lawang wangi
DESCRIPTION
MppTRANSCRIPT
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Metoda program perancangan adalah mata kuliah yang mempelajari suatu cara atau
jalan yang berkaitan dengan pembuatan konsep, analisis data, project planning,
drawing/rendering dan apapun itu dalam dunia arsitektur. Mata kuliah Metoda program
perancangan di ITENAS jurusan Arsitektur selalu mengadakan tugas kelompok untuk menganalisis
suatu bangunan. Untuk kelompok kami, kami mengusung bangunan antara lain “Selasar Sunaryo”
Kegiatan pembentukan kelompok ini untuk meng-aplikasikan teori–teori yang didapat di
perkuliahan Metoda program perancangan.
1.1 Rumusan Masalah
Kegiatan yang penulis lakukan ialah menganalisi bangunan Selasar Bangunan. Maka
permasalahan utama dapat dikelompokan menjadi seperti berikut :
1.2.1. Informasi Umum Selasar Sunaryo
1.2.2. Analisis Tapak pada bangunan Selasar Sunaryo
1.2.3. Konsep bangunan Selasar Sunaryo
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.2.1 Umum
1. Merupakan program wajib bagi mahasiswa yang mengikuti mata Metoda Program
Perancangan.
2. Merupakan syarat kelulusan dari mata kuliah Metoda Program perancangan.
1.2.2 Khusus
1. Untuk mengetahui data–data umum dari Selasar Sunaryo.
2. Untuk menganalisa tapak dari Selasar Sunaryo .
3. Untuk mengetahui konsep bangunan selasar sunaryo.
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Bangunan
Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) adalah sebuah ruang dan organisasi nirlaba yang bertujuan
mendukung pengembangan praktik dan pengkajian seni dan kebudayaan visual di Indonesia.
Selasar Sunaryo Art Space dibangun pada tahun 1993 -1997 dilahan seluas 5000m² yang merupakan
hasil rancangan dari Sunaryo (seniman/pemilik) bersama Baskoro Tedjo (arsitek).
Bentuk bangunan terinspirasi oleh bentuk “kuda lumping”. Kata “selasar” mencerminkan konsep
desain untuk ruang terbuka yang menghubungkan ruang satu sama lain, juga mencerminkan tujuan
ruang untuk menghubungkan karya seni dengan penonton dan membawa budaya yang berbeda
bersama-sama.
Selasar Sunaryo Art Space resmi dibuka pada September 1998.
Selasar Sunaryo Art Space dirancang di daerah yang cukup curam , maka dalam perancangannya
dilakukan pemisahan massa bangunan di Selasar Sunaryo, dengan split level.
B. Filosofi dan Tema
Bentuk bangunan terinspirasi oleh bentuk “kuda lumping”. Kata “selasar” mencerminkan konsep
desain untuk ruang terbuka yang menghubungkan ruang satu sama lain, juga mencerminkan tujuan
ruang untuk menghubungkan karya seni dengan penonton dan membawa budaya yang berbeda
bersama-sama.
Konsep sirkulasi cenderung menggunakan pola linier yang mengusung pola ruang yang menerus.
Citra bangunan menampilkan image ‘modern abstrak’ yang menjadi ekspresi karya-karya seni
kontemporer dari Sunaryo. Tampilan interior tidak menonjol dan cenderung netral untuk lebih
menonjolkan karya-karya seni yang dipamerkan di dalamnya.
Istilah 'Selasar' yang berarti 'beranda', mencerminkan konsep desain, sebuah ruang terbuka
yang menyambut semua yang ingin menikmati pengalaman seni dengan unik. Penciptaan dari Artspace,
sebuah karya yang didedikasikan ke dunia seni dan masyarakat.
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 3
C. FUNGSI RUANG DALAM BANGUNAN
Ruang A (Gallery A)|luas ±177m²
Digunakan untuk pameran karya-karya Sunaryo dengan urutan
berdasarkan tahun pembuatan. Selain itu juga digunakan untuk
pameran dalam skala besar bagi karya seniman Indonesia
dan luar-negri untuk promosi karya mereka.
Stone Garden | luas ±190m²
Ruang terbuka yang digunakan untuk memamerkan kesenian yang
terbuat dari batu, hasil karya Sunaryo.
Ruang Sayap (Wing Gallery) |luas ±48m² dan Ruang B (Gallery B) |luas ±210m²
Digunakan sebagai ruang pamer yang menampilkan karya seni
dari para seniman muda Indonesia maupun manca-negara. Karya-
karya tersebut dipamerkan secara permanen (tidak diganti dalam
waktu lama ) di ruang ini sehingga dapat dinikmati pengunjung
kapanpun waktunya.
Kopi Selasar |luas ±157m²
Kafe outdor yang digunakan untuk menikmati kopi dan makanan
kecil (disediakan) sambil menikmati keindahan pemandangan
bukit Dago.
Cinderamata Selasar (Selasar Shop)
Toko bagi pengunjung untuk membeli oleh-oleh/souvenir berupa
produk kesenian serta buku dan jurnal yang berisikan tentang seni
dan budaya.
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 4
Amphitheater |luas ±198m²
Ruang terbuka yang membentuk ¾ lingkaran dan dapat
menampung maksimum 300 orang. Digunakan untuk
pertunjukan, pembacaan puisi, dan seni-budaya lain.
Bamboo House |luas ±76m²
Bangunan yang terbuat dari bambu, digunakan untuk seniman yang
sedang mengikuti suatu program atau untuk menyambut
tamu spesial
Bale Handap
Ruang serbaguna yang digunakan untuk diskusi, pertunjukan,
acara-acara tertentu, dan workshop.
Letaknya agak terpisah dari bangunan utama lainnya.
Bale Tonggoh (Upper Hall) |luas ±190m²
Bangunan semi-permanen yang digunakan untuk project room
dan ruang pamer temporer(sementara) sehingga pengunjung
hanya dapat menikmati pameran karya seni saat dilakukan
kegiatan pameran.
Pustaka Selasar
Ruang ini baru dibuka untuk umum pada tahun 2008 dan
memiliki berbagai data tentang kesenian dalam bentuk
dokumentasi kesenian Indonesia, fotografi, katalog pameran,
katalog tentang Selasar Sunaryo, buku dan jurnal, film, poster,
dan juga paper
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 5
D. DATA LOKASI
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 6
BAB III
ANALISIS TAPAK
A. VIEW KE DALAM TAPAK
Area taman dalam tapak
Entrance Selasar Sunaryo
Pintu servis
Exit Selasar Sunaryo
Jalur servis
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 7
B. VIEW KE LUAR TAPAK
Lisung Dago Boutique
Resto
Public Resto
Area Terbuka
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 8
C. STUDI RUANG
1. Ruang Publik
Kopi Selasar
Amphitheater
Ruang A (Gallery A)
Stone Garden
Ruang Sayap
Cinderamata Selasar
Bale tonggoh (upper hall)
Pustaka Selasar
2. Ruang Privat
Bamboo House
Bale Handap
Ruang Pengelola
Gudang Stock
Office
3. Ruang Service
Dapur
Gudang
Locker
Toilet
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 9
D. GAMBAR DENAH
A. DENAH LANTAI 1
B. DENAH LANTAI 2
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 10
C. POTONGAN
D. TAMPAK
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pola rancang Selasar Sunaryo mengikuti kontur site Dago yang berbukit-bukit, dapat
dilihat pada peletakkan massa bangunan yang disesuaikan dengan naik turunnya tanah,
sehingga terdapat keselarasan antara site dan bangunan.
Kenyamanan dari setiap massa bangunan relatif baik, walaupun desain yang berbeda–beda
tetapi pengunjung dapat merasakan kenyamanan dan nuansa yang berbeda–beda.
Metoda Program Perancangan “Selasar Sunaryo” 12
DAFTAR PUSTAKA
Jones, J.C. (1974), Design Methods, Wiley Interscience
www.wikipedia.com