap (ameboid), tidak berwarna, memiliki inti,
bulat/cekung, jumlahnya pada orang normal kira-kira 6.000-9.000/mm3
.
Umur sel darah putih sekitar 12-13 hari. Dibuat dalam sumsum tulang merah,
limfe dan jaringan retikuloendothelium. Fungsi sel darah putih untuk
melindungi tubuh terhadap infeksi. Jika ada kuman sel darah putih akan
memakan kuman tersebut, apabila kalah akan berubah menjadi nanah. Selain
itu leukosit juga sebagai prengangkutan zat lemak, pembuluh chyl dan limfe
serta bersifat fagosit.
C. Sel darah pembeku (trombosit)
Bentuk keping darah pembeku tidak tetap. Fungsinya untuk
pembekuan darah, jumlahnya kira-kira 200.000-400.000/mm3, dibuat dalam
sumsum tulang (megakariosit). Jika seseorang luka, keping darah mengalir
bersama darah luka, pada waktu menyentuh permukaan luka akan pecah dan
terbentuk trombokinase, dengan bantuan ion kalsium akan mengubah
protrombin (dalam plasma darah) menjadi trombin. Trombin yang terbentuk
akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin (benang-benang halus) yang akan
menutup luka sehingga perdarahan berhenti.
Bleeding time(masa pendarahan) Terjadinya perdarahan berkepanjangan
setelah trauma superfisial yang terkontrol, merupakan petunjuk bahwa ada
defisiensi trombosit. Masa perdarahan memanjang pada kedaan trombositopenia
( <100.000/mm3 ada yang mengatakan < 75.000 mm
3), penyakit Von Willbrand,
sebagian besar kelainan fungsi trombosit dan setelah minum obat aspirin.
Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka
itu tersumbat oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi
luka , terjadilah pembekuan dan fibrin yang terbentuk akan mencegah perdarahan
yang lebih lanjut . Pada tes ini darah yang keluar harus dihapus secara
perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit. Setelah
trombosit menumpuk pada luka , perdarahan berkurang dan tetesan darah makin
lama makin kecil.
Koagulasi (en:coagulation, clotting) adalah suatu proses yang rumit di
dalam sistem koloid darah yang memicu partikel koloidal terdispersi untuk
memulai proses pembekuan (en:agglomerate) dan membentuk trombus.
Koagulasi adalah bagian penting dari hemostasis, yaitu saat penambalan dinding
pembuluh darah yang rusak oleh keping darah dan faktor koagulasi (yang
mengandung fibrin) untuk menghentikan pendarahan (en:hemorrhage) dan
memulai proses perbaikan. Kelainan koagulasi dapat meningkatkan risiko
pendarahan atau trombosis.
Proses koagulasi terjadi segera setelah terjadinya luka pada pembuluh
darah dengan rusaknya endotelium (en:endothelium). Langkah awal koagulasi
adalah dengan pelepasan komponen fosfolipid (en:phospholipid) yang disebut
faktor jaringan (en:tissue factor) dan fibrinogen sebagai inisiasi sebuah reaksi
berantai. Segera setelah itu keping darah bereaksi membentuk penyumbat pada
permukaan luka, reaksi ini disebut hemostasis awal (en:primary). Hemostasis
lanjutan (en:secondary) terjadi hampir bersamaan:protein dalam plasma darah
yang disebut faktor koagulasi merespon secara berjenjang dan sangat rumit untuk
membentuk jaring-jaring fibrin yang memperkuat penyumbatan keping darah.
Dalam tubuh manusia itu ada 13 faktor pembekuan darah, factor-faktor
tersebut antara lain :
Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein
plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini
menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau
hypofibrinogenemia.
Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan
diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan
mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin
kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan
hypoprothrombinemia.
Faktor III
Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa
sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan
Tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang
mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase
pembekuan darah.
Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan
panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di
intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan
prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal,
mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia,
dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin.
Faktor VI
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V,
tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis.
Faktor VII
Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan
panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh
kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X.
Defisiensi faktor Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau
diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam
kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor
akselerator dan stabil.
Faktor VIII
Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif
labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam
konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X.
Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab hemofilia A. Disebut juga
antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A.
Faktor IX
Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan
yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah
aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor
Natal dan faktor antihemophilic B.
Faktor X
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan
mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan,
membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut
prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk
trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik.
Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga
thrombokinase.
Faktor XI
Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat
dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX.
Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.
Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak
dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari
koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan
kecenderungan trombosis.
Faktor XIII
Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah
fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut
dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah.
Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic.
Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga
disebut transglutaminase.
Proses mekanisme pembekuan darah pada manusia antara lain :
Ketika kita mengalami luka pada permukaan tubuh, maka tubuh akan
mengeluarkan darah. Terjadinya pendarahan itu disebabkan oleh sobeknya
pembuluh darah. Pada keadaan luka yang ringan, setelah beberapa saat darah akan
berhenti mengalir. Dalam hal ini tubuh kita memiliki keistimewaan bukan?
Penghentian pendarahan adalah proses yang kompleks. Pembekuan dimulai ketika
keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah kontak dengan
permukaan yang tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka.Pada
saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan
segera berkumpul mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal
sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka.
Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila
menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim tromboplastin
yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma darah. Selain trombosit,
di plasma darah terdapat protombin. Protombin akan diubah menjadi trombin oleh
enzim tromboplastin. Perubahan protombin menjadi trombin dipicu oleh ion
kalsium (Ca2+
). Protombin adalah suatu protein plasma yang pembentukannya
memerlukan vitamin K. Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat
mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma. Adapun
fibrin adalah protein berupa benang-benang yang tidak larut dalam plasma.
Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan sehingga sel-sel darah
merah beserta plasma akan terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru
akan terbentuk menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.
Mekanisme singkat proses pembekuan darah
Trombosit pecah Mengeluarkan Trombokinasi
Antihemofilia
Vit. K
Protombin Trombin
Ca2+
(ion kalsium)
Fibrinogen Fibrin
BAB III
METOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Pada praktikum tentang bleeding time, fibrin time, dan clotting
time dilakukan di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Fakultas Farmasi dan Sains di lantai satu,
pada hari rabu 10 April 2013, pukul 08:00-10:30 WIB
B. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Lanset+jarum
2. Objek gelas
3. Jarum pentul
4. Stopwatch
5. Kapas/tissu
6. Alcohol
C. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Sampel darah dari 5 Mahasiswa
D. Prosedur Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Disiapkan sampel darah dari 5 Mahasiswa
3. Bila alat dan bahan telah tersedia
4. Selanjutnya 5 Mahasiswa tersebut diambil darahnya dengan
menggunakan lanset dan jarum yang steril.
5. Bila darah telah keluar lihat waktu berapa lama ketika darahnya mulai
berhenti keluar (bleeding time)
6. Setelah bleeding time selesai selanjutanya ambil lagi sampel dari 5
Mahasiswa dengan menggunakan jarum dan lanset yang steril.
7. Keluarkan darah yang ada di jari
8. Taruh darah tersebut di atas objek kaca
9. Amati sampai terbentuk benang-benang fibrin (fibrin time) catat
waktunya.
10. Setelah fibrin time sudah ada, untuk selanjutnya tingal mengetahui
kapan darah tersebut membeku (clotting time)
11. Jika semua sudah dilakukan dan hasil telah di ketahui untuk
selanjutnya buatlah tabel untuk data-data tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ada beberapa cara untuk melakukan bleeding time yaitu:
1. Metode ivy
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy,
tekanan darahmanset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40
mmHg. Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk
melakukan tusukan luka di bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis
pegas paling umum digunakan untuk membuat potongan berukuran
standar.Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada vena superfisialis. Ini
pembuluh darah, karenaukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi,
terutama pada orang dengan pendarahan cacat.
Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua
telah berhenti diukur dandisebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30
detik, handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini
selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya. Nilai normal untuk
bleeding time adalah 1-6 menit.
Tes bleeding Time di lakukan untuk mengetahui aktivitas pembekuan
darah danmendiagnosa masalah pendarahan. Nilai normal untuk bleeding time
adalah 1-6 menit.
2. Metode Duke
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang
ditusuk untuk menyebabkan perdarahan. Metode Duke menggunakan lanset
steril, dengan lokasi di cuping telinga 1 lukastandar, dan memiliki waktu
pendarahan normal 1-3 menit. Dengan metode ini, pasien ditusuk dengan
jarum atau pisau bedah khusus, terutama pada cuping atau ujung jari, setelah
swabbeddengan alcohol. Tusukan adalah sekitar 3-4 milimeter. Tiap 30 detik
selanjutnya, hisap tetesandarah dengan kertas saring.
Metode ivy menggunakan lanset steril/template tensimeter 40mmHg,
dengan lokasi di volar lengan bawah 2 luka standar (6×1 mm, jarak 1 cm),
dengan waktu pendarahan normal yaitu 1-7 menit. Seperti dalam metode Ivy,
tes ini waktunya dari awal pendarahan sampai pendarahan benar-benar
berhenti. Kerugian dengan metoda Duke adalah bahwa tekanan pada vena
darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil yang dicapai kurangdapat
diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak
tetap setelahujian.
Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut kecil di
mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar perhatian
kosmetik.Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan pasien untuk tes ini.
daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol.
Alkohol harus ditinggalkan di kulit cukup lama untuk membunuh
bakteri pada tempat luka. Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk
lengankarena alkohol akan berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan
menghambat. Nilai normal: 1-3 menit dgn batas toleransi 3-6 menit.
Praktikum yang dilakukan di Laboratorium Antomi Fisiologi Manusia
di Fakultas Farmasi dan Sain Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka di
lantai 1 menggunakan metode Duke.
Hasil praktikum yang dilakukan dengan metode duke antar lain
sebagai berikut :
A. Bleeding Time
a. Hasil
Tabel data hasil praktikum bleeding time :
No. Nama Mahasiswa Bleeding time
1 Ilham Ristian 01 : 15 : 69 menit
2 Kudrat Raharditama 01 : 46 : 22 menit
3 Resty 01 : 39 : 20 menit
4 Elsa 01 : 23 : 49 menit
5 Oka 37 detik
b. Pembahasan
Dari data yang telah diperoleh tes bleeding time dilakukan
untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah atau waktu lamanya
berdarah atau waktu yang diperlukan untuk berhentinya darah
mengalir. Nilai waktu normal dalam tes bleeding time yaitu 1 sampai 6
menit.
Dari hasil data yang telah kita peroleh, data nama-nama ke 5
mahasiswa dan waktu yang telah diperoleh semuanya berbeda. Dalam
data yang telah kami peroleh yang masuk dalam waktu normal untuk
tes bleeding time yaitu data nomor 1 sampai nomor 4 yaitu : Ilham
Ristian, Kudrat Raharditama, Resty dan Elsa. Tetapi data Mahasiswa
ke 5 ini berbeda dengan 4 mahasiswa lainnya, waktu untuk bleeding
time lebih cepat dari waktu normal yang telah ditentukan.
Setelah diteliti penyebab mengapa data mahasiswa yang kelima
ini berbeda/abnormal dengan data mahasiswa nomor 1 sampai 4. Itu
sebebkan oleh beberapa factor diantara yaitu :
1. Mulai dari volume darah yang keluar, apakah darahnya sedikit atau
banyak.
2. Teknik pengambilan darahnya, apakah sudah sesuai dengan
prosedur atau tidak.
3. Agregasi trombosit.
4. Trombositonema
5. Bisa juga kandungan lemak yang ada di setiap orang berbeda
ketebalannya, sehingga sangat berperngaruh pada saat pengambilan
darah dan proses/waktu yang diperlukan untuk darah sampai
berhenti.
B. Fibrin Time
a. Hasil
Tabel data hasil praktikum
No. Nama Mahasiswa Fibrin Time
1 Ilham Ristian 02 : 38 : 45 menit
2 Kudrat Raharditama 03 : 00 : 21 menit
3 Resty 02 : 42 : 73 menit
4 Elsa 02 : 30 : 30 menit
5 Oka 02 : 29 : 86 menit
b. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum, tes fibrin time dilakukan
untuk mengetahui kapan waktu benang-benang fibrin tebentuk. Nilai
waktu normal/range dari waktu untuk fibrin time yaitu 3 sampai 6
menit.
Dari data hasil praktikum yang telah kita dapat, hasilnya
menunjukan bahwa dari ke 5 Mahasiswa yang darahnya menjadi
sampel yaitu semuanya masuk dalam rang/waktu normal untuk fibrin
time. Semua ini menunjukan bahwa bahwa dari sampel darah ke 5
mahasiswa tersebut tidak mengalami kelainan dalam pembentukan
benang-benang fibrin.
Fibrin yaitu serat protein yang terlibat dalam penggumpalan
darah. Fibrin ini berhubungan dengan urat saraf polymerized untuk
membentuk sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen yang larut
plasma glikoprotein yang disintesis oleh hati.
Bila dalam pembentukan benang-benang fibrin butuh waktu
yang lama/abnormal dari range waktu normal, itu bisa disebabkan ada
kelainan dalam darahnya atau hati tidak mampu menggenjot produksi
komponen yang ada di trombosit maupun plasma darah yang bernama
fibrinogen.
Fibrinogen adalah sebuah glikoprotein yang ada dalam plasma
darah dalam bentuk cairan dan trombosit dalam bentuk granula yang
semuanya di hasilkan oleh hati.
C. Clotting Time
a. Hasil
Tabel data hasil praktikum
No. Nama Mahasiswa Clotting time
1 Ilham Ristian 12 : 58 : 32 menit
2 Kudrat Raharditama 09 : 03 : 66 menit
3 Resty 12 : 54 : 60 menit
4 Elsa 09 : 33 : 06 menit
5 Oka 16 : 22 : 64 menit
b. Pembahasan
Berdasarakan praktikum yang telah dilakukan tes clotting time
dilakukan untuk mengetahui aktivitas factor pembekuan darah
terutama yang membentuk tromboplastikn dan factor pembentuk
trombosit. Nilai waktu normal/range untuk clotting time yaitu dari 9
sampai 15 menit.
Dari hasil data praktikum yang telah kami peroleh/dapatkan
yang masuk kedalam waktu/range normal yaitu data mahasiswa nomor
1 sampai 4 yaitu : Ilham Ristian, Kudrat Raharditama, Resty dan Elsa.
Sedangkan data yang berada di luar waktu/range normal yaitu data
mahasiswa yang ke 5 yang bernama Oka, waktu yang dibutuhkan Oka
untuk clotting time yaitu 16 : 32 : 64 menit.
Mengapa waktu Oka bisa lebih lama atau berada di luar
waktu/range normal ?, ada beberapa factor yang mempengaruhi
clotting time menjadi abnormal yaitu :
1. Volume darah yang keluar dari tubuh, sedikit atau banyak, bila
banyak bisa jadi waktu untuk clotting time akan lebih lama dari
waktu/range normal.
2. Teknik pengambilan juga sangat bepengaruh waktu darah akan
dikeluarkan dan dilihat waktu untuk clotting timenya
3. Ada kelainan dalam darah orang tersebut.
D. Ganguan pada System Peredaran Darah Manusia
Berikut beberapa gangguan pada sistem peredaran darah manusia.
a. Hemofili, merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan darah tidak
membeku secara genetis. Hemofili ini merupakan penyakit menurun.
b. Anemia, merupakan penyakit kekurangan darah yang dapat terjadi
karena infeksi kuman misalnya apabila terkena cacing tambang, atau
dapat juga karena berkurangnya kadar Hb dalam darah.
c. Leukimia (kanker darah) merupakan penyakit di mana pertambahan sel
darah putih secara tidak terkendali (abnormal) sekitar 500.000/mm3
darah. Hal ini akan sangat merugikan si penderita karena sifat sel darah
putih adalah memakan kuman penyakit, karena tidak ada kuman
penyakit maka akan memakan sel darah merah yang ada.
d. Varises merupakan penyakit pelebaran pembuluh darah, biasanya di
tangan/kaki. Penyakit ini biasanya dialami para wanita setelah
melahirkan. Kemungkinan besar disebabkan oleh beban si ibu selama
hamil dan masih aktif bekerja, apalagi sering menggunakan sepatu
berhak tinggi. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada pria
pekerja berat misalnya kuli bangunan atau kuli pasar yang biasa
mengangkat beban berat dan kaki sebagai tumpuannya.
e. Haemoroid (ambein), merupakan penyakit yang hamper sama dengan
varises, tetapi terjadi di bagian dubur. Biasanya dialami oleh orang
yang sering duduk dalam posisi yang sama dan dalam waktu yang
lama. Gejala awal mula-mula apabila Buang Air Besar (BAB) terasa
sakit, panas dan keluar darah menetes. Apabila tidak diobati kadang-
kadang pada waktu duduk darah akan keluar sendiri dan membasahi
celana, dan apabila sudah parah maka spinkter dalam akan keluar
karena telah banyak pembuluh darah yang pecah. Apabila sampai hal
ini terjadi maka harus segera dioperasi.
f. Koronariasis, merupakan penyakit di mana terjadi penyempitan nadi
tajuk jantung (jantung koroner).
g. Hipertensi, merupakan penyakit di mana terjadi tekanan darah tinggi.
Tekanan darah penderita hipertensi ini melebihi 200 mm Hg, sehingga
akan berakibat pusing dan apabila mengalami jatuh dapat
mengakibatkan terjadinya pecahnya pembuluh darah atau
penyumbatan pembuluh darah (stroke).
h. Hipotensi merupakan kebalikan dari hipertensi yaitu orang yang
memiliki darah kurang dari 100 mm Hg atau sering disebut dengan
penyakit tekanan darah rendah. Biasanya penderita akan cepat merasa
lelah dan kadang-kadang sering kesemutan di anggota gerak misalnya
pada kaki dan tangan.
i. Pingsan, yaitu hilangnya kesadaran karena berkurangnya suplai
oksigen yang dibawa oleh darah.
j. Thalasemia, yaitu penyakit kelainan darah turunan yang ditandai oleh
adanya sel darah merah yang abnormal.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari tujuan praktikum dan dari hasil
praktikum yang telah kami lakukan tentang bleeding time, fibrin time dan clotting
time. Bahwa dengan melakukan praktikum ini tidak dipungkiri lagi bahwa tubuh
manusia memiliki peredaran darah yang aktif dan bila dara tersebut keluar atau
tubuh mengalami robekan dan mengeluarkan darah maka disitu kita bisa melihat
waktu yang dibutuhkan mulai dari bleeding time, fibrin time dan clotting time.
Bila waktu yang dibutuhkan untuk bleeding time, fibrin time dan clotting
time lebih cepat atau pun lebih lama, itu semua disebabkan ada factor-faktor yang
mempengaruhinya, atau bisa juga ada kelainan dalam darahnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://analisqmateri.blogspot.com/2010/10/bleeding-time-masa-perdarahan.html
di akses pada hari Jum’at tanggal 12 April 2013
http://biologi-selalu-dihati.blogspot.com/2012/11/sistem-peredaran-darah-pada-
manusia.html di akses pada hari Jum’at tanggal 12 April 2013
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-xi-biologi/proses-mekanisme-pembekuan-
darah-trombosit/ di akses pada hari Jum’at tanggal 12 April 2013
http://dwi-jo.blogspot.com/2011/12/13-faktor-pembekuan-darah.html di akses
pada hari Jum’at tanggal 12 April 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Darah di akses pada hari Jum’at tanggal 12 April
2013
http://id.zero.wikipedia.org/wiki/Koagulasi di akses pada hari Jum’at tanggal 12
April 2013
http://www.scribd.com/doc/132199800/Bleeding-Time-Clotting-Time di akses
pada hari Jum’at tanggal 12 April 2013
http://www.scribd.com/doc/48430532/laporan-praktikum-II-LED-bleeding-time-
APTT-PTT-gol-darah-cross-match-pdf di akses pada hari Jum’at tanggal 12 April
2013
LAMPIRAN