laporan praktikum kesadahan

25
Laporan Praktikum Kesadahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa air, manusia tidak akan bertahan hidup lama. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet bumi ini. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air sangat penting di dalam mendukung kehidupan manusia, air juga mempunyai potensi yang sangat besar jika air tersebut tercemar, dalam menularkan atau mentransmisikan berbagai penyakit ( Anwar Daud, 2007). Air merupakan sumberdaya yang paling penting dalam kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan di beberapa tempat sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat dari kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran, penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dan lain-lain.

Upload: caesarkazzer

Post on 03-Feb-2016

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

for collage task purpose

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kesadahan

Laporan Praktikum Kesadahan

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa air,

manusia tidak akan bertahan hidup lama. Air alam mengandung berbagai

jenis zat, baik yang larut maupun yang tidak larut serta mengandung

mikroorganisme. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

Air merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet bumi ini. Dalam bidang

kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian,

industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air sangat penting di dalam mendukung

kehidupan manusia, air juga mempunyai potensi yang sangat besar jika air tersebut tercemar,

dalam menularkan atau mentransmisikan berbagai penyakit ( Anwar Daud, 2007). Air

merupakan sumberdaya yang paling penting dalam kehidupan manusia

maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan

kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat

tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan di

beberapa tempat sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai

akibat dari kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran,

penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dan lain-lain. 

Sumber-sumber air yang ada di bumi antara lain adalah air

atmosfer, air permukaan, air laun dan air tanah. Air merupakan suatu sarana

utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Jika kandungan bahan-bahan

dalam air tersebut tidak mengganggu kesehatan, air dianggap bersih dan

layak untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat gangguan

terhadap kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk

tujuan penggunaannya. Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya

makhluk hidup, zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan

Page 2: Laporan Praktikum Kesadahan

itu dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat

air tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya (Mifbahuddin, 2010).

Air merupakan pelarut penting, yang memiliki kemampuan yang

dapat melarutkan zat-zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,

beberapa jenis gas dan dan banyak macam molekul organik. Bahan-bahan

mineral yang dapat terkandung dalam air adalah CaCO3, MgCO3, CaSO4,

MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Dimana air yang banyak

mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah.

Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam kalsium

dan magnesium, air sadah tidak baik untuk mencuci karena ion-ion Ca2+ dan

Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun dan

membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Senyawa-senyawa

kalsium dan magnesium ini relatif sukar larut dalam air, sehingga senyawa-

senyawa ini cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan

atau precipitation yang kemudian melekat pada logam (wadah) dan menjadi

keras (Bintoro, 2008 dalam Ginoest, 2010).

Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada

dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga

untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal

ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat

menyebabkan penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa tersebut akan

meledak, dan jika terjadi peledakan akan dapat menyebabkan polusi udara

yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dan lingkungan tidak bisa

berfungsi sebagai mana mestinya. Untuk itu perlu dilakukan pengujian

kesadahan. Manfaat penentuan atau pengujian kesadahan adalah untuk

mengetahui tingkat kesadahan air, dan untuk dapat menentukan kesadahan

digunakan metode Titrasi EDTA ( Ethylene Diamene Tetra Asetat).

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat

adalah:

Page 3: Laporan Praktikum Kesadahan

1.      Berapa tingkat kesadahan total air sampel yang diteliti?

2.      Berapa kadar Ca dalam air yang diteliti?

3.      Berapa kadar Mg dalam air yang diteliti?

4.      Apakah air sampel yang diteliti layak dikonsumsi?

C.    Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1.         Untuk mengetahui tingkat kesadahan total air yang diteliti.

2.         Untuk mengetahui kadar Ca dalam air yang diteliti.

3.         Untuk mengetahui kadar Mg dalam air yang diteliti.

4.         Untuk mengetahui kelayakan konsumsi air yang diteliti.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam

air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam

karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral

yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang

rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa

merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat

(Wikipedia, 2011).

Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk

busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air

akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan

pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Penyebab air

menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga

disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam

Page 4: Laporan Praktikum Kesadahan

bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat,

klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (O-fish, 2003).

Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium

dikenal sebagai “air sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci.

Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk

endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-

senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut dalam air, maka

senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk

endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.

Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat

menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat

menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan

keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga,

dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang

digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk

menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia

(Wikipedia, 2011).

Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+,

khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik

air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang

dinyatakan sebagai CaCO3 (Giwangkara, 2006 dalam Ihsan, 2011)

B.     Jenis Kesadahan

Terdapat dua jenis kesadahan, yakni sebagai berikut:

1. Kesadahan sementara

Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang mengandung

ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa

kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2)

Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah

sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air,

Page 5: Laporan Praktikum Kesadahan

sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan

pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel

(Wikipedia, 2011).

Reaksinya:

Ca(HCO3)2 → dipanaskan →  CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)

Mg(HCO3)2 →  dipanaskan    →    CO2 (gas)  +   H2O (cair)    + MgCO3

(endapan)

2. Kesadahan Tetap

Kesadahan tetap adalah kesadahan yang mengadung anion selain

ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO4

2-. Berarti

senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium

nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2),

magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang

mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena

kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk

membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara

kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.

Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan

soda- kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium

hidroksida) sehingga terbentuk endapan kaslium karbonat

(padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam air.

Reaksinya:

CaCl2 +   Na2CO3 →   CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl   (larut)

CaSO4 +   Na2CO3 →   CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)

MgCl2 +   Ca(OH)2 →   Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)

MgSO4 +   Ca(OH)2 →   Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)

Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan

penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar

kesadahannya eqivalen dengan total kadar alkali disebut kesadahan

karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut kesadahan non-

karbonat. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan

Page 6: Laporan Praktikum Kesadahan

dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah

kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat tidak ada. Kesadahan

mungkin terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung

kepada sumber dan perlakuan dimana air telah subjeknya (Wikipedia, 2011).

C.    Metode Penentuan Kesadahan

Metode yang dapat dilakukan untuk penentuan kesadahan adalah

metode Titrasi EDTA ( Ethylene Diamene Tetra Asetat). EDTA berupa

senyawa kompleks khelat dengan rumus molekul

(HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2. Merupakan suatu senyawa asam amino

yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam logam bervalensi

dua dan tiga. EDTA mengikat logam melalui empat karboksilat dan dua

gugus amina. EDTA membentuk kompleks kuat terutama dengan Mn (II), Cu

(II), Fe (III), dan Co (III) (Anonim, 2008 dalam Ginoest, 2010).

EDTA merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, serta dapat

diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam penggunaannya, karena

adanya sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi terlebih

dahulu.

HOOC CH2 CH2COOH

N CH2 CH2 N

HOOC CH2 CH2COOH

Gambar 2.1     Struktur EDTA

Terlihat dari strukturnya bahwa molekul tersebut mengandung baik

donor elektron dari atom oksigen maupun donor dari atom nitrogen sehingga

dapat menghasilkan khelat bercincin sampai dengan enam secara serempak

(Khopkar, 1990 dalam Ginoest, 2010).

Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui

titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka

terhadap semua kation tersebut. Titrasi kompleks meliputi reaksi

Page 7: Laporan Praktikum Kesadahan

pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang

terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan yang mendasari terbentuknya

kompleks adalah tingkat kelarutan yang tinggi.

EDTA biasa dikenal sebagai asam etilen diamina tetraasetat, mengandung atom

oksigen dan nitrogen yang efektif dalam membentuk kompleks yang stabil dengan logam lain

yang berbeda. EDTA adalah ligan yang dapat berkoordinasi dengan satu ion logam melalui dua

nitrogen dan satu oksigennya. EDTA juga dapat berlaku sebagai ligan kudentat dan konsidentat

yang membebaskan satu atau dua gugus oksigen dari reaksi yang kuat dengan logam lain (Brady,

1994 dalam Ihsan, 2011).

EDTA membentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika

ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika

sejumlah kecil Eriochrome Black Tea atau Calmagite ditambahkan ke suatu

larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0

± 0,1, larutan menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan

sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu kompleks,

dan ketika semua magnesium dan kalsium telah manjadi kompleks, larutan

akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang

menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk

menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini,

kompleks garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan

buffer.

Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi

EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT).

Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat

dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan

Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H2S. EBT yang

dihaluskan bersama NaCl padat kadangkala juga digunakan sebagai

indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak

ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan

(Ginoest, 2010).

Page 8: Laporan Praktikum Kesadahan

D.    Standar Jenis Kesadahan

Kandungan kapur yang terdapat dalam air, agar tidak kurang dan tidak juga berlebih

maka perlu diterapkan standar suatu air dikatakan sadah atau berlebih kesadahannya. Standar

kualitas menetapkan kesadahan total adalah 5-10 derajat Jerman. Apabila kurang dari 5 derajat

Jerman maka air akan terasa lunak dan sebaliknya. Jika dalam air mengandung lebih dari 10

derajat Jerman maka akan merugikan bagi manusia.

Di kalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk membedakan mana air yang

tingkat kesadahannya tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan saja berdasarkan apa yang

ditimbulkan dari air, misalnya mereka mengamati kerak yang ditimbulkan air pada dasar panci

memberikan sedikit pemahaman pada masyarakat bahwa air yang dikonsumsinya itu tingkat

kesadahannya tinggi, dan sebaliknya jika tidak terlihat kerak yang ditimbulkan artinya bahwa air

yang dikonsumsinya tingkat kesadahannya masih tergolong rendah (Sanropie dkk, 1984 dalam

Resthy, 2011)..

Standar kesadahan air meliputi (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy 2011):

1.    Standar kesadahan menurut WHO, 1984, mengemukakan bahwa :

a.    Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3;

b.    Lunak mengandung 0-60 ppm CaCO3;

c.    Agak sudah mengandung 60-120 ppm CaCO3;

d.   Sadah mengandung 120-180 ppm CaCO3;

e.    Sangat sadah 180 ppm ke atas.

2. Standar kesadahan menurut E. Merck, 1974, bahwa :

a.    Sangat lunak antara 0-4 OD atau 0-71 ppm CaCO3;

b.    Lunak antara 4-8 OD atau 71-142 ppm CaCO3;

c.    Agak sadah antara 8-18 OD atau 142-320 ppm CaCO3;

d.   Sadah 18-30 OD atau 320-534 ppm CaCO3;

e.    Sangat sudah 30 OD keatas atau sekitar 534 ppm ke atas.

3. Standar kesadahan menurut EPA, 1974, bahwa :

a.    Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3;

b.    Lunak, antara 0-75 ppm CaCO3;

c.    Agak sadah, antara 75-150 ppm CaCO3;

d.   Sadah, 150-300 ppm CaCO3;

Page 9: Laporan Praktikum Kesadahan

e.    Sangat sadah 300 ppm ke atas CaCO3.

4.    Kesadahan merupakan salah satu sifat kimia yang dimiliki air. Kesadahan air disebabkan adanya

ion – ion Ca2+ dan Mg2+. Berdasarkan Standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010

batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati

batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan).

Dari data tersebut dapat dilihat jelas bahwa air yang dikatakan sadah adalah air yang

mengandung garam mineral khususnya CaCO3 sekitar 120-180 ppm menurut WHO, sedangkan

menurut Merck air dikatakan sadah jika mengandung 320-534 ppm atau sekitar 18-30 OD,

menurut EPA air yag dikatakan sadah jika mengandung CaCO3 sekitar 150-300 ppm, dan

menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu

500 mg/L CaCO3. Bila melewati batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan) (Bakti

Husada, 1995 dalam Resthy, 2011).

E.     Dampak dari Kesadahan Air yang Kurang dan yang Berlebih

Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan terasa lunak atau hambar

karena tidak mengandung garam-garam mineral sehingga akan mengurangi selera dalam

mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air kandungan kapurnya sangat tinggi atau dengan

kata lain terlalu banyak mengandung garam-garam mineral justru akan memberikan dampak

yang buruk bagi kehidupan. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mengetahui dampak apa saja

yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air berlebih atau kesadahannya tinggi

(Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011).

Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai kecenderungan

menyebabkan korosi pada pipa. Sedangkan jika air memiliki kandungan kapur yang banyak atau

tingkat kesadahannya tinggi, maka mengakibatkan terbentuknya kerak-kerak pada dinding pipa

yang menyebabkan penyempitan pipa, sehingga memperkecil debit aliran air. Dalam rumah

tangga hal tersebut menyebabkan terbentuknya kerak pada dinding peralatan memasak sehingga

menyebabkan pemakaian bahan bakar yang lebih banyak dan menyebabkan pemakaian sabun

yang semakin tinggi (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy, 2011).

Apabila kandungan CaCO3 atan MgCO3 dalam air itu melewati batas 10 derajat

Jerman maka akan menyebabkan, antara lain (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011):

a.    Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari logam;

Page 10: Laporan Praktikum Kesadahan

b.    Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler;

c.    Pipa air menjadi terumbat;

d.   Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih.

Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat menyebabkan

beberapa masalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang, hal tersebut dapat menimbulkan

osteoporosis atau pengapuran pada tulang manusia. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan

mineral, yang menyumbat pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di

rumah tangga, selain itu air sadah dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan.

Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi ketat untuk mencegah kerugian. Untuk

menghilangkan kesadahan biasanya digunakan beberapa zat kimia ataupun dengan menggunakan

resin pertukaran ion (Kris, 2006 dalam Resthy, 2011).

Air sadah membawa dampak negatif, yaitu (Anoymous, 2009 dalam Resthy, 2011):

1.      Menyebabkan sabun tidak berbusa karena adanya hubungan kimiawi antara kesadahan dengan

molekul sabun sehingga sifat detergen sabun hilang dan pemakaian sabun menjadi lebih boros;

2.      Menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katup-katup ketel karena terbentuknya

endapan kalsium karbonat pada dinding atau katup ketel. Akibatnya hantaran panas pada ketel

air berkurang sehingga memboroskan bahan bakar.

BAB III

METODE PERCOBAAN

A.    Alat dan Bahan

1.    Alat :

a.       Batang Pengaduk

b.      Botol Semprot

c.       Bulp

d.      Buret

e.       Erlenmeyer 250 mL

f.       Gelas Kimia 250 mL

Page 11: Laporan Praktikum Kesadahan

g.      Gelas Kimia 300 mL

h.      Gelas Ukur 50 mL

i.        Pipet Tetes

j.        Pipet Volume

k.      Statif

l.        Sendok tanduk

2.    Bahan:

a.       Air sumur (sampel)

b.      Aquades

c.       Buffer pH 10

d.      Eriochrom Black Tea (EBT)

e.       Larutan Etylene Diamine Tetra Asestat (EDTA) 0,01 M

f.       Murexide

g.      Larutan NaOH 1 N

B.     Prosedur Kerja

1.    Penentuan Kesadahan Total

Memipet 25 mL sampel kemudian memasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu

menambahkan 2 mL larutan Buffer pH 10 kemudian menambahkan sedikit indikator EBT hingga

berwarna merah muda dan menitrasi dengan larutan EDTA hingga berubah warna dari merah

muda menjadi biru.

2.    Penentuan Kadar Kalsium (Ca)

Memipet 25 mL sampel air kemudian memasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu

menambahkan larutan 3 mL Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N, kemudian menambahkan sedikit

indikator murexide hingga berwarna merah muda dan menitrasi dengan larutan EDTA hingga

berubah warna dari merah muda menjadi ungu.

Page 12: Laporan Praktikum Kesadahan
Page 13: Laporan Praktikum Kesadahan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan

1.      Penentuan Kesadahan Total

Zat yang Bereaksi Hasil Keterangan

25 mL sampel air

ditambahkan buffer pH 10

Larutan bening

Ditambahkan indikator

Eriochrome Black Tea

(EBT)

Larutan berwarna

merah muda

Dititrasi dengan larutan

EDTA 0,01 M

Larutan berwarna biru

Volume EDTA : 5,5 mL

Page 14: Laporan Praktikum Kesadahan

2.      Penentuan Kesadahan Ca

Zat yang Bereaksi Hasil Keterangan

25 mL sampel air

ditambahkan buffer pH

12

Larutan bening

Ditambahkan indikator

Murexide

Larutan berwarna

merah muda

Dititrasi dengan larutan

EDTA 0,01 M

Larutan berwarna ungu

Volume = 3,3 mL

B.     Perhitungan

1.      Kesadahan Total :

Dik: Vol EDTA = 5,5 mL

[EDTA] = 0,01 M

Mr CaCO3 = 100 gr/mol

Dit: Kesadahan Total …….?

Peny:

Kesadahan Total : Kadar CaCO3 = A × [EDTA] × Mr CaCO3 × 1000

mL sampel

Page 15: Laporan Praktikum Kesadahan

Mr CaCO3 = 1. Ar Ca + 1. Ar C + 3. Ar O

= 40 + 12 + 3. 16

= 40 + 12 + 48

= 100 gr/mol

Kadar CaCO3 = A × [EDTA] × Mr CaCO3 × 1000

mL sampel

= 5,5 mL× 0,01 mol/L × 100 gr/mol × 1000mg/gr

25 mL

= 220 mg/L

= 220 ppm

2.     Kadar Ca

Dik: Vol EDTA = 3,3 mL

[EDTA] = 0,01 M

Ar Ca = 40

Dit: [Ca] …….?

Penye:

Kadar Ca = B × [EDTA] × Ar Ca × 1000

mL sampel

Kadar Ca = 3,3 mL × 0,01 mol/L × 40 gr/mol × 1000mg/gr

25 mL

= 52,8 mg/L

= 52,8 ppm

3.      Kadar Mg

Dik:

Vol EDTA A = 5,5 mL

Vol EDTA B= 3,3 mL

[EDTA] = 0,01 M

Ar Mg = 24

Dit: [Mg] …….?

Penye:

Page 16: Laporan Praktikum Kesadahan

Kadar Mg = ( Volume A – Volume B)

Kadar Mg = C × [EDTA] × Ar Mg × 1000

mL sampel

= (5,5 – 3,3) mL x 0,01 mol/L x 24 gr/mol x 1000 mg/gr

25 mL

= 2,2 mL x 0,01mol/L x 24 gr/mol x 1000 mg/g

25 mL

= 21,12 mg/L

= 21,12 ppm

C.    Pembahasan

Pada praktikum kesadahan ini, sampel diambil dari sumur di daerah

sekitar Minasaupa. Praktikan melakukan beberapa percobaan yakni untuk

menentukan kesadahan total, kesadahan kalsium dan kesadahan

magnesium terhadap sampel air sumur.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu penentuan kesadahan total.

Sampel yang digunakan sama dengan sampel pada penentuan kalsium (Ca).

Sampel ditambahkan dengan larutan buffer pH 10 karena indikator yang

akan digunakan yaitu indikator EBT, Setelah penambahan indikator

Eriochrom Black Tea (EBT) diperoleh larutan berwarna merah muda,

selanjutnya dititrasi dengan EDTA. Jika  EDTA dijadikan sebagai titran, maka

larutan akan berubah dari warna merah muda menjadi warna biru. Pada titik

akhir titrasi diperoleh volume titran sebesar 5,5 mL, dan kadar CaCO3

sebanyak 220 mg/L. Berdasarkan standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas

maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3 (Bakti Husada, 1995

dalam Resthy, 2011), dapat dikatakan bahwa air sumur yang diteliti layak

konsumsi karena tidak melebihi nilai ambang batas yang dianjurkan.

Langkah kedua adalah penentuan kalsium (Ca), pertama-tama

sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian  ditambahkan dengan

NaOH sebanyak 3 mL. Fungsi penambahan NaOH disini yaitu untuk

meningkatkan pH sampel. Selanjutnya ditambahkan dengan mureksid.

Page 17: Laporan Praktikum Kesadahan

Mureksid berfungsi sebagai indikator, setelah penambahan indikator

mureksid dihasilkan larutan warna merah muda. Menurut teori pada pH lebih

tinggi 12, Mg akan mengendap sehingga EDTA hanya dapat diikat oleh Ca2+

dengan indikator mureksid. Larutan kemudian dititrasi dengan EDTA sampai

warna larutan berubah menjadi ungu. Volume titran yang digunakan yaitu

sebesar 3,3 mL dengan kadar kalsium (Ca) sebesar 52,8 mg/L, artinya

dalam 1 liter air mengandung 52,8 mg kalsium (Ca).

Sedangkan untuk penentuan Magnesium (Mg) pada praktikum kali ini dilakukan

dengan cara mengurangi volume titran kesadahan total dengan kadar Ca dan diperoleh hasil

kadar magnesium (Mg) sebesar 21,12 mg/L, yang artinya dalam 1 liter air mengandung 21,12

mg magnesium (Mg).

Page 18: Laporan Praktikum Kesadahan

BAB V

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1.      Nilai kesadahan total sampel air adalah 220 mg/L CaCO3.

2.      Nilai kesadahan kalsium sampel air adalah 52,8mg/L.

3.      Nilai kesadahan magnesium sampel air adalah 21,12 mg/L.

4.      Berdasarkan standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air

minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3 (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy, 2011). Jadi

dapat disimpulkan bahwa air tersebut layak untuk dikonsumsi.

.

B.  Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh praktikan adalah:

1.      Berhati-hati dalam menggunakan alat.

2.      Jangan tergesa-gesa saat melakukan percobaan.

3.      Sebaiknya menguasai prosedur kerja percobaan dan mengetahui materi

tentang percobaan yang akan dilakukan.

4.      Sebaiknya jangan terlambat pada saat akan melakukan praktikum.

Page 19: Laporan Praktikum Kesadahan

DAFTAR PUSTAKA

Daud, Anwar. 2007. Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih. CV.Healthy & Sanitation : Makassar

Ginoest. 2010. Penentuan Kadar Kesadahan Air dengan Metode Titrasi EDT. Online: http://ginoest.wordpress.com/2010/03/23/17/. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011

Ihsan. 2011. Analisa Kimia Sampel Air Sungai : Penentuan Kesadahan Total dan Sementara dalam Air . Online : http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/05/analisa-kimia-sampel-air-sungai.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011

Mifbahuddin, 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. Online : http://www.google.co.id/ Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011

O-fish. 2003. Parameter Air. Online : http://www.o-fish.com/parameter_air.htm. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2011

Resthy, 2011. Laporan Akhir Kesadahan. Online : http://perutbuncitmeletus.blogspot.com/2011/10/laporan-akhir-kesadahan.html. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2011

Wikipedia. 2011. Kesadahan Air. Online : http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011