m. aqwamul kirom. poros mahasiswa: kesenjangan di balik pembangunan (aksi aktivis peneleh april -...

2
Edisi 26-04-2016 Poros Mahasiswa - Kesenjangan di Balik Pembangunan Poros Mahasiswa - Kesenjangan di Balik Pembangunan Tweet Telah banyak bangunan mercusuar yang kulihat di negeri ini, tapi tak banyak kulihat keadilan bagi rakyat kecil yang sembunyi di balik bangunan mercusuar itu. Tren pembangunan nasional kini tengah menjadi jargon yang selalu diteriakkan oleh pemerintah. Mulai dari para eksekutif di berbagai lingkaran kekuasaan (presiden, gubernur, sampai para bupati), tentu tak pernah terlupa untuk membicarakan ”pembangunan nasional”. Dari ruang rapat ke ruang rapat, dari belusukan ke belusukan, pasti terselipkan ucapan untuk memaparkan program-program terkait semangat tersebut. Sehingga selanjutnya tersepakatilah bahwa agar terwujudnya semua itu, harus di mulai dari pemberian dan pembenahan infrastruktur. Maka kini pembangunan infrastruktur adalah semangat utama pemerintah dalam memulai ”pembangunan nasional”. Namun sangat sayang sekali, ternyata semangat pembangunan di negeri ini hanya untuk sebelah pihak saja. Menggeser yang lemah dan memelihara yang kuat, seperti itulah yang kita lihat selama ini. Pembangunan membabi buta oleh pemerintah dan investor membuat rakyat kecil tersingkir. Banyak pemberitaan media-media yang kini mencoba menyoroti hal itu, mulai dari penggusuran Kampung Pasar Ikan Penjaringan Jakarta, konflik tanah masyarakat samin dengan pabrik semen di Jawa Tengah sampai pembebasan lahan untuk pembuatan jalan tol di Pulau Jawa, telah banyak memperlihatkan bahwa dalang dari kejadian itu semua adalah pemerintah dan investor. Rakyat kecil yang tersingkir dan terbengkalai tak mendapatkan perhatian pemerintah. Dampak dari penggusuran yang mengatas namakan pembangunan nasional, membuat mereka harus pasrah menerima apa adanya. Pemindahan dari tempat asal, ke rumah-rumah susun tidaklah membuat mereka tenang, ongkos bayar sewa tinggi serta biaya hidup bertambah, akhirnya jalan satu-satunya bagi mereka adalah kembali ke kolong jembatan di balik deretan gedung bangunan mercusuar. Realitas terjadinya kesenjangan semakin bertambah di tengah proses pembangunan. Adanya berbagai rencana peningkatan ekonomi juga harus dibarengi dengan pemerataan, di antara cara untuk mewujudkan itu salah satunya adalah melalui perhatian terhadap aspek berkeadilan oleh pemerintah. Dengan memegang sila kelima ”keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”, sudah seharusnya pemerintah bisa mendahulukan kepentingan rakyat dan bukan kepentingan investor ataupun kepentingan pribadi. Perhatian pemerintah terhadap rakyat kecil dalam proses pembangunan sangat perlu untuk dilakukan. Di antaranya melalui perencanaan sebelum relokasi, perhatian terhadap nasib perekonomian, serta perhatian kehidupan sosial mereka setelah pemindahan. Hal tersebut sangat perlu untuk dilakukan di mana tujuan dari itu adalah agar wujud pembangunan benar-benar mencapai pada kemajuan bangsa, bukan malah menciptakan sebuah kesenjangan bagi bangsa ini. Semoga. MOHAMAD AQWAMUL KIROM Share Share Edisi Lainnya Berita Lainnya... Global Security 2016 Global Security 2016 & Nihilisme Tentara & Nihilisme Tentara >> Arah Perkembangan Arah Perkembangan Hukum Pidana Hukum Pidana Indonesia Indonesia >> Nak, Maukah Kau Nak, Maukah Kau Jadi Polisi? Jadi Polisi? >> Poros Mahasiswa - Poros Mahasiswa - Dana Desa dan Dana Desa dan Kemiskinan Kemiskinan >> Poros Mahasiswa – Poros Mahasiswa – Pasar Petani Kecil Pasar Petani Kecil >> Poros Mahasiswa - Poros Mahasiswa - Panama Papers dan Panama Papers dan Rakyat Miskin Rakyat Miskin >> TAJUK - Gairah TAJUK - Gairah Investasi China Investasi China >> Home Home News News Opini Opini Ekonomi Bisnis Ekonomi Bisnis Hattrick Hattrick Lifestyle Lifestyle Properti Properti Daerah Daerah converted by Web2PDFConvert.com

Upload: yayasan-rumah-peneleh

Post on 19-Jan-2017

57 views

Category:

News & Politics


1 download

TRANSCRIPT

Edisi 26-04-2016

Poros Mahasiswa - Kesenjangan di Balik PembangunanPoros Mahasiswa - Kesenjangan di Balik Pembangunan

Tweet

Telah banyak bangunan mercusuar yang kulihat di negeri ini, tapi tak banyak kulihat keadilan bagi rakyat kecil yang sembunyi di balikbangunan mercusuar itu.

Tren pembangunan nasional kini tengah menjadi jargon yang selalu diteriakkan oleh pemerintah. Mulai dari para eksekutif di berbagailingkaran kekuasaan (presiden, gubernur, sampai para bupati), tentu tak pernah terlupa untuk membicarakan ”pembangunan nasional”.

Dari ruang rapat ke ruang rapat, dari belusukan ke belusukan, pasti terselipkan ucapan untuk memaparkan program-program terkaitsemangat tersebut. Sehingga selanjutnya tersepakatilah bahwa agar terwujudnya semua itu, harus di mulai dari pemberian danpembenahan infrastruktur. Maka kini pembangunan infrastruktur adalah semangat utama pemerintah dalam memulai ”pembangunannasional”.

Namun sangat sayang sekali, ternyata semangat pembangunan di negeri ini hanya untuk sebelah pihak saja. Menggeser yang lemah danmemelihara yang kuat, seperti itulah yang kita lihat selama ini. Pembangunan membabi buta oleh pemerintah dan investor membuatrakyat kecil tersingkir.

Banyak pemberitaan media-media yang kini mencoba menyoroti hal itu, mulai dari penggusuran Kampung Pasar Ikan PenjaringanJakarta, konflik tanah masyarakat samin dengan pabrik semen di Jawa Tengah sampai pembebasan lahan untuk pembuatan jalan tol diPulau Jawa, telah banyak memperlihatkan bahwa dalang dari kejadian itu semua adalah pemerintah dan investor.

Rakyat kecil yang tersingkir dan terbengkalai tak mendapatkan perhatian pemerintah. Dampak dari penggusuran yang mengatasnamakan pembangunan nasional, membuat mereka harus pasrah menerima apa adanya. Pemindahan dari tempat asal, ke rumah-rumahsusun tidaklah membuat mereka tenang, ongkos bayar sewa tinggi serta biaya hidup bertambah, akhirnya jalan satu-satunya bagi merekaadalah kembali ke kolong jembatan di balik deretan gedung bangunan mercusuar.

Realitas terjadinya kesenjangan semakin bertambah di tengah proses pembangunan. Adanya berbagai rencana peningkatan ekonomijuga harus dibarengi dengan pemerataan, di antara cara untuk mewujudkan itu salah satunya adalah melalui perhatian terhadap aspekberkeadilan oleh pemerintah.

Dengan memegang sila kelima ”keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”, sudah seharusnya pemerintah bisa mendahulukan kepentinganrakyat dan bukan kepentingan investor ataupun kepentingan pribadi. Perhatian pemerintah terhadap rakyat kecil dalam prosespembangunan sangat perlu untuk dilakukan.

Di antaranya melalui perencanaan sebelum relokasi, perhatian terhadap nasib perekonomian, serta perhatian kehidupan sosial merekasetelah pemindahan. Hal tersebut sangat perlu untuk dilakukan di mana tujuan dari itu adalah agar wujud pembangunan benar-benarmencapai pada kemajuan bangsa, bukan malah menciptakan sebuah kesenjangan bagi bangsa ini. Semoga.

MOHAMAD AQWAMUL KIROM

ShareShare

Edisi Lainnya

Berita Lainnya...Global Security 2016Global Security 2016& Nihilisme Tentara& Nihilisme Tentara

>>

Arah PerkembanganArah PerkembanganHukum PidanaHukum PidanaIndonesiaIndonesia

>>

Nak, Maukah KauNak, Maukah KauJadi Polisi?Jadi Polisi?

>>

Poros Mahasiswa -Poros Mahasiswa -Dana Desa danDana Desa danKemiskinanKemiskinan

>>

Poros Mahasiswa –Poros Mahasiswa –Pasar Petani KecilPasar Petani Kecil

>>

Poros Mahasiswa -Poros Mahasiswa -Panama Papers danPanama Papers danRakyat MiskinRakyat Miskin

>>

TAJUK - GairahTAJUK - GairahInvestasi ChinaInvestasi China

>>

HomeHome NewsNews OpiniOpini Ekonomi BisnisEkonomi Bisnis HattrickHattrick LifestyleLifestyle PropertiProperti DaerahDaerah

converted by Web2PDFConvert.com

Home • News • Ekonomi Bisnis • Lifestyle • Hattrick • Daerah • ArsipTentang Kami • Redaksi • Karir • Kode Etik • Disclaimer • Term Of Service • Privacy Policy • Sitemap • Kontak Kami

Copyright @2015 Koran Sindo All Rights Reserved

Mahasiswa Jurusan Ilmu politik, Aktivis HMI , Aktivis Rumah Peneleh, Universitas Airlangga

converted by Web2PDFConvert.com