makalah geriatri new

13
Pendahuluan Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatandan keberhasilan pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harusdilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan mas Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat sem sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat. Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin men dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan sert kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan). Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan sec menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan a fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemam tubuh secara keseluruhan. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlih gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keri menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutam dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif se suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah ide baru. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat menc tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

Upload: ekawati-erprisman

Post on 21-Jul-2015

548 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PendahuluanDengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan

pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat. Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan). Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima ide baru. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

A. Pengertian lansia Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi anna keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. 1. Klasifikasi lansia Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia. 1. Pralansia (prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. 2. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. 3. Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih / Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. 4. Lansia potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa. 5. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada orang lain.

2. Karakteristik lansia Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut. Berusia lebih dari 60 tahun. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif sampai kondisi maladaptive. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

B. Geriatri Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna (DEPKES RI, 2000) Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan dan lail-lain. (DEPKES RI, 2000) Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut: 1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan/kesehatan. 2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung. 3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai. 4. Melakukan pengobatan yang tepat. 5. Memelihara kemandirian secara maksimal. 6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiannya berlangsung dengan tenang. Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual). 2. Orientasi terhadap kebutuhan klien. 3. Diagnosis secara terpadu. 4. Team work (koordinasi). 5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya. Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric baru berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia, sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.

Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima. 1. Azaz a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi, perawatan, pemenuhan diri, dan kehormatan. b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia. 2. Pendekatan Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Menikmati hasil pembangunan. b. Masing-masing lansia memiliki keunikan. c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal. d. Lansia turut memilih kebijakan. e. Memberikan perawatan dirumah. f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah. g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi. h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia. i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya. j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia. 3. Jenis Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan. a. Promotif Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan bergerak kea rah

keadaan kesehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat tentang prilaku hidup mereka. Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut: Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi jatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan

penggunaan alat pengaman dan mengurangi kejadian keracunan makanan atau zat kimia. Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia dan menigkatkan penggunaan system keamanan kerja. Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan untuk mengurangi penggunaan semprotan bahan-bahan kimia, mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta mengurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan gigi dan mulut.

Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik perorangan maupun kelompok lansia adalah dengan cara sebagai berikut: Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan. Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama. Olahraga ringan setiap hari. Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak minum (sebaiknya air putih). Berhenti merokok dan meminum minuman keras. Meminum obat sesuai anjuran dokter. Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan. Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.

Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A. B-Berat badan berlebihan harus dihindari. A-Atur makanan yang seimbang. H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan situasi menegangkan. A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan kegiatan atau hobi yang bermanfaat. G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan. I-Ikuti nasihat dokter. A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

b. Preventif Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan. Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut. Program imunisasi, misalnya vaksin influenza. Konseling : berhenti merokok dan minum beralkohol. Dukungan nutrisi. Exircise. Keamanan didalam dan disekitar rumah. Manajemen stress. Penggunaan medikasi yang tepat. Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan mengidap factor resiko. Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai berikut. Control hipertensi.

Deteksi dan pengobatan kanker. Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi mulut dan lain-lain. Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan ketergantungan; serta perawatan bertahap, tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3) perawatan jangka panjang. Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.

-

Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal.

-

Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi.

c. Diagnosis dini dan pengobatan Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas professional dan petugas institusi. Oleh lansia sendiri dengan melakukan tes diri, skrining kesehatan, memanfaatkan kartu menuju sehat (KMS) lansia, memanfaatkan buku kesehatan pribadi (BKP), serta penandatanganan kontrak kesehatan. Oleh petugas professional/tim Pemeriksaan status fisik (comprehensive geriatric assessment). Wawancara masalah masa lalu dan saat ini. Obat yang dimakan atau yang diminum. Riwayat keluarga atau lingkungan social. Kebiasaan merokok atau minum beralkohol. Pemeriksaan fisik diagnostic, meliputi darah lengkap, pemeriksaan pelvis dan rectum, gerakan sendi, kekuatan otot, penglihatan dan pendengaran, pemeriksaan laboratorium, gula darah puasa per dua jam setelah makan, kolesterol dan trigliserida, kadar hormone bila diperlukan dan tumor. Pemeriksaan status kejiwaan, meliputi status mental dan psikologis. Status mental terdiri atas pengkajian memori, konsentrasi,orientasi,

komunikasi dan bicara. Status psikologid terdiri atas suasana hati, prilaku dan kesan umum. Pemeriksaan status terdiri atas kontak social, factor ekonomi, penyesuaian diri, dan orang yang merawat lansia. Kontak social mencakup keluarga/teman, kelompok social, penggunaan sarana, serta klub lansia. Factor ekonomi mencakup pendapatan, asuransi dan biaya hidup. Penyesuaian diri mencakup keadaan saat ini dan masa depan. Orang yang merawat lansia mencakup usia, status kesehatan,keterampilan, derajat stress, kepandaian, serta tanggung jawab sebagai keluarga. Pemeriksaan status fungsi tubuh apakah mandiri, kurang mandiri, ketergantungan. -

Pengobatan Pengobatan terhadap gangguan system dan gejala yang terjadi meliputi system kardiovaskular, musculoskeletal, pernapasan,

pencernaan, urogenital, hormonal, saraf, dan intergumen. Terhadap manifestasi klinik berupa nyeri kepala, nyeri dada, nyeri pinggang, nyeri tungkai, nyeri kaki, demam, hipotermi, tak ada nafsu makan, kelemahan umum, sesak napas, edema, obstipasi, gangguan kemih, gangguan neuropsikiatri, hipertensi, dan prostat. Terhadap masalah geriatric meliputi pikiran kacau, jatuh, imobilisasi, dekubitus, inkontinensia urine/fekal, gangguan mata, gangguan telinga, dan osteoarthritis.

d. Pembatasan kecacatan Kecacatan adalah kesulitan dalam memfungsikan kerangka, otot, dan system saraf. Penggolongannya berupa hal-hal dibawah ini Kecacatan sementara (dapat dikoreksi). Kecacatan menetap (tidak dapat dipulihkan, akan tetapi dapat disubtitusikan dengan alat).

Kecacatan progresif (tidak bisa pulih dan tidak bisa diganti dengan alat). Langkah-langkah yang dilakukan adalah pemeriksaan, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

e. Rehabilitative Prinsip Pertahankan lingkungan yang aman. Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktivitas dan mobilitas. Pertahankan kecukupan gizi. Pertahankan fungsi pernapasan. Pertahankan fungsi aliran darah. Pertahankan kulit. Pertahankan fungsi pencernaan. Pertahankan fungsi saluran kemih. Pertahankan fungsi psikososial. Pertahankan komunikasi. Mendorong pelaksanaan tugas.

Pelaksana : tim rehabilitasi (petugas medis, petugas paramedic, serta petugas non medis).

Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan demensia o Jika ada yang lupa, maka ingatkan dan bantu lansia. Misalnya, lupa dengan keluarganya (anak sendiri), tidak tahu tempat buang air kecil. o Mengingatkan lansia untuk membuat gambar bulan dan matahari pada tempat tidurnya, untuk membedakan bulan untuk malam hari dengan matahari untuk siang hari. Selanjutnya, siapkan obat pada tempat yang sudah ada labelnya. o Ingatkan hari, tanggal, dan tahun serta latih untuk mencoret hari yang lewat dikalender.

o Mencatat setiap pesan dan didekat telepon harus ada buku catatan. o Buat catatan untuk nomor telepon penting. o Tuliskan tempat-tempat atau ruangan dengan tulisan besar, contoh toilet, kamar mandi, kamar tidur dan lain-lain. o Melatih mengingat dengan memperlihatkan album pada orang yang dikenal. o Memperkenalkan kembali keluarga dan diajak berkomunikasi. o Permainan kelompok : menentukan jenis bunga, menanyakan hari serta gambar dicocokkan dengan aslinya Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan penglihatan berkurang atau tidak bisa melihat. o Membaca dengan jarak yang sesuai menggunakan kaca pembesar atau kacamata baca yang cocok. o Jalan pada siang hari menggunakan topi besar dan kacamata hitam agar pandangan tidak kabur karena pengaruh sinar matahari. o Gambar dan tulisan difotokopi untuk diperbesar agar mudah terlihat dan terbaca. o Lampu ruangan dan lampu baca dengan pencahayaan yang cukup terang. o Telepon dengan angka besar. o Memperkenalkan dan melatih berjalan disekitar lingkungan agar terbiasa dengan keadaan yang ada bisa ditemani atau menggunakan tongkat. o Belajar menggunakan tape recorder. o Menggunakan peralatan yang bisa berbunyi atau berbicara. o Permainan diatas meja yang dimodifikasi dengan rabaan, contoh mayo. o Melatih keterampilan tangan seperti menyulam. o Menggunakan alat bantu untuk menulis.

Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan keterbatasan pergerakan atau imobilisasi o Melatih jalan menggunakan tongkat atau kursi roda. o Duduk dari berbaring dengan alat khusus, seperti pegangan yang dihubungkan ke kaki. o Menggerakkan kaki sebelum memasang sepatu. o Melatih menggunakan sepatu dan dengan satu tangan. o Kursi roda standar, yaitu sandaran fleksibel, injakan kaki bisa dibuka dan ditutup, ada penahan roda, ada pegangan tangan diroda, bisa dilipat serta dingkat di depannya. o Kursi roda yang lebih baik lagi, yaitu ada penahan belakang lutut, bisa meluruskan kaki, mudah untuk berdiri, ada sabuk pengaman, ada dua tempat pegangan tangan, dan bisa dilepas. o Mengajarkan cara duduk yang baik di kursi roda. o Cara menggunakan kursi roda : menuruni tangga dengan belakang kursi roda terlebih dahulu dan menaiki tangga dengan depan kursi roda diangkat. o Makan menggunakan alat makan dengan pegangan besar. o Alat masak dan tempat masak yang dimodifikasi agar lebih mudah menggnakannya. o Alat untuk permainan dan membaca yang dimodifikasi. o Menggunakan pispot. o Tempat mandi ada bangku untuk duduk dan sikat yang melekat di dinding. o Toilet dengan tempat duduk yang berlobang agar mudah buang air besar. o Menggunakan alat bantu gambar untuk menjelaskan dan meminta sesuatu. o Latihan pasif untuk lansia yang mengalami paralisis pada tangan, kaki, dan jari. Selanjutnya lakukan latihan aktif. o Latihan jalan menggunakan satu tongkat, dua tongkat serta kursi roda di jalan biasa dan tangga. dasi yang dimodifikasi

o Kaki kursi menggunakan sepatu agar tidak mudah bergeser. o Menjemur pakaian dengan menggunakan alat bantu. o Menggunakan sisir besar, kegiatan membaca dan bertemu lansia lain. o Membuka kran menggunakan alat bantu dengan pegangan yang besar. o Tempat mencuci dibuat khusus. o Cara pindah dari tempat tidur ke kursi roda kemudian dari kursi roda ke tempat duduk: perawat berhadapan dengan klien dan kedua tangan memegang bawah aksila klien, sedangkan klien memegang bahu perawat. Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan pendengaran yang berkurang atau tidak bisa mendengar o Membiasakan mendengar dan berbicara pada pertemuan dengan alat bantu pendengaran elektronik. o Mendengar dan berbicara dari jarak dekat, berhadapan, suara agak keras, serta gerakan tangan dan kepala. o Bel rumah yang dimodifikasi selain menggunakan bunyi juga ada lampu menyala tanda bel berbunyi. o Menggunakan buku catatan sendiri untuk menulis pesan. o Biasakan dan latih berjalan dilingkungan sekitar dan tempat ramai dengan menggunakan alat bantu dengar, juga jelaskan kemungkinan bahaya dan cara menghindarinya. o Alat-alat yang berbunyi usahakan dengan suara keras seperti telepon. o Mendengar menggunakan alat bantu sederhana seperti pipa yang terhubung ke telinga.

Daftar Pustaka