laporan praktikum kimia klinik_irmayanti
DESCRIPTION
laporan pemeriksaan glukosa darah, kolesterol, TG, AU, GOT (ASAT)TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kimia klinik merupakan bagian dari ilmu patologi yang mempelajari
tentang cara-cara pemeriksaan laboratorium terhadap zat-zat kimia yang terdapat
di dalam tubuh manusia baik secara makroskopis maupun mikroskopis dan
kimiawi dari sampel (bahan) yang berasal dari tubuh manusia.
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan pendukung yang
sangat menunjang di dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit, pada suatu
populasi dapat dilaksanakan sebagai tes screning ataupun diagnosis (Hartono,
1987). Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya.
Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yang timbul pada
penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini
bisa penyebab atau akibat). Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan
untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu petugas kesehatan
dalam mendiagnosis dan mengobati pasien.
Pemeriksaan laboratorium pemnggunakan sampel darah diantaranya
pemeriksaan laboratorium diantaranya adalah pemeriksaan asam urat,
pemeriksaan trigliserida, pemeriksaan glukosa, pemeriksaan GOT (ASAT), dan
pemeriksaan kolesterol.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
a. Maksud Percobaan
1. Mempelajari cara pemeriksaan kadar asam urat menggunakan
metode photometri
2. Mempelajari cara pemeriksaan kadar trigliserida menggunakan
metode photometri
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
2
3. Mempelajari cara pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan
metode photometri
4. Mempelajari cara pemeriksaan GOT (ASAT) menggunakan
metode photometri
5. Mempelajari cara pemeriksaan kolesterol menggunakan metode
photometri
b. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan pemeriksaan
asam urat darah manusia menggunakan alat photometri dan
menyimpulkan hasil pemeriksaannya berdasarkan perbandingan
dengan nilai normal.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan pemeriksaan
trigliserida darah manusia menggunakan alat photometri dan
menyimpulkan hasil pemeriksaannya berdasarkan perbandingan
dengan nilai normal.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan pemeriksaan
glukosa darah manusia menggunakan alat photometri dan
menyimpulkan hasil pemeriksaannya berdasarkan perbandingan
dengan nilai normal.
4. Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan pemeriksaan
GOT (ASAT) darah manusia menggunakan alat photometri dan
menyimpulkan hasil pemeriksaannya berdasarkan perbandingan
dengan nilai normal.
5. Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan pemeriksaan
kolesterol darah manusia menggunakan alat photometri dan
menyimpulkan hasil pemeriksaannya berdasarkan perbandingan
dengan nilai normal.
I.3 Prinsip Percobaan
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
3
1. Menentukan kadar asam urat secara enzimatis dengan bantuan enzim
uricase dengan mengukur absorbansinya pada photometer pada panjang
gelombang 546 nm.
2. Menentukan trigliserida secara enzimatis dengan bantuan enzim lipase
dengan mengukur absorbansinya pada photometer pada panjang
gelombang 546 nm.
3. Menentukan kadar glukosa secara enzimatis dengan bantuan enzim
glukosa oksidase dengan mengukur absorbansinya pada photometer
pada panjang gelombang 546 nm.
4. Menentukan kadar GOT (ASAT) secara enzimatis dengan bantuan
enzim aspartat aminotransferase dengan mengukur absorbansinya pada
photometer pada panjang gelombang 546 nm.
5. Menentukan kadar kolesterol secara enzimatis dan mengukur
absorbansinya pada photometer pada panjang gelombang 546 nm.
I.4 Manfaat Percobaan
1. Memahami cara pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode
photometri
2. Memahami cara pemeriksaan kadar trigliserida menggunakan metode
photometri
3. Memahami cara pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan
metode photometri
4. Memahami cara pemeriksaan GOT (ASAT) menggunakan metode
photometri
5. Memahami cara pemeriksaan kolesterol menggunakan metode
photometri
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Terori Umum
1. Asam Urat
Asam urat adalah hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat ini
biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal.
Namun dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam urat
secara seimbang, sehingga terjadi kelebihan dalam darah. Kelebihan zat asam urat
ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-persendian dan tempat
lainnya termasuk di ginjal itu sendiri dalam bentuk kristal-kristal. Asam urat
terutama disintesis dalam hati yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Asam
urat diangkut ke ginjal oleh darah untuk filtrasi, direabsorbsi sebagian, dan
diekskresi sebagian sebelum akhirnya diekskresikan melalui urine. Peningkatan
kadar asam urat dalam urine dan serum bergantung pada fungsi ginjal, kecepatan
metabolisme purin, dan asupan diet makanan yang mengandung purin.
(Syamsuhidayat dan Wim de Jong, 2004)
Dalam beberapa keadaan, misalnya konsumsi makanan yang mengandung
purin tinggi, atau karena ginjal kurang mampu mengeluarkannya dalam tubuh,
maka kadar asam urat dalam darah akan meningkat. Kadar asam urat dalam darah
adalah laki - laki 3,4-7,7 mg/dL, perempuan 2,5-5,5 mg/dL dan anak-anak 2,0-2,5
mg/dL.
Peningkatan kadar asam urat dalam darah disebut juga hiperurisemia.
Keadaan ini dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di persendian dan
menimbulkan peradangan di daerah tersebut. Kondisi menetapnya hiperurisemia
menjadi predisposisi (faktor pendukung) seseorang mengalami radang sendi
akibat asam urat (gout arthritis), batu ginjal akibat asam urat ataupun gangguan
ginjal. (Misnadiarly, 2009)
2. Trigliserida
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
5
Trigliserida merupakan jenis lemak yang ditemukan dalam darah.
Jenis ini merupakan hasil dari uraian kerja tubuh terhadap makanan yang
mengandung lemak dan kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk
ketubuh,serta juga dibentuk di hati. Setelah mengalami proses didalam tubuh
trigliserida ini diserap oleh usus dan masuk kedalam plasma darah untuk
kemudian disalurkan ke jaringan-jaringan tubuh, trigliserida juga merupakan
lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida adalah
penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya dibandingkan dengan
kolesterol dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Bila terjadi
peningkatan trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL yang menyebabkan
hiperlipoproteinemia (Graha; 2010).
Trigliserida adalah lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein.
Trigliserida adalah penyebab utama penyakit – penyakit arteri dan biasanya
dibandingkan dengan kolesterol dengan menggunakan lipoprotein
elektroforesis. Bila terjadi peningkatan trigliserida maka akan terjadi
peningkatan VLDL, yang menyebabkan hiperlipoproteinemia (Joyce, 1997).
Trigliserida (atau triglycerides) merupakan salah satu jenis lemak
yang diperiksa dalam uji profil lipid. Trigliserida berasal dari dua sumber
utama; yaitu makanan dan produksi dari dalam tubuh kita sendiri. Makan
dalam jumlah besar menyebabkan tubuh menyimpan kelebihan kalori yang
masuk sebagai trigliserida. Adapun trigliserida ini merupakan bentuk
cadangan makanan yang berperan sebagai sumber energi endogen terpenting
Nilai normal trigliserida menurut ATP III (2004) adalah <150 mg/dL.
(www.trigliseridaURL.com).
Trigliserida diapaki dalam tubuh terutama untuk menyediakan energy
berbagai proses metabolic, suatu fungsi yang hamper sama dengan fungsi
karbohidrat. Akan tetapi, beberapa lipid terutama kolesterol, fosfolipid dan
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
6
sejumlah kecil trigliserida, dipakai untuk membentuk semua membrane sel
dan untuk melakukan fungsi sel-sel yang lain (Guyton, 2003).
3. Glukosa
Glukosa adalah gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh, dikenal
juga sebagai gula fisiologis. Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah
yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Sedangkan dalam
tumbuhan Glukosa 6-fosfat yang dihasilkan selama fotosintesis adalah
precursor dari tiga jenis karbohidrat tumbuhan, yaitu sukrosa, pati dan
selulosa. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan
ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber
utama energi untuk sel-sel tubuh. Meskipun disebut “gula darah”, selain
glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan
galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui
insulin dan leptin.
Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem saraf
dan eritrosit. Glukosa juga dibutuhkan, didalam jaringan adipose sebagai
sumber gliserida-gliserol, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan
kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh.
Glukosa berasal sebagian besar diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk
dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga
dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolisis. Setelah makan tinggi
karbohidrat, kadar glukosa darah akan meningkat dari kadar puasa sekitar 80-
100 mg/dl ke kadar sekitar 120-140 mg/dl, dalam periode 30 menit sampai 1
jam. Konsentrasi glukosa dalam darah kemudian menurun kembali ke rentang
puasa dalam waktu sekitar 2 jam setelah puasa. Proses mempertahankan
kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupakan salah satu mekanisme
homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme
di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon.
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
7
Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan
peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian
sebaliknya. Nilai normal kadar glukosa serum atau plasma adalah 75 – 115
mg/dl.
4. GOT (ASAT)
Enzim-enzim yang mengatalisis pemindahan reversible satu gugus
amino antara suatu asam amino dan suatu asam alfa-keto disebut
aminotransferase, atau transaminase oleh tata nama lama yang masih populer
(Saucher dan McPherson, 2002).
Dua aminotransferase yang paling sering diukur adalah alanine
aminotransferase (ALT), yang dahulu disebut “glutamate-piruvat
transaminase” (GPT), dan aspartate aminotransferase (AST), yang dahulu
disebut “glutamate-oxaloacetate transaminase” (GOT). Baik ALT maupun
AST memerlukan piridoksal fosfat (Vitamin B6) sebagai kofaktor. Zat ini
sering ditambahkan ke reagen pemeriksaan untuk meningkatkan pengukuran
enzim-enzim ini seandainya terjadi defisiensi vitamin b6 (missal,
hemodialysis, malnutrisi) (Saucher dan McPherson, 2002).
Aminotransferase tersebar luas di tubuh, tetapi terutama banyak
dijumpai di hati, karena peran penting organ ini dalam sintesis protein dan
dalam menyalurkan asam-asam amino ke jalur jalur biokimiawi lai. Hepatosit
pada dasarnyaa adalah satu-satunya sel dengan konsentrasi ALT yang tinggi,
sedangkan ginjal, jantung, dan otot rangka mengandung kadar sedang. ALT
dalam jumlah yang lebih sedikit dijumpai di pancreas, paru, lima, dan
eritrosit. Dengan demikian, ALT serum memiliki spesifitas yang relative
tinggi untuk kerusakan hati. Sejumlah besar AST terdapat di hati,
miokardium, dan otot rangka; eritrosit juga memiliki AST dalam jumlah
sedang. Hepatosit mengandung AST tiga sampai empat kali lebih banyak
daripada ALT (Saucher dan McPherson, 2002).
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
8
Aminotransferase merupakan indikator yang baik untuk kerusakan
hati apabila keduanya meningkat. Cedera akut pada hati, seperti karena
hepatitis, dapat menyebabkan peningkatan baik AST maupun ALT menjadi
ribuan IU/Liter. Pngukuran aminotransferase setiap minggu mungkin sangat
bermanfaat untuk memantau perkembangan dan pemulihan hepatitis atau
cedera hati lain (Saucher dan McPherson, 2002).
5. Kolesterol
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk sepertililin
yang diproduksi oleh tubuh manusia, terutama di dalam lever
(hati).Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia,
kolesterolmerupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh
dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon
seks,hormon korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam
empeduyang membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi, bila takarannya
pasatau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh.
Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya
bagi tubuh (Nilawati, 2008).
Kelebihan kolesterol akanmenyebabkan zat tersebut bereaksi dengan
zat-zat lain dalam tubuh danakan mengendap dalam pembuluh darah arteri.
Hal yang akan terjadiselanjutnya adalah penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah (lazimdikenal sebagai atherosklerosis) hingga penyumbatan
dan pemblokiranaliran darah (atherosklerosis). Akibatnya, jumlah suplai
darah ke jantung berkurang, terjadi sakit atau nyeri dada yang disebut angina,
bahkan dapatmenjurus ke serangan jantung (Nilawati, 2008).
Kolesterol berasal dari organ binatang terutama bagian otak,kuning
telur, dan jeroan. Demikian juga produksi yang berasal darinya,seperti susu
asli, keju, mentega, dan lain-lain. Sementara bahan makanayang bersumber
dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol.Dengan demikian, cara
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
9
yang efektif untuk mengurangi kadar kolesteoldalam tubuh dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi sayuran dan buah (Nilawati, 2008
II.2 Uraian Reagen
1. Reagen asam urat
1) Komposisi reagen:
a. 4 x 30 ml atau 4 x 100 ml reagen enzim
Buffer fosfat ( Ph 7,0) 50 mmol/l
4-Aminophenazone 0,3 mmol/l
DCHBS 4 mmol/l
Uricase > 200 U/l
Peroxidase > 1000 U/l
b. 3 ml standar
Asam urat: 8 mg/dl atau 476 mmol/l
2) Persiapan reagen: Reagen enzim dan standar siap pakai. Reagen stabil
sampai tanggal kadaluarsa, bahkan setelah dibuka bila disimpan pada
suhu 2-8◦C. Reagen yang dibuka stabil selama 2 minggu pada 15-25◦C.
Hindari kontaminasi.
3) Spesimen
Serum, plasma heparin atau plasma EDTA.urin
2. Reagen trigliserida
1) Komposisi reagen:
a. 4 x 100 ml reagen enzim
Buffer PIPES (Ph 7,5) 50 mmol/l
4-chlorophenol 5 mmol/l
4-aminoantipyrine 0,25 mmol/l
Ion magnesium 4,5 mmol/l
ATP 2 mmol/l
Lipase ≥ 1,3 U/ml
Peroxidase ≥ 0,5 U/ml
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
10
Gliserol kinase ≥ 0,4 U/ml
Gliserol-3-phospat oxidase ≥ 1,5 U/ml
b. 3 ml standar : Trigliserida 200 mg/dl atau 2,28 mmol/l
2) Persiapan reagen: Reagen enzim dan standar siap pakai. Reagen stabil
sampai tanggal kadaluarsa, bahkan setelah dibuka bila disimpan pada
suhu 2-8◦C. Reagen yang dibuka stabil selama 4 minggu pada 20-25◦C.
Hindari kontaminasi.
3) Spesimen
Serum, plasma heparin atau plasma EDTA.
3. Reagen glukosa
1) Komposisi reagen:
a. 4 x 100 ml atau 1000 ml reagen enzim
Buffer fosfat ( Ph 7,5) 0,1 mol/l
4-Aminophenazone 0,25 mmol/l
Phenol 0,75 mmol/l
Glukosa oxidase > 15 KU/l
Peroxidase > 1,5 KU/l
Mutarotase > 2,0 KU/l
Stabilizers
b. 3 ml standar: Glukosa 100 mg/dl atau 5,55 mmol/l
2) Persiapan reagen: Reagen enzim dan standar siap pakai. Reagen stabil
sampai tanggal kadaluarsa, bahkan setelah dibuka bila disimpan pada
suhu 2-8◦C. Reagen yang dibuka stabil selama 2 minggu pada 15-25◦C.
Hindari kontaminasi.
3) Spesimen
Serum, plasma.
4. Reagen GOT (ASAT)
1) Komposisi reagen
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
11
Cat. No: 100191 100193
RI 20 x 4 ml 8 x 40 ml
R2 1 x 20 ml 8 x 10 ml
R1 Reagen enzim
Buffer TRIS (Ph 7,8) 80 mmol/l
L-aspartate 240 mmol/l
LDH ≥ 600 U/I
MDH ≥ 600 U/I
R2 Reagen
2-oxoglutarate 12 mmol/l
NADH 0,18 mmol/l
2) Persiapan reagen: Reagen enzim dan standar siap pakai. Reagen stabil
sampai tanggal kadaluarsa, bahkan setelah dibuka bila disimpan pada
suhu 2-8◦C. Reagen yang dibuka stabil selama 2 minggu pada 15-25◦C.
Hindari kontaminasi.
3) Spesimen
Serum, plasma heparin atau plasma EDTA
5. Reagen kolesterol
1) Komposisi reagen
a. 4 x 100 ml reagen enzim
Buffer fosfat (pH6,5) 100 mmol/l
4-Aminophenazone 0,25 mmol/l
Phenol 5 mmol/l
Peroxidase > 5 KU/I
Cholesterol esterase > 150 U/I
Cholesterol oxidase > 100 U/I
Sodium azide 0,05 %
b. 3 ml standar: kolesterol 200 mg/dl atau 5,17 mmol/l
2) Persiapan reagen: Reagen enzim dan standar siap pakai. Reagen stabil
sampai tanggal kadaluarsa, bahkan setelah dibuka bila disimpan pada
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
12
suhu 2-8◦C. Reagen yang dibuka stabil selama 2 minggu pada 15-25◦C.
Hindari kontaminasi.
3) Spesimen
Serum, heparin atau plasma EDTA
II.3 Prosedur Kerja
1. Pemeriksaan Asam Urat
Kondisi pemeriksaan: panjang gelombang 520 nm Hg 546 nm; celah optik: 1
cm; suhu: 20 - 25° C atau 37° C. Pengukuran terhadap blanko reagen, Hanya
dibutuhkan 1 reagen blanko perseri.
Skema Pemipetan
Pipet ke dalam kuvet Blanko Reagen Sampel atau Standar
Sampel / standar ---- 20 µL
Reagen 1000 µL 1000 µL
Perhitungan Konsentrasi asam urat serum, plasma
C=8 X ∆ A sampel∆ A sandar
(mg /dl) atau
C=476 X ∆ A sampel∆ A sandar
(µmol/ l)
Linearitas
Test linear sampai konsentrasi asam urat 200 mg/ dl (1190 µmol/ l). Encerkan
sampel yang konsetrasi kolesterol lebih tinggi 1 + 1 dengan garam fisiologis
(0,9%) dan ulangi pengukuran. Kalikan hasil dengan 2.
Nilai Referensi
Man : 3,4 – 7,0 mg/dl or 200 - 420 µmol/l
Woman : 2,4 – 5,7 mg/ dl or 140 – 340 µmol/l
2. Pemeriksaan Trigliserida
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
13
Kondisi pemeriksaan: panjang gelombang 500 nm Hg 546 nm; celah optik: 1
cm; suhu: 20 - 25° C atau 37° C pengukuran terhadap blanko reagen. Hanya
dibutuhkan 1 reagen blanko perseri.
Skema Pemipetan
Pipet ke dalam kuvet Blanko Reagen Sampel atau Standar
Sampel / standar ---- 10 µL
Reagen 1000 µL 1000 µL
Perhitungan Konsentrasi Trigliserida
C=200 X ∆ A sampel∆ A sandar
(mg /dl) atau
C=2,28 X ∆ A sampel∆ A sandar
(mmol / l)
Linearitas
Test linear sampai konsentrasi trigliserida 1000 mg/ dl (11,4 mmol/ l). Encerkan
sampel yang konsetrasi kolesterol lebih tinggi 1 + 4 dengan garam fisiologis
(0,9%) dan ulangi pengukuran. Kalikan hasil dengan 5.
Interpretasi Klinis
Dicurigai diatas: 150 mg/ dl atau 1,77 mmol/ l dari tinggi diatas 200 mg/ dl atau
2,28 mmol/ l.
3. Pemeriksaan glukosa
Kondisi pemeriksaan: panjang gelombang 500 nm Hg 546 nm; celah optik: 1
cm; suhu: 20 - 25° C atau 37° C pengukuran terhadap blanko reagen. Hanya
dibutuhkan 1 reagen blanko perseri.
Skema Pemipetan
Pipet ke makro mikro
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
14
dalam
kuvetStandar atau
sampel
Blanko
Reagen
Standar atau
sampel
Blanko
Reagen
Sampel /
standar20 µL ---- 10 µL ----
Reagen 2000 µL 2000 µL 1000 µL 1000 µL
Perhitungan Konsentrasi Trigliserida
C=100 X ∆ A sampel∆ A sandar
(mg /dl) atau
C=5,55 X ∆ A sampel∆ A sandar
(mmol /l)
Linearitas
Test linear sampai konsentrasi glukosa 400 mg/ dl (22, mmol/ l). Encerkan sampel
yang konsetrasi kolesterol lebih tinggi 1 + 4 dengan garam fisiologis (0,9%) dan
ulangi pengukuran. Kalikan hasil dengan 5.
Interpretasi Klinis
Serum, plasma (puasa) 75 – 115 mg/ dl atau 4,2 – 6,4 mmol/l
4. Pemeriksaan GOT (ASAT)
Kondisi pemeriksaan: panjang gelombang Hg 365 nm, 340 nm atau Hg 334 nm;
celah optik: 1 cm; suhu: 20 - 25° C atau 37° C; Pengukuran terhadap resiko udara
(absorban menurun)
Prosedur 1 with reagen start’
Pipet ke dalam kuvet Blanko Reagen Sampel atau Standar
Sampel / standar ---- 10 µL
Reagen 1 1000 µL 1000 µL
Reagen 2 250 µL 250 µL
Prosedur 2 with Sample star’
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
15
Pipet ke dalam kuvet 25°C, 30°C 37°C
Sampel / standar 200 µL 100 µL
Reagen 1000 µL 1000 µL
Perhitungan Konsentrasi Trigliserida
Untuk ∆A/min within 0,06 – 0,08 (Hg 365 nm) atau 0,12 – 0,16 (Hg 365 nm, 340
nm) (prosedur 1+2) use only measurements from the first 2 minutes for
calculation (1 min. Incubation, 2 min. Measurements)
Prosedur 1 with reagen start
Hg 334 340 nm Hg 365 nm
U/I (25°C, 30°C) = ∆A/min x 1173 1151 2132
U/I (37°C) = ∆A/min x 2184 2143 3971
Prosedur 2 with sample start
Hg 334 340 nm Hg 365 nm
U/I (25°C, 30°C) = ∆A/min x 971 952 1765
U/I (37°C) = ∆A/min x 1780 1745 3235
Interpretasi Klinis
temperatur 25°C 30°C 37°C
U/I (25°C, 30°C) = ∆A/min x Up to 18 U.I Up to 25 U.I Up to 37 U/I
Up to 31 U.I Up to 15 U.I Up to 21 U.I Up to 31 U.I
5. Pemeriksaan kolesterol
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
16
Kondisi pemeriksaan: panjang gelombang 500 nm Hg 546 nm; celah optik: 1
cm; suhu: 20 - 25° C atau 37° C pengukuran terhadap blanko reagen. Hanya
dibutuhkan 1 reagen blanko perseri.
Skema Pemipetan
Pipet ke dalam kuvet Blanko Reagen Sampel atau Standar
Sampel / standar ---- 10 µL
Reagen 1000 µL 1000 µL
Perhitungan Konsentrasi Cholesterol (dengan faktor)
Panjang Gelombang C (mg/ dl) C (mmol/ l)
Hg 546 nm 840 x ∆A 21,7 ∆A
500 nm 553 x ∆A 14,3 ∆A
Linearitas
Test linear sampai konsentrasi kolesterol 750 mg/ dl (19,3 mmol/ l). Encerkan
sampel yang konsetrasi kolesterol lebih tinggi 1 + 2 dengan garam fisiologis
(0,9%) dan ulangi pengukuran. Kalikan hasil dengan 3.
Interpretasi Klinis
Dicurigai diatas: 220 mg/ dl atau 5.7 mmol/ l dari tinggi diatas 260 mg/ dl atau 7,7
mmol/ l. Perhatian: test tidak dipengaruhi oleh kadar hemoglobin sampai 200 mg/
dl atau bilirubin sampai 5 mg/ dl. Regen mengandung natrium azida (0,05%).
Jagan tertelan. Hindari kontak dengan kulit dalam selaput membran.
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
17
BAB III
METODOLOGI KERJA
III.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Photometer
2. Sentrifugator
3. Dispo 5 ml
4. Blue Tip
5. Inkubator
6. Yellow Tip
7. Stopwatch
8. Mikropipet (10 μL, 20 μL, 100 μL, 1000 μL )
9. Beaker glass
10. Tourniquet
11. Eppendorf
12. Tabung reaksi
13. Rak tabung reaksi
b. Bahan
1. Serum
2. Reagen asam urat
3. Reagen trigliserida
4. Reagen glukosa
5. Reagen GOT (ASAT)
6. Reagen kolesterol
7. Tissue
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
18
III.2 Cara Kerja
1. Pemeriksaan asam urat
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Mengambil sampel darah yang akan diperiksa dari probandus
secukupnya menggunakan vacutainer
- Memasukkan sampel darah ke dalam tabung eppendrof dan
memasukkannya kedalam sentrifugator untuk disentrifugasi,
kemudian serumnya dijadikan sampel.
- Menyiapkan :
Serum darah sampel sebanyak 20 μl, menggunakan mikropipet
dan memasukkannya kedalam tabung reaksi
Larutan kontrol sebanyak 20 μl
- Masing-masing dari serum darah dan larutan kontrol ditambahkan
larutan reagen (asam urat) sebanyak 1000 µl, kemudian diinkubasi
selama 5 menit pada suhu 37°C
- Mengukur sampel dan larutan kontrol menggunakan alat photometri
pada panjang gelombang 546 nm
- Mencatat data absorbansi yang keluar dan membandingkan data
tersebut dengan nilai rujukan yang telah ditetapkan.
2. Pemeriksaan trigliserida
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Mengambil sampel darah yang akan diperiksa dari probandus
secukupnya menggunakan vacutainer
- Memasukkan sampel darah ke dalam tabung eppendrof dan
memasukkannya kedalam sentrifugator untuk disentrifugasi,
kemudian serumnya dijadikan sampel.
- Menyiapkan :
Serum darah sampel sebanyak 10 μl, menggunakan mikropipet
dan memasukkannya kedalam tabung reaksi
Larutan kontrol sebanyak 10 μl
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
19
- Masing-masing dari serum darah dan larutan kontrol ditambahkan
larutan reagen (trigliserida) sebanyak 1000 µl, kemudian diinkubasi
selama 5 menit pada suhu 37°C
- Mengukur sampel dan larutan kontrol menggunakan alat photometri
pada panjang gelombang 546 nm
- Mencatat data absorbansi yang keluar dan membandingkan data
tersebut dengan nilai rujukan yang telah ditetapkan.
3. Pemeriksaan glukosa
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Mengambil sampel darah yang akan diperiksa dari probandus
secukupnya menggunakan vacutainer
- Memasukkan sampel darah ke dalam tabung eppendrof dan
memasukkannya kedalam sentrifugator untuk disentrifugasi,
kemudian serumnya dijadikan sampel.
- Menyiapkan :
Serum darah sampel sebanyak 10 μl, menggunakan mikropipet
dan memasukkannya kedalam tabung reaksi
Larutan kontrol sebanyak 10 μl
- Masing-masing dari serum darah dan larutan kontrol ditambahkan
larutan reagen (glukosa) sebanyak 1 mL, kemudian diinkubasi selama
5 menit pada suhu 37°C
- Mengukur sampel dan larutan kontrol menggunakan alat photometri
pada panjang gelombang 546 nm
- Mencatat data absorbansi yang keluar dan membandingkan data
tersebut dengan nilai rujukan yang telah ditetapkan.
4. Pemeriksaan GOT (ASAT)
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
20
- Mengambil sampel darah yang akan diperiksa dari probandus
secukupnya menggunakan vacutainer
- Memasukkan sampel darah ke dalam tabung eppendrof dan
memasukkannya kedalam sentrifugator untuk disentrifugasi,
kemudian serumnya dijadikan sampel.
- Menyiapkan :
Serum darah sampel sebanyak 100 μl, menggunakan mikropipet
dan memasukkannya kedalam tabung reaksi
Larutan kontrol sebanyak 100 μl
- Masing-masing dari serum darah dan larutan kontrol ditambahkan
larutan reagen (GOT) sebanyak 1 mL, kemudian diinkubasi selama 5
menit pada suhu 37°C
- Mengukur sampel dan larutan kontrol menggunakan alat photometri
pada panjang gelombang 546 nm
- Mencatat data absorbansi yang keluar dan membandingkan data
tersebut dengan nilai rujukan yang telah ditetapkan.
5. Pemeriksaan kolesterol
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Mengambil sampel darah yang akan diperiksa dari probandus
secukupnya menggunakan vacutainer
- Memasukkan sampel darah ke dalam tabung eppendrof dan
memasukkannya kedalam sentrifugator untuk disentrifugasi,
kemudian serumnya dijadikan sampel.
- Menyiapkan :
Serum darah sampel sebanyak 10 μl, menggunakan mikropipet
dan memasukkannya kedalam tabung reaksi
Larutan kontrol sebanyak 10 μl
- Masing-masing dari serum darah dan larutan kontrol ditambahkan
larutan reagen (kolesterol) sebanyak 1 mL, kemudian diinkubasi
selama 5 menit pada suhu 37°C
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
21
Sampel serum darah 20 Larutan kontrol 20
+ reagen asam urat 1 ml
Inkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C
Diukur pada photometri dengan panjang gelombang 546 nm
Catat absorbansi dan analisis data
- Mengukur sampel dan larutan kontrol menggunakan alat photometri
pada panjang gelombang 546 nm
- Mencatat data absorbansi yang keluar dan membandingkan data
tersebut dengan nilai rujukan yang telah ditetapkan.
III.3 Skema Kerja
1. Pemeriksaan asam urat
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
22
Sampel serum darah 10 Larutan kontrol 10
+ reagen (glukosa) 1 ml
Inkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C
Diukur pada photometri dengan panjang gelombang 546 nm
Catat absorbansi dan analisis data
Sampel serum darah 10 Larutan kontrol 10
+ reagen (glukosa) 1 ml
Inkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C
Diukur pada photometri dengan panjang gelombang 546 nm
Catat absorbansi dan analisis data
2. Pemeriksaan Trigliserida
3. Pemeriksaan Glukosa
4. Pemeriksaan GOT (ASAT)
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
23
Sampel serum darah 100 Larutan kontrol 100
+ reagen (glukosa) 1 ml
Diukur pada photometri dengan panjang gelombang 546 nm
Catat absorbansi dan analisis data
Inkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C
Sampel serum darah 10 Larutan kontrol 10
+ reagen (glukosa) 1 ml
Inkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C
Diukur pada photometri dengan panjang gelombang 546 nm
Catat absorbansi dan analisis data
5. Pemeriksaan kolesterol
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
24
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data Pengamatan
1. Pemeriksaan asam urat
Jenis sampel Abs. Hasil Rujukan Keterangan
Kontrol
(Standar)
Serum 0,023 4,46 mg/ dl2,4 – 5,7 mg/ dl
(wanita)normal
2. Pemeriksaan trigliserida
Jenis sampel Abs. Hasil Rujukan Keterangan
Kontrol
(Standar)
Serum 0,173 132 mg/ dl <150 mg/ dl normal
3. Pemeriksaan glukosa
Jenis sampel Abs. Hasil Rujukan Keterangan
Kontrol
(Standar)0,231 72 mg/ dl 75 – 115 mg/ dl ---
Serum 0,023 120 mg/ dl 75 – 115 mg/ dl normal
4. Pemeriksaan GOT (ASAT)
Jenis sampel Abs. Hasil Rujukan Keterangan
Kontrol
(Standar)
Serum 0,009 26,6 U/ I Up to 31 U/ I normal
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
25
5. Pemeriksaan kolesterol
Jenis sampel Abs. Hasil Rujukan Keterangan
Kontrol
(Standar)
Serum 0,216 156 mg/ dl 200 mg/ dl normal
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pemeriksaan kadar
asam urat, glukosa, trigliserida, GOT (ASAT), dan kolesterol. Pemeriksaan kadar
tersebut sangat penting dilakukan untuk penegakan diagnosa suatu penyakit
sehingga terapi dapat dilakukan dengan tepat.
Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat menyiapkan pasien untuk
pemeriksaan kolesterol dalam darah, kemudian mahasiswa dapat
menginterprestasikan hasil laboratorium yang diperoleh, serta mahasiswa dapat
memahami dan mengetahui cara dan prinsip melakukan meperiksaan kadar asam
urat, glukosa, trigliserida, GOT (ASAT), dan kolesterol.
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan ini ada 3, yaitu metode kimia,
enzimatik, dan kolorimetri. Masing-masing metode memiliki kekurangan dan
kelebihan. Metode kimia dinilai memiliki presisi yang baik, lebih akurat
dibandingkan dengan metode yang lain, lebih sensitive, tetapi harganya mahal.
Metode enzimatik memiliki kelebihan lebih spesifik, tetapi dibutuhkan
pengondisian yang tidak mudah. Sedangkan metode kolorimetri merupakan
metode yang mudah dilakukan dan harganya pun jauh lebih murah sehingga lebih
sering digunakan untuk percobaan.
Pemeriksaan kadar asam urat dengan metode uricase-PAP. Penentuan
asam urat melalui reaksi dengan uricase. H2O2 yang terbentuk bereaksi di bawah
katalisis peroksida dengan 3,5-dichloro-2-hydroxybenzenesulfonic acid (DCHBS)
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
26
dan 4-aminophenazone (PAP) untuk memberikan merah-violet quinoneimine
sebagai indikator pewarna. Dengan prinsip rekasi:
Asam urat + O2 + 2 H2O allantoin + CO2 + H2O2
2 H2O + DCHBS + PAP
Pemeriksaan kadar glukosa dengan metode GPO-PAP. Trigliserida
tersebut telah ditetapkan setelah hidrolisis enzimatik dengan lipase. Indikator
quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida, 4-aminoantipyrine dan 4-
chlorophenol dengan bantuan enzim peroksidase. Perinsip reaksi:
Trigliserida gliserol + asam lemak
Gliserol + ATP gliserol-3-phosphat + ADP
Gliserol-3-phosphat + O2 dihydroksi aseton phosphat + H2O2
H2O2 + 4-aminoantipiryne + 4-chlofofenol quinoneimine + HCl +H2O
Pemeriksaan kadar glukosa kolorimetri enzimatik menggunakan serum
dari plasma tanpa deproteinasi. Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatik
dengan adanya oksidase glukosa. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi di
bawah katalisis peroksidase dengan fenol dan 4-aminophenazone untuk
memberikan merah-violet quinoneimine sebagai indikator pewarna. Prinsip
reaksi:
Glukosa + O2 + H2O asam glukoric + 4 H2O
2 H2O + 4-aminophenazone + fenol quinoneimine + 4 H2O
Pemeriksaan kadar GOT (ASAT) menggunakan tes UV-test fotometri
untuk penentuan aminotransferase aspartat. Metode kinetik untuk penentuan
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
N-(4-antipyryl)-3-chloro-5-sulfonate-P-benzoquinon Imine + HCl + 4 H2O
uricerase
Peroxidase
lipase
GK
GPO
POD
POD
GOD
GOD
27
aktivitas GOT (ASAT) sesuai dengan rekomendasi dari panel ahli dari IFCC
(International Federation of Clinical Chemistry). Prinsip teaksi:
2-oxoglutarate + L-aspartat L-glutamat + oxaloasetat
Oxaloasetat + NADH + H+ L-malate + NAD+
Pemeriksaan kadar kolesterol secara kolorimetri enzimatik, metode
CHOD-PAP. Kolesterol ditentukan setelah proses enzimatik dan oksidasi.
Indikator quinoneimine dibentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminophenazone
dengan adanya fenol dan peroksida. Prinsip reaksi:
Kolesterol + H2O kolesterol + asam lemak
Kolesterol + O2 kolestrone-3-one + H2O2
2 H2O2 quinoneimine + 4 H2O phenazone + fenol
Dari semua hasil dari parameter pemeriksaan menunjukkan nilai hasil
yang normal, kecuali pada pemeriksaan kadar glukosa hasil yang didapatkan yaitu
120 mg/ dl sedangkan nilai rujukan yaitu 75 – 115 mg/ dl. Hal ini masih bisa
dikatakan normal, karena nilai merupakan gula darah sewaktu dan pada metode
lain nilai tersebut masih masuk dalam range.
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
MDH
CHE
CHO
POD
28
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Kadar asm urat yang diperoleh dari pemeriksaan serum yaitu 4,46 mg/ dl
(normal, nilai rujukan untuk wanita 2,4 – 5,7 mg/ dl)
2. Kadar trigliserida yang diperoleh dari pemeriksaan serum yaitu 132 mg/ dl
(normal, nilai rujukan <150 mg/ dl)
3. Kadar glukosa yang diperoleh dari pemeriksaan serum yaitu 120 mg/ dl
(normal, nilai rujukan 7,5 – 115 mg/dl)
4. Kadar GOT (ASAT) yang diperoleh dari pemeriksaan serum yaitu 26,6 U/ I
(normal, nilai rujukan up to 31 U/ I)
5. Kadar kolesterol yang diperoleh dari pemeriksaan serum yaitu 156 mg/ dl
(normal, nilai rujukan 200 mg/ dl).
V.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya, sebaiknya enggunakan lebih dari satu metode
dan alat yang berbeda agar hasil yang diperoleh lebih maksimal dan dapat
membandingkan hasil dari metode dan alat yang digunakan.
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
29
DAFTAR PUSTAKA
Carl E Speicher,M.D, pemilihan uji laboratorium yang efektif, EGC-Jakarta, Edisi
1, halaman 9-15,35-40.
Graha, Chairinniza. 2010. Question & Answer : Kolesterol. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Guyton. 2003. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.
Joyce. 1997. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik Edisi II. Penerbit Buku
Kedokteran : Jakarta.
Misnadiarly. 2009.Rematik, Asam Urat, dan Arthritis Gout.Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Price, Sylvia A, at all. 2006. Pankreas : Metabolisme Glukosa dan Diabetes
Melitus. Dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit
edisi 6: Jakarta : EGC. 1110-9.
Ronald A Spacher, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, EGC-
Jakarta, Edisi 2, halaman 14
Sacher, Ronald A. dan McPherson, Richard A. 2002. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Syamsuhidayat dan Wim de Jong. 2004.Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti
30
LAMPIRAN
Laporan Praktikum Kimia Klinik/ Irmayanti