laporan praktikum compaction

24
LAPORAN PRAKTIKUM COMPACTION KELOMPOK 5 Erlangga Rizki Fauzi 1006758294 Rosemarie Maya 1006674401 Pra Gogo Hutagaoel 1006674345 Muhammad Ridwan 1006674313 Afdol Pranata 1106067822 TanggalPraktikum : 26 Februari 2012 Asisten : Sandy Sanjaya Nilai : Paraf : LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

Upload: erlanggarizkifauzi

Post on 22-Nov-2015

453 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

Praktikum MekTan

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMCOMPACTION

KELOMPOK 5Erlangga Rizki Fauzi1006758294Rosemarie Maya1006674401Pra Gogo Hutagaoel1006674345Muhammad Ridwan1006674313Afdol Pranata1106067822

TanggalPraktikum: 26 Februari 2012Asisten: Sandy SanjayaNilai:Paraf:

LABORATORIUM MEKANIKA TANAHDEPARTEMEN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS INDONESIADEPOK 2012

1. PENDAHULUAN1.1. Maksud dan Tujuan PercobaanMencari nilai kerapatan kering ( dry) maksimum pada kadar air optimum (Wopt) dari suatu sampel tanah yang dipadatkan

1.2. Alat dan Bahan :a. Mould, lengkap dengan collar dan base plateb. Hammer seberat 10 lbs, dengan tinggi jatuh 18 inchc. Hydraulic extruderd. Pelat baja pemotonge. Gelas ukurf. Wadah untuk mencampur tanah dengan airg. Pelat besi/penggaris untuk mengukur tinggu tanahh. Timbangani. Ovenj. Sampel tanah lolos saringan no. 4 ASTM sebanyak 4 kantong @ 2kgk. Jangka sorong

1.3. Teori dan Rumus yang DipakaiCompaction (pemadatan tanah) adalah suatu proses dimana pori-pori tanah diperkecil dan kandungan udara dikeluarkan secara mekanis. Suatu pemadatan tanah adalah juga merupakan usaha(energi) yang dilakukan pada massa tanah. Suatu pemadatan (Compactive Effort = CE) yang dilakukan tersebut adalah fungsi dari variabel-variabel berikut:CE=dengan :CE = Compactive Effort (lb/ft2) W = berat hammer (lb)H = tinggi jatuh (inch)L = jumlah layerB = jumlah pukulan per-layer V = volume tanah (ft3)

Pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium pada umumnya terdiri dari dua macam, yaitu:1. Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTM D 698)2. Modified Proctor - AASHTO T 180 (ASTM D 1557)Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada tabel di bawah ini:

Tabel Perbandingan metode Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTM D 698) dengan Modified Proctor - AASHTO T 180 (ASTM D 1557)Test IdentificationAASHTO T 99ASTM D 698AASHTO T 180ASTM D 1557

Diameter mould (inch)4646

Berat hammer (lb)5.55.51010

Tinggi jatuh hammer (inch)12121818

Jumlah layer3355

Jumlah pukulan per-layer25562556

C.E (lb/ft2)12.37512.37556.2556.25

Ukuran butiran maksimumyang lolosNo. 4 (3/4)No. 4 (3/4)No. 4 (3/4)No. 4 (3/4)

Kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk membuat suatu hubungan tersebut dibuat beberapa contoh tanah minimal empat contoh dengan kadar air yang berbeda-beda, dengan perbedaan kurang lebih 4% antara setiap sampel. Dari percobaan tersebut kemudian dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara kepadatan dan kadar air, sehingga dari grafik tersebut diperoleh dry maksimum pada kadar air optimumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu tanah yang dipadatkan dengan kadar air tanah lebih dari Wopt akan diperoleh nilai kepadatan yang lebih kecil dari dry maksimum.

Dalam pengaplikasiannya dalam dunia teknik sipil, dynamic compaction digunakan untuk meningkatkan kepadatan tanah ketika keadaan di bawah permukaan tanah membuat metode lainnya tidak bisa digunakan. Proses pemadatan ini adalah dengan menjatuhkan beban berat berulang kali ke tanah dengan jarak jatuh yang sama. Berat beban yang digunakan dan tinggi jatuh menentukan jumlah pemadatan yang terjadi. Pemadatan dilakukan untuk memperbaiki beberapa sifat tanah, antara lain:1. Menaikkan kuat geser = menaikkan nilai dan c yang bertujuan untuk memperkuat tanah.2. Mengurangi kompresibilitas = mengurangi penurunan oleh beban.3. Mengurangi permeabilitas = mengurangi nilai k.4. Mengurangi sifat kembang-susut tanah.Pada pemadatan, yang dapat berkurang hanya udara. Makin basah tanah, makin mudah dipadatkan karena air berfungsi sebagai pelumas agar butir-butir airmudah merapat, tetapi kadar air yang berlebihan akan mengurangi hasil pemadatan yang dapat dicapai. Tanah yang kenyang air tidak dapat dipadatkan. Pemadatan pada tanah granuler atau pasir penanganannya paling mudah. Sifat tanah pasir adalah kuat geser dan permeabilitasnya tinggi. Perubahan volume sedikit setelah dipadatkan.Tanah lanau bersifat cukup stabil dan kuat geser cukup tinggi. Lanau sangat sulit dipadatkan bila basah karena permeabilitasnya rendah. Perubahan volume sedikit setelah dipadatkan. Tanah lempung padat mempunyai permeabilitas rendah sehingga air sulit mengalir keluar dari rongga lempung. Butiran sulit merapat satu sama lain. Tanah lempung tidak dapat dipadatkan dengan baik pada waktu sangat basah/jenuh.

Menentukan Kadar Air dengan:W = kadar airWwater = berat air (gram)Wdry = berat tanah kering (gram)Wwet = berat tanah basah (gram)

Menentukan Penambahan Volume Airdengan:Vadd = volume air yang akan ditambahkanWx = kadar air yang akan dibuatW0 = kadar air awalW = berat sampel tanah (gram)

Menentukan Nilai wet dan dry dengan:wet = berat isi tanah dalam keadaan basah (gram/cm3)Wwet = berat tanah basah (gram)V = volume sampel tanah yang telah dipadatkan (cm3)dry = berat isi tanah dalam keadaan kering (gram/cm3)Wdry = berat tanah kering (gram)W = kadar air

Menghitung Nilai Zero Air Void Line (ZAV-Line)ZAV-line adalah garis yang menggambarkan hubungan antara berat isi kering dengan kadar air dalam kondisi derajat kejenuhan (Sr) 100%.

dengan:Gs = nilai specific gravitywater = berat jenis air (1 gran/cm3)W = kadar airSr = derajat kejenuhan

Menghitung Nilai Compaction Effort (CE)CE=dengan :CE = Compactive Effort (lb/ft2) W = berat hammer (lb)H = tinggi jatuh (inch)L = jumlah layerB = jumlah pukulan per-layer V = volume tanah (ft3)

2. PRAKTIKUM2.1. PersiapanPraktikuma) Menyiapkan 4 kantong sampel tanah masing-masing 2 kg, lolos saringan No. 4 ASTM b) Mencampur seluruh sampel dalam kantong dengan rata dalam satu wadah, nilai kadar air awal dalam hal ini dianggap sama c) Mengambil sebagian sampel yang dianggap mewakili nilai kadar air seluruhnya, dan mencari nilai kadar air sampel tersebut d) Mengembalikan sampel ke kantongnya masing-masing e) Sehari kemudian setelah kadar air diketahui, menambahkan air ke dalam masing-masing kantong agar mencapai kadar air yang berbeda-beda f) Memasukkan contoh tanah ke dalam kantong plastik dan dibiarkan selama 18-24 jam (diperam) agar campuran air merata2.2. Jalannya Percobaana) Menyiapkan mould, collar, dan base plateb) Menimbang dan mengukur dimensi mould untuk mengetahui volume tanah hasil pemadatan c) Memasukkan tanah ke dalam mould, perkirakan jumlahnya sedemikian rupa sehingga setelah dipadatkan tingginya mencapai 1/3 tinggi mould (karena total lapisan pemadatan sebanyak 3 lapis) d) Menumbuk setiap lapisan 56 kali secara merata dengan hammer seberat 5.5 lb dan tinggi jatuh 12 inch(Standard AASHTO) e) Membuka collar setelah pemadatan lapis ketiga selesai meratakan kelebihan tanah pada mould dengan pelat pemotong f) Menimbang tanah beserta mouldg) Mengeluarkan contoh tanah dari mould dengan bantuan extruder h) Mengambil bagian atas, tengah, bawah dari contoh tanah tersebut untuk diperiksa kadar airnya dengan demikian akan diperoleh kadar air rata-rata dari contoh tanah setelah dipadatkan 2.3. Perbandingan dengan ASTMPercobaan ini dilakukan sesuai Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTM D 698)

3. HASIL PRAKTIKUM3.1. Data Hasil Praktikum ( terlampir )3.2. PerhitunganMenentukan Hubungan W - dry Dimensi mould:39% & 43% D = 10,18 cm Tinggi = 11,625 cm Berat = 1,392 kg = 1392 gram Volume = 946,19 cm235% & 47% D = 10,21 cm Tinggi = 11,851 cm Berat = 1,692 kg = 1692 gram Volume = 970,28 cm2

Menentukan kadar airSampelWcan (gram)W(c+w) (gram)W(c+d) (gram)Wwater (gram)Wdry (gram)Wo

119,66355,57266,7488,83247,0835,95 %

216,79357,17260,5596,62243,7639,63 %

317,91416,18295,05121,13277,1443,7 %

419,72428,42296,72131,727747,54 %

Menentukan kerapatan keringSampel1234

Assumed water content (%)35394347

Water content (%)35,9539,6343,747,54

Wt. of soil + mould (gram)3104293630183336

Wt. of mould (gram)1692139213921692

Wt. of soil in mould (gram)1412154416261644

Wet density (gr/cm3)1455163117181694

Dry density (gr/cm3)1070116811941148

Menghitung Garis Zero Air VoidSr = 100%water = 1 gr/cm3ZAV = (contoh sampel 1)ZAV =

Sampel1234

W (%)35,9539,6343,747,54

Gs2,792,792,792,79

ZAV1,391,321,251,19

W = 5,5 lb = 2,49 kgH = 12 inch = 30,48 cmL = 3 layerB = 25 kaliV = (946,19+970,28)/2= 958,235cm2 CE=

4. ANALISA4.1. Analisa PraktikumPraktikum kali ini bertujuan untuk mencari nilai kerapatan kering (dry) maksimum pada kadar air optimum (Wopt) dari suatu sampel tanah yang dipadatkan. Praktikum compaction ini dilakukan dengan menggunakan tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak 4 kantong dengan berat masing-masing 2 kg sebagai bahan praktikum. Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain: Mould, lengkap dengan collar dan base plate, hammer seberat 10 lbs (dengan tinggi jatuh 18 inch), hydraulic extruder, pelat baja pemotong, gelas ukur, wadah untuk mencampur tanah dengan air, pelat besi/penggaris untuk mengukur tinggu tanah, timbangan, oven, sampel tanah lolos saringan no. 4 ASTM sebanyak 4 kantong @ 2kg, dan jangka sorongPersiapan dilakukan sehari sebelum praktikum dilakukan. Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak 4 kantong dengan berat masing-masing 2 kg disiapkan. Kemudian dicari kadar air dari sampel-sampel tanah tersebut dengan menggabungkan tanah dari tiap-tiap kantong menjadi satu dan mengambil sebagian tanah untuk menjadi sampel untuk mencari kadar air keseluruhan tanah. Sebagian tanah tersebut diletakkan ke dalam can dan ditimbang. Kemudian sampel tanah dikembalikan ke dalam kantong masing-masing. Sehari setelahnya, can beserta sampel tanah diangkat dari oven dan ditimbang kembali. Dari data-data yang ada, maka didapat kadar air sampel tanah sebesar 33%.Persiapan berikutnya adalah membuat variasi kadar air dari keempat sampel tanah di plastik yang disiapkan tadi dengan menambahkan sejumlah air. Kadar air yang diinginkan adalah 35%, 39%, 43%, dan 47%. Jumlah air yang ditambahkan dapat diketahui dengan menggunakan rumus yang ada pada modul. Setelah sejumlah air ditambahkan kepada setiap sampel, masing-masing sampel diperam selama 18-24 jam agar kandungan air merata.Pada hari praktikum dilaksanakan, masing-masing kantong berisi sampel tanah disiapkan untuk dipadatkan secara bergantian. Langkah pertama adalah mengukur diameter dan tinggi mould yang akan digunakan untuk mengetahui volume mould. Kemudian mould juga ditimbang. Dalam pemadatan, tanah dipadatkan dalam 3 layer. Tanah diletakkan ke dalam mould sampai 1/3 dari mould. Untuk mengetahui tinggi dari layer, digunakan pelat besi untuk mengukur. Setelah itu dilakukan tumbukan dengan hammer sebanyak 25 kali, tumbukan dilakukan merata ke seluruh permukaan sampel tanah didalam mould. Langkah yang sama dilakukan pada layer kedua dan ketiga. Kemudian, permukaan tanah diratakan dengan pelat baja pemotong. Mould beserta tanah yang telah dipadatkan kemudian ditimbang sehingga dapat dicari berat tanah untuk mendapatkan berat isi tanah dalam keadaan basah. Setelah mould dan tanah yang telah dipadatkan ditimbang, sampel tanah dikeluarkan dengan menggunakan alat hydraulic extruder. Tanah tersebut dibagi menjadi tiga bagian dengan mengasumsikan ketiga bagian tersebut adalah bagian dari masing-masing layer pada tanah yang dipadatkan. Kemudian diambil sebagian tanah dari masing-masing layer tersebut dan diletakkan di atas can yang telah ditimbang terlebih dahulu, kemudian tanah beserta can ditimbang dengan minimal berat 300 gr. Kemudian tanah beserta can dimasukkan ke dalam oven dan didiamkan selama 18 jam.Keesokan harinya, tanah beserta can dikeluarkan dari oven dan ditimbang sehingga didapat berat tanah + can dari tanah yang dipadatkan. Dari data tersebut dapat dicari kadar air dari tanah yang sebenarnya dari kadar air asumsi semula. Kemudian dapat dicari berat isi kering dari masing-masing sampel tanah.

4.2. Analisa HasilKeempat sampel tanah dihubungkan berdasarkan kadar air tanah setelah dipadatkan dan berat isi kering tanah masing-masing sampel tanah sehingga didapat grafik. Dari grafik tersebut diperoleh dry maksimum = 1196 gram/cm3 dan W optimum = 43%. Kemudian dilakukan perhitungan nilai Zero Air Void Line (ZAV) dan dibuat grafik hubungannya dengan kadar air 4 sampel tanah. Kemudian, kedua buah grafik dibandingkan. Dari grafik, kurva yang dihasilkan oleh kedua buah grafik tidak bersinggungan. Hal ini berarti kerapatan kering yang digambarkan grafik sampel tanah dengan kadar air optimum tidak melebihi kerapatan kering dari tanah dengan kadar air dalam kondisi derajat kejenuhan (Sr) 100%. Selain itu dicari pula nilai Compactive Effort = CE sebesar

4.3. Analisa KesalahanKesalahan pada praktikum ini lebih banyak dilakukan oleh praktikan. Hal ini disebabkan oleh ketidaksanggupan praktikan dalam menggunakan alat-alat dengan benar. Beberapa kesalahan dalam praktikum ini antara lain: Kemampuan praktikan yang berbeda-beda dalam melakukan praktikum. Praktikum ini dilakukan dengan jumlah praktikan yang banyak, tidak hanya satu, sedangkan kemampuan satu praktikan dan yang lainnya berbeda-beda sehingga hasil praktikum juga berbeda-beda. Saat memasukkan atau mengeluarkan sampel beserta can ke dalam atau ke luar oven, ada beberapa butir tanah yang terjatuh sehingga mempengaruhi pada saat penimbangan dan perhitungan. Kondisi alat dan bahan yang kurang baik, sehingga ketika pengambilan bahan praktikum dapat tidak tepat, misalnya ketika mengambil sampel tanah, can yang digunakan bolong-bolong sehingga ada beberapa butir tanah yang terjatuh. Saat menghitung berat can + tanah yang telah di oven, ditakutkan berat kering dari alumunium pada can ikut berkurang juga sehingga mengurangi berat sampel tanah kering. Saat pemadatan, permukaan tanah yang telah ditumbuk menggunakan hammer tidak sepenuhnya rata sehingga volume tanah pada mould tidak sama dengan volume mould.

5. Kesimpulan Pemadatan (compaction) dilakukan untuk menentukan nilai kerapatan kering (dry) dan kadar air optimum (Woptimum) dari suatu sampel tanah. Nilai kadar air optimum (Woptimum) pada praktikum ini adalah 43 % Nilai kerapatan kering (dry) maksimum pada praktikum ini adalah 1196 gram/cm3

6. ReferensiLambe T.W.Soil Testing For Engineers,John Willey and Sons, New York,1951.Punmia B.C. Soil Mechanic and Foundation Standard Book House, Delhie, 1981.Wesley L. D. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.

LAMPIRAN