laporan praktikum kimia dasar

123
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA SEMESTER 1 DISUSUN OLEH : 1. MAFTUCHAH 11031013 2. RETNO ELLYERMAWATI 11031014 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Upload: maftuchahfirdaus

Post on 18-Jan-2016

408 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA

SEMESTER 1

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA 1

a PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS

b PENGAMATAN ADANYA GAS NH 3 SECARA KUALITATIF

c PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

d PENYARINGAN

e PENGENCERAN LARUTAN

f TITRASI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA 1 A

PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memperkenalkan beberapa macam alat gelas sederhana yang

sering digunakan untuk analisa kimia berikut cara penggunaannya

II DASAR TEORI

Dalam sebuah praktikumpraktikan diwajibkan mengenal dan

memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di

laboratorium Selain untuk menghindari kecelakaan dan

bahayadengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-

masing alatpraktikan dapat melaksanakan praktikum dengan

sempurna ( Walton1998 )

Suatu laboratorium harus merupakan suatu tempat yang aman bagi

para pekerjanya atau pemakainya yaitu para praktikan Aman

terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau

gangguan kesehatan lainnya Hanya didalam laboratorium yang

amanbebas dari rasa khawatir akan kecelakaandan keracunan

seseorang dapat bekerja dengan aman produktif dan efisien

( Khasani1990)

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan

beberapa alat gelas Penggunaan alat ini dengan tepat penting

untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik

Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan

apabila ada kemauan dari para pekerjapengguna maupun

kelompok pekerja laboratorium untuk melindungi diridiperlukan

kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada

dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya Tujuan dari

praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa

macam alat yang sering digunakan dalam laboratorium dan

penggunaannya ( Ginting2000)

Alat-alat gelas merupakan sebagian besar alat yang sering

digunakan dalam analisa kimia Alat-alat gelas sering digunakan

karena bahannya yang baik dan jika kita mereaksikan suatu larutan

alat-alat gelas tersebut tidak akan ikut bereaksi dibandingkan

dengan alat-alat yang terbuat dari plastik Namun didalam

penggunaan alat-alat gelas dituntut latihan karena alat gelas mudah

pecah dan tidak akan bisa dipergunakan lagi ( Sri harjani2007)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Penjepit

3 Batang pengaduk

4 Corong

5 Gelas arloji

6 Gelas ukur

7 Pipet tetes

8 Beaker glass

9 Erlenmeyer

10 Labu ukur

11 Pipet gondok

12 Buret

13 Lampu spirtus

B Bahan

1 Alat tulis

2 Kertas laporan sementara

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Alat- alat gelas

Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat

Memahami cara penggunaannya

Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek

Mencuci dan membersihkan alat-alat

Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya

V PEMBAHASAN

Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok

yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan

untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para

praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini

diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum

yang dilakukan (Solehudin2004)

Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan

dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan

dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan

pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali

memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan

yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan

penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka

sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat

(Achmad1993)

1 Gelas ukur

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya

Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya

mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur

volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan

Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan

2 Pipet gondok

Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya

runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk

menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk

menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari

bermacam-macam kapasitas volume

3 Pipet ukur

Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini

memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini

digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu

maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar

yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume

4 Pipet tetes

Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat

dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki

pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm

jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan

menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah

pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam

pipet dengan menekan pompa karet)

5 Beaker glass

Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung

cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan

Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun

alat ini bukanlah alat ukur

6 Tabung reaksi

Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk

mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit

7 Buret

Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai

skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya

dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)

diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis

8 Lampu bunsen spirtus

Untuk memanaskan suatu xat pada wadah

tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang

dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar

spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini

cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara

otomatis lampu akan mati

9 Batang pengaduk

Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu

campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi

kimia

10 Erlenmeyer

Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas

Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah

untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan

sebagai wadak larutan yang dipanaskan

11 Corong

Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu

memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu

ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah

12 Labu ukur

Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas

mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk

membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)

tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan

kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum

digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan

menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak

bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada

labu ukur

13 Gelas arloji

Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya

untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang

ditimbang

14 Penjepit tabung reaksi

Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk

memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut

1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama

dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum

2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka

diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam

kegiatan praktikum

3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar

tidak mudah pecah

4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau

harus tepat guna

5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA 1

a PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS

b PENGAMATAN ADANYA GAS NH 3 SECARA KUALITATIF

c PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

d PENYARINGAN

e PENGENCERAN LARUTAN

f TITRASI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA 1 A

PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memperkenalkan beberapa macam alat gelas sederhana yang

sering digunakan untuk analisa kimia berikut cara penggunaannya

II DASAR TEORI

Dalam sebuah praktikumpraktikan diwajibkan mengenal dan

memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di

laboratorium Selain untuk menghindari kecelakaan dan

bahayadengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-

masing alatpraktikan dapat melaksanakan praktikum dengan

sempurna ( Walton1998 )

Suatu laboratorium harus merupakan suatu tempat yang aman bagi

para pekerjanya atau pemakainya yaitu para praktikan Aman

terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau

gangguan kesehatan lainnya Hanya didalam laboratorium yang

amanbebas dari rasa khawatir akan kecelakaandan keracunan

seseorang dapat bekerja dengan aman produktif dan efisien

( Khasani1990)

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan

beberapa alat gelas Penggunaan alat ini dengan tepat penting

untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik

Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan

apabila ada kemauan dari para pekerjapengguna maupun

kelompok pekerja laboratorium untuk melindungi diridiperlukan

kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada

dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya Tujuan dari

praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa

macam alat yang sering digunakan dalam laboratorium dan

penggunaannya ( Ginting2000)

Alat-alat gelas merupakan sebagian besar alat yang sering

digunakan dalam analisa kimia Alat-alat gelas sering digunakan

karena bahannya yang baik dan jika kita mereaksikan suatu larutan

alat-alat gelas tersebut tidak akan ikut bereaksi dibandingkan

dengan alat-alat yang terbuat dari plastik Namun didalam

penggunaan alat-alat gelas dituntut latihan karena alat gelas mudah

pecah dan tidak akan bisa dipergunakan lagi ( Sri harjani2007)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Penjepit

3 Batang pengaduk

4 Corong

5 Gelas arloji

6 Gelas ukur

7 Pipet tetes

8 Beaker glass

9 Erlenmeyer

10 Labu ukur

11 Pipet gondok

12 Buret

13 Lampu spirtus

B Bahan

1 Alat tulis

2 Kertas laporan sementara

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Alat- alat gelas

Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat

Memahami cara penggunaannya

Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek

Mencuci dan membersihkan alat-alat

Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya

V PEMBAHASAN

Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok

yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan

untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para

praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini

diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum

yang dilakukan (Solehudin2004)

Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan

dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan

dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan

pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali

memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan

yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan

penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka

sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat

(Achmad1993)

1 Gelas ukur

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya

Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya

mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur

volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan

Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan

2 Pipet gondok

Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya

runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk

menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk

menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari

bermacam-macam kapasitas volume

3 Pipet ukur

Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini

memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini

digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu

maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar

yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume

4 Pipet tetes

Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat

dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki

pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm

jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan

menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah

pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam

pipet dengan menekan pompa karet)

5 Beaker glass

Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung

cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan

Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun

alat ini bukanlah alat ukur

6 Tabung reaksi

Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk

mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit

7 Buret

Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai

skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya

dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)

diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis

8 Lampu bunsen spirtus

Untuk memanaskan suatu xat pada wadah

tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang

dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar

spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini

cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara

otomatis lampu akan mati

9 Batang pengaduk

Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu

campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi

kimia

10 Erlenmeyer

Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas

Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah

untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan

sebagai wadak larutan yang dipanaskan

11 Corong

Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu

memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu

ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah

12 Labu ukur

Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas

mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk

membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)

tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan

kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum

digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan

menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak

bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada

labu ukur

13 Gelas arloji

Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya

untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang

ditimbang

14 Penjepit tabung reaksi

Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk

memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut

1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama

dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum

2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka

diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam

kegiatan praktikum

3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar

tidak mudah pecah

4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau

harus tepat guna

5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA 1 A

PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memperkenalkan beberapa macam alat gelas sederhana yang

sering digunakan untuk analisa kimia berikut cara penggunaannya

II DASAR TEORI

Dalam sebuah praktikumpraktikan diwajibkan mengenal dan

memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di

laboratorium Selain untuk menghindari kecelakaan dan

bahayadengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-

masing alatpraktikan dapat melaksanakan praktikum dengan

sempurna ( Walton1998 )

Suatu laboratorium harus merupakan suatu tempat yang aman bagi

para pekerjanya atau pemakainya yaitu para praktikan Aman

terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau

gangguan kesehatan lainnya Hanya didalam laboratorium yang

amanbebas dari rasa khawatir akan kecelakaandan keracunan

seseorang dapat bekerja dengan aman produktif dan efisien

( Khasani1990)

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan

beberapa alat gelas Penggunaan alat ini dengan tepat penting

untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik

Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan

apabila ada kemauan dari para pekerjapengguna maupun

kelompok pekerja laboratorium untuk melindungi diridiperlukan

kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada

dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya Tujuan dari

praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa

macam alat yang sering digunakan dalam laboratorium dan

penggunaannya ( Ginting2000)

Alat-alat gelas merupakan sebagian besar alat yang sering

digunakan dalam analisa kimia Alat-alat gelas sering digunakan

karena bahannya yang baik dan jika kita mereaksikan suatu larutan

alat-alat gelas tersebut tidak akan ikut bereaksi dibandingkan

dengan alat-alat yang terbuat dari plastik Namun didalam

penggunaan alat-alat gelas dituntut latihan karena alat gelas mudah

pecah dan tidak akan bisa dipergunakan lagi ( Sri harjani2007)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Penjepit

3 Batang pengaduk

4 Corong

5 Gelas arloji

6 Gelas ukur

7 Pipet tetes

8 Beaker glass

9 Erlenmeyer

10 Labu ukur

11 Pipet gondok

12 Buret

13 Lampu spirtus

B Bahan

1 Alat tulis

2 Kertas laporan sementara

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Alat- alat gelas

Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat

Memahami cara penggunaannya

Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek

Mencuci dan membersihkan alat-alat

Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya

V PEMBAHASAN

Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok

yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan

untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para

praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini

diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum

yang dilakukan (Solehudin2004)

Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan

dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan

dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan

pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali

memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan

yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan

penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka

sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat

(Achmad1993)

1 Gelas ukur

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya

Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya

mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur

volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan

Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan

2 Pipet gondok

Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya

runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk

menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk

menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari

bermacam-macam kapasitas volume

3 Pipet ukur

Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini

memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini

digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu

maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar

yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume

4 Pipet tetes

Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat

dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki

pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm

jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan

menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah

pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam

pipet dengan menekan pompa karet)

5 Beaker glass

Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung

cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan

Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun

alat ini bukanlah alat ukur

6 Tabung reaksi

Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk

mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit

7 Buret

Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai

skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya

dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)

diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis

8 Lampu bunsen spirtus

Untuk memanaskan suatu xat pada wadah

tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang

dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar

spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini

cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara

otomatis lampu akan mati

9 Batang pengaduk

Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu

campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi

kimia

10 Erlenmeyer

Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas

Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah

untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan

sebagai wadak larutan yang dipanaskan

11 Corong

Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu

memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu

ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah

12 Labu ukur

Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas

mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk

membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)

tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan

kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum

digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan

menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak

bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada

labu ukur

13 Gelas arloji

Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya

untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang

ditimbang

14 Penjepit tabung reaksi

Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk

memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut

1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama

dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum

2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka

diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam

kegiatan praktikum

3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar

tidak mudah pecah

4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau

harus tepat guna

5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

macam alat yang sering digunakan dalam laboratorium dan

penggunaannya ( Ginting2000)

Alat-alat gelas merupakan sebagian besar alat yang sering

digunakan dalam analisa kimia Alat-alat gelas sering digunakan

karena bahannya yang baik dan jika kita mereaksikan suatu larutan

alat-alat gelas tersebut tidak akan ikut bereaksi dibandingkan

dengan alat-alat yang terbuat dari plastik Namun didalam

penggunaan alat-alat gelas dituntut latihan karena alat gelas mudah

pecah dan tidak akan bisa dipergunakan lagi ( Sri harjani2007)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Penjepit

3 Batang pengaduk

4 Corong

5 Gelas arloji

6 Gelas ukur

7 Pipet tetes

8 Beaker glass

9 Erlenmeyer

10 Labu ukur

11 Pipet gondok

12 Buret

13 Lampu spirtus

B Bahan

1 Alat tulis

2 Kertas laporan sementara

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Alat- alat gelas

Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat

Memahami cara penggunaannya

Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek

Mencuci dan membersihkan alat-alat

Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya

V PEMBAHASAN

Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok

yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan

untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para

praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini

diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum

yang dilakukan (Solehudin2004)

Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan

dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan

dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan

pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali

memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan

yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan

penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka

sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat

(Achmad1993)

1 Gelas ukur

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya

Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya

mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur

volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan

Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan

2 Pipet gondok

Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya

runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk

menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk

menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari

bermacam-macam kapasitas volume

3 Pipet ukur

Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini

memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini

digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu

maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar

yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume

4 Pipet tetes

Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat

dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki

pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm

jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan

menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah

pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam

pipet dengan menekan pompa karet)

5 Beaker glass

Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung

cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan

Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun

alat ini bukanlah alat ukur

6 Tabung reaksi

Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk

mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit

7 Buret

Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai

skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya

dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)

diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis

8 Lampu bunsen spirtus

Untuk memanaskan suatu xat pada wadah

tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang

dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar

spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini

cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara

otomatis lampu akan mati

9 Batang pengaduk

Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu

campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi

kimia

10 Erlenmeyer

Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas

Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah

untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan

sebagai wadak larutan yang dipanaskan

11 Corong

Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu

memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu

ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah

12 Labu ukur

Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas

mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk

membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)

tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan

kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum

digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan

menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak

bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada

labu ukur

13 Gelas arloji

Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya

untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang

ditimbang

14 Penjepit tabung reaksi

Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk

memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut

1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama

dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum

2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka

diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam

kegiatan praktikum

3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar

tidak mudah pecah

4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau

harus tepat guna

5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Alat- alat gelas

Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat

Memahami cara penggunaannya

Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek

Mencuci dan membersihkan alat-alat

Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya

V PEMBAHASAN

Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok

yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan

untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para

praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini

diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum

yang dilakukan (Solehudin2004)

Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan

dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan

dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan

pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali

memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan

yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan

penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka

sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat

(Achmad1993)

1 Gelas ukur

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya

Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya

mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur

volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan

Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan

2 Pipet gondok

Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya

runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk

menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk

menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari

bermacam-macam kapasitas volume

3 Pipet ukur

Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini

memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini

digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu

maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar

yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume

4 Pipet tetes

Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat

dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki

pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm

jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan

menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah

pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam

pipet dengan menekan pompa karet)

5 Beaker glass

Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung

cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan

Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun

alat ini bukanlah alat ukur

6 Tabung reaksi

Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk

mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit

7 Buret

Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai

skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya

dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)

diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis

8 Lampu bunsen spirtus

Untuk memanaskan suatu xat pada wadah

tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang

dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar

spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini

cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara

otomatis lampu akan mati

9 Batang pengaduk

Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu

campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi

kimia

10 Erlenmeyer

Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas

Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah

untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan

sebagai wadak larutan yang dipanaskan

11 Corong

Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu

memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu

ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah

12 Labu ukur

Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas

mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk

membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)

tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan

kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum

digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan

menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak

bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada

labu ukur

13 Gelas arloji

Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya

untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang

ditimbang

14 Penjepit tabung reaksi

Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk

memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut

1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama

dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum

2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka

diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam

kegiatan praktikum

3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar

tidak mudah pecah

4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau

harus tepat guna

5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

V PEMBAHASAN

Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok

yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan

untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para

praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini

diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum

yang dilakukan (Solehudin2004)

Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan

dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan

dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan

pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali

memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan

yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan

penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka

sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat

(Achmad1993)

1 Gelas ukur

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya

Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya

mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur

volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan

Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan

2 Pipet gondok

Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya

runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk

menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk

menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari

bermacam-macam kapasitas volume

3 Pipet ukur

Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini

memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini

digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu

maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar

yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume

4 Pipet tetes

Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat

dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki

pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm

jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan

menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah

pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam

pipet dengan menekan pompa karet)

5 Beaker glass

Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung

cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan

Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun

alat ini bukanlah alat ukur

6 Tabung reaksi

Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk

mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit

7 Buret

Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai

skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya

dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)

diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis

8 Lampu bunsen spirtus

Untuk memanaskan suatu xat pada wadah

tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang

dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar

spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini

cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara

otomatis lampu akan mati

9 Batang pengaduk

Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu

campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi

kimia

10 Erlenmeyer

Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas

Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah

untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan

sebagai wadak larutan yang dipanaskan

11 Corong

Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu

memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu

ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah

12 Labu ukur

Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas

mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk

membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)

tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan

kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum

digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan

menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak

bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada

labu ukur

13 Gelas arloji

Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya

untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang

ditimbang

14 Penjepit tabung reaksi

Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk

memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut

1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama

dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum

2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka

diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam

kegiatan praktikum

3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar

tidak mudah pecah

4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau

harus tepat guna

5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya

runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk

menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk

menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari

bermacam-macam kapasitas volume

3 Pipet ukur

Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini

memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini

digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu

maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar

yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume

4 Pipet tetes

Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat

dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki

pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm

jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan

menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah

pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam

pipet dengan menekan pompa karet)

5 Beaker glass

Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung

cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan

Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun

alat ini bukanlah alat ukur

6 Tabung reaksi

Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk

mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit

7 Buret

Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai

skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya

dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)

diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis

8 Lampu bunsen spirtus

Untuk memanaskan suatu xat pada wadah

tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang

dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar

spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini

cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara

otomatis lampu akan mati

9 Batang pengaduk

Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu

campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi

kimia

10 Erlenmeyer

Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas

Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah

untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan

sebagai wadak larutan yang dipanaskan

11 Corong

Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu

memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu

ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah

12 Labu ukur

Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas

mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk

membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)

tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan

kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum

digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan

menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak

bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada

labu ukur

13 Gelas arloji

Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya

untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang

ditimbang

14 Penjepit tabung reaksi

Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk

memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut

1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama

dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum

2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka

diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam

kegiatan praktikum

3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar

tidak mudah pecah

4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau

harus tepat guna

5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

8 Lampu bunsen spirtus

Untuk memanaskan suatu xat pada wadah

tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang

dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar

spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini

cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara

otomatis lampu akan mati

9 Batang pengaduk

Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu

campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi

kimia

10 Erlenmeyer

Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas

Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah

untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan

sebagai wadak larutan yang dipanaskan

11 Corong

Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu

memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu

ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah

12 Labu ukur

Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas

mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk

membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)

tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan

kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum

digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan

menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak

bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada

labu ukur

13 Gelas arloji

Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya

untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang

ditimbang

14 Penjepit tabung reaksi

Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk

memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut

1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama

dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum

2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka

diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam

kegiatan praktikum

3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar

tidak mudah pecah

4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau

harus tepat guna

5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya

untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang

ditimbang

14 Penjepit tabung reaksi

Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk

memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut

1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama

dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum

2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka

diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam

kegiatan praktikum

3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar

tidak mudah pecah

4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau

harus tepat guna

5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA IIB

MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara

ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk

mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif

II DASAR TEORI

Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin

dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana

terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat

dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung

reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai

menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang

menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui

cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan

tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara

kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat

menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara

melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)

Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan

kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu

kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai

penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan

jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia

dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga

Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi

juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi

Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi

larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial

ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26

baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang

berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat

ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar

dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2

= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara

(FESSENDEN1984)

Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah

reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap ( Gunawan2004)

Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat

digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati

perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

A Alat

1 Pipet tetes

2 Tabung reaksi

3 Penjepit tabung reaksi

4 Lampu bunsen

5 Gelas ukur

B Bahan

1 1 ml larutan NH 4Cl

2 1 ml larutan NaOH

3 Kertas lakmus merah

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl

Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi

Menambahkan 1 ml larutan NaOH

Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi

Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan

Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

IV HASIL PENGAMATAN

Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan

sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening

Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari

ammonia (NH 3 )

Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi

menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah

mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu

menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa

Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat

memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik

keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru

Asam Merah Merah

Basa Biru Merah

V PEMBAHASAN

Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang

mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat

dijumpai pada kotoran hewan

Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan

Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi

(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi

agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap

Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan

kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna

pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)

NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl

Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan

suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl

dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya

samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum

dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah

dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi

setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata

mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan

gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan

merupakan bau khas dari ammonia

Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi

yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna

merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa

ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus

merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa

karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan

tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung

tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar

Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun

setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai

mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk

mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas

lakmus

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain

1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan

cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH

2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus

dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut

3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya

berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua

hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan

dalam reaksi

4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas

dari NH 3 yang menyengat

ACARA I C

PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT

I TUJUAN PRAKTIKUM

Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis

II DASAR TEORI

PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan

H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui

proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan

volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan

larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata

lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu

larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat

Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4

mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama

industri kimia (Edward2008)

Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi

eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke

lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan

sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya

karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang

dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air

mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita

berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit

(Ancha2010)

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang

digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air

mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan

cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang

ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air

akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif

oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh

asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang

ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2

SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit

dalam pelarut (aquades)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas ukur

2 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 pekat

2 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades

menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis

H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest

+ H 2SO4

Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik

V PEMBAHASAN

Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang

menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4

pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur

Menuang aquades kedalam tabung reaksi

Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur

Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)

Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S

O4 dituang kedalam tabung reaksi

Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah

direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat

dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan

aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah

dari kondisi normal menjadi panas

Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis

(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas

(Purnawan2006)

Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila

dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan

sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian

perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4

dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)

H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi

yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga

pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang

( Purnawan2006)

Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah

meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan

kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu

larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir

dari sistem ke lingkungan

Persamaan reaksi yang terjadi

o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4

VI KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat

dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan

1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat

eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas

2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah

dari kondisi normal menjadi panas

ACARA I D

PENYARINGAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana

II DASAR TEORI

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan

cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang

paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala

kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh

pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil

penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan

skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan

laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas

saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam

proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam

kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci

tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif

Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang

merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan

pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan

endapan(Graha1987)

III METODELOGI

A Alat

1 Tabung reaksi

2 Gelas ukur

3 Kertas saring

4 Corong

5 Erlenmeyer

6 Batang pengaduk

7 Tabung reaksi

B Bahan

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )

2 Larutan Pb- asetat

3 Aquades

C Cara kerja

IV HASIL PENGAMATAN

1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat

H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2

H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3

COOH

2 Kertas saring dilipat 14

bagian lingkaran dengan tujuan untuk

mempermudah penempatan kertas saring pada corong

3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran

larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah

dari beningmenjadi agak keruh

V PEMBAHASAN

Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat

pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi

Menambahkan H 2SO4

Mengamati perubahan yang terjadi

Melipat kertas saring menjadi 14

bagian melipatnya lagi 2-3 kali

Meletakkan kertas sring pada corong

Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi

Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl

untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)

Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan

batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada

permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi

lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14

bagian

lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring

pada corong

Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan

dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun

larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak

bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan

(Graha1987)

Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin

memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan

perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya

akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)

VI KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah

1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan

cara penyaringan sederhana

2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari

masing-masing zat

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA I E

PENGENCERAN LARUTAN

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan

normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer

dengan normalitas yang diinginkan

II DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau

lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah

airaquades (Gunawan2004)

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan

pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat

V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka

kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau

V1=(V2N2N1)

Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat

organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik

pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang

harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini

a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran

- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan

diukur

- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia

Teknik pengukuran volume cairan pekat

- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya

harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya

sesegera mungkin

- Sebaiknya menggunakan masker

Pencampuran atau pelarutan

- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang

pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades

- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil

pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades

b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat

Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi

larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah

dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah

dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur

(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas

lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas

volume akhir yang diharapkan

c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan

Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga

kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam

pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari

harga molar persen( bb) dan massa jenisnya

Hubungan pengenceran Normalitas (N)

Hubungan matematis yang ditetapkan

V 1 x N1 = V 2 x N2

Dimana V = volume cairan

N = normalitas

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Beaker glass

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

B Bahan

1 Larutan HCl 05 N

2 Aquades

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

IV HASIL PENGAMATAN

Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2

Diketahui N1 = 05 N

N2 = 01 N

V 2 = 100 ml

Ditanya V 1

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

V 1 = 100x 01

05

= 20 ml

Menghitung ml HCl dengan

V 1x N1 = V 2 x N2

Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera

Menuangkan HCl kedalam labu ukur

Membilas pipet dengan aquades

Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N

adalah sebanyak 20 ml

V PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl

dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan

corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan

sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu

menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita

perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi

sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur

Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang

akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan

dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan

menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa

karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya

Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu

ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml

maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera

pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja

maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah

(tidak tepat )

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi

2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan

sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA I F

TITRASI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan

indikator pH

II DASAR TEORI

Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering

digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa

dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )

( Anggorodi 2000)

Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak

diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini

disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan

yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan

larutan ini disebut sebagai analit

Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh

keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan

analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan

ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan

dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan

menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan

adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi

H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila

semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka

adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah

warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus

dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi

Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N

analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas

( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas erlenmeyer

2 Buret

3 Corong

4 Pipet gondok

5 Beaker glass

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

B Bahan

1 Larutan NaOH 01 N

2 LarutanH 2SO4

3 Indikator PP

C Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer

Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai

Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

IV HASIL PENGAMATAN

Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP

berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH

01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )

Perhitungan

Rumus V 1x N1 = V 2 x N2

Keterangan

V 1= volume awal

N1 = normalitas awal

V 2= volume akhir

Menambahkan 3-4 tetes indikator PP

Mencatat warnayang terjadi

Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan

Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan

Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl

Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma

Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

N2= normalitas akhir

Percobaan 1

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 175ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 175 x N

N = 2

175

= 01142 N

Percobaan 2

Diketahui V 1= 20 ml

N1 = 01 N

V 2= 180 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 x 01 = 18 x N

N =2

18

= 01111 N

Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2

01142+011112

= 02253

2 = 01126 N

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

V PEMBAHASAN

Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus

diperhatikan adalah (Soetardji 1997)

1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus

berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan

yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

praktikum

2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan

cepat

Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan

perlahan-pahan (Roeswati2002)

Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash

lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas

erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang

perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna

merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama

titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah

menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran

buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu

banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah

kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)

Persamaan reaksi pada titrasi

NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)

Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir

titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan

karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan

Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih

jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa

1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa

digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi

dengan bantuan indikator pH

2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna

pink

3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer

sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap

4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N

5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah

HCl

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya

Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya

Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa

Aksara Jakarta

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika

Surabaya

Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya

Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta

Yogyakarta2 November 2011

Mengetahui

Co Ass

( )

NIM

PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II

( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE NETRALISASI

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

DISUSUN OLEH

3 MAFTUCHAH 11031013

4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS

METODE NETRALISASI

I TUJUAN PPRAKTIKUM

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam

oksalat

b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka

II DASAR TEORI

Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa

kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan

kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya

sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat

yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)

Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses

penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan

dalam analisis volumetri

Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu

1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan

berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume

tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer

sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer

2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara

menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume

tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut

larutan standar sekunder

Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu

erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya

perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan

standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator

Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik

akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )

Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka

mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam

bentuk

CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H

Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki

titik beku 167 C

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2

C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling

sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan

asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat

( Anonim 2011 )

Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa

kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam

dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara

penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan

asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat

asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara

asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah

reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

III METODELOGI

A Alat

1 Neraca analitis

2 Gelas arloji

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

3 Gelas beaker

4 Batang pengaduk

5 Corong

6 Buret beserta statisnya

7 Gelas erlenmeyer

8 Pipet ukur

B Bahan

1 Kristal asam oksalat

2 Aquades

3 Indikator PP

4 Larutan NaOH

5 Sampel larutan asam cuka komersial

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menimbang 063 g kristal asam oksalat

Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP

Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Memasang buret pada statis dan periksa krannya

Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer

Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata

Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0

Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan

Menyiapkan alat dan bahan

Menghitung normalitas NaOH sebenarnya

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat

Berat asam oksalat = 063 g

Titrasi I = 23 ml

Titrasi II = 215 ml

Titrasi III = 255 ml

Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda tera

Menambahkan 2-3 tetes indikator PP

Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer

Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan

Menghitung rata-ratanya

Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Normalitas asam oksalat

Diketahui berat asam oksalat 063 g

Berat asam oksalat komersail BM

2 = 63 gram

Volume 100 ml

Ditanya Normalitas asam oksalat

Jawab

N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )

= ( 063 63 ) x ( 1000 100)

= 001 x 10

= 01 N

Normalitas NaOH

Diketahui N asam oksalat 01 N

Volume asam oksalat 25 ml

Volume NaOH

Percobaan I 23 ml

Percobaan II 215 ml

Percobaan III 255 ml

Ditanya normalitas NaOH

Jawab

Percobaan I

N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V N aOH I

=25x 01

23 = 01086 N

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Percobaan II

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH II

= 25x 01

215 = 01162 N

Percobaan III

N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat

V NaOH III

= 25x 01

255 = 00980 N

Rata ndash rata normalitas NaOH

iquest+NII+NIII3

= 01086N+01162N+00980N

3

= 01076 N

Reaksi yang terjadi

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial

Titrasi I = 20 ml

Titrasi II = 29 ml

Titrasi III = 315 ml

Reaksi

CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O

Normalitas larutan asam cuka

Diketahui V 1= 50 ml

N1 = 01076 N

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml

Percobaan II = 29 ml

Percobaan III = 315 ml

Ditanya N2

Jawab

Percobaan I

N2 = 50x 01076N

20

= 0269 N

Percobaan II

N2 = 50x 01076N

29

= 01855N

Percobaan III

N2 = 50x 01076N

315

= 01707 N

Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka

0269+01855+017073

= 02084 N

Kadar asam cuka

= N N aOH x N N aOH x60

1000 x

10025

x25025

V 1x N1 = V 2 x N2

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

= 268ml x01076N x 60

1000 x

10025

x25025

= 69208 bv

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk

menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan

kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang

digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan

larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan

larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH

tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi

reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada

percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan

warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah

tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan

larutan standar asam oksalat

Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi

alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut

Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan

kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan

tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka

murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi

dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)

Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph

(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai

dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan

warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63

dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator

tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk

titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya

terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70

Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga

kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung

Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan

menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah

01076 N

Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH

2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O

Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari

bentuk satu kebentuk lain

Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan

warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III

diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I

dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml

sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka

dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat

VI KESIMPULAN

1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan

standar

2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk

mencapai titik ekuivalen

3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah

indikator PP

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat

yang bersifat asam maupun basa dalam sampel

5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi

mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV

2 LARUTAN NaOH 01 N

3 LARUTAN HCl 01 N

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat larutan gula pasir 5 bv

Membuat larutan NaOH 01 N

Menbuatlarutan HCl 01 N

II DASAR TEORI

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara

molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran

karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun

Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya

udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang

lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah

air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika

pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan

alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol

disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak

disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat

padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air

misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air

misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya

lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40

air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah

sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut

( menyerupai air )

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan

komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa

menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti

glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis

asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

( httpidwikipediaorgwikigula)

Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan

konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan

jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut

dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi

molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen

massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )

Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk

dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk

larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan

diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam

proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH

murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab

cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH

sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan

Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas

(Greenwood 1997)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida

( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam

lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk

menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil

yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan

sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun

konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna

sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis

logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)

Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara

kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan

dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl

yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam

klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat

korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ

pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan

bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium

permanganat maka gas beracun akan terbentuk

III METODELOGI

A Alat

1 Labu ukur

2 Corong

3 Beaker glass

4 Pipet gondok

5 Pipet tetes

6 Batang pengaduk

7 Timbangan teknis

8 Spatula

B Bahan

1 Gula

2 Kristal NaOH

3 Larutan HCl 05 N

4 Aquades

C Cara kerja

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

1 Larutan gula

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan

Menimbang 5 gram kristal gula

Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml

Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula

dapat larut semua dalam air

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml

Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

3 Larutan NaOH 01 N

IV HASIL PENGAMATAN

1 Larutan gula

Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan

kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas

100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan

pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening

Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air

terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )

menjadi terlarut ( menyerupai air )

2 Larutan HCl 01 N

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram

Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya

Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen

Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml

Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam

labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01

N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl

maka dapat digunakan formula

V 1x N1 = V 2 x N2

Perhitungan

Diketahui N1 = 05 N

V 1= 20 ml

V 2 = 100 ml

Ditanya N2

Jawab

V 1x N1 = V 2 x N2

20 ml x 05 = 100 ml x N

N = 20x 05

100

= 01 N

3 Larutan NaOH 01 N

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH

sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam

beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut

semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml

Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau

sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan

cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur

Perhitungan

Pembuatan Larutan NaOH 01 N

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

NaOH 01 N = 01 x BMV

= 01 x 401

gram liter

= 4 gram liter

= 44

gram liter

= 1 gram

V PEMBAHASAN

1 Larutan gula pasir

Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat

terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula

maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul

gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-

molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam

air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti

gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk

permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul

gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung

dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk

kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju

pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan

larutannya disebut jenuh

Kristal gula + air

Larutan HCl 01 N Larutan gula

Rumus bv = gram zat terlarutml larutan

x 100

Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan

kedalam 100 ml larutan (air)

Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng

menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan

banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan

PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili

gram suatu zat dalam 1 liter larutan

2 Larutan HCl 05 N

Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari

pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari

pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan

kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan

tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan

tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka

konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah

mengalami perubahan

Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan

tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan

usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat

pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan

pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida

3 Larutan NaOH 01 N

Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan

aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian

mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai

dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan

karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi

yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan

sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu

dipegang

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir

dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat

terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)

Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka

jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram

Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan

HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak

100 ml

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

DAFTAR PUSTAKA

Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta

Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth

Heineman oxfortuk1997

Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya

Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta

Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung

Co ass

( )

NIM

Praktikan I Praktikan II

( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA III

PENENTUAN KESADAHAN AIR

DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri

II DASAR TEORI

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar

mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi

dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa

senyawa kompleks (Khopkar2002)

Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg

yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-

garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4

Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)

Ada dua macam kesadahan yaitu

1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan

garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan

sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-

garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang

mengendap

Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut

selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan

Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan

kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram

ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri

dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )

Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat

saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk

mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan

menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka

sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau

kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit

Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang

menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang

larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah

larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA

banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun

karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi

dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator

Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion

Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila

kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai

kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah

terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)

Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis

dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus

dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari

campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam

konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam

kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan

sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai

macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi

kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir

Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai

batas yang ditentukan dideteksi

III METODELOGI

A Alat

1 Pipet ukur

2 Gelas erlenmeyer

3 Beaker glass

4 Batang pengaduk

5 Buret

6 Corong

7 Kertas saring

B Bahan

1 Sampel air sadah

2 Aquades

3 Larutan Disodium EDTA 001 M

4 Eriochrome ndash black T

5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3

6 Larutan NH 4OH pekat

7 Larutan NaCN 25

8 Kristal K4Fe (CN)6

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

C Cara kerja

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer

Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3

Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25

dan sedikit kristal K4Fe (CN)6

Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T

Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Mencatat volume larutan standar yang digunakan

Menghitung rata-rata hasilnya

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

2 Penetapan kesadahan tetap

IV HASIL PENGAMATAN

1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO

Perhitungan

Titrasi I 72 ml

Tittrasi II 78 ml

Titrasi III 75 ml

Kesadahan total sebagai CaO

Percobaan I

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 72

= 144 mgrek CaO liter

100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass

Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam

Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4

Fe (CN)6

Mendinginkan larutan kemudian disaring

Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna

Menghitung ml larutan yang digunakan

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Percobaan II

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 78

= 156mgrek CaO liter

Percobaan III

Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m

= 02 x 75

= 15 mgrek CaO liter

Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15

3

= 15 mgrek CaO liter

2 Penetapan kesadahan tetap

Perhitungan

Titrasi 40 ml

Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40

= 04 mgrek CaO liter

3 Penetapan kesadahan sementara

Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap

= 15 ndash 04

= 11 mgrek CaO liter

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

V PEMBAHASAN

Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan

suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks

( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan

tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat

kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah

Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel

menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru

Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air

yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga

disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest

yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam

Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO

literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan

sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan

total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan

kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan

untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil

kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap

Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik

dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram

ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa

jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA

terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah

warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena

semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam

jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air

untukmenngendapkan sabun

2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek

yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative

stabil

3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek

CaO liter

4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter

5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter

6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru

yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

DAFTAR PUSTAKA

Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif

anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono

penerbit buku kedokteran EGC Jakarta

Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta

Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta

Yogyakarta 10 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ACARA IV

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

SECARA ARGENTOMETRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan

standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode

argentometri

II DASAR TEORI

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti

perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat

dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan

endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam

pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak

yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya

kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan

berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi

antara lain

1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )

Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan

AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi

ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr

O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir

berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)

2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )

Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan

penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest

dengan titran NH 4CNS atau KSCN

Reaksinya

Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)

Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan

indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN

akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan

terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion

halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest

membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi

AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3

( Harjadi W 1990 )

3 Titrasi dengan indikator adsorbsi

Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang

terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan

adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah

AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada

mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat

yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan

timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada

dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan

sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )

Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan

dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN

O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai

dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest

KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest

KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut

dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi

argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K

[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100

Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh

HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion

kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih

untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Botol timbang

3 Neraca sartorius

4 Batang pengaduk

5 Labu ukur

6 Gelas piala

7 Botol berwarna gelap

8 Corong

9 Gelas ukur

10 Buret

11 Pipet pengaduk

12 Erlenmeyer

B Bahan

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

1 Larutan sampel KCl

2 Kristal AgNO3

3 Aquades

4 Kristal NaCl murni

5 Larutan K2CrO4 5

6 Larutan flourescein 05

7 Larutan dextrin 05

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl

menggunakan metode mohr

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml

Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air

Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam

Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata

Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi

menggunakan indikator adsorbsi

IV HASIL PENGAMATAN

1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan

metode mohr

Perhitungan

Titrasi I 24 ml

Titrasi II 239 ml

Titrasi III 235 ml

Normalitas NaCl

( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )

= ( 00119 ) x ( 4 )

Menyiapkan alat dan bahan

25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan

Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin

5 kemudian amati dan catat warna

Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi

Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang

digunakan dan dirata-rata

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

= 00476 N

Dimana g = berat NaCl

BE = 58448 g

V = volume

Normalitas AgNO3

V 1x N1 = V 2 x N2

25x 00476 = 238 x N2

N2 = 25x 00476

238

= 005 N

2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)

T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram

= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram

= ( 17728 1000 ) gram

= 00018 gram

Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl

( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018

= 00904 gram

Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl

10025

x 00904 = 03616 gram

Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl

03616 x 100 = 3616 bv

Reaksi yang terjadi

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah

warna menjadi merah bata

V PEMBAHASAN

Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat

juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau

kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan

titran AgNO3

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah

metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan

menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga

mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna

larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4

AgNO3 + KCl AgCl + KNO3

Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan

larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan

natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak

berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan

kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk

endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan

warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan

itik akhir titrasinya

AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi

yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat

yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan

warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah

dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning

Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur

berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat

itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan

endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3

Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode

mohr dan indikator adsorbsi

2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005

N

3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N

4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

DAFTAR PUSTAKA

Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi

kelima Jakarta erlangga

Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press

Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press

Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders

college publising

Yogyakarta 17 November 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

NIM 11031013 NIM 11031014

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH

1 MAFTUCHAH 11031013

2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211

2011

ACARA V

ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI

METODE PERMANGANOMATRI

I TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode

permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4

dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan

KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest

dalam CaCO3

II DASAR TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang

didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium

permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah

diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara

luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan

dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan

reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada

pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat

Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )

Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini

ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah

menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8

H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada

volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan

kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan

natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar

oksalat atau besi dalam suatu sampel

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang

bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam

karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana

netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat

( Rivai 1995 )

Dalam suasana asam

MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O

Dalam suasana basa atau netral

MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O

Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih

cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi

sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan

konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser

ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang

disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat

dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi

endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)

Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan

akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih

stabil ( Bresnick 2002 )

Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida

kemungkinan terjadi reaksi

2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5

Cl2

( Basset 1994 )

III METODELOGI

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

A Alat

1 Gelas arloji

2 Pipet gondok

3 Neraca sartorius

4 Kompor listrik

5 Gelas piala

6 Gelas erlenmeyer

7 Batang pengaduk

8 Buret

9 Labu ukur

10 Corong

11 Kertas saring

12 Gelas ukur

13 Pipet ukur

14 Pipet tetes

15 Botol berwarna gelap

B Bahan

1 Kristal KMnO4

2 Aquades

3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O

4 Larutan H 2SO4 4 N

5 Kristal CaCO3

6 Larutan asam oksalat 5

7 Larutan ammonia (NH 4OH)

8 Larutan HCl 11

9 Larutan H 2SO4 10

10 Indikator mo

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

C Cara kerja

1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat

Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen

Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)

Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat

Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan

Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret

Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Mencatat volume larutan yang digunakan

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 0255 gram kristal CaCO3

Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml

Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen

Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen

Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo

Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang

Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas

Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut

Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

IV HASIL PENGAMATAN

Normalitas larutan asam oksalat

Berat asam oksalat 0315 gram

BE C2H 2C4 2 H 2O 63

V larutan asam oksalat 250 ml

Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )

( 0315 63 ) x ( 1000 250)

002

Normalitas larutan KMnO4

V asam oksalat 25 ml

N asam oksalat 002

V titrasi I 267 ml

V titrasi II 263 ml

V rata ndash rata 265 ml

Dapat dihitung menggunakan persamaan

V 1 x N1 = V 2 x N2

25 x 002 = 265 x N

N = 00188 N

Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3

Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)

berat CaCO3x 1000

x 100

Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

= 276 x00188N x204 x 10

0255x 1000 x 100

= 10585152

255 x 100

= 04151

= 4151

Reaksi yang terjadi

5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4

+ 8H 2O + 10 CO2

V PEMBAHASAN

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4

akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi

ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu

sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk

menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana

asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri

juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb

Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum

mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat

membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks

dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan

untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan

penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi

dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan

adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar

mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang

menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan

ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan

pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya

pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi

makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat

dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion

mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat

menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat

dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat

harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam

sulfat ( ANONIM 2009 )

Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan

dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam

lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan

MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik

akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain

itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana

H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan

dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan

sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam

kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya

menguap

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar

00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk

mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini

warna merah semakin cepat

Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya

dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan

menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan

ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium

langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan

endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk

menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka

dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air

panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula

bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh

265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar

4151

VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi

redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat

(KMnO4)

2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N

3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151

4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

DAFTAR PUSTAR

Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta

Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta

Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan

RI jakarta

Yogyakarta 18 Desember 2011

Mengetahui

Co ass

( )

NIM

Praktikan I praktikan II

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014

( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)

NIM 11031013 NIM11031014