laporantahap 2 kelompok

19
SN Toys Head Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya Phone : 0561-78356 [email protected] , PENDAHULUAN Latar Belakang Pada proyek tender pembuatan kereta api mainan di PT SN Toys, kami sudah membuat Operation process Chart dari produk yang ingin dihasilkan. Operation Process Chart (OPC) memberikan output berupa urutan proses produksi dari bahan mentah (rough lumber) sampai menjadi produk kereta api mainan. Pada tahap ini, kami membuat routing sheet untuk waktu proses yang diperlukan, dan jumlah kebutuhan mesin dalam pembuatan part. Dari routing sheet yang akan dibuat, kita dapat mengetahui informasi waktu, mesin dan part. Jenis dan jumlah mesin nantinya akan digunakan sebagai informasi dalam merancang tata letak pabrik. Tahap kedua adalah pembuatan Assembly Chart (AC), Multi Product Process Chart (MPPC) dan Pembuatan Perhitungan Kebutuhan Mesin. Assembly Chart yang memberikan output berupa urutan pengerjaan perakitan part-part dari kereta api mainan hingga proses packing (siap dipasarkan). Setelah diketahui mesin-mesin apa saja yang diperlukan, kita perlu mengetahui jumlah kebutuhan mesin dalam pembuatan part. Dari MPPC yang akan dibuat, kita dapat mengetahui informasi ini. Jenis dan jumlah mesin nantinya akan digunakan sebagai informasi dalam merancang tata letak pabrik.

Upload: siimplisius-ryski-tiga

Post on 22-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan tahap 2

TRANSCRIPT

Page 1: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada proyek tender pembuatan kereta api mainan di PT SN Toys, kami sudah

membuat Operation process Chart dari produk yang ingin dihasilkan. Operation

Process Chart (OPC) memberikan output berupa urutan proses produksi dari

bahan mentah (rough lumber) sampai menjadi produk kereta api mainan.

Pada tahap ini, kami membuat routing sheet untuk waktu proses yang diperlukan,

dan jumlah kebutuhan mesin dalam pembuatan part. Dari routing sheet yang akan

dibuat, kita dapat mengetahui informasi waktu, mesin dan part. Jenis dan jumlah

mesin nantinya akan digunakan sebagai informasi dalam merancang tata letak

pabrik.

Tahap kedua adalah pembuatan Assembly Chart (AC), Multi Product Process

Chart (MPPC) dan Pembuatan Perhitungan Kebutuhan Mesin. Assembly Chart

yang memberikan output berupa urutan pengerjaan perakitan part-part dari kereta

api mainan hingga proses packing (siap dipasarkan). Setelah diketahui mesin-

mesin apa saja yang diperlukan, kita perlu mengetahui jumlah kebutuhan mesin

dalam pembuatan part. Dari MPPC yang akan dibuat, kita dapat mengetahui

informasi ini. Jenis dan jumlah mesin nantinya akan digunakan sebagai informasi

dalam merancang tata letak pabrik.

Tujuan

Pada tahap kedua dari perencanaan tata letak pabrik PT SN Toys, kami membuat

Assembly Chart (AC), Multi Product Process Chart (MPPC) dan Pembuatan

Perhitungan Kebutuhan Mesin

Adapun tujuan dari digunakannya tools ini adalah :

1. Mengkombinasikan lintasan produksi dan peta rakitan sehingga memberikan

informasi yang lebih lengkap.

2. Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap komponen.

3. Menunjukkan urutan operasi pada tiap komponen.

4. Menunjukkan urutan fabrikasi dan rakitan dari tiap komponen.

5. Menunjukkan kerumitan nisbi dari fabrikasi tiap komponen.

Page 2: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

6. Memberi informasi jenis dan jumlah mesin yang dibutuhkan perusahaan, jika

diberikan data efisiensi mesin, availibility mesin, dan jumlah reject.

7. Memberi informasi kapasitas mesin teoritis

8. Mengetahui keterkaitan produksi antara komponen suatu produk atau antar

produk, bahan, bagian, atau pekerjaan.

9. Mengetahui urutan proses pengolahan material pada mesin, mulai dari bahan

mentah hingga produk jadi

DASAR TEORI

Assembly Chart (AC)

Definisi

Peta Perakitan adalah diagram yang menggambarkan urutan-urutan dan langkah-

langkah perakitan komponen-komponen sampai menjadi produk jadi, dan juga

memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut, seperti

nomor subassembly, dan assembly.

Langkah-Langkah Pembuatan

Assembly Chart adalah dibuat dengan menghubungkan lingkaran-lingkaran

komponen yang dirakit menjadi satu assembly dengan mengandung identifikasi

lain, seperti nama obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, cara usulan atau

yang sedang terjadi, nomor peta, dan nomor gambar.

Prinsip :

1. Komponen yang akan diproses ditulis di atas garis horizontal, yang berarti

bahwa material tersebut masuk ke dalam proses perakitan.

2. Komponen-komponen yang akan dirakit dihubungkan oleh garis menuju ke

sebuah lingkaran membentuk subassembly atau assembly.

3. Nomor subassembly atau assembly ditempatkan dalam lingkaran, yang berarti

bahwa terjadi proses perakitan.

Berikut ini adalah contoh AC :

Page 3: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

Keterangan :

1-5 = Nomor komponen (diameter lingkaran lebih kecil)

A = Assembly

SA = Sub assembly

Multi Product Process Chart (MPPC)

Multi Product Process Chart (MPPC) digunakan untuk mengetahui jumlah mesin

yang dibutuhkan sesuai dengan keperluan produksi (terutama untuk job-shop) dan

untuk mengetahui keterkaitan produksi antara komponen suatu produk atau antar

produk, bahan, bagian, pekerjaan, atau aktivitas. MPPC untuk produksi Kereta api

mainan ini dibuat dalam dua bagian besar, yaitu bagian Assembly, dan bagian

yang berupa gabungan antara Pre-Fabrikasi dengan fabrikasi.

Prosedur pembuatan MPPC:

Tuliskan kegiatan bagian dari proses (prefabrikasi,fabrikasi,assembly) dan

mesin pada sisi sebelah kiri yang harus dilalui oleh setiap komponen,

berurutan dari atas ke bawah dari berupa material hingga menjadi produk jadi

Kelompokkan masing-masing part berdasarkan material yang digunakan

Berdasarkan routing sheet,tulis masing-masing proses (digambarkan dengan

lingkaran) berdasarkan urutan mesin yang digunakan.

Hubungkan lingkaran menurut urutannya, mungkin saja timbul urutan

mundur (kembali menggunakan mesin yang telah digunakan sebelumnya).

Pada masing-masing proses (lingkaran) disertakan jumlah mesin teoretis pada

bagian sebelah kanan lingkaran.

Jumlahkan kebutuhan mesin teoretis pada masing-masing mesin

Page 4: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

Hitung jumlah mesin aktual dengan membulatkan ke atas dari jumlah mesin

teoretis

PENGOLAHAN DATA

Page 5: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

Routing Sheet:

Dalam membuat routing sheet, kami membaginya pada 6 tahap (sheet) pada MS

Excel, yaitu:

Sheet 1 : Demand

Sheet 2 : Assembly

Sheet 3 : Fabrikasi

Sheet 4 : Rough lumber

Sheet 5 : Pre Fabrikasi

Sheet 6 : Pre Part

Secara umum, perhitungan pada Routing Sheet dimulai dari operasi terakhir pada

tiap komponen.Routing Sheet dikerjakan dengan tahapan mundur mulai dari

demand (produk jadi), menuju ke operasi pertama (pre fabrikasi & pre part). Hal-

hal yang terdapat pada setiap routing sheet ialah sebagai berikut :

No.Nama

Operasi

Nama

Mesin

Kapasitas

Mesin

Teoritis

Efisiensi

Mesin

Availability

Mesin

Kapasitas

Mesin

Aktual

Reject

(dalam

‰)

Jumlah

yang

Diharapkan

Jumlah

yang

Harus

Disiapkan

Jumlah

Mesin

Teoritis

Waktu

Proses

(menit)

Keterangan :

1. Nomor Operasi

Berisi urutan nomor operasi (given)

2. Nama Operasi

Merupakan nama operasi yang berlangsung (given)

3. Nama Mesin

Menjelaskan jenis mesin yang digunakan untuk melakukan operasi yang

bersangkutan (given)

4. Kapasitas Mesin Teoritis

Merupakan kemampuan mesin dalam melakukan operasi dengan satuan

unit/jam.(given)

5. Efisiensi Mesin

Mesin tidak dapat bekerja secara ideal 100%, pasti terdapat allowance

tertentu. (93%)

Page 6: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

6. Availability Mesin

Mesin juga tidak mempunyai ketersediaan 100% (99%).

7. Kapasitas Mesin Aktual

Merupakan kapasitas mesin yang sebenarnya dalam melakukan operasi

tertentu. Kapasitas mesin aktual = kapasitas mesin teoritis x efisiensi

mesin x availability mesin.

8. Reject

Menunjukkan persentase (dalam per mil) produk gagal hasil operasi

tertentu.

9. Jumlah material yang diharapkan

Jumlah material yang diharapkan diambil dari jumlah yang harus

disiapkan pada operasi sesudahnya.Jumlah yang diharapkan pada awal

adalah jumlah demand.

10. Jumlah material yang disiapkan

Jumlah material yang disiapkan = jumlah material yang diharapkan /(1-

reject)

11. Jumlah mesin teoritis

Jumlah mesin teoritis = jumlah material yang harus disiapkan /kapasitas

mesin aktual.

12. Waktu proses

Merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan operasi tertentu.

Waktu proses = 60/kapasitas mesin teoritis.

Page 7: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

No. Nama Operasi Nama Mesin

Kapasitas Mesin Teoritis

Efisien

si Mesin

Availability Mesin

Kapasitas Mesin Aktual

Reject (dalam

‰)

Jumlah yang

Diharapkan

Jumlah yang Harus

Disiapkan

Jumlah Mesin

Teoritis

Waktu Proses (menit)

10 Triangle holder ke plate bench 1 660 93% 97% 595,39 0 1162,32 1162,32 1,95 0,1020 support ke square tubing bench 1 750 93% 97% 676,58 0 1162,32 1162,32 1,72 0,0930 cover 50 ke square tubing 50 bench 1 675 93% 97% 608,92 0 1162,32 1162,32 1,91 0,1040 Amplas ujung dan inspeksi disc.sand 660 93% 97% 595,39 2 1160,00 1162,32 1,95 0,10

100 Assembly Tubing

Page 8: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

Perhitungan yang terdapat pada route sheet assembly adalah sebagai berikut : Kapasitas mesin aktual

Kapasitas mesin aktual = kapasitas mesin teoritis x efisiensi mesin x availibility mesin = 60 x 93 % x 97% = 54,13 jam

Jumlah yang diharapkan

Untuk baris di atasnya, nilainya disesuaikan dengan jumlah yang harus disiapkan pada baris yang ada di proses berikutnya.jumlah material yang diharapkan = Jumlah yang harus disiapkan /(1 - reject)

= 2324.65 / (1 - 0‰) = 2324,65 part

Jumlah mesin teoritis

= jumlah yang harus disiapkan / kapasitas mesin aktual= 2324,460/ 54,13= 49,95 mesin

Waktu proses

= 60 / kapasitas mesin aktual= 60 / 54,13= 1,11 jam

Untuk perhitungan pada routing sheet fabrikasi dan pre fabrikasi, kurang lebih sama dengan perhitungan pada routing sheet assembly.

Page 9: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

Rough Lumber

Kebutuhan Rough lumber

Pada perhitungan kebutuhan rough lumber, jumlah kebutuhan part diambil dari

hasil perhitungan routing sheet fabrikasi. Contoh perhitungan kebutuhan rough

lumber adalah sebagai berikut :

TEBAL (cm) PANJANG (cm) LEBAR (cm)Cover 4,00 5,00 5,00 1164,65 1440 1Triangle holder 4,00 22,00 5,00 1166,99 324 4Plate 1 4,00 60,00 5,00 1166,99 120 10Square tubing 4,00 50,00 5,00 1164,65 144 9 24sopport 3,00 55,00 5,00 1164,65 150 8seat support 3,00 60,00 5,00 1166,99 150 8

NAMA PARTKARAKTERISTIK MATERIAL

JUMLAH KEBUTUHAN

PART

JUMLAH PART DARI 1 UNIT ROUGH

JUMLAH KEBUTUHAN

ROUGH

TOTAL

Cara perhitungan pada route sheet rough lumber adalah sebagai berikut : Jumlah Part Dari 1 Unit

= ROUNDDOWN(Panjang pada rough lumber ¼” / Panjang pada square tubing)*Jumlah bagian per unit pada rough lumber ¼’’

= ROUNDDOWN (600/50)*12= 144 part

Pembuatan Routing Sheet

Sheet #1

Pembuatan Routing Sheet dimulai dari menghitung berapa kebutuhan tiap sub

Assembly (Engine, Caboose, Box Car, Gondola). Masing-masingnya didapat dari

penjumlahan demand tiap-tiap Assembly produk jadi. Total dari kereta api mainan

yang akan dibuat ada 1500 buah.

Jenis Produk Demand Flat Bench Weight Dummble Dumbel Storage Leg WeightProduk I 650/Tahun 325 325 650 325Produk II 830/Tahun 415 415 830 415Produk III 840/Tahun 420 420 840 420

Total 1160 1160 1160 2320 1160Produk Jadi 1160

Sheet #2

Pada sheet #2, yang kita buat adalah Routing Sheet Assembly. RS Assembly

memuat urutan proses yang dilakukan dalam merakit komponen menjadi sub

Assembly (Engine, Gondola, Caboose, Box Car) juga perakitan sub Assembly

menjadi produk (pack train). Terdapat beberapa mesin yang dipakai dalam proses

ini. Untuk perakitan sub Assembly, mesin yang digunakan antara lain bench I,

bench II, rack, disc sand, spray booth, dan oven. Sedangkan pada perakitan pack

Page 10: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

train menggunakan mesin bench III. Output yang dihasilkan pada sheet ini ialah

jumlah mesin teoritis yang dibutuhkan untuk tiap-tiap jenis mesin.

Sheet #3

Routing sheet berikutnya adalah routing sheet fabrikasi. Informasi pada sheet ini

hampir sama dengan routing sheet sebelumnya. Hanya saja, proses yang terjadi di

sini ialah proses pembuatan komponen-komponen kereta api mainan. Mesin yang

terdapat di sini antara lain circular saw, disc sand, jointer, dan drill press.

Sheet #4

Sheet 4 berisi data tentang rough lumber. Dari jumlah kebutuhan part yang

didapat dari sheet #3, serta data spesifikasi ukuran rough lumber & ukuran part,

kita dapat menghitung total kebutuhan rough lumber.

Sheet #5

Data-data mengenai proses prefabrikasi ada pada sheet ini. Informasi yang ada

mirip seperti routing sheet #2 & #3.

Sheet #6

Sheet #6 merupakan penjelasan yang lebih lengkap dari sheet #5. Datanya berupa

proses apa saja yang diperlukan dalam mengolah rough lumber, hanya saja

dihitung di setiap komponen yang akan kita buat (karena tiap komponen jumlah

kebutuhannya berbeda).

Page 11: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

ANALISIS

Analisis Assembly Chart (AC)

Assembly Chart produk kereta mainan memberikan gambaran grafis dari urut-

urutan aliran komponen dan rakitan-bagian ke dalam rakitan suatu produk akhir

berupa engine, gondola, box car, dan caboose yang telah di package dan siap

untuk diluncurkan ke pasar.

Dengan Assembly Chart yang telah jadi, maka pekerja dapat menunjukkan

keterkaitan antarkomponen yang ditunjukkan dalam gambar sehingga membantu

pekerja untuk menguasai proses perakitan yang rumit. Selain itu, manfaat lain yag

dapat diperoleh dari Assembly Chart yang telah dibuat adalah :

Untuk menunjukkan keterkaitan antarkomponen dalam suatu rakitan.

Untuk mempermudah pekerja dalam mengetahui urutan suatu rakitan yang

rumit.

Menyederhanakan informasi tentang urutan proses perakitan dalam

gambar yang sederhana dan mudah untuk dipahami

Analisis MPPC

Pada MPPC, terdapat karakteristik seperti berikut:

Urutan mundur, menunjukkan kemungkinan pengaturan kembali bagian,

dan seterusnya.

Kesamaan pola aliran, menunjukkan kebutuhan akan komponen proses

pada tempat yang sama, waktu yang sama, dan seterusnya

Pedoman pengaturan yang akan menghasilkan pola aliran yang efisien.

MPPC untuk produksi kereta api mainan ini dibuat dalam 3 bagian besar, yaitu :

PreFabrikasi, yang memuat proses pengerjaan Rough lumber sehingga

menjadi sebuah part.

Fabrikasi, yang memuat proses pembuatan komponen-komponen yang

menyusun kereta api mainan yang berasal dari hasil prefabrikasi.

Page 12: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

Assembly, yang memuat proses perakitan engine, gondola, box car, dan

caboose menjadi kereta api mainan, termasuk juga bagian packing

Tiap bagian dihitung jumlah mesin yang dibutuhkan untuk setiap jenis mesin yang

didapat dari routing sheet dan dijumlahkan dari tiap komponen sehingga

didapatkan jumlah mesin teoritis dan jumlah mesin aktual dengan melakukan

round up jumlah mesin teoritis. Hal ini (round up) dilakukan untuk

mengefektifkan waktu proses operasi. Jika kita membulatkannya ke bawah, maka

pemenuhan target demand produk nantinya akan tidak terpenuhi.

Urutan penulisan mesin

Berdasarkan data yang ada, maka urutan mesin pada tiap proses adalah sebagai

berikut :

1. Prefabrikasi: C.O. Saw-Circ. Saw-Planner-Jointer.

2. Fabrikasi : Jointer-Circ.Saw-Disc Sand-Drill Press

3. Assembly : Bench I-Rack-Disc Sand-Spray Booth-Oven-Bench II–Bench III.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam merancang tata letak di dalam pabrik, adalah suatu keharusan mengetahui

mesin apa saja yang diperlukan beserta jumlahnya. Jumlah dan jenis mesin

tentunya akan mempengaruhi kebutuhan space dan juga penempatan (postioning)

mesin-mesin yang ada di dalam pabrik nantinya.

Routing sheet memberikan informasi kepada perusahaan mengenai seberapa

banyak kebutuhan tiap jenis mesin di dalam membuat produk.

Pada MPPC, kita dapat mengetahui urutan proses pemesinan yang akan

berlangsung, sehingga penempatan posisi tiap-tiap mesin di dalam pabrik dapat

kita desain sehingga memberikan cost material handling yang lebih kecil.

Tabel 1. Rekap Mesin

Page 13: LaporanTahap 2 kelompok

SN ToysHead Office : Jln Sui Raya Damal Ruko 2A, Kubu Raya

Phone : [email protected],

Proses Nama Mesin Mesin teoritis mesin aktualPenggaris besi 0,58 1

Circ Saw 0,68 1Gerinda 0,41 1

Disc. Sand 0,33 1drill press 0,76 1

Penggaris besi 20,08 21Circ saw 45,76 46Gerinda 5 5

Disc. Sand 35,18 36drill press 15,68 16bench 1 24,98 25

disc.sand 8,6 9bench 3 4,6 5

Pre-

fabr

ikas

iFa

brik

asi

Asse

mbl

y

Rekap Mesin

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com

Modul II Perancangan Tata Letak Pabrik, 2008

Handout Perancangan Tata Letak Pabrik

Apple, James M., Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Penerbit ITB,

Bandung, 1990.

Tompkins, James A., et al., Facilities Planning, John Wiley & Sons, Canada,

1996.