laporan perawatan
DESCRIPTION
x)TRANSCRIPT
\
ALTERNATOR
[Type text] Page 1
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Menjelaskan prinsip kerja alternator.
2. Menjelaskan komponen-komponen alternator.
3. Membongkar dan merangkai kembali serta melakukan perawatan pada alternator.
Dasar Teori
Fungsi alternator untuk merubah energi mekanis yang didapatkan dari mesin menjadi tenaga
listrik.Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang memutarkan rotor dan
menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudian
diubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Gambar 1. Alternator.
Komponen-komponen Alternator :
1. Puli (puny)
Puli berfungsi untuk tempat tali kipas
penggerak rotor.
2. Kipas (fan)
Fungsi kipas untuk mendinginkan diode dan
kumparan-kumparan pada alternator.
3. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor terdapat kumparan
rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yang
terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat
pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik ke kumparan rotor. Rotor ditumpu oleh
dua buah bearing pada bagian depannya terdapat pull dan kipas sedangkan di bagian
belakang terdapat slip ring.
[Type text] Page 2
Gambar 2. Rotor.
4. Stator
Kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu
ujung-ujungnya dijadikan satu. Konstruksi stator adalah hubungan 'Y' atau bintang tiga fase.
Bagian tengah yang menjadi satu adalah pusat gulungan dan bagian ini disebut titik netral
(neutral point) atau biasa disebut terminal 'N'. Pada bagian ujung kabel lainnya akan
menghasilkan arus bolak-balik tiga fase.
Gambar 3. Stator Coil Dan Cara Penyambungan Kumparan
5. Rectifier (Diode)
Ketiga ujung stator dihubungkan dengan kedua macam diode. Pada model yang lama terdapat
dua bagian yang terpisah antara diode positif (+) dan diode (-). Bagian positif (+) mempunyai
rumah yang lebih besar dari pada yang n.egatif. Selain perbedaan tersebut ada lagi perbedaan
lainnya yaitu strip merah pada diode positif dan strip hitam pada diode negatif. Fungsi dari
diode adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh stator coil menjadi
arus searah (DC). Diode juga berfungsi mencegah arus balik dari baterai ke alternator.
[Type text] Page 3
Gambar 4. Konstruksi Dan Hubungan Antara Stator Coil Dengan Diode.
6. Regulator
Tegangan listrik dari alternator tidak selalu konstan hasilnya. Karena hasil listrik alternator
tergantung daripada kecepatan putaran motor, makin cepat putarannya makin besar hasilnya
demikian sebaliknya. Magnet yang dihasilkan rotor adalah magnet listrik, maka dengan
menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk ke rotor coil akan mempengaruhi daya
magnet tersebut sehingga hasil pada stator coilpun akan terpengaruh. Jadi hasil alternator
sangat dipengaruhi oleh adanya arus listrik yang masuk ke rotor coil.
Fungsi regulator adalah mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam rotor coil sehingga
tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap konstan (sama). Menurut harga yang telah
ditentukan walaupun putarannya berubah-ubah. Selain itu berfungsi juga untuk mematikan
tanda dari lampu pengisian, lampu tanda pengisian akan secara otomatis mati apabila
alternator sudah menghasilkan arus listrik.
[Type text] Page 4
Gambar 5. Hubungan Fungsi Dari Regulator.
Apabila alternator tidak menghasilkan listrik, maka hanya dari baterai saja untuk mengatasi
kebutuhan kelistrikan, bila hal ini terjadi maka regulator akan bekerja memberi tanda pada
pengemudi (lampu CHG).
Gambar 6. Bagian-bagian dari Alternator
Peralatan dan Komponen
Peralatan yang diperlukan dalam praktikum ini antara lain :
1. Alternator.
2. Kunci pas
[Type text] Page 5
3. Multimeter
4. Obeng (+) dan (-)
5. Amplas
6. Kunci Ring 10 x 12, 12 x 14
Langkah Praktikum.
1. Lepaskan rakitan drive end frame dan rotor dari stator.
a. Lepaskanlah 3 sekrup panjang
b. Dengan obeng, ungkitlah end frame dan lepas bersama-sama dengan rotor.
PERINGATAN : JANGAN MENGUNGKIT PADA KABEL KUMPARAN
2. Lepaskan puli dan kipas secara hati-hati sebab terdapat washer pegas dan spacer
collar yang mudah terlempar.
3. Lepaskan rotor dimana sebelumnya harus melepaskan 4 mur, condenser dan 2 sekat
terminal setelah itu akan terlepas rectifier end frame dari rectifier holder dan sekat
dari rectifier holder.
4. Dengan menggunakan obeng ataupun peralatan yang memadai untuk
melepaspemegang sikat.
5. Lakukanlah hal tersebut untuk semua bagian alternator sehingga menjadi komponen-
komponen yang terpisahkan.
6. Bersihkan bagian-bagian alternator dari kotoran.
7. Periksalah keadaan komponen-komponen.
8. Rakit kembali alternator seperti semula.
Data Praktikum.
Setelah melakukan praktikum didapatkan data sebagai berikut, diantaranya :
a. Tahanan rotor dan stator belum bias diukur pada saat praktikum.
b. Tahanan isolator = tidak terbaca oleh alat ukur, sangat besar.
c. Komponen – komponen yang rusak meliputi :
1. Sakelar magnetic rusak
2. Isolasi bocor.
[Type text] Page 6
Analisa.
Tahanan isolasi sangat besar sampai tidak terbaca oleh alat ukur, hal ini sangat baik,
dengan isolasi yang baik proteksi pada alat juga semakin baik. Namun, pada isolasi
yang digunakan ternyata terjadi kebocoran isolasi atau kegagalan isolasi hal ini
terdeteksi dengan terukurnya nilai tahanan pada saat mengukur tahanan antara body
dengan isolator.
Terdapat juga komponen – komponen lain yang sudah rusak, diantarannya yang
paling fatal adalah terjadinya kegagalan isolasi dengan body alternator.
Kesimpulan.
Dari data praktikum yang didapat dan juga analisa yang ada menjelaskan bahwa alat
yang digunakan sebagai bahan praktikum, alternator dalam keadaan yang tidak baik,
dan mengharuskan untuk dilaksanakannya perbaikan dan juga penggantian komponen
– komponen ynag telah rusak, dan perlu dilaksanakannya perawatan secara berkala
setelah dilakukan perbaikan.
[Type text] Page 7
MOTOR STARTER
[Type text] Page 8
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan prinsip kerja motor starter pada mobil.
2. Menjelaskan komponen-komponen motor starter.
3. Membongkar dan merangkainya kembali motor starter.
I. Dasar Teori
Motor starter yang dipergunakan untuk automobile dilengkapi dengan magnetic
switch yang memindahkan gigi yang berputar (selanjutnya disebut gigi pinion) untuk
berkaitan atau lepas dari ring gear yang dipasangkan mengelilingi flywheel (roda gila) yang
dibaut pada poros engkol. Mobil yang dirancang untuk daerah yamg dingin menggunakan
motor starter tipe reduksi, yang dapat menghasilkan momen yang lebih diperlukan untuk
menstart mesin dari pada yang tipe konvensional. Saat ini banyak memakai yang motor
starter tipe reduksi.
Gambar 1. Motor Starter Tipe Reduksi.
Komponen-komponen Motor Stater :
1. Yoke & Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silender dan berfungsi sebagai tempat pole core yang
diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat
[Type text] Page 9
medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
Gambar 2. Yoke & Pole core.
2. Field Coil
Field coil dibuat dari lempengan tembaga dengan maksud dapat memungkinkan mengalirkan
arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil berfungsi untuk dapat membangkitkan medan
magnet.
Gambar 3. Field Coil.
3. Armature & Shaft
Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros,
komulator serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi
energi mekanik dalam bentuk gerak putar.
[Type text] Page 10
Gambar 4. Armature & Shaft
4. Brush
Brush dibuat dari tembaga lunak dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil
ke armature coil langsung ke masa melalui komutator. Brush ada 4 buah yaitu dua buah
disebut brush positif dan yang dua lagi negatif
Gambar 5. Brush
5. Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan roda penerus.
Gambar 6. Armature Brake.
[Type text] Page 11
6. Drive Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan roda
penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
Gambar 7. Drive Lever.
7. Starter Clutch
Starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft kepada roda
penerus, sehingga dapat berputar. Starter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari
armature coil bilamana roda penerus cenderung memutar pinion gear.
Gambar 8. Starter Clutch
8. Sakelar Magnet (Magnet Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda
penerus sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada pada sirkuit motor starter melalui
terminal utama.
[Type text] Page 12
Gambar 9. Sakelar magnet
Cara Kerja Motor Starter
1. Pada saat starter switch ON
Apabila starter swicth diputar ke posisi ON, maka arus baterai menaglir melalui hold in coil
ke massa dan di lain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat ini
hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arahj yang sama, dikarenakan arah arus
yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama. Dari kejadian ini kontak plate (plunger)
akan bergerak ke arah menutup main switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter
clutch ke arah posisi berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adaiah
sebagai berikut :
Baterai - terminal 50 - hold in coil - massa
Baterai - terminal 50 - pull in coil - field coil – armature - massa
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu, relatif kecil maka armature
berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada
keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.
[Type text] Page 13
Gambar 10. Saat Starter Switch ON
2. Pada saat pinion berkaitan penuh.
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan mulai menutup
main switch, maka saat itu arus akan mengalir sebagai berikut :
Baterai - terminal 50 - hold in coil - massa
Baterai – main switch – terminal c – field coil – armature - massa
Seperti gambar diatas di terminal C ada arus, maka arus dari pull in coil tidak dapat menalir,
akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus
yang besar akan mengalir dari baterai ke field coil – armature – massa melalui main switch.
Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan memutarkan
ring gear. Bilaman mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutar armature melalui
pinioon. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling starter
akan membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.
Gambar 11. Saat Pinion Berkaitan Penuh
[Type text] Page 14
3. Pada Saat Starter Switch OFF
Sesudah starter switch dihidupkan ke posisi OFF, dan main switch dalam keadaan belum
membuka (belum bebas dari kontak plate). Maka aliran arusnya sebagai berikut :
Baterai – terminal 30 – main switch – terminal C
Field coil – armature – massa
Oleh karena starter switch OFF maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari
terminal 50 melainkan dari terminal C. sehingga aliran arusnya akan menjadi : Baterai –
terminal 30 - main switch – terminal c
pull in coil – hold in coil – massa
Karena arus pull in coil dan hold in coil berlawanan maka arah gay-a magnet yang dihasilkan
juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini mengakibatkan
kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula. Dengan
demikian drive lever menarik starter clutch dan pinion akan terlepas dari perkaitan.
Gambar 12. Starter Switch OFF.
[Type text] Page 15
Alat Yang Digunakan
7. Motor Starter
8. Kunci pas
9. Multimeter
10. Obeng (+) dan (-)
11. Amplas
12. Kunci Ring 10 x 12, 12 x 14
Langkah Pratikum
1. Lepaskanlah mur dan tutup sehingga switch magnet terpisah dari motor starter.
2. Lepaskan field frame dan armature dengan cara melepas dua baut panjang.
3. Lepaskan komutator dan frame dengan melepas dua sekrupnya.
4. Dengan menggunakan obeng ataupun peralatan yang memadai untuk
melepaspemegang sikat.
5. Lakukanlah hal tersebut untuk semua bagian motor starter sehingga menjadi
komponen-komponen yang terpisahkan.
6. Bersihkan bagian-bagian motor listrik dari kotoran.
7. Periksalah keadaan komponen-komponen.
8. Gambarlah urutan bentangan pada komutator dan ukurlah tahanan.
9. Ukurlah tahanan komutator.
10. Rakit kembali motor starter seperti semula.
Data Percobaan
Komponen yang rusak
1. Sikat – kabel (+) dan (-) putus
2. Komutator halus
3. Kabel 30 rusak
4. Saklar magnetik rusak
5. Isolasi bocor
Tahanan komutator = 0 ohm
Tahanan isolasi = tak terhingga (sangat besar)
[Type text] Page 16
Analisa Data
Berdasarkan data yang didapatkan dari praktikum yang dilakukan, tahanan komutator
sangat kecil hingga pada alat ukur yang digunakan hanya terbaca 0 ohm, tahanan
komutator yang kecil ini diharapkan akan dapat mengalirkan arus yang cukup besar untuk
start.
Tahanan isolasi sangat besar sampai tidak terbaca oleh alat ukur, hal ini sangat baik,
dengan isolasi yang baik proteksi pada alat juga semakin baik. Namun, pada isolasi yang
digunakan ternyata terjadi kebocoran isolasi atau kegagalan isolasi hal ini terdeteksi
dengan terukurnya nilai tahanan pada saat mengukur tahanan antara body dengan
isolator.Terdapat juga komponen – komponen lain yang sudah rusak, diantarannya : sikat
yang kabelnya sudah pada putus, komutator yang mulai alus, kabel polaritas + untuk
baterai, dan juga sakelar magnetic.
Kesimpulan
Dari data praktikum yang didapat dan juga analisa yang ada menjelaskan bahwa alat yang
digunakan sebagai bahan praktikum, motor starter dalam keadaan yang tidak baik, dan
mengharuskan untuk dilaksanakannya perbaikan dan juga penggantian komponen –
komponen yang telah rusak, dan perlu dilaksanakannya perawatan secara berkala setelah
dilakukan perbaikan.
[Type text] Page 17
MOTOR INDUKSI 3 PHASA
[Type text] Page 18
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan prinsip kerja motor induksi.
2. Mejelaskan fungsi masing-masing komponen motor induksi.
3. Membongkar dan merangkai kembali serta melakukan perawatan pada motor induksi.
I. Dasar Teori
Motor AC adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus bolak-bolik
(listrik AC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak itu, berupa
putaran dari rotor. Dari berbagai tinjauan, motor dapat dibedakan menjadi berbagai macam,
sedangkan motor yang digunakan untuk pratikum adalah termasuk klasifikasi :
1. Menurut hubungan putaran motor dengan frekuensi termasuk Motor Sinkron (motor
serempak). Disebut demikian karena putaran motor flux magnit stator sesuai dengan
persamaan berikut ini :
n =
120fP
dimana n = jumlah putaran / menit (rpm)
f = frekuensi jala-jala
P = jumlah kutub
Pada motor sinkron, motor tak dapat berputar sendiri walaupun lilitan-lilitan statornya
telah, dihubungkan dengan tegana luar. Diperlukan penggerak permulaan yang biasanya
dari mesin lain.
2. Menurut cara penerimaan tegangan dan arusnya termasuk motor induksi. Disebut
demikian karena dalam penerimaan tegangan dan arus pada rotor dilakukan dengan jalan
induksi, jadi tak langsung menerima tegangan atau arus dari luar.
3. Menurut jumlah phasa tegangan yang digunakan termasuk motor 3 phasa dan 1 phasa.
Disebut motor 3 phasa karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, tegangan ang
dimasukkan motor tersebut adalah tegangan 3 phasa dan demikian juga dengan 1 phasa.
[Type text] Page 19
Bagian-bagian yang terpenting dari motor :
1. Rotor
Rotor yang digunakan adalah jenis rotor sangkar (motor rotor lilit). Keuntungan dari motor
induksi dengati rotor lilit adalah dapat ditambahkan tahanan luar sehingga untuk starting
motor pada beban yang berat dan sekaligus sebagai pengatur putaran motor yaitu dengan
mengatur besarnya RL sehingga akan mempengaruhi hesarnya slip per putaran. Rangkaian
motor induksi dengain motor lilit, dilengkapi tahanan luar.
Gambar 1. Rotor Motor Induksi 3 Phasa.
2. Slip
Apabila motor induksi berputar dengan kecepatan nr, kecepatan medan putar ns maka slip (s)
adalah :
S =
(ns - nr )ns
frekuensi yang dibangkitkan pada belitan rotor adalah f2, dimana
f2 =
(ns - nr ) P120
frekuensi medan putar stator adalah fl dimana
f1 =
ns P120
maka f2 = s f1
3. Stator
Kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu
ujung-ujungnya dijadikan satu, biasanya kontruksi stator dihubungkan bintang tiga phasa,
[Type text] Page 20
bagian tengah yang menjadi satu adalah pusai gulungan dan disebut titik netral (neutral point)
atau tcrminal N. Pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik AC
tiga phasa.
Gambar 2. Stator Motor Induksi 3 Phasa.
4. Kipas (fan)
Fungsi kipas adalah untuk mendinginkan dioda dan kumparan- kumparan pada motor.
Gambar 3. Kipas Pendingin
[Type text] Page 21
Gambar 4. Bagian-bagian Motor Induksi 3 Phasa.
II. Alat Yang Digunakan
1. Motor Induksi 1 phasa dan 3 phasa
2. Obeng (+) dan (-)
3. Palu karet
4. Kunci pas
5. Multimeter digital
6. Tang
III.Langkah Percobaan
1. Lepaskan rotor dan stator dari motor.
2. Ukurlah tahanan stator, rotor dan isolasi
3. Gambarlah bentangan stator
4. Rangkailah motor 1 phasa dan 3 phasa seperti semula
IV. Data Percobaan
Spesifikasi motor induksi :
Daya : 1,5 HP
Tegangan : 220 / 380 Volt
Putaran : 2830 rpm
Frekuensi : 50 Hz
Alur : 18 Alur
Besar hambatan pada motor induksi
[Type text] Page 22
R rotor : tidak terbaca (sangat kecil)
R stator : 5 ohm / fasa
R isolasi : tak terbaca (sangat besar)
Gambar alur kumparan
V. Analisa Data
Dari data percobaan yang sudah kita peroleh, maka kita dapat menganalisa beberapa hal mengenai
motor starter tersebut. Dari data percobaan yang ada, maka kita dapat menghitung besarnya massa
yang digunakan untuk kumparan stator.
Dengan mengetahui di mana :
ρcu = 0,017442 ohm mm2/m
ρcu = 8900 kg/m3
dengan menggunakan persamaan hambatan
R = ρ lA
l = R Aρ ,sehingga
l = 5 0,85 0,85 π4 0,017552
l = 162,94 m
dengan mengetahui besarnya l, maka kita dapat menghitung besarnya massa yang digunakan
untuk kumparan stator dengan persamaan
m = ρ V
m = 8900 π4 0,852 10-6 162,94
m = 0,83 kg.
Sehingga kita dapat mengetahui bahwa besarnya masa yang digunakan untuk membentuk
kumparan tersebut adalah sekitar 0,83 kg tiap phase.
[Type text] Page 23
VI. Kesimpulan
Dari analisa yang sudah dibuat, maka kita dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa besarnya
masa yang digunakan untuk kumparan pada motor tersebut adalah berkisar 0,83 kg tiap phase
dengan kondisi R yang baik dimana R isolator terbilang besar, sehingga isolasi pada motor
tersebut adalah baik.
[Type text] Page 24
GENERATOR AC
[Type text] Page 25
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :
1. Mengetahui komponen – komponen generator sinkron.
2. Membongkar dan merangkai kembali generator sinkron.
3. Menghitung massa kawat kumparan yang digunakan pada generator sinkron.
I. Dasar Teori
Generator AC termasuk jinis mesin serempak (mesin singkron) dimana frekuensi
listrik yang dihasilkan sebanding dengan jumlah kutub dan putaran yang dimilikinya. Listrik
yang dihasilkan adalah listrik arus bolak-balik (listrik AC). Mesin penggerak dari generator
adalah berasal dari tenaga diesel, tenaga uap, tenaga air dan sebagainya.
Generator AC banyak kita jumpai pada pusat-pusat listrik (dengan kapasitas yang relatif
besar). Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD dan lain-lain. Generator AC yang kapasitasnya
relatif kecil misalnya generator yang ada di pabrik-pabrik atau yang dimiliki perseorangan
biasanya dikenal dengan nama home light atau gen set yang biasa dijalankan dengan motor
bensin atau diesel.
Bagian-bagian yang terpenting dari generator AC :
1. Rangka Stator
Merupakan rumah dari bagian-bagian generator AC dan terbuat dari besi tuang.
2. Stator
Kumparan stator adalah bagian yang diam dan berupa lempengan beralur sebagai tempat
lilitan stator. Fungsi untuk membangkitkan medan magnet.
3. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar dan berbentuk silindris berslot-slot. Berfungsi untuk
merubah energi mekanik berupa gerak putar menjadi energi listrik.
4. Slip Ring atau Cincin Geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai
bahan isolator. Slip ring ini berputar bersam-sama dengan rotor, jumlah slip ring ada dua
buah yang masing-masing slip ring dapat menggeser sikat arang yang berguna untuk
[Type text] Page 26
mengalirkan anus penguat magnet ke lilitan magnet pada stator.
II. Alat Yang Digunakan
1. Generator AC Sinkron 4 kutub 1 fasa.
2. Obeng (+) dan (-)
3. Palu karet
4. Kunci pas
5. Multimeter digital
6. Tang
III.Langkah Percobaan
1. Lepaskan generator dari motor.
2. Lepaskan casing generator
3. lepaskan rotor generator
4. Ukurlah tahanan stator, rotor dan isolasi
5. Ambil data yang ada dan apa yang kamu dapatkan dari data tersebut ?
IV. Data Percobaan
Gambar kumparan rotor
R = 11 ohm
D = 0,95 mm
Gambar kumparan stator
[Type text] Page 27
R = 153,4 ohm
V = 115 volt
D = 1 mm
Gambar kumparan eksitasi AC
R = 10 ohm
D = 0,85 mm
V eksitasi = 42 volt
V. Analisa data
Dari data percobaan yang sudah didapatkan, maka kita dapat menganalisa besarnya massa yang
dibutuhkan untuk membentuk masing masing kumparan, berikut adalah perhitungannya.
Kumparan Rotor
R = 11 ohm
D = 0,95 mm
ρcu = 0,017442 ohm mm2/m
ρcu = 8900 kg/m3
dengan menggunakan persamaan hambatan
R = ρ lA
l = R Aρ ,sehingga
l = 11 0,95 0,095 π40,017552
l = 447,077 m
dengan mengetahui besarnya l, maka kita dapat menghitung besarnya massa yang digunakan
untuk kumparan stator dengan persamaan
m = ρ V
m = 8900 π4 0,952 10-6 447,077
[Type text] Page 28
m = 2,82 kg.
Jadi besarnya massa yang diperlukan untuk kumparan rotor dari generator sinkron tersebut adalah
2,82 kg
VI. Kesimpulan
Berdasarkan dari analisa data dan data percobaan yang sudah diperoleh, maka kita dapat menarik
beberapa kesimpulan bahwa besarnya massa yang digunakan untuk membentuk kumparan stator
adalah sekitar 2,82 kg, dan pada generator tersebut terdapat kerusakan karena ada bagian yang
putus dari sambungan eksitasinya.
[Type text] Page 29
AVR
[Type text] Page 30
I. Tujuan
1. Menjelaskan prinsip kerja AVR.
2. Mejelaskari fungsi masing-masing komponen AVR .
3. Membongkar dan merangkai kembali serta melakukan perawatan pada AVR.
4. Dasar Teori
Sistem pengoperasian AVR berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap
konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil
tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah ubah, dikarenakan beban
sangat mempengaruhi tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan pada exciter. Apabila
tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR
akan memperbesar arus penguatan pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan
outpun generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus
penguatan pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output
generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi
dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
[Type text] Page 31
AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet generator
sebagai contoh AVR dengan tegangan 110 V, 20A, 400Hz. Serta mendapat sensor dari
potencial transformer dan current transformer.
Bagian bagian pada unit AVR :
a. Sensing circuit
Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati PT dan
90R terlebh dahulu, dan tegangan 3 phasa keluaran 90R diturunkan kemudian
disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh rangkaian kapasitor dan
resistor dan tegangan ini dapat diatur dengan VR. Keuntungan dari sensing circuit
adalah mempunyai respon yang cepat terhadap tegangan output generator.
Output tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan generator
b. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara sensing
circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak
mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut.
Selisih tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara
memasang VR pada set voltage dan sensing voltage.
5. Alat yang digunakan
1. Auto Voltage Regulator
2. Toolbox
6. Langkah Kerja
1. Persiapkan alat praktikum yang akan digunakan
2. Buka cover Auto Voltage Regulator
3. Cek bagian yang rusak pada Auto voltage regulator
4. Gambar circuit auto voltage regulator
[Type text] Page 32
7. Data Percobaan\
Gambar circuit Auto Voltage regulator
Pada AVR, terdapat beberapa kerusakan seperti :
1. Terdapat komponen pada motor servo yang rusak
2. Terdapat kabel yang terlepas
3. Terdapat minyak pada kumparan yang mengering
8. Analisa Data
Dari data percobaan yang sudah kita peroleh, maka kita dapat menganalisa beberapa
hal sebagai berikut yaitu bahwa adanya sampah dan keadaaan automatic voltage
regulator yang sudah tidak bisa digunakan mungkin dikarenakan adanya kurang
perhatian dalam hal perawatan dan perbakan alat – alat laboratorium. Dengan adanya
motor servo yang rusak dapat menghalangi kinerja pada AVR karena motor servo
tersebut berfungsi sebagai pengatur pengubah tegangan secara otomatis, sehingga dengan
adanya kerusakan pada bagian motor servo tersebut, AVR tidak bisa mengeluarkan
tegangan secara otomatis. Sedangkan untuk kabel yang terlepas jelas dapat mengganggu
kinerja dari AVR karena kabel berfungsi sebagai penghantar impuls listrik sehingga
dapat menyalurkan listrik dari komponen satu ke komponen lainnya. Tetapi dengan
adanya kerusakan pada saluran, maka suatu sistem tersebut akan mati total. Dengan
kerusakan pada kumparan yang mengering akan membuat regulasi tegangan menjadi
buruk karena sikat arang pada kumparan tersebut tidak bisa memberikan tegangan
keluaran yang baik karena kumparan tersebut tertutup oleh kerak kerak minyak.
9. Kesimpulan
Dari data praktikum dan juga analisa dapat disimpulkan bahwa automatic voltage
[Type text] Page 33
regulator harus mengalami perbaikan maupun juga penggantan komponen – komponen
yang sudah tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Dan setelah diperbaiki diharapkan
perawatan akan lebih dapat dilakukan secara berkala dan teratur.
[Type text] Page 34
PANEL LISTRIK
[Type text] Page 35
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan prinsip panel listrik.
2. Menggambarkan panel listrik.
3. Mejelaskan fungsi masing-masing komponen panel listrik.
I. Dasar Teori
Panel listrik adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk pusat kontrol dalam suatu sistem
instalasi listrik, dan memnagi atau mendistribusikan anus listrik yang juga dilengkapi oleh
alat pengaman beban lebih maupun hubungan singkat Berdasarkan peraturan penyaluran
tenaga listrik panel harus memenuhi syarat-syarat keamanan, ayitu semua pintu penutup
panel dapat dikunci agar tidak membahayakan. Penghantar dan perelatanyang ada di
dalamnya harus didirikan, dilindungi dan disusun sedemikian rupa sehingga tidak
membahayakan bila bersentuhan dengan logam bermuatan listrik.
Komponen-komponen yang terdapat pada panel :
1. Peralatan Kontrol
Terdiri dari komponen relay dan kontaktor, relay digunakan sebagai proteksi untuk
menentukan dengan pemutusan tegangan dari suplai. Sedangkan kontaktor berfungsi
sebagai penghubung saluran utama, yaitu dengan cara menghubungkan kontak-kontak
yang terdapat pada kontaktor, jika kontaktor diberi tegangan.
2. Isolator
Digunakan sebagai penyangga komponen-komponen yang berada di panel dan
mengisolasi peralatan listrik agar tidak membahayakan keselamatan manusia.
3. Peralatan instrumentasi
Terdiri dari alat ukur tegangan, arus, cos 4), frekuensi, trafo tegangan dan trafo arus (trafo
instrument
[Type text] Page 36
Pemisah digunakan sebagai sakelar yang digunakan untuk memutuskan suplai dari
rangkaian utama. Pemisah ini digunakan untuk tujuan perawatan dan biasanya hanya
digunakan pada panel dengan kapasitas yang besar.
4. Busbar
Busbar dipakai dengan pertimbangan yaitu jika arus yang besar disuplai pada suatu
instalasi diatas yang relatif pendek, akan lebih ekonomis jika tenaga listrik disalurkan
melalui batang yang bermacam-macam diantaranya adalah batang bulat, lempeng/batang
segi empat ataupun bentuk yangkusus lainnya.
5. Pilot Lamp (Lampu Indikator)
Memberikan tabda tentang keadaan tegangan yang mengalir pada panel. Biasanya jika
tegangan sedang mengalir maka lampu berwarna hijau akan menyala.
6. Peralatan pengamanan
Bertujuan untuk mengamankan peralatan-peralatan listrik dengan membatasi jumlah arus
yang masuk kerangkaian. Peralatan pengamanan yang terdapat pada panel biasanya
berupa CB dan sekering.
II. Alat Yang Digunakan
Panel kontrol yang terdapat pada laboratorium Konversi Energi
III.Langkah Percobaan
1. Bukalah pintu panel dengan hati-hati.
2. Gambarlah rangkaian pada panel yang ditentukan.
3. Pelajarilah pendistribusian tenaga listrik pada masing-masing panel.
4. Hitunglah daya yang terpasang path panel
[Type text] Page 37
IV. Data percobaan
Gambar circuit rangkaian panel control lab KE
V. Analisa DataDari data percobaan yang sudah kita dapatkan, maka kita bisa menganalisa beberapa hal
bahwa panel kontrol berguna untuk membagi daya pada suatu ruangan atau tempat, sehingga
dapat digunakan atau di off kan kapan saja. Pada panel kontrol ini tidak terjadi kerusakan karena
masih digunakan dan merupakan alat vital bagi kelangsungan aktifitas yang di lakukan pada
ruangan yang bersangkutan.
Pada panel ini tidak memerlukan CB tetapi menggunakan NFCB yang berbasis pada
elektromagnet karena kapasitas arus pada CB sangatlah kecil dibandingkan dengan penggunaan
daya pada ruangan yang bersangkutan, sehingga digunakanlah NFCB yang mempunyai kapasitas
yang lebih besar.
[Type text] Page 38
VI. Kesimpulan
Dari analisa data yang sudah diperoleh maka kita dapat mentimpulkan bahwa panel control
merupakan panel yang berfungsi untuk mengatur bagian bagian alat dalam ruangan tersebut yang
akan diberi daya. Dengan kata lain, panel control berfungsi sebagai pembagi daya. Lewat panel
control inilah tiap – tiap bagian suatu system yang bekerja secara integrasi dapat
dioperasikan karena ada asupan energy listril yang didistribusikan lewat panel control.
[Type text] Page 39