laporan pendahuluan waham

13
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM I. KASUS ( MASALAH UTAMA )/ Dx keperawatan utama : Waham II. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Pengertian. Waham merupakan keyakinan tentang sesuatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan biarpun dibulatkan kemustahlilannya. Waham merupakan gejala sekunder skizoprenia. Ketidakmampuan memproses stimulus internal dan eksternal melalui proses informasi secara akurat dan menimbulkan waham ( Stuart dan Sundeen, 1995). Waham adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami sesuatu kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas-aktivitas kognitif ( Townsend, 1998). Proses Terjadinya Waham Perasaan diancam oleh lingkungan , cemas dan merasa sesuatu yang tidak menyenangkan dirinya Individu mencoba mengingkari ancaman dari obyek realita dengan menyalahkan kesan terhadap kejadian Individu memproyeksikan fikiran dan perasaan internal pada lingkungan sehingga tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal

Upload: nitut-vuoi-felice

Post on 19-Jul-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan matkul jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN  PENDAHULUAN WAHAM

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

I. KASUS ( MASALAH UTAMA )/ Dx keperawatan utama : Waham

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Pengertian.

Waham merupakan keyakinan tentang sesuatu isi pikir yang tidak

sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar

belakang kebudayaan biarpun dibulatkan kemustahlilannya. Waham

merupakan gejala sekunder skizoprenia. Ketidakmampuan memproses

stimulus internal dan eksternal melalui proses informasi secara akurat dan

menimbulkan waham ( Stuart dan Sundeen, 1995).

Waham adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami

sesuatu kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas-aktivitas kognitif

( Townsend, 1998).

Proses Terjadinya Waham

Perasaan diancam oleh lingkungan , cemas dan merasa sesuatu yang tidak

menyenangkan dirinya

Individu mencoba mengingkari ancaman dari obyek realita dengan

menyalahkan kesan terhadap kejadian

Individu memproyeksikan fikiran dan perasaan internal pada lingkungan

sehingga tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal

Individu mencoba memberi pembenaran / rasional / alasan interpretasi

personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain

2. Rentang Respon

Respon adaptif Respon maladaptif

Pikiran logis ●distorsi pikiran ●gangguan proses pikir

Persepsi akurat ●ilusi ●waham

Emosi konsisten dengan ●reaksi emosi << atau >> ● perilaku

pengalaman disorganisasi

Perilaku sesuai ●perilaku aneh / tidak biasa ● isolasi sosial

Berhubungan sosial ●perilaku sesuai ●sulit berespon emosi

●menarik diri

Page 2: LAPORAN  PENDAHULUAN WAHAM

3. Tanda dan Gejala

Untuk dapat mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi

terhadap perilaku berikut ini :

a. Waham Kebesaran

Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, di

ucapakan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh : “saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..’’ atau “saya

punya tambang emas’’

b. Waham Curiga

Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha

merugikan/menciderai dirinya, di ucapkan berulangkali tetapi tidak

sesuai kenyataan.

Contoh:“saya tahu… seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup

saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya’’

c. Waham Agama

Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di ucapkan

berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “kalau saya mau masuk surge saya harus menggunakan pakaian

putih setiap hari’’

d. Waham Somatic

Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang

penyakit, di ucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “saya sakit kanker’’. Setelah pemeriksaan laboratorim tidak

ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia

terserang kanker.

e. Waham Nihilistic

Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, di ucapkan

berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “ini kan alam kubur ya. Semua yang ada di sini adalah roh-

roh’’.

4. Penyebab

Faktor predisposisi

a) Faktor biologis

- Hambatan perkembangan otak khususnya sistem limbik korteks

frontalis dan temporalis

Page 3: LAPORAN  PENDAHULUAN WAHAM

- Gejala yang mungkin muncul adalah hambatan dalam belajar ,

berbicara, daya ingat dan perilaku menarik diri

- Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,

neonatus dan kanak-kanak

b) Faktor psikologis

- Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien

- Penolakan yang dirasakan dari pengasuh , ibu atau teman yang

bersifat dingin cemas, tidak sensitif atau bahkan terlalu melindungi

- Pola asuh masa kanak-kanak tidak adequat , misalnya tidak ada kasih

sayang yang diwarnai kekerasan, ada kekosongan emosi

c) Faktor sosial budaya

- Kemiskinan

- Konflik sosial budaya ( peperangan , kerusuhan)

- Kehidupan yang terisolasidisertai stress yang menumpuk

Faktor presipitasi

- Hubungan yang bermusuhan

- Merasa ada tekanan

- Isolasi sosial

- Pengangguran disertai perasaan tidak berguna

- Putus asa dan tidak berdaya

III. A. POHON MASALAH

Kerusakan komunikasi verbal

Effect

Perubahan proses pikir : waham

Core Problem

Harga diri rendah kronik

Causa

Page 4: LAPORAN  PENDAHULUAN WAHAM

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU

DIKAJI

No Masalah

Keperawatan

Data Subjektif Data Objektif

1 Masalah utama :

gangguan proses

pikir : Waham

“Saya ini seorang raja

yang menguasahi

banyak kerajaan,

namun ada orang yang

mau merebut kerajaan

saya”

Merasa dirinya

seorang raja yang

berkuasa

Curiga

Bicara berbelit-belit

Tidak merasa

dirinya sakti

Mudah tersinggung

Mempunyai fikiran

yang ane-aneh

terhadap dirinya

2 Mk : Penyebab

harga diri rendah

kronik

”Saya ini seseorang

yang gagal dalam

meniti karir”

Merasa rendah diri

Kurang percaya diri

Pemalu dan suka

menyendiri

Kontak matanya

kurang

Selalu menyalahkan

dirinya sendiri

Sedih, putus asa,

disertai perilaku

apatis

3 Mk : Kerusakan

komunikasi verbal

“Saya ini seorang raja

yang mempunyai

banyak kerajaan”

Klien bicara kacau /

inkoheren

Tidak kooperatif

dalam

berkomunikasi

Apatis dalam

berkomunikasi

Tidak mampu

Page 5: LAPORAN  PENDAHULUAN WAHAM

berkonsentrasi

Jawaban kurang

sesuai / berbelit-belit

Klien merasa dirinya

seorang penguasa

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Kerusakan komunikasi verbal,

2) Gangguan proses pikir: waham,

3) Harga diri rendah kronik.

V. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan

Kerusakan komunikasi verbal dengan perubahan proses pikir : Waham

1. Tujuan umum

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

2. Tujuan khusus dan intervensi

a. TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1) Kriteria evaluasi :

a) Mau menerima kehadiran perawat di sampingnya.

b) Mengatakan mau menerima bantuan perawat

c) Tidak menunjukkan tanda-tanda curiga.

d) Mengizinkan duduk disamping

2) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip

komunikasi terapeutik :

a) Beri salam.

b) Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama panggilan yang

disukai.

c) Jelaskan tujuan interaksi.

d) Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap

menolong dan mendampinginya.

e) Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan tetap terjaga.

f) Tunjukkan sikap terbuka dan jujur.

g) Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk

memenuhinya.

Page 6: LAPORAN  PENDAHULUAN WAHAM

Rasional :

Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran

hubungan interaksi selanjutnya.

b. TUK II : Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara

berulang dalam pikiran klien.

1) Kriteria evaluasi :

Klien mampu mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang

dalam pikiran klien :

a) Klien menceritakan ide-ide dan perasaan yang muncul secara

berulang dalam pikirannya.

2) Intervensi :

a) Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya.

Rasional :

- Mendiskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama

ini termasuk hubungan dengan orang yang berarti, lingkungan

kerja, sekolah, dsb.

- Mendengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa

mendukung / menentang pernyataan wahamnya.

- Mengatakan perawat dapat memahami apa yang diceritakan

klien.

c. TUK III : Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.

(Triggers Factor).

1) Kriteria evaluasi

Klien mampu mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.

(Triggers Factor).

a) Dapat menyebutkan kejadian-kejadian sesuai dengan urutan

waktu serta harapan / kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi

seperti : Harga diri, rasa aman dsb.

b) Dapat menyebutkan hubungan antara kejadian

traumatis/kebutuhan tidak terpenuhi dengan wahamnya.

2) Intervensi

a) Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak

terpenuhi serta kejadian yang menjadi factor pencetus

wahamnya.

Page 7: LAPORAN  PENDAHULUAN WAHAM

Rasional :

- Mendiskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian

traumatik yang menimbulkan rasa takut, ansietas maupun

perasaan tidak dihargai.

- Mendiskusikan kebutuhan/harapan yang belum terpenuhi.

- Mendiskusikan dengan klien cara-cara mengatasi

kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kejadian yang

traumatis.

- Mendiskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang

meningkatkan pikiran / perasaan yang terkait wahamnya.

- Mendiskusikan dengan klien antara kejadian-kejadian

tersebut dengan wahamnya.

d. TUK IV : Klien dapat mengidentifikasi wahamnya.

1) Kriteria evaluasi

Klien menyebutkan perbedaan pengalaman nyata dengan

pengalaman wahamnya.

2) Intervensi

a) Bantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang salah tentang

situasi yang nyata (bila klien sudah siap).

Rasional :

- Mendiskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa

berargumentasi.

- Mengatakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap

pernyataan klien.

- Mendiskusikan dengan klien respon perasaan terhadap

wahamnya.

- Mendiskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya

waham.

- Membantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi

yang dipersepsikan salah oleh klien.

e. TUK V : Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya

1) Kriteria evaluasi

Klien menjelaskan gangguan fungsi hidup sehari-hari yang

diakibatkan ide-ide / fikirannya yang tidak sesuai dengan kenyataan

seperti :

a) Hubungan dengan keluarga.

b) Hubungan dengan orang lain.

Page 8: LAPORAN  PENDAHULUAN WAHAM

c) Aktivitas sehari-hari.

d) Pekerjaan

e) Sekolah.

f) Prestasi, dsb.

2) Intervensi

a) Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang tidak

menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya seperti :

Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga.

Hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain.

Hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Perubahan dalam prestasi kerja / sekolah.

Rasional :

- Mengajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah

masalah yang membutuhkan bantuan dari orang lain.

- Mendiskusikan dengan klien orang/tempat ia minta

bantuan apabila wahamnya timbul / sulit dikendalikan.

f. TUK VI : Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara

menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya.

1) Kriteria evaluasi

Klien melakukan aktivitas yang konstruktif sesuai dengan minatnya

yang dapat mengalihkan fokus klien dari wahamnya.

2) Intervensi

a) Anjurkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang

membutuhkan perhatian dan ketrampilan fisik.

Rasional :

- Mendiskusikan hobi/aktivitas yang disukainya.

- Mengikut sertakan klien dalam aktivitas fisik yang

membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang.

- Melibatkan klien dalam TAK orientasi realita.

- Membicara dengan klien topik-topik yang nyata.

- Menganjurkan klien untuk bertanggung jawab secara

peronal dalam mempertahankan/menungkatkan kesehatan

dan pemulihannya.

- Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: LAPORAN  PENDAHULUAN WAHAM

1. Carpenito, L.J (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan).

Edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

2. Depkes RI, (1989). Petunjuk Tehnik Asuhan Keperawatan Pasien

Gangguan Skizofrenia, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta.

3. Keliat, B.A, (1994). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan

II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

4. Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa

(terjemahan). Edisi 3, EGC, Jakarta.

5. Town, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada

Keperawatan Psikiatri (terjemahan). Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.