laporan tutorial blok 12

28
LAPORAN TUTORIAL BLOK 12 KELOMPOK A ANGGOTA ; DOSEN PEMBIMBING : DRG. TIA

Upload: barcim

Post on 29-Sep-2015

143 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

tutor

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL BLOK 12 KELOMPOK AANGGOTA ;DOSEN PEMBIMBING : DRG. TIA

I. Klarifikasi istilah1. Karies D4: Karies yang kedalamannya mencapai 2. Karies D3: Karies yang kedalamannya mencapai email 3. OHI-S: Pemeriksaan gigi dan mulut dengan menjumlahkan index debris dan index kalkulus 4. Pre eliminary Oral Rehabilitation: Tindakan yang dilakukan terhadap gigi, jaringan lunak maupun keras, dalam rangka mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan.

5. GT Intermediate: Gigi tiruan jembatan sementara untuk melindungi gigi penyangga yang telah dipreparasi sampai jembatan defenitif dipasangkan6. GTC: Gigi tiruan cekat merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada gigi yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis restorasi ini telah lama disebut dengan gigi tiruan jembatan.BELAJAR MANDIRI1. Pemeriksaan klinis pada gigi tiruan cekat a) Pemeriksaan subjektif. Penyakit sistemik, misalnya: hipertensi, diabetes mellitus. Kebiasaan jelek, misalnya: mengunyah di satu sisi, bruxism, dsb. Apakah pernah memakai gigitiruan, jika pernah bagaimana keluhan- keluhan gigi tiruan yang lama.b) Pemeriksaan objektif. Pada pemeriksaan objektif ini, pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat Palpasi Perkusi Sonde Termis Rontgen fotoc) Pemeriksaan ektra oral Bentuk muka/wajah Dilihat dari arah depan (oval/ovoid, persegi/square, lonjong/tapering) Dilihat dari arah samping (cembung, lurus, cekung) Bentuk bibir (panjang, pendek, normal, tebal, tipis, tegang, kendor (flabby). Tebal tipis bibir akan mempengaruhi retensi gigitiruan yang akan dibuat, dimana bibir yang tebal akan memberi retensi yang lebih baik. Sendi rahang (mengeletuk, kripitasi, sakit).d) Pemeriksaan intra oral Pemeriksaan terhadap gigi Gigi yang hilang Keadaan gigi yang tinggal (gigi yang mudah terkena karies, banyaknya tambalan pada gigi, mobility gigi, elongasi, malposisi, atrisi. Jika dijumpai ada kelainan gigi yang mengganggu pada pembuatan gigi tiruan, maka sebaiknya gigi tersebut dicabut. Oklusi : diperhatikan hubungan oklusi gigi atas dengan gigi bawah yang ada. Angle klas I, II, dan III. Adanya ovrclosed occlusion pada gigi depan, dapat disebabkan, antara lain karena : (angular cheilosis, disfungsi dari TMJ, spasme otot-otot kunyah, Spasme otot-otot kunyah dapat diperbaiki dengan menambah dimensi vertical pada pembuatan Gigi tiruan sebagian lepasan. Selain deep overbite, harus diketahui juga ukuran over jet dari gigi depan. Dalam keadaan normal, ukuran over bite dan over jet ini berkisar antara 2 mm. Warna gigiWarna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigitiruan sebagian lepasan terutama pada pembuatan gigitiruan di daerah anterior untuk kepentingan estetis. Oral hygiene (adanya karang gigi, adanya akar gigi, adanya gigi yang karies, adanya peradangan pada jaringan lunak, misalnya : gingivitis Rontgen fotoDengan rontgen foto dapat diketahui adanya Kualitas tulang pendukung dari gigi penyangga Gigi-gigi yang terpendam, sisa-sisa akar Kista, kelainan periapikal Resorbsi tulang sclerosis (penebalan tulang) Resesi gingival Vitalitas gigie) Pemeriksaan terhadap mukosaInflamasi, pada keadaan ini mukosa harus disembuhkan terlebih dahulu sebelum dicetak. (bergerak/tidak bergerak, keras/lunak).f) Pemeriksaan terhadap bentuk tulang alveolarBentuk U, V, datar, sempit, luas, undercutg) Ruang antar rahang- Besar, dapat disebabkan karena pencabutan yang sudah terlalu lama- Kecil, dapat disebabkan karena elongasi- Cukup, minimal jaraknya 5 mmh) Adanya torus- Pada palatum disebut torus palatinus- Pada mandibula disebut torus mandibula Torus ini bila keadaan mengganggu pada pembuatan gigitiruan, harus dibuangi) Pemeriksaan jaringan pendukung gigij) Pemeriksaan terhadap frenulum Apakah perlekatannya tinggi atau rendah sampai puncak alveolar, dimana jika perlekatan yang rendah akan mengganggu gigitiruan yang dibuat, sehingga perlu dilakukan pembebasan.Setelah dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap pasien, dapat diketahui apakah masih perlu dilakukan perawatan pendahuluan sebagai persiapan perawatan prostodonti

II. Perawatan Pre Eliminary a) Definisi Pre Eliminary Treatment adalah tindakan yang dilakukan terhadap gigi, jaringan lunak maupun keras, dalam rangka mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan. Keberhasilan atau gagalnya gigi tiruan tergantung pada beberapa faktor diantarnya meliputi: Kondisi mulut pasien, keadaan periodontal gigi tang yang dipilih, prognosa gigi tersebut.b) Tujuan Untuk sanitasi mulut, Menciptakan kondisi oklusi normal, Untuk menjamin kesehatan gigi dan jaringan pendukungnya.Dalam usaha mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan ada 2 (dua) hal penting yang harus diperhatikan, yaitu: pemeriksaan mulut, gigi geligi dan jaringan mulut lainnya, serta usaha mempersiapkan gigi dan mulut dalam menerima gigitiruan.c) Jenis Perawatan dalam Kasus Langkah-langkah persiapan gigi dan mulut adalah sebagai berikut: Penentuan dataran oklusal Pengkonturan kembali permukaan proksimal posterior Pengkonturan kembali permukaan proksimal anterior pengkonturan kembali permukaan fasial dan lingual gigi Pembuatan preparasi gigi sandaran Pengahalusan preparasi gigi sandaran Penghalusan dan pemolesan seluruh dasar permukaan Perawatan ini meliputi (sesuai kasus) : a. Kasus gigi 11 36 : Penyingkiran sisa akar yang tinggal dan gigi impaksiPengambilan sisa akar yang terpenting dapat dilakukan dari permukaan labial/bukal, atau palatal tanpa mengurangi tinggi alveolar ridge. Pengambilan gigi yang impaksi dilakukan sedini mungkin agar dapat mencegah infeksi akut dan kronis. b. Tindakan Konservasi pada gigi 12, 21Sebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui perbaikan yang akurat terhadap gigi-gigi yang ada. Antara lain : Penambalan, Pembuatan inlay, Kedudukan rest.Perawatan lainnya pada pre elimimary tretment :a. Pencabutan.Gigi yang akan dicabut harus ditentukan dengan teliti. Setiap gigi diperiksa apakah cukup penting dan masih dapat dipertahankan untuk keberhasilan gigitiruan yang akan dibuat atau harus dicabut. Gigi yang cukup kuat yang akan dijadikan sandaran dapat dipertahankan sebaliknya gigi yang dapat menimbulkan kesulitan dalam pembuatan gigitiruan sebaiknya dicabut. b. Kista dan tumor odontogenik Semua gambaran radiolusen dan radiopak harus diselidiki. Penderita harus diyakinkan tentang keadaan mulutnya yang mempunyai kelainan berdasarkan laporan akhir patologis. c. Penonjolan tulang Misalnya : Torus palatinus yang meluas sampai pada pertemuan palatum mole sehingga menghalangi adanya posteror palatal seal Torus palatinus yang sangat besar sehingga memenuhi palatum dan akan menyebabkan ketidakstabilan gigitiruan. Torus palatinus yang menyebabkan penumpukan debris. d. Bedah periodontal Bedah periodontal dilakukan untuk mendapatkan keadaan jaringan yang sehat sebagai pendukung gigitiruan.Penyingkiran saku gusi dapat dilakukan dengan cara kuretase dan eksisi surgical. Misalnya : Gingivectomy, Reposisi flep. e. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan jaringan pendukung. Hal ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang ada sehingga dapat memberikan dukungan dan fungsi yang baik untuk gigitiruan. Antara lain : Menghilangkan kalkulus Menghilangkan pocket periodontal Melakukan splinting terhadap gigi-gigi yang mobiliti Memperbaiki tambalan yang tidak baik, seperti tambalan menggantung. Menghilangkan gangguan oklusal . f. Tindakan-tindakan ortodonti Misalnya ada kasus diastema sentralis, sebaiknya dilakukan perawatan ortodonti terlebih dahulu sebelum pembuatan gigitiruan. Setelah dilakukan perawatan pendahuluan yang baik, barulah dapat dilakukan pengambilan cetakan pada pasien untuk pembuatan gigitiruan, karena gigitiruan dapat bertindak sebagai pengganti fungsi gigi yang hilang dan mengembalikan kesehatan jaringan mulut. Untuk mendapatkan model diagnostik, pencetakan biasanya dilakukan dengan menggunakan alginate (irreversible hydrocolloid). Model diagnostik merupakan hasil tiruan yang akurat dari gigi dan batas-batas jaringan yang biasanya dibuat dari stone gips. Model diagnostik umumnya bertujuan untuk membantu dalam mendiagnosa dan rencana perawatan. III. Gigi Tiruan Intermediate a) DefinisiGT Intermediate merupakan gigi tiruan jembatan sementara untuk melindungi gigi penyangga yang telah dipreparasi sampai jembatan defenitif dipasangkan. Lama pemakaian jembatan sementara ini sangat bervariasi tergantung pada lama/tidaknya perawatan lain yang menyertai pembuatan jembatan defenitif. Jembatan sementara yang baik adalah mampu memenuhi persyaratan: Pelindungan pulpa, Stabilitas kedudukan, Fungsi oklusal, Mudah dibersihkan, Tepi retainer yang tepat (tidak menyebabkan peradangan mukosa), dan Estetis (terutama pada gigi depan)

b) BahanBahan yang digunakan pada gigi tiruan jembatan sementara adalah akrilik. Bahan ini banyak kekurangan yang tidak memenuhi persyaratan pontik dimana kekurangannya mudah pecah dan tidak tahan terhadap tekanan yang kuat, koefisien panasnya cukup besar, mudah abrasi, mudah menyerap air, dan mengiritasi gingiva dan memberi reaksi alergi.c) Hal-hal yang Dipertimbangkan Sesuai dengan lingkungan sekitar rongga mulut Selaras dengan fungsi respirasi berbicara dan deglutisi Diterima secara estetik Pemeliharaan jaringan yang masih tersisaKesehatan jaringan mulut dan jaringan wajah juga harus dinilai, yaitu: Jaringan lunak: Evaluasi dasar periodontal, kedalaman probing memberikan indikasi awal rusaknya/ retraksi jaringan lunak, skaling dan polishing pra-ekstraksi. Jaringan keras: area edentulous, charting of teh teeth, penggunaan radiografi periapikal dan OPG dari gigi yang akan dihilangkan.d) Prosedur pembuatan GT Intermediate Prosedur pembuatan mahkota atau jembatan sementara (intermediet) dapat dilakukan dengan metode direct atau langsung di mulut pasien dan dengan metode indirect atau tidak langsung. Metode DirectMahkota atau jembatan sementara dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:a. Self curing akrilik putih.Cara kerja: - Cetak gigi yang akan dipreparasi dengan bahan alginate.- Setelah itu, preparasi gigi penyangga atau gigi yang akan dipasangkan GTC.- Lalu olesi gigi yang telah dipreparasi dengan vaselin.- Isi cetakan alginate dengan self curing akrilik di bagian gigi yang dipreparasi.- Cetakan dikembalikan ke mulut pasien pada posisi semula.- Kelebihan akrilik diambil dengan bur hingga mahkota sementara sesuai dengan bentuk gigi sebelum dipreparasi.- Lalu lekatkan atau pasang mahkota atau jembatan sementara tersebut ke gigi yang telah dipreparasi dengan semen atau fletcher.

b. Mahkota sementara siap pakai (buatan pabrik).Mahkota buatan pabrik memiliki bentuk dan ukuran bermacam-macam. Biasanya untuk bagian anterior terbuat dari akrilik dan untuk bagian posterior terbuat dari logam. Cara kerja:- Cari bentuk dan ukuran yang sesuai.- Preparasi gigi.- Olesi gigi yang akan dipasangkan mahkota dengan vaselin.- Mahkota sementara diisi dengan self curing akrilik lalu dorong perlahan-lahan pada posisinya.- Ambi kelebihan akrilik.- Bagian palatal/oklusal diambil agar tidak mengganggu oklusi/artikulasi.- Poles bagian yang kasar.

Metode indirect- Sediakan model gigi pasien yang belum dipreparasi (model diagnostik) model A.- Sediakan model gigi pasien yang sudah dipreparasi oleskan vaselin pada gigi penyangga model B.- Susun gigi pada daerah pontik pada model A anarsir gigi tiruan, pola malam.- Cetak model A dengan sendok cetak setengah rahang dengan bahan alginet.- Buka cetakan hasil cetakan harus mencakup semua gigi penyangga.- Aduk akrilik swapolimerisasi panas yang berwarna putih.- Tempatkan adonan akrilik ke sendok cetak hasil cetakan alginet.- Cetak kembali ke model B (model gigi yang sudah dipreparasi) tunggu sampai polimerisasi hampir sempurna.- Lepaskan sendok cetak dari model B, rapikan sisa akrilik mahkota pada model B.- Setelah polimerisasi sempurna, lepaskan mahkota sementara dari model B.- Rapikan mahkota sementara dengan menggunakan bur frasser.- Polish mahkota sementara.- Mahkota sementara siap dipasang ke pasien sementasi dengan semen sementara.

IV. Gigi Tiruan cekata) DefinisiGigi tiruan cekat merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada gigi yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis restorasi ini telah lama disebut dengan gigitiruan jembatan.b) Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi : Kehilangan satu atau lebih gigi Kurangnya celah karena pergeseran gigi tetangga ke daerah edentulus Gigi di sebelah daerah edentulus miring Splint bagi gigi yang memiliki ketebalan email yang cukup untuk dietsa.Kontraindikasi Pasien yang tidak kooperatif Kondisi kejiwaan pasien kurang menunjang Kelainan jaringan periodonsium Prognosis yang jelek dari gigi penyangga Diastema yang panjang Kemungkinan kehilangan gigi pada lengkung gigi yang sama Resorbsi lingir alveolus yang besar pada daerah anodonsia.c) Komponen Gigi Tiruan CekatGigi tiruan cekat terdiri dari beberapa komponen, yaitu pontik, retainer, konektor, dan abutment, yang dapat diuraikan sebagai berikut : Pontik, Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang hilang dan berfungsi untuk mengembalikan: Fungsi kunyah dan bicara Estetis Comfort (rasa nyaman) Mempertahankan hubungan antar gigi tetangga mencegah migrasi / hubungan dengan gigi lawan ektrusi Berikut adalah klasifikasi pontik, antara lain:d) Bahan

a. PFMRestorasi Porcelain fused to metal ( PFM ) Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan. Berdasarkan perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen gigi yaitu; regular felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 o C), aluminous porcelain (temperatur sedang 1050-1200 oC), dan metal bonding porcelain (temperatur rendah 800-1050 o C). PFM merupakan metal bonding porcelain. PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari kekuatan mulut.Prinsip umum Restorasi metal keramik harus memenuhi syaratsyarat, antara lain, adalah sebagai berikut:a. Metal dan keramik mempunyai ikatan yang kuat. b. Metal dan keramik mempunyai thermal expansi yang sesuai. c. Keramik yang dipakai relatif mempunyai low fusing. d. Metal harus tahan terhadap deformasi pada saat keramik mencapai temperatur fusing. Pada saat fusing, keramik harus dapat bersatu dengan logam dan berikatan tanpa merubah bentuk logam. Pada saat mendingin, baik logam maupun keramik akan mengalami kontraksi yang akan menimbulkan retak atau bahkan terlepasnya keramik dari logam. e. Bahanbahan yang dipakai harus bersifat biokompatibel terhadap jaringan. Pada prinsipnya, sifatsifat restorasi metal keramik ditentukan oleh keadaan interfacenya. Bila didapati ikatan yang rapat antara metal dengan keramik maka akan terjadi penurunan energi bebas yang dapat memisahkan kedua komponen atau sebaliknya.

Jenis-jenis Bahan metal Logam yang dipakai untuk keperluan ini harus mempunyai sifat mekanis yang baik, tidak merubah warna keramik, mempunyai thermal expansi yang sesuai dengan keramik dan dapat menghasilkan ikatan yang kuat dengan keramik. Ada enam jenis logam noble (alloy noble) yang sesuai untuk keperluan ini yaitu alloy very high noble, alloy low noble, alloy high noble dengan kandungan Silver, alloy Palladium Silver, alloy Palladium Copper, dan alloy Palladium Kobalt. Selain logam noble (alloy noble) juga terdapat tiga jenis alloy casting base metal yang dapat dipakai untuk keperluan metal-keramik yaitu alloy Nikel, Kobalt dan Titanium.

Indikasi a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all ceramic. b. Kegagalan mahkota jaket porselen. c. Restorasi yang mengutamakan estetis. d. Situasi yang memerlukan kekuatan tinggi. e. Kerusakan gigi menengah sampai tinggi yang memerlukan perbaikan kuspid.

Kontraindikasi a. Resiko kerusakan pulpa tinggi, biasanya pada usia muda dibawah 18 tahun.b. Pasien dengan tekanan pengunyahan yang ekstrem. c. Adanya kebiasaan bruksism dan kliking. d. Adanya riwayat alergi terhadap metal pada logam tuang.

Keuntungan dan kerugian Keuntungan PFM adalah : unggul sebagai bahan langsung pada daerah yang memerlukan tekanan tinggi; kekuatan pemakaian baik; tahan lama; dan estetis. Sedangkan kerugian PFM adalah : relatif mahal; reaksi alergi; korosi; dan berpotensi terhadap reaksi galvanik.Teknik preparasi Secara umum bentuk preparasi gigi untuk restorasi tidak langsung harus mempunyai ketinggian maksimum dan keruncingan yang minimum untuk memperoleh retensi dan resistensi yang optimal. Untuk mencapai hal ini dan untuk membuat ketebalan yang adekuat dari material restorasi tanpa kontur yang berlebihan, maka permukaan dari preparasi sebaiknya meniru restorasi yang diharapkan, baik oklusal maupun aksial. Adapun ciri-ciri preparasi restorasi tidak langsung, antara lain, adalah sebagai berikut: 1. Preparasi pembebasan undercut yang mana semua margin dan sudut dalam dapat terlihat. 2. Penempatan single path dibuat selebar mungkin, hal ini dibuat dengan cara mempersiapkan dinding yang berlawanan dibuat sejajar untuk memberikan retensi maksimal. Posisi gigi yang berdekatan harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan terjadinya tepi yang menggantung pada gigi yang dipreparasi. 3. Bentuk resisten perlu disediakan pada restorasi untuk mendistribusikan tekanan yang berasal dari oklusal.4. Dinding yang berlawanan dalam preparasi 1 /2 gingival harus dibuat mendekati paralel. 1 /3 sampai 1 /2 oklusal biasanya lebih runcing karena adanya pengurangan dua dataran di sebelah labial yang dibutuhkan untuk menyediakan ruangan yang cukup untuk material restorasi di dalam kontur gigi yang asli. 5. Mahkota klinis yang pendek memiliki peningkatan resiko kegagalan karena jalan masuk yang pendek. Panjangnya preparasi dapat ditingkatkan dengan memanjangkan mahkota, dan bentuk resisten dapat ditingkatkan dengan pengurangan groove, celah atau box, dan dengan cara mengubah permukaan lereng menjadi komponen vertikal dan horizontal. 6. Pengurangan oklusal harus mengikuti outline tonjol untuk memaksimalkan retensi dan meminimalkan pengurangan gigi. Untuk mahkota porcelain fused to metal dan untuk mahkota emas, jaraknya masing-masing 2 mm dan 1 mm. 7. Posisi dan tipe margin yang telah selesai ditentukan oleh kontur gingiva, keaslian material restorasi, ada atau tidaknya core margin, dan pemilihan bahan luthing agent. Bila memungkinkan, margin tersebut sebaiknya berada di supragingiva mengikuti kontur gingival yang asli. Akhiran tepi gigi idealnya paling tidak 1 mm melewati core margin untuk mengistirahatkan jaringan gigi yang masih sehat.

Desain Restorasi Untuk mendapatkan kekuatan dan persyaratan warna yang optimal, maka ketebalan logam ditambah porselen pada bagian fasial tidak kurang dari 1,2-1,5 mm. Ketebalan minimal metal di bawah porselen yaitu 0.3 mm. Jika metal terlalu tipis, maka metal akan melentur di bawah tekanan dan dapat menyebabkan retaknya porselen. Tetapi ketebalan metal tergantung pada jenis metal yang digunakan. Ketebalan lapisan opak yaitu 0,1-0,2 mm. Ketebalan minimum dentin dan enamel porselen yaitu 0,8 mm. Ketebalan bagian insisal porselen yaitu 2 mm gunanya untuk memberi sifat translusen pada restorasi.

b. AkrilikLebih dari 60% elemen gigitiruan di Amerika Serikat dibuat dari resin akrilik atau resin vinil akrilik. Seperti diduga, kebanyakan elemen gigitiruan resin memiliki basis dengan susunan linier poli (metil metakrilat). Resin poli (metil metakrilat) yang digunakan dalam pembuatan elemen gigitiruan adalah serupa dengan yang digunakan untuk pembuatan basis protesa. Namun besarnya ikatan silang dalam elemen gigitiruan adalah lebih besar dibandingkan dengan basis protesa yang terpolimerisasi. Peningkatan ini diperoleh dengan meningkatnya jumlah ikatan silang dalam cairan basis protesa, yaitu monomer. Polimer hasilnya menunjukkan peningkatan stabilitas dan sifat klinis yang disempurnakan.Resin akrilik dipakai sebagai basis gigitiruan oleh karena bahan ini memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik balk, mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil.Poli(metil metakrilat) murni adalah tidak berwarna, transparan dan padat. Untuk mempermudah penggunaannya dalam kedokteran gigi, polimer diwarnai untuk mendapatkan warns dan derajat kebeningan. Warna serta sifat optik tetap stabil di bawah kondisi mulut yang normal dan sifat-sifat fisiknya telah terbukti sesuai untuk aplikasi kedokteran gigi. Satu keuntungan poli(metil metakrilat) sebagai bahan basis gigitiruan adalah relatif mudah pengerjaannya. Kurang kuat, mudah patah, tidak cukup tegar dan menyerap cairan mulut, merupakan beberapa kelemahan resin.c. PorselenAda beberapa kategori porselen gigi: porselen konvensional yang mengandung leucite, porselen yang diperkaya leucite, porselen ultra-low-fusing yang mungkin mengandung leueite, porselen-kaca, porselen inti khusus ( alumina, alumina yang diperkaya kaca, magnesia dan spinel ), dan porselen CAD CAM.Porselen gigi dapat diklasifikasi menurut tipe ( porselen feld spathic, porselen yang diperkaya leucite, porselen alumina, alumina yang diinfiltrasi kaca, spinel diinfiltrasi kaca, dan porselen-kaca ), menurut kegunaan ( gigitiruan, vinir, porselen logam, inlai, mahkota, dan jembatan anterior), menurut metode pemprosesan sintering, pengecoran, atau mesin ), menurut metode pemprosesan (sintering, pengecoran, atau mesin), menuntut materi substruktur (logam cor, logam swaged, porselen-kaca, porselen CAD-CAM atau inti porselen sintering). Metode pembuatan restorasi porselen mencakup koridensasi dan sintering.10Komposisi porselen gigi konvensional adalah porselen vitreus (seperti kaca) yang berbasis pada anyaman silica (SiO2) dan feldspar potas (K2OAl2O3.6SiO2) atau keduanya. Pigmen, bahan opak, dan kaca ditambahkan untuk mengontrol temperatur penggabungan, temperatur sintering, koefisien ekspansi eksternal, dan kelarutan. Feldspar yang digunakan untuk porselen gigi relatif murni dan tidak berwarna. Jadi, harus restorasi sewarna gigi yang sesuai dengan gigi tetangganya.10

Mahkota Porselen(Sumber :[internet]. Accesess on: 02 November 2010. Available from :http://www.google.co.id/image/.php)Sifat-sifat porselen :1. Semua sisa air yang ada akan menguap selama pembakaran, disertai dengan hilangnya bahan pengikat (bila ada). Besarnya pengerutan berkisar 30 - 40 persen; terutama disebabkan oleh berkurangnya rongga-rongga udara selama proses pembulatan. Porselen tidak popular selama pembuatan inlay, oleh karena sukar mendapatkan hasil dengan ketepatan yang dibutuhkan.2. Porositas, adanya gelernbung-gelembung udara merupakan hal yang tidak dapat dihindari pada pembakaran porselen. Ini dapat menurunkan kekuatan bahan dan translusensi. Untuk mengurangi porositas tersebut beberapa peneliti menganjurkan cara sebagai berikut :a) Pembakaran pada tungku hampa tekanan untuk mengeluarkan airb) Pembakaran dengan adanya suatu gas yang dapat merembes ke luar dari porselenc) Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultante besarnya pori-pori3. Sifat kimia : Salah satu daya tarik utama dari porselen sebagai bahan restorasi gigi adalah bahwa bahan ini tidak rusak karena pengaruh kimia pada hampir semua pada kondisi lingkungan mulut4. Sifat mekanis : porselen adalah bahan yang rapuh. Penemuan bahan porselen beberapa tahun ini diarahkan pada tercapainya sifat-sifat mekanis yang baik. seperti pada porselen alumina.5. Sifat termis : sifat pengantar panas yang rendah dan koefisien termal ekspansinya sangat mendekati email dan dentin6. Estetis : porselen menunjukkan nilai estetik yang baik, meskipun demikian apabila semen larut, dan terbentuk celah pada tepi restorasi, maka ini akan menyebabkan terjadinya perubahan warna oleh sisa-sisa makanan.Keunggulan dental porselen dibandingkan dengan bahan aklirik antara lain :101. Lebih keras dan lebih kuat pada ketebalan tertentu2. Mempunyai permukaan yang lebih mengkilap (bila proses glaze dilakukan dengan baik)3. Lebih tahan terhadap pengikisan / abrasi4. Warnanya lebih stabil selama pemakaian5. Tidak memberikan reaksi jaringanKekurangan yang utama adalah sifat kerapuhannya bila ketebalannya kurang penyusutan selama pembakaran.10d. LogamBahan yang biasa digunakan untuk membuat gigitiruan adalah logam, akrilik dan porselen. Adapun logam yang biasa dipakai adalah aloi emas, aloi chromium cobalt, dan aloi chromium nikel. Ketiga bahan gigi tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan dan disesuaikan dengan ketersediaan biaya.Logam dan aloi berperan penting dalam bidang kedokteran gigi. Material ini sering digunakan pada praktek kedokteran gigi, termasuk dental laboratorium, restorasi langsung dan tidak langsung serta alat yang digunakan untuk preparasi dan manipulasi gigi. Paduan logam dasar mempunyai kekuatan lebih baik dan lebih ekonomis dari segi biaya bila dibandingkan dengan paduan logam mulia terutama dalam pembuatan mahkota tiruan dan restorasi jembatan. Logam padu tuang tembaga (Cu aloi) dan logam padu tuang perak (Ag aloi) masih digunakan sebagai bahan restorasi karena cukup keras sehingga mampu menahan daya kunyah, dapat dipoles dengan baik, tidak rnenyebabkan efek samping dan mudah pengelolaannya. Ni-Cr aloi secara luas digunakan untuk mengganti mahalnya precious metal aloi dan dapat mencegah korosi. Dalam mendeteksi logam tuang untuk suatu restorasi perlu dipertimbangkan kekasaran permukaan hasil tuangan logam, sebab kadang permukaan dari hasil tuangan logarn, terutama pada daerah tertentu kasar dan tidak sesuai dengan cetakan. Kekasaran permukaan dari restorasi tuang bisa mempersulit dalam proses finishing atau polishing dan dapat memperlemah suatu restorasi tuang. Permukaan yang kasar merupakan faktor yang paling besar untuk terjadinya perlekatan plak.

e. f. g. Gambar 1. Mahkota Tiruan dari LogamSumber :[internet]. Accesess on: 02 November 2010. Available from :http://www.google.co.id/image/.php)

e) Syarat dan Pertimbangan Gigi Penyangga Syarat Gigi Penyangga Mempunyai mahkota klinik tinggi. Urutannya : RA : 6 7 4 5 3 1 2 RB : 6 7 5 4 3 2 1+- Jumlah dan panjang akar. Urutannya : RA : 6 3 7 4 5 1 2 RB : 6 3 7 5 4 2 1 Gigi yang vital lebih baik/kuat daripada yang non vital Dentin tebal Porosnya tegak Kondisi membrana periodontal harus sehat Gigi abutment harus dipersiapkan supaya betul-betul dapat memberi dukungan yang kuat pada GTC. Untuk menentukan banyaknya gigi abutment sebaiknya disesuaikan dengan Hukum Ante. " "Hukum Ante : Seluruh luas ligamen perodonsium gigi harus paling sedikit sama, atau melebihi seluruh luas ligamen periodonsium gigi yang diganti. "

Syarat Gigi Antagonis Oklusi normalSyarat Gigi tetangga Tidak mengalami rotasi, migrasi, miringPersyaratan Mekanis Gigi abutment : mempunyai sumbu panjang yang sejajar satu sama lain tanpa membahayakan vitalitas pulpa Bentuk dan ukuran cukup sehingga dapat di preparasi Bentuk pontik : serupa gigi asli dan kuat Mengembalikan fungsi pengunyahan Kualitas bahan GTC baikPersyaratan fisiologis Tidak boleh menganggu kesehatan gigi abutment dan jaringan pendukung lainnya (gusi, lidah, pipi) Tubulus dentin bagus Jaringan keras dalam keadaan baikPersyaratan hygiene Licin dan mengkilat Mudah dibersihkan Tidak menyebabkan retensi makanan

Persyaratan estetis Menyerupai gigi asli Warna sesuai Nyaman digunakan

Persyaratan fungsional : oklusi dan artikulasi seimbang

f) Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Cekat Tahap-tahap pembuatan gigi tiruan cekat1. Preparasi a. Pembuatan galur : untuk gigi anterior, galur proksimal dapat dibuat dengan baik bila gigi bagian labiopalatal cukup tebal. Galur berguna untuk mencegah pergeseran ke lingual atau labial dan berguna untuk mendapatkan ketebalan preparasi di daerah tersebut.b. Preparasi bagian proksimalc. Preparasi permukaan insisal atau oklusald. Preparasi permukaan bukal atau labial dan linguale. Pembulatan sudut preparasi bidang aksialf. Pebatan tepi servikal : tepi demarkasi, tepi pisau, tepi lereng, tepi bahu liku, tepi bahu

2. PencetakanSebelum pencetakan dilakukan, keadaan gigi geligi dan jaringan lunak sekitarnya perlu dicek, apakah semua dalam keadaan sehat dan bebas dari radang.

3. Pembuatan die/model kerjaDie adalahmreproduksi positif dari gigi yang telah dipreparasi dan yang dibuat dari bahan stone gips keras atau logan atau plastik

4. Boxing dan pembuatan basisDengan menggunakan selembar wax cetakan diboxing hingga setingi ujung ping yang telah diberi bulatan wax. Aduk gips putih kemudian tuangkan kedalam cetakan yang telah diboxing setelah keras kemudian dilepas dari cetakan.

5. Pembuatan pola lilinTujuan pembuatan pola lilin : a. Mendapatkan retainer atau restorasi yang tepat, pas dan mempunyai adaptasi yang sempurna dengan preparasib. Memperoleh bentuk anatomic. Menghasilkan suatu coran (casting) yang merupakan reproduksi yang tepat dari pola lilin tersebutd. Mencapai hubungan yang tepat dengan gigi sebelahnya dan gigi lawan

6. PontikMerupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang hilang dan berfungsi untuk mengembalikan fungsi kunyah dan bicara, estetis comfort, serta mempertahankan hubungan antar gigi tetangga mencegah migrasi / ubungan dengan gigi lawan agar tidak ekstruksi.

7. Penyemenan jembatanPenyemenan jembatan berati meletakkan jembatan dengan semen pada gigi penyangga di dalam mulut. Persiapan gigi penyangga sebelum penyemenan perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk mencegah perubahan relasi oklusal dan tepi gingiva, yang mungkin juga disebbakan tekanan hidrolik yang mengganggu pulpa. Hal tersebut harus dihindari oleh operator. Semen yang digunakan untuk meletakkan jembatan adalah zinc phosphate semen, semen silikofosfat, semen alumina EBA, semen polikarboksilat, serta semen resin komposit. Penilihan dilakukan berdasarkan sifat biologik, biofisik, serta pengaruh pada estetiknya.