laporan pendahuluan post partum.docx

14
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM A. MASA NIFAS Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 – 8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi seluruh alat genetal baruh pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu kebidanan, 2007). Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat-alat reproduksi tengah kembali ke kondisi normal (Barbara F. Weller,2005). Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Saifuddin,2002). Masa purpenium dan masa nifas dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti sebelum ada kelahiran dalam waktu 3 bulan (Siswosudarmo,2008). Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa setelah kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali seperti semula tanpa adanya komplikasi. B. PERIODE POST PARTUM Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha 2009 adalah sebagai berikut: 1. Periode immediate post partum Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering terdapat masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu bidan harus tetarur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, teknan darah, dan suhu. 2. Periode early post partum antara 24 jam sampai 1 minggu Pada fase ini dapat memastikan involasi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau

Upload: debbie-mutia-putri

Post on 25-Oct-2015

103 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

post partum

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

A. MASA NIFASMasa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir

setelah kira-kira 6 – 8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi seluruh alat genetal baruh pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu kebidanan, 2007). Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat-alat reproduksi tengah kembali ke kondisi normal (Barbara F. Weller,2005). Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Saifuddin,2002). Masa purpenium dan masa nifas dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti sebelum ada kelahiran dalam waktu 3 bulan (Siswosudarmo,2008). Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa setelah kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali seperti semula tanpa adanya komplikasi.

B. PERIODE POST PARTUMTahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha 2009 adalah sebagai berikut:

1.      Periode immediate post partum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering terdapat

masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu bidan harus

tetarur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, teknan darah,

dan suhu.

2.      Periode early post partum antara 24 jam sampai 1 minggu

Pada fase ini dapat memastikan involasi uteri dalam keadaan normal, tidak ada

perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makan

dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

3.      Periode late post partum antara 1 minggu sampai 5 minggu

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-

hari serta konseling keluarga berencana.

C. ADAPTASI FISIOLOGI DAN ADAPTASI PSIKOLOGISAdaptasi yang terjadi pada masa post partum adalah:

1.      Adaptasi fisiologis

Adaptasi atau perubahan yang terjadi pada ibu post partum normal yaitu :

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

a. System reproduksi :

- Uterus

Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang nerkontraksi posisi fundus uteri

berada kurang lebih pertengahan antara umbilicus dan simfisis, atau sedikit lebih

tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama dan kemudian mengerut, sehingga dalam

dua minggu telah turun masuk kedalam rongga pelvis dan tidak bisa diraba dari luar.

Dalam keadaan normal, uterus mencapai ukuran besar pada masa sebelum hamil

sampai dengan kurang 4 minggu, berat uterus setelah kelahiran kurang 1 kg sebagai

akibat ivolusi. Satu minggu setelah melahirkan beratnya menjadi kurang lebih 500

gram, pada akhir minggu kedua setelah persalinan menjadi kurang lebih 300 gram,

setelah itu menjadi 100 gram atau kurang. Otot-otot uterus segera berkontraksi setelah

post partum.

- Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam

masa nifas. Lochea dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

a)     Lochea rubra atau cruenta.

Berisi darah segar dan sisi-sisi selaput ketuban, sel-sel desidua, serviks

kaseosa, lanugo han mekonium, selama dua hari post partum

b)     Lochea sanguinolenta.

Berwarnah merah kuning berisi darah dan lendir, selama hari ke 3 hingga

hari ke 7 post partum.

c)      Lochea serosa.

Berwarna kuning, cair tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 hingga hari ke 14

post partum.

d)     Lochea alba.

Cairan putih selama dua minggu

- Endometrium

Perubahan pada endometrium adalah timbunya trombosis, degenerasi, dan nekrosis di

tempat implatasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 milimeter,

mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua, dan slaput janin. Setelah

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas

implantasi plasenta.

- Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium

sksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari tangan. Setelah enam minggu

post natal, serviks menutup. Karena robekan kecil-kecil yang terjadi selama

dilatasi, serviks tidak pernah kembali ke keadaan sebelum hamil (nulipara) yang

berupa lubang kecil seperti mata jarum.

Serviks hanya kembali pada keadaan tidak hamil yang berupa lubang yang

sudah sembuh. Tertutup tetapi terbentuk celah. Dengan demikian osservivis

wanita yang sudah pernah melahirkan merupakan salah satu tanda yang

menunjukkan riwayat kelahiran bayi lewat vagina.

- Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama

proses persalinan. Dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua

organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vagina kembali pada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-ansur akan muncul

kembali, sementara labia menjadi menonjol. Himen mengalami ruptur pada saat

melahirkan bayi pervagina dan yang tersisa hanya sisa-sisa kulit yang disebut

kurunkulae mirtiformis. Orifisium vagina biasanya tetap sedikit membuka setelah

wanita tersebut melahirkan.

- Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh

tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari kelima, perineum sudah

mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada

keadaan sebelum melahirkan. Relaksasi dasar panggul dan otot-otot abdomen juga

dapat bertahan.

- Mamae

Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Selama

sembilan bulan kehamilan, jaringan pyudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk

menyediakan makanan bayi baru lahir. Setelah melahirkan ketika hormon yang

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya, kelenjar pituitary akan

mengeluarkan prolaktin. Sampai hari ke tiga setelah melahirkan, efek prolaktin

payudara mulai bisa dirasakan.

b. Sistem pencernaan

Selama 2 jam pasca persalinan kadang dijumpai pasien yang merasa mual sampai

muntah. Atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan dapat mencegah terjadinya

aspirasi kedalam saluran pernafasan dengan setengah duduk atau tidur ditempat tidur.

Perasaan haus pasti dirasakan pasien, oleh karena itu hidrasi sangat diperlukan untuk

mencegah dehidrasi.

c. Sistem perkemihan

Selama 2 sampai 4 jam pasca persalinan kandung kemih masih dalam

keadaan hipotonik akibat adanya alotaksis, sehingga sering dijumpai kandung

kemih dalam keadaan penuh dan mengalami pembesaran. Hal ini disebabkan oleh

tekanan pada kandung kemih dan uretra selama persalinan.

Kondisi ini dapat ringankan dengan selalu mengusahakan kandung kemih

tetap kosong selama persalinan untuk mencegah trauma. Setelah melahirkan,

kandung kemih sebaiknya tetap kosong guna mencegah uterus berubah posisi.

Uterus yang berkontraksi dengan buruk meningkatkan perdarahan dan nyeri.

d. Sistem muskuloskletal

Selama 2 sampai 4 jam pasca persalinan kandung kemih masih dalam

keadaan hipotonik akibat adanya alotaksis, sehingga sering dijumpai kandung

kemih dalam keadaan penuh dan mengalami pembesaran. Hal ini disebabkan oleh

tekanan pada kandung kemih dan uretra selama persalinan.

Kondisi ini dapat ringankan dengan selalu mengusahakan kandung kemih

tetap kosong selama persalinan untuk mencegah trauma. Setelah melahirkan,

kandung kemih sebaiknya tetap kosong guna mencegah uterus berubah posisi.

Uterus yang berkontraksi dengan buruk meningkatkan perdarahan dan nyeri.

e. Sistem endokrin

Setelah plasenta lahir, estrogen dan progesteron mengalami penurunan. Pada

wanita tidak menyusui, estrogen meningkat dan mencapai puncak follikuler pada minggu

ketiga post partum yang mungkin kembali proses mensturasi. Sedang pada wanita

menyusui, proses kembalinya kadar estrogen dan progesteron lebih lambat. Laktasi

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

ditandai dengan adanya peningkatan kadar prolaktin yang cepat dengan adanya proses

menyusui. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin akan ditekan

dengan kembali pada keadaan normal seperti sebelum hamil.

f. Perubahan tanda-tanda vital

Dalam 2 jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, pernafasan akan

berangsur kembali normal. Suhu pasien biasanya akan mengalami sedikit peningkatan tapi

masih dibawa 38 derajat celcius, hal ini disebabkan oleh kurangnya cairan dan kelelahan.

Jika intake cairan baik, maka suhu akan berangsur normal kembali setelah 2 jam

g. Sistem kardiovaskuler

Pada persalinan pervagina kehilangan darah sekitar 200 sampai 500 ml. Setelah

persalian Shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah pasien akan relatif bertambah.

Keadaan ini akan menjadikan beban pada jantung, dan akan menimbulkan dekompensasio

cordis, keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan adanya hemo

konsentrasi sehingga volume darah kembali seperti awal.

2. Adaptasi psikologis

Periode ini terjadi dalam 3 tahap:

a.       Taking in periode

Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat

tergantung pada orang lain, fokus perhatian pada tubuhnya, itu lebih mengingat

pengalaman melahirkan dan persalian yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu

makan meningkat.

b.      Taking hold periode

Berlangsung 3-4 hari post partum ibu lebih berkonsentrasi pada

kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan

bayi. Pada masa ini ibu sangat sensitive, sehingga membutuhkan bimbingan dan

dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

c.       Letting go periode

Dialami setelah ibu dan bayi dirumah. Ibu mulai secara penuh menerima

tanggung jawab sebagai seorang ibu dan menyadari atau merasakan kebutuhan bayi

sangat bergangtung pada dirinya.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

D. PEMERIKSAAN PENUN JANG

Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo,2008 :1.      Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya

2.      Keadaan umum: TTV, selera makan dll

3.      Payudara: air susu, puting

4.      Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum

5.      Sekres yang keluar atau lochea

6.      Keadaan alat kandungan

Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001

1.      Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum

2.      Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta.

E. PENATALAKSANAAN

1.      Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam

pasca persalian. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri untuk mencegah

terjadinya trombosis dan tromboembloli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari

ke 3 jalan-jalan dan hari ke 4 sampai sudah diperbolehkan pulang.

2.      Diet

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan

yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan

3.      Miksi

Hendaknya kencing akan dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung

kemih panuh dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan katerisasi. Dengan melakukan

mobilisasi secepatnya tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.

4.      Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3 sampai 4 hari pasca persalinan. Bila terjadi

opstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin terjadi

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

febris. Lakukan klisma atau berikan laksan per oral atatupun per rektal. Dengan

melakukan mobilisasi sedini mungkin tidak jarang kesulitan defekasi dapat diatasi.

5.      Perawatan payudara

a.       Dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering

sebagai persiapan untuk menyusui bayi.

b.      Jika puting rata sejak hamil ibu dapat menarik-narik puting susu. Ibu harus tetap

menyusui agar puting selalu sering tertarik.

c.       Puting lecet

Puting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan payudara tidak

benar dan infeksi monilia. Penatalaksanaan dengan tekhnik menyusui yang

benar, puting harus kering saat menyusui, puting diberi lanolin. Monilia diterapi

dengan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Bila lecetnya luas menyusuinya

ditunda 24 jam sampai 48 jam air susu ibu dikeluarkan dengan atau pompa.

d.      Payudara bengkak

Payudara bengkak disebabkan pengeluaran air susu yang tidak lancar karena

bayi tidak cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih. Penatalaksanaan

dengan menyusui lebih sering dan kompres hangat. Susu dikeluarkan dengan

pompa dan pemberian analgesik.

e.       Mastitis

Payudara tampak edema, kemerahan dan nyeri yang biasanya terjadi beberapa

minggu setelah melahirkan. Penatalaksanaan dengan kompres hangat atau

dingin, pemberian antibiotik dan analgesik, menyusui tidak dihentikan.

f.        Abses payudara

Pada payudara dengan abses air susu ibu dipompa, abses dinsisi, diberikan

antibiotik dan analgesic.

g.       Bayi yang tidak suka menyusu

Keadaan ini dapat disebabkan pancaran air susu ibu yang terlalu kuat sehingga

mulut bayi terlalu penuh, bingung puting pada bayi yang menyusui diselang

seling dengan susu botol, puting rata yang terlalu kecil dan bayi mengantuk.

Pancaran air susu ibu yang terlalu kuat diatasi dengan menyusui lebih sering,

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

memijat payudara sebelum menyusui, serta menyusui dengan terlengtang

dengan bayi ditaruh diatas payudara.

Pada bayi dengan bingung puting, hindari dengan emakaian dot btol dan gunakan

sendok atau pipet untuk memberikan pengganti air susu ibu. Pada bayi

mengantuk yang sudah waktunya diberikan air susu ibu, usahakan agar bayi

terbangun.

6.      Laktasi

Disamping air susu ibu merupakan makanan utama bayi yang tidak ada

bandingannya, menyusui bayi baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu

dan anak. Setelah partus pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap

hipofisis hilang. Timbul pengaruh lactogen hormon prolaktin kembali dan pengaruh

oksitosin mengakibatkan miop telium kelenjar susu berkontraksi sehingga terjadi

pengeluaran air susu. Umumnya produksi air susu ibu berlansung betul pada hari

kedua dan ketiga pasca persalinan. Pada hari pertama air susu mengandung

kolostrum yang merupakan cairan kuning lebih kental daripada susu, mengandung

banyak protein dan globulin.

7.      Perasaan mulas

Sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang sangat mengganggu selama 2 – 3

hari pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada multipara dibanding primipara.

Perasaan mulas lebih terasa saat menyusui, dapat pula timbul bula masih ada sisah

selaput ketuban, sisa plasenta atau giumpalan darah dalam cavum uteri. Pasien dapat

diberikan analgesic atau sedative (Mansjoer, A dkk, 2001)

8.      Latihan senam

Dapat diberikan mulai hari kedua misalnya: ibu terlentang lalu kedua kaki

ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan menekan perut. Lakukan pernafasan dada

lalu pernafasan perut. Dengan posisi yang sama angkat bokong lalu tarung kembali.

Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan miksi

dan defekasi. Duduklah pada kursi perlahan bungkukkan badan sambil tangan

berusaha menyentuh tumit.

9.      Dianjurkan untuk mengambil cuti hamil

10.  Pemeriksaan pasca persalinan:

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

a.       Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluahan dll

b.      Keadaan umum : suhu, selera makan dll

c.       Payudara : air susu ibu, puting susu

d.      Dinding perut : perinium, kandung kemih, rektum

e.       Sekret yang keluar misalnya loche, flour albus

f.        Nasehat untuk ibu post natal :

1.      Sebaiknya bayi disusui

2.      Bawakan bayi untuk imunisasi

3.      Lakukanlah keluarga berencana

4.      Fisiotrapi post natal sangat baik bila diberikan

F. ASUHAN KEPERAWATAN1.      Pengkajian Data Dasar

a.       Keluhan utama: sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak

b.      Riwayat kehamilan: umur kehamilan, serta riwayat penyakit menyertai

c.      Riwayat persalinan: tempat persalinan, bormal atau terdapat komplikasi,

keadaan bayi, keadaan ibu.

d.      Riwayat nifas masa lalu: pengeluaran air susu ibu lancar atau tidak, berat badan

bayi, riwayat keluarga berencana atau tidak

e.       Pemeriksaan fisik: keadaan umum pasien, abdomen, saluran cerna, alat kemih,

lochea, vagina, perinium dan rektum, ekstrimitas kemampuan perawatan diri

f.        Pemeriksaan psikososial: respon dan persepsi keluarga, status psikologis ayah,

respon keluarga terhadap bayi.

2.      Diagnosa keperawatan

a.       Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, pembesaran jaringan atau

distensi efek-efek hormonal

b. Ketidak efektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

pengalaman sebelumnya, tingkat dukungan, karaktristik payudara

c.       Resiko tinggib terhadap cedera berhubungan dengan biokimia efek anastesi,

profil darah abnormal

d.     Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,

penurunan hemoglobin, prosedur invasive, pecah ketuban, malnutrisi

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM.docx

e.      Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek hormonal, trauma

mekanis, edema jaringan, efek anastesiditandai dengan distensi kandung

kemih

f.       Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

penurunan masukan atau penggantian tidak adekuat kehilangan cairan

berlebih

g.      Kontipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek progesteron,

dehidrasi, nyeri perical ditandai dengan perubahan bising usus, feses kurang

dari biasanya.

h.      Kurang pengetahuan atau kebutuhan belajar mengenai perawatan diri dan

bayi berhubungan dengan kurang pemahaman, salah intervensi, tidak tau

sumber-sumber

i.        Keterbatasan gerak dan aktifitas berhubungan dengan nyeri luka jahitan

perineum.