laporan urin
DESCRIPTION
Urin merupakan hasil samping metabolisme yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan. Manusia dewasa umumnya mengeluarkan urin hingga 1,5 liter/hari. Ekskreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (Murray, 2003).TRANSCRIPT
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Urin merupakan hasil metabolisme dari tubuh yang dikeluarkan
melalui ginjal. Dari 1200 mL darah yang melalui glomeruli per menit
akan membentuk filtrat 120 mL per menit. Filtrat tersebut akan
mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang
akhirnya terbentuk 1 mL urin per menit. Urin merupakan cairan yang
dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh karena
itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin. Urin
terdiri dari air dengan bahan yang terlarut berupa sisa metabolisme,
garam yang terlarut, dan bahan organik.
Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan
warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada
baiknya kita mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan
cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah.
Oleh kaena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam
urin.
Pemeriksaan urin merupakan bagian penting pemeriksaan
laboratorik. Salah satu kegunaannya ialah untuk mendiagnosis
adanya infeksi di saluran kemih. Untuk pemeriksaan ini diperlukan
pengumpulan sampel urin yang cermat agar tidak mempengaruhi
hasilnya. Saat ini banyak cara yang digunakan untuk mengumpulkan
sampel urin, masing-masing cara memiliki kelemahan tersendiri.
Pemeriksaan urin rutin yang biasa disebut “pemeriksaan
penyaring” ialah beberapa macam pemeriksaan yang dianggap dasar
bagi pemeriksaan selanjutnya dan yang menyertai pemeriksaan fisik
tanpa pendapat khusus. Jenis pemeriksaan yang termasuk rutin itu,
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
berbeda-beda menurut pandangan yang dianut dalam sesuatu rumah
sakit. Pemeriksaan urin rutin adalah termasuk parameter : jumlah urin,
makroskopi urin, berat jenis, protein, glukosa, pemeriksaan sedimen.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut maka dilakukanlah
praktikum ini untuk melihat sifat fisika maupun zat organik dari urin.
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
1.2. Maksud Praktikum
Dimana maksud pada praktikum ini adalah melakukan
pemeriksaan Fisika dan organic dalam Urine.
1.3. Tujuan Praktikum
1. Pemeriksaan BJ Urin
Untuk mengetahui bobot jenis urin serta interpretasi datanya.
2. Pemeriksaan warna urin
Untuk mengetahui warna-warna yang timbul dalam urin.
3. Pemeriksaan Bau Urin
Untuk mengetahui bau yang ditimbulkan oleh urin.
4. Pemeriksaan pH Urin
Untuk mengetahui derajat keasaman urin.
5. Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)
Untuk mengamati komponen-komponen yang terdapat dalam
urin seperti eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat.
6. Pemeriksaan Glukosa Urin
Untuk memeriksa secara kualitatif adanya glukosa dalam urin.
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Umum
Urin merupakan hasil samping metabolisme yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan.
Manusia dewasa umumnya mengeluarkan urin hingga 1,5 liter/hari.
Ekskreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis
cairan tubuh (Murray, 2003).
Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine ;
dua ureter yang membawa urine ke dalam sebuah kandung kemih
untuk penampungan sementara; dan uretra yang mengalirkan urine
keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna (Sloane ethel, 2004)
Ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolik
dan mengatur komposisi cairan tubuh melalui tiga proses utama :
filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus (Ethel
sloane, 2004).
Urine memiliki sifat kimia dan fisik diantaranya adalah (1) Jumlah
rata-rata 1-2 liter/hari tergantung banyaknya cairan yang dimasukan
(2) Berwarna bening/orange pucat tanpa endapan, (3) Mempunyai
bau yang menyengat, dan (4) Reaksi sedikit asam terhadap lakmus
dengan pH rata-rata (6) Sedangkan komposisi urine adalah 96% air,
Natrium, Pigmen Empedu,, 1,5% garam, Kalium, Toksin, 2,5% urea,
kalsium, Bikarbonat, Kreatinin N, Magnesium, Kreatini, Khlorida,
Asam urat N, Sulfat anorganik, Asam urat, Fosfat anorganik, Amino
N, Sulfat, Amonia N dan Hormon (Armstrong, 1998).
Sedimen urin dapat memberi informasi penting bagi klinis dalam
membantu menegagkan diagnosis dan memantau perjalanan
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
penyakit penderita dengan kelainan ginjal dan saluran kemih
(Wirawan, 2007).
Pemeriksaan fisika urin meliputi :
1. Pemeriksaan bobot jenis
Urinalisasi dapat dilakukan sewaktu atau pada pagi hari.
Pemeriksaan berat jenis urin digunakan untuk mengevaluasi
penyakit ginjal pasien. Berat jenis normal adalah 1,001-1,030 dan
menunjukkan kemampuan pemakatan yang baik, hal ini
dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin. Berat
jenis meningkat pada diabetes (glkosuria), proteinuria > 2g/24 jam,
radio kontraks, manitol, dekstran, diuretik. Nilai berat jenis
menurun dengan meningkatnya umur (seiring dengan menurunnya
kemampuan ginjal memakatkan urin) dan preginjal azotemia.
2. Pemeriksaan Warna urin
Pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya dieresis,
makin besar dieresis makin muda warna urin. Biasnya warna
normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua.Warna
urin disebabkan oleh beberapa zat macam zat warna, terutama
urochrom dan urobilin (Anonim, 2015).
Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa
eksogen dan endoegen, dan pH
a. Warna merah coklat menunjukkan urin mengandung
hemoglobin, myoglobin, pigmen empedu, darah atau pewarna.
Dapat juga karena pemakaian klorpromazin, haloperidol,
rifamfisin, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen. Warna merah coklat
dapat berarti urin bersifat asam (karena metronidazol) atau
alkali (karena laksatif, metildopa)
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
b. Warna kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran, bit,
fenazopiridin, atau katarik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin,
klorokuin.
c. Warna hitam menunjukkan adanya, alkaptouria
d. Warna gelap menunjukkan porfiria, malignant melanoma
(sangat jarang)
e. Urin yang keruh merupakan tandanya urat, fosfat atau sel
darah putih (pyuria), polymorphonuclear (PMNS), bakteriuria,
obat kontraks radiografi.
f. Urin yang berpuasa mengandung protein atau asam empedu
g. Kuning kecolatan menunjukkan primakuin, sulfametoksazol,
bilirubin, urobilin.
3. Pemeriksaan bau urin
Prinsipnya yaitu mengamati bau urin secara langsung dengan
menggunakan indra penciuman. Bau urin yang normal disebabkan
untuk sebagian oleh macam-macam asam-asam organik yang
mudah menguap. Bau yang berlainan dari yang normal dapat
disebabkan oleh makanan, obat-obatan, bau amonik, bau
ketonuria, dan bau busuk
4. Pemeriksaan pH urin (normal 5,0-7,5)
Deskripsi
Pada pemeriksaan pH urin diet dan vegetarian dimana asupan
asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali. pH
urin mempengaruhi terbentuknya kristal. Misalnya pada pH urin
asam dan peningkatan specific gravity akan mempermudah
terbentuknya kristal urat. pH alkalin disebabkan:
a. Adanya organisme pengurai yang memproduksi protease
seperti proteus, klebsiellah atau E.coli
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
b. Ginjal tubular asisdosis akibat terapi amfoterisisn
c. Penyakit ginjal kronik
d. Intoksikasi salisilat
pH asam disebabkan karena :
a. Emfisema pulmonal
b. Diare, dehidrasi
c. Kelaparan (starvation)
d. Asidosis diabetik
5. Pemeriksaan sedimen urin
Tes ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu
ginjal atau saluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati.
Tidak ada tipe urin cast tertentu yang patognomonik bagi
gangguan penyakit ginjal yang khusus, walaupun terdapat cast sel
darah cast sel darah putih. Sedimen urin dapat normal pada
kondisi preginjal dengan minimal atau tanpa proteinuria.
6. Pemeriksaan glukosa urin
Prinsip pemeriksaan glukosa urin adalah berdasarkan reaksi
reduksi dari urin yang mengindikasikan adanya glukosa (gula) dan
ditandai dengan terjadinya perubahan warna urin. Glukosa
mereduksi ion kupri dalam larutan.
2.2. Tinjauan Klinis
1. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin (Lefever ,1997)
Dewasa : 1,015 - 1,025 gram/ml
Bayi baru lahir : 1,001-1,020 gram/ml
Anak : 1,005-1,030 gram/ml
2. Pemeriksaan pH
Dewasa : 4,8-7,4
Bayi baru lahir : 5,0-7,0
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Anak : 4,5-8,03.
3. Pemeriksaan Glukosa pada Urin (Sutedjo.2008)
Negatif (-) : tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit
kehijauan (tidak ada glukosa).
Positif 1 (+) : warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat0,
51% glukosa).
Positif 2 (++) : warna kuning keruh (terdapat 1-1,5%glukosa).
Positif 3 (+++) :warna jingga, seperti lumpur keruh (2-3,5%
glukosa).
Positif 4 (++++) : merah keruh (> 3,5% glukosa)
2.3. Patofisiologi
Ginjal merupakan organ eksresi yang penting ginjal bisa
mengalami gangguan karena luka berat, kehilangan banyak darah,
keracunan dan penyakit diantaranya (Price, 2005) :
1. Sindroma uremia
Sindrom uremia adalah kumpulan tanda dan gejala pada
insufisiensi ginjal progresif dan GFR menurun hingga < 10
ml/menit (<10% dari normal) dan puncaknya pada ESRD (end
stage renal disease). Pada titik ini nefron yang masih utuh, tetapi
tidak mampu lagi mengkompensasi dan mempertahankan fungsi
ginjal normal. Manifestasi klinis sindrom uremia : Pengaturan
fungsi regulasi dan ekskresi yang kacau, ketidakseimbangan
volume cairan dan elektrolit, asam basa, retensi nitrogen,
metabolisme lain, gangguan hormonal, abnormalitas sistem tubuh.
Efek sindroma uremia :
a. Asidosis metabolik : ginjal tidak mampu mengsekresi asam (H+)
b.Hiperkalemia : kegagalan mengsekresi K, dan kegagalan
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
pertukarancairan CIS ke CES akibat asidosis Gangguan
ekskresi
Na → hipertensi
c. Hiperuresimia → artritis gout
d. Emia → akibat penurunan eritropoitin
e. Gangguan perdarahan → akibat gangguan agregasi trombosit
f. Erikarditis uremia → akibat toksin uremia
g.Pneumonits uremik → akibat peningkatan permeabilitas
membrane kapiler alveolar
h.Kulit : seperti lilin, akibat uremia dan anemia, pruritus akibat
deposit CaSaluran cerna: mual, muntah, anoreksia, penurunan
berat badan.
2. Azetomia
Azetomia adanya zat nitrogen dalam darah, diindikasikan
dengan tingginya kadar kreatinin serum dan BUN diatas nilai
normal. Merupakan tanda awal ESRD atau sindrome uremia.
3. Gagal ginjal kronik (ggk)
a. Stadium 1 : menurunnya cadangan ginjal, asimtomatik, GFR
menurun hingga 25%N.
b. Stadium 2 : insufisiensi ginjal, poliuria dan nokturia, GFR 10% -
25% N, kadar kreatin dan BUN meningkat diatas N
c. Stadium 3 : ESRD atau sindrom uremik, GFR <5 – 10ml/mnt,
kadar kreatinin dan BUN meningkat tajam, terjadi kelainan
biokimia dan gejala kompleks.
4. Nefritis
Peradangan pada nefron karena bakteri Streptococcus yang
masuk melalui pernapasan. Bakteri mengalir dalam darah dan
menyerang nefron. Filtrasi protein tidak terjadi karena peradangan.
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Dalam usia lanjut nefritis kronis memiliki gejala seperti tekanan
darah tinggi, pengerasan pembuluh darah dan rusaknya glomerulus
atau tubulus.
5. Diabetes Insipidus
Suatu penyakit dimana kalenjar hipofisis tidak bisa atau gagal
mensekresikan hormon ADH.Penderita penyakit ini lebih banyak
mengeluarkan urin, umunya urin orang normal berjumlah 4-6 liter
setiap hari namun untuk penderita bisa mencapai 12-15 liter setiap
hari, tergantung jumlah air yang diminum.Lalu penyakit ini
diimbangi dengan rasa haus dan makan makanan yang
mengandung garam.Penyakit ini umunya terjadi karena tumor pada
hipotalamaus yang mengatur sekresi hormone ADH.
6. Diabetes Melitus/kencing manis
Suatu kelainan dimana urin penderita terdapat glukosa karena
berkurangnya konsentrasi hormon insulin dalam darah.Menurunnya
hormon Insulin menyebabkan reabsorpsi pada tubulus kontortus
distal terganggu dan perombakan glukosa menjadi glikogen
terganggu.
7. Albuminaria
Suatu keadaan albumin dan protein lain ada didalam urin
karena terjadinya alat filtrasi pada ginjal, sehingga protein dapat
lolos pada proses filtrasi.
8. Kencing batu atau batu ginjal
Terbentuknya suatu butiran-butiran pada senyawa kalsium dan
penimbunan asam urat, sehingga membentuk kalsium karbonat
CaCO3 pada saluran urin yang membuat urin susah keluar.
Penyakit ini diakibatkan karena sering menahan untuk membuang
air kecil dan tidak minum air banyak.
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 3 METODE KERJA
3.1. Alat yang Digunakan
Adapun alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
bunsen, botol coklat, deck glass, gegep kayu, gelas ukur 10 ml,
mikroskop, object glass, piknometer, pipet tetes, rak tabung,
sentrifuge, tabung reaksi, tabung sentrifuge dan timbangan analitik.
3.2. Bahan yang Digunakan
Adapun bahan - bahan yang digunakan pada percobaan ini
adalah kertas pH universal, larutan benedict, tissue, urin puasa dan
urin tidak puasa (normal).
3.3. Cara Kerja
1. Pemeriksaan bobot jenis urin
Disiapkan alat dan bahan, ditimbang piknometer kosong,
dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut
piknometer, kemudian ditimbang piknometer yang berisi urin, dan
dicatat masing-masing bobotnya. Di hitung bobot jenis dari urin
tersebut.
2. Pemeriksaan Warna Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A (puasa)
dan urin B urin (tidak puasa) masing-masing sebanyak 50 ml
kedalam pot dan diamati warna urin.
3. Pemeriksaan Bau Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A (puasa)
dan urin B urin (tidak puasa) masing-masing sebanyak 50 ml
kedalam pot kemudian dicium bau yang ditimbulkan oleh urin.
4. Pemeriksaan pH Urin
Disiapkan alat dan bahan, dipipet urin ± ½ tabung reaksi,
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
dicelupkan kertas pH universal pada urin, kemudian diamati pH
nya dan dicatat.
5. Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)
Disiapkan alat dan bahan, Urin disentrifuge selama 10 menit
dengan kecepatan 3000 rpm, supernatannya dibuang, diambil
endapannya, Ditetesan diatas object glass, diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 40x dan diamati gambarnya.
6. Pemeriksaan Glukosa Urin
Disiapkan alat dan bahan, dipipet 5ml reagen benedict ke
dalam tabung reaksi, ditambahkan 8 tetes urin, kemudian
direndam tabung ke dalam air mendidih + 5 menit atau
dipanaskan diatas api selama + 2 menit, diangkat dan dikocok
perlahan-lahan, lalu diamati warnanya.
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
1. Tabel pengamatan
a. Urin Puasa
Kelompok Bau Warna pH Glukosa BJ Urin
I Amoniak Kuning tua 6 (+) Positif -
II Amoniak Kuning muda 5 (-) Negatif 0,999
III Bau Obat Kuning muda 6 (-) Negatif 1,027
IV Amoniak Kuning tua 5 (-) Negatif 1,004
b. Urin Tidak Puasa
Kelompok Bau Warna pH Glukosa BJ Urin
I Amoniak Kuning muda 6 (+) Positif -
II Amoniak Kuning tua 5 (-) Negatif 0,999
III Tengik Kuning 6 (-) Negatif 1,027
IV Amoniak Kuning muda 5 (-) Negatif 1,004
2. Perhitungan
Berat piknometer (Puasa)
Piknometer Kosong : 31,4
Piknometer + Urin : 81,9\6
= 81,6 – 31,4
50= 1,004 g/mL
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Berat piknometer (Tidak Puasa)
Piknometer Kosong : 32,0 g
Piknometer + Urin : 81,9 g
= 81,9 – 32,0
50= 0,998 g/mL
Kelompok I
Diketahui : Berat pikno kosong urin tidak puasa = 31,4 g
Berat pikno + urin tidak puasa = 81 g
Ditanya : BJ Urin ?
Penyelesaian :
BJ urin = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑢𝑟𝑖𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑟𝑖𝑛BJ urin tidak puasa = 81 𝑔 −31,4 𝑔 = 0,992 g/mL
50 𝑚𝑙Kelompok II
Diketahui : Berat pikno kosong urin puasa = 31,5 g
Berat pikno kosong urin tidak puasa = 31,5 g
Berat pikno + urin puasa = 81 g
Berat pikno + urin tidak puasa = 82,4 g
Ditanya : BJ Urin ?
Penyelesaian :
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BJ urin = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑢𝑟𝑖𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑟𝑖𝑛BJ urin puasa = 81 𝑔 −31,5 𝑔 = 0,999 g/mL
50 𝑚𝑙BJ urin tidak puasa = 82,4 𝑔 −31,5 𝑔 = 1,018 g/mL
50 𝑚𝑙Kelompok III
Diketahui : Berat pikno kosong urin puasa = 31,35 g
Berat pikno kosong urin tidak puasa = 31,35 g
Berat pikno + urin puasa = 82,7 g
Berat pikno + urin tidak puasa = 82,1 g
Ditanya : BJ Urin ?
Penyelesaian :
BJ urin = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑢𝑟𝑖𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑟𝑖𝑛BJ urin puasa = 82,7 𝑔 −31,35 𝑔 = 1,027 g/mL
50 𝑚𝑙BJ urin tidak puasa = 82,1 𝑔 −31,35 𝑔 = 0,975 g/mL
50 𝑚𝑙
4.2 Pembahasan
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Urinalisis merupakan suatu metode untuk mengetahui kondisi organ
ginjaldan menunjukkan kondisi kesehatan seseorang. Fungsi utama ginjal
adalah ekskresi cairan yang pada akhirnya mempengaruhi homeostasis
tubuhmakhluk hidup tersebut (dalam hal ini manusia). Secara kimiawi urin
mengandung urea, asam urat, kreatinin, asam hipurat zat sisa pencernaan
sayurandan buah-buahan, amonia, asam amino, sodium, potassium,
kalsium, magnesium, klorida, fosfat, sulfat, hormon, zat toksin, zat
abnormal (protein, glukosa, sel darah, kristal kapur dan sebagainya).
Percobaan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan melakukan
pemeriksaan urin kepada mahasiswa, juga untuk menentukan sifat fisika
spesimen urin yang diperiksa di Laboratorium serta untuk
menginterpretasikan hasil percobaan dengan cara mengaitkan hasil
percobaan dan teori yang telah diperoleh mahasiswa.
Adapun 5 percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini yakni
pemeriksaan bobot jenis urin, pemeriksaan warna urin, pemeriksaan bau
urin, pemeriksaan glukosa urin, dan pemeriksaan pH urin. Urin yang
digunakan ada 2 macam yakni urin sewaktu (urin tidak puasa) dan urin
puasa.
Pada percobaan ini, pertama-tama kita timbang piknometer kosong
untuk mengetahui berat piknometer kosong kemudian dipipet urin ke
dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer dan ditimbang
untuk mengetahui berat piknometer dengan tambahan urin. Adapun
Parameter dalam berat jenis urin, untuk nilai dalam keadaan normal yaitu
1,005 – 1,030. Untuk berat jenis, <1,005 : diabetes insipidus, banyak
minum, penyakit ginjal. Berat jenis >1,206 : kurang minum, demam
diabetes mellitus, muntah, diare, dehidrasi. Dan berdasarkan hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan diperoleh nilai berat jenis dari setiap
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
specimen yaitu; untuk specimen urin puasa dan dan tidak puasa adalah
1,004 g/ml dan 0,998 gram/ml. Berdasarkan nilai berat jenis yang
didapatkan dapat disimpulkan bahwa semua specimen dalam keadan
tidak normal, karena masih kurang dari range normalnya yaitu 1,005 –
1,026.
Pada percobaan ini dilakukan pemeriksaan warna urin adalah untuk
menentukan warna-warna yang timbul dalam urin. Warna urin dinyatakan
dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning
bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna
urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun
makanan. Pada umumnya warna ditentukan oleh kepekatan urin, makin
banyak diuresi makin muda warna urin itu. Warna normal urin berkisar
antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa
macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Bila
didapatkan perubahan warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang
normal ada dalam jumlah besar, seperti urobilin menyebabkan warna
coklat. Kejernihan di nyatakan dengan salah satu pendapat seperti jernih,
agak keruh, keruh atau sangat keruh. Biasanya urin segar pada orang
normal yaitu jernih. Pada percobaan ini semua specimen memiliki warna
urin yang normal yaitu kuning tua untuk urin puasa dan kuning muda
untuk urin tidak puasa.
Untuk pemeriksaan pH, tujuannya yaitu untuk mengetahui derajat
keasaman urin. Karena terjadinya kelainan pada pH urin dapat
diakibatkan oleh infeksi saluran kencing.Dengan parameter dari pH urin
untuk keadaan normal renges pH urin antara 4,5 – 8,0. pH< 4,5 : asidosis
metabolic, asidosis respiratorik, diare berat. pH> 8,0 : ISK, baktriuria. Dan
berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan diperoleh nilai pH
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
dari setiap specimen yaitu; untuk specimen urin puasa dan urin tidak
puasa berturut-turut dengan pH 5 dan 6 Berdasarkan dari nilai rujukan
untuk penentuan keadaan normal ginjal dengan menggunakan parameter
pH urin, semua specimen masih dalam keadaan normal, sebab tidak ada
yang kurang atau lebih dari batas nilai normalnya.
Untuk pemeriksaan glukosa dilakukan dengan penambahan reagen
benedict ke dalam tabung reaski yang berisi urin 5 mL dan diamati
warnanya. Dari percobaan diatas diperoleh warna urin puasa dan tidak
puasa sama-sama berwarna kuning, berbau amoniak, memiliki nilai pH 5
dan positif tidak mengandung glukosa pada urin. Parameter untuk
pemeriksaan glukosa yaitu hasil negatif (-) larutan tetap biru jernih atau
sedikit kehijau-hijauan agak keruh tanpa endapan, positif + (1+) hijau
kekuning-kuningan keruh, positif ++(2+) kuning keruh, positif +++(3+)
jingga atau warna lumpur dan positif ++++(4+) merah keruh. Untuk
glukosa > 15 mg/dl atau +4 : diabetes militus, gangguan SSP(stoke),
sindrom cushing’s. Pada pemeriksaan glukosa urin digunakan pereaksi
benedict karena pereaksi benedict merupakan indikator spesifik pada
pengujian glukosa reagen benedict yang mengandung garam cupri untuk
menyatakan reduksi.
Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat dinyatakan bahwa
specimen urin yang diteliti dalam keadaan normal karena angka
pemeriksaan masuk dalam range normal.
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
a. Pada pengujian organoleptik, didapatkan warna urin puasa
berwarna kuning tua jernih dan urin tidak puasa warnanya kuning
muda. Serta bau amoniak dari masing-masing specimen. Hal ini
sesuai dengan warna maupun bau urin yang normal.
b. Pada pengujian pH, didapatkan pH pada urin puasa adalah 5 dan
urin tidak puasa 6. Hal ini menunjukkan bahwa urine tersebut
memiliki pH normal.
c. Pada pengujian bobot jenis di dapat bobot jenis urin puasa yaitu
1,004 g/ml dan bobot jenis tidak puasa yaitu 0,998 g/ml.
d. Pada pengujian glukosa urin, sampel urin puasa dan tidak puasa
hasilnya negatif mengandung glukosa yang menunjukkan nilai
normal.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memahami prosedur kerja sebelum
memulai praktikum agar praktikum berjalan lancar.
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2011.”Penuntun Praktikum Kimia Klinik Dasar”, Fakultas Farmasi UMI : Makassar.
Amstrong.W.J., 1998, “Air Kehidupan”, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Lefever Kee, Joyce., 1997, Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Murray, R.K., dkk, 2003, Biokimia Klinik Edisi 4, Jakarta :EGC.
Price, Wilson., 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC, edisi 6.
Sutedjo., 2008, Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Amara Books : Jakarta.
Sloane., ethel., 2004, “Anatomi Dan Fisiologi untuk pemula”, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Wirawan R, 2007, Nilai Rujukan Pemeriksaan Agregasi Trombosit dengan Adenosin Difosfat pada Orang Indonesia Dewasa Normal di Jakarta, Majalah Kedokteran Indonesia.
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang piknometer kosong
Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut
piknometer
Ditimbang piknometer yang berisi urin (25o C )
Dicatat masing-masing bobotnya
2. Pemeriksaan Warna Urin
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 5 mL urin masukkan dalam tabung reaksi
Diamati warna urin dibawah sinar matahari
3. Pemeriksaan Bau Urin
Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 5 mL urin masukkan dalam tabung reaksi
Dicium bau urin
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
4. Pemeriksaan pH Urin
5. Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
6. Pemeriksaan Glukosa Urin
B. GambarWarna & Bau Urin tidak puasa dan puasa
Glukosa Urin Tidak Puasa Glukosa Urin Puasa
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
pH Urin Puasa (pH5) pH Urin Tidak Puasa (pH6)
BJ Urin Puasa BJ Urin Tidak Puasa
Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092