laporan kerja praktek pt. pindad (persero) · pt. pindad persero mempunyai pekerja kurang lebih...

72
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PINDAD (PERSERO) Oleh: BARTOLOMEUS HARJUNA WIBAWA NPM : 14 06 07774 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2017

Upload: nguyenmien

Post on 03-Apr-2019

301 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. PINDAD (PERSERO)

Oleh:

BARTOLOMEUS HARJUNA WIBAWA

NPM : 14 06 07774

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2017

ii

iii

iv

SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTEK (DARI PERUSAHAAN)

(Terlampir)

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat dan bimbingan-Nya, dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek tepat

pada waktunya di PT. Pindad (Persero).

Tujuan dari disusunnya Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai laporan

kegiatan yang telah dilakukan selama kerja praktek dan sebagai syarat untuk

menyelesaikannya Program Strata I Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Industri, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Laporan kerja praktek ini disusun

berdasarkan kegiatan di Divisi Alat Berat yang dikunjungi selama kegiatan kerja

praktek. Pada laporan ini juga akan membahas tinjauan umum perusahaan,

tinjauan sistem perusahaan, serta tinjuan pekerjaan penulis.

Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan laporan

Kerja Praktek selama satu bulan ini diantaranya:

1. Bapak Dedy Suryaman, S.T. selaku KASUBDEP Pengendalian Produksi dan

pembimbing lapangan yang telah banyak mengijinkan dan membantu selama

pelaksanaan kerja praktek.

2. Ibu Sri yang menerima penulis sehingga dapat melaksanakan kerja praktek di

Divisi Alat Berat PT. Pindad (Persero).

3. Bapak Siswo, Bapak Totong, dan Bapak Husein selaku koordinator lapangan

di Divisi Alat Berat khususnya pada proses produksi Excava 200.

4. Bapak Tonny Yuniarto, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing kerja praktek

atas bimbingannya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja

praktek.

5. Saudara Reno Hartono dan Nikolaus Andhika yang dapat bekerja sama dan

saling membantu selama melaksanakan kerja praktek.

6. Teman-teman yang telah memberikan semangat selama pelaksanaan dan

penyusunan.

7. Semua karyawan PT. Pindad (Persero) yang telah membantu dan

membimbing selama pelaksanaan kerja praktek.

8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

vi

Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca tak hanya itu penulis juga mengharapkan laporan ini dapat berguna

bagi penulis dan semua pihak yang terkait. Terima Kasih.

Bandung,1 Agustus 2017

Penulis

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. ii

SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTEK …………………………. iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. v

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. vii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………... ix

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. x

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………….………………. 1

1.2. Tujuan …………………..………………………………….. 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ……….. 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………. 3

2.1.1. Sejarah Perusahaan ……………………………………... 3

2.1.2. Profil Perusahaan …………………………………………. 4

2.2. Struktur organisasi PT. Pindad (Persero) ………………. 11

2.3. Manajemen Perusahaan …………………………………. 15

2.3.1. Visi dan Misi PT. Pindad (Persero) ……………………… 15

2.3.2. Ketenagakerjaan ………………………..………………… 15

2.3.3. Fasilitas Perusahaan ……………………………………… 15

2.3.4. Pemasaran ………………………………………………… 18

BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan ……………………………….. 20

3.2. Produk yang Dihasilkan …………………………………... 20

3.2.1. Produk ……………………………………………………… 20

3.3. Proses Produksi …………………………………………… 21

viii

3.4. Fasilitas Produksi …………………………………………. 24

3.4.1. Gudang …………………………………………………….. 24

3.4.2. Produksi (Perakitan) ……………………………............... 25

3.4.3. Fasilitas Produksi dan Material Handling ………………. 25

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan …………….………………………….. 34

4.1.1. Nama Departemen Penempatan ………………………... 34

4.1.2. Rekan Kerja ………………………………………………... 34

4.1.3. Tugas yang Diberikan …………………………………….. 34

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan ….. 38

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan …………………….. 38

4.4. Hasil Pekerjaan ……………………………………………. 40

4.4.1. Permasalahan ……………………………………………... 40

4.4.2. Perbaikan dari Permasalahan …………………………… 43

BAB 5 PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal PT. Pindad (Persero) …………………………….. 15

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan ……………………………………….. 43

Tabel 4.2 Hasil Rata-rata Subgrup ………………………………….. 44

Tabel 4.3 Bantu Standar Deviasi……………………………….. 45

Tabel 4.4 Tingkat Kepercayaan………………………………… 46

Tabel 4.5 Score Faktor Penyesuaian…………………………... 47

Tabel 4.6 Score Faktor Kelonggaran…………………………... 48

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT Pindad (Persero) ………………… 4

Gambar 2.2 Logo Perusahaan Bergambar Bintang ………………….. 4

Gambar 2.3 Logo Perusahaan Bergambar Roda Gigi diluar Bintang 4

Gambar 2.4 Logo Perusahaan Bergambar Anak Panah ……………. 5

Gambar 2.5 Logo dari Budaya Perusahaan …………………………... 5

Gambar 2.6 Penghargaan Proper Biru ………………………………… 6

Gambar 2.7 Penghargaan TOP IT ……………………………………... 7

Gambar 2.8 Penghargaan Industri Hijau ……………………………… 7

Gambar 2.9 Piagam Penghargaan LIPI ……………………………….. 8

Gambar 2.10 Penghargaan Zero Accident Nihil ……………………….. 8

Gambar 2.11 Penghargaan Website BUMN Terbaik 2014 …………… 9

Gambar 2.12 Penghargaan BUMN Peduli ……………………………… 9

Gambar 2.13 Penghargaan BUMN Marketing Award …………………. 10

Gambar 2.14 Struktur Organisasi PT. Pindad (Persero) ……………… 13

Gambar 2.15 Struktur Organisasi Divisi Alat Berat PT. Pindad

(Persero)

14

Gambar 3.1 Produk Excava 200 ……………………………………….. 20

Gambar 3.2 Proses Produksi Excava 200 ……………………………. 22

Gambar 3.2 Proses Produksi Excava 200 ……………………………. 23

Gambar 3.3 Gudang Bahan Baku dan Produk Jadi ………………….. 24

Gambar 3.4 Area Perakitan gedung 42F …………………………….... 25

Gambar 3.5 Forklift ………………………………………………………. 26

Gambar 3.6 Hand Pallet Jack …………………………………………... 26

Gambar 3.7 Pallet …………………………….………………………….. 27

Gambar 3.8 Skids …………………………….…………………………. 27

xi

Gambar 3.9 Container Box (Besi) ……………………………………… 28

Gambar 3.10 Container Box (Kayu) …………………………………….. 28

Gambar 3.11 Rack ………………………………………………………… 29

Gambar 3.12 Hand Truck ………………………………………………… 29

Gambar 3.13 Bridge Crane ………………………………………………. 30

Gambar 3.14 Truck Rel …………………………………………………… 30

Gambar 3.15 Jib Crane …………………………………………………… 31

Gambar 3.16 Tangga Lipat ………………………………………………. 31

Gambar 3.17 Lempengan Baja ………………………………………….. 32

Gambar 3.18 Alat Pengencang Baut ……………………………………. 32

Gambar 3.19 Scaffolding …………………………………………………. 33

Gambar 3.20 Tool Cart ……………………………………………………. 33

Gambar 4.1 Proses Produksi Excava 200 …………………………….. 36

Gambar 4.1 Proses Produksi Excava 200 …………………………….. 37

Gambar 4.2 Radiator Excavator ………………………………………... 41

Gambar 4.3 Counter Weight ……………………………………………. 42

Gambar 4.4 Engine Hood ……………………………………………….. 42

Ganbar 4.5 Grafik BKA dan BKB…………………………………. 46

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk

melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY

memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk

mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan

mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa

Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja

praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini

mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan

pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa adalah:

1. Mengenali ruang lingkup perusahaan

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor

atau pembimbing lapangan

4. Mengamati perilaku sistem

5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

6. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kerja praktek ini adalah:

1. Melatih kedisiplinan.

2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan

dalam perusahaan.

3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan

menjalankan bisnis.

5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan denga praktek yang ada di

perusahaan.

6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

2

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli 2017

sampai dengan 11 Agustus 2017 di PT. Pindad (Persero) yang beralamat di

Jalan Gatot Subroto, No.517 Kebon Kangkung, Kiaracondong, Kota Bandung,

Jawa Barat, Indonesia. Dalam Kerja Praktek ini penulis ditempatkan pada

Divisi Alat Berat Departemen Produksi dan Gudang dengan pembimbing

lapangannya adalah Bapak Dedy.

3

BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada subab ini akan menjelaskan bagaimana sejarah dari berdirinya

perusahaan PT . Pindad (Persero), struktur organisasi, manajemen perusahaan

serta sarana dan fasilitas yang ada di PT. Pindad (Persero).

2.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Pindad (Persero) adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak

pada pembuatan produk militer dan produk komersial lainya atau produk non

militer di Indonesia. PT. Pindad persero mempunyai pekerja kurang lebih sekitar

3000 karyawan serta luas pabrik sebesar yang terletak di Bandung 62 hektar.

Pada periode tahun 1808-1850 berdiri bengkel peralatan militer yang bernama

Artillere Constructie Winkle (ACW) dan Pyrotekniesche Werkplaats (PW) yang di

mana bengkel ACW bertugas untuk mengadakan persediaan dan pemeliharaan

alat-alat perkakas senjata dan memperbaiki senjata yang rusak. Sementara

bengkel PW difungsikan untuk membuat dan memperbaiki munisi atau

mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan peledak untuk

memenuhi kebutuhan angkatan laut Belanda pada saat jaman penjajahan

kolonial Belanda.

Pada periode tahun 1923-1932 bengkel-bengkel yang terpisah tersebut lalu di

jadikan satu dan ditempatkan di Bandung dengan nama dari pabrik tersebut

adalah Artilerie Inrichtingen (AI). Lalu pada tahun 1942, Belanda yang menjajah

Indonesia menyerah kepada Jepang sehingga pabrik AI tersebut pun jatuh ke

dalam penguasaan Jepang dan berganti nama menjadi Dai Ichi Kozo (DIK) dan

pada pada tahun 1947 berganti nama kemballi menjadi Leger Productie

Bedrijven (LPB).

Pada tanggal 29 april 1950 pemerintah Belanda menyerahkan LPB Republik

Indonesia Serikat dan berganti nama kembali menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu

(PSM). Tahun 1958 PSM berganti nama kembali menjadi PINDAD dan pada

tahun 1983 staus PINDAD pun berubah menjadi BUMN. Pada tahun 1989 PT.

PINDAD (Persero) berada di bawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS).

Tahun 1998 BPIS di bubarkan dan PT. PINDAD menjadi anak perusahaan dari

PT. Pakarya Industri (Persero), yang kemudian dibubarkan sehingga

berdasarkan peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor: 52 tahun 2003,

4

PT. PINDAD (Persero) berada di bawah kewenangan Menteri Negara Badan

Usaha Milik Negara.

2.1.2. Profil Perusahaan

Di dalam subab Profil Perusahaan ini akan di jelaskan secara singkat mengenai

Arti dari Logo perusahaan PT. Pindad (Persero), kekhasan atau budaya

perusahaan, Tujuan dan Sasaran perusahaan, Pencapaian atau penghargaan

yang di miliki oleh perusahaan dan produk yang di hasilkan oleh perusahaan.

a. Logo perusahaan PT. Pindad (Persero)

Berikut ini adalah bentuk serta arti dari logo atau lambang perusahaan di PT. Pindad (Persero) yang dapat di lihat pada gambar 2.1, 2.2, 2.3 dan 2.4.

Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT. Pindad (Persero)

Gambar 2.2 Logo perusahaan Bergambar Bintang

Lambang bintang melambangkan landasan Pancasila yang memiliki lima sila.

Gambar 2.3 Logo Perusahaan bergambar Roda Gigi di luar Bintang

5

Lambang roda gigi di luar bintang tersebut menunjukan kemampuan Pindad

dalam teknologi serta produksinya.

Gambar 2.4 Logo Perusahaan bergambar anak panah

Lambang anak panah yang menuju ke bagian roda gigi dan bintang tersebut

menunjukan gerak dan laju pengendalian yang serasi.

b. Tujuan dan sasaran perusahaan

Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan dan sasaran yang berbeda-beda

yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Berikut ini akan dijelaskan

tujuan dan sasaran dari PT. Pindad (Persero) yaitu sebagai berikut :

Tujuan Perusahaan: Mampu menyediakan kebutuhan alat utama sistem

persenjataan secara mandiri, untuk mendukung

penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara

Republik Indonesia.

Sasaran Perusahaan: Meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan

peluang usaha yang menjamin masa depan

perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal.

c. Budaya Perusahaan PT. Pindad (Persero)

PT. Pindad (Persero) mempunyai budaya perusahaan yang di mana setiap

karyawannya harus memegang teguh serta memahami budaya perusahaan

tersebut. Budaya perusahaan tersebut memiliki logo seperti pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Logo dari Budaya Perusahaan

i. JUJUR

- Jujur dalam sikap, kata, dan tindakan

- Bebas dari kepentingan

6

- Menjaga Intergritas di setiap aspek

ii. BELAJAR

- Belajar tanpa henti, mengajari tanpa henti

- Terus mengembangkan diri

- Melakukan perbaikan berkelanjutan

iii. UNGGUL

- Menjaga keunggulan mutu, harga dan waktu

- Berdaya saing tinggi

- Mampu menjadi pemain global

iv. SELAMAT

- Menjunjung tinggi aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan menjaga

Lingkungan hidup

- Menaati hukum dan perundang-undangan

- Menjalankan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

d. Pencapaian dari PT. Pindad (Persero)

Terdapat banyak pencapaian atau penghargaan yang di berikan kepada PT.

Pindad (Persero) baik penghargaan dari pemerintah maupun dari lembaga

lainnya penghargaan atau capaian tersebut di jelaskan pada Gambar 2.6, 2.7,

2.8, 2.9, 2.10, 2.11, 2.12 dan Gambar 2.13

Pengharagaan proper biru 2015 dari kementrian lingkungan hidup dan kehutanan

untuk PT. Pindad (Persero)

Gambar 2.6 Penghargaan Proper Biru

7

Penghargaan TOP IT dan TELCO AWARD 2015 kategori TOP IT

IMPLEMENTATION OF DEFENCE INDUSTRY SECTOR 2015

Gambar 2.7 Penghargaan TOP IT

Penghargaan Industri Hijau 2015 dari kementrian perindustrian

Gambar 2.8 Penghargaan Industri Hijau

8

Penghargaan LIPI SBII AWARD 2015

Gambar 2.9 Piagam Penghargaan LIPI

Penghargaan kecelakaan kerja nihil dari kementerian tenaga kerja dan

transmigrasi Republik Indonesia untuk kantor Bandung

Gambar 2.10 Penghargaan Zero Accident Nihil

9

Penghargaan website BUMN terbaik 2014

Gambar 2.11 Penghargaan Website BUMN Terbaik

Penghargaan BUMN peduli

Gambar 2.12 Penghargaan BUMN Peduli

10

Penghargaan BUMN Marketing AWARD 2014

Gambar 2.13 Penghargaan BUMN Marketing Award

e. Produk yang di hasilkan PT. Pindad (Persero)

Produk utama yang di hasilkan PT. Pindad (Persero) adalah peralatan-

peralatan militer, yang artinya untuk mendukung pertahanan negara sekaligus

untuk dipasarkan di area global seperti senjata, amunisi, kendaraan khusus.

Selain membuat peralatan-peralatan militer atau alutista negara PT. Pindad

(Persero) juga membuat produk-produk non militer yang berkomersil seperti

excavator, generator, peralatan pertanian, peralatan kapal laut, alat

perkeretaapian serta jasa tempa cor dan perbaikan peralatan mesin.

Manufaktur

Proses manufaktur sendiri adalah proses yang di mana melibatkan mesin di

dalamnya yang pada umumnya merubah bentuk dari suatu produk tersebut dari

raw material ke bentuk produk yang diinginkan melalui proses pemesinan. Untuk

produk yang di hasilkan dalam proses manufaktur di PT. Pindad (Persero) seperti

Produk Senjata dan Munisi, Produk Kendaraan Khusus, Bahan Peledak Militer

11

dan Komersil, Produk Konversi Energi, Produk sarana dan prasarana

transportasi, produk mesin industri dan peralatan industri, produk optikal senjata.

Jasa

Selain menghasilkan produk dari proses manufaktur PT. Pindad (Persero) juga

bergerak pada bidang jasa. Jasa sendiri dalam bidang perindustrian secara

umum diartikan sebagai unit usaha yang menghasilkan produk yang intangibel

atau produk yang tidak berwujud yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

para konsumennya dan mendapatkan profit atau keuntungan. Dalam bidang jasa

PT. Pindad (Persero) melayani jasa seperti Perekayasaan Sistem Industrial,

Pemeliharaan Produk atau peralatan Industri, Pengujian Mutu dan Kalibrasi,

Konstruksi dan Peledakan.

f. Kantor Pusat PT. Pindad (Persero)

Jl. Gatot Subroto, No 517 Bandung, Indonesia, 40284 Phone : +62227312073 Fax : +62227301222 Email : [email protected]

Website : www.pindad.com

2.2. Struktur Organisasi PT. Pindad (Persero)

Struktur organisasi merupakan sistem tugas, alur kerja, hubungan pelaporan dan

saluran komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual

maupun kelompok. Dengan adanya struktur organisasi maka akan memudahkan

pengaturan pelaksanaan kerja tiap individu karena berpatokan pada tugas,

wewenang, dan tanggung jawab masing-masing anggota. Struktur organisasi

merupakan suatu komponen atau elemen penting yang harus dimiliki oleh

perusahaan karena jika di dalam suatu industri tersebut tidak memiliki struktur

organisasi industri tersebut pasti tidak akan dapat menjalankan fungsi

sebagaimana mestinya.

Sesuai dengan surat keputusan direksi PT. Pindad (Persero) nomor

SKEP/2/P/BD/II/2017 tanggal 10 Februari 2017, struktur organisasi perusahaan

PT. Pindad (Persero) dapat dilihat pada gambar 2.14. Pada struktur organisasi

tersebut bahwa terdapat kotakan yang berisi dari direktur utama, direktur

keuangan & kinerja, direktur bisnis produk hankam, direktur bisnis produk

industrial dan direktur teknologi & supply. Hal tersebut menandakan bahwa

merekalah orang-orang yang mengisi dewan direksi di PT. Pindad, yang

12

berwenang penuh atas pengurusan yang terkait dengan kepentingan

perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan. Dan untuk jabatan selain di kotak

tersebut bertugas di bawah pengawasan dan perintah dewan direksi. Sedangkan

pada project management officers pada struktur tersebut bersifat ad hoc dalam

artian bahwa bertugas untuk salah satu tujuan tertentu saja yang bersifat

fleksibel tidak terikat.

Kemudian struktur organisasi pada gambar 2.15 adalah struktur organisasi pada

Divisi Alat Berat yang ada di PT. Pindad (Persero) sesuai dengan surat

keputusan direksi PT. Pindad (Persero) nomor SKEP/23/P/BD/II/2017 tanggal 17

Februari 2017. Dari struktur tersebut terlihat bahwa general manager Alat Berat

membawahi setidaknya tiga manager, yakni manager engineering, rendaprod &

gudang, umum dan ahli madya proyek. Tak hanya itu general manager alat berat

juga membawahi manager produksi satu hingga tiga yang bertugas khusus untuk

mengatasi permasalahan pada produksi. Maksud dari manager produksi 1, 2,

dan 3 ini adalah bahwa jabatan yang dimaksud terdiri dari tiga grup, yaitu grup-1,

grup-2, dan grup-3. Hal tersebut juga berlaku pada jabatan junior manager

produk alat berat yang memiliki tiga grup.

13

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR KEUANGAN & KINERJA

DIREKTUR BISNIS PRODUK HANKAM

DIREKTUR BISNIS PRODUK INDUSTRIAL

DIREKTUR TEKNOLOGI & SUPPLY

SEKRETARIS PERUSAHAAN

KEPALA SATUAN PENGAWASAN

INTERNAL

VICE PRESIDENT PENGAMANAN &

PENGELOLAAN ASET

VICE PRESIDENT PERENCANAAN &

KINERJA PERUSAHAAN

VICE PRESIDENT AKUNTANSI &

KEUANGAN

VICE PRESIDENT HUMAN CAPITAL &

PENGEMBANGAN ORGANISASI

VICE PRESIDENT SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN

VICE PRESIDENT BISNIS HANKAM

VICE PRESIDENT BISNIS INDUSTRIAL

VICE PRESIDENT TEKNOLOGI &

PENGEMBANGAN

VICE PRESIDENT QUALITY ASSURANCE &

K3LH

VICE PRESIDENT SUPPLY CHAIN

GENERAL MANAGER SENJATA

GENERAL MANAGER MUNISI

GENERAL MANAGER KENDARAAN KHUSUS

GENERAL MANAGER ALAT BERAT

GENERAL MANAGER TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

GENERAL MANAGER BAHAN PELEDAK

KOMERSIAL

PROJECT MANAGEMENT OFFICERS

AHLI UTAMA

STRUKTUR ORGANISASI PT. PINDAD (Persero)

Gambar 2.14 Struktur Organisasi PT. Pindad (Persero)

14

GENERAL MANAGER ALAT BERAT

MANAGER ENJINIRING

· ENJINIRING PRODUK ALAT BERAT

· ENJINIRING PRODUK APKL· ENJINIRING PRODUK ELEKTRIK· ENJINIRING PRODUK MESIN

KHUSUS & FTG· ENJINIRING SISTEM KONTROL· ENJINIRING PROSES· ENJINIRING REPAIR PRODUK

ELEKTRIK· PEMELIHARAAN MESIN· ADMINISTRASI TEKNIK

MANAGER RENDALPROD & GUDANG

JUNIOR MANAGER GUDANG MATERIAL PRODUKSI

· RENDALPROD ALAT BERAAT & MESIN KHUSUS

· RENDALPROD PRODUK APKL· RENDALPROD PRODUK

ELEKTRIK· ANALISIS & EVALUASI BIAYA· RENDAL PEMELIHARAAN &

PERMESINAN

MANAGER UMUM AHLI MADYA PROYEK

· ADMINISTRASI UMUM· ADMINISTRASI PERSONIL· K3LH· URUSAN DALAM

MANAGER PRODUKSI 2MANAGER PRODUKSI 1 MANAGER PRODUKSI 3

JUNIOR MANAGER FABRIKASI

JUNIOR MANAGER PERAKITAN APKL

JUNIOR MANAGER PERMESINAN 1, 2, 3

JUNIOR MANAGER PRODUK KHUSUS & FTG

JUNIOR MANAGER PRODUK ALAT BERAT 1, 2, 3

JUNIOR MANAGER MEKANIK

JUNIOR MANAGER ELEKTRIK

JUNIOR MANAGER FINISHING ELETRIK

JUNIOR MANAGER REPAIR

STRUKTUR ORGANISASI DIVISI ALAT BERAT PT. PINDAD (Persero)

Gambar 2.15 Struktur Organisasi Divisi Alat Berat PT. Pindad (Persero)

15

2.3. Manajemen perusahaan

2.3.1. Visi dan Misi PT. Pindad (Persero)

Visi Perusahaan :

Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di asia

pada tahun 2023, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.

Misi Perusahaan :

Melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan

serta peralatan industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan

secara khusus untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara.

2.3.2. Ketenagakerjaan

PT. Pindad (Persero) mempekerjakan setidaknya 3000 karyawan baik di sektor

perkantoran maupun operator yang bekerja di lantai produksinya. Dan adapun

jadwal atau jam kerja operator dan karyawan bekerja pada bagian produksi

excavator yang ditetapkan oleh PT. Pindad :

Tabel 2.1. Tabel Jadwal PT. Pindad (Persero)

No. Tenaga Kerja Senin-Jumat

Shift 1 Shift 2 Shift 3

1. Operator

Masuk 06.00 14.00 22.00

Istirahat 11.30-12.30 19.30-20.30 03.30-04.30

Pulang 14.00 22.00 06.00

2. Karyawan

Masuk 07.30 - -

Istirahat 11.30-12.30 - -

Pulang 16.30 - -

PT. Pindad menerapkan sistem lima hari kerja dengan ketentuan hari Senin-

Kamis masuk pukul 07.30-16.30 dengan jam istirahat pukul 11.30-12.30 dan

khusus untuk hari Jumat istirahat pukul 11.00-13.00. Namun dimungkinkan juga

untuk lembur pada hari Sabtu atau Minggu jika memang dibutuhkan untuk

memenuhi target produksi.

2.3.3. Fasilitas Perusahaan

Disetiap perusahaan tentunya ingin memiliki karyawan yang bekerja dengan baik

dan maksimal, oleh karena itu kesejahteraan karyawan juga perlu menjadi

perhatian khusus perusahaan. Tak terkecuali PT. Pindad (Persero) yang

senantiasa memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Setelah seseorang di

terima menjadi karyawan di PT. Pindad (Persero) maka karyawan tersebut

16

berhak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang telah di berikan dari pihak

perusahaan fasilitas tersebut meliputi :

1) Masjid dan Musholla

Terdapat dua masjid utama di PT. Pindad (Persero) yang digunakan untuk

beribadah para karyawanya tidak hanya masjid saja tempat-tempat ibadah

kecilpun di sediakan disetiap unitnya seperti musholla yang terdapat di dalam lini

produksi excavator sehingga para karyawan dapat menjalankan ibadahnya

sesuai jam-jam yang telah ditentukan. Masjid lebih digunakan untuk sholat Jumat

dan lain sebagainya para karyawan atau pekerja dari berbagai divisi cukup hanya

berjalan kaki saja untuk menuju ke masjid tersebut karena letaknya yang

strategis dan tidak terlalu jauh.

2) Kantin

PT. Pindad (Persero) mempunyai satu kantin utama yang cukup besar

merupakan fasilitas yang di berikan oleh perusahaan. Pada jam istirahat

karyawan dari berbagai divisi berkumpul di kantin ini untuk makan prasmanan

secara gratis. Selain itu karyawan juga akan mendapat susu segar setiap harinya

sebagai bagian dari menesejahterakan karyawan tersebut.

3) Koperasi

PT. Pindad (Persero) mempunyai satu koperasi yang menyediakan peralatan-

peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan-karyawan PT. Pindad (Persero)

tersebut mulai dari alat tulis, seragam pegawai, seragam wearpack untuk

operator PT. Pindad (Persero) dan selain itu juga di dalam koperasi tersebut juga

menjual berbagai macam pernak pernik aksesoris seperti gantungan kunci

dengan logo PT. Pindad (Persero), stiker,topi dll yang biasanya di gunakan untuk

oleh-oleh.

4) Smoking Area dan Smoking Time

Di dalam lingkungan PT. Pindad (Persero) khususnya di area lini produksi dan di

dalam kantor dilarang keras untuk merokok. Smoking area yang di sediakan

terdapat di luar ruangan, jika karyawan ingin merokok maka harus keluar

ruangan terlebih dahulu. Dan juga terdapat area-area atau titik-titik tertentu yang

dilarang untuk merokok walaupun tempat tersebut sudah berada di luar ruangan

karena terdapat area-area seperti tempat penyimpanan bahan bakar yang

berada di luar ruangan, sehingga para karyawan tidak boleh merokok di dekat

area tersebut. Dan di perusahaan ini menerapkan bagi karyawannya smoking

time yakni pada jam-jam tertentu setiap harinya.

17

5) Komputer yang Telah Terintegrasi dengan Sistem

Di PT. Pindad (Persero) khususnya karyawan yang bekerja di dalam kantor telah

di sediakan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sehingga

para karyawan tidak perlu membawa peralatan seperti laptop dari rumah. Serta

pada divisi-divisi tertentu seperti divisi PPC setiap komputernya telah didukung

dengan sistem ERP atau SAP yang telah terintegrasi. Untuk mengakses sistem

tersebut hanya pegawai-pegawai tertentu saja yang diberikan akses karena

rahasia di dalam sistem ERP atau SAP tersebut sangat penting bagi perusahaan.

6) Fasilitas Komunikasi

Untuk beberapa divisi di dalam PT. Pindad (Persero) terdapat suatu pekerjaan

atau job desk yang mengharuskan karyawan-karyawan tersebut berhubunngan

antara divisi yang satu dengan divisi yang lainnya dan juga untuk berhubungan

dengan pihak luar seperti customer atau supplier. PT. Pindad (Persero) telah

memberikan fasilitas yaitu berupa telepon dan juga komputer yang tersabung ke

jaringan internet supaya memudahkan para pegawai untuk melakukan

komunikasi baik komunikasi antar divisi atau komunikasi dengan pihak luar.

7) Area Parkir

PT. Pindad (Persero) menyediakan area parkir yang luas untuk semua

karyawannya dan juga untuk para tamu. Area parkir tersebut juga dipisah untuk

area parkir mobil dan area parkir motor.

8) Safety tools

Di dalam Lingkungan kerja PT. Pindad (Persero) sangat mengutamakan

Keselamatan Kesehatan Kerja para karyawannya terutama di area lini produksi

dan permesinan. Baik pengunjung dan karyawan diwajibkan memakai helm

keselamatan pada saat memasuki area produksi dan juga diwajibkan untuk

berjalan di area yang telah di sediakan supaya mencegah hal-hal yang tidak

diinginkan terjadi. Dan juga para operator yang bekerja di bagian lantai produksi

juga diwajibkan untuk mengenakan peralatan safety seperti kaca mata pelindung,

helm keselamatan dan sarung tangan. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di PT. Pindad tersebut telah memperoleh penghargaan zero accident.

9) Fasilitas Sepeda

Setiap divisi di dalam PT. Pindad (Persero) terdapat sepeda yang berfungsi

untuk alat transportasi pegawai yang akan menuju divisi satu ke divisi lainnya.

Karena jarak antar divisi di PT. Pindad (Persero) letaknya cukup berjauhan.

18

10) Truk Pemadam

Di dalam lingkungan PT. Pindad (Persero) terdapat truk pemadam kebakaran

yang siap siaga jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di dalam lingkungan PT.

Pindad (Persero) tersebut.

11) Mobil Ambulance

Di dalam lingkungan PT. Pindad (Persero) juga terdapat mobil ambulance yang

jika hal- hal yang tidak diinginkan terjadi di dalam lingkungan PT. Pindad

(Persero) tersebut.

12) Bantuan Biaya Transportasi

Bantuan biaya transportasi ini adalah termasuk biaya transportasi karyawan yang

menuju ke PT. Pindad (Persero) yang sudah termasuk dalam gaji karyawan

tersebut.

13) Rumah Sakit Pindad

Fasilitas rumah sakit ini adalah sebagai bentuk dari kepedulian perusahaan

terhadap kesehatan semua karyawannya. Semua karyawan yang mengalami

cedera atau keluhan fisik akibat pekerjaannya dapat berobat di rumah sakit ini.

Biaya rumah sakit ditanggung oleh asuransi yang dimiliki oleh perusahaan.

14) Jaminan Kesehatan Melalui (BPJS)

Perusahaan memberikan jaminan kesehatan dengan mendaftarkan setiap

karyawan ke dalam program BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan yang

meliputi kecelakaan kerja, jaminan di hari tua, biaya rumah sakit dan kematian.

15) Tunjangan Hari Raya

Menjelang hari raya Idul Fitri setiap setahun sekali perusahaan memberikan

tunjangan hari raya keagamaan sesuai dengan PerMen No.04/Men/1994 tentang

pemberian tunjangan hari raya.

16) Tunjangan Lembur

Tunjangan lembur diberikan pada para karyawan yang hanya melakukan lembur

yang nantinya akan digabung dengan pemberian gaji pada karyawan tersebut.

17) Tunjangan Keluarga

Tunjangan keluarga juga di berikan untuk para karyawan PT. Pindad (Persero)

berdasarkan dengan jumlah keluarga dalam satu kepala keluarga. Tunjangan ini

di berikan bersama dengan gaji karyawan.

2.3.4. Pemasaran

Pemasaran berbagai macam produk PT. Pindad (Persero) tidak hanya di dalam

negeri tetapi sudah mencapai pasar internasional. Karena PT. Pindad ingin

19

mewujudkan visinya yaitu menjadi produsen peralatan pertahanan dan

keamanan terkemuka di asia pada tahun 2023, melalui upaya inovasi produk dan

kemitraan strategi. Produk-produk PT. Pindad yang sudah dikenal oleh dunia

pada umumnya adalah produk-produk militernya seperti kendaraan tempur anoa

yang telah dipercaya dan digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selain itu senjata-senjata seperti Senapan Serbu Pindad sudah dipasarkan ke

berbagai negara seperti Malysia, Brunei Darussalam, Uganda dan Timor Leste.

Dengan animo negara-negara yang membeli produk-produk PT. Pindad tentunya

bukan tidak mungkin bagi PT. Pindad untuk mencapai visinya tersebut, karena

dari tahun ke tahun produk PT. Pindad terus mengalami kenaikan penjualan

produk-produk militernya ke berbagai negara.

20

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen

Di dalam Divisi Alat Berat terdapat beberapa proses bisnis yang dibagi secara

umum menjadi dua yaitu proses bisnis pemenuhan order pelanggan internal dan

proses bisnis pemenuhan order pelanggan eksernal. Selain itu juga terdapat

proses bisnis untuk supply dan pengadaan material dan proses bisnis produksi.

Proses bisnis yang ada terdapat pada bagian lampiran.

3.2. Produk yang Dihasilkan

Divisi Alat Berat pada PT. Pindad (Persero) memproduksi berbagai macam-

macam produk seperti alat berat excavator, mesin listrik, alat dan mesin

pertanian, peralatan kapal laut dan jasa permesinan. Berikut ini adalah

penjelasan dari produk-produk tersebut.

3.2.1. Produk

Produk yang di hasilkan PT. Pindad (Persero) pada umumnya terdiri dari dua

macam yaitu produk militer dan komersil. Pada kerja praktek kali ini penulis di

tempatkan di Divisi Alat Berat yang berfokus pada produksi excava 200. Produk

dari excava jenis 200 dapat di lihat pada Gambar 3.1. Penulis ditempatkan pada

bangunan pembuatan excavator gedung 42F perakitan dan gudang gedung 42A

dan 42B yang memuat bahan baku dan semifinishing excava 200.

Gambar 3.1. Produk Excava 200

21

Excavator didalam proyek-proyek pembangunan yang digalakkan dalam

pemerintahan sekarang ini dibawah kementrian PUPR (Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat) sangat dibutuhkan, sehingga PT. Pindad (Persero) melihat

kesempatan ini. Untuk merealisasikan kesempatan ini maka PT. Pindad

(Persero) melalui surat keputusan pemerintah mulai memproduksi excavator tipe

200 dengan spesifikasi tinggi 3,193 m, panjang 9,543 m, dan luas 2,985 m dan

berat 2.000 kg atau 2 ton. Excavator 200 produksi PT. Pindad dilengkapi dengan

bucket yang dapat mengangkat material-material untuk pekerjaan berat dengan

ukuran material dapat mencapai 0,86 m3. Untuk dapat mengatasi medan yang

berat yang akan dilalui oleh excava 200 ini dibekali dengan set track link dan belt

yang mumpuni. Kapasitas mesin yang diusung juga lebih tinggi daripada

excavator produk lainya dengan kapasitas tanki solar maksimalnya adalah 440

liter.

3.3. Proses Produksi

Sistem produksi yang diterapkan oleh Divisi Alat Berat pada lantai produksi

perakitan ini adalah flowshop, hal ini dikarenakan oleh kuantitas produk yang

dihasilkan lebih dari 100 unit sehingga masuk kedalam produksi massal, lalu

aliran proses produksi yang continuous dan repetitive. Karakteristik flowshop

lainnya yang muncul adalah pada setiap stasiun kerja dalam satu lantai produksi

melakukan proses produksi untuk satu produk yaitu merakit excava 200. Proses

produksi pada Divisi Alat Berat ini lebih pada aktivitas perakitan berbagai

komponen yang sudah tersedia di gudang lalu dikirimkan ke lantai produksi untuk

dirakit menjadi produk excava 200. Proses produksi excava 200 di PT. Pindad

(Persero) berada di gedung 42F dengan terbagi tiga zona. Tiga zona tersebut

yaitu zona A, zona B dan zona C. Berawal dari material yang disimpan di gedung

42A dan 42B material yang dibutuhkan untuk awal produksi excava 200 diambil

dan dipersiapkan di gedung 42F dimana lantai produksi dari excava 200. Berikut

adalah gambaran secara garis besar dari proses produksi untuk excava 200 di

PT. Pindad (Persero).

22

ZONA A-1

ZONA A-2

ZONA A-3

ZONA A-4

ZONA B-1

ZONA B-2

ZONA B-3

ZONA B-4

ZONA C-1

Persiapan komponen dan setting

Perakitan :- track roller- track guard

Perakitan :- travel motor- adjuster- packing & cover plate

BASE FRAME UPPER FRAME

Perakitan :- swing bearing

Persiapan komponen dan settingPerakitan :- rubber gromet- bushing swing boom & cylinder- o-ring- radial seal

Perakitan :- power train & control valve- engine- radiator- hydraulic pump- main control valve

Perakitan :- hydraulic line connection- MCV- manifold pilot- electric hardness- hose to selenoid

Perakitan :- lubricating line connection- hydraulic connection- dumper cabin

Perakitan :- tracklink- docking- cleaner plate- swing motor- hydraulic tank- fuel tank- support cover- floor cabin- pedal- wiring hardness- hydraulic connection- pengisian soalar- pengisian oli 1

PROSES PRODUKSI EXCAVA 200 PT. PINDAD (Persero)

Waktu (menit) = 15'

Waktu (menit) = 120'

Waktu (menit) = 120'

Waktu (menit) = 120' Waktu (menit) = 120'

Waktu (menit) = 45'

Waktu (menit) = 150'

Waktu (menit) = 270'

I-1 I-2

Pengecekan :- check list- pengencangan baut- visual

Pengecekan :- check list- pengencangan baut- visual

Waktu (menit) = 600'

I-4Pengecekan Sistem Integration Test :- travel motor- pengencangan baut

Waktu (menit) = 15'

Waktu (menit) = 5' Waktu (menit) = 5'

Gambar 3.2. Gambar Proses Produksi Excava 200

23

ZONA C-2

ZONA C-3

ZONA C-4

ZONA C-5

ZONA C-6

Perakitan :- boom- counter weight 3 ton- arm- bucket- hydroulic line connection- kursi- pengisian oli 2

Perakitan :- cover R, L & MID- tool box- cover radiator- plate tambahan- engine hood- cabin- cover bawah- cover plate- packing cover plate

Penggantian counter weight dengan 4,5 ton

Repainting :- prepare- painting- compound- pencucian

Pemasangan :- sticker- safety label- name plate

I-4Pengecekan Komponen & Final Test (QA)

Waktu (menit) = 180'

Waktu (menit) = 420'

Waktu (menit) = 60'

Waktu (menit) = 360'

Waktu (menit) = 120'

Waktu (menit) = 45'

Gambar 3.2. Proses Produksi excava 200

24

3.4. Fasilitas Produksi

Fasilitas produksi dari PT. Pindad (Persero) dan juga tata letak dari produksi

akan mempengaruhi semua aktivitas produksi dari penerimaan bahan baku,

penyimpanan bahan baku, produksi, akses material handling dan manusia,

hingga nanti pengiriman produk jadi yang akan dikirimkan ke konsumen. Yang

dilakukan oleh PT. Pindad (Persero) yaitu menentukan area produksi dan

pergudangan Divisi Alat Berat yang ditempatkan pada lokasi yang berdekatan

dengan pintu masuk/keluar. Keputusan yang diambil ini bertujuan untuk

mengefisienkan proses penerimaan bahan baku dan pengiriman produk yang

mempunyai ukuran besar baik dalam segi waktu maupun perhitungan ongkos

material handling dan juga ruang area penyimpanan dan produksi. PT. Pindad

juga menerapkan bahwa setiap divisi agar mandiri dalam proses produksinya

dengan menerapkan setiap divisi mempunyai gudang, fasilitas pengujian dan

material handling tersendiri. Fasilitas ini juga direncanakan dengan baik dan

dilaksanakan dengan baik pula dengan memperhatikan biaya produksi seminimal

mungkin dan produksi yang optimal. Berikut ini adalah fasilitas produksi di Divisi

Alat Berat :

3.4.1. Gudang

Pada bagian gudang di Divisi Alat Berat ini terdapat dua jenis gudang yaitu

gudang bahan baku yang menyimpan bahan baku dan bahan semifinishing yang

berbentuk bagunan terlatak di gedung 42A dan 42B serta gudang bahan jadi

yang terletak di area terbuka dekat dengan pintu masuk PT. Pindad (Persero).

Gambar 3.3. Gudang Bahan Baku (Kiri) dan Gudang Bahan Jadi (Kanan)

25

Dapat dilihat bahwa gudang bahan baku terletak di area indoor yang bertujuan

untuk melindungi material dari cuaca dan keadaan lingkungan luar yang dapat

mengurangi bahkan merusak kualitas material yang disimpan di gudang ini.

Didalam gudang ini juga terdapat kantor untuk pengawasan material yang

disimpan di gudang. Gudang ini terdapat 2 lantai, lantai pertama untuk

keseluruhan area digunakan untuk penyimpanan material berat sementara lantai

2 yang hanya terdiri di sebagian gedung untuk menyimpan material ringan

kelistrikan excavator. Untuk gudang bahan jadi diletakan pada area terbuka

karena belum ada gedung yang cocok untuk penyimpanan excavator ini yang

sebenarnya gudang ini belum ideal karena bisa saja cuaca dan iklim luar dapat

merusak produk excavator sebelum dikirim ke konsumen.

3.4.2. Produksi (Perakitan)

Gedung produksi perakitan excava 200 terdapat di gedung 42F. untuk produksi

excava 200 memang hanya dilakukan perakitan sampai finishing tidak total dari

permesinan pembuatan bahan baku, permesinan untuk produksi alat perkereta

apian dan perkapalan. Pada bagian departemen produksi perakitan produk

excavator ada beberapa alat atau fasilitas yang mendukung aktivitas perakitan

tersebut. Untuk area produksi dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4. Area Perakitan Gedung 42F

3.4.3. Fasilitas Produksi dan Material Handling

Didalam produksi Excava 200, Pindad menyediakan fasilitas dan material

handling sebagai berikut :

a) Forklft

Forklift ini cenderung memiliki daya angkut lebih besar dan banyak digunakan

untuk pemindahan jarak lebih jauh seperti antar gudang dan antar lantai produksi

selain itu, forklift yang digunakan di divisi ini kapasitasnya berkisar antara 1 Ton-

26

5 Ton tergantung besar forklift dengan daya angkat masing-masing unitnya

mampu menjangkau hingga ketinggian 3 Meter hingga 6 Meter. Bentuk dari

forklift dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Forklift

b) Hand Pallet Jack

Hand pallet jack ini bisasanya digunakan sebagai alat yang digunakan untuk

mengangkat dan memindahakan barang secara manual oleh operator untuk

meringankan kerja operator. Bentuk dari manual pallet jack dapat dilihat pada

Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Hand Pallet Jack

c) Pallet

Pallet ini berfungsi sebagai landasan untuk meletakkan barang agar dapat

memudahkan proses pengangkatan dan pemindahan barang oleh material

handling forklift dengan cara memasukan fork ke dalam sisi pallet. Di dalam

Divisi Alat Berat sekarang ini menggunakan hanya pallet kayu yang dapat didaur

ulang, dapat dilihat pada Gambar 3.7.

27

Gambar 3.7. Pallet

d) Skids

Skids ini digunakan sebagai alat untuk tumpuan mengangkat beban yang besar

dan tidak memungkinkan untuk menggunakan pallet yang prinsip kerjanya sama

dengan pallet. Bentuk dari Skids dapat di lihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Skids

e) Container

Container ini digunakan untuk menyimpan item diskret yang dapat dikumpulkan

satu persatu serta untuk menyatukan dan melindungi item yang ada di dalamnya.

Ada dua macam box container yang digunakan di divisi alat berat yaitu yang

terbuat dari besi seperti yang di tunjukan pada Gambar 3.9. dan kayu yang di

tunjukan pada Gambar 3.10.

28

Gambar 3.9. Container Box (Besi)

Gambar 3.10. Container Box (Kayu)

f) Rack

Rack pada digunakan untuk mengefisiensikan tempat agar material yang

disimpan dapat lebih banyak karena disimpan vertikal tanpa merusak material

dibawahnya. Rak ini berguna untuk menyimpan material atau bahan baku yang

sangat bervariasi yang sudah dimasukkan ke dalam container box. Bentuk dari

rack dapat di lihat pada Gambar 3.11.

29

Gambar 3.11. Rack

g) Hand Truck

Hand Truck ini dengan enam roda penumpu pada bagian bawahnya akan

membuat alat ini flexible dan tahan beban lebih banyak yang dapat digunakan

untuk mengangkut dan meletakkan barang dengan kapasitas yang cukup banyak

serta memudahkan untuk proses pemindahan. Bentuk dari Hand Truck dapat

dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12. Hand Truck

h) Bridge Crane

Bridge crane ini berfungsi sebagai alat untuk mengangkat dan memindahkan

komponen yang sangat berat seperti komponen excavator base frame, arm,

bucket, mesin excavator, dan lain-lain. Dengan kemampuan angkat dari 3 ton

sampai 5 ton, brige crane ini sangat cocok untuk mendukung proses perakitan

produk excavator dan dilengkapi remote untuk pengendalinya. Bentuk secara

umum brige crane pada divisi Alat Berat dapat di lihat pada Gambar 3.13.

30

Gambar 3.13. Bridge Crane

i) Truck Rel

Fungsi dari truck rel ini adalah digunakan untuk mengangkut dan memindahkan

komponen dalam dua arah yaitu gerak maju dan gerak mundur. Alat ini

digunakan untuk mengangkut dan memindahkan base frame dan upper frame

maka dari itu terdapat pada stasiun kerja A dan B. karena pada stasiun kerja A

untuk merakit base frame, sedangkan stasiun kerja B adalah merakit bagian

upper frame. Bentuk dari Truck Rel dapat di lihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14. Truck Rel

j) Jib Crane

Jib Crane tipe ini berfungsi sebagai alat untuk memposisikan benda kerja sesuai

pengangkatan yang diinginkan oleh operator pada suatu stasiun kerja dengan

arah terbatas sesuai jangkauan crane ini. Bentuk dari Jib Crane seperti pada

Gambar 3.15.

31

Gambar 3.15. Jib Crane

k) Tangga Lipat

Tangga lipat ini digunakan oleh operator untuk melakukan perakitan pada

excavator yang letaknya tinggi. Bentuk dari tangga lipat tersebut ditunjukan pada

Gambar 3.16.

Gambar 3.16. Tangga Lipat

l) Lempengan Baja

Lempengan baja ini berfungsi sebagai jalan yang akan dilalui oleh excavator,

sehingga jalan yang dilaluinya pada lantai produksi tidak rusak dan

mengakibatkan biaya yang tidak perlu. Bentuk Lempengan Baja di tunjukan pada

Gambar 3.17.

32

Gambar 3.17. Lempengan Baja

m) Alat Pengencang Baut

Alat ini berfungsi sebagai pengencang baut dengan tenaga hidrolik yang

bertujuan untuk memudahkan operator dalam mengencangkan baut yang

cenderung besar dan sulit kalau hanya dengan tenaga manusia. Bentuk Alat

Pengencang Baut di tunjukan pada Gambar 3.18.

Gambar 3.18. Alat Pengencang Baut

n) Scaffolding

Alat ini fungsinya hampir sama dengan tangga lipat, namun pada scaffolding ini

dapat juga digunakan sebagai penumpu beban yang lebih berat daripada tangga

lipat, seperti halnya menahan lengan excavator. Bentuk dari Scaffolding di

tunjukan pada Gambar 3.19.

33

.

Gambar 3.19. Scaffolding

o) Tool Cart

Tool cart berfungsi untuk tempat peralatan operator dalam memasang suatu part

tertentu agar mudah dijangkau oleh si operator. Alat ini dapat digeser sesuai

dengan tempat operator bekerja, karena tool cart ini mempunyai roda untuk

memudahkan operator dalam menggeser. Berikut adalah bentuk dari tool cart

yang digunakan pada gambar 3.20.

Gambar 3.20. Tool Cart

34

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

2.4. Lingkup Pekerjaan

Dalam pelaksanaan kerja paktek di PT. Pindad (Persero) dari tanggal 3 Juli 2017

hingga 11 Agustus 2017 penulis diberikan kesempatan untuk kerja praktek dan

dapat belajar langsung di perusahaan yang notabene Badan Usaha Milik Negara

(BUMN). Pada kesempatan ini penulis ditempatkan di Divisi Alat Berat (AB)

dibawah pengawasan Bapak Dedy selaku pembimbing lapangan selama kerja

praktek.

4.1.1. Nama Departemen Penempatan

Setelah mengetahui departemen-departemen yang ada di Divisi Alat Berat,

penulis ditempatkan pada bagian proses produksi Excava 200 khususnya bagian

assembly tepatnya di gedung 42F. Pada departemen ini memiliki tugas atau job

desk untuk memproduksi excava 200 mulai dari bahan material yang berada di

gedung 42A dan 42B hingga menjadi sebuah excava 200 yang siap untuk di

pasarkan. Kemudian pada departemen ini juga memindahkan excava 200 yang

sudah siap masuk ke bagian pengecatan yang letak gedungnya berada di

seberang 42E. Pada departemen produksi excava 200 ini menerima dokumen

produksi dari bagian rendalprod sebagai perintah untuk memproduksi excava

200 yang sebelumnya bagian engineering sudah membuatkan gambar

produksinya. Untuk lebih jelasnya lagi peta proses bisnis pada proses/fungsi

produksi terlampir.

4.1.2. Rekan Kerja

Selama melakukan kerja praktek penulis senantiasa dibimbing oleh tiga junior

manager produk alat berat yakni Bapak Siswo, Bapak Totong dan Bapak Husein.

Ketiga junior manager tersebut bertanggung jawab dalam proses produksi

sesuai dengan shift mereka masing-masing mulai dari satu sampai tiga. Shift

akan berganti secara berurutan setiap minggunya. Selain ketiga junior manager

tersebut penulis juga selalu dibantu dalam mencari informasi-informasi oleh

operator yang ada di lantai produksi excava 200.

4.1.3. Tugas yang Diberikan

Aktivitas yang dilakukan oleh penulis saat kerja praktek di departemen produksi

adalah mengamati dan mempelajari alur serta sistem kerja pada proses produksi

35

excava 200 dari awal proses hingga akhir dan siap untuk diperiksa di bagian

quality assurance oleh pihak luar. Penulis diberi kesempatan untuk dapat

mengenali alur atau proses produksi dan hubungan antara masing-masing zona

yang ada di departemen produksi excava 200 secara langsung.

Tugas yang diberikan selama kerja praktek adalah mengamati dan mempelajari

urutan atau alur produksi dari excava 200 apakah sudah sesuai dengan Lembar

Urutan Proses (LUP) yang diberikan oleh pihak engineer atau belum. Lalu

penulis diberi kesempatan untuk mengidentifiaksi faktor-faktor apa saja yang

membuat pengerjaan excava 200 di lantai produksi tidak sesuai dengan di

lembar urutan proses yang ada. Pada saat melakukan observasi penulis selalu

menggunakan lembar urutan proses yang telah diberikan bagian engineering

untuk mengamati proses atau part apa saja yang tidak sesuai dengan urutan

tersebut.

Dalam menjalankan bisnis sebuah perusahaan, apalagi perusahaan sebesar PT.

Pindad (Persero) yang sudah menembus pasar dunia tentunya melibatkan pihak

luar dalam proses bisnis maupun proses produksinya. Dan tidak sedikit terjadi

kesalahan-kesalahan atau permasalahan dengan pihak tersebut. Dalam hal ini

PT. Pindad (Persero) juga memiliki permasalahan dengan pihak luar dalam

proses produksinya yang membuat sedikit terganggu, terlebih kepada vendor

yang bersedia men-supply part-part untuk excava 200 terlambat dalam

mengirimkan pesanannya. Maka itu penulis dalam observasinya kali ini

mengasumsikan bahwa faktor dari keterlambatan part-part yang ada tidak

berpengaruh terhadap proses produksi. Berikut adalah proses produksi dari

produk excava 200 dari PT. Pindad (Persero).

36

ZONA A-1

ZONA A-2

ZONA A-3

ZONA A-4

ZONA B-1

ZONA B-2

ZONA B-3

ZONA B-4

ZONA C-1

Persiapan komponen dan setting

Perakitan :- track roller- track guard

Perakitan :- travel motor- adjuster- packing & cover plate

BASE FRAME UPPER FRAME

Perakitan :- swing bearing

Persiapan komponen dan settingPerakitan :- rubber gromet- bushing swing boom & cylinder- o-ring- radial seal

Perakitan :- power train & control valve- engine- radiator- hydraulic pump- main control valve

Perakitan :- hydraulic line connection- MCV- manifold pilot- electric hardness- hose to selenoid

Perakitan :- lubricating line connection- hydraulic connection- dumper cabin

Perakitan :- tracklink- docking- cleaner plate- swing motor- hydraulic tank- fuel tank- support cover- floor cabin- pedal- wiring hardness- hydraulic connection- pengisian soalar- pengisian oli 1

PROSES PRODUKSI EXCAVA 200 PT. PINDAD (Persero)

Waktu (menit) = 15'

Waktu (menit) = 120'

Waktu (menit) = 120'

Waktu (menit) = 120' Waktu (menit) = 120'

Waktu (menit) = 45'

Waktu (menit) = 150'

Waktu (menit) = 270'

I-1 I-2

Pengecekan :- check list- pengencangan baut- visual

Pengecekan :- check list- pengencangan baut- visual

Waktu (menit) = 600'

I-4Pengecekan Sistem Integration Test :- travel motor- pengencangan baut

Waktu (menit) = 15'

Waktu (menit) = 5' Waktu (menit) = 5'

Gambar 4.1. Gambar Proses Produksi Excava 200

37

ZONA C-2

ZONA C-3

ZONA C-4

ZONA C-5

ZONA C-6

Perakitan :- boom- counter weight 3 ton- arm- bucket- hydroulic line connection- kursi- pengisian oli 2

Perakitan :- cover R, L & MID- tool box- cover radiator- plate tambahan- engine hood- cabin- cover bawah- cover plate- packing cover plate

Penggantian counter weight dengan 4,5 ton

Repainting :- prepare- painting- compound- pencucian

Pemasangan :- sticker- safety label- name plate

I-4Pengecekan Komponen & Final Test (QA)

Waktu (menit) = 180'

Waktu (menit) = 420'

Waktu (menit) = 60'

Waktu (menit) = 360'

Waktu (menit) = 120'

Waktu (menit) = 45'

Gambar 4.1. Gambar Proses Produksi Excava 200

38

2.5. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan

Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Pindad (Persero) penulis diberikan

tanggung jawab dan wewenang dalam melakukan observasi di lantai produksi

excava 200. Berikut adalah beberapa tanggung jawab dan wewenang yang

harus dipatuhi oleh penulis :

1. Penulis wajib mengenakan Almamater Universitas, tanda pengenal dari

PT. Pindad (Persero) dan mengenakan helm keselamatan yang

bertuliskan siswa di dalam wilayah PT. Pindad (Persero).

2. Penulis hanya diperbolehkan untuk mengambil data menyangkut dengan

tugas yang di berikan oleh pembimbing.

3. Penulis dilarang membawa flash disk dan laptop selama kerja praktek

beralangsung.

4. Penulis diperbolehkan mengambil gambar seperlunya sesuai dengan

yang dibutuhkan untuk penulisan laporan dan selama diperbolehkan oleh

bagian PROPAM.

5. Penulis diperbolehkan mewawancarai operator yang berada di lantai

produksi selama tidak mengganggu pekerjaannya.

6. Semua laporan dan tugas yang ditulis oleh si penulis harus diperiksa

terlebih dahulu oleh Lembaga Leadership Center (LLC) jika telah disetujui

oleh LLC maka laporan si penulis sudah dapat dipublikasikan.

7. Penulis juga diperbolehkan menggunakan fasilitas kantor sesuai dengan

kebutuhan dan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing lapangan

selama kerja praktek.

8. Penulis juga berkewajiban untuk menjaga nama baik perusahaan,

universitas dan pribadi semala kerja praktek berlangsung dengan

bertingkah laku yang sopan.

2.6. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Selama kerja praktek di PT. Pindad (Persero) penulis mendapat tugas yang

harus diselesaikan, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan diperlukan perumusan

langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerjaan akan lebih mudah

ditangani dan cepat diselesaikan. Langkah-langkah tersebut berbeda sesuai

dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan, penulis melakukan observasi terhadap

aktivitas produksi dengan cara :

i. Mengobservasi macam-macam operasi yang tidak sesuai dengan

urutan yang ada di lembar urutan proses.

39

ii. Menanyakan hal-hal dan faktor-faktor apa saja yang berkaitan dengan

perbedaan urutan proses produksi.

iii. Mengamati perilaku operator dalam melakukan tugasnya.

Metode yang digunakan penulis untuk membantu melaksanakan tugas yang

diberikan oleh pembimbing lapangan dan memperoleh informasi yang terkait

seputar topiknya adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur

Metode studi literatur adalah salah satu cara yang dipakai untuk menghimpun

data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang

diangkat dalam suatu penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai

sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan pustaka. Studi literatur

dilakukan untuk memperoleh informasi melalui dokumen-dokumen

perusahaan yang terkait dengan fungsi produksi excava 200. Studi literatur ini

wajib dilakukan sebelum melakukan observasi lebih dalam mengenai topik

yang telah diangkat, dengan tujuan agar lebih memahami dalam memecahkan

permasalahan. Pada metode ini penulis melibatkan pihak dari engineering

untuk mendapatkan informasi atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

jalannya proses produksi.

b. Metode Observasi

Metode ini dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek

maupun proses yang diamati seperti keseluruhan urutan proses produksi dari

persiapan material hingga menjadi produk jadi yang siap untuk diletakkan di

gudang penyimpanan barang jadi.

c. Metode Interview

Metode ini dilakukan melalui wawancara atau mengajukan pertanyaan secara

langsung kepada pihak yang ingin dimintai informasi, sepeti informasi urutan

proses produksi, sistem kerja operator (ketenagakerjaan), faktor-faktor

kendala produksi, kebiasaan-kebiasaan operator hingga informasi produk dan

bahan. Pihak-pihak yang sering menjadi nara sumber untuk sebuah informasi

tersebut yakni operator yang berada dilapangan dan junior manager yang

berapa pada saat itu juga.

d. Metode Komparatif

Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian

deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,

40

dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya

suatu fenomena tertentu. Metode ini mengumpulkan fakta tentang faktor-

faktor yang menyebabkan perbedaan urutan proses produksi dari excava 200

untuk dibandingkan, selanjutnya ditetapkan bahwa sesuatu faktor yang

menyebabkan munculnya permasalahan terhadap objek yang diteliti.

e. Pengukuran Jam Henti dan Metode Tak Langsung (faktor kelonggaran)

Metode ini adalah salah satu cara untuk menentukan waktu baku yang

pengamatannya langsung dilakukan di tempat berlangsungnya suatu proses

produksi. Cara pengamatannya yaitu dengan mengamati saat mulainya

pekerjaan sampai berakhirnya pekerjaan. Selain itu penulis juga

menggunakan pengukuran waktu tak langsung yang biasanya digunakan

untuk prediksi waktu standar untuk suatu pekerjaan. Dengan faktor

kelonggaran yang berfungsi untuk kebutuhan pribadi khususnya operator,

menghilangkan rasa lelah dan habatan pekerjaan yang tidak bisa dihindarkan.

2.7. Hasil Pekerjaan

Berikut akan dijelaskan hasil pekerjaan terkait dengan tanggung jawab yang

telah dilakukan penulis selama melaksanakan kerja praktek. Tidak semua

kegiatan yang dilakukan penulis mempunyai output secara tertulis dengan hasil

dokumen atau laporan. Sebelumnya ada beberapa contoh perbaikan metode

kerja yaitu :

a) Menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu

b) Menggabungkan suatu operasi dengan operasi yang lain

c) Menemukan suatu urutan-urutan kerja yang lebih baik

d) Menentukan mesin yang lebih ekonomis

e) Menghilangkan waktu menunggu antara operasi

4.4.1. Permasalahan

Dari hasil selama penulis observasi langsung dan melakukan berbagai metode

yang sudah disebutkan di atas, penulis mendapati beberapa urutan proses

produk excava 200 yang tidak sesuai dengan lembar urutan proses yang telah

ada. Dalam observasinya ini penulis mendapatkan informasi-informasi yang

berpengaruh terhadap hambatan dan ketidaksesuaian urutan proses produksi.

Berikut adalah beberapa part atau proses yang tidak sesuai dengan lembar

urutan proses yang ada :

41

1. Radiator

Selama penulis mengamati dan mengobservasi ditemukan bahwa pemasangan

radiator tidak sesuai dengan urutan yang seharusnya. Pada lembar urutan

proses yang ada radiator semestinya dipasang pada zona B-2 bersamaan

dengan MCV, namun justru pada zona C-1. Dengan mewawancarai dan mencari

informasi, penulis menyimpulkan bahwa banyak operator yang sengaja memilih

memasang radiator pada zona C-1 karena keterbatasan tempat. Banyak operator

yang menginginkan bekerja dengan tempat yang luas dan mudah untuk

bergerak. Hal ini penulis amati dan teliti, ternyata untuk proses pemasangan

radiator akan lebih mudah pada zona C-1 karena pada zona B-2 hanya memiliki

sedikit ruang. Terlebih lagi, letak radiator yang berada di sisi kiri excava 200 yang

sedikit menyulitkan jika dipasangkan pada zona B-2.

Gambar 4.1. Radiator Excavator

2. Counter Weight

Counter weight pada excavator ini berfungsi sebagai pelindung bagian belakang

excavator dari hantaman benda-benda saat digunakan. Selain itu counter weight

juga digunakan sebagai penyeimbang dan pemberat saat excavator berjalan

pada medan yang sulit. Counter weight yang digunakan pada proses ini ada dua,

yakni dengan berat 3 ton sebelum difabrikasi dan dicor oleh logam dan 4,5 ton

sesudah dicor dengan logam. Counter weight seberat 3 ton ini semestinya

dipasang pada zona C-2 sebagai penyeimbang setelah dipasang boom, arm dan

bucket, dan akan diganti oleh counter weight dengan berat 4,5 ton pada zona C-

4 yang berada di gedung sebelah yakni 42E. Hal ini dikarenakan brige crane

yang ada pada gedung 42F tidak mencukupi, yakni hanya mampu mengangkat

beban seberat 3 ton saja. Pada gambar 4.3. diperlihatkan counter weight yang

42

berada pada gedung 42E yang seharusnya sudah terpasang di excavator dari

gedung 42F.

Ganbar 4.3. Counter Weigth

3. Engine Hood

Pada zona C-3 ini seharusnya engine hood terpasang bersamaan cover-cover

untuk bagian dari excava 200. Namun selama penulis mengamati proses

produksi yang ada justru engine hood terpasang setelah selesai pada tahap

painting. Penulis mendapat informasi bahwa pemasangan engine hood setelah

proses painting ini dikarenakan akan menyebabkan engine hood terkena

semprotan cat. Hal ini karena letak engine hood yang berada di atas badan

excavator yang tentunya sangat rawan jika terkena cat. Di bawah ini adalah

gambar (Gambar 4.4.) dari engine hood untuk excavator.

Gambar 4.4. Engine Hood

4. Packing Cover Plate

Packing cover plate adalah bagian dari pelindung untuk bagian bawah excava

200 yang diproduksi PT. Pindad. Packing cover plate ini berada di bagian bawah

badan excavator yang berfungsi untuk melindungi dari benda-benda yang

terlindas oleh badan dari excavator. Packing cover plate ini pada lembar urutan

43

proses berada pada zona C-3, namun pada kenyataannya di lantai produksi

packing cover plate ini justru dipasang ketika C-6 yang berada di luar gedung

dengan alasan agar tidak terkena cat saat proses pengecatan dan pengerjaan

yang mudah, dan tidak berpengaruh banyak terhadap proses selanjutnya.

4.4.2. Perbaikan dari Permasalahan

Setelah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang sudah dijelaskan

sebelumnya penulis memberikan saran perbaikan yang semoga ke depannya

dapat memperoleh proses kerja yang lebih baik. Ada beberapa tujuan agar

diperoleh proses kerja yang lebih baik yaitu :

a) Mempertimbangkan semua alternatif bahan yang digunakan, proses

penyelesaian sesuai dengan fungsi, reabilitas pelayanan dan waktunya.

b) Operasi : mempertimbangkan semua alternatif proses pengolahan

maupun metode. Perbaikan yang mungkin dilakukan dengan

menghilangkan, menggabungkan, menambah dan menyederhanakan

operasi.

c) Pemeriksaan : membandingkan dengan standar dengan teknik satu

persatu atau sampling.

d) Waktu : untuk mempersingkat waktu penyelesaian, dengan

mempertimbangkan semua alternatif metode maupun peralatan.

Untuk permasalahan yang ada pada lantai produksi excava 200 ini, penulis dapat

memberikan beberapa saran perbaikan yaitu :

1. Dengan pengukuran waktu sampling pekerjaan dan dari perhitungan faktor-

faktor analisis lainnya penulis mendapatkan :

Data yang diperoleh dari pengukuran waktu sampling pekerjaan yaitu :

Tabel 4.1. Tabel Hasil Pengamatan

No. Waktu Pengerjaan

1. 55 menit

2. 60 menit

3. 56 menit

4. 61 menit

5. 55 menit

6. 60 menit

7. 57 menit

8. 64 menit

44

9. 57 menit

10. 60 menit

a. Perhitungan Waktu Siklus

Data yang penulis peroleh dari pengamatan dan wawancara dengan

operator yang ada, maka dapat dihitung dengan waktu siklus dengan rumus

berikut ini :

𝑊𝑠 = 𝑥𝑖

𝑁

𝑥𝑖 ∶ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑏𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝

𝑁 ∶ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛

𝑊𝑠 = 𝑥𝑖

𝑁=

585′

10= 58.5′

Dari hasil perhitungan waktu siklus di atas diperoleh waktu 60.5 menit untuk

perakitan satu buah radiator pada upper frame.

b. Menentukan Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah

Membuat jumlah subgroup dari data yang diperoleh menggunakan rumus :

1 + 3,3 𝐿𝑜𝑔 𝑛

𝑛 ∶ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛

1 + 3,3 𝐿𝑜𝑔 10 = 4.3 ≈ 4 subgrup

Tabel 4.2. Tabel Hasil Rata-rata Subgrup

Subgrup Waktu (menit) Rata-rata subgroup

1 55 60 56 57

2 61 55 60 58.6667

3 57 64 57 59.3333

4 60 60

Jumlah Rata-rata Subgrup ( 𝑋 ) 235

Menghitung rata-rata subgroup dengan rumus :

𝑋 = 𝑋

𝑘

𝑘 ∶ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑢𝑏𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝

𝑋 = 235

4= 58.75

45

Tabel 4.3. Tabel Bantu Standar Deviasi

No. 𝑋𝑖 𝑋𝑖2 (𝑋𝑖 − 𝑋 ) (𝑋𝑖 − 𝑋 )2

1. 55 3025 -3.5 12.25

2. 60 3600 1.5 2.25

3. 56 3136 -2.5 6.25

4. 61 3721 2.5 6.25

5. 55 3025 -3.5 12.25

6. 60 3600 1.5 2.25

7. 57 3249 -1.5 2.25

8. 64 4096 5.5 30.25

9. 57 3249 -1.5 2.25

10. 60 3600 1.5 2.25

58.5 34301 78.5

Menghitung standar deviasi dengan rumus :

𝜎 = (𝑋𝑖 − 𝑋 )2

𝑁 − 1

𝑁 ∶ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛

σ = 78.5

(10 − 1)= 2.9533

Menghitung standar deviasi untuk ata-rata subgroup dengan rumus :

𝜎𝑋 =𝜎

𝑛

𝑛 ∶ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑠𝑢𝑏𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝

𝜎𝑋 =2.9533

3= 1.705

Menentukan nilai batas kendali atas dan batas kendali bawah :

𝐵𝐾𝐴 = 𝑥 + 𝐾𝜎𝑥

= 58.75 + (3 x 1.705)

= 63.865

𝐵𝐾𝐵 = 𝑥 − 𝐾𝜎𝑥

= 58.75 (3 x 1.705)

= 53.635

46

Gambar 4.5. Grafik BKA dan BKB

c. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data

sampel yang digunakan sudah cukup atau belum. Maka dalam pengujian ini

terdapat tingkat keyakinan dan ketelitian yang ada di dalam rumus

perhitungannya. Berikut adalah perhitungan uji kecukupan data yang

dilakukan :

𝑁′ =

𝑘

𝑠 𝑁. 𝑋𝑖2 − ( 𝑋𝑖)2

𝑋𝑖

2

𝑘 ∶ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

𝑠 ∶ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛

𝑁 ∶ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛

Tabel 4.4 Tingkat Kepercayaan

Tingkat Kepercayaan Nilai K

1 − 𝛼 ≤ 68.27% 1

68.27% < 1 − 𝛼 ≤ 95.45% 2

95.45% < 1 − 𝛼 ≤ 99.73% 3

𝑁′ =

2

0,1 10. 34301 − (342225)

585

2

53.635 53.635 53.635 53.635

57 58.6667 59.3333 60

63.865 63.865 63.865 63.865

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

rata-rata subgrup 1

rata-rata subgrup 2

rata-rata subgrup 3

rata-rata subgrup 4

Grafik Batas Kendali Atas dan Bawah

BKA

Rata-rata Subgrup

BKB

47

𝑁′ = 0.9175

Dari hasil perhitungan uji kecukupan data maka deiperoleh nilai sebesar

0.9175, maka dapat disimpulkan N’<N maka dapat dinyatakan cukup.

d. Perhitungan Faktor Penyesuaian (Westinghouse)

Perhitungan dengan cara westinghouse ini adalah salah satu cara kerja

seorang operator dengan menentukan faktor penyesuaiannya pada faktor

keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Berikut ini adalah hasil

dari pehitungan untuk faktor penyesuaian perbaikan perakitan radiator :

Tabel 4.5. Tabel Score Faktor Penyesuaian

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

Keterampilan Average D 0.00

Usaha Good C2 +0.02

Kondisi Kerja Good C +0.02

Konsistensi Average D 0.00

Maka penyesuaian adalah P = 1 + 0.04 = 1.04

Dari hasil perhitungan faktor penyesuaian dengan metode Westinghouse

maka diperoleh nilai P sebesar +1,04. Dari hasil tersebut nilai P>1 maka

pekerja bekerja terlalu cepat.

e. Perhitungan Waktu Normal

Pada perhitungan waktu normal ini menggunakan faktor penyesuaian. Faktor

penyesuaian ini maksudnya adalah jika pengukur berpendapat bahwa

operator bekerja dengan kecepatan yang tidak wajar. Maksud tidak wajar ini

bisa diartikan terlalu cepat atau sebaliknya terlalu lambat. Dengan tujuan

untuk mendapatkan waktu siklus rata-rata yang wajar. Berikut adalah rumus

yang digunakan untuk mengukur waktu normal :

𝑊𝑛 = 𝑊𝑠 . 𝑝

𝑊𝑠 ∶ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠

𝑝 ∶ 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛

𝑝 ∶ 1 (jika pekerja bekerja dengan wajar)

𝑝 < 1 (jika pekerja bekerja terlalu lambat)

𝑝 > 1 (jika pekerja bekerja terlalu cepat)

48

𝑊𝑛 = 58.5′ × 1.04 = 60.84’

Dari hasil perhitungan waktu normal yang diperoleh maka pemasangan

radiator selama 60.84 menit.

f. Perhitungan Faktor Kelonggaran

Tabel 4.6. Tabel Score Faktor Kelonggaran

Faktor Kelonggaran (%)

Tenaga yang dikeluarkan (sangat

ringan) 6

Sikap kerja (duduk) 0.5

Gerakan kerja (normal) 0

Kelelahan mata (agak terputus-putus) 3

Keadaan suhu tempat kerja (normal) 0

Keadaan atmosfer (baik) 0

Keadaan lingkungan yang baik

(bersih, sehat, cerah) 0

Kebutuhan pribadi (pria) 1.25

Jumlah 10.75

𝑎 = 10.75% ≈ 0.1

𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 × (1 + 𝑎)

𝑊𝑏 = 60.84 × (1 + 0.1)

𝑊𝑏 = 66.924

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa kelonggaran sebesar 10.75%. Nilai

ini berarti pemasangan radiator sangat baik dengan kondisi seperti di atas.

Dari hasil perhitungan yang sudah dilakukan maka disimpulkan bahwa

pengerjaan radiator pada zona C-1 yakni 66.924 menit lebih cepat

dibandingkan dengan pemasangan di zona B-2 yang menurut Lembar

Urutan Proses (LUP) dengan waktu 70 menit.

Saran perbaikan yang diusulkan oleh penulis terkait dengan perbedaan

urutan proses perakitan radiator yaitu memindahkan urutan proses radiator

dari zona B-2 ke zona C-1 dengan alasan kemudahan operator dalam

memasang radiator. Hal ini juga dibuktikan dengan nilai kelonggaran yang

kecil saat perakitan ada di zona C-1. Dengan pemindahan tersebut dirasa

dapat mempercepat proses produksi excava 200 dalam mengefisienkan

49

waktu proses dan dirasa operator memilki ruang yang cukup untuk

pemasangan radiator.

2. Saran yang coba penulis berikan yaitu menyederhanakan operasi

penggantian counter weight seberat 3 ton menjadi 4,5 ton pada zona C-4.

Dengan menyederhanakan operasi tersebut dirasa akan mempersingkat

waktu penyelesaian produk excava 200. Perbaikan yang disarankan oleh

penulis untuk penyederhanaan operasi untuk penggantian counter weight

pada zona C-4 maka pemasangan counter weight dengan berat 3 ton pada

zona C-2 langsung menggunakan counter weight seberat 4,5 ton. Dengan

adanya penyederhanaan operasi tersebut dirasa akan berpengaruh cukup

signifikan terhadap waktu proses produksi excava 200 sebesar 60 menit.

Semula waktu yang dibutuhkan untuk proses operasi pada zona C

dibutuhkan 1.740 menit, dengan adanya penyederhanaan operasi pada zona

C-4 maka waktu yang dibutuhkan untuk proses operasi pada zona C menjadi

1.680 menit. Dengan begitu proses produksi excava 200 akan lebih cepat

selesai dan memperlancar proses produksi.

Selain itu, ada juga saran perbaikan dari penulis untuk mengganti brige

crane yang ada pada gedung 42F dengan beban 5 ton agar pemasangan

counter weight dengan berat 4,5 ton dapat langsung pasangkan pada zona

C-2 yang letaknya berada di gedung 42F. Berikut adalah rincian proses

produksi untuk zona C sebelum perbaikan (kiri) dan sesudah perbaikan

(kanan).

50

ZONA C-1

ZONA C-2

ZONA C-3

ZONA C-5

ZONA C-6

Perakitan :- tracklink- docking- cleaner plate- swing motor- hydraulic tank- fuel tank- support cover- floor cabin- pedal- wiring hardness- hydraulic connection- pengisian soalar- pengisian oli 1

Perakitan :- boom- counter weight 4,5 ton- arm- bucket- hydroulic line connection- kursi- pengisian oli 2

Perakitan :- cover R, L & MID- tool box- cover radiator- plate tambahan- engine hood- cabin- cover bawah- cover plate- packing cover plate

Repainting :- prepare- painting- compound- pencucian

Pemasangan :- sticker- safety label- name plate

Waktu (menit) = 600'

I-4Pengecekan Komponen & Final Test (QA)

I-4Pengecekan Sistem Integration Test :- travel motor- pengencangan baut

Waktu (menit) = 15'

Waktu (menit) = 180'

Waktu (menit) = 420'

Waktu (menit) = 360'

Waktu (menit) = 120'

Waktu (menit) = 45'

Total Waktu (menit) = 1.740'

ZONA C-4 Penggantian counter weight dengan 4,5 ton

Waktu (menit) = 60'

Z O N A C - 1

Z O N A C - 2

Z O N A C - 3

Z O N A C - 4

Z O N A C - 5

P e r a k i t a n :- t r a c k l i n k- d o c k i n g- c l e a n e r p l a t e- s w i n g m o t o r- h y d r a u l i c t a n k- f u e l t a n k- s u p p o r t c o v e r- f l o o r c a b i n- p e d a l- w i r i n g h a r d n e s s- h y d r a u l i c c o n n e c t i o n- p e n g i s i a n s o a l a r- p e n g i s i a n o l i 1

P e r a k i t a n :- b o o m- c o u n t e r w e i g h t 4 , 5 t o n- a r m- b u c k e t- h y d r o u l i c l i n e c o n n e c t i o n- k u r s i- p e n g i s i a n o l i 2

P e r a k i t a n :- c o v e r R , L & M I D- t o o l b o x- c o v e r r a d i a t o r- p l a t e t a m b a h a n- e n g i n e h o o d- c a b i n- c o v e r b a w a h- c o v e r p l a t e- p a c k i n g c o v e r p l a t e

R e p a i n t i n g :- p r e p a r e- p a i n t i n g- c o m p o u n d- p e n c u c i a n

P e m a s a n g a n :- s t i c k e r- s a f e t y l a b e l- n a m e p l a t e

W a k t u ( m e n i t ) = 6 0 0 '

I - 4P e n g e c e k a n K o m p o n e n & F i n a l T e s t ( Q A )

I - 4P e n g e c e k a n S i s t e m I n t e g r a t i o n T e s t :- t r a v e l m o t o r- p e n g e n c a n g a n b a u t

W a k t u ( m e n i t ) = 1 5 '

W a k t u ( m e n i t ) = 1 8 0 '

W a k t u ( m e n i t ) = 4 2 0 '

W a k t u ( m e n i t ) = 3 6 0 '

W a k t u ( m e n i t ) = 1 2 0 '

W a k t u ( m e n i t ) = 4 5 '

T o t a l W a k t u ( m e n i t ) = 1 . 6 8 0 '

51

3. Untuk perbaikan mengenai permasalahan pada engine hood penulis

memberikan saran bahwa pemindahan pemasangan engine hood dari zona

C-3 ke zona C-5 dikarenakan meminimalisir kecacatan produk. Hal ini juga

berlaku untuk permasalahan keempat pada part packing cover plate yang

dengan tujuan untuk mengurangi risiko pada part tersebut untuk rusak

khususnya terkena cat dari proses pengecatan.

Selain usulan perbaikan di atas, penulis juga mengamati bahwa terjadi

pergantian shift yang kurang baik pada lantai produksi. Banyak operator yang

masih belum mengerti proses apa yang harus dikerjakan berikutnya setelah

pergantian shift, dan tidak jarang operator justru memperlambat proses produksi

untuk satu part excava 200. Maka penulis memberikan usulan perbaikan untuk

menerapkan moving ticket untuk setiap pergantian shift kepada operator. Moving

ticket ini berbentuk kartu yang berisikan pekerjaan apa yang telah diselesaikan

oleh operator di shift sebelumnya dan pekerjaan apa yang harus dikerjakan oleh

operator pada shift berikutnya. Dengan moving ticket ini dapat sedikit membantu

proses produksi excava 200 agar lebih lancar dan diharapkan proses produksi

dapat lebih cepat.

52

BAB 5

PENUTUP

Pada kerja praktek yang dilaksanakan di PT. Pindad (Persero) pada tanggal 3

Juli-11 Agustus 2017, mahasiswa diberi kesempatan untuk dapat melihat dan

mendalami secara langsung keseluruhan proses produksi yang ada di dalam

pabrik khususnya excava 200. Dari kerja praktek ini penulis diberi pengetahuan

baru pada proses pembuatan produk alat berat seperti excava 200. Dalam

proses pelaksanan kerja praktek, mahasiswa dibimbing oleh pembimbing

lapangan, Bapak Dedy Suryaman, S.T. selaku KASUBDEP Pengendalian

Produksi.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang sudah membantu dari awal hingga akhir proses kerja praktek ini

berlangsung yaitu dimulai dari Dosen Pembimbing Tonny Yuniarto, S.T., M.Eng.

Pembimbing Lapangan Bapak Dedy Suryaman, S.T. serta rekan-rekan kerja

Bapak Siswo, Bapak Totong, Bapak Husein, dan para operator yang turut

membantu kelancaran penulis dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja

praktek ini.

Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun pernyataan yang

kurang tepat dalam laporan ini. Harapan penulis agar kegiatan kerja praktek ini

dapat terus ditingkatkan dan semoga laporan ini dapat berguna di kemudian hari.

Terima kasih sekali lagi penulis ucapkan.

53

DAFTAR PUSTAKA

Program Studi Teknik Industri, FTI, UAJY, 2016, Buku Pedoman Pelaksanaan & Penulisan Laporan Kerja Praktek.

https://www.pindad.com/ diakses pada tanggal 28 Juli 2017

http://angga.staff.ipb.ac.id/files/2016/02/03-PPO.pdf diakses pada tanggal 30 Juli

2017

http://repository.upi.edu diakses pada tanggal 31 Juli 2017

54

LAMPIRAN

a. Tabel Faktor Penyesuaian (WESTINGHOUSE)

55

b. Tabel Faktor Kelonggaran

56

PROSES BISNIS SUPPLY & PENGADAAN MATERIAL

PRODUKSI GUDANG PPIC ISC QA & K3LH SUPPLIER

Membuat permintaan

material/jasa

Menerima permintaan

material/jasa dan

mengevaluasi

Melakukan

pengecekan

persediaan pada

sistem ERP

Persediaan yang

diminta ada atau tidak ?

Run MRP membuat

PR (Purchase

Request)

Menerima dokumen

permintaan pergeseran

material (GI)

Melakukan pengiriman

material/part ke bagian

produksi

Menerima material/

part dari bagian

gudang

Mulai

Tidak ada

Ada

Menerima dokumen

Purchase Request (PR)

Melakukan purchasing

sesuai PR

Menyuplai kebutuhan

material/part

Menerima dokumen

kedatangan material

Menerima dokumen

Purchase Order (PO)

Menerima fisik material,

membuat dan mencetak

dokumen penerimaan

(GR Slip)

Membuat dan

mencetak dokumen

penerimaan (GR Slip)

Membuat berita acara

penerimaan material

(BPAM)

Menerima dokumen

material yang perlu di

inspeksi

Melakukan Inspeksi

material

Material lolos

pemeriksaan ?

Membuat Return

delivery

Membuat permintaan

pergeseran/reservasi

material

Menerima dan menata

material yang telas

lolos pemeriksaan

Selesai

Melakukan pengiriman

material/part ke bagian

produksi

Menerima material/

part dari bagian

gudang

LHP Not Ok

LHP Ok

57

PROSES BISNIS PEMENUHAN ORDER INTERNAL

PELANGGAN

INTERNALRENDALPROD PRODUKSI ENGINEERING MANAJEMEN/BOD ISC

Mengirimkan PO

Mulai

QA

Menerima PO

Konfirmasi

kecukupan SDM

Membuat jadwal

produksi dan order

produksi

Meminta material

kepada gudang

Meminta kekuranan

material

Memenuhi permintaan

material & mengirim

surat jalan material

Menerima laporan

kebutuhan SDM

Menerima material

Meminta desin

produkMendesain produk

Mengirim desain

produk dan

material

Proses produksi

Inspeksi produk

Pemrosesan

kembaliLolos / Tidak ?Tidak lolos

Mengirim finish good ke

gudang produk jadi

Menyerahkan produk

ke divisi gudang

Menerima barang / produk hasil

pemrosesan Divisi Alat Berat

Selesai

Lolos

58

PROSES BISNIS PEMENUHAN ORDER EKSTERNAL

PELANGGAN

EKSTERNALMARKETING RENDALPROD PRODUKSI ENGINEERING

MANAJEMEN/

BOD

Mengirimkan

PO

Mulai

DIVISI HCPO

Membuat dokumen

persetujuan PO

Menerima

persetujuan PO

Membuat laporan

kebutuhan SDM

Menerima

material

Meminta

desin produk

Mendesain

produk

Mengirim desain

produk dan material

Proses

produksi

Inspeksi

produk

Pemrosesan

kembali

Lolos /

Tidak ?Tidak lolos

Mengirim finish

good ke gudang

produk jadi

Menyimpan ke gudang

produk jadiLolos

ISC QA

Memenuhi

kebutuhan SDM

Menyetujui PO

Menerima PO

Membuat laporan

kebutuhan SDM

(lembur/tidak)

Menerima laporan

kebutuhan SDM

Konfirmasi

kecukupan SDM

Membuat jadwal

produksi dan order

Meminta material

kepada gudang

Meminta

kekuranan material

Memenuhi permintaan

material & mengirim

surat jalan material

KEUANGAN

Mengirimkan

HPPOutbond delivery

Membuat dokumen

penagihanMenerima

penagihan

Menerima dokumen

penagihan

Menerima produk dan

melakukan pembayaran

Menerima

pembayaran

Selesai

59

60

61