laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

61
i PERBANDINGAN UJI DIPSTICK DENGAN UJI MIKROBIOLOGIS PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT TANGERANG SELATAN TAHUN 2017 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : FAIRUS BRILLIANI NIM.11141030000051 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

i

PERBANDINGAN UJI DIPSTICK DENGAN UJI

MIKROBIOLOGIS PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH

DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT TANGERANG

SELATAN

TAHUN 2017

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

FAIRUS BRILLIANI

NIM.11141030000051

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017

Page 2: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat
Page 3: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat
Page 4: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat
Page 5: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

karunia serta hidayahNya , sehingga penulis dapat dalam menyelesaikan penelitian ini

dengan baik. Tak lupa juga Sholawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir

zaman.

Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran dari Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi tak lepas dari bantuan, bimbingan dan semangat dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih sebesar- besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M.Kes sebagai dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku ketua Program Studi

Kedokteran dan Pendidikan Dokter (PSKPD) FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Studi Kedokteran dan

Pendidikan Dokter (PSKPD) FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. dr. Erike Anggraini Suwarsono, M.Pd selaku pembimbing I yang telah

mencurahkan bimbingan, perhatian, dukungan, serta motivasi yang membuat

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini serta semangat dalam

menjalankan semua prosesnya.

5. dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, P.hD selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, waktu serta nasehat kepada penulis selama penelitian

dan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Chris Adhiyanto, MBiomed, PhD selaku penanggung jawab riset PSKPD

angkatan 2014.

Page 6: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

vi

7. Staf dosen PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu pengetahuan serta pengalaman hidup sebagai bekal bagi

penulis untuk ke depannya menjadi dokter yang baik bagi agama dan negara.

8. Staf Klinik Pelayanan dan Kesehatan Masyarakat (KPKM) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis

selama proses pengumpulan data penelitian ini, terutama kak Ayu yang selalu

sabar membimbing dan membantu penulis.

9. Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Dr.Drs.H. Aco Nur.SH.MH dan Ibu Haerani .SE

atas jasa- jasanya, limpahan do’a dan kasih sayang serta dukungan kepada

penulis sejak kecil.

10. Kakak kandung penulis , Rajul lur rahman.SH.MH yang membantu melengkapi

kekurangan dari skripsi sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.

11. Sahabat dekat penulis, Reaza aditya saputra atas support rohani dan jasanya

dalam membantu proses pembikinan penelitian sehingga penulis semangat dan

tidak putus asa dalam menyelesaikan penelitian ini.

12. Sahabat sejak dulu hingga sekarang, Andi Yolanda, Dandi Saputra atas

bantuanya dalam mencari bahan dan mengkoreksi penelitian penulis dari awal

hingga akhir penelitian ini.

13. Teman-teman sejawat dalam penelitian yang sama, Alfi hidayatus, Maya

Fitriana, Kharisma Aisyah atas kerjasama yang luar biasa serta waktu dan

perjuangan yang penulis dan mereka lakukan bersama demi suksesnya penelitian

ini.

14. Pembimbing SPSS penulis, Pak Mo , yang telah sabar membantu penulis dalam

mengolah data dengan SPSS. Terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah

dberikan.

15. Semua pihak yang telah banyak membantu menyelesaikan penelitian ini yang

tidak dapat penulis sebutkan semuanya.

Page 7: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

vii

Semoga Allah membalas kebaikan kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya,

penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun. Akhirnya

hanya kepada Allah swt. penulis serahkan segalanya. Semoga penelitian ini bermanfaat

baik bagi penulis maupun semua masyarakat.

Ciputat, 30 november 2017

Penulis

Page 8: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

viii

ABSTRAK

PERBANDINGAN UJI DIPSTICK DENGAN UJI MIKROBIOLOGIS PADA

PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI PUSAT KESEHATAN

MASYARAKAT TANGERANG SELATAN 2017

Latar Belakang : Infeksi Saluran Kemih atau yang sering disebut ISK adalah penyakit

yang menyerang saluran kemih dikarenakan reaksi inflamasi di sel-sel urotelium yang

melapisi saluran kemih. Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan

pemeriksaan laboratorium yaitu uji dipstick dan uji mikrobiologis. Uji tersebut dapat

menggambarkan bakteri uropatogen ISK.

Tujuan : Mengetahui kesesuaian hasil uji mikrobiologis dengan uji Dipstick pada

pasien ISK

Metode : Penelitian yang telah dilakukan merupakan jenis penelitian Analitik

Observational. Sampel diambil secara konsecutive sebanyak 29 responden yang datang

ke Puskesmas Ciputat dan Pamulang.

Hasil : Uji Chi square dengan p value nitrit dan leukosit terhadap Uji mikrobiologi

adalah 0,128 dan 0,170. Hal tersebut menyatakan bahwa terdapat kesesuaian secara

klinis antara kedua variabel. Namun, secara stastistik tidak bermakna. Sedangkan hasil

odd ratio (OR) dari nitrit dan leukosit esterase terhadap uji mikrobiologi adalah 0,70 dan

8.800, artinya leukosit esterase lebih sensitiv untuk diagnosis ISK dibandingkan nitrit.

Kesimpulan : Terdapat kesesuaian secara klinis antara kedua variabel. Namun, secara s

tastistik tidak bermakna. Sedangkan dari hasil odd ratio (OR) leukosit esterase lebih

sensitiv untuk diagnosis ISK dibandingkan nitrit.

Page 9: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2. Rumusan masalah........................................................................... 2

1.3. Hipotesis ........................................................................................ 2

1.4. Tujuan ........................................................................................... 2

1.4.1. Tujuan umum ........................................................................ 3

1.4.2. Tujuan khusus ........................................................................ 3

1.5. Manfaat penelitian .......................................................................... 3

1.5.1. Manfaat Bagi Institusi .......................................................... 3

1.5.2. Manfaat Bagi Masyarakat .................................................... 3

1.5.3. Manfaat Bagi Peneliti ........................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4

2. 1.Landasan teori. ............................................................................... 4

2.1.1 Pengertian Infeksi Saluran Kemih .......................................... 4

2.1.2. Anatomi Saluran Kemih......................................................... 4

Page 10: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

x

2.1.3. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih .......................................... 6

2.1.4. Penyebab Infeksi Saluran Kemih ........................................... 7

2.1.5. Patogenesis ISK ..................................................................... 9

2.1.6. Manifestasi Klinis ............................................................... 11

2.1.7. Pemeriksaan Penunjang Untuk Menegakkan Diagnosis ...... 11

2.1.8. Pemeriksaan Laboratorium pada ISK .................................. 12

2.1.9. Pemeriksaan Mikrobiologi .................................................. 12

2.1.10. Peranan Pemeriksaan Dipstick ........................................... 16

2.2. Kerangka Teori ........................................................................... 20

2.3. Kerangka Konsep ......................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 22

3.1. Desain penelitian .......................................................................... 22

3.2. Waktu dan Tempat penelitian ....................................................... 22

3.3. Populasi dan Sampel..................................................................... 22

3.4. Besar Sampel Penelitian ............................................................... 22

3.5. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 23

3.6. Kriteria Inklusi dan Eklusi Subjek Penelitian ................................ 23

3.6.1. Kriteria Inklusi ......................................................................... 24

3.6.2. Kriteria Eksklusi ....................................................................... 24

3.7. Alat dan Bahan ............................................................................. 24

3.8. Alur Kerja Penelitian .................................................................... 25

3.9. Cara Kerja Penelitian .................................................................... 26

3.10. Identifikasi Variabel ................................................................... 26

3.10.1. Variabel Terikat ................................................................ 26

3.10.2. Variabel Bebas ........................................................................ 26

3. 11.Rencana Manajemen Data ........................................................... 26

3.11.1. Pengolahan Data ...................................................................... 26

3.11.2. Analisis Data ........................................................................... 26

Page 11: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

xi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 27

4.1. Karakteristik Responden .................................................................... 27

4.1.1. Usia Responden ........................................................................ 27

4.1.2. Jenis Kelamin ........................................................................... 28

4. 2.Table dan grafik Perbandingan Uji Nitrit dengan Uji Mikrobiologi ........

4.3.Table dan grafik hubungan uji Leukosit Esterase dengan uji

mikrobiologi ...................................................................................... 29

4.4. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 31

5.1. Simpulan ............................................................................................ 31

5.2. Saran .................................................................................................. 31

BAB VI KERJASAMA PENELITIAN .................................................. 31 DAFTAR

PUSTAKA .............................................................................. 33 LAMPIRAN

Page 12: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Fungsi dari organ perkemihan ................................................ 6

Tabel 2.2. Famili,Genus dan Spesies MO yang paling Sering Penyebab

ISK ........................................................................................ 8

Tabel 2.3. Identifikasi, etiologi, dan hasil pemeriksaan ........................ 13

Tabel 4.1.3. Table dan grafik Perbandingan Uji Nitrit dengan Uji

Mikrobiologi ........................................................................ 28

Tabel 4.1.4 Table dan grafik hubungan uji Leukosit Esterase

dengan uji mikrobiologi ...................................................... 29

Page 13: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Organ Perkemihan Umum Wanita ........................... 5

Gambar 2.2. Anatomi Organ Perkemihan Potongan Sagital Wanita ............. 5

Gambar 2.3. Anatomi Organ Perkemihan Potongan Sagital Pria .................. 6

Gambar 2.4 Pewarnaan Gram Escherichia Coli dan Streptococcus sp. ..... 14

Gambar 2.5. Media Mc.Conkey Escherichia coli dan Salmonella typhi .... 15

Gambar 2.6. Media Agar Darah Staphylococcus Epidermidis .................... 15

Gambar 2.7. Media Agar Darah Streptococcus alfa haemolyticus .............. 15

Gambar 2.8. Media Mc.Conkey (merah muda), Media Agar Darah (merah)16

Gambar 2.9. Parameter dipstick................................................................. 18

Gambar 2.10.Parameter ph, nitrit , leukosit esterase .................................. 19

Page 14: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1.1. Usia Responden ................................................................... 27

Grafik 4.1.3 Table dan grafik Perbandingan Uji Nitrit dengan Uji

Mikrobiologi ....................................................................... 28

Grafik 4.1.4 Table dan grafik hubungan uji Leukosit Esterase

dengan uji mikrobiologi ..................................................... 29

Page 15: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Penelitian Responden ........................... 35

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Penelitian Responden ............................ 36

Lampiran 3. Lembar Analisa Data SPSS ................................................... 38

Lampiran 4. Lembar Riwayat Penulis ....................................................... 43

Page 16: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

xvi

DAFTAR SINGKATAN

API : Analytical Profile

Index

CFU : Colony Forming Unit

ISK : Infeksi Saluran Kemih

IG : Imunoglobulin

IK : Interval Kepercayaan

LE : Leukosit Esterase

LPS : Lipopolisakarin

MAC : Membrane Attack

Complex

MO : Mikroorganisme

PALS : Pathogenecity Islands

PMN : Polimorfonuklear

PNA : Pielonefritis Akut

PNK : Pielonefritis Kronik

SUA : Sindrom Uretra Akut

RSUD : Rumah sakit umum

daerah

USG : Ulrasonografi

WHO : World Health

Organization

Page 17: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Infeksi Saluran Kemih yang disingkat menjadi ISK adalah penyakit yang

menyerang pria dan wanita dalam semua umur dengan ditemukannya mikroorganisme

patogen dalam urin. Infeksi saluran kemih ini paling sering disebabkan oleh bakteri

Escherichia coli. Gejala yang timbul adalah sering berkemih dengan volume yang

sedikit, nyeri saat berkemih, terasa panas saat berkemih, dan terdapat demam. Infeksi

ini semakin meningkat seiring bertambahnya usia1.

ISK merupakan penyakit nomer 2 yang sering ditemukan didalam tubuh

manusia setelah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus terdata setiap

tahunnya, data tersebut di kutip dari WHO (2013). Indonesia saat ini menempati

urutan ke 4 terbesar didunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat yang

penduduknya mengalami infeksi saluran kemih. Berdasarkan pendataan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015, jumlah pasien yang mengalami ISK di

Indonesia adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahunnya atau sekitar

180.000 kasus baru pertahun2. Kejadian infeksi di daerah RSUD Cengkareng dalam

penelitian Nurul pada tahun 2014 terdapat 86 pasien yang terkena ISK, penyakit ini

juga lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan laki-laki, dikarenakan

anatomis saluran kemih wanita lebih pendek daripada laki-laki3.

Protokol standart untuk pendekatan diagnosis ISK adalah analisa urin rutin

pemeriksaan mikroskop urin segar, kultur urin, serta jumlah bakteri/ml urin.

Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan pemeriksaan laboratorium

yaitu uji dipstick, uji ini merupakan pilihan praktis dari segi waktu dan cost untuk

mendiagnosis ISK. Indikator yang digunakan adalah nitrit dan leukosit esterase,

indikator tersebut bisa digunakan untuk mendeteksi bakteri uropatogen ISK4.

Page 18: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

2

Menurut hasil penelitian Rehmani, uji dipstick kurang sensitive untuk

mendeteksi bakteri uropatogen ISK dari hasil data 984 sample urin, sehingga

dibutuhkan pemeriksaan lebih spesifik untuk mengidentifikasi bakteri uropatogen

ISK.

Pemeriksaan mikrobiologi merupakan pemeriksaan spesifik yang berguna

untuk melihat pertumbuhan mikroorganisme uropatogen penyebab ISK, pemeriksaan

yang dilakukan antara lain kultur media pada agar darah dan Mc.conkey, pewarnaan

Gram dan uji identifikasi. Hasil dari uji kultur adalah ditemukanya bakteri uropatogen

ISK, hasil tersebut menjadi diagnosis pasti pada penyakit ISK5.

Penelitian mengenai hubungan uji dipstick terhadap uji mikrobiologi belum

banyak dilakukan, penelitian sebelumnya hanya mengambil populasi anak-anak

kemudian yang berada di rumah sakit saja dan hanya menggunakan rekam medis

untuk menentukan gejala ISK. Sedangkan dalam penelitian ini responden diambil

secara konsecutive sampling terhadap pasien yang datang ke puskesmas dengan gejala

khas ISK, menggunakan jenis penelitian analitik observational dengan metode

penelitian cross sectional, dan melakukan dua pemeriksaan yaitu uji dipstick dengan

uji mikrobiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian dari uji

dipstick dengan uji mikrobiologi terhadap pasien ISK di Puskesmas Tangerang

Selatan yaitu Ciputat dan Pamulang tahun 2017.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaiman hasil perbandingan uji dipstick dengan uji mikrobiologi terhadap

pasien infeksi saluran kemih di Puskesmas daerah Ciputat dan Pamulang?

1.3. Hipotesis

1.3.1. Terdapat kesesuaian antara hasil uji dipstick dengan uji mikrobiologi pada

pasien ISK di Puskesmas Ciputat dan Pamulang.

Page 19: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

3

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui kesesuaian hasil uji mikrobiologis dengan uji dipstick

pada pasien ISK

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi uji nitrit positif pada pasien positif

ISK.

2. Mengetahui uji leukosit positif pada pasien positif ISK.

3. Mengetahui besaran resiko pada hasil uji dipstick pasien

positif ISK

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Institusi

a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan ilmu

pengetahuan khususnya terkait pemeriksaan primer yang bisa

dilakukan dengan pemeriksaan sederhana melalui urin pada

infeksi saluran kemih.

b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan rujukan dalam

penelitian kesesuaian uji dipstick teradap media pertumbuhan

mikroorganisme selanjutnya.

1.5.2. Bagi Masyarakat

a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait faktor-faktor

risiko mikroorganisme patogen terhadap penyakit infeksi saluran

kemih.

b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hasil kesesuaian

pemeriksaan primer uji dipstick dengan pemeriksaan mikrobiologi

terhadap infeksi saluran kemih dan interpretasinya.

1.5.3. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian uji dipstick

dengan uji mikrobiologis

b. Mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran

Page 20: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang jika dilihat dari penyebabnya

dikarenakan oleh mikroorganisme patogen yang naik dari uretra ke kandung

kemih dan berkembang biak serta meningkat jumlahnya sehingga

menyebabkan infeksi pada ureter dan ginjal. Keberadaan bakteriuria

merupakan indikasi infeksi saluran kemih, terbukti bila ditemukan

pertumbuhan bakteri murni sebanyak > 100.000 colony forming units

(cfu/ml) pada biakan urin. Jenis bakteri patogen penyebab tersering

bakteriuria adalah Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas,

Enterobacter, Serratia, Streptococcus, dan Staphylococcus. Bakteriuria

bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan

bakteriuria asimptomatik, sebaliknya bakteriuria bermakna disertai

presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria simptomatik, pada beberapa

keadaan pasien dengan presentasi ISK tanpa bakteriuria bermakna1.

2.1.2. Anatomi Saluran Kemih

Sistem perkemihan adalah organ-organnya berfungsi untuk membuang

sisa-sisa metabolisme makanan dan minuman. Hasil yang dibuang antara

lain seperti senyawa nitrogen yaitu urea dan kreatinin, bahan asing dan

produk lainnya6. Produk sisa-sisa metabolisme yang dikeluarkan ini

menggunakan bantuan beberapa organ antara lain bantuan organ ginjal yang

akan mengsekresikan makanan dalam bentuk terkecilnya setelah melewati

banyak tahap dan dihasilkan dalam bentuk urin7. Urin yang di hasilkan akan

turun ke kandung kemih melewati ureter untuk dikumpulkan dan disimpan

sementara dan secara berkala akan dikeluarkan melalui uretra8.

Page 21: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

5

Sistem perkemihan terdiri dari organ : sepasang ginjal, sepasang ureter,

kandung kemih (vesika urinaria) dan uretra.

Gambar 2.1. Anatomi Organ Perkemihan8.

Gambar 2.2. Anatomi Organ Perkemihan wanita

8.

Page 22: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

6

Gambar 2.3. Anatomi Organ Perkemihan pria8.

Table 2.1 Fungsi dari organ perkemihan3

.

Fungsi dari sistem urinary

1. Menentukan komposisi darah rutin ginjal, membantu mengatur tekanan,

synthezise glukosa, melepaskan eritropoietin, partisipasi dalam sintesis

vitamin D, dan membuang sisa-sisa metabolisme dengan membentuk urin.

2. Ureter mengangkut urine dari ginjal ke kandung kemih.

3. Kandung kemih menyimpan urin.

4. Uretrha membuang urin dari tubuh.

2.1.3. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi Saluran Kemih menurut letaknya dibagi menjadi dua, yaitu Infeksi

Saluran Kemih atas dan bawah1.

1. Infeksi saluran kemih atas adalah infeksi yang terjadi akibat mikroorganisme

patogen yang menyerang bagian atas saluran kemih salah satu penyakitnya

adalah9 :

A. Pielonefritis akut (PNA).

Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang

disebabkan infeksi bakteri10

.

Page 23: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

7

B. Pielonefritis Kronik (PNK).

Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri

berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran

kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik

sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang

ditandai pielonefritis kronik yang spesifik. Bakteriuria asimptomatik

kronik pada orang dewasa tanpa faktor predisposisi tidak pernah

menyebabkan pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal.

2. Infeksi saluran kemih bawah adalah infeksi yang terjadi akibat

mikroorganisme patogen yang menyerang bagian bawah saluran kemih.

Penyakit dibagian bawah ini dibedakan lagi dari gendernya jika1 :

• Wanita

• Sistitis : yaitu presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai

bakteriuria bermakna.

• Sindrom Uretra Akut (SUA) : yaitu presentasi klinis sistitis tanpa

ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis

bakterialis. Penelitian terkini SUA disebabkan oleh

Mikroorganisme anaerobik.

• Laki-laki

Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin sistitis,

prostatitis, epidimidis, dan uretritis

2.1.4. Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Pada umumnya ISK disebabkan oleh Mikroorganisme tunggal salah satunya

yaitu :

• Escheria coli merupakan mikroorganisme yang paling sering diisolasi pasien

dengan infeksi simptomatik maupun asimptomatik3

• Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus sp

(33% ISK anak laki-laki berusia 5 tahun), Klebsiella sp dan Staphylococcus

dengan koagulase negativ 11

.

Page 24: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

8

Infeksi yang disebabkan Pseudomonas sp dan mikroorganisme lainya seperti

Staphylococcus, jarang dijumpai kecuali pasca katerisasi1.

Gram negativ Gram positif

Famili Genus Species Famili Genus Spesies

Enterobacteriaceae Escherichia coli Mikrocococcaceae Staphylococcus aureus

Klebsiella pneumoniae

oxytosa

Streptococceae Streptococcus faecalis

enteroc

ococcus

Proteus mirabilis

vulgaris

Enterobacter cloacae

aerogenes

Providencia rettgeri

stuartii

Morganella morganii

Citrobacter freundii

diversus

Serrotia morcescens

Pseudomonadaceae Pseudomonas aeroginosa

Table 2.2. Famili,Genus dan Spesies Mikroorganisme yang paling Sering Penyebab ISK1.

Page 25: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

9

2.1.5. Patogenesis ISK

Patogenesis infeksi saluran kemih

Patogenesis bakteriuria asimptomatik menjadi bakteriuria simptomatik

dengan presentasi klinis ISK dilihat dari patogenitas bakteri dan status

pasien sendiri1.

1. Peranan patogenisitas bakteri .

Sejumlah flora saluran cerna termasuk Escherichia coli diduga terkait

dengan etiologi ISK. Penelitian melaporkan lebih dari 170 serotipe 0

(antigen) Escherichia coli yang patogen. Patogenisitas Escherichia

coli terkait dengan bagian permukaan sel polisakarida dari

lipopolisakarin (LPS).

Hanya IG serotipe dari 170 serotipe O/Escherichia Coli yang

berhasil diisolasi rutin dari pasien ISK klinis, diduga strain

Escherichia coli ini mempunyai patogenisitas khusus. Penelitian

intensif berhasil menentukan faktor virulensi Escherichia coli dikenal

sebagai virulance determinalis.

Bakteri patogen dari urin (urinary pathogens) dapat menyebabkan

presentasi klinis ISK tergantung juga dari faktor lainnya seperti

perlengketan mukosa oleh bakteri, faktor virulensi dan variasi fase

faktor virulensi.

Peranan bakterial attachment dari mukosa, penelitian Nurul tahun

2014 membuktikan fimbriae (proteinacceous hair-like projection

fromthe bacterial surface), merupakan salah satu pelengkap

patogenitas yang mempunyai kemampuan untuk melekat pada

permukaan mukosa saluran kemih. Pada umumnya fimbriae akan

terikat pada blood group antigen yang terdapat pada sel epitel saluran

kemih atas dan bawah.

Page 26: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

10

Strain E.coli ini dapat diisolasi dari urin segar. Peranan faktor

virulensi lainnya, kemampuan untuk melekat (adhesion)

mikroorganisme atau bakteri tergantung dari organ pili atau fimbriae

maupun non-fimbriae. Pada saat ini dikenal beberapa adhesion

seperti fimbriae tipe 1, P, dan S, non fembrial adhesions, fimbrial

adhesions, M-adhesions, G-adhesions dan curli adhesions.

Sifat patogenisitas lain dari E.coli berhubungan dengan toksin,

Dikenal beberapa toksin seperti alfa hemolisin, cytotoxic necrolizing

factor 1 (cnf-1) dan iron uptake system (aerobacin dan enterobacin)1.

Hampir 95% alfa hemolisin terikat pada kromosom dan berhubungan

dengan pathogenicity islands (PAIS) dan hanya 5% terikat pada gen

plasmid.

Resistensi uropatogenik E.coli terhadap serum manusia dengan

perantara (mediator) beberapa faktor terutama aktivasi sistem

komplemen termasuk membrane attack complex (MAC). Mekanisme

pertahanan tubuh berhubungan dengan pembentukan kolisin (col v),

K-1, Tra T proteins danouter membrane protein (OHPA), Menurut

beberapa peneliti uropatogenik mikroorganisme ditandai dengan

ekspresi faktor virulensi ganda. Beberapa sifat uropatogen

mikroorganisme, seperti resistensi serum, sekuestrasi besi,

pembentukan hidroksat dan antigen K yang muncul mendahului

manifestasi klinis ISK. Gen-gen virulensi dikendalikan faktor luar

seperti suhu, ion besi, osmolaritas, pH dan tekanan oksigen. Laporan

penelitian Johnson mengungkapkan virulensi E.coli sebagai

penyebab ISK terdiri fimbriae type 1 (58%) , p-fimbriae (24%, aero

bactin (38%) , haemolysin (20%) , antigen K (22%), resistensi serum

(25%), dan antigen O (28%)12

.

Page 27: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

11

Virulensi bakteri ditandai dengan kemampuan untuk mengalami

perubahan tergantung dari respon faktor luar. Konsep variasi fase

dari mikroorganisme ini menunjukan peranan beberapa penentu

virulensi bervariasi di antara individu dan lokasi saluran kemih. Oleh

karena itu, ketahanan hidup bakteri berbeda dalam kandung kemih

dan ginjal9.

2.1.6 Manifestasi Klinis

Gejala yang terlihat pada infeksi saluran kemih secara umum antara

lain1 :

• rasa panas saat buang air kecil

• nyeri saat buang air kecil (dysuria)

• buang air kecil terus menerus atau lebih dari 3x sehari

(frequency)

• keinginan berkemih yang mendesak dan tiba-tiba (urgency)

• merasa tidak nyaman diarea suprapubik disertai nyeri

pinggang

• volume air berkemih yang sedikit

2.1.7 Pemeriksaan penunjang untukmenegakkan diagnosis

Sedangkan untuk pemeriksaan standart pendekatan diagnosis infeksi

saluran kemih antara lain dengan14

:

• Analisa urin rutin

- Uji dipstick

a) nitrit

b) leuokosit esterase

• Pemeriksaan mikrobiologi

- Kultur urin

a) media agar darah

b) Mc. Conkey

- Pewarnaan gram

- Uji identifikasi

Page 28: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

12

Untuk memeriksa faktor predisposisi digunakan faktor penunjang

sebagai berikut1:

• Ultrasonogram (USG)

• Radiografi

- Foto polos perut

- Pielografi IV

- Micturating cystogram

• Isotop scaning

2.1.8 Pemeriksaan Laboratorium pada ISK

2.1.8.1 Urinalisis

Untuk melakukan penegakan diagnosis infeksi saluran kemih, kita dapat menentukan

dengan pemeriksaan urin dari pemeriksaan urin kita bisa mengetahui masalah yang

ada disaluran urin dan juga berbagai organ lain didalam tubuh. Urin yang diambil

untuk mendiagnosis ISK adalah urin sewaktu dengan pancaran tengah15

. Tatacara

untuk pengambilan urinya antara lain :

• Wanita: Labia mayora dan minoranya harus benar-benar dibuka supaya tidak

mengenai pancaran urinnya dengan ambil pancaran tengahnya.

• Pria: Pengeluaran urin seperti biasa tapi tetap diambil urin pancaran tengahnya.

2.1.9. Pemeriksaan mikrobiologi

2.1.9.1 kultur urin

Supaya biakan urin bagus hasilnya harus dilakukan secara kuantitatif, urin yang sudah

diambil di masukan ke dalam cool box dan tidak boleh lebih dari 24 jam, dibiakkan

dengan menggunakan ose disposible 1 mikron pada medium padat16

, lalu media padat

tersebut dimasukan ke dalam inkubator dengan suhu 37 derajat celcius selama 24 jam.

Secara umum biakkan dianggap berhasil ketika biakan tersebut mencapai lebih dari

Page 29: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

13

105 koloni/ml baru bisa ditegakkan bahwa pasien tersebut mengalami infeksi saluran

kemih4.

Urin yang dikatakan bukan kategori ISK adalah urin kontaminan, urin tersebut

tumbuh pada media agar darah tetapi tumbuh lebih dari 2 bakteri yang berbeda-beda

susunan dan bentuknya. Dari pemeriksaan medium padat ini bisa kita lihat struktur

bentuk warnanya.Cara memeriksa mikroorganisme di medium padat adalah dengan

keterangan sebagai berikut5:

Table 2.3 Identifikasi, etiologi, dan hasil pemeriksaan1.

Penyakit Spesimen Agen

penyebab

yang lazim

Gambaran Medium

mikroskopis yang pembiakan lazim

Keterangan

Infesi

saluran

kemih

Urin

pancaran

tengah clean

catch/urine

E.coli

enterobacteria

ceae dan gram

negatif lainnya

Batang gram negatif Agar darah; agar

terlihat pada apusan Mac. Conkey atau

yang diwarnai dari EMB urin yang

tidak disentrivugasi

menunjukan lebih

dari 105 organisme/

Ml

Koloni abu-abu

merupakan

βhemolitik dan

memberikan uji

indolbintik positif

biasanya E.Coli; yang

lain memerlukan uji

biokimia lebih lanjut

Apusan

Neisseria

gonorrhoeae

Diplokokus gram Medium

negatif didalam/ diatas Thayer-Martin

PMN. Spesifik dimodifikasi

Apusan yang diwarnai

positif diagnostik pada

laki-

Page 30: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

14

Uretritis/

servisitis

Trachomatis

Chlmydia

kokus gram

negatif

untuk skret uretra

pada laki laki;

kurang dapat

diandalkan pada

perempuan.

PMN tanpa diplo sel

McConkey terkait

atau medium

selektif yang

mengandung

antibiotik serupa.

Biakan pada sel

epitel diobati

dengan

cycloheximide

laki. Biakan

diperlukan pada

perempuan.

Gonokokus positif

oksidasi.

Inklusi berbentuk

sabit dengan

pewarnaan atau uji

anti body fluoresen.

Sumber :Jawetz, Melnick Mikrobiologi Kedokteran

Gambar 2.4. Eschericchia coli (kiri) pewarnaan gram, bentuk batang ,sifat gram negatif,

susunan tunggal. Streptococcus sp (kanan) pewarnaan gram, bentuk coccus, sifat gram +,

susunan berantai5.

Page 31: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

15

Gambar 2.5. Media Mc.Conkey. (A) Escherichia coli(koloni merah muda).

(B) Salmonella typhi (koloni putih)21

.

Gambar 2.6. Media Agar Darah Staphylococcus epidermidis (koloni putih)21

.

Gambar 2.7. Media Agar Darah Streptococcus alfa haemolyticus (zona hijau)21

.

Page 32: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

16

Gambar 2.8 Media Mc.Conkey (merah muda), Media Agar Darah (merah) 21

.

2.1.10 Peranan pemeriksaan dipstick

1. Definisi

Dari segi kondisi perekonomian penduduk di Indonesia yang kebanyakan

menengah kebawah, maka uji dipstick terhadap pasien ISK merupakan uji

yang costnya terjangkau, praktis dan tidak membuang-buang tenaga. Jadi uji

dipstick digunakan sebagai alat diagnostik dasar untuk menentukan

perubahan patologis dalam urin pada urinalisis standar4 .

Dipstick berupa plastik tipis kaku yang pada sebelah sisinya dilekati dengan

1-9 kertas isap atau bahan penyerap lain ( kertas seluloid) yang masing-

masing mengandung reagen spesifik terhadap salah satu zat yang dicari

ditandai perubahan warna tertentu pada bagian yang mengandung reagen

spesifik, skala warna yang menyertai dipstick memungkinkan penilaian

semi kuantitatif17

.

Tes dipstick dapat terdiri dari 3 hingga 10 bantalan kimia yang berbeda atau

reagen yang bereaksi (berubah warna) ketika direndam dan kemudian

dihapus dari sebuah sampel urin18

. perubahan warna tersebut bisa dibaca

setelah 60 dan 120 detik setelah pencelupan18

.

Uji nitrit merupakan bagian dari dipstick untuk mendeteksi reduksi nitrat urin

menjadi nitrit oleh mikroorganisme, penyebab terseringnya adalah bakteri

Gram negatif yang mampu mengubah nitrat menjadi nitrit dengan bantuan

enzim nitrat reduktase (Nar dan Nap), Nitrit oksid reduktase ( Nor), Nitrous

oksid reduktase (Nos).

Page 33: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

17

2. Jenis-jenis urin strip

Urin strip dibedakan lagi berdasarkan jumlah parameternya, salah

satunya adalah :

a. Urin strip dengan 1 parameter

Urin strip dengan 1 parameter digunakan untuk mengecek keberadaan keton

pada urine, contohnya : pada pasien diabetes melitus

b. Urin strip dengan 3 parameter

Urin strip dengan 3 parameter digunakan untuk mengecek keberadaan

glukosa, protein, dan pH. Penyakit yang bisa dideteksi : glomerulonefritis,

keracunan obat, gagal ginjal kronik, gawat diabetes

c. Urin strip 10 parameter

Urin strip 10 parameter ini biasanya digunakan untuk mengecek seperti

glukosa, bilirubin, keton, membandingkan kandungan air dan substansi

lainnya dalam urine), darah pH, protein, urobilinogen, nitrit, dan leukosit.

Parameter ini biasanya digunakan untuk pengecekan pada pasien yang

mengalami infeksi saluran kemih, biasanya kandungan nitrit dan leukosit

nya akan berubah.

3. Interpretasi nitrit pada carik celup ( dipstick)

Parameter nitrit ini memiliki kromatofor yang akan menangkap warna reaksi

antara nitrit dengan asam p-arsenilik yang pada suasana asam membentuk

kompleks diazo. Kompleks diazo bereaksi dengan tetrahydrobenzo

quinolinol membentuk kompleks warna merah jambu. Hasil perubahan

warna ini harus dibaca dalam waktu kurang dari 60 detik. Pemeriksaan kadar

nitrit ini berguna untuk mendeteksi adanya bakteri gram negatif yang

merubah nitrat menjadi nitrit, dengan bantuan Nitrit Oksidase (NO). Berikut

hasil reaksinya :

2HNO3 nitrit oksidase

2HNO2 + O

2 4.

Page 34: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

18

4. Interpretasi leukosit esterase pada carik celup (dipstick)

Pada pemeriksaan lukosit esterase ini juga memiliki kromatofor yang

menangkap reaksi turunan ester asam amino pyrrole dengan esterase

menghasilkan 3-hydroxy-5-phenyl pyrrole, yang kemudian berikatan dengan

garam diazo menimbulkan perubahan warna menjadi merah muda.

Perubahan warna ini harus dibaca dalam waktu kurang dari 2 menit.

Sensitivitas pemeriksaan ini dapat mendeteksi 3-5 sel darah putih.

Pemeriksaan LEA juga berguna untuk mengetahui keadaan piuri, inflamasi

akut dan adanya batu ginjal. Hasil pemeriksaan ini dapat bias atau positif

palsu oleh adanya zat oksidatif dan kontaminasi menstruasi19

.

Gambar 2.9. Parameter dipstick

18.

Page 35: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

19

Gambar 2.10.Parameter pH, nitrit , leukosit esterase

4.

Page 36: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

20

2.2.Kerangka Teori

Page 37: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

21

2.3. Kerangka Konsep

Gambar 2.10. Kerangka konsep

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Variabel bebas

Page 38: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Analitik Observational. Untuk mengetahui

perbandingan Uji screening dipstick dengan pemeriksaan mikrobiologi pada

infeksi saluran kemih di Puskesmas Tangerang Selatan yaitu Ciputat dan

Pamulang.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : Juni- Oktober 2017

Tempat : Di laboratorium Universitas Indonesia dan UIN syarif

hidayatullah, dan juga di Layanan puskesmas Tangerang Selatan yaitu Ciputat

dan Pamulang.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi : Semua warga dengan usia ≥17tahun

Populasi terjangkau : Semua warga dengan usia ≥17tahundi puskesmas

Ciputat dan Pamulang.

Sampel : Semua wargadengan usia ≥17 tahundi puskesmas

Ciputat dan Pamulang.

3.4. Jumlah Sampel Penelitian

Total sample akhir yang didapatkan sebanyak 29 orang. Menggunakan rumus

besar sampel berdasarkan desain penelitian komparatif kategorik berpasangan.

N1=N2=

Keterangan :

Zα = deviat baku alpha = 1,96 (asumsi kesalahan tipe I sebesar 5%),

Zβ = deviat baku beta = 0,84 (asumsi kesalahan tipe II sebesar 20%)

P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya(0,5)

Q2 = 1-P2

Q1 = 1-P1

P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti

P1-P2 = perbedaan proporsi minimal yang masih bisa diterima sebesar 20%

Page 39: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

23

P = proporsi total = (P1+P2)/2

Q = 1-P

𝑁

𝑁1 = 𝑁2 = 28,7 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 29

3.5. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Teknik sampling yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

consecutive sampling, yakni memasukkan semua subjek yang sesuai dengan

kriteria penelitian yang ada di Puskesmas Ciputat dan Pamulang.

3.6. Kriteria Sampel Penelitian

3.6.1. Kriteria inklusi:

• Warga dengan usia ≥17tahun dengan gejala ISK di Puskesmas

Ciputat dan Pamulang.

• Urin sewaktu pancaran tengah minimal 50 ml dengan wadah steril

dengan suhu dingin selama 24 jam.

3.6.2. Kriteria eksklusi:

• Warga yang memiliki usia diatas 60 tahun dan sedang mengalami

menstruasi

• Urin yang diambil bukan urin sewaktu pancaran tengah di suhu

panas dan disimpan lebih dari 24 jam

𝑁

𝑁

𝑁

𝑁

Page 40: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

24

3.7. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : pot urine,

object glass, pewarnaan gram, agar darah dan Mc.conkey, dipstick urin, kit

API.

Page 41: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

25

3.8. Alur Kerja Penelitian

Persiapan penelitian

Gambar 3.1. Alur penelitian

Page 42: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

26

3.9. Cara Kerja Penelitian

1. Melakukan persiapan penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Mengurus perizinan melakukan penelitiandi Layanan Pusat Kesehatan

Primer Tangerang Selatan. Melakukan diskusi dengan penanggung

jawabdi Layanan Pusat Kesehatan Primer Tangerang Selatan terkait

waktu yang tepat untuk dilakukannya penelitian.

3. Melakukan pendataan jumlah warga berusia >17 tahun yang datang ke

Layanan Pusat Kesehatan Primer Tangerang Selatan

4. Melakukan pemeriksaan Urin

5. Melakukan wawancara mengenai faktor-faktor risiko dan gejala klinis

Infeksi Saluran kemih

6. Melakukan perekapan data

7. Menyajikan dan menganalisadata dengan menggunakan program SPSS 22

3.10. Identifikasi Variabel

3.10.1. Variabel terikat (Dependen)

Gambaran pemeriksaan mikrobiologi dalam bentuk struktur bakteri

penyebab infeksi saluran kemih.

3.10.2. Variabel bebas (Independen)

Hasil uji carik celup (Dipstick).

3.11. Rencana Manajemen Data

3.11.1. Pengolahan data

1. Coding, yaitu data diberi kode sesuai dengan kriteria masing-masing

2. Entry, yaitu memasukkan data ke dalam program computer

3. Editing, yaitu meliputi kelengkapan jawaban dan tulisan yang jelas

3.11.2. Analisis data

Melakukan uji kesesuaian Kappa untuk menilai kesesuaian antara Dipstick

dengan uji mikrobiologis.

Page 43: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari keseluruhan yang didapat pada penelitian ini yaitu jumlah responden

yang berasal dari data primer pada usia >18 thn yang diambil paling banyak dari

pasien puskesmas Pamulang dan Ciputat pada bulan Juni – Oktober 2017. Didapatkan

responden penelitian sebanyak 30 orang, dengan atas persetujuan responden yang

diteliti dengan peneliti untuk pengambilan urin sewaktu ditempat Puskesmas Ciputat

dan Pamulang.

4.1. Karakterisitik Responden

4.1.1. Usia Responden

KARAKTERISTIK KATEGORI FREKUENSI

RESPONDEN

(n)

Usia

>17-21 tahun

6

>21 tahun

24

Jenis kelamin

Laki-laki

5

Perempuan

25

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 30 orang yang berusia ≥17 tahun.

Dari 30 orang Responden didapatkan 5 dari 6 orang responden umur 17-21 tahun ISK

positif, sedangkan 7 dari 24 orang responden umur > 21 tahun responden ISK negatif.

Rentang usia responden yaitu dari (17 hingga lebih dari 60 tahun)

Page 44: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

28

4.1.2. Jenis Kelamin

Pada penelitian ini, Didapatkan 5 responden laki-laki 2 diantaranya ISK

positif, sedangkan 5 dari 25 responden perempuan ISK negatif. Maka dapat dilihat

dari penelitian ini, perempuan lebih banyak menderita ISK Uropatogen dibanding

laki-laki. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nurul tahun 2014, yang menyatakan

bahwa wanita lebih banyak dikarenakan dari segi anatomis organ saluran kemih

wanita lebih pendek daripada laki-laki, hal ini menyebabkan mudah terpaparnya oleh

bakteri.

4.2. Table dan grafikPerbandingan Uji Nitrit dengan Uji Mikrobiologi

Hasil analisis

ISK ISK Total Nilai p

Uropatogen- Uropatogen+

OR(IK95%)

Nitrit Negatif 7 17 24 0,170 0,70

Positif 0 6 6

Total 7 23 30

(0,548-0,916)

Page 45: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

29

Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, didapatkan p value 0,170. Artinya hasil tidak

terdapat hubungan. dikarenakan power penelitian kurang akibat jumlah responden

yang di teliti lebih kecil dari standart pengukuranya yaitu 98 responden. Nilai ini

diambil dari analisis uji fisher, karena data yang diambil tidak memenuhi kriteria Chi

square lebih dari 20% mempunyai expected yang kurang dari 5. Hipotesis yang

digunakan adalah hipotesis satu arah. Hasil Odd ratio (OR) yaitu sebesar 0,70 dari

nilai lower dan upper (0,548-0,916) dengan nilai Interval Kepercayaan 95%. Artinya

uji Nitrit pada Dipstick mempunyai kemungkinan 0,70 kali untuk mengalami ISK

uropatogen.

Jika dibandingkan dengan penelitian Anith Kumar pada tahun 2013, hasil nilai

prediktif positif 94%, nitrit spesifik bacteriuria (96,6-97,5%) dengan sensitivitas

rendah 0-44% untuk bakteriosuritas 103-10

5 CFU / ml. Sensitivitas nitrit pada

penelitian lain bervariasi antara 39 % dan 81%20

. Penelitian Anith Kumar dan

beberapa penelitian lain menyimpulkan bahwa mendiagnosis ISK dengan nitrit tidak

terlalu berpengaruh, dikarnakan walaupun nitrit negative itu tidak dapat menghapus

diagnosis ISK karena tidak semua bakteri penyebab ISK menghasilkan nitrit.

4.3.Table dan grafik hubungan uji Leukosit Esterase dengan uji mikrobiologi

Hasil analisis

ISK ISK

Uropatogen - Uropatogen +

Total Nilai P OR(IKK

95%)

Leukosit Negatif 2 1

esterase Positif 5 22

Total 7 23

3 0,128

27

30

8.800

(0,661117.234)

Page 46: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

30

Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, didapatkan p value 0,128. Artinya secara statistik

tidak bermakna dengan faktor ISK uropatogen, dikarenakan power penelitian kurang. Power

kurang akibat jumlah responden yang di teliti lebih kecil dari standart pengukurannya yaitu

98. Nilai ini diambil dari analisis uji fisher. Karena data yang diambil tidak memenuhi kriteria

Chi square lebih dari 20% mempunyai expected yang kurang dari 5. Hipotesis yang

digunakan adalah hipotesis satu arah. Hasil Odd ratio (OR) yaitu sebesar 8.800 dari nilai

lower dan upper (0,661-117.234) dengan nilai Interval Kepercayaan 95%. Artinya uji leukosit

esterase pada Dipstick mempunyai kemungkinan 8.800 kali untuk mengalami ISK

uropatogen. Jika dibandingkan dengan penelitian Anith kumar tahun 2004 dengan nilai

prediktif positif dari uji Leukosit Esterase bervariasi antara 19% sampai 88%, prediksi negatif

adalah antara 97% dan 99%, Seperti yang terlihat dari hasil tersebut bila leukosit sendiri

sebagai parameter untuk diagnosis ISK tidak begitu sensitif seperti bila dikombinasikan

dengan nitrat dan darah dalam urin. Temuan ini berbeda dengan penelitian lain dimana

sensitivitas esterase leukosit tinggi dan bervariasi antara 61,7% dan 77%(20). Alasan

rendahnya sensitivitas esterase leukosit dalam penelitian kami mungkin adalah dikaitkan

dengan pengobatan yang dimulai pada pasien dengan obat seperti gentamycin, tetrasiklin yang

menyebabkan hasil tes negatif palsu. Tes Leukosit Esterase negatif yang salah mungkin juga

disebabkan oleh kesalahan teknis pengambilan urin karena terdapat pasien yang masih

mengalami flek menstruasi dan juga karena banyak kondisi lain yang menyebabkan piuria.

Kondisi seperti uretritis klamidia, nefropati analgesik dan tumor kandung kemih dapat

menghasilkan bias pada pemeriksaan urin pasien ISK.

Page 47: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

31

4.4. Keterbatasan penelitian

• Sampel pada penelitian ini hanya diambil di daerah pamulang dan

Ciputatsehingga kurang menggambarkan populasi ISK di Tangerang Selatan

yang sebenarnya.

• Sampel pada penelitian ini kurang dari nilai seharusnya, sehingga power

penelitian ini kurang.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada penelitian ini, terdapat perbandingan antara uji Dipstick dengan Uji

Mikrobiologi terhadap Pasien ISK di Puskesmas Ciputat dan Pamulang pada tahun

2017 berdasarkan

:

1. Hasil uji Chi square dengan p value nitrtt dan leukosit terhadap Uji

mikrobiologi adalah 0,128 dan 0,170. Hal tersebut menyatakan bahwa secara

stastistik tidak bermakna.

2. Hasil odd ratio (OR) dari nitrit dan leukosit esterase terhadap uji mikrobiologi

adalah 0,70 dan 8.800. artinya leukosit esterase 8 kali lebih menandakan

resiko infeksi saluran kemih dibandingkan nitrit, dikarenakan tidak semua

bakteri penyebab ISK menghasilkan nitrit. Tetapi kedua indikator tersebut

tidak bisa menjadi patokan diagnosis ISK sehingga kita tetap membutuhkan

uji mikrobiologi untuk mengkonfirmasinya.

Page 48: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

32

5.2. Saran

Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran, sebagai

berikut:

a. Bagi Masyarakat

1) Bagi para lansia yang sudah terdiagnosis ISK disarankan untuk terus

melakukan pengobatan dan menjaga kebersihan daerah sekitar genitalia

seperti mengganti celana, mencuci daerah sekitar genital dari depan ke

belakang.

2) Bagi orang dewasa yang seksual aktif disarankan untuk membersihkan alat

genitalnya terlebih dahulu dan berkemih sebelum dan sesudah melakukan

hubungan intim, mengecek kesehatan genital dan menghindari bahan-bahan

spermatisida.

b. Bagi Pemerintah

Mengingat bahwa ISK ini merupakan penyakit tersering, peneliti

menyarankan agar pemerintah membuat program edukasi dan penanggulangan

ISK.

c. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melanjutkan penelitian yang dilakukan oleh

penulis, disarankan untuk menambah jumlah sampel agar lebih

menggambarkan populasi sesuai daerah

Page 49: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

33

Daftar pustaka

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid 3. Interna Publishing. 2014. 1973-1983 p.

2. Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Kesehatan. Pusat Data dan

Informasi Kementrian Kesehatan RI. infodatin-Kanker. 2015;hal 3.

3. Rogério dos Santos Alves; Alex Soares de Souza et all. Campbell-Walsh

Urology. Igarss 2014. 2014. 1-5 p.

4. Antwi S, Bates I, Baffoe-Bonnie B, Critchley J. Urine dipstick as a screening

test for urinary tract infection. Ann Trop Paediatr [Internet]. 2008;28(2):117–

22. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18510821

5. Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. Jawetz, Melnick &

Adelberg’s Medical Microbiology, 26th Edition. Journal of Chemical

Information and Modeling. 2013. 1689-1699 p.

Page 50: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

34

6. Griffith JR. Anatomy at a Glance. Vol. 16, Journal of Pediatric and Adolescent

Gynecology. 2003. 120-121 p.

7. Stevens R. Gray’s Anatomy for Students. Vol. 88, Annals of the Royal College

of Surgeons of England. 2006. p. 513–4.

8. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology 14th Edition.

Wiley. 2014. 1237 p.

9. Hooton TM. Uncomplicated Urinary Tract Infection. N Engl J Med [Internet].

2012;366(11):1028–37. Available from:

http://www.nejm.org/doi/abs/10.1056/NEJMcp1104429

10. Abrams P, Cardozo L, Fall M, Griffiths D, Rosier P, Ulmsten U, et al. The

standardisation of terminology in lower urinary tract function: Report from the

standardisation sub-committee of the International Continence Society. Vol.

61, Urology. 2003. p. 37–49.

11. Djuanda A. ilmu penyakit kulit dan kelamin. Vol. 5, fkui. 2007. 110-112 p.

12. Neal DE. Complicated urinary tract infections. Urol Clin North Am [Internet].

2008;35(1):13–22; v. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18061020

13. Nicolle LE. Urinary Tract Infection. Vol. 29, Critical Care Clinics. 2013. p.

699–715.

14. Olin SJ, Bartges JW. Urinary Tract Infections. Treatment/Comparative

Therapeutics. Vol. 45, Veterinary Clinics of North America - Small Animal

Practice. 2015. p. 721–46.

15. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Vol. 4,

Sagung Seto. 2011. p. 89-99

16. Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel RM. Medical microbiology. New

York. 2005. 326 p.

Page 51: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

35

17. Perry JL, Matthews JS, Weesner DE. Evaluation of leukocyte esterase activity

as a rapid screening technique for bacteriuria. J Clin Microbiol.

1982;15(5):852–4.

18. Rehmani R. Accuracy of urine dipstick to predict urinary tract infections in an

emergency department. J Ayub Med Coll Abbottabad [Internet]. 2004;16(1):4–

7. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15125171

19. Semeniuk H, Church D. Evaluation of the leukocyte esterase and nitrite urine

dipstick screening tests for detection of bacteriuria in women with suspected

uncomplicated urinary tract infections. J Clin Microbiol. 1999;37(9):3051–2.

20. Mambatta A, Rashme V, Menon S, Jayarajan J, Harini S, Kuppusamy J.

Reliability of dipstick assay in predicting urinary tract infection. J Fam Med

Prim Care [Internet]. 2015;4(2):265. Available from:

http://www.jfmpc.com/text.asp?2015/4/2/265/154672

21. Yulianti, S.Si., M.Biomed. Slide kuliah Mikrobiologi. 2014. Hal 8.

LAMPIRAN

Lampiran 1

Page 52: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

36

Page 53: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

37

Lampiran 2

Surat Persetujuan Pengambilan Sampel

Kepada Yth,

Pasien Puskesmas Pamulang dan Ciputat

Di tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi tugas skripsi saya pada Program Studi Kedokteran dan

Profesi Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, maka dengan segala

kerendahan hati saya sangat menghargai kesediaan Saudara/i terhadap pengambilan

sampel urin yang dilakukan sebagai subjek penelitian “Pemeriksaan Mikrobiologi

Infeksi Saluran Kemih”

Pemeriksaan urin untuk Infeksi Saluran Kemih ini, dilakukan dengan pengecekan

sampel urin dengan pemeriksaan mikrobiologi.Pemeriksaan ini memerlukan tidak

lebih dari 1 pot urin untuk mengetahui apakah Saudara/i mengalami Infeksi Saluran

Kemih. Metode ini aman karena hanya memerlukan sampel urin dan saudara/i tidak

perlu dilakukan tindakan apapun. Rangkaian pengecekan ini sama sekali tidak

dipungut biaya (gratis)

Jika diinginkan hasil dari pemeriksaan ini akan diinformasikan lebih lanjut pada

Saudara/i setelahdilakukan analisis di laboratorium selama 1 hingga 2 bulan. Jika

Saudara/i bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dimohon untuk mengisi surat

persetujuan dan kuisioner yang terlampir. Peneliti mengucapkan terimakasih atas

ketersediaan Saudara/i untuk membaca penjelasan dan penelitian ini.Peneliti sangat

berharap keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini.

Hormat saya,

Peneliti

Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian

Page 54: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

38

Bersama ini saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telepon :

Setelah mendapat keterangan secukupnya dan mengerti manfaat penelitian tersebut di

bawah ini dengan judul :

Pola Kepekaan Mikroorganisme Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Pasien ISK di

Pusat Layanan Primer Tangerang Selatan

Saya mengerti tujuan penelitian ini dan mengapa diminta untuk berpartisipasi.Semua

pertanyaan yang saya ajukan telah dijawab peneliti.

Saya mengerti bahwa keiikutsertaan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan setiap

saat dapat mengundurkan diri dari penelitian.

Jakarta,……………………………………..

Yang memberi penjelasan Yang menyetujui

( ) ( )

Page 55: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

39

Lampiran 3

Case Processing Summary

Cases

N

Valid

Percent

N

Missing Percent

N

otal

Percent

nitrit * diagnosisisk

30 100.0%

0 0.0%

30 100.0%

nitrit * diagnosisisk Crosstabulation

Count

diagnosisisk

Total isk uropatogen - isk uropatogen +

nitrit negatif 7 17 24

positif

6 6 0

Total

23 30 7

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2sided) Exact Sig.

(2sided) Exact Sig.

(1sided)

Pearson Chi-Square 2.283a

1 .131

Continuity Correctionb .943

1 .331

Likelihood Ratio 3.622

1 .057

Fisher's Exact Test

.290 .170

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,40.

Page 56: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

40

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

For cohort diagnosisisk = isk

uropatogen +

.708 .548 .916

N of Valid Cases 30

Leukosit esterase terhadap uji mikrobiologi

leukositesterase * diagnosisisk Crosstabulation

Count

diagnosisi uropatoisk

uropatogen + Total

leukositesterase negatif 2 1 3

positif 5 22 27

95% Confidence Interval

Lower Upper

Page 57: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

41

Total

7 23 30

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2sided)

Exact Sig.

(2sided) Exact Sig.

(1sided)

Pearson Chi-Square 3.499a

1 .061

Continuity Correctionb 1.325

1 .250

Likelihood Ratio 2.902

1 .088

Fisher's Exact Test

.128 .128

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,70.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for leukositesterase (negatif /

positif)

8.800 .661 117.234

For cohort diagnosisisk = isk

uropatogen -

3.600 1.168 11.092

For cohort diagnosisisk = isk

uropatogen +

.409 .082 2.047

N of Valid Cases 30

Page 58: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

42

Gender

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid tidak ada data 4 13,3 13,3 13,3

peremuan 23 76,7 76,7 90,0

Pria 3 10,0 10,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 13,3 13,3 13,3

18 2

6,7 6,7 20,0

20 1

3,3 3,3 23,3

21 3 10,0 10,0 33,3

22 2 6,7 6,7 40,0

Page 59: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

43

23 1 3,3 3,3 43,3

26 1 3,3 3,3 46,7

29 1 3,3 3,3 50,0

31 1 3,3 3,3 53,3

32 1 3,3 3,3 56,7

38 1 3,3 3,3 60,0

45 1 3,3 3,3 63,3

46 1 3,3 3,3 66,7

47 1 3,3 3,3 70,0

48 2 6,7 6,7 76,7

50 1 3,3 3,3 80,0

54 1 3,3 3,3 83,3

55 1 3,3 3,3 86,7

58 1 3,3 3,3 90,0

59 1 3,3 3,3 93,3

61 1 3,3 3,3 96,7

74 1 3,3 3,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Page 60: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

44

=

Page 61: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

45

Lampiran 4

Riwayat Penulis

Nama : Fairus Brilliani

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 4oktober 1996

Agama : Islam

Alamat : Perum. Bulak tengah 2 no.12 A RT 07/07, klender, Jakarta

Timur

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

No. Tempat Pendidikan Kota

Tahun Lulus

1 SDN Mekarsari 2 Jakarta 2001

2 SMP PB.I.JEND SOEDIRMAN Jakarta 2008

3 SMAN 59 Jakarta 2011