laporan praktikum alkohol

18
Tanggal Praktikum : 12 Januari 2012 Tanggal Penyerahan : 01 Februari 2012 PRAKTIKUM ANALISIS KADAR ALKOHOL (Metode Oksidasi Dikromat dalam Suasana Asam) Disusun Oleh : Neneng Suhartini 1209704025 Riska Puspita sari 1209704031 Sampurna 1209704033 Yusuf Rohmatulloh 1209704045 JURUSAN KIMIA

Upload: michael-smith

Post on 02-Aug-2015

1.933 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Alkohol

Tanggal Praktikum : 12 Januari 2012Tanggal Penyerahan : 01 Februari 2012

PRAKTIKUM

ANALISIS KADAR ALKOHOL(Metode Oksidasi Dikromat dalam Suasana Asam)

Disusun Oleh :

Neneng Suhartini 1209704025

Riska Puspita sari 1209704031

Sampurna 1209704033

Yusuf Rohmatulloh 1209704045

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2011

Page 2: Laporan Praktikum Alkohol

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan kadar alkohol dalam bahan pangan.

I.2. Prinsip Percobaan

Reaksi oksidasi dikromat oleh alkohol dalam suasana asam.

I.3. Teori Percobaan

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain

alcohol dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan

karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut,

bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang

digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.

Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa

organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-O H ) yang terikat pada atom

karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. Etanol

adalah salah satu obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang

paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup

banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol

tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat. (Wikipedia,

2012)

Alkohol adalah jenis minuman yang mengandung etil-alkohol (dibagi dalam

3 kelompok), disesuaikan dengan kadar etil-alkoholnya. Alkohol dapat menimbulkan

adiksi (ketagihan) dan dependensi (ketergantungan). Efek penggunaan alkohol

tergantung dari jumlah yang dikonsumsi, ukuran fisik pemakai serta kepribadian

pemakai. Pada dasarnya alkohol dapat mempengaruhi koordinasi anggota tubuh, akal

sehat, tingkat energi, dorongan seksual dan nafsu makan.

Minuman beralkohol banyak beredar di pasaran dengan berbagai macam-

macam nama, bentuk, dan kadar alkoholnya. Nama yang popularnya antara lain beer,

Page 3: Laporan Praktikum Alkohol

Ak, porter. Sterut, Tuak, Wisky, Brandy, Rum, Vodka, Gin, Spirit. Semua minuman

ini mempunyai sifat memabukan, baik dalam kadar atau konsentrasi alkohol yang

rendah dengan konsentrasi yang tinggi. (Toni Sugiarto, 1994)

Menurut Keputusan Presiden RI No. 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan

Pengendalian Minuman Beralkohol, minuman beralkohol dikelompokkan dalam 3

golongan dilihat dari kandungan alkoholnya, yaitu :

Golongan A : yaitu berbagai jenis minuman keras yang mengandung kadar

alkohol antara 1% s/d 5%. Contoh minuman keras ini adalah : bir, green sand,

dll.

Golongan B : yaitu berbagai jenis minuman keras yang mengandung kadar

alkohol antara 5% s/d 20%. Contohnya adalah : anggur malaga, dll.

Golongan C : yaitu minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara

20% s/d 50%. Yang termasuk jenis ini adalah : brandy, vodka, wine, drum,

champagne, whiski, dll (Joewana, 2005).

Kebanyakan orang mulai terganggu tugas sehari-harinya bila kadar alkohol dalam

darah mencapai 0,5% dan hampir semua akan mengalami gangguan koordinasi bila

kadar alkohol dalam darah 0,10%.

Menurut batasan Standar Industri Internasional (SII) bahwa yang disebut

dengan minuman keras hanyalah yang mengandung lebih dari 24 % alkohol.

Minuman-minuman yang mengandung alkohol tersebut menekan susunan saraf

pusat, sehingga lama-kelamaan orang yang meminum akan kehilangan kontrol.

(Editor Kurt Jane Isselbacher, 1995)

Alkohol mempunyai berbagai pengaruh dengan tubuh kita bila masuk dalam

peredaran darah seseorang yang meneguk setetes alkohol, ia tidak sadar sebenarnya

sedang merusak sel-sel otaknya sendiri. Alkohol juga berdampak negatif pada

jantung dan sirkulasi hati, ginjal, fungsi seksual. (Peter C. hayes, 1990)

Alkohol bukan saja merangsang mikrosom dan memproduksi banyak enzim,

tetapi juga menyebabkan kerusakan hati biarpun peminum itu dalamkondisi dan

status yang baik.

Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan tradisional

Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan

berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tapai bisa dibuat dari singkong (ubi

Page 4: Laporan Praktikum Alkohol

kayu) dan hasilnya dinamakan tapai singkong. Bila dibuat dari ketan hitam maupun

ketan putih, hasilnya disebut "tapai pulut" atau "tapai ketan". Dalam proses

fermentasi tapai, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces

cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis,

Saccharomycopsis fibuligera, Pediococcus sp., dan lain-lain. Tapai hasil fermentasi

dari S. cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, berasa manis keasaman,

mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket. Umumnya, tapai diproduksi oleh

industri kecil dan menengah sebagai kudapan atau hidangan pencuci mulut.

A. Pengaruh konsumsi tapai bagi kesehatan

Keunggulan tapai

Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina)

hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem

pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam

bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber

probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri

asam laktat sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini

diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan,

karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri

jahat. Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan

mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun

yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita

jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap. Konsumsi tapai dalam

batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negara

tropis yang mengonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan

menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat

toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia

karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan

vitamin B12.

Kelemahan tapai

Konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan

gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan

dalam pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan

Page 5: Laporan Praktikum Alkohol

sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau

penderita HIV. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu

dilakukan secara terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan

dengan higienis.

B. Reaksi Oksidasi Alkohol

Reaksi oksidasi alkohol menggunakan larutan natrium atau kalium

dikromat(VI) yang besifat asam digunakan untuk membuat aldehid, keton dan asam

karboksilat, dan sebagai sebuah cara untuk membedakan antara alkohol primer,

sekunder dan tersier. Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini

biasanya adalah sebuah larutan natrium atau kalium dikromat(V)) yang diasamkan

dengan asam sulfat encer. Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-

ion dikromat(VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion

kromium(III).

Persamaan setengah-reaksi untuk reaksi ini adalah

Alkohol primer

Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam

karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam

karboksisat, alkohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang

selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.

Oksidasi parsial menjadi aldehid

Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang

berlebihan, dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.

Alkohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk

melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah

terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.

Jika digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana, maka akan

dihasilkan aldehid etanal, CH3CHO.

Persamaan lengkap untuk reaksi ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang

persamaan setengah-reaksi untuk menyelesaikannya.

Page 6: Laporan Praktikum Alkohol

Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan dengan

berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organik yang terbentuk. Untuk

melakukan ini, oksigen dari sebuah agen pengoksidasi dinyatakan sebagai [O].

Penulisan ini dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana:

Penulisan ini juga dapat membantu dalam mengingat apa yang terjadi selama reaksi

berlangsung. Kita bisa membuat sebuah struktur sederhana yang menunjukkan

hubungan antara alkohol primer dengan aldehid yang terbentuk.

Oksidasi sempurna menjadi asam karboksilat

Untuk melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu menggunakan agen

pengoksidasi yang berlebih dan memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat

produk setengah-jalan tetap berada dalam campuran.

Alkohol dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi berlebih. Jika reaksi

telah selesai, asam karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.

Persamaan reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah

sebagai berikut:

Persamaan reaksi yang lebih sederhana biasa dituliskan sebagai berikut:

Atau, kita bisa menuliskan persamaan terpisah untuk dua tahapan reaksi, yakni

pembentukan etanal dan selanjutnya oksidasinya.

Page 7: Laporan Praktikum Alkohol

Reaksi yang terjadi pada tahap kedua adalah:

Alkohol sekunder

Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol

sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI)

yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon.

Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah produk yang

terbentuk.

Dengan menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang menunjukkan

hubungan antara struktur, dapat dituliskan sebagai berikut:

Jika anda melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan melihat

bahwa ada sebuah atom oksigen yang "disisipkan" antara atom karbon dan atom

hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk alkohol

sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung lebih

cepat.

Alkohol tersier

Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium

dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi.

Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda

akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan

sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier

tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut.

Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk

ikatan rangkap C=O.

Page 8: Laporan Praktikum Alkohol

BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1. Alat

No. Alat Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Labu ukur 25 mL

Erlenmeyer 50 mL

Tabung reaksi

Waterbath

Vortex mixer

Pipet ukur

Pipet tetes

Krustang

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

2.2. Bahan

No

.

Bahan Jumlah

1.

2.

3.

4.

Sampel (Air Peuyeum Ketan)

Aquadest

Kalium dikromat

Alkohol absolut

0,5 mL

15 mL

12,5 mL

-

Page 9: Laporan Praktikum Alkohol

BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1. Penentuan sampel

1. 0,5 mL sampel, 1mL aquadest, 12,5 mL larutan kalium dikromat

direaksikan ke dalam labu erlenmeyer 50 mL, kemudian dikocok.

2. Larutan yang diambil 10 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL,

kemudian dipanaskan pada waterbath dengan suhu 62,5 0C selama 20 menit.

3. Labu ukur yang berisi larutan didinginkan pada suhu ruang.

4. Larutan yang sudah dingin, ditambahkan aquadest sampai tanda batas

hingga volume 25 mL, kemudian dikocok.

5. 2,5 mL larutan dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2,5

mL aquadest.

6. Larutan dikocok dengan vortex mixer dan sampel diuji dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm. Warna larutan berubah

dari warna jingga menjadi hijau.

3.2. Pembuatan Kurva

1. Kurva baku dibuatkan dengan larutan alkohol dengan konsentrasi 2%, 4%,

6%, 8%, 10%, dan 12%.

2. Prosedur dilakukan seperti prosedur penetapan sampel dengan mengganti

sampel dengan larutan baku alkohol.

Page 10: Laporan Praktikum Alkohol

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel Standar Alkohol

No. Standar Absorban (nm)1. 2% 0,5102. 4% 0,1293. 6% 0,2164. 8% 0,2895. 10% 0,3656. 12% 0,430

Grafik

0 2 4 6 8 10 12 140

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

f(x) = 0.0382285714285714 x − 0.0209333333333333R² = 0.998266190339885

Kurva Standar Alkohol

Konsentrasi (%)

Abso

rban

(nm

)

Data Pengamatan Nilai Absorban Kelompok 1 – 8

No. Sampel Absorban (nm)1. A 0,0562. B 0,0783. C 0,0544. D 0,0805. E 0,0826. F 0,1477. G 0,1578. H 0,352

Page 11: Laporan Praktikum Alkohol

4.2. Perhitungan

y = 0,038 x – 0,020

0,325 = 0,038 x – 0,020

0,345 = 0,038 x

x = 9,08

BAB V

PEMBAHASAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya kadar alkohol

pada sampel air peuyeum ketan dengan metode oksidasi drikomat dalam suasana

asam. Prinsip dari percobaan ini adalah kadar alkohol dapat ditentukan dengan

mereaksikan larutan alkohol (etanol) dengan kalium dikromat dengan

mengasumsikan reaksi oksidasi-reduksi. Jumlah ion Cr2O72- yang tereduksi oleh

alkohol menunjukkan kadar alkohol yang terkandung dalam suatu larutan. Produk

dari hasil reksi oksidasi-reduksi ini dapat diukur dengan menggunakan

spektrofotometer. (Underwood.1986)

Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh

rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol adalah alkohol mempunyai titik

didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini

disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum

alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam

alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam

air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut.

Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala

perbandingan (Brady, 1999).

Penentuan kadar alkohol ini dilakukan dengan mula-mula mengukur 0,5 mL

sampel ditambah 15 mL aquades dan 12,5 mL K2Cr2O7. Kemudian larutan sampel

dikocok dan dipipet 10 mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan

dipanaskan pada suhu 62,5 oC selama 20 menit lalu didinginkan. Tujuan penambahan

aquadest dan K2Cr2O7 adalah sebagai pelarut untuk mengencerkan sampel. K2Cr2O7

Page 12: Laporan Praktikum Alkohol

bersifat asam, yang berfungsi sebagai pengoksidasi dalam suasana asam. Kemudian

dilakukan pemanasan dalam waterbath dengan untuk mengoksidasi larutan kalium

dikromat. Setelah pemanasan selesai, didinginkan terlebih dahulu, kemudian

ditambahkan aquadest 25 mL sampai tanda batas. Sampel dipipet 2,5 mL ke dalam

tabung reaksi dan ditambahkan kembali 2,5 mL aquades, kemudian dikocok dengan

vortex. Vortex mixer dilakukan untuk menghomogenkan sampel secara merata dan

menyeluruh. Lalu, sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang 600 nm

dengan spektrofotometer.

Berdasarkan hasil percobaan, nilai absorbansi pada sampel A, B, C, D, E. F,

G dan H berturut-turut yaitu 0,056; 0,078; 0,054; 0,080; 0,082; 0,147; 0,157, dan

0,352. Dari data tersebut, dapat dihitung kurva larutan baku. Kemudian diketahui %

kadar alkohol pada sampel peuyeum yaitu sebesar 9,08 %.

BABVI

KESIMPULAN

Pada percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa % kadar alkohol sampel air

peuyeum ketan sebesar 9,08%.

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Alkohol - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html

(diakses pada tanggal 26 januari 2012)

Anonim. 2012. Oksidasi Alkohol Chem-Is-Try.Org Situs Kimia Indonesia.html

(diakses pada tanggal 26 Januari 2012)

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jilid 1. Jakarta:

Binarupa Aksara.

Day RA. Jr dan Al Underwood.1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.

Jakarta: Erlangga.