Peran Negara dalam Melindungi Warga Negara

Oleh Gavrilla Anggastanadia, 1106066555

Judul : Pertahanan Negara untuk Melindungi Rakyat

Pengarang : Dede Riani

Data Publikasi : http://www.kbr68h.com/ , 15 September 2011

Pada Penjelasan Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa bentuk Negara Republik Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa dan seluruh tumpah darahnya. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Segenap bangsa dan seluruh tumpah darah di sini berarti semua orang yang termasuk sebagai warga negara bangsa Indonesia. Untuk mengatasai ancaman terhadap negara, diperlukan pertahanan negara. Konsep pertahanan negara sendiri diterapkan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan melindungi bangsa dari segala ancaman.

Pertahanan negara merupakan suatu kunci untuk menjamin kedaulatan NKRI termasuk melindungi rakyatnya, sesuai amanat UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Direktur Kebijakan dan Strategi, Ditjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan I Wayan Midhio mengatakan bahwa fungsi menjaga dan menjamin pertahanan negara memang disiapkan sejak dini dengan ketahanan semesta oleh kementeriannya. Bila ada konflik yang terjadi di daerah, maka penanganan dilakukan oleh pemerintah daerah dan aparat keamanan setempat terlebih dahulu. Jika ekskalasi bertambah, pusat baru turun tangan.

Selama ini, rumusan kebijakan umum pertahanan negara dibuat oleh Kementerian Pertahanan. Kebijakan ini meliputi strategi pemberdayaan wilayah, kerjasama internasional di bidang pertahanan dan kebijakan industri pertahanan. Semua itu bertujuan untuk melindungi rakyat.

Terkait dengan ancaman yang terjadi .di tanah air, Wayan Midhio memaparkan dua hal. Ada yang berupa elemen waktu dan elemen bentuk. Elemen waktu meliputi ancaman aktual dan potensial. Sedangkan elemen bentuk meliputi militer dan nonmiliter. Saat ini, menurut Wayan Midhio, kemungkinan terjadinya ancaman militer lebih kecil karena Indonesia menganut sistem politik bebas aktif dan zero enemy. Beliau mencontohkan ancaman potensial yang terjadi. Mulai dari gerakan separatis, terorisme, kekerasan, kejahatan lintas negara dan pelanggaran wilayah laut dan udara serta ancaman perubahan iklim.

Industri pertahanan dalam negeri menjadi salah satu kunci keberhasilan mempertahankan negara karena alat utama sistem senjata (alusista)  dipasok oleh industri pertahanan dalam negeri. Misalnya, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL. Walaupun industri pertahanan dalam negeri ini belum mampu secara penuh memasok alutsista untuk kebutuhan TNI, langkah menuju keberhasilan tersebut terus digalakkan. Saat ini, Kementerian Pertahanan bekerjasama dengan negara lain untuk pengadaan alutsista atau transfer teknologi misalnya dengan Korea. Dalam kebijakan pertahanan 2010-2014, pembangunan pertahanan dilakukan dengan konsep prokesejahteraan. Pelibatan industri pertahanan dalam negeri adalah salah satunya supaya industri pertahanan bisa menyerap tenaga kerja dan industri alutsista dalam negeri dapat mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Melibatkan masyarakat merupakan salah satu langkah penting dalam mempertahankan negara. Hal ini dikarenakan masyarakat merupakan pintu penjaga yang mumpuni melawan perpecahan. Oleh karena itu, berdasarkan UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI, kekuatan pertahanan memiliki beberapa komponen mulai dari TNI, komponen cadangan, dan komponen pendukung. Komponen-komponen tersebut dibentuk untuk menyusun kekuatan pertahanan.

I Wayan Midhio menjelaskan bahwa komponen cadangan melibatkan masyarakat untuk membantu mempertahankan negara. Dalam situasi damai, masyarakat tetap melaksanakan profesinya masing-masing. Sedangkan bila kondisi darurat atau perang, masyarakat akan maju untuk membela negara. Keterlibatan masyarakat dapat ditemukan dalam bidang kesehatan atau menjaga keamanan daerah. Agar pertahanan negara dengan melibatkan masyarakat lebih efektif, diberikan pembinaan kepada masyarakat. Semua hal ini dilakukan sebagai upaya antisipasi bersama dalam menghadapi ancaman pertahanan negara.

Telah dijelaskan di atas bahwa negara Indonesia menerapkan konsep pertahanan negara untuk melindungi segenap warga negara Indonesia dalam menghadapi ancaman internal maupun eksternal. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia pun adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Namun, yang patut dipertanyakan adalah apakah upaya yang dilakukan ini berjalan secara efektif? Banyak kejadian di antara masyarakat, seperti amuk massa dan tawuran, yang berlangsung secara anarkis dan memakan korban jiwa. Kejadian-kejadian tersebut terjadi karena adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Ketidakpuasan tersebut berujung kepada aksi massa yang tidak dapat dikendalikan karena pemerintah “tutup kuping” terhadap aspirasi masyarakat. Aksi massa yang memakan korban jiwa merupakan suatu aksi yang mengancam pertahanan negara dan keutuhan bangsa. Dapat dikatakan, dengan adanya kejadian ini segenap warga negara tidak terlindungi karena aksi tersebut mengancam ketenangan hidup masyarakat.

Menjaga pertahanan negara memang merupakan kunci keberhasilan untuk menjaga keutuhan suatu bangsa. Tetapi, negara seharusnya mengontrol setiap upaya yang dilakukan dalam mempertahankan negara agar tidak terjadi amuk massa yang berujung pada korban jiwa. Pemerintah juga seharusnya mendengarkan setiap aspirasi rakyat dan melakukan suatu tindakan agar masyarakat tidak merasa diabaikan sehingga

amuk massa dapat dihindari serta masyarakat akan merasa terlindungi dan negara Indonesia dapat menjadi negara yang lebih kokoh.