lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/s1-2014... · berubah...

9
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kota dewasa ini telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sangat cepat. Tingkat pertumbuhan itu dapat dilihat dari makin bertambahnya bangunan-bangunan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan aktifitas warga kota. Suatu perkembangan kota disatu sisi memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan kota tersebut namun disisi lain justru meninggalkan masalah sosial. Permasalahan perkotaan sendiri merupakan akumulasi dari dampak perkembangan kota dan saling berhubungan satu sama lainnya. Masalah kota yang sering muncul salah satunya adalah semakin tergusurnya kawasan khusus (kawasan bersejarah yang memiliki makna dari sisi budaya) merupakan bagian penting lain dari masalah kota yang timbul akibat perkembangan kota itu sendiri.Sebuah kota dalam pertumbuhannya memiliki kawasan sebagai awal dari pusat pertumbuhan dan sekaligus sejarah kota. Menurut Marjanto dan Ardiwijaya (2013:6) kehadiran bangunan-bangunan yang memiliki nilai historis dari suatu tempat, menggambarkan perubahan tata cara kehidupan dan budaya masyarakatnya secara kronologis. Pembangunan fisik perkotaan termasuk warisan yang telah ada baik dari segi bangunan, kawasan, tatanan masyarakat dan yang lainnya, mencerminkan kemampuan dari masyarakat dalam mengelola nilai-nilai yang tertanam di wajah kota tersebut. Oleh karenanya, bangunan bersejarah pada suatu kota merupakan aset negara baik dari sisi ekonomi, sosial, dan budaya. Menurut Marjanto dan Ardiwijaya (2013:6) saat ini keberadaan bangunan bersejarah secara umum semakin berkurang sebagai akibat kemajuan ekonomi, tingkat pendidikan, jumlah penduduk, dan keragaman kelompok etnis, sehingga membawa perubahan nilai dan sikap. Marjanto dan Ardiwijaya (2013:7) menambahkan bahwa perubahan ini berpengaruh kepada pola pikir, penilaian, dan lib.archiplan.ugm.ac.id

Upload: ledung

Post on 07-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/S1-2014... · berubah menjadi seperti sekarang ini. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan kota dewasa ini telah menunjukkan tingkat pertumbuhan

yang sangat cepat. Tingkat pertumbuhan itu dapat dilihat dari makin

bertambahnya bangunan-bangunan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan aktifitas

warga kota. Suatu perkembangan kota disatu sisi memberikan dampak positif bagi

perkembangan dan kemajuan kota tersebut namun disisi lain justru meninggalkan

masalah sosial. Permasalahan perkotaan sendiri merupakan akumulasi dari

dampak perkembangan kota dan saling berhubungan satu sama lainnya. Masalah

kota yang sering muncul salah satunya adalah semakin tergusurnya kawasan

khusus (kawasan bersejarah yang memiliki makna dari sisi budaya) merupakan

bagian penting lain dari masalah kota yang timbul akibat perkembangan kota itu

sendiri.Sebuah kota dalam pertumbuhannya memiliki kawasan sebagai awal dari

pusat pertumbuhan dan sekaligus sejarah kota. Menurut Marjanto dan Ardiwijaya

(2013:6) kehadiran bangunan-bangunan yang memiliki nilai historis dari suatu

tempat, menggambarkan perubahan tata cara kehidupan dan budaya

masyarakatnya secara kronologis. Pembangunan fisik perkotaan termasuk warisan

yang telah ada baik dari segi bangunan, kawasan, tatanan masyarakat dan yang

lainnya, mencerminkan kemampuan dari masyarakat dalam mengelola nilai-nilai

yang tertanam di wajah kota tersebut. Oleh karenanya, bangunan bersejarah pada

suatu kota merupakan aset negara baik dari sisi ekonomi, sosial, dan budaya.

Menurut Marjanto dan Ardiwijaya (2013:6) saat ini keberadaan bangunan

bersejarah secara umum semakin berkurang sebagai akibat kemajuan ekonomi,

tingkat pendidikan, jumlah penduduk, dan keragaman kelompok etnis, sehingga

membawa perubahan nilai dan sikap. Marjanto dan Ardiwijaya (2013:7)

menambahkan bahwa perubahan ini berpengaruh kepada pola pikir, penilaian, dan

lib.ar

chipl

an.ug

m.ac.id

Page 2: lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/S1-2014... · berubah menjadi seperti sekarang ini. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan

2

cara pandang masyarakat yang akhirnya menggiring pada pembangunan yang

menitikberatkan hanya pada kepentingan ekonomi. Pembangunan fisik sebuah

kota tanpa memperhatikan bangunan dan kawasan bersejarah secara langsung

akan merubah wajah kota sehingga nilai-nilai yang berpotensi baik dari aspek

ekonomi, sosial dan budaya yang telah tertanam pada kota sejak lama akan hilang.

Sekali inti pada sebuah kota dihancurkan maka akan menimbulkan efek domino

pada hubungan kompleks antara manusia dengan bangunan/kawasan bersejarah

yang dibangun dalam beberapa generasi juga akan hilang dan tidak akan

tergantikan.

Salah satu kota di Indonesia yang memiliki peninggalan bangunan

bersejarah adalah Kota Medan yang juga merupakan ibu kota Provinsi Sumatera

Utara. Menurut Sinar L (2011:52) kota Medan merupakan kota yang pertama kali

dibangun oleh Belanda diluar Pulau Jawa pada tahun 1830-an. Selain itu Kota

Medan merupakan salah satu kota yang termaju di Indonesia pada masa itu dalam

hal baik infrastruktur maupun sarana dan prasarana seperti sarana transportasi

kereta api, instalasi air bersih, pelabuhan dan jaringan telepon. Pembangunan

infrastruktur ini tidak terlepas dari peran penting perusahaan perkebunan swasta

terbesar di Sumatera yaitu Deli Maaschappij dalam mengembangkan Kota Medan

(Passhier, 1995). Pengaruhnya terlihat jelas dari karakteristik dan ciri khas Kota

Medan sebagai Kota Kolonial dengan tata kota berdasarkan segregasi etnis dan

status sosial beserta ratusan koleksi bangunan lama yang memiliki arsitektur yang

sangat khas.Menurut Sinar L (2011:52), nama Kesawan diambil dari bahasa Karo

dari akar kata kesawahen, yang artinya kampung. Kawasan Kesawan merupakan

cikal bakal berdirinya Kota Medan yang wilayahnya terhubung dari Kesawan

hingga Labuhan Deli. Fungsi yang mendominasi dari kawasan ini adalah

campuran antara fungsi hunian (ruko dan fungsi komersial), perbelanjaan/retail,

dan perkantoran. Sinar L (2011:61) menambahkan pada saat itu Kawasan

Kesawan sedang mengalami perubahan akibat adanya penggunaan fungsi bisnis

yang sebagian terpusat di Jalan A.Yani dan sekitarnya. Sejak itu berdatanganlah

perusahaan-perusahaan asing untuk membuka berbagai perkantoran, bank,

perusahaan perkebunan, kantor pusat, perusahaan pelayaran, kapal-kapal asing,

lib.ar

chipl

an.ug

m.ac.id

Page 3: lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/S1-2014... · berubah menjadi seperti sekarang ini. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan

3

dan lain-lain, sehingga Kawasan Kesawan menjadi pusat kota. Pada abad ke-19,

kawasan itu masih terlihat seperti kampung. Kondisinya pun masih belum tertata

dengan baik. Akan tetapi, setelah diambil alih oleh Belanda, kawasan itu pun

berubah menjadi seperti sekarang ini.

Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan yang

sangat pesat. Sebagai pusat pemerintahan daerah Sumatera Utara, Medan tumbuh

menjadi Kota Metropolitan dengan berpenduduk kurang lebih 2,5 juta jiwa.

Sekarang Medan adalah kota ketiga terbesar di Indonesiasetelah Jakarta dan

Surabaya. Bagi daerah perkotaan, pelestarian sejarah dapat diperhatikan dari dua

kondisi.Kondisi pertama, adalah lokasi atau bangunan bersejarah. Kondisi kedua,

adalah kawasan bersejarah yang mengandung sekumpulan bangunan indah, baik

merupakan suatu kawasan yang diperindah dengan tanaman dan mempunyai arti

sejarah suatu tempat di mana peristiwa bersejarah pernah terjadi.Nilai sejarah

lainnya yang dilestarikan bisa juga berupa suatu contoh yang baik dari gaya

arsitektur dalam komposisi komersial.

Pada umumnya kawasan kota lama di Indonesia dengan bangunan

bersejarahnya seringkali dianggap oleh pemerintah kota/daerah sebagai

penghalang bagi pembangunan. Tidak terkecuali pada Kota Medan. Sebenarnya

keberadaan kawasan kota lama juga merupakan bagian dari sejarah perkembangan

kota. Jadi, kehadiran makna sejarah dalam kehidupan perkotaan kontemporer

menjadi sesuatu hal yang tidak dapat terpisahkan. Artinya, kebersamaan antara

elemen yang baru dengan yang lama dapat disinkronisasikan. Dalam hal ini

termasuk peluang bagi keberadaan bangunan tua dan kawasan kota lama untuk

disertakan dalam proses pembentukan lingkungan kota yang berjati diri.Dengan

kemajuan pembangunan yang sangat pesat saat ini, beberapa kawasan yang

memiliki warisan sejarah kota di Kota Medan perlu dijaga dan dilestarikan.

Dalam upaya pelestarian bangunan cagar budaya sebagai salah satu warisan

sejarah maka diperlukan perencanaan yang baik dan melibatkan berbagai aspek di

dalamnya (Sujarto, 1995).Manajemen konservasi kawasan tersebut terdiri dari

preservasi, revitalisasi, dan renovasi. Preservasi adalah pelestarian suatu tempat

persis seperti keadaan aslinya tanpa ada perubahan, termasuk upaya mencegah

lib.ar

chipl

an.ug

m.ac.id

Page 4: lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/S1-2014... · berubah menjadi seperti sekarang ini. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan

4

kehancuran (Budiharjo, 1989). Pemerintah Kota Medan sendiri telah berupaya

untuk menjaga dan melestarikan Kawasan Kesawan sebagai kawasan yang

memiliki nilai historis dan merupakan ciri khas dalam perkembangan Kota Medan

dengan menetapkan Kawasan Kesawan sebagai salah satu kawasan konservasi

yang patut dilestarikan melalui RTRW Kota Medan tahun 2008-2028 dan

melindungi sejumlah bangunan yang berada di Kawasan Kesawan dengan

pemberlakuan Perda No.6 Tahun 1988. Melalui penetapan ini, peneliti merasa

penting untuk melihat sudah sampai sejauh manakah peran pemerintah dan

masyarakat dalam pelestarian bangunan cagar budaya di Kesawan sebagai

kawasan cagar budaya.

1.2 Alasan Pemilihan Lokasi

Kawasan Kesawan adalah salah satu kawasan cagar budaya di Kota

Medan karena lokasi Kawasan Kesawan merupakan awal perkembangan Kota

Medan modern yang mulai berdiri pada akhir abad XVI dan berkembang pada

awal tahun 1800-an. Kawasan ini memiliki ciri khas yang merupakan salah satu

peninggalan sejarah yang tidak ternilai, seperti ciri bangunan ataupun kondisi

sosial kawasan yang masih bernuansa sejarah dengan bentuk bangunan-bangunan

berarsitektur kolonial.

Wajah dari Kawasan Kesawan pada masa kini terlihat memprihatinkan.

Pada satu sisi kawasan ini memperlihatkan wajah lama Kota Medan nan antik dan

artistik, namun di sisi lain, kawasan ini juga berdampingan dengan bangunan-

bangunan baru yang hanya berdesain berkelas ruko. Jalur pedestrian yang kini

beralih fungsi menjadi areal pedagang kaki lima. Di beberapa ruas tampak pemilik

toko meletakkan dagangannya di trotoar jalan. Pejalan kaki, lagi-lagi harus

mengalah; berjalan di sisi badan jalan. Hal ini diperparah dengan

pengalihfungsian sebagian bangunan menjadi usaha sarang burung walet.

Memandang kelumpuhan kawasan ini, sulit membayangkan dan mempercayai

bahwa kawasan ini dulunya adalah ikon dan ciri khasnya Kota Medan karena

gedung-gedung antiknya yang memiliki nilai sejarah, sehingga apabila kawasan

lib.ar

chipl

an.ug

m.ac.id

Page 5: lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/S1-2014... · berubah menjadi seperti sekarang ini. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan

5

ini semakin terdesak eksistensinya diakibatkan perkembangan kota yang pesat

maka merupakan sebuah kerugian bagi Kota Medan sendiri.

Gambar 1.1Lokasi Penelitian, Kawasan Kesawan Sumber: Google Maps, diakses 20/12/2013

1.3 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Perkembangan kompleks pertokoan, perdagangan dan jasa di Kawasan

Kesawan semakin mengkhawatirkan. Karena tidak ada perencanaan dan

pengendalian yang baik, maka kompleks pertokoan, perdagangan dan jasa ini

cenderung berkembang secara sporadis dan mengancam keberadaan bangunan tua

di dalamnya. Hal ini banyak mengakibatkan beralihnya fungsi dari bangunan

tersebut dan mempengaruhi perubahan dan pengembangan Kawasan Kesawan,

maka perlu adanya upaya pelestarian kawasan tersebut. Peran pemerintah dan

masyarakat dalam upaya pelestarian sudah dilakukan selama ini, namun belum

pernah dilaporkan secara rinci peran dari masing-masing pihak dan faktor-faktor

yang -mempengaruhi peran-peran tersebut.

lib.ar

chipl

an.ug

m.ac.id

Page 6: lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/S1-2014... · berubah menjadi seperti sekarang ini. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan

6

Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan maka

perumusan pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran masyarakat dan pemerintah dalam pelestarian

Kawasan Kesawan atau kota lama bersejarah di Kota Medan.?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran pemerintah dan

masyarakat?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan masalah yang ada, maka

tujuandari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan peran masyarakat dan pemerintah dalam

pelestarianbangunan-bangunan cagar budaya di Kawasan Kesawan

atau kota lama bersejarah di Kota Medan.

2. Menggali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran pemerintah

dan masyarakat.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapunmanfaatdaripenelitianiniantara lain:

1. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan wilayah

yang berhubungan dengan keberadaan bangunan-bangunan cagar

budaya. Masalah yang banyak dihadapi oleh berbagai wilayah di

Indonesia dan menjadi ancaman karena kesalahan dalam penataan dan

pengarahan perkembangan fisik kota. Hasil dari penelitian ini

diharapkan akan menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi

Pemerintah Kota Medan dan pemerintah kota lainnya.

lib.ar

chipl

an.ug

m.ac.id

Page 7: lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/S1-2014... · berubah menjadi seperti sekarang ini. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan

7

2. Bagi Akademisi

Dapat menambah literatur mengenai konsep pelestarian kawasan

heritage dan cagar budaya berdasarkan analisa dan kajian terhadap data

yang ada di lapangan serta memperkaya pengetahuan di bidang

perencanaan wilayah dan kota.

3. Bagi Masyarakat Umum

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendidikan

bagi masyarakat untuk dapat mengetahui dan menyadarkanupaya

pelestarian dan memaksimalkan serta melestarikan kawasan

heritageyang ada.

1.6 BatasanPenelitian

Penelitianinisecaraumum berfokus pada peran masyarakat beserta

pemerintah dalam mempertahankan keberadaan bangunan-bangunan

bersejarah.Adapunfokusdanlokuspenelitianiniadalahsebagaiberikut:

1.5.1 Fokus

Penelitian ini berfokus pada pengamatan/kajian pelestarian bangunan-

bangunan cagar budaya di Kawasan Kesawan yang merupakan salah

satu kawasan bersejarah dan cikal bakal dari Pusat Kota Medan.

Selain itu penelitian ini juga memfokuskan pada faktor-faktor yang

mempengaruhi peran-peran yang dilakukan baik pemerintah maupun

masyarakat dalam mempertahankan dan mengendalikan perubahan

kawasan.

1.5.2 Lokus

Batasan spasial penelitian ini antara lain padaKawasan Kesawan, Kota

Medan, Provinsi Sumatera Utara. Peneliti memilih Kawasan Kesawan

karena, Kawasan Kesawan merupakan salah satu kawasan cagar

budaya di Kota Medan karena lokasi Kawasan Kesawan merupakan

awal perkembangan Kota Medan, sehingga apabila kawasan ini

lib.ar

chipl

an.ug

m.ac.id

Page 8: lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/S1-2014... · berubah menjadi seperti sekarang ini. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan

8

semakin terdesak eksistensinya diakibatkan perkembangan kota yang

pesat maka merupakan sebuah kerugian bagi Kota Medan sendiri.

1.5.3 Waktu

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kali ini mencakup dari tahun

1988 hingga saat ini (tahun 2014).

1.7 KeaslianPenelitian

Untuk keaslian penelitian, penulis menemukan beberapa laporan penelitian

yang mempunyai pola yang mendekati tema dari penelitian ini. Walaupun begitu

ada beberapa hal mendasar yang tentunya dibedakan untuk menghindari

plagiarisme. Berikut adalah daftar penelitian tersebut:

Tabel 1.1 Penelitian Yang Berkaitan

Judul Penulis Fokus Metode Lokasi Tahun

Penggunaan Ruang Kawasan Plaza Kota Tua

Sena Eka Hanafi

Penggunaan Ruang

Deduktif kualitatif

Kota Tua, DKI Jakarta 2012

Perubahan Kawasan Hunian Bersejarah Menjadi Kawasan Komersial

Yosie Nuari Prajaka

Perubahan Kawasan

Induktif Kualitatif

Kawasan Sagan,D.I.Yogyakarta 2011

Analisis Dampak Visual dan Kultural Perkembangan Reklame di Kawasan Cagar Budaya

Astuti Yudhiasari

Aspek visual dan kultural dampak

Deduktif kualitatif Kraton Yogyakarta 2009

Kajian Genius Henry Kajian Genius Induktif Kawasan Kesawan, 2004

lib.ar

chipl

an.ug

m.ac.id

Page 9: lib.archiplan.ugm.acetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73909/potongan/S1-2014... · berubah menjadi seperti sekarang ini. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan

9

Loci Dengan Pendekatan Fenomenologi Arsitektur

Iskandar Ong

Loci Kualitatif Kota Medan

Upaya Pelestarian Bangunan Warisan Budaya

Candra Irfandita Adiputra

Proses dan faktor yang mempengaruhi upaya – upaya pelestarian

Deduktif kualitatif

Kampung Kauman, Kota Yogyakarta 2014

Sumber: Analisis Peneliti, 2013

lib.ar

chipl

an.ug

m.ac.id