laporan urin

52
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Urin merupakan hasil metabolisme dari tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 mL darah yang melalui glomeruli per menit akan membentuk filtrat 120 mL per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 mL urin per menit. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin. Urin terdiri dari air dengan bahan yang terlarut berupa sisa metabolisme, garam yang Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY 15020120092

Upload: husnululfa

Post on 17-Jul-2016

258 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Urin merupakan hasil samping metabolisme yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan. Manusia dewasa umumnya mengeluarkan urin hingga 1,5 liter/hari. Ekskreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (Murray, 2003).

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Urin merupakan hasil metabolisme dari tubuh yang dikeluarkan

melalui ginjal. Dari 1200 mL darah yang melalui glomeruli per menit

akan membentuk filtrat 120 mL per menit. Filtrat tersebut akan

mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang

akhirnya terbentuk 1 mL urin per menit. Urin merupakan cairan yang

dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh karena

itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin. Urin

terdiri dari air dengan bahan yang terlarut berupa sisa metabolisme,

garam yang terlarut, dan bahan organik.

Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan

warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada

baiknya kita mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan

cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah.

Oleh kaena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam

urin.

Pemeriksaan urin merupakan bagian penting pemeriksaan

laboratorik. Salah satu kegunaannya ialah untuk mendiagnosis

adanya infeksi di saluran kemih. Untuk pemeriksaan ini diperlukan

pengumpulan sampel urin yang cermat agar tidak mempengaruhi

hasilnya. Saat ini banyak cara yang digunakan untuk mengumpulkan

sampel urin, masing-masing cara memiliki kelemahan tersendiri.

Pemeriksaan urin rutin yang biasa disebut “pemeriksaan

penyaring” ialah beberapa macam pemeriksaan yang dianggap dasar

bagi pemeriksaan selanjutnya dan yang menyertai pemeriksaan fisik

tanpa pendapat khusus. Jenis pemeriksaan yang termasuk rutin itu,

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 2: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

berbeda-beda menurut pandangan yang dianut dalam sesuatu rumah

sakit. Pemeriksaan urin rutin adalah termasuk parameter : jumlah urin,

makroskopi urin, berat jenis, protein, glukosa, pemeriksaan sedimen.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut maka dilakukanlah

praktikum ini untuk melihat sifat fisika maupun zat organik dari urin.

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 3: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

1.2. Maksud Praktikum

Dimana maksud pada praktikum ini adalah melakukan

pemeriksaan Fisika dan organic dalam Urine.

1.3. Tujuan Praktikum

1. Pemeriksaan BJ Urin

Untuk mengetahui bobot jenis urin serta interpretasi datanya.

2. Pemeriksaan warna urin

Untuk mengetahui warna-warna yang timbul dalam urin.

3. Pemeriksaan Bau Urin

Untuk mengetahui bau yang ditimbulkan oleh urin.

4. Pemeriksaan pH Urin

Untuk mengetahui derajat keasaman urin.

5. Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)

Untuk mengamati komponen-komponen yang terdapat dalam

urin seperti eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat.

6. Pemeriksaan Glukosa Urin

Untuk memeriksa secara kualitatif adanya glukosa dalam urin.

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 4: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum

Urin merupakan hasil samping metabolisme yang harus

dikeluarkan dari dalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan.

Manusia dewasa umumnya mengeluarkan urin hingga 1,5 liter/hari.

Ekskreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa

dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis

cairan tubuh (Murray, 2003).

Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine ;

dua ureter yang membawa urine ke dalam sebuah kandung kemih

untuk penampungan sementara; dan uretra yang mengalirkan urine

keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna (Sloane ethel, 2004)

Ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolik

dan mengatur komposisi cairan tubuh melalui tiga proses utama :

filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus (Ethel

sloane, 2004).

Urine memiliki sifat kimia dan fisik diantaranya adalah (1) Jumlah

rata-rata 1-2 liter/hari tergantung banyaknya cairan yang dimasukan

(2) Berwarna bening/orange pucat tanpa endapan, (3) Mempunyai

bau yang menyengat, dan (4) Reaksi sedikit asam terhadap lakmus

dengan pH rata-rata (6) Sedangkan komposisi urine adalah 96% air,

Natrium, Pigmen Empedu,, 1,5% garam, Kalium, Toksin, 2,5% urea,

kalsium, Bikarbonat, Kreatinin N, Magnesium, Kreatini, Khlorida,

Asam urat N, Sulfat anorganik, Asam urat, Fosfat anorganik, Amino

N, Sulfat, Amonia N dan Hormon (Armstrong, 1998).

Sedimen urin dapat memberi informasi penting bagi klinis dalam

membantu menegagkan diagnosis dan memantau perjalanan

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 5: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

penyakit penderita dengan kelainan ginjal dan saluran kemih

(Wirawan, 2007).

Pemeriksaan fisika urin meliputi :

1. Pemeriksaan bobot jenis

Urinalisasi dapat dilakukan sewaktu atau pada pagi hari.

Pemeriksaan berat jenis urin digunakan untuk mengevaluasi

penyakit ginjal pasien. Berat jenis normal adalah 1,001-1,030 dan

menunjukkan kemampuan pemakatan yang baik, hal ini

dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin. Berat

jenis meningkat pada diabetes (glkosuria), proteinuria > 2g/24 jam,

radio kontraks, manitol, dekstran, diuretik. Nilai berat jenis

menurun dengan meningkatnya umur (seiring dengan menurunnya

kemampuan ginjal memakatkan urin) dan preginjal azotemia.

2. Pemeriksaan Warna urin

Pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya dieresis,

makin besar dieresis makin muda warna urin. Biasnya warna

normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua.Warna

urin disebabkan oleh beberapa zat macam zat warna, terutama

urochrom dan urobilin (Anonim, 2015).

Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa

eksogen dan endoegen, dan pH

a. Warna merah coklat menunjukkan urin mengandung

hemoglobin, myoglobin, pigmen empedu, darah atau pewarna.

Dapat juga karena pemakaian klorpromazin, haloperidol,

rifamfisin, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen. Warna merah coklat

dapat berarti urin bersifat asam (karena metronidazol) atau

alkali (karena laksatif, metildopa)

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 6: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

b. Warna kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran, bit,

fenazopiridin, atau katarik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin,

klorokuin.

c. Warna hitam menunjukkan adanya, alkaptouria

d. Warna gelap menunjukkan porfiria, malignant melanoma

(sangat jarang)

e. Urin yang keruh merupakan tandanya urat, fosfat atau sel

darah putih (pyuria), polymorphonuclear (PMNS), bakteriuria,

obat kontraks radiografi.

f. Urin yang berpuasa mengandung protein atau asam empedu

g. Kuning kecolatan menunjukkan primakuin, sulfametoksazol,

bilirubin, urobilin.

3. Pemeriksaan bau urin

Prinsipnya yaitu mengamati bau urin secara langsung dengan

menggunakan indra penciuman. Bau urin yang normal disebabkan

untuk sebagian oleh macam-macam asam-asam organik yang

mudah menguap. Bau yang berlainan dari yang normal dapat

disebabkan oleh makanan, obat-obatan, bau amonik, bau

ketonuria, dan bau busuk

4. Pemeriksaan pH urin (normal 5,0-7,5)

Deskripsi

Pada pemeriksaan pH urin diet dan vegetarian dimana asupan

asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali. pH

urin mempengaruhi terbentuknya kristal. Misalnya pada pH urin

asam dan peningkatan specific gravity akan mempermudah

terbentuknya kristal urat. pH alkalin disebabkan:

a. Adanya organisme pengurai yang memproduksi protease

seperti proteus, klebsiellah atau E.coli

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 7: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

b. Ginjal tubular asisdosis akibat terapi amfoterisisn

c. Penyakit ginjal kronik

d. Intoksikasi salisilat

pH asam disebabkan karena :

a. Emfisema pulmonal

b. Diare, dehidrasi

c. Kelaparan (starvation)

d. Asidosis diabetik

5. Pemeriksaan sedimen urin

Tes ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu

ginjal atau saluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati.

Tidak ada tipe urin cast tertentu yang patognomonik bagi

gangguan penyakit ginjal yang khusus, walaupun terdapat cast sel

darah cast sel darah putih. Sedimen urin dapat normal pada

kondisi preginjal dengan minimal atau tanpa proteinuria.

6. Pemeriksaan glukosa urin

Prinsip pemeriksaan glukosa urin adalah berdasarkan reaksi

reduksi dari urin yang mengindikasikan adanya glukosa (gula) dan

ditandai dengan terjadinya perubahan warna urin. Glukosa

mereduksi ion kupri dalam larutan.

2.2. Tinjauan Klinis

1. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin (Lefever ,1997)

Dewasa : 1,015 - 1,025 gram/ml

Bayi baru lahir : 1,001-1,020 gram/ml

Anak : 1,005-1,030 gram/ml

2. Pemeriksaan pH

Dewasa : 4,8-7,4

Bayi baru lahir : 5,0-7,0

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 8: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Anak : 4,5-8,03.

3. Pemeriksaan Glukosa pada Urin (Sutedjo.2008)

Negatif (-) : tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit

kehijauan (tidak ada glukosa).

Positif 1 (+) : warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat0,

51% glukosa).

Positif 2 (++) : warna kuning keruh (terdapat 1-1,5%glukosa).

Positif 3 (+++) :warna jingga, seperti lumpur keruh (2-3,5%

glukosa).

Positif 4 (++++) : merah keruh (> 3,5% glukosa)

2.3. Patofisiologi

Ginjal merupakan organ eksresi yang penting ginjal bisa

mengalami gangguan karena luka berat, kehilangan banyak darah,

keracunan dan penyakit diantaranya (Price, 2005) :

1. Sindroma uremia

Sindrom uremia adalah kumpulan tanda dan gejala pada

insufisiensi ginjal progresif dan GFR menurun hingga < 10

ml/menit (<10% dari normal) dan puncaknya pada ESRD (end

stage renal disease). Pada titik ini nefron yang masih utuh, tetapi

tidak mampu lagi mengkompensasi dan mempertahankan fungsi

ginjal normal. Manifestasi klinis sindrom uremia : Pengaturan

fungsi regulasi dan ekskresi yang kacau, ketidakseimbangan

volume cairan dan elektrolit, asam basa, retensi nitrogen,

metabolisme lain, gangguan hormonal, abnormalitas sistem tubuh.

Efek sindroma uremia :

a. Asidosis metabolik : ginjal tidak mampu mengsekresi asam (H+)

b.Hiperkalemia : kegagalan mengsekresi K, dan kegagalan

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 9: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

pertukarancairan CIS ke CES akibat asidosis Gangguan

ekskresi

Na → hipertensi

c. Hiperuresimia → artritis gout

d. Emia → akibat penurunan eritropoitin

e. Gangguan perdarahan → akibat gangguan agregasi trombosit

f. Erikarditis uremia → akibat toksin uremia

g.Pneumonits uremik → akibat peningkatan permeabilitas

membrane kapiler alveolar

h.Kulit : seperti lilin, akibat uremia dan anemia, pruritus akibat

deposit CaSaluran cerna: mual, muntah, anoreksia, penurunan

berat badan.

2. Azetomia

Azetomia adanya zat nitrogen dalam darah, diindikasikan

dengan tingginya kadar kreatinin serum dan BUN diatas nilai

normal. Merupakan tanda awal ESRD atau sindrome uremia.

3. Gagal ginjal kronik (ggk)

a. Stadium 1 : menurunnya cadangan ginjal, asimtomatik, GFR

menurun hingga 25%N.

b. Stadium 2 : insufisiensi ginjal, poliuria dan nokturia, GFR 10% -

25% N, kadar kreatin dan BUN meningkat diatas N

c. Stadium 3 : ESRD atau sindrom uremik, GFR <5 – 10ml/mnt,

kadar kreatinin dan BUN meningkat tajam, terjadi kelainan

biokimia dan gejala kompleks.

4. Nefritis

Peradangan pada nefron karena bakteri Streptococcus yang

masuk melalui pernapasan. Bakteri mengalir dalam darah dan

menyerang nefron. Filtrasi protein tidak terjadi karena peradangan.

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 10: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Dalam usia lanjut nefritis kronis memiliki gejala seperti tekanan

darah tinggi, pengerasan pembuluh darah dan rusaknya glomerulus

atau tubulus.

5. Diabetes Insipidus

Suatu penyakit dimana kalenjar hipofisis tidak bisa atau gagal

mensekresikan hormon ADH.Penderita penyakit ini lebih banyak

mengeluarkan urin, umunya urin orang normal berjumlah 4-6 liter

setiap hari namun untuk penderita bisa mencapai 12-15 liter setiap

hari, tergantung jumlah air yang diminum.Lalu penyakit ini

diimbangi dengan rasa haus dan makan makanan yang

mengandung garam.Penyakit ini umunya terjadi karena tumor pada

hipotalamaus yang mengatur sekresi hormone ADH.

6. Diabetes Melitus/kencing manis

Suatu kelainan dimana urin penderita terdapat glukosa karena

berkurangnya konsentrasi hormon insulin dalam darah.Menurunnya

hormon Insulin menyebabkan reabsorpsi pada tubulus kontortus

distal terganggu dan perombakan glukosa menjadi glikogen

terganggu.

7. Albuminaria

Suatu keadaan albumin dan protein lain ada didalam urin

karena terjadinya alat filtrasi pada ginjal, sehingga protein dapat

lolos pada proses filtrasi.

8. Kencing batu atau batu ginjal

Terbentuknya suatu butiran-butiran pada senyawa kalsium dan

penimbunan asam urat, sehingga membentuk kalsium karbonat

CaCO3 pada saluran urin yang membuat urin susah keluar.

Penyakit ini diakibatkan karena sering menahan untuk membuang

air kecil dan tidak minum air banyak.

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 11: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 3 METODE KERJA

3.1. Alat yang Digunakan

Adapun alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah

bunsen, botol coklat, deck glass, gegep kayu, gelas ukur 10 ml,

mikroskop, object glass, piknometer, pipet tetes, rak tabung,

sentrifuge, tabung reaksi, tabung sentrifuge dan timbangan analitik.

3.2. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan - bahan yang digunakan pada percobaan ini

adalah kertas pH universal, larutan benedict, tissue, urin puasa dan

urin tidak puasa (normal).

3.3. Cara Kerja

1. Pemeriksaan bobot jenis urin

Disiapkan alat dan bahan, ditimbang piknometer kosong,

dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut

piknometer, kemudian ditimbang piknometer yang berisi urin, dan

dicatat masing-masing bobotnya. Di hitung bobot jenis dari urin

tersebut.

2. Pemeriksaan Warna Urin

Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A (puasa)

dan urin B urin (tidak puasa) masing-masing sebanyak 50 ml

kedalam pot dan diamati warna urin.

3. Pemeriksaan Bau Urin

Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A (puasa)

dan urin B urin (tidak puasa) masing-masing sebanyak 50 ml

kedalam pot kemudian dicium bau yang ditimbulkan oleh urin.

4. Pemeriksaan pH Urin

Disiapkan alat dan bahan, dipipet urin ± ½ tabung reaksi,

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 12: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

dicelupkan kertas pH universal pada urin, kemudian diamati pH

nya dan dicatat.

5. Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)

Disiapkan alat dan bahan, Urin disentrifuge selama 10 menit

dengan kecepatan 3000 rpm, supernatannya dibuang, diambil

endapannya, Ditetesan diatas object glass, diamati dibawah

mikroskop dengan perbesaran 40x dan diamati gambarnya.

6. Pemeriksaan Glukosa Urin

Disiapkan alat dan bahan, dipipet 5ml reagen benedict ke

dalam tabung reaksi, ditambahkan 8 tetes urin, kemudian

direndam tabung ke dalam air mendidih + 5 menit atau

dipanaskan diatas api selama + 2 menit, diangkat dan dikocok

perlahan-lahan, lalu diamati warnanya.

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 13: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

1. Tabel pengamatan

a. Urin Puasa

Kelompok Bau Warna pH Glukosa BJ Urin

I Amoniak Kuning tua 6 (+) Positif -

II Amoniak Kuning muda 5 (-) Negatif 0,999

III Bau Obat Kuning muda 6 (-) Negatif 1,027

IV Amoniak Kuning tua 5 (-) Negatif 1,004

b. Urin Tidak Puasa

Kelompok Bau Warna pH Glukosa BJ Urin

I Amoniak Kuning muda 6 (+) Positif -

II Amoniak Kuning tua 5 (-) Negatif 0,999

III Tengik Kuning 6 (-) Negatif 1,027

IV Amoniak Kuning muda 5 (-) Negatif 1,004

2. Perhitungan

Berat piknometer (Puasa)

Piknometer Kosong : 31,4

Piknometer + Urin : 81,9\6

= 81,6 – 31,4

50= 1,004 g/mL

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 14: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Berat piknometer (Tidak Puasa)

Piknometer Kosong : 32,0 g

Piknometer + Urin : 81,9 g

= 81,9 – 32,0

50= 0,998 g/mL

Kelompok I

Diketahui : Berat pikno kosong urin tidak puasa = 31,4 g

Berat pikno + urin tidak puasa = 81 g

Ditanya : BJ Urin ?

Penyelesaian :

BJ urin = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑢𝑟𝑖𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑟𝑖𝑛BJ urin tidak puasa = 81 𝑔 −31,4 𝑔 = 0,992 g/mL

50 𝑚𝑙Kelompok II

Diketahui : Berat pikno kosong urin puasa = 31,5 g

Berat pikno kosong urin tidak puasa = 31,5 g

Berat pikno + urin puasa = 81 g

Berat pikno + urin tidak puasa = 82,4 g

Ditanya : BJ Urin ?

Penyelesaian :

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 15: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BJ urin = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑢𝑟𝑖𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑟𝑖𝑛BJ urin puasa = 81 𝑔 −31,5 𝑔 = 0,999 g/mL

50 𝑚𝑙BJ urin tidak puasa = 82,4 𝑔 −31,5 𝑔 = 1,018 g/mL

50 𝑚𝑙Kelompok III

Diketahui : Berat pikno kosong urin puasa = 31,35 g

Berat pikno kosong urin tidak puasa = 31,35 g

Berat pikno + urin puasa = 82,7 g

Berat pikno + urin tidak puasa = 82,1 g

Ditanya : BJ Urin ?

Penyelesaian :

BJ urin = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑢𝑟𝑖𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑟𝑖𝑛BJ urin puasa = 82,7 𝑔 −31,35 𝑔 = 1,027 g/mL

50 𝑚𝑙BJ urin tidak puasa = 82,1 𝑔 −31,35 𝑔 = 0,975 g/mL

50 𝑚𝑙

4.2 Pembahasan

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 16: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Urinalisis merupakan suatu metode untuk mengetahui kondisi organ

ginjaldan menunjukkan kondisi kesehatan seseorang. Fungsi utama ginjal

adalah ekskresi cairan yang pada akhirnya mempengaruhi homeostasis

tubuhmakhluk hidup tersebut (dalam hal ini manusia). Secara kimiawi urin

mengandung urea, asam urat, kreatinin, asam hipurat zat sisa pencernaan

sayurandan buah-buahan, amonia, asam amino, sodium, potassium,

kalsium, magnesium, klorida, fosfat, sulfat, hormon, zat toksin, zat

abnormal (protein, glukosa, sel darah, kristal kapur dan sebagainya).

Percobaan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan melakukan

pemeriksaan urin kepada mahasiswa, juga untuk menentukan sifat fisika

spesimen urin yang diperiksa di Laboratorium serta untuk

menginterpretasikan hasil percobaan dengan cara mengaitkan hasil

percobaan dan teori yang telah diperoleh mahasiswa.

Adapun 5 percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini yakni

pemeriksaan bobot jenis urin, pemeriksaan warna urin, pemeriksaan bau

urin, pemeriksaan glukosa urin, dan pemeriksaan pH urin. Urin yang

digunakan ada 2 macam yakni urin sewaktu (urin tidak puasa) dan urin

puasa.

Pada percobaan ini, pertama-tama kita timbang piknometer kosong

untuk mengetahui berat piknometer kosong kemudian dipipet urin ke

dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer dan ditimbang

untuk mengetahui berat piknometer dengan tambahan urin. Adapun

Parameter dalam berat jenis urin, untuk nilai dalam keadaan normal yaitu

1,005 – 1,030. Untuk berat jenis, <1,005 : diabetes insipidus, banyak

minum, penyakit ginjal. Berat jenis >1,206 : kurang minum, demam

diabetes mellitus, muntah, diare, dehidrasi. Dan berdasarkan hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan diperoleh nilai berat jenis dari setiap

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 17: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

specimen yaitu; untuk specimen urin puasa dan dan tidak puasa adalah

1,004 g/ml dan 0,998 gram/ml. Berdasarkan nilai berat jenis yang

didapatkan dapat disimpulkan bahwa semua specimen dalam keadan

tidak normal, karena masih kurang dari range normalnya yaitu 1,005 –

1,026.

Pada percobaan ini dilakukan pemeriksaan warna urin adalah untuk

menentukan warna-warna yang timbul dalam urin. Warna urin dinyatakan

dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning

bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna

urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun

makanan. Pada umumnya warna ditentukan oleh kepekatan urin, makin

banyak diuresi makin muda warna urin itu. Warna normal urin berkisar

antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa

macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Bila

didapatkan perubahan warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang

normal ada dalam jumlah besar, seperti urobilin menyebabkan warna

coklat. Kejernihan di nyatakan dengan salah satu pendapat seperti jernih,

agak keruh, keruh atau sangat keruh. Biasanya urin segar pada orang

normal yaitu jernih. Pada percobaan ini semua specimen memiliki warna

urin yang normal yaitu kuning tua untuk urin puasa dan kuning muda

untuk urin tidak puasa.

Untuk pemeriksaan pH, tujuannya yaitu untuk mengetahui derajat

keasaman urin. Karena terjadinya kelainan pada pH urin dapat

diakibatkan oleh infeksi saluran kencing.Dengan parameter dari pH urin

untuk keadaan normal renges pH urin antara 4,5 – 8,0. pH< 4,5 : asidosis

metabolic, asidosis respiratorik, diare berat. pH> 8,0 : ISK, baktriuria. Dan

berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan diperoleh nilai pH

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 18: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

dari setiap specimen yaitu; untuk specimen urin puasa dan urin tidak

puasa berturut-turut dengan pH 5 dan 6 Berdasarkan dari nilai rujukan

untuk penentuan keadaan normal ginjal dengan menggunakan parameter

pH urin, semua specimen masih dalam keadaan normal, sebab tidak ada

yang kurang atau lebih dari batas nilai normalnya.

Untuk pemeriksaan glukosa dilakukan dengan penambahan reagen

benedict ke dalam tabung reaski yang berisi urin 5 mL dan diamati

warnanya. Dari percobaan diatas diperoleh warna urin puasa dan tidak

puasa sama-sama berwarna kuning, berbau amoniak, memiliki nilai pH 5

dan positif tidak mengandung glukosa pada urin. Parameter untuk

pemeriksaan glukosa yaitu hasil negatif (-) larutan tetap biru jernih atau

sedikit kehijau-hijauan agak keruh tanpa endapan, positif + (1+) hijau

kekuning-kuningan keruh, positif ++(2+) kuning keruh, positif +++(3+)

jingga atau warna lumpur dan positif ++++(4+) merah keruh. Untuk

glukosa > 15 mg/dl atau +4 : diabetes militus, gangguan SSP(stoke),

sindrom cushing’s. Pada pemeriksaan glukosa urin digunakan pereaksi

benedict karena pereaksi benedict merupakan indikator spesifik pada

pengujian glukosa reagen benedict yang mengandung garam cupri untuk

menyatakan reduksi.

Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat dinyatakan bahwa

specimen urin yang diteliti dalam keadaan normal karena angka

pemeriksaan masuk dalam range normal.

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 19: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa :

a. Pada pengujian organoleptik, didapatkan warna urin puasa

berwarna kuning tua jernih dan urin tidak puasa warnanya kuning

muda. Serta bau amoniak dari masing-masing specimen. Hal ini

sesuai dengan warna maupun bau urin yang normal.

b. Pada pengujian pH, didapatkan pH pada urin puasa adalah 5 dan

urin tidak puasa 6. Hal ini menunjukkan bahwa urine tersebut

memiliki pH normal.

c. Pada pengujian bobot jenis di dapat bobot jenis urin puasa yaitu

1,004 g/ml dan bobot jenis tidak puasa yaitu 0,998 g/ml.

d. Pada pengujian glukosa urin, sampel urin puasa dan tidak puasa

hasilnya negatif mengandung glukosa yang menunjukkan nilai

normal.

5.2 Saran

Sebaiknya praktikan memahami prosedur kerja sebelum

memulai praktikum agar praktikum berjalan lancar.

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 20: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2011.”Penuntun Praktikum Kimia Klinik Dasar”, Fakultas Farmasi UMI : Makassar.

Amstrong.W.J., 1998, “Air Kehidupan”, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Lefever Kee, Joyce., 1997, Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Murray, R.K., dkk, 2003, Biokimia Klinik Edisi 4, Jakarta :EGC.

Price, Wilson., 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC, edisi 6.

Sutedjo., 2008, Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Amara Books : Jakarta.

Sloane., ethel., 2004, “Anatomi Dan Fisiologi untuk pemula”, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Wirawan R, 2007, Nilai Rujukan Pemeriksaan Agregasi Trombosit dengan Adenosin Difosfat pada Orang Indonesia Dewasa Normal di Jakarta, Majalah Kedokteran Indonesia.

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 21: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang piknometer kosong

Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut

piknometer

Ditimbang piknometer yang berisi urin (25o C )

Dicatat masing-masing bobotnya

2. Pemeriksaan Warna Urin

Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 5 mL urin masukkan dalam tabung reaksi

Diamati warna urin dibawah sinar matahari

3. Pemeriksaan Bau Urin

Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 5 mL urin masukkan dalam tabung reaksi

Dicium bau urin

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 22: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

4. Pemeriksaan pH Urin

5. Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 23: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

6. Pemeriksaan Glukosa Urin

B. GambarWarna & Bau Urin tidak puasa dan puasa

Glukosa Urin Tidak Puasa Glukosa Urin Puasa

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092

Page 24: Laporan Urin

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

pH Urin Puasa (pH5) pH Urin Tidak Puasa (pH6)

BJ Urin Puasa BJ Urin Tidak Puasa

Husnul Khatimah Ulfa MASRURA AZRHIANY15020120092