laporan kinerjabalaibahasaprovinsibali.kemdikbud.go.id/wp-content/...keempat dari periode rencana...
TRANSCRIPT
-
LAPORAN KINERJA
2019
BALAI BAHASA BALI
leporn/ÿkin$ j
-
Laporan Kinerja Balai Bahasa Bali | i
Kata
Pengantar
uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya Balai Bahasa Bali dapat menyelesaikan Laporan Kinerja tahun 2018 dengan tepat
waktu. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah telah mengamanatkan kepada setiap instansi pemerintah untuk menyusun
laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran dan pelaksanaan
tugas dan fungsinya.
Laporan Kinerja Balai Bahasa Bali tahun 2019 merupakan laporan kinerja yang
keempat dari periode Rencana Strategis (Renstra) Balai Bahasa Bali tahun 2015-2019. Laporan
kinerja ini menyajikan informasi kinerja atas pencapaian sasaran strategis sebagaimana
tertuang dalam Perjanjian kinerja Balai Bahasa Bali tahun 2018.
Pada tahun 2018 Balai Bahasa Bali menetapkan 9 Sasaran Kegiatan, dengan 14
indikator kinerja kegiatan. Untuk mencapai target tersebut dilaksanakan melalui program
pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra di daerah. Dengan dukungan seluruh
pemangku kepentingan, secara umum Balai Bahasa Bali telah berhasil merealisasikan target
kinerja yang ditetapkan dalam perencanaan kinerja.
Meskipun telah banyak capaian keberhasilan, namun masih banyak permasalahan
bidang bahasa dan sastra yang perlu diselesaikan di tahun-tahun mendatang. Permasalahan
tersebut diantaranya menyangkut peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menangani
masalah kebahasaan dan kesastraan, peningkatan sikap positif masyarakat terhadap bahasa dan
sastra, peningkatan kerja sama dan koordinasi antar lembaga kebahasaan baik di pusat maupun
yang ada di daerah. Dengan dukungan dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan,
diharapkan permasalahan yang dihadapi tersebut dapat segera terselesaikan.
Melalui laporan kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran objektif tentang
kinerja yang telah dihasilkan Balai Bahasa Bali selama tahun 2019. Semoga laporan kinerja ini
bermanfaat sebagai bahan evaluasi untuk perencanaan program dan anggaran, serta perumusan
kebijakan bidang kebahasaan dan kesastraan di tahun mendatang.
P
-
Laporan Kinerja Balai Bahasa Bali | ii
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan kinerja Balai Bahasa Bali tahun 2019.
Denpasar, Januari 2020
Kepala Balai Bahasa Bali
Toha Machsum
-
Laporan Kinerja Balai Bahasa Bali | iii
Ikhtisar
Eksekutif Laporan Kinerja Balai Bahasa Bali Tahun 2019 merupakan bagian dari laporan capaian
tahunan dalam pelaksanaan Rencana Strategis Balai Bahasa Bali Tahun 2015—2019
sebagaimana ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja 2019. Tingkat ketercapaian dan
ketidakcapaian indikator kinerja lebih detail diuraikan pada BAB III. Secara umum, capaian
kinerjanya adalah sebagai berikut.
Grafik Ringkasan Capaian IKK
Kinerja Keuangan
AlokasiAnggaran = Rp11.144.080.000,00
Realisasi = Rp10.403.262.343,00 93,35%
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Layanan Perkantoran
Layanan Internal (Overhead)
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
Jumlah Badan Swasta yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
Jumlah Badan Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan Sastra
Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina
dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra
Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra
Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra
Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonsevasi, dan
Terevitalisasi
Jumlah Kosakata Indonesia
Layanan
Perkantoran
Layanan
Internal
(Overhead)
Layanan
Dukungan
Manajemen
Eselon I
Jumlah
Badan
Swasta
yang
Terkendali
Penggunaan
Bahasanya
Jumlah
Badan
Publik yang
Terkendali
Penggunaan
Bahasanya
Jumlah
Generasi
Muda
Pengapresia
si Bahasa
dan Sastra
Jumlah
Tenaga
Profesional
dan Calon
Tenaga
Profesional
yang
Terbina
dalam
Penggunaan
Bahasa dan
Sastra
Jumlah
Bahan dan
Modul
Pembelajara
n Bahasa
dan Sastra
Jumlah
Publikasi
Ilmiah
Bahasa dan
Sastra
Jumlah
Penelitian
Bahasa dan
Sastra
Jumlah
Bahasa dan
Sastra yang
Terpetakan,
Terkonseva
si, dan
Terevitalisa
si
Jumlah
Kosakata
Indonesia
Capaian (%) 100% 100% 100% 118% 100% 87% 101% 100% 100% 100% 100% 100%
Realisasi 1 1 1 20 12 1369 821 6 8 10 2 800
Target 1 1 1 17 12 1587 810 6 8 10 2 800
-
Laporan Kinerja Balai Bahasa Bali | vi
Beberapa kendala yang dihadapi Balai Bahasa Bali dalam pencapaian sasaran kegiatan
ini di antaranya:
1. Pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan di awal tahun;
2. Penuangan kebijakan baru belum sepenuhnya tertuang dalam RPJMN 2015—2019;
3. Sosialisasi dan pemahaman Program Prioritas yang dilaksanakan di Balai Bahasa Bali
belum tersebar secara menyeluruh kepada pegawai/staf.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala tersebut di atas dan untuk lebih meningkatkan
kegiatan Balai Bahasa Bali memandang perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Meningkatkan penyebarluasan informasi mengenai aktivitas-aktivitas yang ada di Balai
Bahasa Bali;
2. Meningkatkan pelayanan kebahasaan dan kesastraan kepada masyarakat; dan
3. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Balai Bahasa Bali
untuk peningkatan pelayanan prima di bidang pengembangan, pembinaan, dan
pelindungan bahasa dan sastra.
-
Laporan Kinerja Balai Bahasa Bali | vi
Daftar Isi KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................
A. Gambaran Umum ..............................................................................................
B. Dasar Hukum.....................................................................................................
C. Tugas Pokok dan Fungsi serta .........................................................................
D. Isu-Isu Strategis/ Permasalahan..........................................................................
1
1
2
3
4
BAB II PERENCANAAN KINERJA ......................................................................... 6
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .....................................................................
A. Capaian Kinerja Organisasi ..............................................................................
B. Realisasi Anggaran ..........................................................................................
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................
9
9
39
44
LAMPIRAN
1. Dokumen Perjanjian Kinerja Awal dan Revisi
2. Dokumen Pengukuran Kinerja sesuai dengan PK Revisi
3. Rencana Kinerja Tahunan
4. Matriks Renstra Awal dan Revisi
5. Pernyataan telah di reviu
-
1
A. Gambaran Umum
Balai Bahasa Denpasar berdiri tahun 1947. Pada waktu itu bernama
Taal Ambtenaar voor Bali yang berkedudukan di Singaraja di bawah
pimpinan Dr. Rudolf Goris. Tugas khusus yang diemban saat itu hanya
terbatas untuk melaksanakan penelitian terhadap barang-barang kuna
dan batu-batu bertulis yang ada di daerah Bali. Kantor pusat instansi ini
berkedudukan di Jakarta bernama Instituut voor Taal en Cultuur
Onderzork (ITCO) dan masih bernaung di bawah Fakulteit der Litteren en
Wijsbegeerte Universiteit van Indonesie (sekarang Fakultas Sastra
Universitas Indonesia).
Tahun 1950 Kantor Taal Ambtenaar voor Bali diubah menjadi Kantor
Penyelidikan Bahasa dan Kebudayaan. Selanjutnya, dalam kurun waktu
dua tahun, yakni Agustus 1952, nama instansi diubah lagi menjadi
Lembaga Bahasa dan Budaya. Kendatipun demikian, status kantor masih
tetap bernaung di bawah Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas
Indonesia, Jakarta.
Nama Lembaga Bahasa dan Budaya mengalami perubahan lagi
menjadi Direktorat Bahasa dan Kesusastraan Cabang Singaraja tahun
1960. Sejak saat itu instansi ini tidak lagi berada di bawah naungan
Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia, tetapi langsung berada
di bawah Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.
Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, 29 Mei 1965, Nomor 034/1969, nama instansi ini
diubah lagi menjadi kantor Lembaga Bahasa Nasional (LBN) Cabang I.
Singaraja yang secara struktural berada di bawah Direktorat Jenderal
Kebudayaan. Selanjutnya, pada tahun 1975 sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Nomor 079/1975, tentang adanya perubahan susunan organisasi dan tata
BAB I
-
2
kerja di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Lembaga Bahasa
Nasional (LBN) Cabang I Singaraja diubah lagi dengan nama Balai
Penelitian Bahasa yang merupakan organ di daerah dari Kantor Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 022/O/1999, Tanggal 28 Januari
1999 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa”, Balai Penelitian
Bahasa diubah namanya menjadi Balai Bahasa yang merupakan unit
pelaksana teknis bidang kebudayaan di Lingkungan Depdikbud yang
berada di bawah Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Pada tahun 2015, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 78 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai
Bahasa adalah unit pelaksana teknis yang memiliki tugas melaksanakan
pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di provinsi
wilayah kerjanya di bawah Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Balai Bahasa Bali memiliki ketersediaan sumber daya manusia
sejumlah 42 orang ASN dan 11 orang tenaga PPNPN. Dari 42 ASN
terdapat pejabat struktural 2 orang, tenaga fungsional peneliti 11 orang,
fungsional penerjemah 2 orang, dan fungsional umum 27 orang. Dengan
kualifikasi pendidikan Strata 2 sejumlah 17 orang, Strata1 sejumlah 10
orang, SMA sejumlah 14 orang, dan SD sederajat sejumlah 1 orang.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005—2025.
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
-
3
4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Organisasi.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
6. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra,
serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia.
C. Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi
Balai Bahasa Bali merupakan salah satu unit Pelaksana Teknis
Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui koordinasi Sekretaris
Badan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Bahasa di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
-
4
Berdasarkan struktur organisasi di atas, dalam melaksanakan tugas
Kepala Balai Bahasa Bali mengambil kebijakan pelaksanaan sebagai
berikut.
1. Pengkajian bahasa dan sastra.
2. Pemetaan bahasa dan satra.
3. Pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia.
4. Fasilitasi pelaksanaan pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan
sastra.
5. Pemberian layanan informasi kebahasaan dan kesastraan.
6. Pelaksanaan kerja sama di bidang kebahasaan dan kesastraan.
7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Balai Bahasa.
D. Isu-Isu Strategis/Permasalahan
Dalam upaya melaksanakan tugas pengkajian dan pemasyarakatan
bahasa dan sastra Indonesia di daerah, Balai Bahasa Bali telah
mengindentifikasi permasalahan-permasalahan yang sedang dan akan
dihadapi. Permasalahan tersebut adalah:
1. Ketidakseimbangan kualifikasi birokrasi, yaitu kesenjangan jenjang
birokrasi sering menjadi kendala yang menyebabkan kerja sama itu
tidak berjalan mulus. Alasan pimpinan sebuah lembaga yang jenjang
eselonnya lebih tinggi yang “enggan berkomunikasi” dengan pimpinan
lembaga bahasa yang eselonnya lebih rendah menjadi hal yang
menghambat pencapaian sasaran penanganan masalah kebahasaan
yang telah ditetapkan. Bahkan, hal itu menjadi “batas” pelaksanaan
tugas.
2. Ketidakharmonisan undang-undang dengan peraturan pemerintah
daerah. Ketidakharmonisan yang dimaksud adalah dengan terbitnya
Peraturan Gubernur nomor 80 tahun 2018 tentang pelindungan dan
penggunaan Bahasa, aksara, dan sastra Bali yang tidak sejalan dengan
Undang-Undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan sehingga tujuan dan konsep
yang diharapkan berbeda. Ke depan terkait dengan perumusan
-
5
peraturan gubernur ataupun peraturan lainnya perlu ada koordinasi
dan komunikasi.
3. Kerja sama dan koordinasi lembaga kebahasaan. Badan Bahasa
dengan balai lebih tepat untuk menjadi koordinator kegiatan
kebahasaan di wilayah kerja masing-masing. Dikatakan tepat karena
lembaga ini membentuk jaringan yang diperlukan bagi penanganan
bahasa, yang tidak dapat dilakukan secara parsial dan lokal saja.
Koordinasi itu dimulai dengan pemetaan masalah. Badan Bahasa dan
4. Menurunnya sikap positif masyarakat. Yang dimaksud adalah akhir-
akhir ini dirasakan ada gejala bahwa sikap positif terhadap bahasa
Indonesia dan atau bahasa daerah mulai memudar. Hal itu tercermin
dalam penggunaan bahasa masyarakat di tempat-tempat umum,
seperti pada papan nama dan pada media luar ruang. Pemakaian
bahasa asing yang tidak pada tempatnya menjadi kendala bagi
penanganan masalah yang berhubungan dengan bahasa Indonesia dan
daerah.
5. Ketidakseimbangan sumber daya manusia kebahasaan, yaitu terjadi
ketidakseimbangan antara banyaknya masalah kebahasaan yang
harus ditangani dan sumber daya manusia yang berkualitas dan
sarana.
6. Balai Bahasa, dengan dibantu organisasi-organisasi yang disebutkan
di atas, mengidentifikasi, menginventarisasi, dan akhirnya memetakan
masalah kebahasaan di wilayah kerja masing-masing. Sesudah
diperoleh peta masalah, dirumuskan program untuk mengatasi
masalah itu, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang.
-
6
PERENCANAAN KINERJA
Balai Bahasa Bali telah menetapkan visi selama lima tahun. Adapun
Visi Balai Bahasa Bali tahun 2015-2019 adalah:
“Terwujudnya insan yang berkarakter
dan jati diri bangsa melalui bahasa dan
sastra Indonesia”
Sebagai upaya mencapai Visi yang ditetapkan tersebut, Balai Bahasa Bali
menjalankan delapan misi, yaitu:
M1 Meningkatkan Kosakata Bahasa Indonesia
M2 Meningkatkan Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terlindungi M3 Meningkatkan Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan
Kesastraan M4 Meningkatkan Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
M5 Meningkatkan Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan
Sastra M6 Meningkatkan Jumlah Ruang Publik yang Terkendali
M7 Mengembangkan pengelolaan organisasi dan kelembagaan
Adapun tujuan strategis yang ditetapkan selama lima tahun adalah
sebanyak dua tujuan strategis, yaitu:
1. Peningkatan jati diri bangsa melalui bahasa Indonesia;
2. Pemakaian bahasa sebagai sarana pencerdasan bangsa.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang
Pemajuan kebudayaan, Undang-Undang Nomor 3 tahun 2017 tentang
Sistem Perbukuan, dan adanya evaluasi paruh waktu maka Rencana
Strategis Balai Bahasa Bali tahun 2015-2019 mengalami perubahan
(revisi). Revisi Renstra tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Beberapa target Renstra tidak tercapai sampai tahun 2019.
2. Tidak ditemukan benang merah antara sasaran strategis, sasaran
program, dan sasaran kegiatan.
BAB II
-
7
3. Beberapa keluaran tidak memiliki Indikator Kinerja Kegiatan dan
sebaliknya.
4. Terdapat target Renstra yang kurang realistis dan sulit diukur sehingga
target tidak tercapai, bahkan tidak diketahui.
5. Terdapat 1 keluaran yang mendukung lebih dari satu indikator kinerja
kegiatan.
Berikut matriks perubahan Renstra awal dan Renstra revisi tahun 2015—
2019 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
12 Tahun 2018.
Dalam rangka mencapai tujuan strategis, Balai Bahasa Bali
menetapkan target tahunan yang akan dicapai, yaitu melalui Perjanjian
Kinerja tahun 2019 berikut ringkasan Perjanjian Kinerja Balai Bahasa Bali
Tahun 2019 sesuai dengan Permendikbud 22 Tahun 2015 dan
Permendikbud 12 Tahun 2018 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015—2019 (Renstra Revisi).
1Program
14IKK
4Sasaran
Kegiatan
2Tujuan
Strategis
1Program
14IKK
9Sasaran
Kegiatan
2Tujuan
Strategis
Renstra Awal
Renstra Revisi
-
8
Berikut Perjanjian Kinerja Balai Bahasa Bali Tahun 2019 sesuai
dengan Permendikbud 12 tahun 2018
NO. SASARAN KEGIATAN TARGET ANGGARAN
1 Jumlah Kosakata Indonesia 800 Kosa kata 88.362.000
2 Jumlah Kamus - -
2 Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra
yang Terlindungi
1 Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan,
Terkonsevasi, dan Terevitalisasi
2 Bahasa dan
Sastra
76.550.000
3 Meningkatnya Mutu dan Jumlah
Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan
1 Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra 10 Naskah 289.854.000
4 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan
Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia
1 Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa
dan Sastra
6 Naskah 104.172.000
5 Meningkatnya Jumlah Instrumen Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia
1 Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia
- -
1 Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga
Profesional yang Terbina dalam Penggunaan
Bahasa dan Sastra
810 Orang 436.615.000
2 Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan
Sastra
1.587 Orang 2.093.856.000
1 Jumlah Badan Publik yang Terkendali
Penggunaan Bahasanya
12 Lembaga 368.384.000
2 Jumlah Badan Swasta yang Terkendali
Penggunaan Bahasanya
17 Lembaga 84.266.000
8 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan
Pengembangan Strategi dan Diplomasi
Kebahasaan
1 Jumlah bahan ajar BIPA - -
1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 1 Layanan 771.961.000
2 Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 495.000.000
3 Layanan Perkantoran 1 Layanan 6.060.207.000
Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang
Terkendali
7
Terselenggaranya Layanan Dukungan
Manajemen Teknis di Lingkungan Badan
Bahasa
9
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
1 Meningkatnya Kosakata Bahasa Indonesia
Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional
dan Calon Tenaga Profesional yang
Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan
Sastra
6
PK Tahun 2019 mengalami
perubahan dikarenakan
adanya perubahan anggaran.
Dokumen PK Awal dan
Perubahan secara keseluruhan
tercantum dalam lampiran.
TOTAL ANGGARAN BALAI
BAHASA BALI
RP11.144.080.000
[Cite your source here.]
-
9
BAB III
Akuntabilitas Kinerja
Setiap target kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja
perlu diketahui tingkat pencapaiannya pada akhir tahun. Sesuai dengan
target kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2019,
Balai Bahasa Bali berupaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran
kepada masyarakat. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian
(keberhasilan/kegagalan) dari setiap target kinerja yang ditetapkan serta
sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan uraian dan analisis capaian
kinerja yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini
disajikan uraian tingkat ketercapaian dari seluruh sasaran kegiatan
beserta indikator kinerjanya serta realisasi anggaran yang digunakan
dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut.
A. Capaian Kinerja Balai Bahasa Bali
Sesuai perjanjian kinerja tahun 2019, Balai Bahasa Bali
menetapkan 12 (dua belas) indikator kinerja kegiatan yang mendukung 9
(sembilan) sasaran kegiatan. Berikut informasi tingkat ketercapaian
masing-masing indikator kinerja kegiatan Balai Bahasa Bali selama tahun
2019.
Sasaran Kegiatan #1 Meningkatnya Kosakata Bahasa Indonesia
Sasaran kegiatan meningkatnya kosakata bahasa Indonesia di
daerah ditetapkan guna melihat jumlah dan kualitas bahasa dan sastra di
daerah.
Sasaran kegiatan meningkatnya kosakata bahasa Indonesia di
daerah didukung oleh ketercapaian indikator kinerja kegiatan, yaitu
jumlah kosakata bahasa Indonesia. Berikut tingkat ketercapaian indikator
kinerja kegiatan Jumlah Kosakata Bahasa Indonesia yang digunakan
BAB III
-
10
untuk mengukur capaian sasaran kegiatan kosakata bahasa Indonesia di
daerah.
IKK 1 “Jumlah Kosakata Indonesia”.
Dalam melaksanakan tugas sebagai lembaga pengembangan dan
pelindungan bahasa dan sastra di daerah, Balai Bahasa Bali melakukan
aktivitas Identifikasi Data Kosakata dan Penyusunan Data Kosakata
Bahasa. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk pengembangan dan
pelindungan bahasa Bali dan
menambah kosakata bahasa
Indonesia. Pada tahun 2019
capaian kinerjanya telah
berhasil sesuai target yang
telah ditetapkan. Target
kosakata pada tahun 2019
sebanyak 800 kosakata. Dari
target yang telah ditetapkan
tersebut, berhasil terealisasi
sebanyak 800 kosakata(100%).
Capaian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun
2018 yang mencapai 1.611 kosakata. Penurunan target capaian tersebut
disebabkan oleh sasaran kosakata yang akan diinventarisasi setiap tahun
berbeda-beda sesuai dengan kelompok kosakata yang akan diinventarisasi
dan target yang harus dipenuhi berdasarkan masa akhir Renstra. Pada
tahun 2019 kosakata yang diinventarisasi, yaitu bidang istilah uparengga
dan istilah pewayangan. Berikut tingkat ketercapaian indikator kinerja
kegiatan jumlah kosakata bahasa Indonesia pertahun.
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya
Kosakata Bahasa
Indonesia
Jumlah Kosakata Indonesia 200 1.217 3.217 1.611 1.611 100 800 800 100 5.628 5.628 100
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
KOSAKATA0
1000
2000
2015 2016 2017 2018 2019
2015; 200
2016;
1017
2017;
2000
2018;
1611
2019; 800
TREN IKK 1
JUMLAH KOSAKATA
INDONESIA
KOSAKATA
-
11
Berdasarkan tabel capaian tersebut, penambahan kosakata pada tahun
2019 yang mencapai 800 kosakata, maka jumlah target Renstra dari tahun
2015 sampai dengan 2019 sudah terpenuhi yaitu sejumlah 5.628 kosakata
dengan prosentase 100%.
Adapun hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam
pencapaian target indikator kinerja adalah sebagai berikut.
a. Kurangnya sumber daya manusia yang berkualifikasi, terutama dalam
bidang leksikografi dan teknologi.
b. Terdapat beberapa kosakata yang tidak ada definisinya
c. Kurangnya sumber penunjang, seperti: buku, jurnal, dan majalah
penelitian.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Balai Bahasa Bali sudah
menyiapkan beberapa antisipasi dalam mengatasi kendala-kendala
tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan kemampuan SDM dalam hal leksikografi dan teknologi
melalui keikutsertaan seminar, simposium, dan lokakarya berkaitan
dengan peristilahan, perkamusan, dan korpus bahasa agar mengetahui
perkembangan mutakhir untuk menjaga kualitas hasil dan pekerjaan
pengembangan kosakata.
b. Melibatkan peran serta pakar/praktisi bidang ilmu dan masyarakat
sebagai upaya mendefinisikan kosakata dan informasi.
c. Menyediakan sumber penunjang di perpustakaan
Sasaran Kegiatan #2 Meningkatnya jumlah bahasa dan sastra yang
terlindungi
Sasaran kegiatan Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra yang
Terlindungi didukung oleh ketercapaian indikator kinerja kegiatan jumlah
bahasa dan sastra yang terpetakan, terkonservasi, dan terevitalisasi.
Berikut tingkat ketercapaian indikator kinerja kegiatan yang digunakan
untuk mengukur sasaran kegiatan jumlah bahasa dan sastra yang
terlindungi.
-
12
IKK 1 “Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonservasi,
dan Terevitalisasi”.
Provinsi Bali hanya memiliki 1 (satu) bahasa daerah dengan beragam
dialek. Keanekaragam dialek dalam bahasa itu merupakan cerminan
keanekaragaman masyarakat di Bali. Sejak tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019 Balai Bahasa Bali melaksanakan upaya pengembangan dan
pelindungan bahasa dan sastra di daerah.
Upaya pelindungan bahasa dan sastra adalah sebuah usaha yang
hasilnya tidak ”nyata” secara materi-ekonomi, tetapi hal ini adalah
perjuangan untuk memberikan sumbangan signifikan dalam rangka
melindungi dan mengelola kekayaan bangsa. Kepunahan sebuah bahasa
bukan sekadar kepunahan kosakata atau tata bahasa, tetapi kehilangan
warisan budaya bangsa yang sangat berharga. Bahkan, UNESCO (United
Nations Educational, Scientific, and Cultural) mengingatkan bahwa ketika
sebuah bahasa punah, dunia kehilangan warisan yang sangat berharga
sejumlah besar legenda, puisi, dan pengetahuan yang terhimpun dari
generasi ke generasi akan ikut punah.
Pelindungan bahasa dan sastra merupakan salah satu dari tugas
dan fungsi Balai Bahasa Bali. Selain masyarakat pemilik bahasa dan
sastra itu sendiri, pemerintah pun tentu ikut hadir dalam usaha
pelindungan ini seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 24 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 57
tahun 2014.
Untuk memaksimalkan upaya pelindungan bahasa dan sastra
daerah tersebut, Balai Bahasa Bali melakukan dua aktivitas, yaitu
pemetaan bahasa dan pemetaan sastra.
Pemetaan Bahasa adalah upaya melakukan pengamatan di daerah
penutur bahasa Bali yang memiliki dialek khas, yang berbeda dengan
dialek bahasa Bali biasa. Perbedaan dialek tersebut disebabkan oleh letak
geografis desa yang berada di daerah pegunungan dan perbukitan. Selain
itu, perbedaan dialek juga disebabkan oleh jarak antarsatu desa dengan
desa sebelahnya yang saling berjauhan dan dikelilingi oleh hutan. Lokasi
-
13
yang dipilih sebagai daerah pengamatan dalam penelitian ini berjumlah 2
daerah pengamatan (DP).
Selanjutnya, melakukan
pemetaan sastra. Pemetaan
sastra adalah kegiatan tentang
pengarsipan atau
pendokumentasian suatu
tradisi lisan berupa cerita prosa
rakyat daerah Bali. Kegiatan ini
sebagai upaya perlindungan
dan pelestarian budaya daerah
yang telah lama diakui atau
didengung-dengungkan bahwa cerita prosa rakyat daerah merupakan
salah satu produk budaya sebagai cerminan dari keragaman identitas/jati
diri suku-suku bangsa di Nusantara. Itu sebabnya, perlindungan dan
pelestarian budaya
daerah, khususnya
budaya daerah Bali ini
dilakukan dalam kaitan
menggali identitas
tersebut. Hasil kegiatan
ini berupa peta pulau
Bali yang akan memuat
cerita prosa rakyat,
meliputi dongeng,
legenda, dan mitos yang
dapat mendukung bahan
literasi sekolah.
Peneliti Balai Bahasa Bali sedang melakukan wawancara untuk
pengumpulan data pemetaan sastra
-
14
Berikut tren dan akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan
Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonservasi, dan
Terevitalisasi.
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya
Jumlah Bahasa dan
Sastra yang
Terlindungi
Jumlah Bahasa dan Sastra yang
Terpetakan, Terkonservasi, dan
Terevitalisasi2 2 2 2 2 100 2 2 100 10 10 100
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Berdasarkan tabel capaian di atas, jumlah bahasa dan sastra yang
terpetakan, terkonservasi, dan terevitalisasi oleh Balai Bahasa Bali dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 sejumlah 10 bahasa dan sastra
sehingga capaian kinerja sudah mencapai 100% dari target Renstra, yaitu
10 bahasa dan sastra pada tahun 2019. Ketercapaian indikator kinerja
tersebut didukung oleh komponen kegiatan, yaitu pemetaan bahasa dan
pemetaan sastra.
Adapun hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian target
indikator kinerja sebagai berikut.
1. Diperlukan alat rekam yang memenuhi standar dalam melaksanakan
perekaman data di lokasi kegiatan untuk memperoleh hasil rekaman
yang baik dalam variasi bunyi fonologis dan leksikal.
-
15
2. Jumlah penutur asli yang sangat terbatas dan memiliki kemampuan
komunikasi dengan bahasa Indonesia yang terbatas.
3. Penyusunan peta bahasa berkas isoglos yang memerlukan waktu yang
cukup lama.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Balai Bahasa Bali sudah
menyiapkan strategi mengatasi kendala-kendala tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Menyegerakan pengadaan alat rekam yang memenuhi standar untuk
mendapatkan rekaman yang berkualitas.
2. Menggunakan jasa penerjemah lokal dan menambahkan pendamping
lapangan dalam tim pengambilan data.
3. Menyesuaikan jadwal pengambilan data dan mengondisikan pakar
penyusun peta sehingga peta dapat segera terwujud.
Sasaran Kegiatan #3 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian
Kebahasaan dan Kesastraan
Sasaran kegiatan Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian
Kebahasaan dan Kesastraan capaian realisasinya didukung oleh 2 (dua)
indikator kinerja kegiatan, yaitu “Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra”
dan “Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra”. Berikut tingkat
ketercapaian indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran
kegiatan meningkatnya mutu dan jumlah penelitian kebahasaan dan
kesastraan.
IKK 3.1 “Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra”
Pada tahun 2019, target jumlah dokumen penelitian bahasa dan
sastra sama dengan tahun 2018. Jumlah dokumen penelitian bahasa dan
sastra terdiri atas beberapa aktivitas, yaitu: (1) Kajian Penguatan Kosakata
Bahasa Indonesia Siswa SD, SMP, SMA. (2) Kajian Kelayakan Sastra bagi
Bacaan Siswa SD, SMP, SMA, (3) Kajian Bahan Bacaan Literasi Sekolah,
(4) Kajian Kekerabatan Bahasa, (5) Pencerapan Kajian Kebahasaan dan
kesastraan, (6) Kajian Pemakaian Bahasa Media massa, (7) kajian
-
16
Penggunaan Bahasa Ruang Publik, (8) Kajian Penggunaan Bahasa Badan
Publik, (9) Kajian Penggunaan Bahasa Indonesia Peserta Didik, (10) Kajian
Hasil Penyuluhan Bahasa Indonesia.
Setiap kajian/penelitian yang akan dilakukan harus memenuhi
beberapa langkah kerja, yaitu:
1. penyusunan desain,
2. penyusunan instrumen,
3. pengambilan data lapangan,
4. analisis data,
5. penyusunan laporan, dan
6. seminar hasil.
Berikut akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan jumlah
penelitian bahasa dan sastra.
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya Mutu
dan Jumlah
Penelitian
Kebahasaan dan
Kesastraan
Jumlah Penelitian Bahasa dan
Sastra
14 25 32 10 10 100 10 10 100 91 91 100
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
0
10
20
30
40
2015 2016 2017 2018 2019
2015; 14
2016; 252017; 32
2018; 10
2019; 10
TREN JUMLAH IKK 3.1 PENELITIAN BAHASA DAN SASTRA
Penelitian
-
17
Berdasarkan tabel capaian di atas, jumlah dokumen penelitian bahasa dan
sastra oleh Balai Bahasa Bali dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019
berjumlah 91 dokumen sehingga capaian kinerja sudah mencapai 100%
dari target tahun Renstra, yaitu 91 dokumen. Ketercapaian indikator
kinerja tersebut dikarenakan adanya dukungan oleh program/kegiatan
yang terkait kajian kebijakan pengembangan dan pelindungan.
Proses pencapaian target tersebut tidak terlepas dari
hambatan/kendala yang dihadapi. Salah satu kendalanya adalah pada
tahap pengumpulan data. yaitu sulitnya mendapatkan data dukung.
Adapun langkah antisipasi yang dilakukan adalah dengan persiapan awal
yang lebih matang dan koordinasi yang baik dengan pemangku
kepentingan sehingga data untuk kajian/penelitian dapat dengan mudah
diperoleh.
IKK 3.2 “Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra”
Indikator kinerja kegiatan jumlah publikasi ilmiah bahasa dan
sastra pada tahun 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
tahun 2018. Jurnal ilmiah
bahasa dan sastra adalah sarana
yang penting disediakan sebagai
wadah bagi para peneliti dan
sastrawan untuk menyalurkan
karya-karya ilmiahnya sehingga
dapat memberikan informasi
tentang kebahasaan dan
kesastraan kepada seluruh lapisan masyarakat. Pertama, Jurnal
terakreditasi Balai Bahasa Bali yang bernama “Aksara” terbit sebanyak
dua kali dalam setahun, yaitu Aksara I terbit periode bulan Juni,
sedangkan Aksara II terbit pada bulan Desember.
0 5 10 15
13
8
8
13
13
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
Tren Jumlah Publikasi
Ilmiah Bahasa dan
Sastra
-
18
Kedua, Balai Bahasa Bali juga melakukan penerbitan majalah/buletin
kebahasaan dan kesastraan. Aktivitas ini bertujuan untuk mewadahi para
pegiat bahasa dan sastra yang karyanya ingin diterbitkan dalam suatu
majalah sebagai bahan pendukung Gerakan Indonesia Membaca. Untuk
tahun 2019 Balai Bahasa Bali melaksanakan pencetakan majalah
Buratwangi dua edisi, pencetakan kumpulan cerpen karya I Nyoman Tusty
Edi, naskah kesastraan (dongeng) sebanyak 6 judul, dan pencetakan
kamus seni tari Bali hasil kerja sama Balai Bahasa Bali dengan Undhiksa.
Hasil pencetakan tersebut nantinya akan diserahkan kepada
masyarakat sebagai sumber bacaan berdasarkan permintaan melalui
permohonan surat langsung ke Balai Bahasa Bali.
Jurnal ilmiah Balai Bahasa Bali terakreditasai Sinta 2
-
19
Berikut akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan jumlah
publikasi ilmiah bahasa dan sastra.
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya Mutu
dan Jumlah
Penelitian
Kebahasaan dan
Kesastraan
Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa
dan Sastra
13 8 8 13 13 100 8 13 162.5 50 55 110
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Berdasarkan tabel akumulasi capaian di atas jumlah publikasi ilmiah
bahasa dan sastra oleh Balai Bahasa Bali dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019 melebihi dari target Renstra tahun 2019, yaitu 55 terbitan
(110%). Hal ini disebabkan oleh banyaknya naskah yang masuk ke tim
pengelola buletin sehingga harus diterbitkan tanpa mengurangi kuantitas
dan kualitas.
Adapun kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja
kegiatan jumlah publikasi ilmiah bahasa dan sastra adalah lambatnya
proses penyuntingan dan pencetakan naskah terbitan sehingga proses
pendistribusian hasil terbitan tidak bisa dilakukan pada tahun 2019.
Foto hasil penerbitan
buletin/majalah
Kebahasaan dan
kesastraan
-
20
Beberapa langkah antisipasi agar target pada tahun mendatang
adalah dengan menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan lebih awal
sehingga pendistribusian dapat dilakukan pada tahun yang sama.
Sasaran Kegiatan #4 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar
Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Sasaran kegiatan Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar
Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia capaian
realisasinya didukung oleh indikator kinerja kegiatan “Jumlah Bahan dan
Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra”. Berikut tingkat ketercapaian
indikator kinerja kegiatan yang digunakan untuk mengukur sasaran
kegiatan Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
IKK 4.1 “Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra”
Indikator kinerja kegiatan Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa
dan Sastra pada tahun 2019 merupakan penyusunan bahan ajar sebagai
upaya penyediaan bahan pendukung pengajaran, khususnya pengajaran
bahasa Indonesia sehingga selalu dapat mengikuti perkembangan atau
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2015 2016 2017 2018 2019
0
3 5 5 6
Tren Jumlah Bahan dan Modul
Pembelajaran Bahasa dan Sastra
2015 2016 2017 2018 2019
-
21
merupakan bagian penting dalam kegiatan Balai Bahasa Bali. Hal itu
merupakan sasaran strategis Balai dan program unggulan Badan Bahasa
yang mendukung program Nawa Cita pemerintah terkait pendidikan, yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia melalui program Indonesia Pintar
yang terwujud dalam indikator kinerja kegiatan ini.
Aktivitas ini baru dimulai tahun 2016 dengan melakukan
sayembara terbuka umum. Tujuan dilakukannya sayembara adalah agar
ada dukungan dan pelibatan publik dalam penyusunan bahan bacaan
literasi. Pada tahun 2019 penyusunan bahan bacaan literasi menghasilkan
6 buah buku bahan bacaan. Target bahan bacaan per tahun tersebut
ditetapkan sekaligus mendukung capaian Renstra Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa.
Berikut akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan Jumlah
Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra.
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya Mutu
dan Jumlah Bahan
Ajar Pengayaan
Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia
Jumlah Bahan dan Modul
Pembelajaran Bahasa dan
Sastra
0 3 5 5 5 100 6 6 100 19 19 100
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN2018 2019 RENSTRA 2015-2019
Berdasarkan tabel akumulasi capaian di atas, jumlah bahan dan modul
pembelajaran bahasa dan sastra oleh Balai Bahasa Bali dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2019 sejumlah 19 naskah, sehingga capaian kinerja
sudah mencapai 100% dari target Renstra tahun 2019. Ketercapaian
indikator kinerja tersebut karena adanya dukungan oleh
aktivitas/kegiatan sebagai berikut.
-
22
NO. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN AKTIVITAS TARGET
Penyusunan buku bacaan pengayaan pelajaran bahasa
Indonesia jenjang pramembaca2 naskah
Penyusunan buku bacaan pengayaan pelajaran bahasa
Indonesia jenjang membaca dini2 naskah
Penyusunan buku bacaan pengayaan pelajaran bahasa
Indonesia jenjang membaca awal, lancer, lanjut, dan
mahir
2 naskah
4.1 Jumlah bahan dan modul
pembelajaran bahasa dan sastra
Adapun kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja
kegiatan jumlah bahan dan modul pembelajaran bahasa dan sastra adalah
masih sedikitnya penulis yang ikut serta dalam kegiatan sayembara ini di
antaranya disebabkan oleh:
1. Rentang waktu pelaksanaan sayembara dari pengumuman sayembara
sampai dengan pengumpulan naskah yang terlalu singkat sehingga
mempengaruhi jumlah bahan/naskah yang terkumpul.
2. Kurang adanya sosialisasi sayembara ke daerah
3. Kriteria yang terkandung dalam lomba yang cukup berat karena
adanya tenaga ilustrator.
Beberapa langkah antisipasi untuk mencapai target pada tahun
berikutnya, yaitu:
1. Memberikan rentang waktu yang lebih panjang dari pengumuman
sampai dengan pengumpulan naskah sehingga lebih banyak waktu
bagi penulis untuk memasukkan/mengikuti sayembara ini.
2. Melakukan sosialisasi ke daerah sehingga dapat diketahui oleh publik.
3. Menyederhanakan kriteria yang terkandung dalam sayembara.
Sasaran Kegiatan #5 Meningkatnya Jumlah Instrumen Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia
Sasaran kegiatan Meningkatnya Jumlah Instrumen Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia capaian realisasinya didukung oleh indikator kinerja
kegiatan “Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia”. Berikut
tingkat ketercapaian indikator kinerja kegiatan yang digunakan untuk
mengukur sasaran kegiatan meningkatnya jumlah instrumen uji
kemahiran berbahasa Indonesia.
-
23
IKK 5.1 “Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia”
Indikator kinerja kegiatan
Jumlah Instrumen Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia merupakan
aktivitas penyusunan bahan dan
soal uji kemahiran berbahasa
Indonesia yang nantinya
dikembangkan oleh Badan
Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa. Khusus untuk tahun 2019
aktivitas Penyusunan Bahan dan
Soal Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia tidak dilaksanakan
karena penyusunan instrumen uji
kemahiran berbahasa Indonesia hanya dilaksanakan oleh Pusat
Pengembangan dan Pelindungan Bahasa.
Berikut akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan Jumlah
Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya
Jumlah Instrumen Uji
Kemahiran Berbahasa
Indonesia
Jumlah Instrumen Uji
Kemahiran Berbahasa
Indonesia
1 1 3 1 1 100 - - 100 6 6 100
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Berdasarkan tabel akumulasi capaian di atas jumlah Instrumen Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia oleh Balai Bahasa Bali dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2019 (akhir tahun Renstra) sejumlah 6 naskah.
Sasaran Kegiatan #6 Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan
Calon Tenaga Profesional Yang Terbina Dalam Penggunaan Bahasa dan
Sastra
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
2015 2016 2017 2018 2019
1 1
3
1
0
Tren Jumlah Instrumen Uji
Kemahiran Berbahasa
Indonesia
-
24
Sasaran kegiatan Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan
Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan
Sastra capaian realisasinya didukung oleh 2 (dua) indikator kinerja
kegiatan yaitu “Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan Calon
Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra”
dan “Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan Sastra”. Sasaran
kegiatan ini ditetapkan untuk mendukung program Nawacita pemerintah
melalui program Indonesia Pintar, meningkatkan produktivitas dan daya
saing, revolusi karakter bangsa, dan memperteguh kebhinekaan dan
restorasi sosial Indonesia. Berikut tingkat ketercapaian indikator kinerja
yang digunakan untuk mengukur sasaran kegiatan Meningkatnya Jumlah
Tenaga Professional dan Calon Tenaga Professional yang Terbina dalam
Penggunaan Bahasa dan Sastra
IKK 6.1 “Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga
Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra”
Secara umum, jumlah tenaga profesional dan calon tenaga
profesional yang terbina dalam
penggunaan bahasa dan
sastra tahun 2019 mengalami
penurunan jika dibandingkan
dengan beberapa tahun
sebelumnya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa
aktivitas dalam IKK ini yang
tidak dilaksanakan akibat
adanya revisi pemotongan
pagu anggaran untuk menanggulangi kekurangan dana tunjangan kinerja
ke unit utama Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
2015 2016 2017 2018 2019
Orang 520 800 930 981 810
520
800
930 981
810
TREN KENAIKAN JUMLAH TENAGA
PROFESIONAL DAN CALON TENAGA PROFESIONAL YANG TERBINA DALAM PENGGUNAAN BAHASA DAN SASTRA
-
25
Aktivitas
pada IKK ini
mengarah pada
pembinaan
penggunaan
bahasa tenaga
kebahasaan
profesional dan
calon tenaga
profesional berupa penyuluhan kemahiran berbahasa Indonesia bagi
tenaga profesional dan calon tenaga profesional dalam bentuk
penyuluhan kemahiran berbahasa Indonesia bagi tenaga profesional dan
calon tenaga profesional terbina kemahiran berbahasa Indonesia, serta
sosialisasi kebahasaan dan kesastraan bagi tenaga kebahasaan di daerah
pelosok dan perbatasan yang tidak dapat tersentuh oleh kegiatan
penyuluhan, dan pengujian kemahiran berbahasa Indonesia bagi tenaga
profesional dan calon tenaga profesional. Pelibatan tenaga kebahasaan
profesional dan calon tenaga profesional sebagai komponen yang
mendukung pendidikan merupakan bagian penting dalam aktivitas Balai
Bahasa Bali karena merupakan sasaran strategis Balai yang mendukung
program Nawa Cita pemerintah terkait pendidik yaitu meningkatkan
kualitas hidup manusia, baik pendidik serta anak didik melalui program
Indonesia Pintar dan penguatan kemampuan literasi yang terwujud dalam
kegiatan yang terdapat dalam komponen IKK ini.
Berikut akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan
meningkatnya calon tenaga profesional yang terbina dalam penggunaan
bahasa dan sastra.
Peserta KegiatanPendampingan Edukasi Literasi Desa
Belajar mengikuti paparan materi dari narasumber
-
26
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya
Jumlah Tenaga
Profesional dan
Calon Tenaga
Profesional yang
Terbina Dalam
Penggunaan Bahasa
dan Sastra
Jumlah Tenaga Profesional dan
Calon Tenaga Profesional yang
Terbina dalam Penggunaan
Bahasa dan Sastra
520 800 930 981 981 100 810 810 100 4.041 4.041 100
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Berdasarkan tabel capaian di atas, jumlah tenaga profesional dan calon
tenaga profesional yang terbina dalam penggunaan bahasa dan sastra dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 sejumlah 4.041 orang sehingga
capaian kinerja sudah mencapai 100% dari target Renstra tahun 2019.
Ketercapaian indikator kinerja tersebut didukung oleh program/kegiatan
yang terkait kajian kebijakan pengembangan dan pelindungan.
Ketercapaian indikator kinerja tersebut karena adanya dukungan
dari aktivitas/kegiatan sebagai berikut.
IKK. 6.1Jumlah tenaga profesional dan calon tenaga profesional yang
terbina dalam penggunaan
bahasa dan sastra
(1) Penyuluhan Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Tenaga Profesional dan Calon
Tenaga Profesional 250 Orang
(2) Sosialisasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) bagi
Tenaga Profesional dan Calon Tenaga
Profesional
400 Orang
(3) Identifikasi Jejaring BIPA
110 Orang
(4) Pendidikan dan Pelatihan Bahasa
Indonesia bagi Orang Asing
50 Orang
-
27
Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Identifikasi
Jejaring BIPA (Sosialisasi Rumah BIPA) adalah belum maksimalnya
dukungan dari beberapa Lembaga, baik pemerintah maupun swasta untuk
mengizinkan pelaksanaan sosialisasi ini dengan media (banner dan brosur)
yang ditempatkan di lembaga tersebut. Selain itu, untuk kegiatan Rumah
BIPA masih kurangnya tenaga pengajar mengingat peminat kegiatan ini
semakin meningkat. Solusinya adalah bekerja sama dengan tenaga
pengajar dari lembaga mandiri yang telah mengikuti pelatihan pengajaran
BIPA yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Bali.
IKK 6.2 “Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan Sastra”
Indikator
kinerja kegiatan
jumlah generasi
muda pengapresiasi
bahasa dan sastra
mengalami
peningkatan dari
empat tahun
terakhir, namun
tidak demikian
halnya pada tahun
2019 yang
mengalami penurunan menjadi 1.587. Hal ini disebabkan oleh adanya
kebijakan pemangkasan anggaran kegiatan yang semula
Rp2.727.638.000,- menjadi Rp2.093.856.000,- digunakan untuk
pengalihan kenaikan anggaran tunjangan kinerja.
Tujuan aktivitas pada IKK jumlah generasi muda pengapresiasi
bahasa dan sastra ini adalah untuk mendukung kemampuan masyarakat
dalam berbahasa Indonesia secara baik dan benar yang belum
menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Padahal, bahasa
bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga jati diri dan identitas
2015
2016
2017
2018
2019
0
500
1000
1500
2000
596
740
1295
18811587
Tren Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi
Bahasa dan Sastra
-
28
bangsa. Oleh karena itu, kita wajib menggunakannya dengan rasa penuh
kecintaan, kebanggaan, dan
kesetiaan.
Salah satu aktivitas yang
dilakukan Balai Bahasa Bali
adalah pemilihan Duta Bahasa.
Pemilihan Duta Bahasa Tingkat
Provinsi Bali adalah kegiatan yang
melibatkan generasi muda sebagai
ujung tombak bertahannya
sebuah bahasa. Bagi generasi
muda kebutuhan penguasaan
bahasa asing dapat menyebabkan
memudarnya keinginan untuk
menguasai dan menggunakan
bahasa Indonesia. Bagi mereka,
menguasai bahasa asing adalah modal untuk mendapatkan informasi dan
pergaulan global. Hal ini tidaklah sepenuhnya salah. Namun perlu diingat
bahwa menguasai bahasa asing tidak berarti melupakan keberadaan
bahasa Indonesia. Kebertahanan bahasa Indonesia ada di tangan generasi
muda sebagai generasi yang bertanggung jawab mempertahankan bahasa
Indonesia. Duta Bahasa akan menjadi mitra Balai Bahasa Bali dalam
upaya pembinaan dan menjadi generasi yang mampu mengomunikasikan
gagasan secara berkualitas.
Demikian juga dalam hal apresiasi sastra. Meskipun sastra diakui
sebagai karya budaya yang mampu memerankan fungsinya sebagai media
ekspresi berbagai gagasan modern, pencerminan atau pencarian jati diri,
penghalus budi, pencipta harmoni, dan sejenisnya, hingga kini
kemampuan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra masih rendah.
Oleh karena itu, sebagai bangsa yang tidak pernah dapat lepas dari sastra,
kita wajib membaca, mengapresiasi, memahami, dan mencintainya.
Malam final pemilihan Duta Bahasa
-
29
Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan adanya dukungan
oleh aktivitas/kegiatan sebagai berikut.
NO. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN AKTIVITAS TARGET
Pembinaan Duta Bahasa di Daerah 20 orang
Konservasi dan Revitalisasi Bahasa serta Sastra di Daerah 150 orang
Zonasi Apresiasi Bahasa dan Sastra di Daerah 404 orang
Diseminasi GLN di Daerah 609 orang
Pembinaan Komunitas Baca di Daerah 300 orang
Pelatihan Instruktur Literasi 104 orang
Jumlah generasi muda
pengapresiasi bahasa dan
sastra
6.2
Berikut akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan Jumlah
Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan Sastra.
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya
Jumlah Tenaga
Profesional dan
Calon Tenaga
Profesional yang
Terbina Dalam
Penggunaan Bahasa
dan Sastra
Jumlah Generasi Muda
Pengapresiasi Bahasa dan
Sastra
596 740 1.295 1.881 1.881 100 1.587 1.379 86.89 6.099 5.891 96.59
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Berdasarkan tabel akumulasi capaian di atas jumlah generasi muda
pengapresiasi bahasa dan sastra oleh Balai Bahasa Bali dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2019 sejumlah 5.891 orang sehingga capaian kinerja
mencapai 96,59% dari target Renstra 6.099 orang.
Adapun kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja
kegiatan Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi Bahasa dan Sastra untuk
kegiatan Pemilihan Duta Bahasa diantaranya:
1. Susahnya menyebarkan informasi melalui institusi karena
kecenderungan prospektus yang dikirim secara resmi ke institusi tidak
sampai kepada calon peserta.
2. Sulitnya mencari peserta karena para pemuda merasa belum pecaya diri
untuk mengikuti kegiatan ini.
-
30
3. Sulitnya mencari sponsor sehingga panitia harus meluangkan banyak
tenaga agar kebutuhan kegiatan dapat terpenuhi.
4. Belum adanya dukungan dari pemerintah daerah sehingga kegiatan ini
tidak terlalu bergema di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali.
5. Masih rendahnya peran pemerintah daerah, orang tua, dan masyarakat
yang terkait.
Untuk mengatasi kendala tersebut di atas langkah antisipasi yang
perlu dilakukan adalah:
1. Melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi secara langsung
kepada masyarakat dan organisasi mahasiswa serta melakukan
sosialisasi melalui media sosial
2. Memaksimalkan kinerja para duta bahasa dalam mencari sponsor
kegiatan
3. Mengadakan audiensi dengan Ibu Gubernur Bali.
Sasaran Kegiatan #7 Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang
Terkendali
Sasaran kegiatan
Meningkatnya Jumlah
Ruang Publik yang
Terkendali capaian
realisasinya didukung
oleh 2 (dua) indikator
kinerja kegiatan, yaitu
“Jumlah Badan Publik
yang Terkendali
Penggunaan Bahasanya”
dan “Jumlah Badan
Swasta yang Terkendali
Penggunaan Bahasanya”.
Berikut tingkat
0
2
4
6
8
10
12
2015 2016 2017 2018 2019
2015; 2
2016; 2
2017; 2
2018; 2
2019; 12
TREN KENAIKAN IKK 7.1 JUMLAH BADAN PUBLIK
YANG TERKENDALI PENGGUNAAN BAHASANYA
Lembaga
-
31
ketercapaian indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran
kegiatan meningkatnya jumlah ruang publik yang terkendali.
IKK 7.1 “Jumlah Badan Publik yang Terkendali Penggunaan
Bahasanya”Dalam upaya mendukung IKK Jumlah Badan Publik yang
terkendali penggunaan bahasanya, Balai Bahasa Bali melakukan
pembinaan penggunaan bahasa pada badan publik, dalam bentuk
Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Bahasa bagi Badan Publik
serta Penyuluhan Penggunaan Bahasa Indonesia bagi Badan Publik.
Kegiatan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan adalah bentuk
pengawasan terhadap pemakaian bahasa sesuai kriteria penilaian yang
telah ditetapkan oleh Badan Bahasa untuk menjadikan suatu daerah layak
menerima penghargaan sebagai penerima adi bahasa.
Hal terpenting yang menjadi fokus pengawasan adalah pengutamaan
pemakaian bahasa Indonesia dan pemakaian bahasa Indonesia sesuai
dengan kaidah baik media luar ruang seperti papan nama, spanduk
kegiatan, baliho, atau banner, maupun dalam ruang, seperti bahasa dalam
tata naskah dinas yang meliputi surat, pidato, dan laporan kegiatan.
Selanjutnya hasil pengawasan dan pemantauan yang terangkum dalam
Peserta kegiatan Penyuluhan Penggunaan Bahasa Indonesia pada Badan Publik di
Kabupaten Badung.
-
32
seleksi akan dikaji untuk dijadikan bahan penyuluhan yang nantinya juga
ditujukan bagi badan publik yang telah dilakukan pengawasan dalam
seleksi adi bahasa tersebut. Kegiatan penyuluhan yang dikemas dalam
bentuk penyegaran pemakaian bahasa Indonesia bagi Badan Publik akan
melibatkan penentu kebijakan dari Badan Publik, pemangku kepentingan
di lokasi kegiatan, staf OPD, serta pemerhati bahasa yang membahas
secara terperinci mengenai kesalahan pemakaian ejaan, kata, ataupun
kalimat, serta upaya perbaikan yang wajib dilakukan.
Berikut akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan Jumlah Badan
Publik yang terkendali penggunaan bahasanya.
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya
Jumlah Ruang Publik
yang Terkendali
Jumlah Badan Publik yang
Terkendali Penggunaan
Bahasanya
2 2 2 2 2 100 12 12 100 22 22 100
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Berdasarkan tabel capaian di atas, jumlah Badan Publik Balai Bahasa Bali
dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 mencapai 22 lembaga dari
target Renstra tahun 2019 sejumlah 22 lembaga, sehingga capaian kinerja
sudah mencapai 100%. Ketercapaian indikator kinerja tersebut
dikarenakan adanya dukungan oleh aktivitas/kegiatan sebagai berikut.
NO. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN AKTIVITAS TARGET
Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Bahasa
Badan Publik di Daerah1 lembaga
Penyuluhan Bahasa Indonesia bagi Badan Publik di
Daerah1 lembaga
Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Bahasa
Media Luar Ruang di Daerah5 lembaga
Penyuluhan Penggunaan Bahasa Media Luar Ruang di
Daerah5 lembaga
7.1 Jumlah Badan Publik yang
Terkendali Penggunaan
Bahasanya
Proses pencapaian target tersebut tidak terlepas dari
hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi. Salah satu
kendalanya adalah belum ada tindaklanjut terkait nota kesepakatan hasil
dari kegiatan sehingga penggunaan bahasa yang tertib di lingkungan
-
33
pemerintah daerah belum terwujud. Harapan ke depan, ada tindaklanjut
nota kesepakatan sehingga butir-butir yang tertuang di dalamnya dapat
dilaksanakan.
IKK 7.2 “Jumlah Badan Swasta yang Terkendali Penggunaan
Bahasanya”
Dalam upaya mendukung IKK
Jumlah Badan Swasta yang
terkendali penggunaan
bahasanya, Balai Bahasa Bali
melakukan aktivitas
pengawasan dan pengendalian
bahasa media massa untuk
tahun 2019 dilakukan dalam
bentuk pemantauan pemakaian
bahasa pada media massa cetak
dan siber di Bali untuk tahun
berjalan. Pengawasan
dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan September 2019
dengan sasaran sebanyak lima belas media massa, baik cetak maupun
siber, yang terbit di Bali, yaitu Suara Bali, Bisnis Bali, Denpost, Bali Post,
Warta Bali, Fajar Bali, Tokoh, Bali Tribune, Berita Bali, Kabar Nusa, Radar
Bali, Tribun Bali, Bali Express, Bali Puspa News, dan Bali Kini. Data yang
diambil dari setiap media
0
5
10
15
20
2015 2016 2017 2018 2019
2015; 2
2016; 2
2017; 22018; 2
2019; 17
TREN KENAIKAN IKK 7.2 JUMLAH BADAN SWASTA YANG TERKENDALI PENGGUNAAN
BAHASANYA
Lembaga
-
34
massa adalah data berupa dokumen berita, artikel, feature, kolom, dan
informasi dalam bentuk lainnya yang mewakili media massa yang
dijadikan objek kajian tersebut.Pengawasan penggunaan bahasa
Indonesia pada media massa cetak dilakukan dengan menemukan
kesalahan penggunaan bahasa baik itu pada tingkatan kata, pemilihan
kalimat, dan paragraf untuk setiap terbitannya (harian). Temuan tersebut
selanjutnya diajukan kepada media massa yang menjadi sasaran sebagai
hasil evaluasi pengawasan. Sasaran aktivitas ini adalah media massa
cetak, elektronik dan daring di Bali. Kemudian, Balai Bahasa Bali juga
melakukan aktivitas Penyuluhan Bahasa Indonesia bagi Media Massa.
Aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan bahasa Indonesia
dan mutu penggunaan bahasa Indonesia di media massa. Kegiatan
penyegaran ini melibatkan pakar yang memberikan pengetahuan
kebahasaan, seperti kaidah kebahasaan serta pembelajaran penyusunan
kalimat yang baik dan tidak multi tafsir. Media massa yang memperoleh
penyegaran adalah media massa yang telah melalui proses pengawasan
penggunaan bahasanya. Peserta kegiatan adalah wartawan media massa
cetak, siber, dan wartawan majalah sekolah/kampus sebanyak 25 media
massa. Berikut akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan jumlah
badan swasta yang terkendali penggunaan bahasanya.
Peserta kegiatan Penyuluhan Bahasa Indonesia bagi Media
Massa
-
35
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya
Jumlah Ruang Publik
yang Terkendali
Jumlah Badan Swasta yang
Terkendali Penggunaan
Bahasanya
2 2 2 2 2 100 17 25 147.06 25 33 132
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Berdasarkan tabel capaian di atas, jumlah badan swasta yang terkendali
penggunaan bahasanya oleh Balai Bahasa Bali dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2019 mencapai 33 lembaga dari target Renstra yaitu 25
lembaga. Dengan demikian prosentase capaian kinerja sudah mencapai
132%. Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan adanya
dukungan dari aktivitas/kegiatan sebagai berikut.
NO. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN AKTIVITAS TARGET
Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Bahasa
Media Massa17 lembaga
Penyuluhan Bahasa Indonesia Bagi Media Massa di
Daerah17 lembaga
7.2 Jumlah badan swasta yang
terkendali penggunaan
bahasanya
Proses pencapaian target tersebut tidak terlepas dari hambatan/kendala
yang dihadapi. Salah satu kendalanya adalah aktivitas pengawasan dan
pengendalian penggunaan bahasa yang meliputi dua media massa yang
tidak dapat diakses karena sudah tidak terbit lagi . Kedua media massa
tersebut adalah Suluh Bali dan Metro Bali. Hal sebaliknya terjadi pada
aktivitas penyuluhan bagi wartawan dari target yang ditetapkan sebanyak
17 media massa terealisasi sebanyak 25 media massa.
Sasaran Kegiatan #8 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan
Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan
Sasaran kegiatan meningkatnya mutu dan jumlah bahan
pengembangan strategi dan diplomasi kebahasaan capaian realisasinya
didukung oleh 1 (satu) indikator kinerja kegiatan, yaitu “Jumlah Bahan
Ajar BIPA”. Untuk tahun 2019 aktivitas yang mendukung sasaran kegiatan
meningkatnya mutu dan jumlah bahan pengembangan strategi dan
diplomasi kebahasaan tidak dilaksanakan karena pada tahun ini
dilakukan oleh Pusat Diplomasi Kebahasaan dan Kesastraan. Berikut
tingkat ketercapaian indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur
-
36
sasaran kegiatan Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan
Strategi dan Diplomasi Kebahasaan.
IKK 8.1 “Jumlah Bahan Ajar BIPA”
Dalam upaya mendukung IKK jumlah bahan ajar BIPA, Balai Bahasa Bali
melakukan aktivitas penyusunan bahan pendukung pengajaran BIPA.
Aktivitas penyusunan bahan pendukung BIPA adalah kegiatan untuk
menghasilkan buku-
buku yang menunjang
pengajaran bahasa
Indonesia kepada
penutur asing (BIPA).
Buku-buku
pendukung dapat
berupa buku cerita
atau lembar kerja
siswa. Setelah
memiliki buku
penunjang berupa
buku cerita mula
sampai lanjut. Buku
penunjang dibuat
untuk menunjang kegiatan pengajaran sehingga proses pengajaran
menjadi terarah dan terstruktur.
Berikut akumulasi ketercapaian indikator kinerja kegiatan jumlah
bahan ajar BIPA Balai Bahasa Bali.
2015 2016 2017
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Meningkatnya Mutu
dan Jumlah Bahan
Pengembangan
Strategi dan
Diplomasi
Kebahasaan
Jumlah Bahan Ajar BIPA 2 2 1 1 1 100 - - - 6 6 100
2018 2019 RENSTRA 2015-2019SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
0
0,5
1
1,5
2
2015 2016 2017 2018 2019
2015; 2
2016; 2
2017; 1
2018; 1
2019; 0
TREN KENAIKAN IKK 8.1 JUMLAH BAHAN
AJAR BIPA
Naskah
-
37
Berdasarkan tabel capaian di atas, jumlah bahan ajar BIPA Balai Bahasa
Bali oleh Balai Bahasa Bali dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018
mencapai 6 naskah dari target Renstra tahun 2019 sehingga capaian
kinerja sudah mencapai 100%, yaitu 6 naskah.
Proses pencapaian target tersebut tidak terlepas dari hambatan/kendala
dan permasalahan yang dihadapi. Salah satu kendalanya adalah belum
ada standarisasi dan pelatihan terkait penyusunan bahan pendukung
pengajaran BIPA. Harapan ke depan adalah ada standardisasi dan
pelatihan terkait penyusunan bahan bacaan BIPA oleh Badan Bahasa
sehingga pengajaran BIPA lebih terukur dan terarah.
Sasaran Kegiatan #9 Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen
Teknis di Lingkungan Badan Bahasa
Sasaran kegiatan Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen
Teknis Di Lingkungan Badan Bahasa capaian realisasinya didukung oleh
3 (tiga) indikator kinerja kegiatan, yaitu layanan dukungan manajemen
eselon I, layanan internal (overhead), dan layanan perkantoran. Sasaran
kegiatan ini ditetapkan untuk mendukung terwujudnya tujuan strategis
pertama, yaitu peningkatan jati diri bangsa melalui bahasa Indonesia (T1).
Berikut tingkat ketercapaian indikator kinerja yang digunakan untuk
mengukur sasaran kegiatan Terselenggaranya Layanan Dukungan
Manajemen Teknis Di Lingkungan Badan Bahasa.
IKK1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon 1
Layanan dukungan manajemen eselon 1 merupakan komponen
pendukung dalam suatu tata kelola yang terukur, terarah, tertata, tertib
dan terkoordinasi dengan baik antara unit pelaksana dan eselon yang lebih
tinggi dalam hal ini Pusat dan Badan Bahasa Jakarta serta pengelolaan
lain yang bersifat menunjang kinerja manajemen kantor.
Capaian kinerja Layanan dukungan manajemen eselon 1, Balai
Bahasa Bali pada tahun 2019 sesuai dengan target yang telah ditetapkan,
yaitu 1 layanan dengan persentase capaian kinerja sebesar 100%.
-
38
Ketercapaian indikator kinerja layanan dukungan manajemen
eselon 1 didukung oleh adanya dukungan oleh aktivitas/kegiatan sebagai
berikut.
a. Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran.
b. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi.
c. Pengelolaan Keuangan dan Perbendaharaan.
d. Pengelolaan Kepegawaian.
e. Pelayanan Umum, Pelayanan Rumah Tangga dan Perlengkapan.
Dukungan Manajemen merupakan bagian penting dalam kegiatan
Balai Bahasa Bali karena merupakan bagian yang mendukung sasaran
strategis Balai yang secara tidak langsung juga menunjang program Nawa
Cita pemerintah terkait pendidik yaitu meningkatkan kualitas hidup
manusia melalui program Indonesia Pintar yang terwujud dalam kegiatan
yang terdapat dalam komponen IKK ini.
IKK2 Layanan Internal (Overhead)
Balai Bahasa Bali selalu berupaya untuk mendukung program
pemerintah pusat sebagai unit pelaksanaan teknis di daerah. Dalam upaya
penguatan literasi oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Balai Bahasa Bali juga mengupayakan ketersediaan
fasilitas kantor yang memadai untuk mendukung kinerja pegawai sehingga
operasional kantor berjalan dengan maksimal.
Kemudian, untuk mendukung kelancaran operasional kantor,
khususnya bidang komunikasi, Balai Bahasa Bali pada tahun 2019
melaksanakan pengadaan perangkat pengolah data komunikasi.
Pengadaan perangkat pengolah data Komunikasi ini diharapkan dapat
lebih mendukung kelancaran operasional perkantoran dan pelayanan
kepada pengguna fasilitas teknologi dan informasi seperti Jurnal On Line,
UKBI, BIPA, dan semua aktivitas perkantoran yang berbasis jaringan
sehingga Balai Bahasa Bali dapat melaksanakan tugas dan fungsi dengan
lebih maksimal.
-
39
Capaian kinerja Layanan internal (Overhead) Balai Bahasa Bali
pada tahun 2019 sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu 1
layanan dengan persentase capaian kinerja sebesar 100%.
Ketercapaian indikator kinerja Layanan internal (Overhead)
disebabkan oleh adanya dukungan aktivitas/kegiatan sebagai berikut.
A. Pengadaan Perangkat Pengolah Data Komunikasi
B. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
IKK3 Layanan Perkantoran
Balai Bahasa Bali adalah unit pelaksana teknis dari Badan
Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang melakukan aktivitas pengkajian, pengembangan,
pembinaan, dan pelayanan kebahasaan dan kesastraan yang dituangkan
dalam rincian tugas dan fungsi.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Balai Bahasa Bali
menyelenggarakan kegiatan Pengkajian, Pengembangan, Pembinaan, dan
Pelayanan Kebahasaan dan Kesastraan dengan memerlukan dukungan
dari Layanan Perkantoran yang terdiri atas beberapa aktivitas sebagai
berikut:
1. Pembayaran Gaji dan Tunjangan
2. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran:
IKK Layanan Perkantoran merupakan bagian penting dalam
kegiatan Balai Bahasa Bali yang mendukung sasaran kegiatan Balai yang
secara tidak langsung menunjang program Nawa Cita pemerintah terkait
dengan pendidik yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia melalui
program Indonesia Pintar yang terwujud dalam kegiatan yang terdapat
dalam IKK ini.
Capaian kinerja layanan perkantoran Balai Bahasa Bali pada tahun
2019 sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu 1 layanan dengan
persentase capaian kinerja sebesar 100%.
-
40
B. Realisasi Anggaran
1. Alokasi dan Realisasi Anggaran Per Belanja Tahun 2019
Balai Bahasa Bali pada awal Tahun Anggaran 2019 memperoleh
alokasi anggaran sebesar Rp13.066.660.000,00 (tigabelas milyar enam
puluh enam juta enam ratus enam puluh ribu rupiah). Pagu tersebut
untuk mendukung pencapaian 9 sasaran kegiatan dengan 12 Indikator
Kinerja Kegiatan yang terdistribusi ke dalam 13 output (keluaran). Grafik
di bawah ini menyajikan persentase alokasi anggaran awal sebelum revisi
untuk masing-masing belanja yang dilaksanakan.
Pada bulan Juli 2019 pagu anggaran Balai Bahasa Bali mengalami
revisi pengurangan sejumlah Rp1.922.580.000,00. Pengurangan anggaran
tersebut dimanfaatkan untuk menanggulangi dana tunjangan kinerja
seluruh pegawai. Komposisi anggaran Balai Bahasa Bali setelah
mengalami revisi dapat disajikan dalam grafik berikut ini.
Belanja
Pegawai;
4.159.900.000 ;
32%
Belanja Barang;
8.411.760.000 ;
64%
Belanja Modal;
495.000.000 ;
4%
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
13.066.660.000,00
KOMPOSISI PAGU ANGGARAN
SETELAH REVISI 11.144.080.000,000
-
41
Seluruh anggaran Balai Bahasa Bali tersebut didistribusikan ke setiap
output-output kegiatan yang selanjutnya diuraikan menjadi sub-output
dan komponen kegiatan. Output kegiatan merupakan sasaran suatu
kegiatan keluaran (output) yang satu dengan keluaran (output) yang lain
dapat dibedakan berdasarkan perbedaan keluaran, sehingga besaran
keluaran kegiatan tidak selalu merupakan penjumlahan dari besaran-
besaran keluaran (output) dalam satu kegiatan. Berikut rincian alokasi dan
realisasi anggaran per output kegiatan pada Balai Bahasa Bali tahun 2019.
Dengan rincian persentase sebagai berikut.
• Rp6.489.180.000 • Rp495.000.000
• Rp4.159.900.000 •Rp0
Belanja bansos
0 %
Belanja Pegawai
37 %
Belanja Barang
58 %
Belanja Modal
5 %
1.137.760.000
82.930.000
84.266.000
285.454.000
336.815.000
104.172.000 99.800.000
128.465.000
326.301.000 1.230.949.000
495.000.000
771.961.000
6.060.207.000
-
1.000.000.000
2.000.000.000
3.000.000.000
4.000.000.000
5.000.000.000
6.000.000.000
7.000.000.000
RINCIAN ALOKASI ANGGARAN PER OUTPUT
-
42
1. Mitra Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra di Daerah
dengan alokasi sebesar 10,21%
2. Badan Publik di Daerah yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa
dengan alokasi sebesar 0,74%
3. Media Massa di Daerah (Cetak, Elektronik, dan Daring) Terbina
dalam Penggunaan Bahasa dengan alokasi sebesar 0.76%
4. Kabupaten/Kota yang Terbina Penggunaan Bahasa di Media Luar
Ruangnya dengan alokasi sebesar 2,56%
5. Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional Terbina Kemahiran
Berbahasa Indonesia dengan alokasi sebesar 3,02%
6. Bahan Ajar Bahasa dan Sastra dengan alokasi sebesar 0,93%
7. Jejaring Kemitraan Program dengan alokasi sebesar 0,90%
8. Kosakata Bahasa Daerah dengan alokasi sebesar 1,15%
9. Rekomendasi Bahan Kebijakan Bahasa dan Sastra di Daerah
dengan alokasi sebesar 2,93%
10. Gerakan Literasi Nasional (GLN) di Daerah dengan alokasi sebesar
11,05%
11. Layanan Sarana dan Prasarana Internal dengan alokasi sebesar
4,44%
12. Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan alokasi sebesar
6,93%
http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289001http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289002http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289003http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289003http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289004http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289004http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289007http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289008http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289009http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289010http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289950
-
43
13. Layanan Perkantoran dengan alokasi sebesar 54,38%
Dari sisi capaian kinerja anggaran, alokasi anggaran Balai Bahasa
Bali Tahun 2019 tidak tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan
di dalam Perjanjian Kinerja, yaitu sebesar 97.05%. Pada tahun 2019, dari
total alokasi pagu sebesar Rp11.144.080.000,00 hanya mampu terserap
sebesar Rp10.403.262.343,00 dengan persentase 93,35%.
Tidak tercapainya serapan anggaran tersebut tidak memengaruhi
target kinerja yang telah ditetapkan. Hal-hal yang menjadi kendala
penyerapan anggaran sebagai berikut.
a. Tidak terserapnya pagu belanja pegawai yaitu belanja gaji, belanja
tunjangan profesi, dan belanja uang makan PNS. Hal tersebut
disebabkan oleh berkurangnya jumlah pegawai Balai Bahasa Bali
yang pensiun dan beberapa orang peneliti berhenti tetap sehingga
belanja tunjangan profesinya tidak dapat dibayarkan lagi.
b. Tidak terserapnya pagu belanja barang di antaranya belanja bahan,
belanja barang non operasional lainnya, belanja perjalanan dinas,
88.362.000
76.550.000
289.854.000
274.853.000
104.172.000
436.615.000
2.093.856.000
368.384.000
84.266.000
771.961.000
495.000.000
6.060.207.000
88.324.000
76.121.000
287.433.000
271.437.327
97.348.000
425.684.000
2.040.114.800
359.743.000
84.028.200
728.513.701
494.328.200
5.450.187.115
- 5.000.000.000 10.000.000.000
Jumlah Kosa kata Indonesia
Jumlah Bahasa dan Sastra yang
Terpetakan, Terkonservasi, dan…
Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra
Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra
Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran
Bahasa dan Sastra
Jumlah Tenaga Profesional dan Calon
Tenaga Profesional yang Terbina dalam…
Jumlah Generasi Muda Pengapresiasi
Bahasa dan Sastra
Jumlah Badan Publik yang Terkendali
Penggunaan Bahasanya
Jumlah Badan Swasta yang Terkendali
Penggunaan Bahasanya
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
Layanan Internal (Overhead)
Layanan Perkantoran
Realisasi Alokasi
Daya serap
anggaran Balai Bahasa
Bali
93,35%
http://molk.kemdikbud.go.id/2017/?op=a2&ku=4145875289994
-
44
belanja pemeliharaan kendaraan, belanja pemeliharaan gedung dan
bangunan, belanja langganan daya dan jasa, dan belanja sewa
karena menyesuaikan kondisi/kebutuhan dan negosiasi dengan
penyedia pada saat pelaksanaan kegiatan.
a. Efisiensi Anggaran
Balai Bahasa Bali pada tahun 2019 berhasil melakukan
penghematan anggaran tanpa mengurangi target yang telah ditetapkan.
Sumber penghematan anggaran tersebut berasal dari efisiensi belanja
perjalanan dinas dan paket meeting. Alokasi belanja perjalanan dinas
dan paket meeting pada tahun 2019 hanya 17% yaitu sebesar
Rp1.880.677.000,00 dari total pagu anggaran sebesar
Rp11.144.080.000,00. Anggaran hasil efisiensi tahun 2019 tersebut
dialokasikan untuk memaksimalkan dan menambah target keluaran
(output) yang menjadi program prioritas nasional.
-
45
PENUTUP
Secara umum pelaksanaan program, anggaran, dan kegiatan Balai Bahasa
Bali tahun anggaran 2019 sudah dapat dikatakan berhasil, walaupun ada
beberapa aktivitas pendukung sasaran kegiatan yang capaiannya tidak
sesuai target. Keberhasilan atau kegagalan yang ada pada lima tahun
pelaksanaan Renstra Balai Bahasa Bali yaitu tahun 2015—2019,
merupakan dasar/pedoman bagi Balai Bahasa Bali dalam
menyempurnakan program dan kegiatan di tahun mendatang sehingga
target-target yang akan ditetapkan dalam Rencana Strategis tahun
berikutnya dapat tercapai dengan baik. Pada tahun mendatang Balai
Bahasa Bali akan mengambil langkah-langkah strategis, baik berupa
perubahan, penyesuaian, dan pembaharuan program dan anggaran dalam
upaya meningkatkan kinerja organisasi. Namun, hasil yang diperoleh
tersebut masih perlu ditingkatkan guna merespon tuntutan pelayanan
masyarakat yang semakin tinggi dan mencapai sasaran pada pelaksanaan
program melalui kegiatan-kegiatan selama satu tahun anggaran.
11.144.080.000
10.403.262.343
Pagu Realisasi
Persentase Kinerja
Anggaran
93,35%
BAB IV
-
46
Kendala yang dihadapi Balai Bahasa Bali dalam pencapaian sasaran
strategis ini di antaranya:
1. Pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan di awal tahun;
2. Penuangan kebijakan baru belum sepenuhnya tertuang dalam
RPJMN 2015—2019;
3. Sosialisasi dan pemahaman Program Prioritas yang dilaksanakan di
Balai Bahasa Bali belum tersebar secara menyeluruh kepada
pegawai/staf.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala tersebut di atas dan untuk
lebih meningkatkan kegiatan Balai Bahasa Bali memandang perlu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Meningkatkan penyebarluasan informasi mengenai aktivitas-
aktivitas yang ada di Balai Bahasa Bali;
2. Meningkatkan pelayanan kebahasaan dan kesastraan kepada
masyarakat; dan
3. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia (SDM) di lingkungan
Balai Bahasa Bali untuk peningkatan pelayanan prima di bidang
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra.
Kondisi ini tentu saja menjadi pelajaran berharga bagi Balai Bahasa
Bali sehingga pada tahun berikutnya perlu melakukan upaya perbaikan
terutama dari sisi perencanaan dan meningkatkan upaya pemantauan atas
realisasi rencana program dan anggaran yang telah dilaksanakan.
Dari kendala-kendala yang ada, khususnya dalam penyerapan anggaran
yang dialokasikan di Balai Bahasa Bali dan untuk lebih meningkatnya
pelaksanaan program dan anggaran di tahun yang akan datang, Balai
Bahasa Bali merekomendasikan:
1. Meningkatkan kerja sama di bidang kebahasaan dan kesastraan melalui
pelibatan publik dalam usaha memenuhi target capaian kinerja dan
-
47
terus melakukan gerakan menasionalkan Bahasa Indonesia di Provinsi
Bali;
2. Sinkronisasi program prioritas di lingkungan Balai Bahasa
Bali, Pemerintah Daerah, dan Komunitas Literasi agar dilaksanakan
mulai awal Tahun 2020;
3. Perlu adanya evaluasi terhadap target-target kinerja yang ada sebagai
upaya pemenuhan capaian yang realistis.
Kami berharap Laporan Kinerja Balai Bahasa Bali tahun anggaran
2019 sekaligus berakhirnya tahun Renstra ini dapat dimanfaatkan sebagai
bentuk laporan pertanggungjawaban kinerja Balai Bahasa Bali. Mudah-
mudahan laporan ini dapat mendukung akuntabilitas Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dan juga sebagai sumber
informasi penting dalam pengambilan keputusan guna peningkatan
kinerja. Sempurnanya laporan ini tentu sangat membutuhkan kritik serta
saran dari berbagai pihak dalam rangka perbaikan sesuai tuntutan dan
kebutuhan jaman.
-
1. Dokumen Perjanjian Kinerja Eselon III Awal dan Revisi
2. Dokumen Perjanjian Kinerja Eselon IV Awal dan Revisi
3. Lembar Pengukuran Kinerja sesuai dengan PK Revisi
4. Rencana Kinerja Tahun 2019
5. Matriks Renstra Awal dan Revisi
LAMPIRAN
-
E I ... c . j
-
.. c I! 0 iii s:
i z
.. ~ 1i
c ~ ::. .., =-
~ c .. .. ~ -~ ~