laporan kerja praktek penentuan virus avian influenza pada ayam

Upload: fitria-purnama-sari

Post on 10-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan Kerja Praktek Penentuan Virus Avian Influenza pada ayam

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Avian Influenza (AI) disebabkan oleh infeksi virus dari keluarga Orthomyxoviridae termasuk genus virus influenza A. Virus influenza A adalah satu-satunya orthomyxoviruses yang diketahui secara alami menyerang burung. Banyak jenis burung telah terbukti rentan terhadap infeksi virus influenza A; burung air merupakan reservoir utama untuk virus ini, dan mayoritas isolat telah menjadi patogenisitas rendah (virulensi rendah) untuk ayam dan kalkun. Virus influenza A memiliki nukleokapsid dan matriks protein antigen terkait, tetapi diklasifikasikan ke dalam subtipe berdasarkan hemaglutinin mereka (H) dan neuraminidase (N) antigen. Saat ini, 16 subtipe H (H1-H16) dan 9 subtipe N (N1-N9) diakui sebagai virus yang sangat mematikan yang menghasilkan penyakit klinis akut pada ayam, kalkun dan burung lainnya. Kebanyakan virus dari subtipe H5 dan H7 terisolasi dari burung memliki virulensi rendah untuk unggas. Karena ada resiko H5 atau H7 virus virulensi rendah menjadi virulen oleh mutasi, semua virus H5 dan H7 telah diidentifikasi sebagai virus NAI. 1.2 Tujuan

1. Isolasi dan mengidentifikasi agent penyebab wabah penyakit 2. Mendapatkan isolat virus baru (untuk pengujian lebih lanjut harus dilakukan uji PCR & squencing)3. Untuk mengetahui metode pengujian dalam penentuan wabah penyakit AI

1.3 Manfaat

1. Dapat melakukan pemetaan daerah endemi wabah penyakit AI.2. Dapat digunakan untuk dasar pembuatan vaksin AI.3. Dapat menguji tingkat efektifitas vaksin di pasaran.4. Dapat memberikan informasi tentang besarnya prevalensi virus influenza A/H5 , sehingga dapat dilakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan yang lebih efektif dan efisien agar kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan baik bagi kesehatan manusia maupun hewan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan adalah1. Berapakah prevalensi virus yang ada dalam unggas yang terkena penyakit2. Apa agent penyakit yang menyebabkan wabah 3. Bagaimana metode dalam menentukan agent penyakit tersebut

1.5 Batasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari permaslahan dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka penulis membatasi permasalahan pada:1. Penyakit yang diduga positive Ai2. Metode yang digunakan adalah UJI HA (Haemaglutinasi) dan Uji HI (Haemaglutination Inhibition)

BAB IIPELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

1. Nama Perusahaan: PT Sanbe Farma2. Alamat: Jl. Leuwigajah no 174, Cimahi3. Waktu Pelaksanaan:4. Sejarah singkat perusahaanSecara resmi PT. SANBE FARMA didirikan pada tanggal 28 Juni 1974 oleh Drs. Jahja Santoso,Apt.,seorang lulusan apoteker dari ITB. Pabrik yang pertama adalah sebuah home industry yang memulai produksinya pada tahun 1975 berlokasi di Jl. Kejaksaan, Bandung dengan jumlah karyawan empat orang termasuk Drs. Jahja Santoso. Dan produk pertama yang dihasilkan bernama Colsancetine Capsule. Pada tahun 1981-1982 pabrik Unit I telah didirikan dan mulai beroperasional. Pabrik Unit I ini berlokasi di Jl. Industri, Cimahi dengan luas tanah 10.000 m2 dan luas bangunan 8.000 m2. Fasilitas yang terdapat di tempat ini adalah Non Betalactam dan Cephalosphorine Plant, Hormone Plant, dan pabrik obat hewan. Di pabrik ini produk yang dihasilkan antara lain:a) Non Sterile : Oral Powderb) Sterile : Injectionc) PremixKemudian pada tahun 1996 didirikan pabrik Unit II yang berlokasi di Jl. Leuwi Gajah. Di lokasi dengan luas tanah seluas 4900 m2 dibangun sebuah pabrik lima lantai dengan luas bangunan 5600 m2 . Fasilitas yang terdapat di tempat ini meliputi Beta Lactam ( lantai ke-2), Cephalosphorine ( lantai ke-4), R&D, QC (lantai ke-3), dan BA/BE ( lantai ke-1). Kemudian pada tahun 2003, Gudang Obat Jadi ( GOJ ) telah rampung diselesaikan di atas tanah seluas 5.980 m2 dengan luas bangunan 6.160 m2. Gudang Obat Jadi ini memiliki tiga lantai. Setelah itu pada tahun 2005 sebuah pabrik sterile modern di Cimareme mulai beroperasi di lahan seluas 200.000 m2 dan luas bangunan 29.000 m2 dan sudah termasuk Caprifarmindo, anak perusahaan P.T. Sanbe Farma. Di pabrik Unit III ini juga terdapat Waste Water Threatment dengan kapasitas 250 m3/hari (yang terbesar untuk perusahaan farmasi di Indonesia ) termasuk dengan Fires Lagoon 500 m3 dan Vertikal Fires Pump se per NFPA/OSHA standard.Kini SANBE FARMA telah menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar yang berlevel multinasional yang mempunyai lebih dari 3000 karyawan, SANBE FARMA beraliansi dengan Perusahaan Farmasi Internasional, antara lain :1. Menarini Internasional, perusahaan farmasi yang berasal dari Italia, dari tahun 1989 hingga sekarang2. Dr. Winzer Pharma GmbH, perusahaan farmasi yang berdomisili di Jerman dari tahun 1996 hingga sekarang3. Zambaletti / Eudorug, perusahaan farmasi yang berdomisili di Italia dan Hongkong, dari tahun 1987 hingga sekarang.Sanbe Farma terdiri dari 11 divisi, yaitu : Ethical, OTC (Over The Counter), Veterinary, Sanbe Vision, Infusion, Sanbe Skin Care, Sanbe Nutrition, Diagnostics, Sanbe Biotech and Research Centre, serta Distribusi (PT. Bina San Prima). Jumlah karyawan di PT. Sanbe Farma baik di Unit I, II, III, maupun di pabrik obat hewan sebanyak lebih dari 3000 orang, yang terdiri atas :a) Apotekerb) Dokterc) Dokter hewan d) Staffe) PhD (Konsultan)PT. Sanbe Farma, baik yang di Unit I, II, maupun III (termasuk Caprifarmindo) memiliki total luas area :a) Luas bangunan : 52.360 m2b) Caprifarmindo : 21.000 m2c) Luas tanah : lebih dari 241.880 m22.1.1 Visi, Misi Perusahaan

a. Visi PerusahaanPerusahaan yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang inovatif sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia.b. Misi Perusahaan Menjadi perusahaan farmasi terdepan di Indonesia dalam inovasi di bidang ilmu dan teknologi farmasi dan kedokteran.

2.1.2 Peraturan Perusahaan

Perusahaan mewajibkan karyawan untuk :1. Datang tepat waktu dan mengisi daftar hadir ( absensi ).2. Dilarang keluar dari lingkungan pabrik sebelum jam kerja berakhir kecuali dengan seizin kepala bagian.3. Selama jam kerja karyawan dilarang masuk kantin tanpa seizing personalia atau bagian umum.4. Setiap karyawan dalam menjalankan pekerjaannya diharuskan :a) Memakai pakaian dinas atau pakaian karyawan.b) Memakai alat keselamatan kerja, seperti sarung tangan karet, kaca mata pelindung, masker dan alat-alat keselamatan kerja lainnya. Pihak perusahaan mewajibkan karyawan untuk tidak membuang sampah atau meludah di sembarang tempat, bila karyawan terbukti melanggar maka sanksi akan dijatuhkan.

2.2 Paparan kegiatan

Tahap awal dalam pelaksanaan kerja praktek yaitu pengumpulan sampel yang diduga terjangkit virus Avian Influenza yang akan digunakan sesuai pengujian lalu menentukan jenis penyakit yang akan diidentifikasi menjadi wabah penyakit pada unggas, selanjutnya melakukan perbanyakan virus murni dari sampel sehingga didapatkan hasil perbanyakan berupa serum, lalu melakukan serangkaian uji untuk menentukan apakah sampel tersebut positif terjangkit virus Avian Influenza. Penentuan penyakit Avian Influenza termasuk uji serologi pada hewan khususnya unggas, pengujian Serologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur diagnostik dan eksperimental yang berhubungan dengan imunologi dan menyangkut reaksi-reaksi serum. Tes-tes serologi ini digunakan untuk; Identifikasi mikroorganisme-mikroorganisme, dan menunjukan antibodi didalam serum dari unggas pada penyakit-penyakit tertentu dimana penyebab penyakit tidak dapat diisolasi, penemuan spesifik antibodi adalah penting sekali untuk membantu diagnosa. Uji Hemaglutinasi telah banyak mengalami peubahan sejak pertama kali teknik ini dipublikasikan ciri utama teknik ini adalah ada atau tidaknya reaksi hemaglutinasi dengan penambahan pereaksi kimia yang akan menjadi indikator pada uji ini.

Tabel pelaksanaan kegiatan kerja praktek

TanggalUraian Kegiatan

4 Juni 2014Isolasi Organ sesuai uji

5 Juni 2014Pembuatan suspensi organ 10%

6 Juni 2014Penyiapan Telur Ayam Berembrio (TAB) yang akan di inokulasi

9 Juni 2014Inokulasi suspensi organ 10% pada cairan allantois TAB SPF (Specific Patogen Free) umur 10 hari.

10 Juni 2014Pemeriksaan (candling) TAB hingga hari ke-7

11 Juni 2014Pembuatan larutan PBS (Pro Buffer Salin) dan larutan RBC 10% (Red Blood Cell)

12 Juni 2014Inaktivasi (chilling) TAB yang telah diinokulasi

13 Juni 2014Pengambilan allantois pada TAB yang telah dilakukan chilling (harvest)

16 Juni 2014Pengujian HA (Haemeglutinasi) dan uji HI (Haemaglutinasi Inhibitor)

17 Juni 2014Laporan hasil pengujian

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatana. Aglitunasi plat ditambahkan RBC 5% sebanyak 50 uL.

b. Plat aglutinasi yang berisi RBC 5% sebanyak 50 uL dicampurkan dengan allantois 50 uL hasil positif bila terjadi aglutinasi berupa pasir merah.

a. Uji HA menggunakan plat V dengan menambahkan PBS 25 uL dengan allantois 25 uL dan RBC 10% 50 uL. Hasil positif ditunjukan dengan tidak adanya aglutinasi darah dalam plat. Hasil diatas menunjukan titer 4 HA

b. Uji HI menggunakan plat V dengan mencampurkan PBS 25uL dengan hyperimun AI 25uL aktif ditambakan allantois dengan titer 4 HA 25uL (harus bertiter 4 HA) dan ditambahkan RBC 10% 50uL. . Hasil positif ditunjukan dengan adanya aglutinasi darah dalam plat (kebalikan dari uji HA).

3.2 PembahasanProses isolasi virus diawali dengan pembuatan suspensi organ yang diambil dari sampel organ unggas yang telah mati lalu diinokulasikan kedalam rongga allanatois telur ayam berembrio umur 9-11 hari, lalu diinkubasikan pada suhu 35-390C selama 4-7 hari. Telur yang telah diinkubasi diambil cairan allantoisnya untuk dilakukan pengujian adanya aktivitas hemaglutinasi dengan uji aglutinasi.Uji Aglutinasi dilakukan untuk mengetahui adanya virus dalam cairan alllantois yang telah diambil sebelum dilakukan pengujian HA dan HI. Pengujian ini dilakukan dengan menambahkan 25uL RBC 5% kedalam 25uL allantois hasil positive ditunjukan dengan terbentuknya pasir darah berwarna merah. Dalam uji aglutinasi akan diketahui tidak adanya virus yang melakukan reaksi hemaglutinasi. Uji HA dilakukan untuk mengetahui allantois yang mengandung virus untuk ditambahkan superimun dalam uji HI. Uji HA dilakukan dengan cara menambahkan 25uL allantois dan 50uL larutan RBC 1% pada 25uL larutan PBS lalu didiamkan selama 30 menit lalu diamati, apabila terbentuk endapan warna merah maka sampel tersebut negatif terinfeksi virus AI dan sebaliknya apabila tidak terbentuk endapan, maka sampel tersebut positif terinfeksi virus AI. Dalam uji HA akan diketahui tingkat keganasan virus yang menginfeksi.Uji HI dilakukan untuk menganalisa jenis virus yang ada dalam allantois tersebut. Dalam pengujian HI biasanya dilakukan perbandingan dari beberapa superimun virus yang pernah ditemukan atau diperoleh. Pengujian ini dilakukan ini dengan cara mengencerkan beberapa superimun sebanyak 25uL dengan 25uL larutan PBS lalu ditambahkan allantois yang diuji dan didiamkan selama 30 menit lalu ditambahkan larutan RBC 1% sebanyak 50uL dan didiamkan lagi selama 30 menit untuk terjadinya reaksi hasil akan positive bila ada titik endapan darah dan negatif bila tidak tampak titik darah. Maka dalam pengujian ini diketahuilah jenis virus Ai yang menginfeksi.

WORLD ORGANIZATION FOR ANIMAL HEALTH (OIE) (2007). Chapter 2.7.12 Avian Influenza. In: Terrestrial Animal Health Code, Sixteenth Edition. OIE, Paris, France pp 27928510