lapsus mata glaukoma.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
Disusun untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit
Mata di RSUD Tugurejo Semarang
Diajukan kepada:
dr. Sofia. Y, Sp.M
Disusun oleh:
Dadan Fakhrurijal
H2A008009
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
LAPORAN KASUS
MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
PENYUSUN LAPORAN PENGESAHAN
Nama : Dadan Fakhrurijal Nama Dosen : dr. Sofia. Y, Sp. M
NIM : H2A008009 Tanda tangan : …………………
Tanda tangan : …………..........…
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sri Rahayu, Ny.
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Kuasengo RT 02 RW 04 kelurahan Ponangan Gunung Pati
Pekerjaan : -
Pendidikan terakhir : -
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Status menikah : Sudah Menikah
Tanggal masuk poli : 19 November 2012
No. RM :
B. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 19 November 2012 di Poli Mata jam 11.00 WIB.
Keluhan utama: Mata sebelah kanan tidak bisa melihat.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke RSUD Tugurejo dengan keluhan tidak bisa melihat pada
mata sebelah kanan sejak ±6 tahun yang lalu. Pasien mengaku awalnya
penglihatannya kabur dan akhirnya tidak bisa melihat, keluhan lain pasien
mengaku pusing dan rasa mengganjal di mata sebelah kanan
7 tahun sebelum masuk RS pasien mengaku mata kanan cekot-cekot,
pandangan kabur, mata tidak merah, tidak sakit untuk melihat cahaya yang
terang, tidak melihat warna seperti pelangi selain itu pasien juga mengaku pusing
di belakang mata sebelah kanan, pasien tidak berobat ke dokter.
6 tahun sebelum masuk RS pasien mengaku pandangan mata sebelah kanan
semakin kabur dan akhirnya sampai tidak bisa melihat sama sekali, keluhan lain
mata terasa mengganjal dan terasa pusing berputar-putar, tidak mual, tidak
muntah. Pasien berobat ke RS tetapi tidak diberitahukan sakit apa dan diberikan
obat tetes mata.
2 tahun sebelum masuk RS pasien tidak bisa melihat mata sebelah kanan,
terasa mengganjal, kadang terasa sakit, pasien berobat ke RS dan dinyatakan
pasien menderita glaukoma.
Riwayat penyakit dahulu:
- Riwayat sakit seperti ini : sebelumnya pernah didiagnosis glaukoma
- Riwayat tekanan darah tinggi: disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat trauma pada mata : pasien mengaku pernah pingsan dan terbentur
kepala
Riwayat penyakit keluarga:
- Riwayat sakit seperti ini : disangkal
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat sosial ekonomi:
- Pasien tinggal dengan suami, pasien hanya sebagai ibu rumah tangga, dan
suami pasien sebagai pekerja serabutan, biaya pengobatan menggunakan
JAMKESMAS.
- Kesan sosial ekonomi: kurang
C. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : Senin, 19 November 2012
Jam : 11.00 WIB
Status Generalisata
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Vital sign :
- TD : 130/90 mmHg
- Nadi : 80 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
- RR : 22 x/menit, regular
Status : kesan gizi lebih
Status Oftalmica : oculi dextra at sinistra
Gambar:
kornea tampak keruh
OCULAR DEXTRA OCULAR SINISTRA
OCULAR DEXTRA OCULAR SINISTRA
0 VISUS 6/20
Tidak dilakukan KOREKSI Tidak dilakukan
Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan
Kedudukan normal
Eksoftalmos (-)
Enoftalmos (-)
BULBUS OCULI
Kedudukan normal
Eksoftalmos (-)
Enoftalmos (-)
Tumbuh teratur
Trikiasis (-)
Distikiasis (-)
Madarosis (-)
SUPERSILIA
Tumbuh teratur
Trikiasis (-)
Distikiasis (-)
Madarosis (-)
Bola mata bergerak
kesegala arah
Nasal (+)
Temporal (+)
Superior (+)
Inferior (+)
Nasal superior (+)
Nasal inferior (+)
Temporal superior (+)
Temporal inferior (+)
PARESE / PARALISE
Bola mata bergerak
kesegala arah
Nasal (+)
Temporal (+)
Superior (+)
Inferior (+)
Nasal superior (+)
Nasal inferior (+)
Temporal superior (+)
Temporal inferior (+)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Enteropion (-)
Blefaritis (-)
Xantelesma (-)
Trauma (-)
Ptosis (-)
PALPEBRA SUPERIOR
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Enteropion (-)
Blefaritis (-)
Xantelesma (-)
Trauma (-)
Ptosis (-)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Enteropion (-)
PALPEBRA INFERIOR Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Enteropion (-)
Blefaritis (-)
Xantelesma (-)
Trauma (-)
Blefaritis (-)
Xantelesma (-)
Trauma (-)
Tenang
Hiperemis (-)CONJUNGTIVA PALPEBRA
Tenang
Hiperemis (-)
Tenang
Hiperemis (-)
Kemosis (-)
CONJUNGTIVA FORNICES
Tenang
Hiperemis (-)
Kemosis (-)
Injeksi konjungtiva
(+) , Injeksi siliar (+)
Sekret (-)
Pterigium (-)
Pinguekula (-)
CONJUNGTIVA BULBI
Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-)
Sekret (-)
Pterigium (-)
Piguekula (-)
Tenang
AnikterikSCLERA
Tenang
anikterik
Keruh
ulkus (-)
Arkus senilis (+)
Sikatriks (-)
CORNEA
Jernih
ulkus (-)
Arkus senilis (+)
Sikatriks (-)
Dangkal
Hipopion (-)
Hifema (-)
CAMERA OCULI
ANTERIOR
normal
Hipopion (-)
Hifema (-)
Warna kelabu
Sinekia (+)
Neovaskularisasi (+)
IRIS
Warna coklat
Sinekia (-)
Neovaskularisasi (-)
Tepi reguler,bentuk
bulat, refleks cahaya
langsung (+), refleks
cahaya tak langsung (-)
PUPIL
Tepi reguler, bentuk
bulat, refleks cahaya
langsung (-), refleks
cahaya tak langsung (+)
LENSA Jernih
Tidak dilakukan FUNDUS REFLEKS Tidak dilakukan
Tidak dilakukan CORPUS VITREUM Tidak dilakukan
Meningkat / palpasi TENSIO OCULI Meningkat / palpasi
Tidak dilakuanSISTEM CANALIS
LACRIMALISTidak dilakukan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan pemeriksaan penunjang:
Tonometer shiotz / aplanasi
Gonioskopi
E. RESUME
Telah diperiksa pasien wanita umur 60 tahun dengan keluhan tidak bisa melihat pada
mata kanan. Keluhan tersebut semakin lama dirasa semakin jelas dan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Terdapat keluhan lain seperti mata terasa mengganjal
Status Generalisata
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Vital sign :
- TD : 130/90 mmHg
- Nadi : 80 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
- RR : 22 x/menit, regular
Status : kesan gizi lebih
Status Oftalmica : oculi dextra at sinistra
OCULAR DEXTRA OCULAR SINISTRA
0 VISUS 6/20
Tidak dilakukan KOREKSI Tidak dilakukan
Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan
Kedudukan normal
Eksoftalmos (-)
Enoftalmos (-)
BULBUS OCULI
Kedudukan normal
Eksoftalmos (-)
Enoftalmos (-)
Tumbuh teratur SUPERSILIA Tumbuh teratur
Trikiasis (-)
Distikiasis (-)
Madarosis (-)
Trikiasis (-)
Distikiasis (-)
Madarosis (-)
Bola mata bergerak
kesegala arah
Nasal (+)
Temporal (+)
Superior (+)
Inferior (+)
Nasal superior (+)
Nasal inferior (+)
Temporal superior (+)
Temporal inferior (+)
PARESE / PARALISE
Bola mata bergerak
kesegala arah
Nasal (+)
Temporal (+)
Superior (+)
Inferior (+)
Nasal superior (+)
Nasal inferior (+)
Temporal superior (+)
Temporal inferior (+)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Enteropion (-)
Blefaritis (-)
Xantelesma (-)
Trauma (-)
Ptosis (-)
PALPEBRA SUPERIOR
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Enteropion (-)
Blefaritis (-)
Xantelesma (-)
Trauma (-)
Ptosis (-)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Enteropion (-)
Blefaritis (-)
Xantelesma (-)
Trauma (-)
PALPEBRA INFERIOR
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Enteropion (-)
Blefaritis (-)
Xantelesma (-)
Trauma (-)
Tenang
Hiperemis (-)CONJUNGTIVA PALPEBRA
Tenang
Hiperemis (-)
Tenang
Hiperemis (-)
Kemosis (-)
CONJUNGTIVA FORNICES
Tenang
Hiperemis (-)
Kemosis (-)
Injeksi konjungtiva CONJUNGTIVA BULBI Injeksi konjungtiva (-)
(+) , Injeksi siliar (+)
Sekret (-)
Pterigium (-)
Pinguekula (+)
Injeksi siliar (-)
Sekret (-)
Pterigium (-)
Piguekula (-)
Tenang
AnikterikSCLERA
Tenang
anikterik
Keruh
ulkus (-)
Arkus senilis (+)
Sikatriks (-)
CORNEA
Jernih
ulkus (-)
Arkus senilis (+)
Sikatriks (-)
Dangkal
Hipopion (-)
Hifema (-)
CAMERA OCULI ANTERIOR
normal
Hipopion (-)
Hifema (-)
Warna kelabu
Sinekia (+)
Neovaskularisasi (+)
IRIS
Gambaran kripta baik
Sinekia (-)
Neovaskularisasi (-)
Anisokor, Sentral
bulat
d: ±5 mm
Reflek direk (-)
Reflek inderek (-)
miosis (+)
Midriasis (-)
PUPIL
Anisokor, Sentral bulat
d: 2,5 mm
Reflek direk (N)
Reflek inderek (N)
miosis (+)
Midriasis (+)
Keruh sebagian besar LENSA Jernih
Tidak dilakukan FUNDUS REFLEKS Tidak dilakukan
Tidak dilakukan CORPUS VITREUM Tidak dilakukan
Meningkat / palpasi TENSIO OCULI Meningkat / palpasi
Normal, epifora (-),
mukokel (-)
SISTEM CANALIS
LACRIMALIS
Normal, epifora (-),
mukokel (-)
F. DIAGNOSIS BANDING
- OD glaukoma sudut terbuka primer stadium absolut
- OD glaukoma sudut tertutup primer stadium absolut
G. DIAGNOSIS KERJA
- OD glaukoma absolut
Dasar diagnosis:
- Pasien mengeluh mata terasa mengganjal
- Tidak bisa melihat pada mata sebelah kanan
- Pada pemeriksaan ditemukan:
o Kornea keruh
o COA dangkal
H. TERAPI
Non medikamentosa
1. Menjelaskan kepada pasien bahwa mata kirinya sudah mengalami kebutaan dan
pengobatan yang diberikan hanya untuk mengurangi keluhan pusing yang dialami
pasien
2. Memberi tahu pasien untuk rutin menggunakan obat yang diberikan dan kembali
untuk melakukan follow up 1 minggu kemudian
Medikamentosa:
1. Untuk menurunkan produksi humor aqueous : antagonis βadrenergik, yaitu timolol,
dosisnya solution 0,25% ; 0,5% = 2 x tetes sehari
2. Menurunkan TIO : inhibitor carbonik anhydrase, yaitu acetazolamide dengan dosis
2x125 mg s/d 4x250 mg, dan bila dalam bentuk sustained release capsules 2x500 mg.
3. Tetes mata siklopegik (agonist cholinergik), yaitu pilocarpin, baik sediaan pilocarpin
hydrochlorid (solution 0,25-10%) dan pilocarpin nitrat (solution 1- 4%) = 4 x tetes
sehari.
4. Jika pasien merasa sakit hebat bisa diberikan Asam Mefenamat 500 tab 3 x 1
5. Sebaiknya dilakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan
memberikan rasa sakit.
I. EDUKASI
- Gunakan tetes mata secara teratur
- Konsumsi obat secara teratur
- Kontrol 1 minggu setelah pengobatan maupun jika ada keluhan-keluhan pada mata.
PEMBAHASAN
Pasien wanita 60 tahun datang ke poliklinik mata RSUD Tugurejo dengan keluhan utama
tidak bisa melihat pada mata sebelah kanan sejak ± 6 tahun yang lalu yang didahului
pandangan kabur, mata tidak merah, mata terasa mengganjal pada mata sebelah kanan. Hal
ini mengarah kepada kelainan mata tenang visus turun perlahan. Dari keluhan utama pasien
dapat diperkirakan beberapa diagnosis banding yaitu: katarak, glaukoma dan retinopati.
Pasien mengatakan mata kanannya tidak bisa melihat, mata terasa mengganjal dan pasien
sempat di diagnosis menderita penyakit glaukoma. Pada umumnya, pasien glaukoma absolut
akan mengalami kebutaan total akibat tekanan bola memberikan gangguan fungsi lanjut.
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma, pada stadium absolut ini bisa
terjadi pada glaukoma sudut sempit atau terbuka. Pada glaukoma absolut kornea terlihat
keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan akskavasi glaukomatosa, mata terasa keras
seperti batu dan dengan rasa sakit.(Ilyas, 2009)
Untuk memastikan beberapa dugaan diagnosa kerja dari anamnesis maka dilakukan
pemeriksaan oftamologi didapatkan hasil yang menguatkan diagnosis glaukoma absolut OD
Visus: VOD : 0, VOS : 6/20. Tonometri digital: T/T. COA: dangkal/normal, pupil : anisokor,
d 5 mm/2,5 mm, leukokoria/leukokoria, kornea: keruh/jernih.
Dari informasi serta data yang sudah didapatkan baik dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik dan oftamologis, pasien menderita glaukoma absolut OD. Mengingat stadium glaukoma
telah absolut maka untuk tata laksana yang kita lakukan pada pasien ini Untuk menurunkan
produksi humor aqueous : antagonis βadrenergik, yaitu timolol, dosisnya solution 0,25% ;
0,5% = 2 x tetes sehari. Menurunkan TIO : inhibitor carbonik anhydrase, yaitu acetazolamide
dengan dosis 2x125 mg s/d 4x250 mg, dan bila dalam bentuk sustained release capsules
2x500 mg. Tetes mata siklopegik (agonist cholinergik), yaitu pilocarpin, baik sediaan
pilocarpin hydrochlorid (solution 0,25-10%) dan pilocarpin nitrat (solution 1- 4%) = 4 x tetes
sehari. Jika pasien merasa kesakitan bisa diberikan asam mefenamat 500 mg tab 3 x 1.
Sebaiknya dilakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan
memberikan rasa sakit.