makalah gonorrhea

21
Gonorrhea, Patogenesis dan Cara Penanganan Gonorrhea pada Pria Yasinta 10 2010 200 C4 14 April 2012 Pendahuluan Gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang umum. Wanita sering menjadi carrier tak bergejala dari pathogen penyakit ini selama berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan; gejala akan muncul dalam 7 sampai 21 hari dan baru teridentifikasi setelah dilakukan penelusuran terhadap riwayat kontak seksual. Pada pria, masa inkubasi berlangsung selama 2 sampai 14 hari. 1 Gonore merupakan penyakit kelamin yang umum ditemukan dengan gejala- gejala uretritis akut. 2 Menilik persoalan yang mengemuka di atas, saya ingin membahas tentang pentingnya kesadaran sedini mungkin tentang bahaya penyakit menular seksual, pencengahan dan pengobatan penyakit menular seksual secara tepat. Anamnesis 1

Upload: sinta-chinatsu

Post on 18-Jan-2016

189 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Gonorrhea

Gonorrhea, Patogenesis dan Cara Penanganan

Gonorrhea pada Pria

Yasinta

10 2010 200

C4

14 April 2012

Pendahuluan

Gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang umum. Wanita sering menjadi carrier

tak bergejala dari pathogen penyakit ini selama berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-

bulan; gejala akan muncul dalam 7 sampai 21 hari dan baru teridentifikasi setelah dilakukan

penelusuran terhadap riwayat kontak seksual. Pada pria, masa inkubasi berlangsung selama 2

sampai 14 hari.1 Gonore merupakan penyakit kelamin yang umum ditemukan dengan gejala-

gejala uretritis akut.2

Menilik persoalan yang mengemuka di atas, saya ingin membahas tentang pentingnya

kesadaran sedini mungkin tentang bahaya penyakit menular seksual, pencengahan dan

pengobatan penyakit menular seksual secara tepat.

Anamnesis

Anamnesis adalah data seorang pasien yang diperoleh dengan cara wawancara mengenai

keluarga, kejadian sekarang maupun riwayat terdahulu. Ada dua macam anamnesis, yaitu

heteroanamnesis: anamnesis yang didapat dari orang lain dan autoanamnesis: anamnesis yang

didapat dari pasien sendiri.3

Alamat Korespondensi:

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jl Terusan Arjuna 6 Jakarta 11510,

Email: [email protected]

1

Page 2: Makalah Gonorrhea

Pada umumnya seorang penderita infeksi menular seksual yang datang ke tempat

pelayanan kesehatan merasa malu untuk mengutarakan perihal sakitnya dan merasa tabu untuk

menceritakan kebiasaan yang berhubungan dengan hubungan seksual apalagi bila sudah

menyangkut pemeriksaan genitalia. Oleh karena itu, dokter dan paramedis harus melakukan

wawancara dengan benar dan cermat agar mendapatkan anamnesis yang lengkap sehingga dapat

menunjang penegakan diagnosis yang tepat, namun dengan tetap memperhatikan kepentingan si

pasien.3

Tujuan utama wawancara dengan pasien adalah untuk mendapatkan anamnesis yang

cermat yang digunakan dasar dalam menegakkan diagnosis dan melakukan pengobatan. Berikut

ini adalah tujuan lain yang diharapkan dapat dicapai melalui wawancara atau komunikasi dengan

pasien, yakni: menciptakan hubungan yang harmonis antara tenaga kesehatan (dokter dan

paramedis) dalam suasana yang penuh kerja sama, kepercayaan dan empati; menentukan faktor

risiko terjadinya penularan; menemukan pasangan pasien atau orang lain yang berpeluang untuk

terinfeksi, bail yang sudah maupun yang belum terinfeksi. Hal ini penting untuk mencengah

terjadinya reinfeksi.3

Identitas meliputi: nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama

orang tua atau suami atau istri atau penanggung jawab, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku

bangsa dan agama.4

Riwayat sosial penting untuk memahami latar belakang pasien, pengaruh penyakit yang

mereka derita terhadap hidup dan keluarga mereka. Pekerjaan tertentu berisiko menimbulkan

penyakit tertentu, jadi penting untuk mendapatkan riwayat pekerjaan yang lengkap. Pertanyaan

berikut harus ditanyakan. Apa perkerjaan Anda? Apa sesungguhnya yang dilakukan dalam

pekerjaan Anda? Pekerjaan apa lagi yang pernah Anda lakukan? Siapa yang tinggal bersama

Anda? Apakah pasangan Anda sehat? Siapa lagi yang tinggal serumah? Seperti apa tempat

tinggal Anda?5

Komunikasi antara tenaga kesehatan (dokter, paramedis) dan pasien sangat penting bagi

keduanya agar dapat bekerja sama dalam proses penyembuhan. Kendala dari pihak pasien IMS

yang biasanya diliputi dengan perasaan malu dan tidak terbuka. Oleh karena itu dalam

wawancara atau berkomunikasi diperlukan suatu keterampilan berkomunikasi.3

2

Page 3: Makalah Gonorrhea

Berikut ini adalah beberapa keterampilan berkomunikasi yang seyogianya dikuasai oleh

tenaga kesehatan: komunikasi verbal: berbicara dan bertanya,mendengarkan; komunikasi non-

verbal: bahasa tubuh, cara berpakaian.3

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan klinis dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dalam

melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan gejala infeksi menular seksual (IMS),

diharapkan agar tenaga kesehatan senantiasa berhati-hati dan selalu memperhatikan

kewaspadaan universal.3

Pemeriksaan dilakukan di ruang khusus yang terjaga privasinya. Sebelum diperiksa

pasien diminta untuk melepaskan celana dan menurunkannya hingga ke lutut. Pemeriksaan dapat

dilakukan pada pasien dalam posisi berdiri atau pun berbaring. Pemeriksaan klinis pada genitalia

ekterna dilakukan untuk melihat adanya:3

Ulkus; tukak atau luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir.

Erosi; luka pada kulit yang sangat dangkal, hanya mengenai epidermis dan mengeluarkan serum.

Vesikel; lepuh kecil (kantong kecil berisi cairan).

Kondiloma; benjolan.

Duh tubuh uretra, bila tidak tampak adanya duh tubuh uretra dapat dilakukan pemijatan

selanjutnya dilihat apakah tampak duh tubuh yang purulen, mukopurulen, dan serous.

Selain itu, dilakukan palpasi apakah terdapat pembesaran kelenjar. Dilakukan palpasi pada

skrotum, raba bagian-bagiannya seperti testis, epididimis dan saluran sperma.

3

Page 4: Makalah Gonorrhea

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Usulan pemeriksaan laboratorium disesuaikan dangan anamnesis dan hasil pemeriksaan

klinis serta dengan mempertimbangkan fasilitas yang ada pada laboratorium tersebut misalkan:3

Kultur atau biakan mikroorganisme: untuk pemeriksaan gonore, infeksi Mycoplasma, tes

sensitivitas.

Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), misalnya untuk pemeriksaan infeksi C.

trachomatis.

Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi

secara pasti.3

Hasil pemeriksaan laboratorium diharapkan dapat memperkuat anamnesis dan hasil

pemeriksaan klinis dalam penegakan diagnosis IMS sehingga dapat menentukan pengobatan

secara tepat.3

Tes sampel dua gelas urin juga bermanfaat. Dua buah gelas 10ml. diisi dan diperiksa.

Kekeruhan pada gelas pertama menunjukkan adanya uretritis. Setelah disentrifugasi sedimen dari

kedua gelas bisa diperiksa untuk melihat sel-selnya.6

Pemeriksaan Mikroskopik

Pewarnaan Gram adalah metode pilihan di laboratorium untuk mendiagnosis uretritis

gonokokus pada laki-laki. Suatu apusan tipis yang diambil dari duh uretra difiksasi dengan panas

atau etanol, diwarnai, dan diperiksa di bawah imersi minyak untuk mencari diplokokus gram-

negatif intrasel dan ektrasel. Hasil positif merupakan bukti definitive gonore.7

Ambil apusan kecil dari uretra dan oleskan pada kaca objek. Lakukan pewarnaan Gram

untuk mencari polimorfonuklear dan diplokokus Gram-negatif intraseluler (Neisseria

gonorrhoeae).6

4

Page 5: Makalah Gonorrhea

Deteksi Antigen

Deteksi antigen gonokokus dalam spesimen saluran genitalia dapat dilakukan dengan

metode aglutinasi partikel dam immunoassay enzim. Pemeriksaan-pemeriksaan ini berhasil baik

pada spesimen uretra, tetapi tidak lebih baik daripada pewarnaan Gram yang jauh lebih murah

pada spesimen yang sama.7

Diagnosis

Diagnosis Kerja

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan

penunjang yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:8

Sediaan langsung

Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan ditemukan gonokok negatif-Gram,

intraseluler dan ekstraseluler. Bahan duh tubuh pada pria diambil dari daerah fosa navikularis

sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin, serviks dan rektum.

Kultur

Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media yang dapat

digunakan:

Media transport; Media Stuart dan Media Transgrow. Media pertumbuhan: Media Mc Leod’s

chocolate agar, Media Thayer Martin dan Media Modified Thayer Martin Agar.8

Tes Definitif

Tes oksidasi

Reagen oksidasi yang mengandung larutan tetrametil-p-fenilendiamin hidroklorida 1%

ditambahkan pada koloni gonokok tersangka. Semua Neisseria memberi hasil positif dengan

perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah

lembayung.8

Tes Fermentasi

Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltosa, dan

sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan glukosa.8

5

Page 6: Makalah Gonorrhea

Tes Beta Laktamase

Pemeriksaan beta-laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL 961192 yang

mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan perubahan warna dari kuning

menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta-laktamase.8

Tes Thomson

Tes Thomson ini berguna untuk mengetahui sampai di mana infeksi sudah berlangsung.

Dahulu pemeriksaan ini perlu dilakukan karena pengobatan pada waktu itu ialah pengobatan

setempat.8 Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan: sebaiknya dilakukan setelah bangun

pagi, urin dibagi dalam dua gelas, tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II.8

Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml, jika

air seni kurang dari 80 ml, maka gelas II sukar dinilai karena baru menguras uretra anterior

(Tabel 1).8

Tabel 1. Hasil Pembacaan8

Gelas I Gelas II Arti

Jernih Jernih Tidak ada infeksi

Keruh Jernih Infeksi uretritis anterior

Keruh Keruh Panuretritis

Jernih Keruh Tidak mungkin

Diagnosis Banding

Untuk menegakkan diagnosis uretritis gonore akut dan penyulit lainnya harus

disingkirkan diagnosis pembandingnya, yaitu:9

Uretritis non-gonore akut

Dapat disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, atau yang lain;

Mycoplasma genitaslium, jamur, herpes simplex virus.9

Diagnosis pasti uretritis gonore harus dengan ditemukan kuman Neisseria gonorrhoeae

sebagai penyebabnya. Secara klinis antara uretritis gonore dan uretritis non-gonore sangat sulit

6

Page 7: Makalah Gonorrhea

dibedakan karena sama-sama memberikan gejala duh tubuh uretra, disuria, atau gatal pada

uretra, kadang-kadang terdapat hematuri.9

Beberapa penulis menyebutkan bahwa pada uretritis gonore duh tubuh uretra lebih

profuse dan biasanya purulen sedangkan pada uretritis non-gonore duh tubuh uretra lebih

mukoid, dan mungkin hanya keluar pada pagi hari atau didapatkan pada celana dalam berupa

noda atau krusta pada meatus. Inkubasi pada uretritis gonore juga lebih pendek antara 2-5 hari

setelah terpapar sedangkan pada uretritis non-gonore berkembang antara 1-5 minggu setelah

terpapar dengan puncak antara 2-3 minggu. Pada uretritis yang disebabkan herpes simplex virus

disuria biasanya lebih hebat dan duh tubuh uretra keluar seiring dengan memberatnya disuria,

nyeri pada uretra, luka pada uretra dan pembesaran kelenjar getah bening serta gejala

konstitusional, terutama pada uretritis herpes simpleks primer.9

Etiologi

Morfologi

Neisseria gonorrhoeae merupakan kuman kokus gram negatif, berukuran 0,5 sampai 1,5

μm, berbentuk diplokokus seperti biji kopi dengan sisi yang datar berhadap-hadapan. Kuman ini

tidak motil dan tidak membentuk spora. Neisseria gonorrhoeae dapat dibiakkan dalam media

Thayer Martin dengan suhu optimal 35-37oC, pH 6,5-75, dengan kadar CO2 5%.9

Kellog membedakan Neisseria gonorrhoeae berdasarkan pertumbuhan koloninya pada

media agar, yaitu: T1 bentuk koloninya kecil, cembung dan lebiih terang; T2 bentuk koloninya

kecil, lebih gelap, tepi lebih terang; T3 bentuk koloninya besar, datar dan lebih gelap; T4 sama

dengan T3 tetapi lebih terang.9

Koloni yang kecil karena mempunyai pili diberi tanda P+, sedangkan koloni besar tidak

berpili diberi tanda P-. Makin kecil N. gonorrheae makin tinggi virulensinya, karena sel bakteri

ini memiliki pili yang memudahkan perlekatannya dengan dinding sel selaput lendir.9

Patogenesis

Gonokokus (Neisseria gonorrhoeae) dapat bertahan di dalam uretra meskipun proses

hidrodinamik akan membilas organisme dari permukaan mukosa. Oleh karena itu, gonokokus

7

Page 8: Makalah Gonorrhea

harus dapat melekat dengan efektif pada permukaan mukosa. Perlekatan gonokokus dengan

perantaraan pili, dan mungkin permukaan epitel lainnya. Hanya mukosa yang berlapis epitel

silindris dan kubis yang peka terhadap infeksi gonokokus.9

Gonokokus akan melakukan penetrasi permukaan mukosa dan berkembang biak dalam

jaringan subepitelial. Gonokokus akan menghasilkan berbagai produk ekstraseluler seperti

fosfolipase, peptidase yang dapat mengakibatkan kerusakan sel. Adanya infeksi gonokokus akan

menyebabkan mobilisasi leukosit PMN (polymorpho nuclear), menyebabkan terbentuknya mikro

abses subepitelial yang pada akhirnya akan pecah dan melepaskan PMN dan gonokokus.9

Manifestasi Klinis

Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 2-5 hari. Pada

waktu masa tunas sulit untuk ditentukan karena pada umumnya asimtomatis.9

Infeksi Neisseria gonorrhoeae pada laki-laki bersifat akut yang didahului rasa panas di

bagian distal uretra, diikuti rasa nyeri pada penis, keluhan berkemih seperti disuria dan

polakisuria. Terdapat duh tubuh yang bersifat purulen atau sero-purulen. Pada beberapa keadaan

duh tubuh baru keluar bila dilakukan pemijatan atau pengurutan korpus penis ke arah distal,

tetapi pada keadaan penyakit yang lebih berat nanah tersebut menetes sendiri keluar (Gambar 1).9

Gambar 1. Uretritis Gonore Akuta dengan Duh Tubuh Uretra yang Purulen

Sumber: http://www.scribd.com/doc/82850576/Tr-Gonorea-Bab-i-2-3

Epidemiologi

8

Page 9: Makalah Gonorrhea

Gonore terdapat dimana-mana di seluruh dunia dan merupakan penyakit kelamin yang

terbanyak dewasa ini. Tidak ada imunitas bawaan maupun setelah menderita penyakit. Juga tidak

ada perbedaan mengenai kekebalan antara berbagai suku bangsa atau jenis kelamin atau umur.9

Diperkirakan setiap tahun tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan di dunia.

Beberapa strain kuman gonokok yang resisten terhadap penisilin, quinolone dan antibiotik

lainnya telah ditemukan beberapa tahun yang lalu dan membawa persoalan dalam pengobatan,

telah tersebar di beberapa negara.9

Penatalaksanaan

Medica Mentosa

Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga, dan sesedikit

mungkin efek toksiknya. Dulu ternyata pilihan utama ialah penisilin + probenesid, kecuali di

daerah yang tinggi insidens Neisseria gonorrhoeae Penghasil Penisilinase (N.G.P.P). Secara

epidermiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-macam

obat yang dapat dipakai antara lain:8

Penisilin

Yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 4,8 juta unit + 1 gram probenesid.

Angka kesembuhan di bagian kami pada tahun 1991 ialah 91,2%. Di RSCM 3 juta unit + 1 gram

probenisid. Obat tersebut dapat menutupi gejala sifilis. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.

Mengingat tingginya kasus gonore dengan strain NGPP dan juga dengan tingginya tingkat

resistensi terhadap strain non NGPP, maka pada saat ini pemakaian penisilim tidak dianjurkan

lagi.8

Sesuai panduan dari World Health Organization (WHO) 2003 terapi uretitis gonore adalah

sebagai berikut:9

Uretritis gonore tanpa komplikasi mendapat regimen terapi:

9

Page 10: Makalah Gonorrhea

Cefixime 400 mg per oral dosis tunggal atau Ceftriaxone 125 mg, i.m. dosis tunggal atau

Ciprofloxacin 500 mg per oral dosis tunggal atau Spectinomycin 2 g i.m. injeksi, dosis tunggal.9

Ciprofloxacin kontraindikasi untuk ibu hamil dan tidak dianjurkan untuk anak-anak.9

Uretritis gonore dengan komplikasi (lokal) dapat diberikan regimen berikut:

Ciprofloxacin 500 mg, oral, selama 5 hari atau Cetriaxone 125 mg i.m., selama 5 hari atau

Cefixime 400 mg oral. Selama 5 hari atau Spectinomycin 2 g, i.m., selama 5 hari.9

Regimen terapi untuk infeksi disseminated gonococcal adalah sbagai berikut: Ceftriaxone

1 g i.m., satu kali sehari selama 7 hari atau Spectinomycin 2 g i.m., dua kali sehari selam 7 hari.9

Untuk meningitis dan endokarditis gonokokkal mendapat dosis yang sama dengan yang

tersebut di atas tetapi perlu diperpanjang selama empat minggu.9

Non medica Mentosa

Penjelasan pada pasien dengan baik dan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan

pengobatan dan pencengahan karena gonore dapat menular kembali dan dapat terjadi komplikasi

apabila tidak diobati secara tuntas. Menghindari kontak seksual dengan pasangan yang berisiko.9

Komplikasi

Umumnya penyulit akan timbul jika uretritis tidak cepat diobati atau mendapat

pengobatan yang kurang adekuat. Di samping itu penyulit, uretritis gonore pada umumnya

bersifat lokal sehingga penjalarannya sangat erat dengan susunan anatomi dan faal alat kelamin.

Pada pria penyulit lokal yang terjadi dapat berupa:9

Tysonitis

Kelenjar Tyson terletak di kiri-kanan frenulum penis yang fungsinya memproduksi

smegma. Pada organ ini jarang timbul keradangan kecuali bila preputium kebersihannya kurang.

Bila terjadi keradangan dan menimbulkan sumbatan pada saluran kelenjarnya, maka akan terjadi

abses kecil pada salah satu sisi di sebelah frenulum dengan gejala bengkak, merah dan agak

nyeri.9

Parauretritis

10

Page 11: Makalah Gonorrhea

Untuk menegakkan diagnosis parauretritis perlu pengamatan cermat dengan cara

menekan kelenjar yang terletak pada tepi lubang kencing (orifisium uretra eksternum) akan

terlihat keluarnya nanah dari saluran kelenjar.9

Litritis

Manifestasi litritis berupa abses kecil pada dinding uretra. Biasanya tidak memberi

keluhan. Pada tes dua gelas, pada gelas pertama terlihat lendir seperti benang melayang-layang

pada urine.9

Cowperitis

Kelenjar Cowper ini terletak pada perineum. Abses pada kelenjar ini menimbulkan rasa

nyeri, panas dan rasa penuh pada perineum. Serta rasa nyeri waktu buang air besar diikuti

frekuensi kencing yang meningkat. Abses selalu unilateral dan memecah ke perineum.9

Prostatitis

Protatitis pada keadaan akut memberi keluhan panas badan, sakit pada daerah perineum

dan rasa tak enak di atas kemaluan (suprapubic). Bila terjadi abses, keluhan menjadi lebih hebat

disertai rasa sakit waktu buang air besar. Abses ini dapat pecah ke dalam uretra atau rectum dan

menimbulkan protitis. Nanah yang menyebar ke segala arah akan menimbulkan abses yang dapat

memecah pada permukaan kulit, di perineum atau di lain tempat.9

Vesikulitis

Vesikulitis biasanya disertai posterior uretritis dan protatitis. Gejala klinisnya merupakan

campuran dari gejala uretritis posterior dan prostatitis akut. Gejala lain yang sering menyertai

berupa sering ereksi, ejakulasi dan semen mengandung darah.9

Cystitis

Cystitis keradangan kandung seni ini akibat infeksi pada daerah trigonum. Gejalanya

berupa nyeri kencing, frekuensi kencing meningkat dan keluarnya tetes darah pada akhir kencing

(terminal hematuri).9

11

Page 12: Makalah Gonorrhea

Proktitis

Proktitis merupakan infeksi pada rektum yang sering ditemukan pada penderita

homoseksual. Infeksi pada rektum berhubungan inokulasi langsung/ direct pada saat

berhubungan badan melalui anus (anogenital sex). Gejalanya berupa rasa gatal atau terbakar

yang minimal pada anus, tenesmus dan rasa nyri saat berak, kadang kotorannya bercampur

darah, nanah dan lendir. Pada pemeriksaan dengan proktoskopi terdapat: dinding rektum merah,

bengkak dan permukaannya tertutup nanah dan lendir.9

Penyulit lain oleh karena penyebaran lewat aliran darah atau gonococcal septisemi

(bakteremia). Gejala dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan

disseminated gonococcal infection (acute arthritis-dermatitis syndrome).9

Disseminated Gonococcal Infection (DGI)

Biasanya menampakkan gejala berupa sindrom arthritis dermatitis akut, yang merupakan

komplikasi sistemik paling sering pada gonore akut. DGI merupakan akibat dari bacteremia

gonococcal. Gejala yang sering timbul antara lain: arthritis, tenosynovitis, dermatitis atau

kombinasinya.9

Penderita DGI dibagi menjadi: tiga kelompok berdasarkan hasil kultur, yaitu: proven ,

probable dan possible. Proven jika manifestasi klinis dan hasil kultur darah, cairan sendi, lesi

kulit positif terdapat kuman Neisseria gonorrhoeae. Probable jika kultur dari lesi atau darah

negatif tetapi dengan manifestasi klinis yang sesuai. Possible jika kultur dari lesi atau darah

negative tetapi dengan manifestasi klinis yang mencurigakan kea rah DGI tetapi hasil kulturnya

negatif.9

Lesi kulit dari dermatitis gonococcal berupa pustule, nekrosis, hangat, nyeri di atas kulit

yang eritematus. Pada beberapa pasien lesi kulit termasuk tampak makula, papula, pustule,

petekie, bula atau ekimosis dan biasanya berlokasi pada bagian distal dari ektremitas dan

jumlahnya kurang dari 30.9

Artritis Gonococcal

12

Page 13: Makalah Gonorrhea

Beberapa pasien dengan dermatitis gonococcal menderita atralgia atau tenosynovitis pada

permulaan penyakit dan efusi artitis pada bebeerapa saat kemudian. Kurang lebih 30-40% pasien

DGI juga menderita arthritis. Semua sendi dapat terkena, meskipun demikian arthritis

gonococcal sering mengenai sendi pergelangan tangan, metacarpophalangeal, pergelangan kaki

dan lutut. Kultur cairan synovial positif pada paseien dengan jumlah leukosit pada cairan

synovial > 40.000/mm3.9

Prognosis

Prognosis gonorrhea dipengaruhi oleh diagnosis yang benar dan pengobatan. Biasanya

prognosisnya baik dengan pengobatan yang cepat dan tepat. Jika gonorrhea tidak diobati, bakteri

dapat menyebar ke bagian lain dari saluran reproduksi dan menyebabkan berbagai komplikasi.10

Pencengahan

Tidak ada cara pencengahan yang terbaik kecuali menghindari kontak seksual dengan

pasangan yang berisiko. Penggunaan kondom masih dianggap yang paling baik. Pendidikan

moral, agama, dan seks perlu diperhatikan. Sebelum penyakitnya benar-benar sembuh dianjurkan

untuk tidak melakukan hubungan seksual. Pasangan seksual harus diperiksa dan diobati agar

tidak terjadi “fenomena pingpong”.9

Kesimpulan

Uretritis gonore (gonorrhea) merupakan salah satu penyakit menular melalui hubungan

seksual yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae yang menyerang uretra pada laki-

laki, paling sering ditemukan dan mempunyai insiden yang cukup tinggi. Edukasi berupa

penjelasan kepada pasien dengan baik dan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan

pengobatan dan pencengahan agar tidak terjadi penularan kembali dan komplikasi, seperti

penggunaan kondom yang benar dan tepat serta pasangan seksual harus diperiksa agar tidak

terjadi “fenomena pingpong”.

Daftar Pustaka

1. Timmreck T. Epidemiologi. Bab 5: Ukuran Suatu Kesehatan dalam Epidemiologi. Edisi

ke-2. Jakarta: EGC, 2004. p.148

13

Page 14: Makalah Gonorrhea

2. Schwartz S, Shires T, Spenser F. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. Bab 38: Urologi.

Edisi ke-6. Jakarta: EGC, 2000. p.586

3. Murtiastutik D, Barakbah J. Buku ajar infeksi menular seksual. Bab 1: Pemeriksaan

Infeksi Menular Seksual. Surabaya: Airlangga University Press, 2008. p.1-4

4. Supartondo, Setiyohadi B. Ilmu penyakit dalam. Bab 8: Anamnesis. Edisi ke-5. Jilid 1.

Jakarta: InternaPublishing, 2009. p.25

5. Gleadle J. History and examination at a Glance. Bab 1: Pengambilan Anamnesis. Jakarta:

Erlangga, 2007. p.16

6. Davey P. At a Glance Medicine. Bab 39: Duh Tubuh Vagina dan Uretritis. Jakarta:

Erlangga. p.75

7. Sacher R, Mcpherson R. Pemeriksaan laboratorium. Bab 14: Mikrobiologi Klinis

Sistemik. Edisi 11. Jakarta: EGC, 2004. p.434-6

8. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Bab 3: Penyakit

Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2011. p.369-75

9. Murtiastutik D, Barakbah J. Buku ajar infeksi menular seksual. Bab 12: Gonore pada

Pria. Surabaya: Airlangga University Press, 2008. p.109-14

10. Sachdev P. Prognosis of Gonorrhea. Edisi 20 September 2011. Diunduh dari:

http://www.onlymyhealth.com/prognosis-gonorrhea-12977610483, 15 April 2012

14