laporan plk s
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan secara formal dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas manusia seoptimal mungkin. Menurut Prayitno
”manusia yang berkualitas adalah manusia yang dapat menggembangkan dimensi
keindividualan, kesosialan moralitas dan dimensi keberagamaanya”. Dalam rangka
menjadikan siswa sebagai generasi penerus dalam membangun bangsa serta
menjadikan pribadi yang mandiri dan mampu berkarya bagi nusa dan bangsa. Untuk
itu salah satu kegiatan mahasiswa dilambaga pendidikan Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Curup khususnya jurusan tarbiyah, program studi Bimbingan
dan Konseling adalah melakukan Praktik Lapangan Konseling di Sekolah (PLK-S)
yang salah satu tujuanya adalah menghasilkan mahasiswa yang bermutu dan
profesional. Dalam rangka menuju tujuan tersebut prodi Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri mewajibkan kepada mahasiswanya untuk
melaksanakan program praktik lapangan konseling di sekolah (PLK-S) yang
sekaligus merupakan wadah untuk dan mengaplikasikan teori bimbingan dan
konseling.
Di samping itu kegiatan prktek PLK-S juga diarahkan untuk memperluas
sasaran layanan bimbingan dan konseling, khususnya untuk layanan konseling. Hal
ini sesuai dengan yang ada dalam memorandum IPB (1996) yang menyatakan bahwa
sasaran konseling selain siswa juga meliputi individu-individu dan lingkungan, para
pekerja di dunia usaha dan industri serta instansi dan warga masyarakat atau negara
yang dikehendaki mengembangkan diri dan menjalani kehidupan mereka secara
optimsl dan bahagia.
Praktik lapangan konseling di sekolah (PLK-S) wajib dilakukan oleh semua
mahasiswa program studi bimbingan dan konseling karena ini sebagai salah sati
persyaratan pokok dalam menyelesaikan kegiatan perkuliahan di semester VIII
khususnya di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curup.
B. Tujuan Kegiatan PLK-S
Adapun tujuan dilaksanakanya praktik lapangan konseling di sekolah (PLK-S)
ini adalah :
1. Tujuan Umum
Melalui PLK-S ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan dan
mengembangkan kompetensi profesi konseling pendidikan secara penuh melalui
pengalaman nyata dalam melaksanakan pelayanan konseling di sekolah dengan
1
standar prosedur oprasional (SPO) yang tepat. Dan mahasiswa sebagai seorang guru
pembimbing dapat membantu peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya serta meningkatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilannya yang
sesuai dengan norma-norma didalam memberikan pelayanan BK. Dan
mengungkapkan berbagai masalah yang dialami siswa, baik masalah-masalah yang
bersifat pribadi, sosial, belajar, ataupun masalah-masalah yang lainnya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus PLK-S adalah untuk :
1. Agar mahasiswa terampil dalam menjabarkan panduan bimbingan konseling
pendidikan berbasis kompetensi sesuai dengan arah dan tujuan profesional
konseling, menjadi program-program konseling terhadap siswa.
2. Agar mahasiswa mampu menyusun proram kegiatan bimbingan dan konseling
sesuai dengan kebutuhan, tingkat perkembangan dan permasalahan siswa di
sekolah.
3. Agar mahasiswa dapat melaksanakan jenis-jenis layanan dan kegiatan
pendukung konseling sesuai dengan kebutuhan siswa melalui standar prosedur
oprasional SPO masing-masing kegiatan layanan dan kegiatan pendukung
konseling
4. Berpartisipasi dalam pelaksanaan dan pengembangan pengelolaan kegiatan
pelayanan konseling di sekolah.
5. Agar mahasiswa dapat mengadakan evaluasi terhadap program bimbingan
konseling yang disusunnya serta mampu menyusun laporan tertulis tentang
kegiatan PLK-S di sekolah dengan pola yang di tetapkan
C. Ruang Lingkup Materi dan Kegiatan
1. Lingkup Materi
a. Materi BK pola 17 Plus
b. Kompetensi standar konselor
c. Penyusunan program BK di sekolah
d. Kegiatan kelompok belajar mahasiswa
e. Penilaian hasil dan proses layanan serta kegiatan pendukung BK
f. Manajemen BK pelayana BK di sekolah
g. Dasar-dasar standarisasi profesi konseling (DSPK)
h. Bimbingan teman sebaya
2. Lingkup Kegiatan
a. Lingkup kegiatan PLK-S adalah agar mahasiswa mempraktikan seluruh isi
dalam lingkup materi di atas terhadap siswa minimal dalam satu kelas di
sekolah tempat PLK-S diselenggarakan yaitu di SMP Negeri 2 Curup
Tengah.
2
b. Praktik diselenggarakan selama dua bulan mjulai dari tanggal 27
Januari sampai tanggal 31 Maret 2009.
Untuk kegiatan ini Praktik Lapangan Konseling di Sekolah mengacu pada pola
17 plus yang terdiri dari 6 bidang bimbingan, 9 jenis layanan, dan 5 kegiatan
pendukung yang telah di fokuskan pada kegiatan layanan pembelajaran :
6 Bidang bimbingan dan konseling
1. Bidang bimbingan pribadi
2. Bidang bimbingan sosial
3. Bidang pengembangan kegiatan belajar
4. Bidang pengembangan karir
5. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
6. Bidang pengembangan kehidupan beragama
9 jenis layanan bimbingan dan konseling
1. layanan orentasi
2. layanan informasi
3. layanan penempatan dan penyaluran
4. layananpenguasaan konten
5. layanan konseling perorangan
6. layanan bimbingan kelompok
7. layanan konseling kelompok
8. layanan konsultasi
9. layanan mediasi
5 kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
1. aplikasi Instrumentasi
2. himpunan Data
3. konfernsi Kasus
4. kunjungan rumah
5. alih tangan kasus
D. Kondisi Umum Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Curup Tengah
SMP Negeri 2 Curup Tengah ini didirikan di Kelurahan Air Merah, dengan
status negeri pada tanggal 5 Mei tahun 1992, dengan nama SMP N 7 Curup,
kemudian berubah nama menjadi SMP N 9 Curup, kembali lagi menjadi SMP N 7
Curup, dan sekarang berubah lagi menjadi SMP N 2 Curup Tengah, karena adanya
pemekaran wilayah dalam kecamatan Curup hingga setiap sekolah dalam kecamatan
pemekaran maupun yang lama mengalami perubahan nomor urut disesuaikan dengan
kecamatan tersebut termasuklah SMP N 7 Curup, yang kini menjadi SMP N 2 Curup
Tengah. Dari sejak berdirinya Sekolah Menegah Pertama (SMP) tersebut sudah
3
beberapa kali berganti kepemimpinan atau kepala sekolah, adapun kepala sekolah
yang pernah menjabat di SMPN 2 Curup Tengah ini adalah sebagai berikut :
1. W .S. Silalahi Ka.SMP N 7 pertama pada tahun 1992 s/d 1998
1. Faudi. BA menjabat pada tahun 1998 s/d 1999
3. Drs. Rusli. S.Pd menjabat pada tahun 1999 s/d 2005
4. Iman Supriadi. S.Pd menjabat pada tahun 2005 s/d 2006
5. Drs. A Wahid Kadar menjabat pada tahun 2006 s/d 2008
6. Syuaib Surawijaya. S.Pd menjabat pada tahun 2008 s/d sekarang
Dilihat dari kondisi geografisnya SMP Negeri 2 Curup Tengah menempati
posisi yang agak sulit untuk dijangkau yakni terletak di daerah dataran tinggi dan
tidak dilewati angkot, dengan adanya jalan yang menurun dan mendaki tepatnya
terletak Jalan Setia Budi di kelurahan Air Merah kecamatan Curup Tengah, dengan
batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah penduduk dan perkebunan masyarakat
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan dan perumahan masyarakat
3. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk dan perkebunan penduduk
4. Sebelah Barat berbatasan rumah penduduk
Selain dari itu dalam kegiatan belajar mengajar sarana dan prasarana sangat
mendukung bagi terciptanya pendidikan efektif yang bersifat internal maupun
eksternal, kelengksapan sarana ini dapat terlihat dari ruangan kelas, ruang guru, ruang
perputakaan, Lab komputer dan IPA, beserta sarana fisik yang mendukung dalam
kegiatan belajar mengajar lainnya.
Dalam rangka meningkatkan mutu dan pencapaian pendidikan di SMP Negeri
2 Curup Tengah dibantu oleh beberapa orang guru baik sebagai guru tetap maupun
guru honorer yang kesemuanya berjumlah kurang lebih 33 orang yang kesemuanya
berkompeten dalam bidangnya masing-masing.
Pada umumnya siswa-siswa SMP Negeri 2 Curup Tengah barasal dari desa
yang berbeda-beda serta memiliki agama yang berbeda-beda pula. Terkait dengan
agama siswa SMP Negeri 2 Curup Tengah ini pada umumnya beragama Islam
dengan jumlah presentase 97% dan 3% beragama non Islam. Adapun jumlah siswa di
SMP Negeri 2 Curup Tengah adalah :
Jumlah siswa SMP Negeri 2 Curup Tengah
NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 VII 1-4 52 52 104
2 VIII 1-4 45 61 106
3 IX 1-3 47 49 96
Jumlah 144 162 306
4
BAB II
PROGRAM LAYANAN KONSELING DALAM DUA BULAN
A. Penyusunan Program
Penyusunan program BK adalah membuat rencana pelayanan bimbingan
konseling dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan
bimbingan karir, pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah melaksanakan fungsi
pelayana pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan
dalam bidang-bidang bimbingan dan konseling. Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan
konseling adalah kegiatan menilai layanan bimbingan dan konseling dalam bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir. Analisis evaluasi pelaksanaan BK adalah
menelaah hasil evaluasi pelaksanaan BK yang mencakup layanan orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling dan bimbingan kelompok
serta kegiatan pendukungnya.
B. Materi Program
Program bimbingaan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan
memperhatikan secara sungguh-sungguh unsur-unsur yang sangat erat kaitanya
dengan berbagai ketentuan yang ada. Unsur-unsur yang harus diperhatikan dan
menjadi isi program Bimbingan Konseling di sekolah adalah :
1. Kebutuhan siswa akan layanan BK ( kebutuhan ini diungkapkan melalui format
dan / atau Alat Ungkap Masalah (AUM) baik AUM UMUM dan AUM PTSDL
yang didisain untuk itu.
2. Kegiatan BK ini dilaksanakan di :
a.Dalam jam belajar sekolah
b. Luar jam belajar sekolah
3. unsur-unsur “ BK 17 Plus “
a. Bidang-bidang bimbingan
1) Bimbingan pribadi
2) Bimbingan sosial
3) Bimbingan belajar
4) Bimbingan karir
b. Jenis-jenis layanan BK yaitu
1) Layanan Orientasi
2) Layanan Informasi
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran
4) Layanan Pembelajaran
5) Layanan Konseling Perorangan
5
6) Layanan Konseling Kelompok
7) Layanan Bimbingan Kelompok
8) Layanan Mediasi
9) Layanan Konsultasi
c. Kegiatan Pendukung BK
1) Aplikasi Instrumentasi
2) Himpunan Data
3) Konferensi Kasus
4) Kunjungan Rumah
5) Alih Tangan Kasus
C. Penjabaran Program
Kegiatan PLK-S yang akan dilaksanakan pada dua jenis, yaitu kegiatan layanan
bimbingan dan konseling, dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
Rencana kegiatan tersebut diuraikan dalam program bulanan dan program mingguan.
1. Program Bulanan
Program bulanan adalah program yang akan dilaksanakan selama dua bulan
mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2009.(terlampir)
2. Program Mingguan
Program mingguan adalah program yang akan dilaksanakan beberapa kegiatan
dalam seminggu yang kegiatan tersebut dirangkum beberapa hari dalam seminggu.
Adapun program bulanan dan program mingguan untuk siswa kelas VIII 1 SMP N 2
Curup Tengah selama PLK-S adalah sebagai berikut :
Program MingguanMahasiswa PLK-S di SMP Negeri 2 Curup Tengah
No Minggu ke Kegiatan
1 Pertama Penyerahan mahasiswa PLK-S
Pembuatan program
Membuat daftar siswa asuh
Memberi layanan orientasi + perkenalan
penjelasan pentingnya kegiatan BK
pola 17 Plus dan manfaatnya bagi siswa
mekanisme dan lama kegiatan BK
asas-asas kegiatan BK
Evaluasi kegiatan
2 Kedua Pengadministrasian AUM UMUM
Pengadministrasian AUM PTSDL
6
Aplikasi Instrumentasi (tekhnik Sosiometri)
Pemberian layanan informasi (belajar Efektif)
Pemberian layanan informasi perkembanga fisik remaja
Bimbingan Kelompok
Layanan penempatan dan penyaluran
Evaluasi Kegiatan
3 Ketiga Pengadministrasian AUM PTSDL
Pengadministrasian AUM Umum
Konseling Individual
Bimbingan kelompok
Pemberian layanan informasi tentang perkembangan teknologi
dan dampaknya
Petak Jauhari
Layanan Penguasaan Konten tentang cara mengatur waktu
Layanan Penguasaan Konten tentang catatan
menarik/merapikan catatan
Evaluasi Kegiatan
4 Empat Penampilan data (AUM UMUM-AUM PTSDL)
Konseling kelompok
Layanan informasi (Narkoba, AIDS, dan Alat Reproduksi)
Layanan penguasaan konten (KPMP)
Konseling individual
Evaluasi kegiatan
5 Lima Layanan informasi (Rokok dan Dampak merokok)
Konseling individual
Konseling kelompok
Layanan Penguasaan Konten tentang cara meingkas
Evaluasi kegiatan
6 Enam Konseling individual
Layanan Penguasaan Konten tentang Karya Ilmiah
7 Tujuh Konseling individual
Evaluasi kegiatan
8 Delapan a. Meminta pesan dan kesan kepada siswa asuh
b. Perpisahan mahasiswa PPL kepada pihak sekolah
BAB III
7
IDENTIFIKASI MASALAH PESERTA DIDIK
A. Data Masalah Umum
AUM umum merupakan salah satu instrument dalam bimbingan dan konseling
yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah-masalah siswa yang bersifat umum
sehingga dapat diketahui dan diberi bantuan layanan.
Identifikasi masalah peserta didik khususnya siswa asuh kelas VIII 4 dapat dilihat
dari hasil pengolahan AUM Umum format 3 SMP di SMP N 2 Curup Tengah terdiri
dari 16 orang perempuan dan 10 orang laki-laki yang dilaksanakan pada hari senin, 3
Februari 2009, sebagai berikut :
1. Pada bidang Jasmani dan Kesehatan (JDK) yang jumlah itemnya ada 20, masalah
tertinggi 5 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, sedangkan masalah
yang terendah 0 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah
keseluruhan 53 Dengan persentase 0,53 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami
masalah 2,15 sedangkan masalah berat yang dialami siswa dengan jumlah 26 jika
dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 1
2. Pada bidang Diri Pribadi (DPI) jumlah itemnya 15, masalah yang tertinggi 10 yang
dialami oleh satu atau beberapa siswa, sedangkan masalah terendah 0 yang dialami
oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara keseluruhan 74 dengan
persentase 0,74 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah sebanyak 2,84
sedangkan masalah berat yang dialami oleh siswa dengan jumlah 19 jika dirata-
ratakan setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 0,73
3. Pada Hubungan Sosial (HSO) yang jumlah itemnya ada 25, masalah tertinggi 15 yang
dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, sedangkan masalah yang terendah 0
yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara keseluruhan
96 dengan persentase 0,9 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah 3,69
dangkan masalah berat yang dialami siswa dengan jumlah 16 jika dirata-ratakan
setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 0,615
4. Pada bidang Ekonomi dan Keuangan (EDK) yang jumlah itemnya 10, masalah
tertinggi 6 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dan masalah yang
terendah 0 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara
keseluruhan 34 Dengan persentase 0,34 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami
masalah 1,307 sedangkan masalah berat yang dialami siswa sebanyak 5 dengan rata-
rata siswa mengalami masalah berat 0,19
5. Pada bidang Karir dan Pekerjaan (KDP) jumlah itemnya ada 5, masalah tertinggi 4
yang dialami oleh satu atau beberapa siswa, dan masalah terendah 0 yang dialami
oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara keseluruhan sebanyak 11
dengan persentase 0,11 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah sebanyak
8
0,42 sedangkan masalah berat yang dialami oleh siswa sebanyak 3 sehinnga rata-rata
setiap siswa mengalami masah berat 0,11
6. Pada bidang Pendidikan dan Pelajaran (PDP) yang jumlah itemnya ada 50, masalah
tertinggi 33 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dan masalah yang
terendah 1 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah
keseluruhan 262 dengan persentase 2,62 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami
masalah 10,07 sedangkan masalah berat yang dialami siswa sebanyak 65 jika dirata-
ratakan setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 2,5
7. Pada bidang Agama, nilai-nilai dan Moral (ANM) yang jumlah itemnya ada 15 ,
masalah tertinggi 7 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, sedangkan
masalah yang terendah 0 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan
jumlah keseluruhan 53 Dengan persentase 0,53 jika dirata-ratakan setiap siswa
mengalami masalah 2,03 sedangkan masalah berat yang dialami siswa dengan jumlah
15 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 0,57
8. Pada bidang Keadaan dan Hubungan dalam Keluarga (KHK) yang jumlah itemnya
ada 25, masalah tertinggi 13 yang dialami oleh satu atau beberapa siswa, dan
masalah terendah 0 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah
secara keseluruhan sebanyak 69 dengan persentase 0,69 jika dirata-ratakan setiap
siswa mengalami masalah sebanyak 2,65 sedangkan masalah berat yang dialami oleh
siswa sebanyak 17 sehinnga rata-rata setiap siswa mengalami masah berat 0,65
9. Pada bidang Waktu Senggang (WSG) yang jumlah itemnya ada 5, masalah tertinggi
2 yang dialami oleh satu atau beberapa siswa, dan masalah terendah 0 yang dialami
oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara keseluruhan sebanyak 21
dengan persentase 0,21 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah sebanyak
0,80 sedangkan masalah berat yang dialami oleh siswa sebanyak 3 sehinnga rata-rata
setiap siswa mengalami masah berat 0,115
Dari sepuluh bidang di atas dapat disimpulkan bahwa masalah terbanyak yang
dialami siswa adalah pada bidang Pendidikan dan Pelajaran (PDP) dan Pada
Hubungan Sosial (HSO).
B. Data Tentang Mutu Belajar
AUM PTSDL di berikan kepada siswa untuk melihat lebih jelas bidang-bidang
masalah yang dialami oleh siswa, selain itu untuk membahas setiap masalah melalui
konsultasi dan ada yang dilanjutkan dengan konseling bersama siswa.
Setelah dilanjutkan dengan mengadakan pengadministrasian AUM PTSDL
diketahui bahwa data mutu belajar siswa di kelas VIII 4 adalah sebagai berikut
dengan skor mutu belajar siswa tertinggi 256 terendah 56 Rata-rata per siswa 127,61
sedangkan data masalah belajar yang dialami siswa juga diperoleh dari
9
pengadministrasian AUM PTSDL diperoleh data sebagai berikut : masalah belajar
yang dialami siswa tertinggi adalah 87 terendah 21 Rata-rata persiswa 54,46 Dan
kategori masalah yang paling banyak ditandai siswa sebagai masalah adalah masalah
yang berhubungan dengan keterampilan belajar (T) berjumlah 780 dan masalah yang
berhubungan dengan diri pribadi (D) berjumlah 256 (terlampir). Hal ini menunjukkan
banyaknya masalah yang dialami siswa dalam belajar dan sangat berkaitan sekali
dengan keadaan diri pribadi dalam mempersiapkan diri dalam belajar.
A. Data Tentang Hubungan Sosial
Selain itu juga untuk melihat data hubungan sosial siswa dalam belajar yang
tampak dari hasil sosiometri bahwa di kelas VIII 4 bahwa ada 3 orang siswa yang
terpopuler dalam belajar dengan masing-masing 8, 2, dan 2 jumlah pemilih, dan 9
orang siswa terisolir, serta 2 pasangan siswa yang melakukan klik-klik, dan diketahui
teman yang terpopuler memang siswa yang juara dikelasnya. Kemudian dari hasil
sosiometri dalam pemilihan teman bermain diketahui bahwa siswa terfavorit
berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah pemilih 3 orang, dan untuk yang terisolir
terdapat 8 orang siswa artinya tidak ada yang memilih mereka dalam bermain, dan 3
orang siswa pasangan yang melakukan klik-klik, artinya mereka benar-benar memilih
itulah teman yang paling asyik diajak bermain begitu juga sebaliknya.
Penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi
1. AUM UMUM
AUM UMUM untuk siswa SMP adalah AUM Umum format-3 yang
didalamnya terdapat 170 butir pertanyaan, terdiri dari sepuluh kelompok masalah
yaitu :
Jasmani dan kesehatan (JDK) terdiri dari 20 butir masalah Diri pribadi (DPI) terdiri dari 15 butir masalah Hubungan sosial (HSO) terdiri dari 25 butir masalah Ekonomi dan keuangan (EDK) terdiri dari 10 butir masalah Karier dan pekerjaan (KDP) terdiri dari 5 butir masalah Pendidikan dan pelajaran (PDP) terdiri dari 50 butir masalah Agama nilai dan moral (ANM) terdiri dari 15 butir masalah Keadaan dan hubungan dalam keluarga (KHK) terdiri dari 25 butir masalah Waktu senggang (WSG) terdiri dari 5 butir masalah]
1) Pelaksanaan
Pelaksanaan AUM Umum dilaksanakan setelah pengadministrasian AUM
Umum, yaitu :
Waktu : 5 Februari 2009
10
Tempat : Ruang Kelas VIII 4
Jumlah peserta : 26 Orang
Sasaran : Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2 Curup Tengah
2). Tujuan :
Pengadministrasian AUM Umum bertujuan untuk :
Mendapatkan gambaran mengenai masalah pribadi dan masalah berat
yang dialami siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk
pemberian bantuan serta tindak lanjut terhadap masalah
Mengetahui masalah kelompok dikalangan siswa sesuai bidang
masalah
3). Langkah-Langkah Kegiatan
a) Membuka kegiatan
b) Menjelaskan apa, untuk apa, dan cara pengolaah AUM Umum
c) Membagikan buku dan lembar jawaban AUM Umum kepada siswa.
d) Membaca serta menjelaskan petunjuk pengisian AUM Umum
e) Siswa yang belum paham diminta untuk mengajukan pertanyaan
f) Meminta siswa mengisi identitas dan lembaran jawaban AUM Umum
g) Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar jawaban AUM PTSDL
yang diisi oleh siswa.
h) Menutup kegiatan.
4). Hasil :
Adapun hasil yang diperoleh adalah : Siswa merasa puas dan menunjukkan
kesungguhan dalam mengisi AUM dengan menandai butir pertanyaan
masalah sesuai dengan yang dialami oleh masing-masing siswa.
5). Tindak Lanjut :
Sebagai tindak lanjut dari hasil pengisian AUM Umum ini, data yang
diperoleh akan digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan bimbingan
ataupun konseling perorangan nantinya.
2. AUM PTSDL
AUM PTSDL merupakan alat untuk mengungkapkan skor mutu kegiatan be ajar
siswa dan masalah belajar yang dialaminya. Dalam AUM PTSDL ada 145 butir
pertanyaan /pernyataan, meliputi :
a. Persyaratan penguasaan materi pelajaran (P) terdiri dari 10 butir
b. Keterampilan belajar (T) terdiri dari 75 butir
c. Sarana dan prasarana be ajar (S) terdiri dari 10 butir
d. Keadaan Diri pribadi (D) terdiri dari 30 butir
e. Lingkungan belajar dan sosiol ekonomi (L) terdiri dari 20 butir
11
1) Pelaksanaan
Pelaksanaan AUM PTSDL dilaksanakan setelah pengadministrasian AUM
Umum, yaitu :
Waktu : 9 Februari 2009
Tempat : Ruang Kelas VIII 4
Jumlah peserta : 26 Orang
Sasaran : Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2 Curup Tengah
2). Tujuan :
Untuk mengetahui mutu skor belajar dan masalah-masalah belajar yang dialami
oleh siswa baik secara perorangan maupun secara kelompok.
3). Langkah-Langkah Kegiatan
- Membuka kegiatan
- Menjelaskan apa, untuk apa, dan cara pengolaah AUM PTSDL
- Membagikan buku di lembar jawaban AUM PTSDL kepada siswa.
- Membaca serta menjelaskan petunjuk pengisian AUM PTSDL
- Meminta siswa mengisi lembaran jawaban AUM PTSDL
- Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar jawaban AUM PTSDL
yang diisi oleh siswa.
- Menutup kegiatan.
4). Hasil :
Adapun hasil yang diperoleh adalah :
- Setiap siswa merasa senang karena setidaknya dapat mengungkapkan
masalahnya.
- Semua siswa menunjukkan keaktifan mengikuti pengadministrasian AUM
tersebut..
5). Tindak Lanjut:
Siswa diinformasikan bahwa mereka dapat melihat hasil pengolahan AUM
PTSDL secara individu dan hasil pengolahan secara kelompok (data terlampir).
Adapun hasil dari kegiatan pengadministrasian AUM PTSDL ini dijadikan
sebagai :
Acuan dasar untuk memberikan bimbingan belajar, terutama
menumbuhkan motifasi belajar siswaserta membentuk sikap belajar yang baik.
Bahan pertimbangan dalam bentuk kelompok belajar dan
bimbingan kelompok dengan keadaan anggota yang bervariasi dilihat dari sudut
keberadaan siswa seperti nilai hasil belajar , jenis kelamin dan tempat tinggal
siswa.
12
3. SOSIOMETRI
Sosiometri merupakan salah satu instrumen BK yang dipakai untuk
mengungkapkan keadaan hubungan sosial dalam kelompoknya. Data dari hasil
sosiometri dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan sosial dalam kelompok
atau kelas, kedudukan siswa dalam kelompok memberikan gambaran mengenai taraf
penyesuaian diri sebagai dasar dalam membentuk kelompok.
Pelaksanaan
Pelaksanaan sosiometri dilakukan dengan meminta siswa memilih satu teman
yang mereka senangi dalam belajar dan memilih satu teman yang mereka sukai
dalam bermain. Pengisian sosiometri untuk siswa kelas VIII 1 di lakukan pada :
Hari : Senin, 16 Februari 2009
Tempat : Ruang kelas
Jumlah peserta : 26 orang
Sasaran : Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2 Curup Tengah
Tujuannya adalah :
- Agar siswa memahami urgensi hubungan sosial dalam proses belajar mengajar
- Agar siswa memahami kemungkinan berbagai faktor penyebab kesulitan
belajar baik dalam penguasaan materi pelajaran maupun lingkungan be ajar
dan pengaruhnya terhadap hasil belajar.
Langkah-langkah kegiatan
- Membuka kegiatan
Meminta siswa mengeluarkan kertas selembar dan menjelaskan pengertian dan
tujuan dari sosiometri
Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham dan menanyakannya
- Memberikan waktu secukupnya kepada siswa untuk mengerjakannya
- Mengumpulkan lembar sosiometri
Pengolahan Sosiometri
Adapun pengolahan sosiometri dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Menyiapkan tabel sosiometri
- Memasukkan pilihan siswa ke dalam tabel yang telah ditentukan
- Menetapkan siswa yang popular dengan kriteria bahwa ia memperoleh pilihan
terbanyak
- Menetapkan siswa yang terisolir serta siswa yang klik-klik dalam kelompok
kelas
13
- Membuat sosiogaram
Hasil
Siswa dengan perasaan puas mengumpukan kertas isian sesuai dengan jumlah siswa
asuh
Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjutnya adalah dibentuk kelompok belajar untuk kegiatan
bimbingan dan konseling kelompok dengan siswa yang lebih bervariasi yaitu siswa
popular, terisolir serta siswa yang klik-klik dipisahkan.
4. KPMP
Tujuan dari pengisian format KPMP oleh siswa adalah untuk mengetahui
kesulitan siswa dalam memahami, menguasai dan menyerap materi pelajaran yang
diberikan oleh guru mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada :
1) Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan pengisian Kesulitan Penguasaan Materi Pelajaran (KPMP)
siswa asuh pada lokal VIII 4 SMP Negeri 2 Curup Tengah adalah :
Waktu : Selasa, 26 Februari 2009
Tempat : Ruang kelas VIII 4
Jumlah : 26 orang
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah
Untuk mengetahui keadaan kesulitan belajar siswa
Mengetahui tingkat kesulitan belajar siswa
3) Langkah-langkah Kegiatan
Membuka kegiatan
Menjelaskan tujuan dari KPMP
Menjelaskan cara pengisian KPMP
Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum faham
Siswa diminta segera mengisi sesuai dengan waktu.
4) Hasil KPMP terlampir
5). Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pengisian format KPMP dan setelah diolah maka
dibentuklah kelompok belajar. Di samping itu guru mata pelajaran dapat pula
diajak bekerja sama untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan berkaitan
dengan materi pelajaran yang diajarkan.
B. Identifikasi Melalui Analisis Himpunan Data(subjek, waktu, dan pelaksanaan
kegiatan pendukung)
14
Aplikasi instrumentasi dilaksanakan bertujuan untuk mengungkapkan data yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang dialaminya, baik masalah umum maupun
masalah belajar, hubungan sosial siswa yang materi pelajaran yang sulit dikuasainya.
Untuk mengungkapkan data tersebut diselenggarakan pengadministrasian format
KPMP adapun rincian pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Data Kehadiran Siswa
Data kehadiran siswa menggambarkan tentang kehadiran siswa dalam
proses belajar mengajar setiap hari khusus kelas Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2
Curup Tengah, dari rekapitulasi absensi siswa selama 2 bulan diketahui bahwa
siswa yang tidak masuk karena sakit orang, izin atau alfa hanya sedikit. Ketika
mengikuti BK, pada umumnya siswa hadir dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan
yang dilakukan. Kemudian di luar jam belajar digunakan untuk konseling
perorangan.
2) Biodata siswa
Biodata siswa ini diperoleh dengan meminta siswa untuk menuliskan biodata
yang terdiri dari nama, tempat tanggal lahir, asal sekolah, pekerjaan orang tua dan
alamat siswa. Berdasarkan hasil analisis ini terlihat bagaimana kondisi sosial
ekonomi keluarga yang bervariasi.
15
BAB IV
KEGIATAN LAYANAN KONSELING
Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanankan selama PLK-S BK di SMP N
2 Curup Tengah yang mencakup sembilan jenis layanan, enam bidang bimbingan dan
lima kegiatan pendukung yang keseluruhanya terdapat dalam pola “17 Plus” BK yang
disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Layanan Bimbingan Konseling yamg dilaksanakan adalah :
1. Layanan Orientasi
Layanan Orientasi adalah layanan BK yang memungkinkan siswa memahami
lingkungan baru, kegiatan layanan orientasi ini dilaksanakan di minggu pertama
ketika mahasiswa PLK-S berada di lingkungan SMP N 2 Curup Tengah yaitu
diberikan kepada siswa sasaran (siswa asuh) Siswa Kelas VIII 3 SMP N 2 Curup
Tengah. adapun rincian kegiatan Orientasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Waktu : Senin, 18 Januari 2010
2. Tempat : Ruang kelas
3. Tujuan :
a. Menyelengarakan maksud, tujuan dan kegiatan mahasiwa PLK-S.
b. Menjelaskan peran Unit Bimbingan dan Konseling (UBK) di sekolah dalam
rangka membantu siswa mengembangkan potensi seoptimal mungkin
c. Siswa dapat mengetahui dan memahami bentuk pelayanan BK di sekolah dan
memanfaatkanya dalam mengembangkan potensi seoptimal mungkin Timbul
persepsi yang positif tentang BK
4. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
5. Materi :
a. Perkenalan antara Mahasiswa PLK-S dengan siswa asuh
b. Menjelaskan pentingnya kegiatan BK bagi siswa asuh
c. Menjelaskan pola 17 Plus dan manfaatnya bagi siswa
d. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan kegiatan BK di sekolah
e. Menjelaskan asas-asas yang ada di Bimbingan dan Konseling
6. Sasaran : Siswa Kelas VIII 3 SMP N 2 Curup Tengah
7. Hasil : Siswa dapat mengetahui dan memahami tujuan, manfaat, dan
bagaimana pelaksaan kegiatan BK di sekolah
8. Tindak Lanjut : Siswa sangat merespon sekali kedatangan mahasiswa PLK-S
BK dan menyatakan akan bersedia mengikuti kegiatan BK
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
16
2. Layanan Informasi
Layanan Informasi adalah layanan Bimbinngan dan Konseling yang dapat
memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik, menerima dan memahami
informasi seperti informasi pendidikan dan informasi karir yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai seorang
pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. (Dewa Ketut Sukardi, 2004 : 44)
Jenis informasi yang diberikan dapat berupa informasi tentang belajar, pribadi,
karir dan sosial. Cara pemberian informasi ini dapat dilakukan melalui ceramah,
diskusi dan tanya jawab, dalam hal ini akan diberikan kepada Siswa Kelas VIII 4
SMP N 2 Curup Tengah.
Adapun tujuanya untuk memberikan pemahaman baru kepada siswa sehingga
siswa dapat menjalani kehidupan yang baik melalui informasi-informasi yang
berguna bagi pengembangan bakat, minat, dan cita-citanya serta memperoleh
keterampilan belajar yang baik. Selama menjalankan PLK-S di SMP N 2 Curup
Tengah, penulis dapat melaksanakan kegiatan layanan informasi sebagaimana yang
terlampir.
Dalam pemberian layanan informasi di kelas, siswa sangat aktif mengikuti dan
mendengarkan materi yang diberikan, materi layanan informasi yang diberikan ini
berdasarkan hasil pengolahan Aum PTSDL dan berdasarkan kebutuhan siswa.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan Penempatan dan Penyaluran adalah layanan Bimbingan dan Konseling
yang memungkinkam peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran
di dalam kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstra kulikuler, sesuai dengan potensi,
bakat dan minat serta kondisi pribadinya. ( seri pemandu III, 1997 : 35)
Layanan Penempatan dan Penyaluran juga bertujuan untuk membantu individu
yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dalam menyalurkan potensi
bakat, minat dan hobinya serta mengembangkan dirinya agar individu tersebut dapat
menentukan pilihan yang tepat sehingga dapat mencapai perkembangan secara
optimal. ( Prayitno dan Erman Emti, 1994 : 272 )
Melihat dari hasil sosiometri Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2 Curup Tengah, maka
layanan Penempatan dan Penyaluran yang penulis diberikan adalah :
NO Hari/tanggal Materi layanan
1
2
Sabtu,7-02-09
Sabtu,7-02-09
Pembagian kelompok dalam Bimbingan Kelompok
Pembagian kelompok dalam Konseling Kelompok
17
3 Sabtu,14- 2-09 Penempatan posisi dalam melaksanakan Bimbingan
Kelompok dan Konseling Kelompok
Hasilnya siswa dapat menjalani kegiatan kegiatan bimbingan dan konseling
kelompok dengan semangat dan lancar. ini dibuktikan dengan komitmen anggotaa
kelompok yang positif dan dinamis terhadap topik yang telah dibahas, dan mengenai
bimbingan belajar sudah berjalan di luar jam sekolah.
4. Layanan Penguasaan Konten
Layanan Penguasaan Konten adalah salah satu jenis layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan siswa dapat memahami dan mengembangkan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam
kehidupan dan perkembangan dirinya. (Prayitno, 1997)
Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar dengan pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, meningkatkan
motivasi belajar, dan pengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta
keterampilan belajar yang baik. Adapun layanan Penguasaan Konten yang diberikan
untuk siswa binaan Siswa Kelas VIII 1 SMP N 2 Curup Tengah adalah :
NO Hari/tanggal Materi layanan
1
2
3
Kamis, 26-02-09
Jum’at, 26-02-09
Kamis, 07-03-09
Motivasi Mengatur jadwal kegiatan
Trik Cara Cepat Memahami Materi dengan
Membaca..
Trik Meringkas Efektif
5. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan bertujuan memungkinkan siswa mendapatkan
layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka
pembahasan dan pengentasan permasalahan. (prayitno,dkk, 1997)
Materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling perorangan ini tidak
terbatas. Layanan ini dilaksanakan untuk segenap masalah siswa secara perorangan
dalam segenap bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, belajar, sosial dan karir.
Setiap siswa secara perorangan dapat membawa masalah yang dialaminya
kepada guru pembimbing. Lebih lanjut guru pembimbing akan melayani semua siswa
dengan berbagai permasalahanya itu tanpa membedakan pribadi siswa atau
permasalah yang dihadapinya.
Adapun kegiatan layanan konseling perorangan yang penulis laksanakan selama
PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah adalah sebagai berikut :
18
Klien 1
Waktu : Sabtu , 7 Februari 2009Tempat : Ruang UKSNama : SLJenis Kelamin : P
Deskripsi Masalah :
Ki merasa sangat susah untuk konsentrasi belajar disekolah karena merasa
terbebani dan merasa malu kepada kawan – kawan serta orang – orang (tetangga
sekitar) karena kedua orangtuanya sering bertengkar. Hal ini disebabkan karena ayah
kandungnya telah berselingkuh dengan seorang perempuan. Ia merasa kasihan dan
marah kepada kedua orang tuanya karena adiknya (kelas 2 SD) menjadi terlantar
dirumah sehingga ia harus labih berat mengasuh adiknya dirumah.
a. Pengantaran
Ki adalah siswa yang dengan datang sendirinya untuk konseling. Pada langkah
pertama ko terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar ki lebih terbuka untuk
menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena ki belum pernah
konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu ki diperkenalkan dengan apa itu
konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah ki menyatakan
kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya sebelum konseling,
kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.
b. Penjajakan
Dalam proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :
1) Orant tua (ayah dan ibu) ki jarang dirumah karena bekerja. Ibunya berjualan
dipasar dan ayahnya berprofesi sebagai petugas kemanan pada sebuah kantor dan
juga berkerja sebagai ojek jika diwaktu senggang.
2) Ki merasa sangat tidak nyaman dengan keadaanya terbebani dengan kenyataan
bahwa orang tuanya sering bertengkar karena ayahnya telah berselingkuh dengan
seorang perempuan.
3) Ki merupakan anak pertama dan ia hanya memiliki seorang adik sehingga ia
mempunyai tanggung jawab mengasuh adiknya dirumah karena ayah dan ibunya
sering pergi untuk bekerja.
4) Ki ingin kedua orang tuanya kembali akur / harmonis seperti dahulu.
c. Penafsiran
dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :
1. Rasa aman : Merasa tidak nyaman karena orang tuanya sering bertengkar
19
dirumah.
2. Kompetensi : Ki tidak berani untuk mengatakan kepada kedua orang
tuanya tentang tekanan yang ikut ia rasakan karena
permaslahan mereka berdua.
3. Aspirasi : Ki ingin menyadarkan kedua orang tuanya agar mampu
untuk berusaha untuk memahami tentang dirinya dan
adiknya dan lebih dewasa dalam bertindak.
4. Semangat : Ki tidak tahu bagaimana cara menjelaskan yang tepat agar
orang tuanya tidak tersinggung
5. Kesempatan : Ki belum tahu kapan waktu yang tepat untuk menjelaskan
berbicara orang tuanya
d. Pembinaan
1. Rasa aman : Mambahas bahwa ki tidak perlu merasa tidak nyaman
dengan kondisi yang sedang terjadi dengan keluarganya.
2. Kompetensi : Meyakinkan kalau ki sebenarnya bisa membuat kedua orang
tuanya dapat kembali menjadi harmonis dan lebih perhatian
kepada ki dan adiknya.
3. Aspirasi : Menguatkan bahwa ki bisa menghadapi dan
membicarakannya kepada orang tuanya.
4. Semangat : Memotivasi ki agar berani mengutarakan isi hatinya pada
orang tuanya..
5. Kesempatan : Membuat ki berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat
untuk dapat menjelaskan kepada orang tuanya..
e. Penilaian
1. U (Understanding) : Ki menyadari jika masalah ini terus berlarut – larut
maka akan berimbas pada perkembangan dirinya dan
adiknya.
2. C (Comfort) : Ki merasa nyaman dan tidak takut lagi karena sudah
dapat mengungkapkan perasaan, dan permasalahanya
serta mengetahui cara untuk menjelaskan pada kedua
orang tuanya.
3. A (Action) : Ki berjanji akan berani berbicara kepada kedua orang
tuanya dan menjelaskan bahwa ia dan adiknya ingin
mereka berdua lebih perhatian dan kembali menjadi
harmonis.
f. Tindak Lanjut
Menanyakan perkembangan keadaaan ki dalam beberapa waktu.
20
Setelah beberapa hari kemudian ki kembali dan menceritakan bahwa ia ternyata
berhasil untuk membuat kedua orang tua nya kembali bersatu dan lebih memperhatikan
dirinya serta adiknya.
Klien 2Waktu :Kamis, 12 Februari 2009Tempat : Ruang Bimbingan KonselingNama : SRJenis Kelamin : PDeskripsi Masalah
Ki adalah siswi kelas IX SMP Negeri 2 Curup tengah. Ia adalah siswa baru
sekitar satu tahun pindahan dari daerah lain karena ikut ayahnya tinggal di Curup. Ia
dirumah memiliki seorang adik perempuan (SD kelas 4) dan ayuk (MAN kelas 2).
Sedangkan ibunya tidak pernah kembali setelah bertengkar dengan ayahnya dan
sekarang berada di Medan dan bekerja disana sejak tiga tahun yang lalu. Ayahnya
berada di Bangko karena berkebun disana dan hanya pulang sekali dalam tiga bulan..
Ia merasa tersiksa dirumah karena ayuknya berbuat semena – mena terhadap dirinya
dan adiknya. Sedangkan ayah dan ibunya tidak tahu karena tidak berada si rumah. Ia
sering dipukul begitu juga dengan adiknya oleh ayuknya walupun hanya melakukan
kesalahan kecil. Ia sudah tidak bisa menahan rasa ketersiksaannya karena ayuknya
sudah keterlaluan, tidak segan - segan untuk memukul adiknya yang paling kecil
hingga kakinya cidera.
Langkah-langkah proses konseling :
a. Pengantaran
Ki datang secara sukarela, dan menyatakan ingin konseling. Pada langkah
pertama ko terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar ki lebih terbuka untuk
menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena ki belum pernah
konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu ki diperkenalkan dengan apa itu
konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah ki menyatakan
kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya sebelum konseling,
kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.
b. Penjajakan
selama proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :
1) Ki bingung harus berbuat apa untuk menghentikan kekejaman ayuk kandungnya
sendiri.
2) Ki tidak tahu apa yang menyebabkan sehingga ayuknya menjadi kasar dan kejam.
3) Ki menjadi tidak dapat berkonsentrasi belajar, karena terus dihantui rasa tidak
nyaman akibat masalah tersebut.
4) Ki ingin agar kedua orang tuanya kembali kerumah dan dapat hidup bersama
dirumah.
21
c. Penafsiran
Dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :
1. Rasa aman : Merasa tersiksa karena ayuknya menjadi kasar dan kejam,
sering menyiksa dirinya dan adiknya serta takut untuk
mengatakan kepada ayahnya nanti.
2. Kompetensi : Ki tidak bisa menghentikan kekejaman yang dilakukan oleh
ayuknya terhadap dirinya serta adiknya.,
3. Aspirasi : Ki ingin membicarakan kepada ayahnya dan ingin ayuknya
berubah menjadi baik dan dapat membimbing dirinya serta
adiknya.
4. Semangat : Ki tidak berani melawan ketika ayuknya sedang marah
5. Kesempatan : Ki belum tahu kapan waktu yang terpat untuk
mengungkapkan perasaanya dan ki tidak tahu bagaimana
cara mengawalinya nanti.
d. Pembinaan
1. Rasa aman : Mambahas ki tidak perlu merasa cemas dan khawatir
terhadap masalah tersebut, karena masalah ini akan
terselesaikan apabila ki ingin mengadakan komunikasi yang
baik dengan ayuknya.
2. Kompetensi : Meyakinkan kalau ki sebenarnya pasti mempunyai
keberanian untuk membicarakan dengan ayah dan ayuknya.
3. Aspirasi : Menguatkan bahwa ki bisa memberi penjelasan terhadap
dengan ayah dan ayuknya.
4. Semangat : Memotivasi ki agar berani mengutarakan isi hati dan
persanaannya.
5. Kesempatan : Membuat ki berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat
untuk dapat membicarakannya.
e. Penilaian
1. U (Understanding) : Ki menyadari kelemahanya selama ini yang kurang
berkomunikasi dengan baik dengan ayuknya dan
memahami perubahan yang terjadi pada ayuknya.
2. C (Comfort) : Ki merasa lebih bisa menghadapi kenyataan yang
sedang ia alami dan memahami konsisi ayuknya hingga
berubah seperti demikian.
3. A (Action) : Ki berjanji akan membicarakanya dengan ayahnya dan
22
berusaha meminta pengertian kepada ayuknya,
f. Tindak Lanjut
Ki berjani akan melaksanakan apa yang diputuskanya dalam proses konseling.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan bimbingan konseling yang bersifat
kelompok dimana disanan ada pemimpin kelompok dan anggota kelompok dengan
membentuk dinamika kelompok. Bimbingan kelompok membahas tentang berita-
berita yang hangat dan aktual, yang ada kaitanya dengan bimbingan konseling itu
sendiri. Dalam bimbingan kelompok ada dua jenis topik yaitu topik tugas dan topik
bebas. Lebih jauh dengan layanan bimbingan kelompok para siswa dapat diajak untuk
bersama-sama mengemukakan pendapat tentang topik yang sedang dibahas karena
tujuan dari bimbingan konseling adalah mengembangkan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan anggota kelompok.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan kelompok adalah :
-Melatih siswa berani mengemukakan pendapat di depan orang banyak
-Melatih siswa mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.
-Menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang berbagai permasalahan yang
sedang dihadapi sehari-hari.
Adapun kegiatan layanan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan selama
PLK-S di SMPN 2 Curup Tengah adalah :
Pertemuan 1
Waktu : Kamis, 05 februari 2009
Tempat : Ruang Kelas VIII 4
Tujuan : Dengan diberikanya topic Bebas yang membahas tentang tradisi
Valentine.
Peserta : Anggota Kelompok 1 dan 2 (nama terlampir)
Langkah-Langkah Kegiatan :
a. Tahap Pembentukan :
1) Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas kesediaan anggota kelompok
untuk datang dalam kegiatan ini
3) Pemimpin kelompok memimpin do’a bersama
4) Pemimpin kelompok menjelaskan apa itu bimbingan kelompok, tujuan bimbingan
kelompok, asas-asas yang diperlukan dalam bimbingan kelompok dan cara
pelaksanaan bimbingan kelompok.
23
5) Pemimpin kelompok memperkenalkan diri setelah itu anggota kelompok diminta
secara sukarela untuk memperkenalkan dirinya, kemudian dilanjutkan dengan
rangkaian nama agar suasana kelompok lebih akrab.
6) Untuk mengakhiri tahap pembentukan diadakan permainan “ Rangkaian nama”
b. Tahap Peralihan :
1) Menjelaskan kembali apa itu bimbingan kelompok dan tujuan bimbingan
kelompok
2) Pemimpin kelompok menanyakan tentang kesiapan anggota kelompok untuk
mengikuti kegiatan selanjutnya
3) Pemimpin kelompok memberi contoh topik yang dapat dikemukakan dan dibahas
dalam kegiatan bimbingan kelompok. Dan pada pertemuan pertama pemimpin
kelompok yang memberikan topik tugas yaitu tentang “Tradisi valentine”
c. Tahap Kegiatan
1) Pemimpin kelompok telah menentukan topik yang akan dibahas
2) Pemimpin kelompok memberikan sedikit gambaran tentang tradisi valentine.
3) Pemimpin kelompok mempersilahkan siswa bergiliran untuk mengemukakan
pendapat tentang apa sebenarnya valentine itu ?
4) Setelah itu, pemimpin kelompok mempersilahkan siswa bergiliran untuk mencari
apa landasan dalam merayakan valentine
5) Setelah terjawab apa itu valentine, pemimpin kelompok mengadakan suatu
permainan “tebak tokoh”. Dan kemudian dilanjutkan lagi dengan membahas
topik.
6) Pemimpin kelompok mempersilahkan siswa bergiliran untuk mencari apa untung
dan ruginya merayakan valentine.
7) Setelah itu, pemimpin kelompok dan anggota kelompok bersama-sama
menyimpulkan apa, mengapa, dan bagaimana dalam menyikapi tentang valentine
itu.
8) Pemimpin kelompok meminta komitmen anggota kelompok tentang kesediaanya
melaksanakan apa yang telah diputuskan secara berasama dalam kegiatan
bimbingan kelompok.
d. Tahap Pengakhiran :
1) Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
2) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok mengemukakan kesan dan
tanggapanya terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru dilaksanakan.
3) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok.
4) Berdo’a bersama atas terlaksanaya kegiatan bimbingan kelompok dengan lancar.
5) Mengakhiri dengan bejabatan tangan sambil menyanyikan lagu “Sayonara”
24
Pertemuan 2
Waktu : Jum’at, 06 Februari 2009
Tempat : Ruang Kelas VIII 4
Tujuan : memanfaatkan Media Masa secara positif
Peserta : Anggota Kelompok 3 dan 4 (nama terlampir)
a. Tahap Pembentukan :
1) Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas kesediaan anggota kelompok
untuk datang dalam kegiatan ini
3) Pemimpin kelompok memimpin do’a bersama
4) Pemimpin kelompok menjelaskan apa itu binbingan kelompok, tujuan bimbingan
kelompok, asas-asas yang diperlukan dalam bimbingan kelompok dan cara
pelaksanaan bimbingan kelompok.
5) Pemimpin kelompok memperkenalkan diri setelah itu anggota kelompok diminta
secara sukarela untuk memperkenalkan dirinya, kemudian dilanjutkan dengan
rangkaian nama agar suasana kelompok lebih akrab.
6) Untuk mengakhiri tahap pembentukan pemimpin kelompok menyanyakan kepada
anggota apa keinginaya pada hari itu yang belum terpenuhi, sehingga suasana
menjadi akrab.
b. Tahap Peralihan :
1) Menjelaskan kembali apa itu bimbingan kelompok dan tujuan bimbingan
kelompok
2) Pemimpin kelompok menanyakan tentang kesiapan anggota kelompok untuk
mengikuti kegiatan selanjutnya
3) Pemimpin kelompok memberi contoh topik yang dapat dikemukakan dan dibahas
dalam kegiatan bimbingan kelompok.
c. Tahap Kegiatan
1) Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota kelompok mengemukakan topik
permasalahan yang akan dibahas
2) Masing-masing anggota kelompok mengemukakan topik permasalahan yang ingin
dibahas
3) Pemimpin kelompok meminta pendapat anggota kelompok tentang topik apa yang
ingin dibahas terlebih dahulu. Setelah terjadi perdebatan maka pada akhirnya
25
disepakati topik “memanfaatkan Media Masa secara positif” dibahas terlebih
dahulu
4) Pemimpin kelompok meminta masing-masing anggota kelompok mengungkapkan
apa pendapat mereka tentang apa yang dimaksud Media Masa, , manfaat dan
dampaknya dalam kehidupan.
5) Pemimpin kelompok mengklarisifikasi tentang Media Masa kepada anggota
kelompok.
6) Pemimpin kelompok memberi kesempatan kepada anggota kelompok untuk tanya
jawab
7) Pemimpin kelompok bersama-sama anggota kelompok menyimpulkan dan apa
yang dapat dilakukan dengan Mdia Masa. Kesimpulan tersebut dijadikan sebagai
keputusan bersama anggota kelompok yang akan dilaksanakan oleh seluruh
anggota kelompok.
8) Pemimpin kelompok meminta komitmen anggota kelompok tentang kesediaannya
melaksanakan apa yang telah diputuskan secara bersama dalam kegiatan
bimbingan kelompok.
d. Tahap Pengakhiran :
1) Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
2) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok mengemukakan kesan dan
tanggapanya terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru dilaksanakan.
3) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok.
4) Berdo’a bersama atas terlaksanaya kegiatan bimbingan kelompok dengan lancar.
5) Mengakhiri dengan bejabatan tangan sambil menyanyikan lagu “Sayonara”
7. Layanan Konseling Kelompok
Konseling kelompok membahas masalah pribadi yang dialami masing-
masing anggota kelompok. Satu persatu anggota kelompok mengungkapkan
masalah pribadinya secara bebas, kemudian dipilih masalah mana yang akan
dibahas dan dientaskan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Konseling
Kelompok terfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta layanan.
Melalui layanan konseling kelompok yang intensif dalam upaya pemewcahan
masalah tersebut para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus yaitu :
o Terkembangkannya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah
kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi atau berkomunikasi
o Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya
imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu lain peserta layanan
konseling kelompok.
26
Tujuan dari layanan ini untuk mengentaskan masalah anggota kelompok
melalui dinamika kelompok, sekaligus untuk melatih anggota kelompok
mengeluarkan ide atau gagasan dan mengembangkan sikap tenggang rasa.
Adapun materi konseling kelompok yang dibahas dalam kelas VIII 4 SMP N 2
Curup Tengah adalah sebagai berikut :
Kelompok Materi Anggota
I Merasa sulit memahami penjelasan guru
mata pelajaran tenrtentu.
(terlampir)
II Kurang percaya diri terhadap diri sendiri (Terlampir)
III Sulit Membagi Waktu Belajar &
Menonton
(Terlampir)
IV Mengalami kesulitan berbicara didepan
umum
(Terlampir)
Tabel ini disesuaikan dengan satlan dan satkung terlampir
8. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh
konselor terhadap konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,
pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau
permasalahan pihak ke tiga. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara
perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan
konsulti. Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih
kalau konsulti-konsulti itu menghendakinya.
Layanan konsultasi ini bersifat insidental, sesuai dengan kebutuhan. Dalam
pelaksanaan PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah masalah yang dialami siswa masih
bisa ditangani guru pembimbing. Sehingga layanan konsultasi ini belum perlu
dilakukan.
9. Layanan Mediasi
Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor
terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan
kecocokan. Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan, saling
bertentangan dan saling bermusuhan. Pihak-pihak yang berhadapan itu jauh dari rasa
damai bahkan mungkin berkehendak saling menghancurkan. Keadaan yang demikian
itu akan merugikan kedua belah pihak.
Dengan layanan mediasi konselor berusaha mengentarai atau membangun
hubungan diantara mereka sehingga mereka menghentikan dan terhindar dari
pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua pihak.
27
Selama PLK-S mahasiswa tidak menemukan klien yang bermasalah dengan
temanya, sehingga layanan mediasinya tidak terlaksana.
BAB V
KEGIATAN KHUSUS
A. Kegiatan Kelompok Belajar
Selain melaksanakan kegiatan-kegiatan BK yang termasuk dalam BK pola 17
plus, guru pembimbing juga melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus seperti
kelompok belajar dan bimbingan teman sebaya.
Kelompok belajar adalah sejumlah siswa yang melakukan aktifitas bersama
dan saling membantu dalam proses pembelajaran. Kelompok tersebut juga
menyelenggarakan kegiatan di luar jam belajar resmi sesuai dengan kesepakatan
anggotanya.
Secara khusus tujuan Bimbingan kegiatan kelompok belajar diarahkan
pada hal-hal sebagai berikut :
1. Isi dan hasil belajar.
Melalui kegiatan kelompok siswa dapat :
-Mendalami materi pelajaran,
-Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
-Menanggulangi kesulitan belajar yang dirasakan,
-Mempersiapkan diri untuk ujian.
-Memperoleh nilai tinggi untuk pelajaran yang diikuti
2. Kegiatan belajar siswa.
Melalui kegiatan kelompok belajar siswa dapat
-Mengembangkan keterampilan belajar,
-Mengoptimalkan penggunaan sarana belajar yang ada,
-Mengembangkan motifasi dan disiplin belajar
Dalam pelaksanaan PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah ini tidak dapat
terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan karena keterbatasan waktu dan tenaga.
Tetapi secara tidak langsung ada beberapa siswa yang dinilai memiliki kemampuan
dalam belajarnya yang bagus dibandingkan teman sekelasnya dan diminta untuk
membantu teman-temanya yang mengalami kesulitan dalam belajar.
28
B. Bimbingan Teman Sebaya
Bimbingan teman sebaya atau disingkat BTS merupakan kegiatan bimbingan
yang mengikut sertakan siswa sebagai subjek pembimbing. BTS adalah pelayanan
bimbingan yang diberikan oleh siswa tertentu terhadap siswa lainya dalam
mengentaskan permasalahanya, baik masalah dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar
dan karir.
Siswa yang memberikan bantuan terlebih dahulu dibina atau dilatih oleh guru
pembimbing sampai mampu melaksanakan bimbingan teman sebaya yang memberi
bantuan koordinasi dan supervise guru pembimbing. Adapun tujuan umum dari BTS
adalah membantu mensukseskan program bimbingan dan konseling di sekolah dalam
rangka mengoptimalkan perkembangan siswa. Sedangkan tujuan khusus darI BTS
adalah :
1. Untuk siswa yang bimbing (SISBIN) adalah membantu siswa bersangkutan
memperoleh kesempatan dalam mengembangkan hubungan social, mengentaskan
persoalan yang dihadapi, mengembangkan potensi dan manfaat layanan BK
2. Untuk siswa yang memberikan bantuan (SISBAN) tujuan BTS adalah
memberikan kesempatan pada siswa tersebut meningkatkan keperdulian,
meningkatkan kualitas pribadi, mengembangkan potensi dan motivasi temanya
dalam belajar.
Dalam pelaksanaan PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah, bahwa bimbingan teman
sebaya ini telah berjalan dengan adanya PKR sekolah, selama menjalankan PLK-S di
sekolah mahasiswa juga melibatkan diri didalamnya dengan memberikan layanan-
layanan yang sesuai dengan tugas perkembangan siswa diantaranya adalah tentang
tugas perkembangan remaja, kenakan remaja, dan penyakit AIDS dan penyebabnya.
(satlan dan satkung terlampir)
29
BAB VI
KEGIATAN PENDUKUNG
Kegiatan pendukung dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
dilaksanakan untuk menunjang atau memperkuat terlaksananya jenis layanan
bimbingan dan konseling, kegiatan pendukung bimbingan dan konseling terdiri dari :
Aplikasi Instrumentasi, Himpunan Data, Konferensi Kasus, Kunjungan Rumah, Alih
Tangan Kasus dan Tampilan Kepustakaan.
Pelaksanaan PLK-S SMP N 2 Curup Tengah penulis telah melaksanakan
beberapa kegiatan pendukung di atas.
1. Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
Pengumpulan data dan keterangan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
instrumen baik tes maupun non tes. Hasil instrumentasi dipakai dalam kegiatan
layanan bimbingan dan konseling.
Adapun aplikasi instrumentasi yang telah penulis laksanakan di Curup
adalah :
a. Pengadministrasian AUM Umum Format-3 untuk Siswa Kelas VIII 1 SMP N 2
Curup Tengah
b. Pengadministrasian AUM PTSDL Format -3 untuk Siswa Kelas VIII 1 SMP N 2
Curup Tengah
c. Pelaksanaan teknis Sosiometri
d. Pelaksanaan pengisian format KPMP, instrumentasi yang dilaksanakan satlan dan
Lapelprog terlampir.
Himpunan data meliputi :
Mengumpulkan semua data yang telah diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dari
data tersebut dikelompokkan menjadi data pribadi, data kelompok, dan data umum.
Adapun data yang telah penulis himpun dalam PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah
sebagai berikut :
30
a. Data hasil pengolahan AUM Umum (Pribadi dan kelompok)
b. Data hasil pengolahan AUM PTSDL (Pribadi dan Kelompok)
c. Data hasil pengolahan sosiometri
d. Data hasil pengisian format KPMP
e. Biodata siswa (Semua data tersebut terlampir).
2. Konferensi Kasus
Guru pembimbing melaksanaan konferensi kasus apabila untuk penanganan
masalah siswa diperlukan data atau keterangan tambahan atau masukan dari pihak-
tertentu. Untuk itu guru pembimbing mengundang dengan pengetahuan kepala
sekolah. Pihak-pihak yang dianggap dapat membantu penanganan masalah siswa,
misalnya orang tua, wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah dan pihak-pihak
lain yang bersangkutan.
Tujuan dari konferensi kasus adalah :
- Diperolenya gambaran yang jelas, mendalam dan menyeluruh tentang
permasalahan siswa
- Terkomunikasikannya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sehingga penanganan masalah itu tuntas
- Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya
penanganan masalah lebih efisien dan efektif
3. Kunjungan Rumah
Penanganan permasalahan siswa seringkali memerlukan pemahaman yang lebih
jauh tentang suasana rumah atau keluarga siswa. Untuk itu perlu kunjungan rumah.
Adapun tujuan kegiatan kunjungan rumah adalah :
o Memperoleh data tambahan tentang permasalahn siswa khususnya ynag
bersangkut paut dengan keadaan ekonomi
o Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahannya
o Membangun komitmen orang tua terhadap penanganan masalah anaknya.
Kunjungan rumah merupakan kegiatan pendukung layanan bimbingan
konseling yang bertujuan untuk mencari tau lebih lanjut kondisi keluarga siswa atau
klien yang terkait dengan permasalahannya, akan tetapi kunjungan rumah ini juga
merupakan kegiatan pendukung yang bersifat insidental maka dalam proses PLK-S
ini kunjungan rumah belum dapat dilaksanakan dengan maksimal karena keterbatasan
waktu yang ada.
31
4. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus hanya dilakukan apabila guru pembimbing menjumpai
kenyataan bahwa sebagian atau keseluruhan inti permasalahan siswa di luar
kemampuan/kewenangan guru pembimbing. Dalam pelaksanaan praktek ini kegiatan
alih tangan kasus tidak dlaksanakan karena masalah-masalah yang dihadapi siswa
masih dapat diselesaikan.
Sejauh mahasiswa PLK-S dilaksanakan, tidak ditemukan masalah siswa yang
perlu dialih tangankan pada orang lain.
5. Tampilan Kepustakaan
Tampilan kepustakaan (TKP) membantu siswa atau klien dalam memperkaya
dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas
bersama konselor pada khususnya dan dalam pengembangan diri pada umumnya.
Adapun tujuannya adalah :
o Melengkapi sustansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis yang
ada dalam tampilan kepustakaan
o Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada tampilan
diperpustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan
diri dari pihak-pihak yang bersangkutan.
32
BAB VII
MANAJEMEN PELAYANAN KONSELING DI SEKOLAH
Pelayanan Bimbingan dan Konseling akan terlaksana dengan baik apabila
dikelola dengan manajemen yang baik pula. Pengelolaan pelayanan bimbingan dan
konseling di SMK Negeri 1 Curup ditunjang oleh adanya organisasi, pelaksana
program layanan dan operasionalisasi pelayanan BK.
A. Pola Menejemen yang ada
Pola manajemen atau keorganisasian bimbingan dan konseling di sekolah
menengah atas, Prayitmo dan kawan-kawan (2002) menjelaskan bahwa organisasi
BK meliputi unsure organigram berikut :
Secara ideal, organisasi Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan sudah
mengikuti pola yang ada, namun pola manajemen yang tersurat belum tersedia
(gambar organisasi masih memakai pola yang lama). Pelaksanaan BK di SMP N 2
Curup Tengah, diawasi dan dibina oleh unsur kantor Dinas Pendidikan
Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SMP N 2 Curup
Tengah adalah segenap unsur yang terkait di dalam organigram pelayanan bimbingan
dan konseling, dengan koordinator dan guru pembimbing sebagai pelaksana
utamanya.
33
Kadis Pendidikan
Pengawas SekolahBidang BK
Kepala SekolahKomite Sekolah
WakasekTata Usaha
GMP/Praktek Wali Kelas Koor.BK/GP
SISWA
Gambar struktur organisasi BK yang ada di SMP N 2 Curup Tengah
Uraian tugas masing-masing personil pada struktur organisasi BK yang ada di
SMP N 2 Curup Tengah adalah sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh, khususnya
pelayanan bimbingan konseling, tugas Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :
a. Mengkoordinator segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di
sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan dan bimbingan dan konseling
merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
b. Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan
program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah kepala kanwil/kandep yang menjadi atasanya.
2. Wakil Kepala Sekolah
Sebagai pembantu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala
Sekolah dalam melaksanakan tugas Kepala Sekolah
3. Guru Pembimbing
a. Membantu memasyarakatkan pelayanan BK kepada siswa
b. Merencanakan Program Bimbingan dan Konseling
34
KepsekWakasek
Komite Sekolah
Tata Usaha
Guru Mata Pelajaran
Wali Kelas Koor BKGP
SISWA
c. Melaksanakan kegiatan program satuan layanan bimbingan dan konseling
d. Melaksanakan segenap satuan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling
f. Menganalisis tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling
g. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegioatan pendukung
bimbingan dan konseling
h. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan
dan konseling secara menyeluruh kepada coordinator BK serta kepala sekolah
i. Bekerja sama dengan guru bidang studi dalam penyelenggaraan layanan
penguasaan konten
4. Guru Mata Pelajaran
Sebagai tenaga ahli pengajaran dan praktik dalam bidang studi atau program
latihan tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan
dengan siswa, peranan guru mata pelajaran dan guru praktekdalam pelayanan
bimbingan dan konseling adalah :
a. Menbantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
b. Membantu guru pembimbing mengidentifikasikan siswa-siswa yang memerlukan
layanan BK, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
c. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing
d. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru, hubungan siswa-
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan BK
e. Memberikan kesempatan dan kemidahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti layanan yang
dimaksudkan itu.
f. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus.
g. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan BK upaya tindak lanjutnya.
5. Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan BK, wali kelas berperan :
35
a. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas
yang menjadi tanggung jawabnya
b. Membantu guru mata pelajaran melaksanakan perananya dalam pelayanan BK
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya
c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti kegiatan BK
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti
konferensi kasus
e. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan BK kepada guru
pembimbing.
B. Kompetensi Personil Pelayanan Konseling
Prayitno, dkk (2002) menjelaskan bahwa kompetensi adalah pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak yang bersifat dinamis, berkembang dan dapat diraih. Jadi kompetensi
personil BK adalah personil yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai juga
sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dinamis,
berkembang dan dapat diraih setiap waktu.
Ditinjau dari segi latar belakang guru pembimbing di SMK N 1Curup, guru
pembimbingnya sudah memenuhi syarat yaitu latar belakanya bimbingan dan
konseling. Sedangkan dari kompetensi layanan BK yang diharapkan, bias dikatakan
80% telah terlaksana. Adapun kompetensi BK, sebagai berikut :
1. Perencanaan Program layanan BK
2. Pelaksanaan program
3. Evaluasi program
4. Analisis hasil evaluasi program
5. Tindak lanjut hasil evaluasi
6. Laporan pelaksanaan program
C. Fasilitas Pendukung Konseling
Prayitno, dkk (2002) dalam bukunya Kurikulum Berbasis Kompetensi
menjelaskan bahwa yang hendaknya ada untuk menunjang kegiatan BK di sekolah
diantaranya lain :
1. Tempat Duduk
a. Masing-masing guru pembimbing perlu memiliki ruang kerja tersendiri dalam
kesatuan pelayanan BK yang ada di sekolah.
36
b. Ruang pelayanan memingkinkan siswa merasa sering dan betul-betul dilayani
dan memungkinkan dilaksananya asas-asas BK
c. Secara Umum dalam Ruangan BK hendaknya :
- Dapat menyimpan berbagai kelengkapan kegiatan BK
- Dapat menyimpan bahan-bahan yang berguna dan dapat dimanfaatkan oleh
siswa
2. Instrumentasi BK
Di sekolah hendaknya tersedia :
- Tes standar seperti tes itelegensi, tes bakat
- Inventori standar seperti AUM, skala sikap, skala minat dan skala penilaian
diri
- Instrumen yang dapat disusun sendiri, seperti berbagai jenis angket dan daftar
isian, pertanyaan untuk sosiometri, format penilaian dan format lainya
D. Kepengawasan
1. Kegiatan pelayanan konseling di SMP N 2 Curup Tengah dipantau, dievaluasi dan
dibina melalui kegiatan pengawasan
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara interen oleh kepala
sekolah dan eksteren oleh pengawas SML bidang konseling
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan professional konselor implementasi
kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban tugas konselor di SMP N 2
Curup Tengah
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan
5. hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis dan ditindak lanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di
SMP N 2 Curup Tengah.
37
BAB VIII
LAPORAN KASUS
Khusus untuk laporan kasus penulis tidak lagi menjabarkan apa itu konseling
perorangan, konseling kelompok dan bimbingan kelompok. Dan bagaimana juga
tahap-tahap selama pelaksanaan bimbingan tersebut, karena penulis sudah
menjelaskanya dalam layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan
konseling kelompok yang ada di Bab IV. Satlan dan satkung juga terlampir.
38
BAB IX
PENUTUP
A. Gambaran Tentang Keberhasilan BK
Selama dua bulan penulis telah melaksanakan layanan Bimbingan dan
Konseling yang diprogramkan. Untuk menilai efektifitas dan pelayanan Bimbingan
dan Konseling yang dilaksanakan tersebut, maka perlu dilakukan penilaian. Secara
umum dapat dikatakan bahwa kegiatan Bimbingan dan Konseling yang diprogramkan
sebagian besar telah terlaksana. Dari layanan yang diberikan, klien mendapat
pengetahuan baru seperti pemahaman diri, mengerti konsep BK sebenarnya.
B. Faktor, penunjang Penghambat dan upaya mengatasinya
1). Faktor Penunjang
Kegiatan Bimbingan dan Konseling yang penulis programkan dapt terlaksana
dengan baik karena adanya dukungan dari semua pihak, yaitu dari kepala sekolah
dan seluruh karyawan yang ada di SMP N 2 Curup Tengah. Selain itu pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang penulis laksanakan juga ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang tersedia, yang meliputi adanya ruangan khusus untuk konseling
serta kelengkapan administrasi lainnya terutama ketika penulis sedang
melaksanakan PLK-S.
2). Faktor Penghambat
Meskipun secara esensial tidak ada yang menjadi penghambat dalam
melaksanakan kegiatan BK di sekolah ini, namun secara tekhnis ada hambatan yang
dialami antara lain : Masalah kurangnya tenaga pembimbing.
3). Upaya mengatasinya
Didukung dengan jam khusus BK sangat mencukupi namun penulis tetap
kewalahan untuk melaksanakan beberapa layanan misalnya layanan yang hanya
terbatas untuk kelompok, sehingga penulis harus meminta bantuan rekan PLK-s
lain untuk dapat melaksanakannya.
C. Saran-Saran
Mahasiswa ynag mengikuti PLK-S harus benar-benar mempersiapkan diri dengan
berbagai wawasan dan keterampilan dalam memberikan layanan kepada siswa
39
karena permasalahn yang muncul di lapangan terkadang berbeda dengan teori yang
dipelajari di bangku kuliah.
Agar guru pembimbing senantiasa meningkatkan kerja sama dengan personil
sekolah yang lain, seperti guru mata pelajaran, wali kelas, Pembina osis, guru piket
serta tata usaha. Sehingga program yang telah direncanakan mendapat dukungan
dari berbagai pihak di sekolah
Diharapkan kepada siswa agar dapat memanfaatkan layanan BK untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang mereka alami baik masalah umum maupun khusus
atau masalah yang sangat mempribadi serta masalah belajar. Sehingga apa yang
diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Rasa terima kasih banyak kepada guru pamong yang telah mendukung kami, dan
membantu kami selama PLK-S di sekolah.
Juga kepada Dosen DPL terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan.
Kami harapkan kepada Prodi BK untuk dapat lebih memberikan kemudahan dalam
prosedur teknis pelaksanaan PLK-S
40