makalah kasus night guard

22
STATUS PERIODONSIA DISKUSI KASUS NIGHTGUARD NABILA MOUSAVI 160112130047

Upload: rinaldi-inal

Post on 19-Jul-2016

418 views

Category:

Documents


58 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kasus Night Guard

STATUS PERIODONSIA

DISKUSI KASUS NIGHTGUARD

NABILA MOUSAVI

160112130047

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2014

Page 2: Makalah Kasus Night Guard

DISKUSI KASUS NIGHT GUARD

Mahasiswa : Nabila Mousavi

NPM : 160112130047

STATUS PASIEN

Nama Pasien : Rian Kusdiana

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Lembang

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum Menikah

NRM : 2014-08336

Tgl Periksa : 14 Agustus 2014

Keluhan Utama :

Pasien laki-laki usia 20 tahun mengeluhkan gigi terasa kotor di rahang bawah

dekat lidah dan mengeluhkan adanya bau mulut sejak 1-2 tahun lalu. Pasien

belum pernah ke dokter gigi dan dibersihkan karang giginya. Pasien juga

mengeluhkan nyeri di daerah pipi hingga ke dekat telinga, dan pasien

menyampaikan bahwa ibu pasien seringkali mendengar pasien menggertak gigi

ketika sedang tidur. Pasien ingin giginya dirawat.

PENGAMATAN DATA PERIODONTIK

1. Riwayat perawatan gigi yang lalu

a. Tanggal terakhir : -

b. Jenis perawatan terakhir : -

c. Frekuensi perawatan rutin : Tidak ada

2. Alasan hilangnya gigi :

a. Berlubang (karies) : -

b. Trauma : -

Page 3: Makalah Kasus Night Guard

c. Gangguan / tidak erupsi : -

d. Terlepas sendiri (goyang) : -

e. Alasan tidak diganti : -

3. Pengetahuan tentang penyakit periodontal yang diderita

a. Permulaan terasa ada kelainan : 1-2 tahun yang lalu

b. Daerah yang terganggu : Rahang bawah dekat lidah

c. Derajat keparahan kelainan dihubungkan dengan

• Jenis makanan tertentu : -

• Siklus menstruasi : -

• Frekuensi dan teknik menyikat gigi : 2x sehari tidak ada teknik tertentu

d. Keluhan pada

• Gusi (sensitif,membengkak) : Membengkak

• Perdarahan gusi (spontan / trauma) :

• ANUG : -

• Kebiasaan buruk (oral) : Riwayat merokok (1 batang/hari)

• Impaksi makanan : Regio kiri belakang RB

Regio depan RB

4. Perawatan periodontal yang lalu

a. Tanggal terakhir : -

b. Jenis perawatan : -

c. Dirawat oleh ahli / bukan : -

5. Pemeliharaan oral hygiene

a. Frekuensi menyikat gigi : 2x sehari (tiap mandi pagi sore)

b. Jenis sikat yang dipakai : Berbulu halus, bulu sikat lurus

Metode : Tidak tentu

Pasta gigi : Berfluoride

c. Alat bantu lain : -

Page 4: Makalah Kasus Night Guard

6. Riwayat pemeriksaan medis

a. Tanggal terakhir : 8-9 bulan lalu

b. Jenis perawatan : Penjaitan luka akibat cedera kepala

c. Dirawat oleh : Dokter IGD

7. Evaluasi kondisi sistemik dan pengetahuan tentang kesehatan gigi

Pasien dalam kondisi sistemik baik dan pengetahuan tentang kesehatan gigi

baik, perilaku penerapan buruk.

8. Pemeriksaan Ekstra Oral dan Intra Oral

A. Keadaan Ekstraoral:

• Muka : Muka simetris

• Mata : Pupil isokhor Conjungtiva non-anemis, Sklera non-ikterik

• Leher : TAK (tidak teraba, tidak sakit)

• Bibir : TAK (simetris, tidak pucat, tidak ada lesi)

• TMJ : TAK

B. Keadaan Intraoral :

• Mukosa : TAK

• Gingiva :

- Bentuk : Edema anterior labial lingual RB

Edema posterior regio 1 buccal

- Warna : Kemerahan pada anterior labial lingual R B

dan posterior regio 1 buccal disertai pigmentasi

kecokelatan di labial RA

- Konsistensi : Lunak pada anterior labial lingual RB

dan posterior regio 1 buccal

- Pitting test : Positif pada anterior labial lingual RB

dan posterior regio 1 buccal

Page 5: Makalah Kasus Night Guard

- Stippling : Positif pada anterior labial RB

dan posterior regio 1 buccal

- Permukaan : Licin pada anterior labial RB

dan posterior regio 1 buccal

- Resesi : -

- Interdental papil : Membulat pada anterior labial lingual RB

dan posterior regio 1 buccal

- Stillman’s cleft : -

- Mc.Call’s festoon : + pada region 1,4 buccal

• Frenulum : Normal

• Eksudat sulkus : Tdl

• Perkusi : -

• Mobility : -

9. Oklusi

a. Kontak prematur : TAK

b. Faset permukaan

• Atrisi : 43, 42, 41, 31, 32, 33

• Abrasi : -

• Erosi : -

c. Gigi tidak beraturan : Crowding anterior RB, posterior regio 4

Maloklusi Angle kelas I, tipe 1

10. Gambaran Radiografik

a. Bentuk resorbsi tulang alveolar :

o Vertikal :32, 33

o Horizontal :31, 41, 42, 43

o Kawah :-

b. Banyaknya resorbsi :

o Hebat :-

o Sedang : -

Page 6: Makalah Kasus Night Guard

o Sedikit : +

c. Keterlibatan daerah furkasi :-

d. Perbandingan abnormal mahkota dengan akar : -

e. Karies : -

f. Kelainan periapikal : penebalan membran periodontal dan lamina dura

yang terputus-putus pada regio anterio RB

g. Lain-lain : -

h. Prognosis menyeluruh: baik

11. Evaluasi Oral Hygiene

o Nilai Plak : Sedang

o Kalkulus : Supragingival dan subgingival; banyak; pada seluruh

regio

12. Model Studi : Rahang atas dan rahang bawah

13. Evaluasi pra perawatan :

o Diagnosis : Bruxism

o Etiologi : Plak, kalkulus, malposisi gigi, kebiasaan buruk

bruxism, cara menyikat gigi yang salah, frekuensi ke

dokter gigi

o Sikap pasien : Kooperatif

o Prognosa : Baik

14. Tahapan Perawatan Gigi (menyeluruh) :

1) Fase pendahuluan : -

2) Fase initial :

OHI dan home care

scaling RA-RB, profilaksis

kontrol perawatan 1 minggu dan 1 bulan

Page 7: Makalah Kasus Night Guard

pro night guard

pro perawatan ortodonti

3) Fase bedah : -

4) Fase restoratif : -

5) Fase pemeliharaan :

OHI dan home care

visit 6 bulan untuk kontrol plak dan kalkulus

Bandung, Agustus 2014

Pembimbing Diskusi Kasus

Night Guard

(Ira Komara, drg, Sp. Perio)

Page 8: Makalah Kasus Night Guard

NILAI PLAK

Kunjungan ITanggal : 14 Agustus 2014Persentase : 26,7 %

Kunjungan IITanggal : 21 Agustus 2014Persentase : 10%

CATATAN KEADAAN INTRAORALGigi   18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

Facial

Kunjungan I x 322 323 322 312 212 222 211 122 123 312 213 323 312 213 323

Kunjungan II x

Kunjungan III x

Palatal

Kunjungan I x 323 322 312 213 211 212 121 122 122 312 213 323 313 213 322

Kunjungan II x

Kunjungan III x

Mobility   x - - - - - - - - - - - - - - -

BOP   x - - - - - - - - - - - + + - -

Gigi   48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Facial

Kunjungan I x 323 312 213 312 222 212 211 122 122 212 213 323 322 213 323

Kunjungan II x

Kunjungan III x

Palatal

Kunjungan I x 323 312 213 312 222 212 211 122 122 212 213 323 322 213 323

Kunjungan II x

Kunjungan III x

Mobility   x - - - - - - - - - - - - - -

BOP   x - - - - - + + + + - - - - -

Page 9: Makalah Kasus Night Guard

DISKUSI KASUS NIGHTGUARD

Aktivitas parafungsional merupakan suatu keadaan aktifnya otot-otot

secara fisiologis sehingga menghasilkan kebiasaan-kebiasaan tanpa tujuan

fungsional dan biasanya berpotensi menyebabkan kerusakan.Contoh kebiasaan

parafungsional adalah bruxism (grinding & clenching), menghisap ibu jari, dan

posisi rahang yang tidak benar.

Bruxism merupakan salah satu aktivitas parafungsional oklusal, yaitu

pergerakan oromandibular secara involunter yang ditandai dengan adanya

aktivitas grinding, clenching, gnashing, dan bracing, yang terjadi baik pada saat

nocturnal (sleep bruxism) atau diurnal (awake bruxism).

Biasanya pasien bisa datang dengan beragam keluhan, mulai dari nyeri

pada otot-otot sistem pengunyahan, gigi sensitif, bisa terdapat sakit

kepala/temporal headache (terutama saat bangun tidur), telinga yang berdenging,

hingga kesulitan membuka mulut.

Tanda klinis yang dapat dilihat pada pasien secara ekstra oral adalah

deformitas wajah (asimetri), hipertrofi otot masseter dua sisi (pada bruxers

kronis), dan clicking pada TMJ. Sedangkan pada bagian intra oral biasa

ditemukan kerusakan jaringan keras gigi (tooth wear) berupa atrisi, abfraksi, dan

pit oklusal, sehingga menyebabkan hipersensitivitas pada gigi (dapat berlanjut

hingga terjadinya kelainan pulpa), kerusakan jaringan periodontal, kegoyangan

gigi, terbentuknya bony ridges, iritasi pada mukosa bukal, dan adanya

penampakan scalloped tongue, kerusakan restorasi atau protesa, hingga perubahan

dimensi vertikal oklusi pasien.

Page 10: Makalah Kasus Night Guard

Pemeriksaan yang menyeluruh mulai dari anamnesa, pemeriksaan keadaan

ekstra oral dan intra oral hingga pemeriksaan penunjang harus dilakukan dengan

sebaik-baiknya. Dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan electromyogram

untuk mengukur aktivitas otot-otot mastikasi. Pemeriksaan radiografi yang baik

dilakukan untuk melihat keadaan periodontal penderita bruxism adalah full mouth

periapikal.

Fenomena bruxism masih sulit untuk dipahami secara pasti karena

etiologinya bersifat multifaktorial. Beberapa etiologi dan faktor risiko yang dapat

memicu terjadinya bruxism dikategorikan menjadi tiga, yaitu faktor lokal,

psikologis, dan juga sistemik.

Faktor lokal hanya memainkan 10% dari keadaan ini, contohnya

maloklusi, trauma oklusi pasca restorasi, dan juga iritasi akibat cusp gigi yang

tajam. Sedangkan untuk faktor psikologis contohnya, kecemasan, stres, dan

depresi. Keadaan sistemik juga memiliki peran kepada keadaan ini seperti,

obstruksi nasal, refluks gastroesophageal, cerebral palsy dan gangguan mental,

alkohol, nikotin, riwayat keluarga dengan bruxism, autisme, dan hyperactive

disorder.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada penderita bruxism bersifat

menyeluruh karena etiologi nya yang multifaktorial. Konsultasi kepada dokter

umum dan juga psikolog sangat dibutuhkan untuk menanggulangi keadaan

sistemik maupun psikologis pasien. Peran dokter gigi dalam penatalaksanaan

bruxism adalah menangani faktor lokal salah satunya dengan cara membuat

occlusal splint atau night guard.

Page 11: Makalah Kasus Night Guard

Occlusal Splint (Night Gaurd) didefinisikan sebagai suatu splint akrilik,

baik pada rahang atas atau bawah, yang membantu kondilus rahang untuk

mencapai posisi paling anterior superior dalam fossanya (keadaan relasi sentrik),

sehingga otot-otot masseter berada dalam keadaan relaksasi. Alat ini juga

dinamakan splint relasi sentrik dan orthotik.

Nightguard berfungsi dalam menanggulangi pola aktivitas otot yang

abnormal, melindungi gigi dari kerusakan, melindungi otot-otot pengunyahan,

serta dapat memperbaiki ketidakharmonisan oklusi.

Pertimbangan dalam membuat nightguard rahang atas atau rahang bawah :

Keadaan / Hal Rahang Atas Rahang Bawah

Jumlah / banyaknya gigi yang

mengalami atrisi

- 6

Malposisi gigi (gigi berjejal atau rotasi) - Crowding anterior

Bentuk lengkung gigi Baik Baik

Adanya gigi hilang yang tidak diganti - -

Oral hygiene Sedang Sedang

Pilihan Nightguard V

Page 12: Makalah Kasus Night Guard

RENCANA PERAWATAN NIGHT GUARD MICHIGANT’S SPLINT

Desain pembuatan nightguard rahang atas (Michigan’s splint):

1. Dimulai dari distal 17 hingga distal 27

2. Ketebalan tidak melebihi 2 mm (free way space)

3. Perluasan labial flang dan buccal flang hingga 1/3 incisal/oklusal

4. Perluasan palatal flang hingga rugae palatina ke-2

5. Pada gigi kaninus dan premolar, permukaan night guard mengikuti

permukaan anatomis gigi (cuspid rise) untuk mengakomodasi gerakan lateral

mau pun protrusive. Sedangkan pada region molar, permukaan night guard

berupa bidang lurus.

Page 13: Makalah Kasus Night Guard

6. Permukaan incisal dan oklusal seluruh gigi merupakan bidang halus, rata,

tidak boleh bersudut, tidak boleh terdapat overhang, dan semua gigi RA

berkontak dengan nightguard

7. Menggunakan artikulator

Menyetujui

Pembimbing Diskusi Kasus Nightguard,

(Ira Komara, drg., Sp.Perio)

Page 14: Makalah Kasus Night Guard

TAHAPAN PEMERIKSAAN INSERSI DAN KONTROL

Cara pemeriksaan :

1. Dimensi vertikal

Ukuran tinggi vertikal antara RA dan RB

Free way space = DV saat rest position – DV saat oklusi sentrik

2. Stabilisasi

Dilakukan pemeriksaan dengan cara pasien menggerakan rahang bawahnya ke

arah lateral dan protrusif, tidak boleh ada kegoyangan pada night guard.

Pemeriksaan tiga titik, dilakukan penekanan pada masing-masing regio

posterior kiri, anterior, dan posterior kanan. Penekanan di salah satu regio

tidak boleh menyebabkan night guard terangkat pada regio lain

3. Adaptasi

Dapat dilakukan dengan visual mau pun sondasi, secara bersamaan, semua

permukaan nightguard menyentuh permukaan incisal/oklusal gigi serta tidak

boleh ada ruang di antara labial/buccal/palatal flang dan mukosa.

4. Retensi

Menggunakan sonde dengan kekuatan ringan, night guard ditarik ke arah

insisal/oklusal, night tidak boleh mudah lepas.

5. Oklusi

Semua gigi-gigi RA berkontak dengan permukaan nightguard. Gunakan

kertas artikulasi untuk melihat ada atau tidaknya kontak prematur baik pada

oklusi eksentrik mau pun sentrik.

Page 15: Makalah Kasus Night Guard

tidak ada sangkutan (interference) pada saat gerakan lateral ke kiri dan kanan

serta anterior-posterior

Pemeriksaan saat kontrol:

1. Keluhan pasien

2. Kondisi jaringan sekitar

3. OHI

4. Dilakukan pemeriksaan kembali terhadap DV, adaptasi, stabilisasi, retensi,

dan oklusi

Page 16: Makalah Kasus Night Guard

TAHAPAN PEKERJAAN PEMBUATAN NIGHTGUARD (MICHIGAN’S

SPLINT)

Nama Mahasiswa : Nabila Mousavi

NPM : 160112130047

No. Tanggal Pekerjaan / Tahap Paraf

1 Diskusi Kasus Nightguard

2 Pola Lilin

3 Uji Coba Pola Lilin

4 Pemolesan

5 Insersi

6 Kontrol 1 Minggu

7 Kontrol 1 Bulan

8 Kontrol 3 Bulan