luka bakar

29
TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan oleh karena transfer energi dari sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya,radiasi dan friksi. Keparahan dari cedera tergantung dari jumlah energi yang diserap oleh kulit. Energi yang diserap akan ditentukan oleh intensitas dari sumber panas atau agen perusak lainnya, lama paparan dari sumber energi dan tingkat isolasi atau perlindungan dari pakaian yang menutupi bagian tubuh yang terpapar. Semakin banyak energi yang diserap oleh kulit maka semakin besar juga tingkat gangguan selular yang akan terjadi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit (imbalance elektrolit) dan masalah 1

Upload: ika-ariandana

Post on 08-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

luka

TRANSCRIPT

Page 1: Luka Bakar

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan

yang diakibatkan oleh karena transfer energi dari sumber panas ataupun suhu

dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya,radiasi dan friksi.

Keparahan dari cedera tergantung dari jumlah energi yang diserap oleh kulit.

Energi yang diserap akan ditentukan oleh intensitas dari sumber panas atau

agen perusak lainnya, lama paparan dari sumber energi dan tingkat isolasi atau

perlindungan dari pakaian yang menutupi bagian tubuh yang terpapar.

Semakin banyak energi yang diserap oleh kulit maka semakin besar juga

tingkat gangguan selular yang akan terjadi. Jenis luka dapat beraneka ragam

dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena

luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka

tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan

jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat

yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar

dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya

kondisi shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit (imbalance elektrolit)

dan masalah distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka

bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis

yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar).1

Peristiwa kecelakaan luka bakar bisa terjadi setiap saat di berbagai tempat dan

pada umumnya adalah disebabkan oleh faktor kelalaian. Api sebagai salah

satu faktor penyebab utama kecelakaan luka bakar yang sering disebut sebagai

sahabat manusia dalam sekejap bisa berubah menjadi sumber malapetaka.

Demikian pula halnya listrik, bahan-bahan kimia, minyak tanah, bensin, gas,

dan beberapa unsur lainnya yang begitu dekat dan akrab dengan aktivitas

keseharian manusia, tanpa disadari sekaligus juga merupakan musuh yang

harus selalu diwaspadai.2

2. Anatomi kulit

1

Page 2: Luka Bakar

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,

merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya

sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya

sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai

6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada

kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas.

Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung,

bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang

berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal

dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah

dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.2

Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan epidermis, dermis dan subkutis

(subkutan).4

Lapisan epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu :

a) Stratum korneum (lapisan tanduk)

Adalah lapisan kulit yang paling luar yang terdiri dari beberapa lapis

sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah

menjadi keratin (zat tanduk)

b) Stratum lusidum

Merupakan lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah

menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.

c) Stratum granulosum (lapisan keratohialin)

Merupakan 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbutir

kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak memiliki

lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.

d) Stratum spinosum (stratum malphigi)

Nama lainnya adalah pickle cell layer (lapisan akanta). Terdiri dari

beberapa lapis sel berbentuk pologonal dengan besar berbeda-beda

karena adanya proses mitosis. Protoplasma jernih karena mengandung

2

Page 3: Luka Bakar

banyak glikogen dan inti terletak ditengah-tengah. Makin dekat

letaknya ke permukaan bentuk sel semakin gepeng. Dinatara sel

terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) terdiri dari

protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan antar jembetan

membentuk penebalan bulat kecil disebut nodus bizzozero. Diantara

sel juga terdapat sel langerhans.

e) Stratum basale

Terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun vertical pada perbatasan

dermo-epidermal. Berbaris seperti pagar (palisade). Mengadakan

mitosis dari berbagai fungsi reproduktif dan terdiri dari 2 jenis sel :

1) Sel berbentuk klumnar dengan protoplasma basofilik inti

lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain dengan

jembatan antar sel.

2) Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan

sel berwarna muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap

dan mengandung butiran pigmen (melanosomes).

Gambar 1. Anatomi kulit

Fungsi dari epidermis adalah sebagai proteksi barier, organisasi sel, sintesis

vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit)

dan pengenalan alergen (sel Langerhans).

3

Page 4: Luka Bakar

Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap

sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan

menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang

paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan

yaitu lapisan papiler yang tipis mengandung jaringan ikat longgar, dan lapisan

retikuler yang tebal terdiri dari jaringan ikat padat.1,4

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan

bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,

kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai

dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan

serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya

dan tampak mempunyai banyak keriput.Dermis mempunyai banyak jaringan

pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu

folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit

tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi dermis

adalah sebagai struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi,

menahan shearing forces dan respon inflamasi.1,4

Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari

lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit

secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-

beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi

menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi subkutis adalah

melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh

dan mechanical shock absorber.1,3,4

Vaskularisasi kulit dilakukan oleh arteri yang memberi nutrisi pada kulit

membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan

selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan

pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri

asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah

tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis.1,4

4

Page 5: Luka Bakar

3. Etiologi Luka Bakar 

Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin ataupun zat kimia.

Ketika kulit terkena panas, maka kedalaman luka akan dipengaruhi oleh

derajat panas, durasi kontak panas pada kulit dan ketebalan kulit. Tipe luka

bakar: 1,3,4

Luka Bakar Termal (Thermal Burns)

Luka bakar termal biasanya disebabkan oleh air panas, jilatan api ketubuh,

kobaran api di tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-

objek panas lainnya (misalnya plastic logam panas, dll.)

Luka Bakar Kimia (Chemical Burns)

Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang

biasadigunakan dalam bidang industri, militer, ataupun bahan

pembersih yangsering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.

Luka Bakar Listrik (Electrical Burns)

Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api dan ledakan.

Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi

paling rendah, dalam hal ini cairan. Kerusakan terutama padapembuluh

darah, khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke

distal. Seringkali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak

dengan sumber arus maupun lingkungan sekitar.

Luka Bakar Radiasi (Radiation Exposure)

Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber

radioaktif. Tipe ini sering disebabkan oleh penggunaan radioaktif untuk

keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat terpapar

sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar radiasi.

4. Patofisiologi Luka Bakar 

Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena konduksi panas langsung atau

radiasi elektromagnetik. Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 44°C tanpa

5

Page 6: Luka Bakar

kerusakan bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap

derajat kenaikan temperatur. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur

yang kurang tahan terhadap konduksi panas. Kerusakan pembuluh darah ini

mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah; dalam

hal ini bukan hanya cairan tetapi juga plasma (protein) dan elektrolit. Pada

luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir

menyeluruh, penimbunan jaringan masif di intersisiel menyebabkan kondisi

hipovolemik. Volume cairan intravaskuler mengalami defisit, timbul

ketidakmampuan menyelenggarakan proses transportasi oksigen ke

jaringan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan syok.1,3

Tingkat keparahan cedera dan konsekuensinya ke penderita tergantung pada

kedalaman dan ukuran keseluruhan atau luas permukaan luka bakar.

Kedalaman cedera akan menentukan konsekuensi lokal dari cedera dan ukuran

akan mempengaruhi konsekuensi sistemik. Kedalaman luka bakar mungkin

dijelaskan dalam berbagai cara, tetapi pembagian kategorisasi kedalam luka

bakar superfisial, luka bakar sebagian (sampai kebagian dermis) dan luka

bakar yang dalam (hingga kelapisan subkutan) dapat membantu untuk

mendeskripsikan tentang keparahan luka bakar.1,3

Pada paparan suhu yang tinggi dalam waktu yang sangat singkat atau paparan

dalam waktu lama namun dengan suhu sedikit diatas batas toleransi tubuh,

maka hal ini akan menghasilkan kerusakan hanya pada permukaan kulit saja.

Kerusakan ini akan membangkitkan respons peradangan pada jaringan

dibawahnya yang menghasilkan rasa nyeri, pembengkakan dan hyperemia

(trias inflamasi). Lapisan permukaan sel dapat terlepas dan meninggalkan

lapisan dibawahnya pada epidermis yang terpapar. Lapisan basal akan tetap

utuh dan lapisan epidermis akan meregenerasi ketebalan normal dengan

corneum lapisan luar yang baru. Proses ini akan berlangsung selama 7 - 10

hari. Luka bakar seperti ini dideskripsikan sebagai luka bakar superfisialis.1,3

Jika cedera pada lapisan yang lebih dalam, bagian luar epitelium dan lapisan

dermis dibawahnya akan rusak. Respon peradangan akan menjadi lebih besar

dengan adanya pelebaran kapiler, hilangnya integritas dinding kapiler, yang

6

Page 7: Luka Bakar

mengarah ke kebocoran plasma yang berlebihan dari intravaskular ke ruang

interstisial di daerah luka bakar. Plasma ini terdiri dari air dan elektrolit seperti

kalium dan natrium tetapi dapat juga mengandung protein. Konsekuensi dan

gambar klinis akan tergantung pada seberapa dalam cedera meluas ke

dermisngkin akan terlepas dari dermis dan terjadi pengumpulan cairan

sebagai akibat dari respons. Jika sel yang mati dekat dengan celah dermal-

epidermal junction, lapisan tipis dari sel-sel mati mu peradangan. Hal ini

menghasilkan permukaan blister. Di bawah lapisan blister adalah lapisan

dermal masih hidup Sel epidermis ini dapat segera bertambah banyak dan

bermigrasi untuk mereformasi sebuah lapisan konfluen yang akan secara

bertahap menebal untuk menghasilkan sebuah baru tetapi sedikit lebih tipis

dan sedikit lebih halus epidermis . Bila proses ini tidak diikuti dengan infeksi,

maka penyembuhan luka akan berlangsung selama 10 hari sampai dengan 6

minggu, tergantung kedalaman luka pada dermis dan luas dari area yang

cedera. Luka bakar ini dideskripsikan sebagai luka bakar sebagian.1

Pada luka bakar yang lebih dalam lagi, terjadi kerusakan sel hingga lapisan

subkutan. Jika kerusakan dan kematian sel meluas dan lebih dalam bahkan

melebihi lapisan dermis, semua lapisan kulit hilang. Organ-organ kulit seperti

folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan. Saat

jaringan yang rusak ini telah melalui proses penyembuhan dan

mengering,maka akan terbentuk suatu jaringan kasar tebal disebut eschar. Jika

dibiarkan, eschar ini secara bertahap berpisah. Epitelium pada tepi luka bakar

ini akan berpindah dengan pelan ke dalam luka dalam upaya untuk

menghasilkan penutupan luka. Hasil dari proses penyembuhan pada luka

bakar dalam ini adalah adanya lapisan jaringan parut kotor dan kontraktur.1

Sebagian besar luka bakar merupakan kombinasi dari ketiga derajat di atas.

Pada bagian pinggir sering kali terjadi luka bakar superfisial, sementara pada

pusatnya, pada tempat terjadinya kontak, timbul parsial atau full thickness

burn. Penentuan derajat luka bakar yang terbaru ialah tidak dengan "20 persen

luka bakar derajat 3", tetapi "estimasi/perkiraan 20 persen luka bakar

campuran superficial dan full thickness burn".1,3

7

Page 8: Luka Bakar

5. Pembagian zona kerusakan

Terdapat pembagian zona kerusakan yaitu:1

Zona Koagulasi

Merupakan daerah yang langsung mengalami kontak dengan sumber panas

dan terjadi kematian selular.

Zona Stasis

Zona ini mengalami kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit,leukosit

sehingga terjadi gangguan perfusi, diikuti perubahan permabilitas kapiler dan

respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsungselama 12-24 jam pasca cidera,

dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

Zona Hiperemia

Daerah ini ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan

reaksi seluler.

6. Penatalaksanaan

Prehospital

Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk

mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena

tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop),

dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung

basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya.

Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera

basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan

bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah

pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam

keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang

terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar

8

Page 9: Luka Bakar

biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin,

aspirin, asam mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis.1,2,3,4,5

Hospital

Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya

harus dicek primary survey seperti:

1. Airway (jalan nafas pasien)

2. Breathing (nafas)

3. Circulation (sirkulasi)

4. Disabilitas dan status neurologis

5. Exposure (lingkungan)

Pada airway, maka yang dilakukan adalah memastikan jalan nafas pasien tidak

terganggu. Pastikan tidak ada benda-benda asing yang terdapat pada rongga

mulut pasien.bila ada, maka sesegera mungkin dikeluarkan. Pada pasien yang

tidak sadar, dilakukan chin lift dan jaw thrust untuk melapangkan jalan nafas.

Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang

endotracheal tube. Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah

riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang

terbakar, dan sputum yang hitam.1,2,3

Pada breathing, dilakukan pemeriksaan nafas pasien. Walaupun jalan nafas

sudah bersih dan paten, pernafasan masih mungkin belum adekuat. Untuk

menilai kecukupan bernapas dan ventilasi , periksa pergerakan dada sat

bernafas. Jika fasilitas tersedia, berikan oksigen tambahan menggunakan

masker wajah . Jika ada tanda-tanda dari obstruksi pernapasan atau tidak

memadai , ventilasi awal melalui masker harus diberikan dan segera lakukan

persiapan untuk pemasangan endotracheal intubation dan ventilator .

Keterlambatan dalam intubation sangat memungkinkan untuk terjadinya

edema pharyngeal sehingga mengharuskan dilakukannya tracheostomy atau

cricothyroidotomy.1,2,3

9

Page 10: Luka Bakar

Inhalasi uap panas dan asap dapat menyebabkan peradangan dan obstruksi

pada jalan nafas yang menyebabkan terganggunya ventilasi. Asap juga dapat

mengiritasi paru-paru sehingga dapat mengganggu proses pertukaran gas.

Gejala yang terpenting yang harus diperhatikan adalah hipoksia termasuk

peningkatan frekuensi dan perubahan pada pola pernafasan, terutama

pernafasan yang lambar memburuk. Sianosis adalah gejala hipoksia yang

lanjut pada penderita trauma. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain

yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax,

hematothorax, dan fraktur costae.1,2,3

Pada sirkulasinya, periksa keadaan sistem peredaran darah . luka bakar

menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. Periksa

denyut nadi dan tekanan darah. Jika nadi lemah atau tekanan darah yang

rendah , cairan langsung resusitasi harus dimulai. Manajemen cairan pada

pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter. Rumusan dari

Formula Baxter adalah Total cairan = 4cc x berat badan x luas luka bakar.

Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, dan sisanya dalam 16 jam

berikutnya.1,2,3

Pada disabilitas, tingkatkan dan rekam tingkat kesadaran , yang mungkin akan

terpengaruh oleh cedera otak langsung atau hasil dari hipoksia sekunder untuk

komplikasi pernafasan. Motade sederhana untuk mendeskripsikan kesadaran

adalah:

a) Alert (sadar)

b) Merespon rangsangan suara

c) Merespon rangsangan nyeri

d) Tidak merespon segala rangsangan

Sedangkan untuk lingkungan sekitar pasien, maka yang harus dilakukan

adalah melepas semua pakaian yang digunakan untuk mempermudah

penanganan. Bersihkan semua benda asing yang mungkin menempel pada

tubuh pasien.1,2,3

10

Page 11: Luka Bakar

Secondary Survey

Setelah mendapatkan penatalaksanaan primary survey yang bertujuan untuk

menangani keadaan yang mengancam nyawa, penilaian yang

berkesinambungan harus digali.1,5

Riwayat

Beberapa riwayat penting yang harus ditanyakan yaitu :

A – allergies

M – medication

P – past illnesses

L – last meal

E – events/environment ( lingkungan yang berkaitan dengan terjadinya

injuri, misalnya : paparan panas, agen penyebab, pertolongan pertama

yang diberikan, dan jenis pakaan yang digunakan pada saat itu).

Pemeriksaan fisik

Pada kasus luka bakar, sangat diperlukan pemeriksaan yang menyeluruh

untuk mengetahui seberapa luas luka bakar dan untuk mendeteksi adanya

penyakit atau trauma yang terkait.4,5

Kepala dan Leher

Pertama-tama yang harus dinilai yaitu tanda umum dari injuri. Setelah

itu periksa luka bakar pada kornea, eksplorasi apakah terdapat indikasi

injuri inhalasi (luka bakar atau melepuh pada hidung dan mulut,

rambut hidung yang terbakar, melepuh atau edema pada lidah, faring,

atau mulut). Periksa secara hati-hati untuk mengetahui apakah terdapat

cervical spine injury.4,5

Dada

Dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada region dada, menlai adanya

luka bakar dan melihat apakah terdapat gangguan respirasi atau tidak.

Lihat adanya fraktur pada rib, dengarkan suara nafas dan tanda-tanda

indikasi injuri inhalasi pada saluran nafas bawah.4,5

11

Page 12: Luka Bakar

Abdomen

Periksa apakah terdapat tanda intra-abdominal injuries jika luka bakar

berasosiasi dengan trauma. Nilai apakah luka bakar pada abdomen

merestriksi respirasi atau tidak.4

Perineum

Periksa apakah terdapat luka bakar pada perineal dan atau jejas yang

lainnya.

Ekstrimitas

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi injuri jaringan lunak dan tulang.

Nilai apakah luka bakar bersifat dalam atau superfisial. Luka bakar

akan diikuti oleh konstriksi oleh karena terjadi penyusutan kulit.

Kemudian proses edema akan mengikuti luka bakar, konstriksi ini

akan menyebabkan kerusakan aliran darah vena dari ekstrimitas, dan

akan mengakibatkan pembengkakan ataupun dapat menyebabkan

berhentinya pengisian ke aliran darah arteri. Hal ini akan berujumg

pada iskemia jaringan dan nekrosis.gangguan perfusi pada ekstrimitas

ini akan diikuti oleh rasa nyeri dan parestesia, lalu berkembang

menjadi mati rasa, denyut nadi melemah, dan paralisis. Apabila aliran

darah balik vena dari ekstrimitas mengalami sumbatan, haruslah

dilakukan escharotomy atau pemisahan jaringan yang terbakar untuk

mengembalikan sirkulasi pada keadaan yang adekuat.1,4,5

7. Penilaian Luka Bakar

Derajat keparahan luka bakar ditentukan oleh luas dan dalamnya luka bakar

tersebut.4

Penilaian Terhadap Luasnya Luka Bakar

12

Page 13: Luka Bakar

Luas luka bakar dideskripsikan oleh TBSA (percentage of total body surface

area). Pada dewasa, hal ini dapat dikalkulasikan secara kasar dengan

menggunakan ‘rule of nine’ (gambar.1). setiap lengan dianggap setara dengan

9% dari luas area tubuh, kepala 9%, badan bagian depan dan belakang

masing-masing 18%, masing-masing kaki sama dengan 18%. Hal ini

merupakan penilaian yang akurat dan sederhana. Estimasi dari luka bakar

yang kecil dan ireguler ditunjukkan dengan menggunakan ukuran dari telapak

tangan, dimana diperkirakan ukurannya sekitar 1% dari luas area tubuh.

Penggunaan Lund & Browder body charts dirasa lebih akurat untuk menilai

luasnya luka bakar oleh karena menggunakan table persentase ekstrimitas,

batang tubuh, dan kepala yang tela disesuaikan dengan usia.

Gambar 2. Rule of nine4

Penilaian Terhadap Kedalaman Luka Bakar

13

Page 14: Luka Bakar

Saat ini belum didapatkan alat pengukuran yang akurat untuk mengukur

kedalaman suatu luka bakar, sehingga para klinisi harus menilainya

menggunakan gambaran klinis yang ada. Kedalaman luka bakar

diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : superficial, partial-thickness or full-

thickness.4

a) Gambaran Klinis Luka Bakar Superfisial

Kerusakannya terbatas hanya pada epidermis saja, luka bakar seperti

ini dapat diakibatkan oleh sinar matahari atau oleh karena kebakaran

minor. Dapat diidentifikasi secara klinis dengan :

Eritema, dimana dapat menjadi hilang dengan tekanan

Sensitive terhadap sentuhan

Tidak terdapat bula

b) Gambaran Klinis Luka Bakar Partial-thickness

Kerusakan meliputi seluruh bagian epidermis dan sebagian dermis,

karakteristiknya :

Dijumpai bula yang menandakan keterlibatan lapisan dermis

superficial

Permukaannya lembab

Terdapat capillary return pada luka bakar superficial, partial-

thickness tetapi tidak dijumpai pada luka bakar full-thickness

Terdapat rasa nyeri karena ujung saraf sensoris teriritasi

Warna kulit bervariasi dari merah muda pucat hingga merah darah

Terjadi perdarahan ketika disuntikkan dengan jarum

c) Gambaran Klinis Luka Bakar Full-thickness

Kematian komplit yang meliputi epidermis dan seluruh dermis,

karakteristiknya :

Kulit berwarna pucat (putih sampai dengan abu)

14

Page 15: Luka Bakar

Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal

sebagai eskar

Hilang sensasi dan tidak dijumpai rasa nyeri oleh karena rusaknya

ujung-ujung saraf sensoris

Tidak terdapat perdarahan ketika disuntikkan dengan jarum

8. Terapi Definitif luka bakar

Setelah kita mengetahui masalah klinis yang ditimbulkan, rencana terapi yang

bisa dirumuskan antara lain resusitasi cairan, manajemen nyeri dan

penanganan dari luka-luka bakar tersebut.4,5

Resusitasi Cairan

Resusitasi cairan adalah penanganan primer penting pada pasien luka bakar.

Luka bakar pada orang dewasa yang TBSA lebih dari 10-15% dan pada anak-

anak TBSA lebih besar dari 10% memerlukan cairan resusitasi untuk

menghindari komplikasi hipovolemia sistemik. Ada sejumlah formula

resusitasi yang telah dikembangkan sebagai panduan untuk menilai volume

cairan yang diperlukan untuk menjaga output jantung yang cukup selama fase

awal pasca terbakar (pertama 48 jam). Tidak ada rumus resusitasi yang telah

terbukti meyakinkan memiliki manfaat kelangsungan hidup. Rumus yang

umum digunakan adalah:

Dewasa: 3-4 mL Hartmans solusi / kg berat badan / % luka bakar.4

Anak: Seperti di atas + cairan pemeliharaan sesuai berat badan menggunakan

glukosa 4% pada seperempat atau seperlima normal saline.4

Volume cairan ini dimulai dari saat luka bakar terjadi. Setengah dari volume

yang dihitung diberikan 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam

15

Page 16: Luka Bakar

berikutnya. Cairan harus diberikan melalui kanul didaerah perifer, sebaiknya

dimasukkan melalui jaringan yang tidak mengalami luka bakar. Akses vena

sentral sangat membantu dalam penanganan luka bakar yang besar.4

Monitoring resusitasi cairan yang cukup

Volume cairan yang sebenarnya dibutuhkan untuk resusitasi yang adekuat

pada luka bakar mungkin berbeda dari yang dihitung karena ketidakakuratan

dari penilaian luka bakar itu sendiri dan kemungkinan adanya cedera inhalasi,

yang akan menyebabkan respon inflamasi generalisasi yang lebih besar.

Pemakaian Rumus sesuai panduan umum atau pada awal resusitasi harus

diubah sesuai dengan respon klinis yang terjadi. Metode yang paling mudah

dan paling dapat diandalkan untuk menilai kecukupan resusitasi cairan adalah

dengan cara pemantauan urin output. Dengan demikian, untuk luka bakar

lebih dari 15% harus dilakukan pemasangan urin kateter dan aliran urin harus

0.5-1 mL /kg per jam (dewasa) dan 1,0-2 ml /kg per jam pada anak-anak (<30

kg). Volume urin yang lebih besar dari ini harus dihindari, karena resusitasi

yang berlebihan akan menyebabkan edema jaringan yang tidak perlu dan

kemungkinan edema paru. Urin yang berwarna Merah atau coklat

menunjukkan adanya hemoglobin atau mioglobin, yang menunjukan adanya

kemungkinan cedera otot. Hal ini biasanya diikuti oleh elektrocution atau

adanya kompartemen sindrom. Terjadi Haemochromogens jika terkonsentrasi,

dapat menjadi simpanan di proksimal tubulus ginjal, menyebabkan gagal

ginjal akut. Jika terjadi haemochromogens, urin output harus dipertahankan

pada level yang lebih tinggi, yaitu 1-2 ml / kg pada orang dewasa sampai

kencing hilang. Manitol atau frusemid mungkin menjadi pilihan untuk

mempertahankan urin output yang adekuat.1,4,5

Kontrol nyeri

Seperti pada semua nyeri pada trauma mayor, kontrol yang terbaik dicapai

awalnya dengan dosis tambahan narkotika intravena, yang diikuti dengan

infus kontinu atau analgesia adalah tepat.4

Pengelolaan luka bakar

16

Page 17: Luka Bakar

Pengelolaan luka bakar ditentukan dari penilaian klinis kedalaman luka bakar

dan patofisiologi dari luka bakar.

Perawatan luka bakar dangkal

Oklusif non-adherent dressing diterapkan untuk luka. Meninggikan anggota

badan yang terbakar akan dapat meminimalkan terjadinya edema. Luka

tersebut harus ditangani dalam 7-10 hari

Pengobatan luka bakar partial-thickness

Bula luka bakar dan kulit-kulit dengan sensasi yang utuh harus sembuh secara

spontan dalam 10-14 hari. Pengenalan yang efektif terhadap agen antiseptik

topikal telah menjadi salah satu hal utama dalam penatalaksanaan luka bakar.

Saat ini belum terdapat agen yang secara efektif bisa menghancurkan semua

bakteri dan jamur, akan tetapi digunakan silversulphadiazine.

Silversulphadiazine merupakan kombinasi perak nitrat 1% dengan senyawa

organic sulfadiazin sulfonamide yang dikatakan dapat mencakup hampir

seluruh spektrum. Krim ini bersifat mendinginkan, menyejukkan memiliki

kemungkinan minimal terhadap sensitivitas kontak atau toksisitas sistemik.

Permukaan krim ini sangat efektif sebagai agen antibakteri, dan harus

diaplikasikan pada luka bakar sesegera mungkin.4,5

Perawatan luka bakar dermal dan full-thickness

Luka bakar yang meluas ke dalam sampai dermis akan memerlukan waktu

yang sangat lama untuk sembuh spontan. Penyembuhan luka berhubungan

dengan jaringan parut dan deformitas sehingga diperlukan eksisi pembedahan

dan grafting untuk mendapatkan hasil kosmetik yang lebih baik. Luka bakar

full-thickness secara absolute memerlukan eksisi dan grafting untuk mencapai

penyembuhan luka. Operasi semacam itu idealnya dilakukan sesegera

mungkin untuk meminimalkan risiko infeksi dan mempercepat pemulihan

pasien secara penuh. Teknik pembedahan yang dilakukan meliputi

penghilangan jaringan yang terbakar dan mentransplantasi kulit dari jaringan

yang sehat untuk menutupi area yang terbuka tadi. Untuk luka bakar partial-

thickness, dilakukan teknik eksisi tangensial, di mana lapisan tipis dari luka

17

Page 18: Luka Bakar

bakar dihilangkan hingga tercapai lapisan bebas pendarahan. Untuk luka bakar

yang dalam dan full-thickness dilakukan eksisi fasia. Kulit donor dapat

diambil dari berbagai bagian tubuh pasien. Kulit pada bagian paha lebih sering

digunakan, tetapi pada luka bakar yang sangat luas, semua bagian kulit yang

tidak terbakar kecuali bagian wajah dapat digunakan. Kulit donor harus

mengandung sel-sel epitel basal agar dapat menghasilkan lapisan epidermis

baru. Lokasi donor akan sembuh karena terjadi migrasi yang cepat dari

keratinosit yang tersisa dan lokasi donor tersebut dapat diambil lagi ketika

kulitnya sudah sembuh. Ini mungkin hanya dalam 7-10 hari, tergantung pada

ketebalan dari kulit yang diambil dan tekstur kulit dari lokasi donor tersebut.

Untuk mencegah darah dan cairan terakumulasi di bawah graft, kulit donor

biasanya masuk melalui mesin meshing yang menghasilkan beberapa celah di

graft. Tergantung dari panjang celah, kulit yang dapat diperluas, yang

memungkinkan area yang lebih besar untuk ditutupi. Teknik ini berguna pada

luka bakar yang luas dimana lokasi donor terbatas. 4,5

Bedah Plastik

Jika penatalaksanaan luka dilakukan secara tepat, sebagian besar pasien akan

merasa puas atas penyembuhan primer dari lukanya. Pasien dengan derajat

luka bakar yang berat akan dapat mengalami kerusakan tendon, terutama pada

dorsum manus, sekitar siku kaki, sehimgga dalam hal ini tidak tepat jika

dilakukan teknik split-thickness grafting. Sehingga indikasi pada keadaan ini

yaitu vascularised skin flap. Teknik bedah rekonstruksi juga diperlukan untuk

mengatasi kontraktur dan deformitas, khususnya pada leher depan dan lipatan

axial. Kontraktur dan deformitas yang minimal didapatkan jika penutupan

luka dilakukan sedini mungkin dan dilakukan teknik stretching aktif dan

splinting yang tepat.4,5

18