lokakarya kampung hijau pu
TRANSCRIPT
Oleh:
DIREKTUR PERKOTAAN
Jakarta, 27 September 2011
P2KH
LOKAKARYA
“PERUBAHAN IKLIM DAN KOTA HIJAU: DARI KONSEP MENUJU RENCANA AKSI”
• UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
• UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
• UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
• UU No. 7 Tahun 2007 tentang Sumberdaya Air
• UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
• UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
ASAR HUKUM D
3
AKSUD DAN TUJUAN
Maksud • Menjabarkan amanat UUPR tentang perwujudan 30%
wilayah kota sebagai Ruang Terbuka Hijau
• Menindaklanjuti 10 Prakarsa Bali dari SUD-FI khususnya
butir 7 yaitu “Mendorong peran pemangku kepentingan perkotaan dalam mewujudkan kota hijau”
Tujuan • Meningkatkan kualitas ruang kota khususnya melalui
perwujudan RTH 30% sekaligus sebagai implementasi
RTRW Kota/Kabupaten
• Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam implementasi agenda
M
4
ASARAN • Terinisiasinya aksi-aksi konkrit sebagai perwujudan kota
hijau dalam rangka implementasi RTRW kota/kabupaten secara nasional melalui:
1. Penyusunan Green Map
2. Penyusunan Master Plan RTH
3. Pelaksanaan Kampanye Publik (Sosialisasi)
4. Pelaksanaan Capacity Building (Pelatihan, Workshop, dll)
5. Pelaksanaan Pilot Project Percontohan RTH
• Sasaran Khusus Program Pengembangan Kota Hijau Tahun 2011 yaitu:
1. Penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH)/Local Action Plan
2. Piagam Komitmen Kota Hijau
S
5
INGKUP DAN KRITERIA
Lingkup: • Kabupaten : Ibukota kabupaten sebagai kawasan perkotaan
• Kota : Batas administrasi (City Wide)
Kriteria Kabupaten/Kota peserta program: • Pemenang PKPD PU (sejak 2008)
• Telah memiliki Perda RTRW yang telah disesuaikan dengan
UUPR No. 26 Tahun 2007
• Telah mendapat persetujuan Substansi RTRW dari
Menteri PU
• Diperkirakan akan memperoleh persetujuan substansi RTRW dari Menteri PU (sebelum 30 September 2011)
L
7
ENGERTIAN KOTA HIJAU P KOTA HIJAU :
Kota yang Ramah Lingkungan memanfaatkan secara efektif dan efisien sumberdaya
air dan energi,
mengurangi limbah,
menerapkan sistem transportasi terpadu,
menjamin kesehatan lingkungan,
mensinergikan lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (lingkungan, sosial dan ekonomi)
9
AKH DISELARASKAN DENGAN TEMA HARI TARU R
“Empowerment
for green cities”
From planning to action....
RAKH
Implementasi Kota Hijau
12
OKUS RAKH F
Green Planning and Design Meningkatkan kualitas rencana tata ruang dan rancang kota yang lebih sensitif terhadap agenda hijau.
Green Open Space Meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH sesuai dengan karakteristik kota/ Kabupaten melalui berbagai macam strategi.
Green Community Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat atau komunitas dan institusi swasta dalam perwujudan pengembangan kota hijau.
13
ARTISIPASI PEMERINTAH KABUPATEN/ KOTA P
Kab/Kota yang memenuhi kriteria
Kab/Kota yang memberikan konfirmasi berminat partisipasi kepada Sekretariat
Sosialisasi, workshop dan pertemuan dalam rangka perumusan RAKH
Penandatangan-an RAKH pada puncak peringatan Hari Tata Ruang 2011
14
ELAKSANAAN P2KH 2011 P
1. Penyusunan
Proposal RAKH/
Local Action Plan (LAP)
2. Penandatanganan
Piagam Komitmen Kota Hijau
15
UATAN RAKH M
1.1 Visi Kabupaten/Kota
Menjelaskan Visi Kabupaten/Kota yang tertuang dalam
RPJPD/RPJMD/RTRW Kabupaten/Kota.
1.2 Tujuan Keikutsertaan dalam P2KH Menguraikan statement of interest dari
kabupaten/kota terhadap program P2KH.
1.3 Manfaat Keikutsertaan bagi Kabupaten/Kota Menguraikan manfaat keikutsertaan kabupaten/kota dalam perwujudan kota hijau.
16
UATAN RAKH M
1.1 Profil Umum
Menguraikan mengenai karakteristik wilayah terkait dengan atribut kota
hijau dan kerentana terhadap perubahan iklim.
1.2 Potensi Wilayah Menguraikan berbagai sumberdaya (lahan, manusia, keuangan, jaringan
serta inisiatif masyarakat dan dunia usaha).
1.3 Program Unggulan Menjelaskan program/kegiatan terkait dengan komponen kota hijau, termasuk
program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, yang sedang dan akan dilaksanakan.
1.4 Pencapaian Menjelaskan program/kegiatan terkait dengan komponen kota hijau termasuk
program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, yang sudah dilaksanakan.
17
UATAN RAKH M
1.1 Uraian Kegiatan
• Uraian kegiatan untuk 3 atribut kota hijau (green planning
and design, green open space, dan green community) yang disusun bedasarkan prioritas program tahunan hingga tahun 2014.
• Uraian kegiatan tambahan yang sifatnya operasional bagi
kabupaten/kota mencakup 5 atribut lainnya (green energy, green water, green waste, green transport).
1.2 Komitmen Daerah terhadap RAKH Memberikan identifikasi terhadap sumber-sumber pembiayaan yang mendukung program kota hijau (P2KH) termasuk sharing pembiayaan APBD. 18
RuangRuangRuangRuang Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka HijauHijauHijauHijau
Jakarta, 2Jakarta, 2Jakarta, 2Jakarta, 27777 September 2011September 2011September 2011September 2011
Oleh :Oleh :Oleh :Oleh :
IWAN ISMAUNIWAN ISMAUNIWAN ISMAUNIWAN ISMAUN
• Lingkungan alam di wilayah perkotaan• Ruang/lahan/kawasan yang mengandung unsur
dan struktur alami yang dapat menjalankan proses-proses ekologis
• unsur alam seperti vegetasi/tanaman, tanah,
RUANG TERBUKA HIJAU
• unsur alam seperti vegetasi/tanaman, tanah, badan-badan air maupun unsur alam lainnya
“UNTUK KESEIMBANGAN EKOSISTEM DI WILAYAH PERKOTAAN”“UNTUK KESEIMBANGAN EKOSISTEM DI WILAYAH PERKOTAAN”
• Konservasi tanah dan Air• Ameliorasi iklim• Pengendali pencemaran• Habitat satwa dan konservasi plasma nutfah• Sarana kesehatan dan olahraga• Sarana rekreasi dan wisata• Sarana pendidikan dan penyuluhan
FUNGSI DAN MANFAAT
• Sarana pendidikan dan penyuluhan• Area evakuasi bencana• Pengendali tata ruang kota• Estetika
FUNGSI UTAMA RTH:FUNGSI UTAMA RTH:EKOLOGIS; SOSIALEKOLOGIS; SOSIAL--EKONOMIEKONOMI--BUDAYA; ESTETIKABUDAYA; ESTETIKA--ARSITEKTURALARSITEKTURAL
Taman Lingkungan JH Jalan JH Kolong Jalan
IDENTIFIKASI RTH KOTAIDENTIFIKASI RTH KOTA
Taman Kota
Hutan KotaTaman Pemakaman
Taman Situ JH Sungai
JH Rel KA
POTENSI RUANG TERBUKA HIJAU
• Keseimbangan ekologi : Biodiversitas, Klimatologi,
Hidrologi
• RTH diartikan sebagai kawasan yang mempunyai
unsur dan struktur alami harus diintegrasikan
dalam Rencana Tata Ruang Kota, Tata Ruang
Wilayah dan Rencana Tata Ruang Regional Wilayah dan Rencana Tata Ruang Regional
sebagai satu kesatuan sistem.
CONTOHCONTOHDATA RTH KOTA TANGERANGDATA RTH KOTA TANGERANG
No.No. NamaNama TamanTaman Luas Luas KecamatKecamat
anan
Dalam M2Dalam M2 Dalam HaDalam Ha
AA Taman dan Hutan KotaTaman dan Hutan Kota
11 HutanHutan Kota Kota CikokolCikokol 9,600 9,600 0.960.96 TangerangTangerang
22 Jalur Hijau Samping KumatexJalur Hijau Samping Kumatex 125 125 0.01250.0125 TangerangTangerang
33 Pulau Jalan Depan BPNPulau Jalan Depan BPN 500 500 0.050.05 TangerangTangerang
44 Pulau Jalan Depan MonierPulau Jalan Depan Monier 300 300 0.030.03 TangerangTangerang
55 Pulau Jalan Depan Pasar CikokolPulau Jalan Depan Pasar Cikokol 255 255 0.02550.0255 TangerangTangerang
66 Pulau Jalan Depan PDAMPulau Jalan Depan PDAM 250 250 0.0250.025 TangerangTangerang
77 Pulau Jalan Jasunbata KumatexPulau Jalan Jasunbata Kumatex 150 150 0.0150.015 TangerangTangerang77 Pulau Jalan Jasunbata KumatexPulau Jalan Jasunbata Kumatex 150 150 0.0150.015 TangerangTangerang
88 Pulau Jalan Reklame CikokolPulau Jalan Reklame Cikokol 150 150 0.0150.015 TangerangTangerang
99 Pulau Jalan Tugu Jam CikokolPulau Jalan Tugu Jam Cikokol 150 150 0.0150.015 TangerangTangerang
1010 Taman Angsana CikokolTaman Angsana Cikokol 4,200 4,200 0.420.42 TangerangTangerang
1111 Taman Depan DisnakerTaman Depan Disnaker 2,273 2,273 0.22730.2273 TangerangTangerang
1212 Jalur Hijau Jl. M.H. ThamrinJalur Hijau Jl. M.H. Thamrin 2,900 2,900 0.290.29 TangerangTangerang
1313 Median Jl. M. H. ThamrinMedian Jl. M. H. Thamrin 3,800 3,800 0.380.38 TangerangTangerang
1414 Jalur Hijau Jl. M. YaminJalur Hijau Jl. M. Yamin 1,100 1,100 0.110.11 TangerangTangerang
1515 Median Jl. M. YaminMedian Jl. M. Yamin 825 825 0.08250.0825 TangerangTangerang
1616 Jalur Hijau Pos Polisi YuppentekJalur Hijau Pos Polisi Yuppentek 96 96 0.00960.0096 TangerangTangerang
1717 Pulau Jalan Pot YuppentekPulau Jalan Pot Yuppentek 64 64 0.00640.0064 TangerangTangerang
1818 Taman Depan AskesTaman Depan Askes 130 130 0.0130.013 TangerangTangerang
1919 Taman Depan BTNTaman Depan BTN 1,865 1,865 0.186450.18645 TangerangTangerang
2020 Taman Depan GolkarTaman Depan Golkar 216 216 0.02160.0216 TangerangTangerang
21 Taman Depan Jiwasraya 468 0.04675 Tangerang
22 Taman Kali Cisadane (Taman Pujalidane) 6,200 0.62 Tangerang
23 Bak Bunga TMP Taruna 150 0.015 Tangerang
24 Jalur Hijau TMP Taruna 4,100 0.41 Tangerang
25 Median TMP Taruna 825 0.0825 Tangerang
26 Median Jl. Veteran 800 0.08 Tangerang
27 Pulau Jalan Simpang Lio Baru 55 0.0055 Tangerang
28 Taman TMP Taruna (Taman Hoek Lio Baru) 750 0.075 Tangerang
29 Bak Bunga Daan Mogot 1,070 0.107 Tangerang
30 Hutan Kota Daan Mogot 3,000 0.3 Tangerang
31 Jalur Hijau Daan Mogot 16,400 1.64 Tangerang
32 Pulau Jalan Simpang TMP Daan Mogot 35 0.0035 Tangerang
33 Pulau Jalan SMP 5 200 0.02 Tangerang
34 Taman Adipura Daan Mogot 315 0.0315 Tangerang
35 Taman Batas Kota Daan Mogot 450 0.045 Tangerang
36 Median Jl. Satria 600 0.06 Tangerang
37 Jalur Hijau Bak Bunga Jl. Satria Sudirman 600 0.06 Tangerang
38 Median Jl. Satria Sudirman 500 0.05 Tangerang
39 Plasa Jl. Satria Sudirman 1,095 0.1095 Tangerang
40 Taman Benteng Jaya 9,440 0.944 Tangerang
41 Taman Dadang Suprapto 6,980 0.698 Karawaci
42 Taman Dewi Sartika 15 0.0015 Tangerang
43 Taman Pos Polisi Jl. Imam Bonjol 85 0.0085 Karawaci
44 Taman Stasiun Pemantau Cuaca 750 0.075 Karawaci
45 Taman Pojok Kiasnawi 11 0.00105 Tangerang
46 Median Jl. Kisamaun Depan Mesjid 25 0.0025 Tangerang
47 Taman Depan Gapensi 80 0.008 Tangerang
48 Pulau Jalan Kubah Merdeka 100 0.01 Karawaci
49 Taman Depan Pasar Buah Merdeka 85 0.0085 Karawaci
50 Taman Pos Model Merdeka 150 0.015 Karawaci
51 Taman BRI Jl. Petukangan 150 0.015 Tangerang
52 Taman Nyi Mas Melati Perumnas 8,804 0.8804 Karawaci
53 Jalur Hijau Benteng Betawi 12,000 1.2 Tangerang
54 Median Benteng Betawi 24,000 2.4 Tangerang
55 Jalur Hijau Jl. Djuanda 1,120 0.112 Neglasari
56 Median Jl. Djuanda 8,000 0.8 Neglasari
57 Pulau Jalan Simpang Tujuh 125 0.0125 Neglasari
58 Pulau Jalan Sitanala 400 0.04 Neglasari
59 Bak Bunga Tanah Tinggi Jl. Sudirman 225 0.0225 Tangerang
60 Jalur Hijau Jl. Sudirman 250 0.025 Tangerang60 Jalur Hijau Jl. Sudirman 250 0.025 Tangerang
61 Pulau Jalan Pot Kotak Cipondoh 100 0.01 Tangerang
62 Pulau Jalan Pot Kubus Cipondoh 100 0.01 Tangerang
63 Pulau Jalan Pos Polisi Cipondoh 140 0.014 Tangerang
64 Taman Ruko Modernland 500 0.05 Tangerang
65 Median Jl. Suryadarma 1,108 0.11 Neglasari
66 Bantaran Kali Cisadane Jl. Kalipasir 10,200 1.02 Tangerang
67 Bantaran Kali Cisadane Jl. Berhias 2,400 0.24 Karawaci
68 Jalur hijau Jl. Husein Sastranegara 14,953 1.4953 Benda
69 Jalur Hijau Jl. AMD 16,656 1.6656 Benda
70 Bantaran Kali Perancis 36,000 3.6 Benda
71 Jalur Hijau Jl. Kali Perancis 24,000 2.4 Benda
72 Bantaran Kali Cisadane Jl. GJA 2,800 0.28 Karawaci
73 Pojok SMP 5 300 0.03 Tangerang
74 Bak Bunga Jl. Kisamaun 30 0.003 Tangerang
75 Median ujung Jl. Kiasnawi 60 0.006 Tangerang
76 Bantaran Kali Mookervaart 19,200 1.92 Tangerang
77 Bantaran Kali Cisadane Sangego - Bayur 74,400 7.44 Periuk
JUMLAH 342,302 34,23 0,18%
B Lahan Kering (Terlampir) 86,160,500 8,616.05 Kota Tangerang
CRuang Terbuka Hijau Kawasan Bandara Soekarno-Hatta
17,721,000 1,772.10 Kota Tangerang
(dari luas Total Kawasan Bandara 1.969 Ha)
TOTAL 104,223,802 10,422.38 56,70%Keterangan :
Luas Kota Tangerang 183,780,000 18,378 100%
*** RTH Publik 34,23 + 1.772,10 = 1.806,33 Ha (9,83%)
INFRASTRUKTUR HIJAU
• Pola jaringan RTH (berbagai jenis dan fungsi) membentuk
rangkaian hubungan taman kota, koridor JH jalan, sungai,
jalan kereta api, pengaman pantai, lapangan terbang,
pemakaman, tempat olah raga, kawasan pertanian, hutan
kota, dan RTH lainnya, menjadi Infrastruktur Hijau Kota.
• Infrastruktur hijau merupakan kerangka ekologis untuk • Infrastruktur hijau merupakan kerangka ekologis untuk
keberlanjutan lingkungan, sosial dan ekonomi, sebagai sistem
kehidupan alami yang berkelanjutan.
• Infrastruktur hijau melindungi nilai dan fungsi ekosistem
alami yang memberi dukungan pada kehidupan manusia dan
menjadi alat pengendali pembangunan fisik kota.
STRATEGI MENUJU RTH 30%
MEMBANGUN RTH KOTA
MENYUSUN RENCANA INDUK RTH DAN MELEGALISASI PERDA RTH
MENENTUKAN DAERAH YANG TIDAK BOLEH DIBANGUN / DI
PRESERVASI
MENINGKATKANPERAN SERTA MASYARAKAT /
PARTISIPASI PUBLIK
MENGEMBANGKAN KORIDOR HIJAU
MENGHIJAUKAN BANGUNAN
(GREEN ROOF/GREEN KOTA
MENAMBAH LAHAN RTH BARU
MENINGKATKAN KUALITAS RTH KOTA
MENGAKUISISI RTH PRIVAT
KORIDOR HIJAU ROOF/GREEN WALL)
1. MENETAPKAN DAERAH RTH
MENETAPKAN DAERAH YANG TIDAK BOLEH DIBANGUN
Pertanyaan esensial dalam pembangunan adalah dimana kita
tidak boleh membangun?
Daerah yang perlu di preservasi: Daerah yang perlu di preservasi:
Merupakan habitat satwa liar, daerah dengan keanekaragaman
hayati tinggi, daerah genangan dan penampungan air, daerah
rawan longsor, tepian sungai dan tepian pantai/sabuk hijau
sebagai pengaman ekologis dan daerah-daerah yang mempunyai
nilai pemandangan tinggi.
RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAUWILAYAH DKI JAKARTA
TAHUN 2030
PETA RESAPAN AIRWILAYAH DKI JAKARTA
SUMBER: LPM-ITB, 1998
RTH 30%
KETERANGAN:
ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN RTH KOTA BOGOR
• RTH PERTAMANAN• RTH OLAHRAGA• RTH KEBUN RAYA• HUTAN KOTA
RTH PEMAKAMAN
MASTER PLAN RTH KOTA BOGOR
• RTH PEMAKAMAN• RTH LERENG >40%• JALUR HIJAU:• JH JALAN• JH SUNGAI• JH SITU/DANAU• JH REL K.A.• JH SUTT• KAWASAN HIJAU KOTA
RENCANA RTH KOTA BOGORNo JENIS RTH KOTA
Bogor Barat
Bogor Selatan
Bogor Tengah
Bogor Timur
Bogor Utara
Tanah Sareal
Kota Bogor
%
1 HUTAN KOTA 57.62 - - - - - 57.62 0.49
2 JALUR HIJAU JALAN 119.42 86.44 90.48 111.94 177.93 113.21 699.42 5.90
3 JALUR HIJAU SUTT 29.98 - - 77.32 53.95 88.18 249.43 2.10
4 RTH LERENG > 40% - 340.80 - - - - 340.80 2.88
5 KEBUN RAYA - - 72.12 - - - 72.12 0.61
6 RTH OLAHRAGA 35.22 56.11 4.14 13.66 21.24 32.42 162.79 1.37
7 JALUR HIJAU SUNGAI 97.56 100.65 50.24 62.82 90.68 88.51 490.46 4.14
8 RTH PEMAKAMAN 14.78 99.69 1.61 7.14 1.95 16.54 139.76 1.18
9 RTH PERTAMANAN 55.87 65.97 15.62 21.10 37.84 46.53 242.93 2.05
10 JALUR HIJAU REL KA - 45.39 16.81 - - 24.63 86.83 0.73
11 JALUR HIJAU SITU 9.50 4.74 1.43 1.43 1.82 2.65 21.57 0.18
12 KAWASAN HIJAU KOTA 395.03 698.60 18.97 387.55 862.30 360.46 2,722.91 22,98
Luas Total RTH (Ha) 814.99 1,498.39 271.42 682..96 1,245.76 773.13 5,286.64 44.61
Persentase (%) 6.88 12.64 2.29 5.76` 10.52 6.52 44.61
Luas Wilayah 1772.00 3081.00 813.00 1015.00 3285.00 1884.00 11850.00
2. MEMBANGUN RTH BARU
MEMBANGUN LAHAN HIJAU (HUBS) BARU
Menambah luasan RTH baru melalui pembelian lahan untuk lahan
hijau baru (hubs, kuantitas).
Membangun lahan hijau baru, RTH area (taman
lingkungan/kota/makam, lapangan olah raga, hutan kota, kebun lingkungan/kota/makam, lapangan olah raga, hutan kota, kebun
raya, hutan mangrove, situ/danau), maupun RTH jalur (JH jalan,
sungai, tepi rel KA, di bawah jalur tegangan tinggi).
Melibatkan partisipasi aktif masyarakat (Mitra Hijau, CSR).
Peremajaan Kota - pembangunan kawasan terpadu, dengan
menetapkan RTH 20-30%.
3. KEMBANGKAN JALUR HIJAU
MENGEMBANGKAN KORIDOR RUANG HIJAU KOTA
(LINKS)
Mengembangkan ruang hijau kota (links) di lahan-lahan
di bawah pengelolaan jalan, sempadan sungai, tepian
situ/waduk (Kementerian/Dinas PU), jalan tol (Jasa situ/waduk (Kementerian/Dinas PU), jalan tol (Jasa
Marga), tepian rel KA (PT KAI), SUTET (PLN), jalur pipa
gas (PT Gas Negara), dan tepi pantai.
4. MENGAKUISISI RTH PRIVATMENGAKUISISI RTH PRIVAT
Mengakuisisi RTH Privat untuk mengejar target RTH Privat sebesar 10% (green space acquitition, kuantitas) dibayang-bayangi kecenderungan penurunan RTH Privat untuk berbagai keperluan bangunan.
Untuk itu perlu peraturan ketat terhadap pelaksanaanUntuk itu perlu peraturan ketat terhadap pelaksanaanKDH (pengendalian) dan pemberian kompensasi insentifdan disinsentif.
Ide akuisisi RTH privat membutuhkan dasar hukum yangkuat agar terlaksana dan menguntungkan semua pihak.
KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)Koefisien Dasar Hijau adalah angka prosentase berdasarkan perbandingan antara luas ruang terbuka di luar bangunan yang diperuntukkan bagi pertamanan at au penghijauan dengan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana kota.
Koefisien Dasar Bangunan
(KDB)
Ruang Terbuka Non-Hijau
Jalan
Ruang Terbuka Hijau(Koefisien Dasar Hijau/KDH)
KOEFISIEN DAERAH HIJAU (KDH)
KDH adalah persentase perbandingan antara
luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan
gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dan luas lahan
perpetakan / daerah perencanaan yang dikuasai.
KDH adalah perangkat untuk mengendalikan luas
perkerasan di luar bangunan, sehingga
penghijauan dan peresapan air hujan ke tanah
Hunian deret
KDB = 40% KDH = 25%
Hunian deret
KDB = 50%
KDH = 20%
Pertokoan deret
KDB = 70%
KDH = 10%
Balai Kesehatan
KDB = 50% KDH = 20%
Hunian deret
Kantor Pelayanan
KDB = 50%
KDH = 20%
penghijauan dan peresapan air hujan ke tanah
masih terjamin. Penetapan distribusi KDH di
kawasan terkait dengan angka KDB di kawasan
yang bersangkutan, mengingat bahwa daerah
hijau mengambil bagian lahan di luar lantai dasar.
Angka KDH yang tertera dalam ketentuan adalah
besaran minimal yang diijinkan.
Hunian deret
KDB = 40%
KDH = 25%
Sekolah Kejuruan
KDB = 20% KDH = 50%
Kantor Kecamatan
KDB = 50% KDH = 20%
5. MEREFUNGSI RTHMEREFUNGSI RTH EKSISTING
Refungsionalisasi RTH eksisting dari SPBU di JH kembali
taman. Rehabilitasi atau Restorasi RTH dan penghijauan
kembali kawasan hutan bakau.
Revitalisasi situ, danau, waduk, dan hutan mangrove sebagai
daerah resapan air. daerah resapan air.
Taman lingkungan yang diperkeras, halaman sekolah/kantor
dihijaukan (rumput dan pohon), dipertahankan dan dilindungi
(ada insentif dari pemerintah, seperti keringanan pajak,
pembayaran listrik, asuransi kesehatan).
JH TEPIAN AIR JL. RE.MARTADINATA, JH TEPIAN AIR JL. RE.MARTADINATA,
ANCOL, JAKARTA UTARAANCOL, JAKARTA UTARA
6. HIJAUKAN ATAP DAN DINDINGMENGHIJAUKAN LANGIT KOTAAkibat keterbatasan lahan, tren pembangunan RTH ke atap-atap bangunan (mal, apartemen, hotel, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, rumah) menjadi taman atap dan dinding hijau.
Penghijauan bangunan terbukti mampu menurunkan Penghijauan bangunan terbukti mampu menurunkan suhu kota, menyerap gas polutan.
Namun, tidak menambah luasan RTH Privat.
GREEN ROOF DAN GREEN WALL GREEN ROOF DAN GREEN WALL MERUPAKAN BAGIAN DARI PENGEMBANGAN GREEN BUILDINGMERUPAKAN BAGIAN DARI PENGEMBANGAN GREEN BUILDING
DENAH RENCANA GREEN ROOF ATAP BANGUNAN PARKIRDENAH RENCANA GREEN ROOF ATAP BANGUNAN PARKIRKANTOR WALIKOTA JAKARTA BARATKANTOR WALIKOTA JAKARTA BARAT
UntukUntuk percontohanpercontohan pengembanganpengembangan PertanianPertanian Kota Kota
TAMPAK GREEN ROOF ATAP BANGUNAN PARKIRTAMPAK GREEN ROOF ATAP BANGUNAN PARKIRKANTOR WALIKOTA JAKARTA BARAT KANTOR WALIKOTA JAKARTA BARAT
SKTESA PERSPEKTIF GREEN ROOF ATAP BANGUNAN PARKIR L T 6SKTESA PERSPEKTIF GREEN ROOF ATAP BANGUNAN PARKIR L T 6KANTOR WALIKOTA JAKARTA BARAT KANTOR WALIKOTA JAKARTA BARAT
7. KEBIJAKAN HIJAU
MENYUSUN KEBIJAKAN HIJAU
Komitmen dan konsistensi pemda dan DPRD dengan mencantumkan target RTH 30% dalam RTRW, pengembangan RTH (green policy), penyediaan anggaran besar untuk pembangunan RTH baru (green budget).Pemda melakukan peningkatan kesadaran aparat lintasbesar untuk pembangunan RTH baru (green budget).Pemda melakukan peningkatan kesadaran aparat lintassektoral dalam pengembangan RTH.Memberi insentif/disentif (reward/punishment), jika terjadiprestasi atau pelanggaran hukum oleh perorangan dan/ataubadan dalam pelaksanaan pengembangan RTH.Membentuk Tim Audit RTH untuk menjaga keberadaan danpelaksanaan pengembangan RTH.
RANCANGANPERATURAN DAERAH KOTA
RANCANGANPERATURAN DAERAH KOTA PERATURAN DAERAH KOTA
TANGERANGNOMOR ……… TAHUN ……….
TENTANGPENGELOLAAN RUANG
TERBUKA HIJAU
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG
NOMOR ……… TAHUN ……….TENTANG
PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU
KONSEPSI RAPERDAKONSEPSI RAPERDA
PENGELOLAAN RTH KOTA TANGERANGPENGELOLAAN RTH KOTA TANGERANG
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II AZAS, TUJUAN DAN LINGKUP
BAB III FUNGSI, JENIS DAN MANFAAT
BAB IV PERENCANAAN
BAB V PEMBANGUNAN
BAB VI PEMANFAATAN
BAB VII PENGENDALIAN
BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKATBAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT
BAB IX PENGHARGAAN
BAB X LARANGAN
BAB XI SANKSI
BAB XII KETENTUAN PIDANA
BAB XIII KETENTUAN PENYIDIKAN
BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN
BAB XV KETENTUAN PENUTUP
8. KOMUNITAS HIJAU
MEMBERDAYAKAN KOMUNITAS HIJAU
Perlu partisipasi masyarakat, dari
tanggung jawab pemangku
kepentingan (stakeholders) ke tanggung kepentingan (stakeholders) ke tanggung
jawab bersama pemerintah dan
masyarakat (shareholders) : kampanye
hijau, sekolah hijau, dll.
PENGEMBANGAN RTH ………PENGEMBANGAN RTH ………
UNTUK MEWUJUDKAN UNTUK MEWUJUDKAN
KOTA HIJAUKOTA HIJAU
TERIMAKASIHTERIMAKASIHIR. IWAN ISMAUN, MT, IALIIR. IWAN ISMAUN, MT, IALI
PemberdayaanPemberdayaanPemberdayaanPemberdayaanPemberdayaanPemberdayaanPemberdayaanPemberdayaan &&&&&&&& PeranPeranPeranPeranPeranPeranPeranPeran Serta Serta Serta Serta Serta Serta Serta Serta MasyarakatMasyarakatMasyarakatMasyarakatMasyarakatMasyarakatMasyarakatMasyarakat
Jakarta, 27 September 2011
Oleh :BAYU WARDHANA
LATAR BELAKANG
1. Bukan isu baru :
Isu lingkungan naik-turun, tergantung tren (pemicu)
• Pembangunan Berwawasan Lingkungan (1970) – Hari Bumi 23-3-1974
• Pembangunan Ramah Lingkungan (1980) – KLH 1984• Pembangunan Ramah Lingkungan (1980) – KLH 1984
• Pembangunan Berkelanjutan (1990) – Agenda 21
• Pembangunan ‘hijau/green’ (2000) – An Inconvenient Truth (Al Gore, 2007)
2. Fenomena Pemanasan Global (2000-sekarang, booming 2007) :
• An Inconvenient Truth (Al Gore, 2007) – buku+film Oscar, tren ‘GREEN’ mewabah
• Fakta perubahan iklim (musim hujan-kemarau, panas-hujan tidak beraturan) – petani, nelayanhujan tidak beraturan) – petani, nelayan
• Fakta akibat pembangunan kota (tidak) berkelanjutan - degradasi kualitas lingkungan : peningkatan banjir (genangan), rob, intrusi air laut, abrasi pantai, amblesan tanah, krisis air bersih, pencemaran udara, penyakit lingkungan (ispa, flu burung, DBD, dll)
UNSUR TERPENTING
• Fakta-fakta akibat pemanasan global,
perubahan iklim, dan degradasi kualitas
berdampak langsung dalam kehidupan
masyarakat – banjir, krisis air bersih, masyarakat – banjir, krisis air bersih,
pencemaran udara, penyakit lingkungan, dll.
• Tidak ada yang aman dan selamat, semua
pasti terkena dampaknya.
• APATIS : business as usual, egois, merasa tidak
menjadi bagian dari masalah, SDM
(selamatkan diri masing-masing).
• OPTIMIS : kesadaran lingkungan, bagian dari
SIKAP MASYARAKAT
• OPTIMIS : kesadaran lingkungan, bagian dari
masalah, gerakan kolektif membangun
kebersamaan senasib sepenanggungan
(jejaring komunitas lokal - global).
KESADARAN
• Membangun Kesadaran Lingkungan (DARLING) masyarakat
(apatis) melalui komunikasi publik menarik, melibatkan
komunitas hijau. WE KNOW, WE CARE, WE LOVE. TAK
KENAL MAKA TAK SAYANG.
• Membangun kepercayaan pemerintahan yang bersih,
transparan, dan bebas korupsi kepada masyarakat.transparan, dan bebas korupsi kepada masyarakat.
• Berpikir Global, Bertindak Lokal (think globally, act locally):
Apa yang kita lakukan di lingkungan kita berdampak pada
bumi. Semangat kebersamaan yang mendunia – slogan
berbahasa asing (keren, gaul, bangga) – clean and green,
plant the trees, save our planet, save the earth, bike to work,
green map, green city.
RAMAH LINGKUNGAN
• Diberbagai kota telah terbentuk masyarakat perkotaan yang ramah lingkungan.
• Masyarakat sudah membentuk komunitas-komunitas hijau.
• Masyarakat sebagai tulang-punggung keberhasilan • Masyarakat sebagai tulang-punggung keberhasilan mewujudkan ‘Kota Hijau’.
• Komunitas Hijau sebagai motor gerakan kesadaran lingkungan dan perubahan gaya hidup menuju kota hijau (dari-untuk-oleh warga).
APA YANG HARUS DILAKUKAN
1. Mengoptimalkan jejaring komunitas hijau.
Pemerintah daerah mendata dan memetakan potensi
komunitas hijau yang sudah ada :
• Air : Masyarakat Air Indonesia, Green Monster (hutan
bakau, rawa-rawa, dll).
• Sampah : Pepulih (peduli lingkungan hidup).• Sampah : Pepulih (peduli lingkungan hidup).
• Infrastruktur hijau : B2W (jalur sepeda), kelompok
pejalan kaki (pedestrian).
• Transportasi hijau : B2W, B2S (SEGO SEGAWE – sepeda
kanggo sekolah dan nyambut gawe), Suaratransjakarta,
KRL Mania.
• RTH : Green Map, Green Lifestyle, Green Kampoong,
Pecinta Pohon Pusaka, Pelestari & Pecinta Sungai,
Birdlife, KERUPUK (kelompok peduli ruang publik).
• Bangunan hijau : GBCI, asosiasi profesi, Green
Property Award, Green Design Community, Sahabat
Museum, Historia, WALIBATU (warga peduli Museum, Historia, WALIBATU (warga peduli
bangunan tua).
• Sosial budaya : kelompok kesenian tradisional dan
modern (fotografi, tari, musik, film, lukis, dll).
2. Mendukung gerakan komunitas hijau dengan fasilitasi,
stimulasi, duplikasi :
• Menyediakan fasilitas hijau (jalur sepeda,
transportasi massal, bangunan publik yang hijau,
taman-taman kota (adopt a park), penghijauan tepi
sungai-rel KA-SUTET, dll);sungai-rel KA-SUTET, dll);
• Memberikan penghargaan dan dana hibah untuk
menstimulan (modal dasar) kegiatan komunitas.
• Menfasilitasi pengembangan gerakan komunitas
hijau (cabang) ke berbagai kota – workshop, dll.
PERAN SERTA SEKOLAH
• KLH - Penghargaan Adiwiyata : Sekolah Hijau.
• Jangka pendek : bangunan sekolah hemat listrik dan
air, zero waste (3R), zero run off (5R), B2S, tanam
pohon produktif, kebun sayuran, lapangan
olahraga/upacara dirumput. olahraga/upacara dirumput.
• Jangka panjang : standar bangunan hijau, rayonisasi
sekolah, kawasan bebas kendaraan (berjalan kaki,
bersepeda).
PERAN SERTA REMAJA
• Semangat kebersamaan yang mendunia – slogan
berbahasa asing (keren, gaul, bangga) – Clean and
Green, Plant the Trees, Save Our Planet, Save the
Earth, Bike 2 School, Green Map.
• Jangka pendek : Kampanye yang sesuai umur remaja. • Jangka pendek : Kampanye yang sesuai umur remaja.
Gerakan Hijau sebagai Gaya Hidup.
• Jangka panjang : Kaum Remaja penggiat aktif gerakan
perbaikan lingkungan.
PERAN SERTA PASAR
• Citra Pasar Tradisional (jorok, bau, dll) harus
dipulihkan.
• Jangka pendek : perlindungan pasar tradisional,
renovasi pasar (bersih, sehat, pengelolaan sampah),
batasi pertumbuhan pasar modern.batasi pertumbuhan pasar modern.
• Jangka panjang : citra pasar tradisional – murah,
sehat (segar, organik, bebas pestisida), ramah
lingkungan (tidak ber AC, zero waste, dll).
KAMPANYE PUBLIK
• Rangkaian peringatan hari-hari yang berkaitan LH
dalam bentuk kegiatan dan hasil nyata:
• Hari Air Sedunia (22 Maret) :
• Jangka pendek : penyediaan dan kemudahan
mendapatkan SRA siap pasang, pemasangan SRA mendapatkan SRA siap pasang, pemasangan SRA
secara massal, mulai dari bangunan publik.
• Jangka panjang : revitalisasi situ sebagai sumber
air bersih, refungsionalisasi bantaran sungai,
pengembangan ekodrainase.
• Hari Bumi (23 April), Hari LH Sedunia (5 Juni), Hari
Pohon Sedunia (27 September), Hari Tanam dan
Pelihara Pohon Nasional (28 November), Hari Cinta
Puspa dan Satwa (29 November) :
• Jangka pendek : fun bike - terwujudnya jalur sepeda
dan fasilitas pendukung, pedestrianisasi. dan fasilitas pendukung, pedestrianisasi.
• Jangka panjang : tanam pohon - siapa yang
memelihara, sistem pemantauan pertumbuhan
pohon, seleksi jenis pohon, lokasi penanaman,
Rencana Induk Penanaman Pohon Kota.
• Hari Habitat Sedunia (minggu 1 Oktober), Hari Tata
Ruang Sedunia (8 November) :
• Jangka pendek : optimalisasi kampung hijau
sebagai tujuan wisata kota hijau, refungsionalisasi
perubahan peruntukan lahan ke RTH. perubahan peruntukan lahan ke RTH.
• Jangka panjang : RTH 30%, bangunan hijau,
properti hijau, revitalisasi kampung kumuh
menjadi kampung hijau terpadu.
KAMPUNG HIJAU
• Pemasyarakatan kampung perkotaan yang
ramah lingkungan :
• Mendata dan memetakan keberadaan dan
potensi kampung hijau yang sudah ada.
• Mendorong pengembangan kampung hijau
yang sesuai dalam RTRW. Jika tidak sesuai
peruntukan, rencanakan
Revitalisasi/Peremajaan Kota.
• Menjadikan kampung hijau : tujuan wisata kota.
Tur Kampung Hijau. Warga lokal : pemandu tur dan
pengajar lokalatih pengolahan sampah. Kompos
dan asesoris hasil daur ulang (tas, dompet, map,
dll) sebagai cindera mata. Pengunjung belajar cara dll) sebagai cindera mata. Pengunjung belajar cara
pengolahan sampah, penghijauan lingkungan, dll.
• Jika ada potensi lokal – produsen makanan dan
minuman tradisional, pengrajin, kelompok
kesenian – meningkatkan nilai jual kampung.
• Mensinergikan program sejenis dengan program
kementerian dan pemda setempat, dan CSR (Clean &
Green, dll, 1 Miliar Pohon) :
• KLH (mulai 2011) : Program Kampung Iklim.
• KPU (2009-sekarang) : Program Kota Lestari.• KPU (2009-sekarang) : Program Kota Lestari.
• Unilever : Clean and Green Initiative.
• Jarum : Program Tanam 1 Miliar Pohon.
• Kompas : Fun Bike.
BAB I BAB I
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
VISI VISI –– TUJUAN TUJUAN –– MANFAATMANFAAT
(BOB0T 20%) (BOB0T 20%)
1.1. Visi Kabupaten/Kota
– Menjelaskan VISI Kabupaten/Kota yang tertuang dalam RPJP-D/RPJM-D, RTRW, dan RDTR Kabupaten/Kota
– Mencerminkan sensitivitas terhadap isu-isu perubahan iklim dan kota hijau
VISI (5%)VISI (5%)
Mencerminkan sensitivitas terhadap isu-isu perubahan iklim dan kota hijau
– Visi yang mendukung program Kota Hijau, contoh : Kota Taman, Kota Wisata yang Berkelanjutan
– Visi yang kurang mendukung, contoh : Kota Jasa dan Niaga, Kota Perdagangan, Kota Tambang
1.2. Tujuan Keikutsertaan Program P2KH
– Menguraikan statement of interest dari
Kabupaten/Kota terhadap program P2KH
– Menunjukkan motivasi keikutsertaan dalam
P2KH
TUJUAN (5%)TUJUAN (5%)
P2KH
– Serius mewujudkan Kota Hijau
– Memiliki pengalaman/jejak rekam
pembangunan kota yang ramah lingkungan
– Sinergi : Pemerintah, Masyarakat, Pengusaha
1.3. Manfaat Keikutsertaan Kabupaten/Kota
– Menguraikan manfaat keikutsertaan bagi Kabupaten/Kota dalam perwujudan Kota Hijau
– Kejelasan manfaat mengikuti P2KH terhadap perwujudan visi, seperti :
MANFAAT (10%)MANFAAT (10%)
terhadap perwujudan visi, seperti :
– Menjadi daya tarik dan pembangkit industri wisata hijau (PAD)
– Memberi nilai tambah untuk mengundang investor regional/nasional/internasional datang
– Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan warga
BAB II BAB II
PROFIL KABUPATEN/KOTAPROFIL KABUPATEN/KOTAPROFIL KABUPATEN/KOTAPROFIL KABUPATEN/KOTA
UMUM UMUM –– WILAYAH WILAYAH –– UNGGULAN UNGGULAN –– PENCAPAIANPENCAPAIAN
(BOBOT 30%)(BOBOT 30%)
2.1. PROFIL UMUM
– Menguraikan mengenai karakteristik wilayah
terkait dengan 8 atribut Kota Hijau
– Kejelasan uraian mengenai karakteristik
wilayah
PROFIL KABUPATEN/KOTA (5%)PROFIL KABUPATEN/KOTA (5%)
wilayah
– Wilayah Indonesia Barat, Tengah, Timur
terkait ekologi (flora fauna), ekonomi, dan
sosial budaya
– Antisipasi dan mitigasi Kota
Pantai/Daratan/Pegunungan terhadap
perubahan iklim
POTENSI KABUPATEN/KOTA (5%)POTENSI KABUPATEN/KOTA (5%)
2.2. POTENSI WILAYAH
– Menguraikan berbagai sumber daya lokal
untuk mewujudkan program Kota Hijau
– Kejelasan uraian mengenai potensi wilayah :
– Ketersediaan dan legalitas lahan untuk – Ketersediaan dan legalitas lahan untuk
RTH
– Manusia
– Jaringan serta inisiatif masyarakat
– Kejelasan dan keberlanjutan sumber
keuangan
– Peran dunia usaha
PROGRAM UNGGULAN (10%)PROGRAM UNGGULAN (10%)
2.3. PROGRAM UNGGULAN
– Menjelaskan program/kegiatan terkait dengan
komponen Kota Hijau yang telah, sedang, dan
akan dilaksanakan, contoh :
– Pembangunan hutan kota, kebun raya, taman
kotakota
– Penghijauan/penanaman pohon besar dan
massa
– Kampung hijau, sekolah hijau, wisata hijau, dst.
– Kejelasan uraian mengenai sumberdaya: lahan,
manusia, keuangan, jaringan serta inisiatif
masyarakat dan dunia usaha
TARGET PENCAPAIAN (10%)TARGET PENCAPAIAN (10%)
2.4. PENCAPAIAN
– Menjelaskan realisasi program/kegiatan
yang sudah dilaksanakan terkait dengan
proposal RAKH
– Program kegiatan harus terencana matang, – Program kegiatan harus terencana matang,
bukan dadakan, tidak sporadis, jelas
penanggung-jawabnya, dan ada kepastian
keberlanjutannya
– Program bersinergis antar instansi terkait,
diinisiasi masyarakat, didukung pengusaha
BAB III BAB III
RENCANA AKSI KOTA HIJAU RENCANA AKSI KOTA HIJAU
(RAKH) 2012(RAKH) 2012--20142014(RAKH) 2012(RAKH) 2012--20142014
KEGIATAN UTAMA KEGIATAN UTAMA –– TAMBAHAN TAMBAHAN –– KOMITMENKOMITMEN
(BOBOT 50%)(BOBOT 50%)
KEGIATAN UTAMA (25%)KEGIATAN UTAMA (25%)
3.1.1. URAIAN KEGIATAN
– Uraian kegiatan untuk fokus ke 3 atribut Kota Hijau yang disusun berdasarkan prioritas program tahunan hingga tahun 2014 : GREEN PLANNING AND DESIGN, 2014 : GREEN PLANNING AND DESIGN, GREEN OPEN SPACE, GREEN COMMUNITY
– Realistis : Jangka Waktu, Pendanaan, Legalitas Lahan (15%)
– Kreatifitas dan inovasi program (5%)
– Partisipasi/inisiatif masyarakat (5%)
KEGIATAN TAMBAHAN (10%)KEGIATAN TAMBAHAN (10%)
3.1.2. URAIAN KEGIATAN
– Uraian kegiatan tambahan yang sifatnya
opsional bagi Kabupaten/Kota
mencakup 5 atribut lainnya : GREEN
ENERGY, GREEN WATER, GREEN WASTE, ENERGY, GREEN WATER, GREEN WASTE,
GREEN TRANSPORTATION, GREEN
BUILDING
– Realistis : Jangka Waktu, Pendanaan,
Legalitas Lahan (5%)
– Kreatifitas dan inovasi program (2,5%)
– Partisipasi/inisiatif masyarakat (2,5%)
KOMITMEN PEMDA (15%)KOMITMEN PEMDA (15%)
3.2. KOMITMEN DAERAH TERHADAP RAKH– Memberikan identifikasi terhadap sumber-
sumber pembiayaan yang mendukung keberlanjutan program Kota Hijau (P2KH), termasuk sharing pembiayaan APBD, seperti : CSR (Corporate Social Responsibility) Perusahaan, (Corporate Social Responsibility) Perusahaan, Mitra RTH, Donatur Warga (wakaf tanah, dll.), Hibah Bantuan Asing (Bank Dunia, ADB, dll)
– Besaran alokasi APBD untuk mendukung P2KH : > 500 juta, 300-500 juta, < 300 juta (7,5%)
– Prosentase terhadap APBD : > 5%, 3-5%, < 3% (7,5%)