laporan rangkaian digital
DESCRIPTION
Rangkaian digital Elektronika dasarTRANSCRIPT
MODUL 1
GERBANG LOGIKA DASAR
1. TUJUAN
1. Setelah praktikum ini diharapkan praktikan akan dapat memahami jenis-
jenis gerbang logika dasar AND, OR, XOR, dan INVERTER (NOT) serta
cara kerjanya.
2. Menyelesaikan suatu fungsi logika dan mengimplementasikannya ke
dalam suatu rancangan rangkaian logika.
3. Membangun suatu rancangan rangkaian logika dengan menggunakan
berbagai gerbang untuk satu rancangan yang sama
2. PERALATAN
1. Modul Digital Gerbang Logika Dasar (M1).
2. Kabel Penghubung.
3. DASAR TEORI
3.1. ALJABAR BOOLEAN
Suatu aturan yang berlaku di dalam fungsi logika yang dikenal dengan
aljabar boolean adalah sebagai berikut :
1 X.X = 0 5 X+0 = X
2 X.1 = X 6 X+1 = 1
3 X.X = X 7 X+X = 1
4 X.X' = 0 8 X+X' = 1
1
3.2. TEOREMA DEMORGAN
Suatu metode yang sangat bermanfaat dalam penyederhanaan fungsi
logika dikenal dengan teorema DeMorgan, yang di tunjukkan oleh tabel 1.1
dibawah ini.
Tabel 1.1 Fungsi Logika Teorema De Morgan
INPUT OUTPUT
A B
A'.B'
= A'+B'
A'+B'
= A'.B'
0 0 1 1 1 1
0 1 1 1 0 0
1 0 1 1 0 0
1 1 0 0 0 0
3.3. GERBANG LOGIKA
Gerbang (Gate) adalah komponen dasar suatu rangkaian kombinasional,
gerbang – gerbang dasar adalah : AND, OR, XOR, INVERTER (NOT), dan
exclusive OR (XOR). Pada implementasinya untuk alasan kepraktisan gerbang-
gerbang tersebut dikemas dalam suatu Intregrated Circuit (IC), dimana tiap IC
memuat beberapa gerbang yang sejenis, cara kerja tiap gerbang adalah seperti
tertera pada tabel 1.2 dan tabel 1.3 dibawah ini.
Tabel 1.2 gerbang OR, AND dan XOR Untuk 2 Input
INPUT OUTPUT
A B
OR
(A+B)
AND(A.B
)
XOR
(AB)
0 0 0 0 0
0 1 1 0 1
1 0 1 0 1
1 1 1 1 0
2
Tabel 1.3 Inverter
INPUT
INVERTER
OUTPUT
INVERTER
0 1
1 0
Gambar rangkaian gerbang-gerbang di dalam IC ditunjukkan oleh gambar 1.1
dibawah ini.
Gambar 1.1 Gerbang Dalam IC
3
4. PERCOBAAN
4.1. GERBANG “AND”
1. Hubungkan pin 1A dan 1B pada gerbang AND (7408) dengan saklar
logika dan pin output 1Y dengan pin LED
2. Set 1A dan 1B berlogika “0”
3. Nyalakan panel percobaan
4. Catat hasil output (1Y)
5. Set input 1B = “1”, 1A tetap = “0”. Catat hasilnya
6. Secara bergantian masukkan input dengan berbagai kombinasi (1A&1B)
dan catatlah hasilnya dalam suatu tabel kebenaran
7. Matikan lampu percobaan
8. Hubungkan pin output dari gerbang AND (pin 1Y) dengan salh satu pin
input pada gerbang INVERTER (7404)
9. Hubungkan pin output INVERTER (pin 1B) dengan pin LED (display)
10. Ulangi langkah 2 dan 5
11. Gerbang apa yang sedang anda cobakan?
12. Gambarlah rangkaian logika yang anda cobakan tersebut
4.1.1. Hasil percobaan AND (7408) :
Tabel kebenaran gerbang AND
Input Output
A B AND NAND
0 0 0 1
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0
4
4.2. GERBANG “OR”
1. Hubungkan pin input 1A dan 1B pada gerbang OR (7408) dengan saklar
logika dan pin output 1Y dengan LED (display)
2. Ulangi langkah 2 s.d 6 pada percobaan 1 diatas
3. Hubungkan pin output dari gerbang OR (pin 1Y) dengan salah satu pin
input pada gerbang INVERTER (7404) (pin 2A) dan pin output
INVERTER (pin 2B) dengan LED (display)
4. Ulangi langkah 2 dan 5
5. Gerbang apa yang sedang anda cobakan?
6. Gambarlah rangkaian logika yang anda cobakan tersebut
4.2.1 Hasil percobaan OR (7408)
Tabel kebenaran gerbang OR
Input Output
A B OR NOR
0 0 0 1
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 1 0
5
4.3. GERBANG “XOR”
1. Hubungkan pin input 1A dan 1B pada gerbang XOR (7486) dengan saklar
input dan pin output (1Y) dengan LED (display)
2. Set semua saklar input dalam keadaan “0”
3. Nyalakan panel percobaan, catat hasil pada masin-masing output tiap
gerbang
4. Set input 1B = “1”
5. Catat hasil output (1Y)
6. Secara bergantian masukkan input dengan berbagai kombinasi (1A&1B)
dan catatlah hasilnya dalam suatu tabel kebenaran
7. Matikan panel percobaan
4.3.1 Hasil percobaan XOR (7486)
Tabel kebenaran gerbang XOR
InputOutput
A B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
6
5. TUGAS
Buat dan buktikan tabel kebenaran untuk gerbang AND 3 input, berikanlah
gambar rangkaian logikanya.
Tabel kebenaran untuk gerbang AND 3 input
Input Output Input Output
A B C AND A B C AND
0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 1 0 1 0
0 1 0 0 1 1 0 0
0 1 1 0 1 1 1 1
Rangkaian logika untuk gerbang AND 3 Input
7
6. KESIMPULAN
1. Pada gerbang AND dan NAND, output akan bernilai 1 jika salah
satu inputnya 0. Dan berharga 0 jika semua inputnya berharga 1.
2. Pada gerbang OR hanya memiliki 2 buah input dan 1 output,
sehingga dibutuhkan 2 gerbang untuk menjadikan 3 input dan 1
output. Sedangkan NOR kebalikan dari gerbang OR.
3. Pada gerbang XOR output akan berharga 0 jika inputnya sama-
sama 1 atau sama-sama 0. Dan akan berharga 1 jika salah satu
input maupun output berharga 0 atau 1.
4. Pada gerbang AND 3 input akan didapat persamaan Y = (AB) C
8
MODUL 2
PENJUMLAHAN BILANGAN BINER
1. TUJUAN
1. Setelah praktikum ini, praktikan akan dapat memahami sistem
penjumlahan pada bilangan biner.
2. Praktikan dapat menjelaskan perbedaan Half adder dengan full Adder.
3. Praktikan dapat memaham dan mengimplementasikan penggunaan IC
Full Adder
2. PERALATAN
1. Modul Digital Penjumlahan Bilangan Biner (M2)
2. Kabel Penghubung
3. DASAR TEORI
Sistem bilangan biner adalah sistem bilangan yang hanya menggunakan
kode “0” dan “1” pada representasi datanya. Operasi dasar yang berlaku pada
bilangan biner adalah sama dengan operasi matematis pada bilangan desimal,
meliputi penjumlahahan, pengurangan dan perkalian. Tetapi karena keterbatasan
waktu pada praktikum ini kita hanya melakukan percobaan pada penjumlahan
bilangn biner.
PENJUMLAHN BILANGAN BINER
Pada penjumlahan bilangan biner, dikenal adanya sistem penjumlahan half
adder dan full adder. Half adder adalah rangakaian logika yang menjumlahkan 2
bit input dan menghasilkan 2 digit output biner yaitu bit hasil penjumlahan (sum)
dan bit sisa hasil penjumlahan (carry). Full adder adalah rangkaian logika 3 bit
input dengan output yang sama dengan half adder. Sisa hasil penjumlahan (Cout)
tingkat sebelumnya menjadi input (Cin) untuk berikutnya. Rangkaian logika sistem
penjumlahan ini diimplementasikan dalam rangkaian pada gambar 2.1 (half
9
INPUT OUTPUTA B SUM CARRY0 0 1 10 1 1 11 0 0 01 1 0 0
INPUT OUTPUTA B C SUM CARRY0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1
adder), gambar 2.2 (full Adder). Serta implementasinya dengan menggunakan IC
7483 (full Adder) ditunjukkan dengan gambar 2.3
(a) (b)
Gambar 2.1 Half Adder Dengan 1 Bit (A) Gerbang Logika (B) Tabel
Kebenaran
(a)
(b)
Gambar 2.2 Full Adder Dengan 2 Bit (A) Gerbang Logika (B) Tabel
Kebenaran
10
Gambar 2.3 Full Adder Dengan 4 Bit (IC 7483)
11
4. PERCOBAAN (IC 7483)
1. set semua saklar input ke “low”
2. Nyalakan panel percobaan. Catat hasilnya (∑1…∑4, Cin, Cout)
3. Set saklar B1 ke “1”. Catat hasilnya
4. Ubahlah saklar A dengan kombinasi sebagai berikut :0001, 0010, 0011,
0100. Catatlah hasil untuk masing-masing kombinasi tersebut
5. Set semua A dan B ke “0”, set saklar B2 ke “1”. Catatlah hasilnya
6. Ulangi langkah 4
7. Ulangi langkah 5 untuk B3 = “1”
8. Ulangi langkah 4
12
4.1. HASIL PERCOBAAN (IC 7483)
NO TABEL 4 INPUTTABEL 4 OUTPUT HASIL Σ C .OUT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 01 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 02 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 13 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 14 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 15 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 16 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 07 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 08 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 19 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
10 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 111 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 012 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 013 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 014 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 015 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
5. TUGAS
1. Hitunglah hasil penjumlahan dibawah ini. Kemudian implemenrasikan
dengan menggunakan IC 7483 untuk membuktikan kebenaran outputnya.
a)
b)
c)
Hasil perhitungan manual dengan pembuktian dengan IC 7483 sama
hasilnya.
13
2. Bagaimana anda mengimplementasikan penjumlahan 7 bit pada tugas no.
1(a dan b) dengan menggunakan IC7483 yang mempunyai input 4 bit?
Jelaskan.
Jawab :
1.
A4 A3 A2 A1 B4 B3 B2 B1 Ʃ4 Ʃ3 Ʃ2 Ʃ1 Cout Cin
1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
A4 A3 A2 A1 B4 B3 B2 B1 Ʃ4 Ʃ3 Ʃ2 Ʃ1 Cout Cin
1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1
A4 A3 A2 A1 B4 B3 B2 B1 Ʃ4 Ʃ3 Ʃ2 Ʃ1 Cout Cin
0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
2. I Nibel = 4 Bit
Hasil Pengamatan :
Jumlahkan 1 nibel (4 bit) pertama kemudian cari hasil penjumlahan
tersebut, selanjutnya jumlahkan 3 bit terakhir dengan tidak merubah hasil
penjumlahan pertama,Pada IC 7483 setelah selesai masukan (Cout) ke (Cin) untuk
menentukan hasil akhir.
6. KESIMPULAN
Pada percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa penjumlahan
biner yang dilakukan dengan cara memasukkan 8 bit input maka akan
menghasilkan 4 bit input.
14
MODUL 3
DECODER / MULTIPLEXER
1. TUJUAN
1. Setelah melakukan praktikum ini praktikan dapat memahami dan
menjelaskan prinsip kerja dari decoder dan multiplexer.
2. Menjelaskan perbedaan mendasar antara decoder dan multiplexer.
3. Memberikan contoh aplikasi dari decoder dan multiplexer didalam sistem
komputer
2. PERALATAN
1. Modul Digital Decoder / Multiplexer
2. Kabel Penghubung
3. DASAR TEORI
3.1. DECODER
Suatu decoder adalah suatu rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk
mengaktifkan satu sinyal output berdasarkan input berupa data biner yang masuk.
Secara umum suatu decoder n x m adalah decoder yang mempunyai n buah input
yang mempunyai output sebanyak m. Dimana m = 2n adalah jumlah kombinasi
yang dihasilkan. Setiap kombinasi akan mengaktifkan hanya satu pin output pada
satu saat (hanya satu pin saja yang menghasilkan sinyal).
15
Gambar 3.1 Decoder 2 X 4
Tabel 3.1 Tabel Kebenaran Decoder 2x4
Input Output
S0 S1 D C B A
0 0 L L L H
0 1 L L H L
1 0 L H L L
1 1 H L L L
Salah satu aplikasi dari decoder adalah untuk menampilkan kode/bilangan
desimal yang dihasilkan berdasarkan input bilangan biner yang dimasukkan.
Tampilan ini adalah yang menjadi dasar berbagai tampilan bilangan dalam bentuk
digital (7-segmen driver). Gambar 3.1 adalah salah satu rangkain decoder yang
dapat berfungsiuntuk konversi dari bilangan biner ke bilangan decimal. Dan tabel
3.1 adalah tabel yang menunjukan output yang aktif berdasarkan kombinasi
inputnya.
16
3.2. MULTIPLEXER
Multiplexer adalah suatu rangkaian kombinasional yang hanya
menghasilkan satu utput berdasarkan beberapa input yang ada. Pada multiplexer
terdapat beberapa sinyal pengendali (selector) yang mengatur input yang bisa
diteruskan ke output pada satu output. Multiplexer umumnya dipakai sebagai
pemilih data/masukkan (data selector). Gambar 3.2 dan tabel 3.2 menunjukkan
rangkaian dari multiplexer dan tabel kebenaran yang menunjukkan output yang
dihasilkan oleh berbagai kombinasi sinyal pengendalian (S0 dan S1)
Gambar 3.2 Multiplexer 4:1
Tabel 3.2 Tabel Kebenaran Multiplexer 4:1
INPUT OUTPUT
S0 S1 F
0 0 A
0 1 B
1 0 C
1 1 D
17
Gambar 3.3 7-Segmen Driver (IC7448)
Gambar 3.4 Decoder 3x8 (IC 7442)
18
4. PERCOBAAN
4.1. DECODER (7442)
1. Untuk percobaan ini , hanya digunakan 3 input (A, B, C) saja dan 8 output
saja (L0,....,L7). Jadi saklar input D selalu dalam keadaan “0”
2. Set semua saklar input = “0”. Nyalakan panel percobaan dan catat output
L0,...,L7 saja
3. Buatlah tabel outputnya untuk berbagai kombinasi input (A, B, C)
4. Matikan panel percobaan
5. Apakah decoder yang anda gunakan aktif high atauaktif low? Jelaskan
4.1.1. HASIL PERCOBAAN (7442)
19
INPUT OUTPUT
A B C D Y0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
4.2. SEGMEN DRIVER (7448)
1. Hubungkan pin output dengan pin input pada 7-segmen display
2. Set semua saklar input pada decoder ke “0”. Nyalakan panel percobaan
dan lengkapilah tabel dibawah ini
INPUT OUTPUT BENTUK DISPLAY
D C B A a b c d e f g
L L L H
L L L L
… … … …
4.2.1. HASIL PERCOBAAN (7448)
IC 7448 SEGMEN 7 DRIVER
INPUT OUTPUTBENTUK DISPLAY
D C B A a b c d e f g0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 10 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 0 0 1 1 0 1 1 1 10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 00 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 0 0 0 1 0 1 1 1 1 11 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 0 1 1 1 1 0 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
20
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.3. MULTIPLEXER (74151)
1. Set semua saklar S dan I ke “0”. Nyalakan panel percobaan
2. Apakah output Z aktif “high” atau “low”? Jelaskan
3. Set I3 ke “1” dan I0, I1, I2 tetap “0”
4. Buatlah tabel output Z untuk berbagai kemungkinan S0 dan S1
5. Fungsi logika dasar apakah yang direpresentasikan oleh tabel tersebut?
6. Sekarang set I3 ke “0” dan I0, I1, I2 ke “1”, ulangi langkah 4 dan 5 di atas
7. Carilah kombinasi I untuk mendapatkan fungsi OR dari multiplexer
tersebut
8. Matikan panel percobaan
4.2.2. HASIL PERCOBAAN (7415)
INPUTOUTPU
TA B C Y0 0 0 10 1 00 1 0 10 1 1 01 0 0 11 0 1 01 1 0 01 1 1 0
21
INPUT OUTPUTA B C D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D00 0 0 L L L L L L L L0 0 1 L L L H L L L L0 1 0 L L L H L L L L0 1 1 L H L L L L L L1 0 0 L L L L L L H L1 0 1 L L H L L L L L1 1 0 L L L L H L L L1 1 1 H L L L L L L L
MENGGUNAKAN GERBANG “OR” DENGAN 3 INPUT DAN 1 OUTPUT
5. TUGAS
1. Apakah decoder yang anda gunakan pada percobaan 4.1 aktif high atau
low? Jelaskan alasan anda
2. Apakah output Z pada percobaan 4.3 aktif high atau low? Jelaskan alasan
anda
3. Apakah perbedaan dasar antara decoder dengan multiplexer?
4. Sebutkan masing-masing contoh aplikasi decoder dan multiplexer
Jawab:
Decoder adalah suatu rangkaian yang memerlukan syarat urutan
proses yang dilakukan, Sedangkan Multiplexer adalah suatu
rangkaian yang digunakan untuk menyatukan beberapa input
menjadi satu output.
Contoh aplikasi multiplexer adalah jaringan komunikasi seluler
CDMA.
6. KESIMPULAN
Decoder adalah suatu rangkaian yang memerlukan syarat urutan
proses yang dilakukan, Sedangkan Multiplexer adalah suatu rangkaian
yang digunakan untuk menyatukan beberapa input menjadi satu output.
22
MODUL 4
RANGKAIAN FLIP-FLOP
1. TUJUAN
1. Setelah praktikum ini diharapkan praktikan akan dapat memahami dan
menjelaskan perbedaan RS dan RS flip-flop.
2. Dapat menjelaskan cara kerja D flip-flop dan mengimplementasikannya
untuk membangun suatu register.
3. Dapat menjelaskan cara kerja Master-Slave J-K Flip-Flop
2. PERALATAN
1. Modul FLIP-FLOP
2. Kabel Penghubung
3. DASAR TEORI
Suatu flip-flop adalah salah satu contoh elemen memori yang bekerja
secara sequential, yaitu outputnya akan tetap tersimpan sampai sinyal RESET
diberikan. Outputnya adalah Q dan Q’, yang menunjukkan keadaan SET (“1”)
atau RESET (“0”).
3.1. SLACTH (Asynchronous)
Suatu RS latch adalah rangkaian gerbang NAND seperti gambar 4.1
dibawah ini dengan cara kerja seperti pada tabel 4.1
Gambar 4.1 Rangakaian RS Latch
Tabel 4.1 Tabel Kebenaran RS Latch
23
S R Q Q'
0 0 X X
0 1 1 0
1 0 0 1
1 1 ? ?
3.2. RS FLIP-FLOP dengan clock (synchronous)
Rangkaian flip-flop adalah pengembangan dari RS latch dengan
penambahan sinyal clock sebagai penyerempak, seperti gambar 4.2 dibawah ini.
Gambar 4.2 Rangakaian RS Flip-Flop
Tabel 4.2 Tabel Kebenaran RS Flip-Flop
tn tn+1
S R Qn+1
0 0 Qn
0 1 0
1 0 1
1 1 ?
24
3.3. D FLIP-FLOP
Suatu flip-flop tipe D mempunyai satu input data saja (D), sedangkan kaki
input yang satunya adalah G (enable) yang berfungsi untuk mengarahkan kerja
flip-flop. Gambar 4.3 menunjukkan rangkaian D flip-flop dengan menggunakan
gerbang NAND dan tabel 4.3 adalah tabel kebenarannya
Tabel 4.3 Tabel Kebenaran D Flip-Flop
D ENABLE Q Q'
0 1 0 1
1 1 1 0
X 0 Q0 Q0'
4. PERCOBAAN
4.1. SR-LATCH ( 7429)
1. Set semua saklar input ke “0”.
2. Nyalakan panel percobaan. Catat output pada Q dan Q’.
3. Ubahlah saklar input S dan R untuk berbagai kombinasi dan catat hasilnya
untuk tiap-tiap kombinasi tersebut.
4. Matikan panel percobaan.
5. Berdasarkan hasil pengamatan, input S dan R pada IC tersebut aktif
“High” atau “Low”? Jelaskan argument anda berdasarkan table kebenaran
RS latch
25
4.1.1 HASIL PERCOBAAN IC 7429
tn tn+ I
S R Qn + I
0 0 Qn
0 1 0
1 0 1
1 1 ?
Hasil pengamatan :
Input S dan R pada IC aktif dengan “High” karena berdasarkan hasil
percobaan untuk S “0” dan R “0”, mengikutin hasil dari S”0”, R “1” jadi
jika S “1”, dan R “1” maka hasilnya lebih dari output yang ada.
4.2. D-FLIP-FLOP (7475)
1. Set semua saklar D,...,D4 KE “0”. Nyalakan panel percobaan dan catat
output pada Q1 s.d Q4.
2. Tekan tombol A. Catat output pada Q1,...,Q4.
3. Ulangi langkah 2.
4. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk input 1111.
4.2.1 HASIL PERCOBAAN IC 7475
D FLIP - FLOP ( 7475)
D1 D2 D3 D4 Q1 Q2 Q3 Q40 0 0 0 1 1 1 10 0 0 0 0 0 1 11 0 0 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1
26
4.3. JK-FLIP-FLOP (7476)
1. Set clock = “0”, P = “1” dan R = “0”.
2. Catat output yang dihasilkan untuk setiap kombinasi J dan K. Buatlah
tabelnya.
3. Apakah perubahan J dan K ada pengaruhnya?
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk kombinasi P = “0” dan R = “1”, P = “0” dan
R = “0”, P = “1” dan R = “1”.
5. Masih dengan IC yang sama , hubungkan clock dengan tombol clock, P
=”1” dan R = “1”. Lengkapi tabel di bawah ini untuk setiap kombinasi JK.
Gambar 4.4 JK Flip Flop
4.3.1. HASIL PERCOBAAN IC 7426
JK FLIP-FLOP ( 7246)HASIL PERCOBAAN TABEL 1P R K J Q Q’1 0 0 0 0 11 0 0 1 0 11 0 1 0 0 11 0 1 1 0 1
Dalam tabel ini tidak ada perubahan
27
JK FLIP-FLOP ( 7246)HASIL PERCOBAAN TABEL 2P R K J Q Q’0 1 0 0 1 00 1 0 1 1 00 1 1 0 1 00 1 1 1 1 0
JK FLIP-FLOP ( 7246)HASIL PERCOBAAN TABEL 3P R K J Q Q’0 0 0 0 1 10 0 0 1 1 10 0 1 0 1 10 0 1 1 1 1
JK FLIP-FLOP (7246)HASIL PERCOBAAN TABEL 4P R K J Q Q’1 1 0 0 1 01 1 0 1 1 01 1 1 0 1 01 1 1 1 flip-flop
5. KESIMPULAN
untuk percobaan Flip-Flop didapati kesimpulan bahwa jika kondisi CLk =
0 maka output yang keluar adalah 0. Jika kondisi CLk = 1, maka output
yang keluar adalah 1. Serta SET mengubah nilai FF = 1.
28
MODUL 5
COUNTER
1. TUJUAN
1. Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat memahami dan
menjelaskan cara kerja counter.
2. Dapat membedakan antara count-up dan count-down count.
3. Mengetahui aplikasi counter di dunia komputer.
2. PERALATAN
1. Modul COUNTER
2. Kabel penghubung
3. DASAR TEORI
Counter adalah suatu rangkaian yang dapat berubah keadaan secara
sequential. Counter disusun dari rangkaian flip-flop dan beberapa gerbang logika.
Setiap perubahan keadaan akan mempresentasikan suatu nilai biner dalam binary
counter. Counter yang dapat menampilkan perubahan secara naik disebut count-
up counter. Sedangkan counter-down counter adalah sebaliknya.
Asynchrounous counter adalah counter yang input clocknya merambat dari
flip-flop sebelumnya, jadi perubahan outputnya tidak serempak. Sedangkan
counter yang outputnya berubah secara serempak disebut synchronous counter.
29
Gambar 5.1 Asynchronous Counter
4. PERCOBAAN
4.1. DECODER (7493)
1. Set saklar reset ke “0”. Nyalakan panel percobaan dan catat output A, B, C
dan D.
2. Pindahkan saklar reset ke “1”. Catat output A, B, C dan D.
3. Set saklar J-K = “1”
4. Tekan tombol B. Catat perubahan outputnya.
5. Setelah penekanan ke beberapa output akan kembali ke 0000?
6. Counter apakah yang anda cobakan?
7. Matikan panel percobaan.
A B C D
clock
Gambar 5.2 Asynchronous Counter (IC7493)
30
Gambar 5.3 Aplikasi counter (IC7439)
4.1.1. Hasil Percobaan IC 7493
31
IC 7493SET SECLER J-K = "1"
D C B A0 0 0 01 0 0 00 1 0 01 1 0 00 0 1 01 0 1 00 1 1 01 1 1 00 0 0 11 0 0 10 1 0 11 1 0 10 0 1 11 0 1 10 1 1 11 1 1 1
4.2. COUNTER (7448)
1. Output pada IC7448 terhubung ke 7-segment display.
2. Nyalakan panel percobaan.
3. Set SW4 dan SW1 = “1”.
4. Pindahkan SW2 dari “1” ke “0”. Apa fungsi dari langkah ke 4 ini?
5. Tekan tombol switch A dan catat setiap perubahan pada 7-segment
displaynya.
6. Beri kesimpulan perbedaan percobaan yang anda lakukan pada modul III
dengan bagian 2 dengan percobaan pada modul V bagian 2 ini.
outout pada ic 7448set sw 4 dan sw 1 = " 1"
INPUTBENTUK DISPLAYD C B A
0 0 0 1 O0 1 1 0 10 1 0 0 21 0 0 0 30 0 1 1 40 1 1 1 51 1 1 0 60 1 0 1 71 0 0 1 80 1 1 0 91 1 0 1 C1 1 0 0 U1 0 1 0 S1 0 1 1 t0 0 0 0 No Display
DECODER 7493
A. RESET " 0"
D C B A0 0 1 1
32
DECODER 7493
A. RESET " 1 "
D C B A0 0 0 0
5. KESIMPULAN
Perancangan decoder counter, untuk menghitung dari 0 hingga 9 dan
disebut BCD Counter. Diperlukan 4 bit untuk mencapai 9 ( 1001 ), jadi
ada 16 keadaan, 10 keadaan diurutan hitungan utama dan 6 illegal state.
Counter ini memiliki input eksternal X, bila X = 1 Counter ini menghitung
naik dan bila X = 0 counter ini menghitung turun.
33
MODUL 6
REGISTER
1 Tujuan
1. Setelah melakukan praktikum ini praktikan akan dapat memahami dan
menjelaskan prinsip kerja register
2. Mengenal berbagai jenis register dan spesifikasi penggunaanya.
3. Dapat menyebutkan aplikasi register dalam dubnia komputer.
2 Peralatan
1. Modul REGISTER
2. Kabel penghubung
3 Dasar teori
Register adalah suatu rangkaian flip-flop yang berfungsi untuk menyimpan
data sementara, sampai sinyal penyerempak berikutnya. Register ini juga dapat
berfungsi sebagai pengolah data dengan kemampuannya untuk menggeser bit-bit
data ke kiri/ kanan
Gambar 6.1 Serial Shift Regisrter
34
4 Percobaan
4.1. REGISTER KIRI
1. Set MODE ke “0”. Nyalakan panel percobaan dan catat output yang
dihasilkan QA...QD.
2. Set DS ke “1” dan tekan tombol CP1. Catat perubahan outputnya.
3. Tekan tombol CP1 sekali lagi. Catat perubahan outputnya.
4. Set DS ke “0”. Ulangi langkah 2 dan 3.
5. Operasi apakah yang sedang anda cobakan?
4.2. REGISTER KANAN
1. Set MODE ke “1”, Set input A,B,C dan D=”0110”.
2. Tekan tombol CP2 dan catat ouputnya.
3. Set MODE ke “0”. Tekan CP1 dan catat outputnya.
4. Tekan tombol CP1 sekali lagi dan catat ouputnya.
5. Operasi apa yang sedang anda cobakan?
Gambar 6.2 Shift Register (IC 7495)
35
Hasil Percobaan
Mo DB/in A B C D Clk-1 Clk-2 QA QB QC QD0 0 0 0 0 0 - - 0 0 1 10 1 0 0 0 0 1 - 0 0 1 10 1 0 0 0 0 2 - 1 1 0 10 1 0 0 0 0 3 - 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 - 0 0 1 10 0 0 0 0 0 1 - 0 0 0 01 0 0 1 1 0 - - 0 0 1 11 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 01 0 0 1 1 0 0 2 0 1 1 00 0 0 1 1 0 - - 0 0 1 10 0 0 1 1 0 1 - 0 0 0 10 0 0 1 1 0 2 - 0 0 0 0
5 KESIMPULAN
Pada percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pada leading edge pulsa
clock pertama, sinyal pada data_in ditahan pada flip-flop pertama. Pada
leading edge pulsa clock berikutnya, isi flip-flop pertama disimpan pada
flip-flop kedua, dan sinyal pada data_in disimpan pada first flip-flop
pertama, dst.
36