luka bakar
DESCRIPTION
Penanganan luka bakarTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh energi
panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik yang menghasilkan efek baik memanaskan
atau mendinginkan. Luka bakar pada penatalaksanaan antara anak dan dewasa pada
prinsipnya sama namun pada anak akibat luka bakar dapat menjadi lebih serius. Hal ini
disebabkan anak memiliki lapisan kulit yang lebih tipis, lebih mudah untuk kehilangan
cairan, lebih rentan untuk mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat
pendinginan).
Luka bakar pada anak 65,7% disebabkan oleh air panas atau uap panas (scald).
Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi di rumah dan sebagian besar dapat
dicegah.
Luka bakar dangkal dan ringan (superficial) dapat sembuh dengan cepat dan tidak
menimbulkan jaringan parut. Namun apabila luka bakarnya dalam dan luas, maka
penanganan memerlukan perawatan di fasilitas yang lengkap dan komplikasi semakin
besar serta kecacatan dapat terjadi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi
Sistem Integument
Ciri-ciri kulit
Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
Luas : 1,50 – 1,75 m.
Tebal rata – rata : 1,22mm.
Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan telapak kaki dan paling
tipis : 0,5 mm.pada daerah penis.
Anatomi Fisiologi Kulit
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:
2
1. Epidermis
Terbagi atas 4 lapisan:
1) Lapisan basal / stratum germinativum
Terdiri dari sel-sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis
Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade
Lapisan terbawah dari epidermis
Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang membentuk melanin (melindungi
kulit dari sinar matahari)
2) Lapisan Malpighi/ stratum spinosum
Lapisan epidermis yang paling tebal
Terdiri dari sel polygonal
Sel – sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri
3) Lapisan Granular / stratum granulosum
Terdiri dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik
4) Lapsian tanduk / korneum
Terdiri dari 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti.
Perhatikan gambar!
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble
yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
Mengusir mikroorganisme patogen.
Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3
Unsur utama yang mengerskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2
sel yaitu:
Sel Merkel : Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam
pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki.
Sel langerhans : Berperan dalam respon – respon antigen kutaneus. Epidermis akan
bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis
dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang
essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
2. Dermis (korium)
merupakan lapisan dibawah epidermis.
Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:pars papilaris.( terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak
pembuluh darah , limfe, dan akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
3. Jaringan subkutan atau hipodermis / subcutis
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak
lemak.
Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti
otot dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
Sebagai bantalan terhadap trauma.
Tempat penumpukan energi.
4. Rambut
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang
distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
5. Kuku
4
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang
keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.
Berfungsi mengangkat benda – benda kecil.
Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan
kuku kaki: 12- 18 bulan.
Kelenjar-kelenjar pada kulit
1. Kelenjar sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan
batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
2. Kelenjar Keringat
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
Kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.
Kecepatan sekresi keringat dikendalikan oleh saraf simpatik.pengeluaran keringat
pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap stress, nyeri dan
lain-lain.
Kelenjar Apokrin
Terdapat di aksila, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folikel
rambut.
Kelenjar ini aktif pada masa pubertas,pada wanita akan membesar dan berkurang
pada sklus haid. Kelennjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu
yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga
bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut Kelenjar seruminosa
yang menghasilkan serumen(wax).
Fungsi kulit secara umum
1. Sebagai Proteksi
Masuknya benda- benda dari luar (benda asing ,invasi bacteri.)
Melindungi dari trauma yang terus menerus.
Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
Menyerap berbagai senyawa lipid vitamin A dan D yang larut lemak.
5
Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.
2. Pengontrol / Pengatur Suhu
Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah
meningkat terjadi penguapan keringat.
3. Proses hilangnya panas dari tubuh
Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.
Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang
bersentuhan dengan tubuh.
Konveksi : Perpindahan energi panas melalui arus udara/air. Kehilangan panas ke
udara pertama harus dikonduksi ke udara, baru kemudian dibawa melalui aliran
konveksi menjauhi tubuh.
Evavorasi : Dihasilkan oleh difusi molekul air terus menerus melalui kulit dan
permukaan sistem pernapasan.
4. Sensibilitas
Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaan.
5. Keseimbangan Air
Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta
elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subcutan.
Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.
6. Produksi Vitamin
Kulit yang terpejan sinar UV akan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin D.
B. Luka Bakar
1. Definisi
Suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena
air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat
bahan-bahan kimia, sengatan matahari (sunburn).
6
2. Etiologi
Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :
Luka Bakar Termal :
Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api,
cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
Luka Bakar kimia :
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam
atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang
terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat
terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan
untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang
industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat
menyebabkan luka bakar kimia.
Luka Bakar Elektrik :
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik
yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya
kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
Luka Bakar Radiasi :
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini
seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber
radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar
matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar
radiasi.
3. Zona Kerusakan Jaringan
Zona Koagulasi
Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein akibat pengaruh
panas)
Zona Statis
diluar zona koagulasi.
7
berlangsung 12-24 jam
kemungkinan berakhir dengan nekrosis jaringan
Zona Hiperemi
diluar zona statis
dapat sembuh secara spontan
4. Fase Luka Bakar
1. Fase Akut/awal/shock (0-48 jam)
a. Bersifat relatif life thretening
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
c. Penyebab kematian utama à cedera inhalasi
2. Fase Sub Akut/Fase setelah Shock (48-72 jam)
Terjadi kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas.
Luka yang terjadi menyebabkan:
Proses inflamasi dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
Masalah penutupan luka
Hipermetabolisme
3. Fase Lanjut/Rehabilitasi (>72 jam)
Berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.
Masalah : timbulnya penyulit à jaringan parut hipertropik, kontraktur,
deformitas (kerapuhan jaringan atau organ struktur.
5. Klasifikasi Luka Bakar
Untuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan
perawatan, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan
keseriusan luka, yakni :
1) Berdasarkan penyebab :
Luka bakar karena api
8
Luka bakar karena air panas
Luka bakar karena bahan kimia
Luka bakar karena listrik
luka bakar karena radiasi
luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
2) Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat I
Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
Kulit kering, hiperemi berupa eritema
Tidak dijumpai bulae
Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
Gambar :
b. Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
Dijumpai bulae.
Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas
kulit normal.
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
Derajat II dangkal (superficial)
Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
9
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh.
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
Gambar :
Derajat II dalam (deep)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea sebagian besar masih utuh.
Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya
penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
Gambar :
c. Luka bakar derajat III
Kerusakan mengenai seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih
dalam.
Apendises kulit rusak.
Tidak dijumpai bulae
10
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea mengalami kerusakan.
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat kering, letaknya lebih
rendah dibandingkan kulit sekitar akibat koagulasi protein pada lapis
epidermis dan dermis (dikenal dengan sebutan eskar)
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung
saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan
dari dasar luka.
Penyebab: tersengat arus listrik, terkena cairan mendidih dalam waktu
lama, terbakar nyala api.
Gambar :
3) Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori,
yaitu:
a. Luka bakar mayor
Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari
20% pada anak-anak.
Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan
derajat dan luasnya luka.
Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
11
b. Luka bakar moderat
Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-
anak. Luka bakar fullthickness kurang dari 10%. Tidak terdapat luka bakar
pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
c. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak
(1992) adalah :
Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang
dari 10 % pada anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
Luka tidak sirkumfer.
Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur
6. Penatalaksanaan Luka Bakar
Penanggulangan terhadap shock
mengatasi gangguan keseimbangan cairan
Mengatasi gangguan pernafasan
Mengataasi infeksi
Eksisi eskhar dan skin graft.
Pemberian nutrisi
Rahabilitasi
Penaggulangan terhadap gangguan psikologis.
7. Penanganan Luka Bakar
Penanganan luka bakar di luar rumah sakit dibagi menjadi dua. Yaitu fase akut
dan fase lanjutan (follow up). Pada fase akut ada 3 hal yang harus dilakukan. Pertama,
menentukan apakah luka bakar perlu di rujuk ke rumah sakit atau tidak. Kedua,
mengurangi rasa sakit dan ketiga mencegah terjadinya infeksi dan perburukan serta
mengusahakan penyembuhan. Pada fase lanjutan, penanganan ditujukan untuk
rehabilitasi dan pencegahan kecacatan (kekakuan/kontraktur). Pada fase akut perlu
pengetahuan untuk menetukan luas area luka bakar, kedalaman luka bakar karena dua
faktor ini yang secara dominan menentukan perlu tidaknya perawatan rujukan di
12
fasilitas yang lebih lengkap. Rujukan ke fasilitas lebih lengkap juga dipengaruhi
lokasi luka bakar, usia pasien, dan kondisi yang menyertai luka bakar.
Secara sistematik pertolongan terhadap luka bakar dapat dilakukan 6C : Clothing,
Cooling, Cleaning, Chemoprophylaxis, Covering and Comforting (contoh pengurang
nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling,
baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian
yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase
cleaning.
Cooling :
Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir
selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal,
terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam
setelah kejadian luka bakar
Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan
rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang
terlokalisasi
Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut
(vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko
hipotermia
Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram
dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab
luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru
disiram air yang mengalir.
Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa
sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan
lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih
dalam dari superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal
pemberian antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan
infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan 13
pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi
dengan bayi kurang dari 2 bulan
Covering : penutupan luka bakar dengan kasa. Dilakukan sesuai dengan derajat
luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan
lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk
mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat
luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya,
menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kulit terbagi atas beberapa lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan subcutan. Kulit
berfungsi sebagai proteksi, pengatur suhu tubuh, sebagai sensibilitas yakni untuk
merasakan rabaan dan juga suhu, mengatur keseimbangan air serta sebagai tempat
prosuksi vitamin D.
Luka bakar adalah Suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api
ke tubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat
sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, sengatan matahari (sunburn).
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab luka bakar, berdasarkan
kedalaman luka bakar, serta berdasarkan tingkat keseriusan luka bakar
15
DAFTAR ISI
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/08/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html
http://hidayat2.wordpress.com/2009/07/05/askep-luka-bakar/
http://makalah-keperawatan.blogspot.com/2008/07/luka-bakar.html
http://medicastore.com/penyakit/987/Luka_Bakar.html
http://musculoskeletalbedah.blogspot.com/2009/04/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html
http://pinginsehat.info/2010/09/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-luka-bakar/
http://rasmaholistic07.blogspot.com/2008/11/siaga-ners.html
http://rosyidi.com/penanganan-luka-bakar-yang-benar/
http://www.anneahira.com/anatomi-fisiologi-kulit.htm
http://www.informasi-obat.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=456&Itemid=1
16