makalah ekonomi

30
MAKALAH EKONOMI MAKRO DOSEN PEMBINA : Dr. Priyono MM NAMA : Anggi Langgeng Bachtiar NIM : 13-160-0116 Ruang Kelas : B-302 (2013) FAKULTAS EKONOMI

Upload: anggi-langgeng

Post on 26-Sep-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

EKONOMI

TRANSCRIPT

MAKALAHEKONOMI MAKRO

DOSEN PEMBINA : Dr. Priyono MMNAMA : Anggi Langgeng BachtiarNIM : 13-160-0116Ruang Kelas : B-302 (2013)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA TAHUN 2013-2014

KATA PENGANTARDengan segala kerendahan hati kami memanjatkan segala puji & syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Tugas Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia. Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan,isi,dan lain sebagainya. Maka, kami sangat mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini diterima dan bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Ilmu Ekonomi. Atas perhatian dan kerja sama nya kami mengucapkan Terima kasih.

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangDua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan

Rumusan Masalaha. Penyebab hubungan antara Pengangguran dan Inflasib. Dampak Inflasi Pengangguran, dan Ketimpangan Neraca Pembayaran terhadap Masyarakat IndonesiaTujuan MakalahMengetahui konsep Pengangguran & Inflasi Mengetahui hubungan antara Pengangguran & Inflasi Mengetahui Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengendalikan Inflasi dan menurunkan Pengangguran

DASAR TEORIInflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus Sukirno (2002). Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 2000). Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang sama.Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Seperti dikemukakan diatas, penentuan sasaran inflasi dilakukan dengan memperhatikan prospek ekonomi makro dan didasarkan pada perkembangan dari proyeksi arah pergerakan ekonomi kedepan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat ketidak sejalanan (trade-off) antara pencapaian inflasi yang rendah dengan keinginan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia tidak ingin menargetkan inflasi yang terlalu rendah karena dapat menghambat pemulihan ekonomi nasional. Untuk ini dengan menggunakan model-model makro ekonomi yang dikembangkan. Bank Indonesia menganalisis dan memproyeksi beberapa laju pertumbuhan ekonomi kedepannya, dengan berbagai komponen-komponennya dan komposisinya yang didorong oleh sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dengan cara ini, dapat diukur kecenderungan terjadinya kesengajaan antara besarnya permintaan dengan penawaran agregat (yang diukur dengan output potensial), atau yang sering disebut output gap kesenjangan output. Besarnya output gap inilah yang diperkirakan akan menentukan besarnya tekanan terhadap inflasi kedepannya.

PEMBAHASANHubungan Inflasi, Pengangguran, dan Ketimpangan Neraca Pembayaran

Definisi Inflasi Dan PenganguranInflasi adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suatu harga atas barang-barang secara umum dari waktu ke waktu secara terus menerus.Tingkat kenaikan harga baru dapat dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu meluas dan mempengaruhi kenaikan harga untuk barang yang lain. Sehingga kenaikan harga untuk satu atau dua barang saja dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali bila telah mempengaruhi harga barang lainnya. Pengangguran adalah suatu kondisi dimana seseorang yang ingin bekerja dan mempunyai kemampuan dibidang masing-masing tetapi dikarenakan terbatasnya suatu pekerjaan yang tersedia dan tidak memadai bahkan bisa juga tidak tersedianya lapangan kerja .INFALASIInflasi adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suatu harga atas barang-barang secara umum dari waktu ke waktu secara terus menerus.Tingkat kenaikan harga baru dapat dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu meluas dan mempengaruhi kenaikan harga untuk barang yang lain. Sehingga kenaikan harga untuk satu atau dua barang saja dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali bila telah mempengaruhi harga barang lainnya.Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi :

1. Kenaikan HargaHarga suatu komoditas dikatakan naik juka menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya. Misalnya, harga sabun mandi 80 gram per unit kemarin adalah Rp. 1.000. Hari ini menjadi Rp.1.100. Berarti harga sabun per unit hari ini Rp.100 lebih mahal dibanding harga kemarin.2. Bersifat UmumKenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.Harga buah mangga Harum Manis di Jakarta, jika belum musimnya dapat mencapai Rp.10.000 per kilogram. Tetapi jika sudah musimnya, sekitar akhir tahun, dapat dibeli hanya dengan harga Rp.4.000-Rp.5.000 per kilogram.

3. Berlangsung Terus-MenerusKenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan .

Penyebab Inflasi :1. Tingkat pengeluaran agregat yg melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa - Keinginan utk mendapatkan brg yg dibutuhkan - Pengusaha menahan barangnya (pasar gelap)2. Pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah - Peningkatan produksi, pekerja menuntut kenaikan upah - Tuntutan upah yg meluas akan mendorong biaya produksi3. Kenaikan harga barang impor4. Penambahan penawaran uang yg berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang5. Kekacauan politik dan ekonomi

Akibat buruk inflasi :1. Menurunnya tingkat kemakmuran masyarakat, terutama bagi yang berpenghasilan tetap.2. Inflasi dapat berlaku lebih cepat dibandingkan kenaikan upah/gaji3. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang terganggu4. Cenderung mengurangi tingkat investasi5. Cenderung mengurangi ekspor dan menaikkan impor6. Memperlambat pertumbuhan ekonomi

Jenis-jenis InflasiJenis-jenis inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan berbagai faktor yang membedakannya. Berdasarkan asalnya :

a. Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation)Adalah inflasi yang terjadi didalam negeri, umumnya disebabkan karena defisit anggaran belanja yang dibiayai oleh percetakan uang baru, kenaikan upah, gagal panen dll.

b. Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation)Adalah inflasi yang disebabkan karena naiknya harga barang-barang impor, yang terjadi karena kenaikan tarif impor barang atau karena tingginya biaya produksi di luar negeri.

Berdasarkan tingkat tingginya inflasi Inflasi ringan (dibawah 10% pertahun) Inflasi sedang (10% sampai 30% pertahun) Inflasi berat (antara 30% sampai 100% pertahun) Hiper inflasi (diatas 100% pertahun)

Cara Menghitung Tingkat InflasiUntuk dapat menghitung tingkat inflasi terlebih dahulu harus diketahui indeks harga konsumen (IHK). IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumahtangga dalam jangka waktu tertentu, untuk menhitung IHK digunakan rumus :

IHK = harga sekarang/harga pada tahun dasar x 100%

Selanjutnya rumus untuk menghitung laju inflasi adalah :

Laju Inflasi = IHK periode n IHK tahun sebelumnya

Faktor Penentu Terjadinya Inflasi :

Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)Disebabkan karena permintaan masyarakat akan barang terlalu kuat yang dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga permintaan menjadi tinggi. Permintaan yang tinggi terhadap faktor faktor produksi tersebut mengakibatkan harga faktor produksi mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena jumlah uang yang beredar bertambah.

Desakan Biaya (Cost Push Inflation)Terjadi akibat adanya kelangkaan distribusi. Walaupun tidak ada permintaan yang meningkat secara signifikan. Yang memicu terjadinya kenaikan harga ialah karena ketidaklancaran arus distribusi atau berkurangnya barang yang di produksi yang tersedia pada rata rata permintaan normal. Hal ini juga adapat terjadi karena naiknya biaya produksi.

Inflasi CampuranAdalah gabungan dari keduakombinasi antara tarikan permintaan dan dorongan biaya. Namun jenis ini jarang dijumpai pada kehidupan nyata.Dampak dari inflasiInflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut.Dampak Negatif1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.

Dampak positif 1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan. 2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.Cara Mencegah Inflasi :

1. Kebijakan Moneter Pengaturan jumlah uang yang beredar. Salah satunya pengaturan uang giral melalui penetapan cadangan minimum.

2. Kebijakan Fiskal Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijaksanaan fiskal berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.3. Kebijakan yang Berkaitan dengan OutputKenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.4. Kebijakan Penentuan Harga dan IndexingIni dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga dinaikkan.

Kerugian InflasiInflasi memperbanyak jumlah masyarakat produktif yang menganggur karena banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan perusahaan.Harga dalam berbagai barang konsumsi masyarakat menjadi mahal. Sehingga untuk menutupinya seringkali masyarakat harus memperkecil pengeluaran akan kebutuhannya.Para pemborong atau kontraktor, harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran karena terjadinya inflasi. Sehingga keuntungannya menjadi berkurang.Bagi para kreditor atau pemberi pinjaman karena nilai riil dari pinjaman yang diberikan dapat menjadi lebih kecil. Misalnya pada saat sebelum inflasi pinjaman sebesar Rp.500.000,00 setara dengan 25 gram emas. Namun setelah inflasi dapat menjurun menjadi 20 gram emas.Bagi para penabung terjadinya inflasi dapat memperbesar tingkat bunga dan menurunkan nilai uang yang ditabung dibandingkan ketika sebelum terjadinya inflasi.

Keuntungan InflasiKeuntungan inflasi dapat juga di rasakan bagi suatu perusahaan yang memiliki stok persediaan barang dari sebelum terjadinya inflasi. Bagi para pedagang, inflasi dijadikan sebagai kesempatan untuk mempermainkan harga dengan cara menaikkan harga untuk memperoleh keuntungan yang besar.Bagi para orang orang atau perusahaan yang mengadakan spekulasi, mereka akan menimbun barang sebanyak banyaknya sebelum terjadinya inflasi untuk menjualnya saat terjadinya inflasi. Kenaikan harga akan menguntungkan mereka.Bagi para peminjam, terjadinya inflasi tidak mempengaruhi jumlah pinjamannya jika peminjaman terjadi sebelum terjadinya inflasi. Meskipun saat inflasi terjadi kenaikan harga. Contohnya para pengambil KPR BTN inflasi akan mengakibatkan harga bahan bangunan menjadi naik. Namun jumlah kewajiban yg harus dibayar kepada BTN tidak ikut dinaikkan.

Dapatkah Inflasi di Indonesia Dijinakkan ?Perlunya inflasi dikendalikan rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Inflasi menggerogoti nilai ril pendapatan menjadikan semua orang. Terutama orang miskin, bertambah miskin. Di sisi supply, banyak proyek terancam tidak feasible gara-gara asumsi inflasinya terlalu tinggi, sehingga investasinya tidak jadi dilakukan dan lapangan pekerjaaan tidak jadi bertambah. Bahkan saat ini tingkat nilai inflasi Indonesia yang masih lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetanggga menjadikan tingkat bunga rill terancam negatif yang akan memberikan tekanan pada nilai rupiah terhadap uang asing. Khsusnya ditengah kabar akan meningkatkanya suku bunga Fed Fund di Amerika.Inflasi sebenarnya dapat dikendalikan walaupun tidak mudah. Untuk itu perlu dikendalikan faktor-faktor dominan penyebab inflasi yang ditiap-tiap negara bisa tidak sama. Untuk Indonesia ada beberapa faktor dominan yang menonjol, yang pertama, dan paling besar pengaruhnya asalah faktor moneter (Core Infalation). Ini konsisten dengat pendapat begawan ilmu ekonomi moneter Milition Friedman yang mengatakan Inflation Is Always A Monetary Phenomeon. Maka tidak salah bila dalam UU No.3 tahun 2004, Bank Indonesia adalah pihak yang diberi tanggung jawab oleh negara untuk memelihara nilai rupiah, karena BI yang mengendalikan Instrumen-instrumen moneter termasuk jumlah uang beredar. Walaupun faktor moneter paling dominan pengaruhnya, core inflation selama ini selama ini adalah bagian inflasi yang paling mudah dikendalikan. Dari data tahun 2003, deviasi realisasi dan perkiraan core inflation hanya 1,07% dari perkiraan 8% di awal tahun tersebut. Yang masih menjadi persoalan di Indonesia dalam hal ini adalah terjadinya efek tunda (lag) dari suatu kebijakan moneter yang lumayan lama, kabarnya masih sekitar 4-6 bulan. Faktor dominan yang Kedua adalah Perubahan atas Administered Prices, yaitu harga barang-barang dan jasa tertentu yang tingkat harganya ditentukan secara sepihak oleh pemerintah, BUMN atau oleh kartel, seperti BBM, Listrik, Telepon, Air, SPP Sekolah dan sebagainya. Dari data BI, tingkat kemelencengan realisasi dari perkiraan untuk tahun 2003 cukup besar, yaitu 8% sekaligus menunjukan tipisnya kesadaran, kesepakatan maupun koordinasi para pengambil kebijakn terkait (baik swasta maupun pemerintah) ddalam pengendalian administered prices ini. Saat ini wacana inflasi dalam sidang kabinet belum terjabarkan ke dalam tindakan pengendalian inflasi yang lebih terkoordinasi dan berkesinambungan, apalagi dalam kalangan BUMN maupun pengusaha swasta. Faktor yang ketiga adalah fenomena supply-shock yang sangat memmengaruhi perekonomian kita, baik dari sisi domestik (seperti kekeringan, gagal panen, dan wabah ternak) maupun internasional (seperti naiknya harga crude oil, perubahan exchange rate, dan suku bungah internasional). Data BI tahun 2008 deviasi realisasi dari perkiraan Food Volatile Inflation cukup besar, yaitu 7,69 menunjukan sulitnya mengendalikan inflasi di bidang ini. Departemen Perdagangan dan Perindustrian belum dapat mewujudkan kebijakan distribusi yang efektif untuk menghindari tingginya inflasi bila terjadi krisis pangan. Ketergantungan atas minyak bumi juga memperparah inflasi apabila terjadi kenaikan harga minyak dunia. Tiap satu dollar AS kenaikan harga minyak bumi, akan berdampak 0,05% pada tingkat inflasi, dantiap satu persen Rupiah melemah terhadap dollar Amerika akan membawa dampak 0,23% pada tingkat inflasi.

PENGANGURANPengangguran adalah suatu kondisi dimana seseorang yang ingin bekerja dan mempunyai kemampuan dibidang masing-masing tetapi dikarenakan terbatasnya suatu pekerjaan yang tersedia dan tidak memadai bahkan bisa juga tidak tersedianya lapangan kerja . Pengangguran juga dapat didefinisikan sebagai berikut yaitu seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Golongan penduduk yang termasuk sebagai angkatan kerja adalah sebagai berikut : Penduduk yang berumur antara 15 hingga 65 tahun kecuali ibu rumah tangga yang lebih suka menjaga keluarganya Orang yang belum mencapai umur 65 tahun tetapi sudah pensiun dan tidak mau bekerja lagi Pengangguran sukarela yaitu golongan penduduk dalam lingkungan umur tersebut yang tidak aktif mencari pekerjaan

Pengangguran menyebabkan produktivitas masyarakat berkurang sehingga banyak menyebabkan timbulnya kemiskinan, tingkat kriminalitas meningkat dan masalah sosial lainnya yang akan terjadi. Yang jika dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kekacauan politik dan sosial disuatu negara ini sehingga dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi disuatu negara sehingga dapat mengakibatkan menurunnya GNP dan pendapatan perkapita disuatu Negara. Hal demikian sangat dapat membahayakan untuk suatu Negara bahkan jika suatu Negara tersebut sedang berkembang pesat disuatu bidang. Jenis-jenis pengangguran :

1) Pengangguran friksional (frictional unemployment)Adalah suatu jenis pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seorang pekerja untuk meninggalkan kerjaannya dan mencari kerjaan lebih baik lagi atau mencari kerjaan yang lebih sesuai dengan keinginannya.Contoh : - seorang guru di Medan, misalnya berhenti bekerja karena mengikuti suaminya yang dipindahkan ke Jakarta. Di tempat yang baru ini guru tersebut mencari kerjaan kembali.- seorang wanita yang bekerja sedang mengandung anaknya yang pertama dan memutuskan untuk berhenti kerja. Setelah anaknya berumur beberapa bulan ia memutuskan mencari kerja kembali.

2) Pengangguran Musiman (seasonal unemployment)Adalah suatu keadaan dimana seseorang harus menganggur, karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek.Contoh :- Petani, misalnya akan selalu dapat digolongkan sebagai penganggur musiman karena mereka tidak selalu dapat bekerja sepanjang tahun. Dan diantara menanam dan panen meraka harus menganggur karena beberapa bulan diperlukan agar tanamannya mendapatkan hasil.3) Pengangguran siklikal Adalah jenis pengangguran yang disebabkan karena adanya imbas dari naik turunnya siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran pekerjaan.4) Pengangguran strukturalAdalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan ekonomi (berkembang atau mengalami kemunduran), yang disebabkan karena perkembangan teknologi, persaingandari luar negeri atau luar daerah, dan pertumbuhan yang pesat dari kawasan lain.Contoh :- Sebelum industri komputer berkembang permintaan yang besar ke atas untuk mesin tik. Dengan penggunaan computer yang semakin meluas, permintaan mesin tik pun menjadi berkurang dan industrinya mengalami kemunduran,dan sebagian pekerja dalam industri ini akan menganggur.5) Pengangguran sukarelaAdalah pengangguran yang dikarenakan adanya kesempatan kerja tetapi orang yang menganggur itu tidak bersedia menerimanya pada tingkat gaji yang berlaku.

6) Pengangguran terpaksaAdalah pengangguran yang diakibatkan apabila seseorang bersedia menerima pekerjaan pada tingkat gaji yang berlaku , tetapi pekerjaan itu tidak bersedia.Contoh :- Seseorang yang memang sangat ingin mendapatkan pekerjaan tetapi perusahaan tersebut tidak membutuhkan karyawan lagi atau persyaratannya untuk menjadi karyawan tersebut tidak sesuai atau kurang.

7) Pengangguran tersembunyiAdalah pengangguran yang keadaan dimana suatu jenis kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga kerja yang jumlahnya melebihi dari yang diperlukan.

Contoh :- Dalam kegiatan ekonomi dapat dijalankan secara efisien dengan menggunakan 5 pekerja, tetapi pekerja yang sebenarnya adalah 8 orang.Dalam contoh ini kelebihan 3 pekerja tersebut yang digolongkan sebagai penganggur tersembunyi.

8) Pengangguran setengah menganggurAdalah keadaan pengangguran dimana seseorang, pekerja itu melakukan kerja jauh lebih rendah dari jam kerja yang normal. Setidak-tidaknya ada dua dasar utama klasifikasi penganguran, yaitu Pendekatan Angkata Kerja (Labour Force Approach) dan Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)1. Pendekatan Angkata Kerja (Labour Force Approach)Pendekatan ini mendefinisikan penganguran sebagai angkatan kerja yang tidak berkerja. 2. Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)Dalam pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok yakni :1. Menganggur (Unemployed) adalah mereka yang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga pengangguran terbuka (open unemployment). Berdasarkan definisi ini, Tingkat pengangguran di Indonesia umumnya relatif rendah, yaitu 3%-5% per tahun.

2. Setengah Menganggur (Underemployed) adalah mereka yang bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh. Artinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang dari 35 jam. Berdasarkan definisi ini tingkat pengangguran di Indonesia relatif tinggi, karena angkanya berkisar 35% per tahun.

3. Berkerja Penuh (Employed) adalah orang-orang yang bekerja penuh satu jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.Penyebab terjadinya PengangguranPengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. Dampak terjadinya Pengangguran Bagi Perekonomian Negara1. Penurunan pendapatan perkapita.2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.Bagi Masyarakat Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.1. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.2. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.Kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk mengatasi PengangguranAdanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan berbagai cara untuk mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :Cara Mengatasi Pengangguran Struktural Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional Untuk mengatasi pengangguran secara Friksional antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut :1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.2. Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.3. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.4. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut :1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu. Cara Mengatasi Pengangguran Siklus Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut :1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan2. Meningkatkan daya beli masyarakat.Ketimpangan Neraca PembayaranKetimpangan Neraca Pembayaran, neraca pembayaran adalah suatu ikhtisar yang meringkas transksi-transaksi antara penduduuk suatu negara dengan penduduk negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu. neraca pembayaran harus dalam keadaan seimbang antara sisi pendapatan denganpegeluaran. jika terjadi ketidak seimbangan neraca pembayaran, pemerintah harus mengeluarkan kebjakan untuk mengatasinya Masalah neraca pembayaranNeraca pembayaran adalahcatatan sistematis mengenaisemua transaksi ekonomi antarpenduduk suatu Negara dengannegara lain selama periode tertentu. Cakupan Neraca Pembayaran ada tiga yaitu:1. Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa2. Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke luar negeri3. Aliran ke luar dan aliran masuk modal jangka pendek

Bagian neraca pembayaran ada dua hal yaitu:1. Neraca Perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor2. Neraca Keseluruhan Menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri

Kegiatan Perekonomian Terbuka-Perdagangan internasional adalah kegiatan pertukaran barang dan jasa antar dua atau lebih Negara di pasar dunia atau global dengan jalan melakukan ekspor dan impor.

Surplus dandan defisit Neraca Pembayaran ada dua yaitu:1. Neraca Pembayaran surplus,jika penerimaan lebih besar pembayaran (saldo positif). 2. Neraca Pembayaran defisit,jika penerimaan lebih kecil pembayaran (saldo negatif).

Manfaat Neraca Pembayaran yaitu :1. Memberikan informasi tentang posisi Negara yang bersangkutan dalam perdagangan.2. Membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan moneter,fiskal,perdagangan maupun pembayaran internasional.3. Memberikan keterangan kepada pemerintah dalam menetapkan berbagai kebijakan perekonomian nasional,seperti ekspor impor, lalu lintas moneter dan produksi.

Tujuan Neraca Pembayaran yaitu :1. Sebagai alat pembukuan budget dan alat pembayaran luar negeri agar pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat.2. Sebagai alat untuk menjelaskan pengaruh dari transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional.3. Sebagai alat untuk mengukur keadaan / kondisi perekonomian dalam hubungan internasional dari suatu Negara.4. Sebagai alat dari kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu Negara.5. Untuk mengetahui transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional.

Keterkaitan Pengangguran dengan InflasiDalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil.Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.

Masalah Pengangguran Jumlah pengangguran terus bertambah dari sekitar 4,5 juta orang atau 5% pada tahun 2005 (menjelang krisis ekonomi), menjadi sekitar 6,5 juta orang atau 7% pada tahun 2008, dan menjadi 9,5% pada tahun 2012. Demikian juga jumlah setengah pengangguran meningkat dari jumlah 29 juta orang pada 2005 menjadi sekitar 31 juta orang pada tahun 2008 dan 2012.Indikator makro ekonomi dalam lima tahun terakhir ini memang berangsur-angsur baik dalam bentuk laju inflasi dan tingkat bunga yang relatif rendah. Namun, Indikator makro tersebut belum mampu mendongkrak sektor riil. Kesempatan kerja di sektor formal justru berkurang dari sekitar 31,5 juta dalam tahun 2008 menjadi hanya sekitar 27,5 juta dalam tahun 2012. Artinya, dalam limat tahun sekitar 4 juta pekerja tergusur dari sektor formal. Sebagian dari pekerja tergusur tersebut membanjiri sektor informal yang tidak produktif dan sebagian lagi menambah barisan penganggur. Demikian juga angkatan kerja baru sangat minim terserap di sektor formal. Setelah tidak tahan menganggur terlalu lama, sebagian mengambil kesempatan kerja apa saja yang tersedia di sektor formal.Penyebab utama masalah berat tersebut adalah pengambil kebijakan sejak pemerintahan Orde Baru hingga sekarang ini yang terlalu percaya pada Trickle-down effect. Mereka beranggapan, dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, masalah pengangguran da kemiskinan akan otomatis teratasi. Tapi, mereka tidak menyadari struktur perekonomian yang dominan sektor informal, hambatan-hambatan birokrasi dan kekakuan pasar. Misalnya, walaupun tingkat bunga pada skala makro dibawah 10%, namun hamir ada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang mengenakan bunga pinjaman di bawah 25%. Demikian juga para keluarga petani dan keluarga miskin, tetap sangat sulit memperoleh kredit karena mereka pada umumnya tidak paham memberikan agunan dan mengisi folmulir perjanjian meminjam uang.Dengan demikian, pemerintahan baru, terutama selama 100 hari pertama kerja kabinet, perlu memprioritaskan penanggulangan pengangguran dan setengah pengangguran, yaitu antara lain:1. Mengembangkan usaha mandiri dan usaha kecil, termasuk usaha-usaha keluarga dan kerajina rakyat. Usaha-usaha menengah dan besar sudah dapat dipersilahkan memanfaatkan kemudahan indikator makro yang sudah relatif baik.2. Untuk mendorong pengembanganusaha mandiri, usaha kecil dan usaha keluarga, perlu menyalurkan dana melalui bank seperti BPR dengan tingkat bunga di bawah 15% per tahun.3. Bantuan kepada keluarga miskin seperti Beras untuk keluarga miskin (RasKin) 4. Sejumlah dana bergulir disediakan dan disalurkan untuk usaha-usaha keluarga di sekitar informal sehingga dapat menambah penghasilan mereka.5. Mulai tahun kedua, dikembangkan program latihan kewirausahaan terutama bagi para lulusan SMP atau SMA/SMK/MA yang tidak melanjutkan sekolah, sehingga bekerja mandiri.

PENUTUPKesimpulanBerdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik Kesimpulan, bahwa Inflasi menunjukan tingkat kenaikan harga, sedangkan Pengangguran adalah kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan kerja.Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran yang rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran tinggi tingkat harga-harga relatif stabil.Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi), berakibat pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya Pengangguran karena tidak adanya kesempatan kerja. Saran Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja.

DAFTAR PUSAKAhttp://iermhadreier.blogspot.com/2012/12/makalah-inflasi-dan-pengangguran.htmlhttp://triplego.wordpress.com/2013/06/18/pertumbuhan-ekonomi-inflasi-dan-pengangguran/http://thixna.wordpress.com/2009/10/01/inflasi-pengangguran-dan-ketimpangan-neraca-pembayaran/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/pengantar-ekonomi-makro/http://onchall.blogspot.com/2013/05/pengertian-ekonomi-makro.html