makalah kimia revisi

38
REAKSI REDUKSI OKSIDASI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dosen Pengampu : M.M. Azimatun Nur, S.T. Disusun oleh : Teguh Riyadi (6411413125) Aniesah Amieratunnisa (6411413132) Samuel Kristian Adi Nugroho (6411413121) Saraswati Windyastuti (6411413129) Ainur Rohmah (6411413130) Cicik Puji Astuti (6411413131) Fitria Retno Pangesti (6411413137) JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN i

Upload: nimas-dwi-ayu-r

Post on 25-Nov-2015

102 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

KIMIA

TRANSCRIPT

REAKSI REDUKSI OKSIDASIDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KimiaDosen Pengampu : M.M. Azimatun Nur, S.T.

Disusun oleh : Teguh Riyadi (6411413125) Aniesah Amieratunnisa (6411413132) Samuel Kristian Adi Nugroho (6411413121) Saraswati Windyastuti (6411413129) Ainur Rohmah (6411413130) Cicik Puji Astuti (6411413131) Fitria Retno Pangesti (6411413137)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANGSEMARANGii

2013

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya, makalah kimia yang bertemakan Reaksi Reduksi Oksidasi ini dapat disusun dengan sebaik mungkin.Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu yang membimbing kami dalam mata kuliah Kimia Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Di sisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai reaksi reduksi oksidasi.Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk ke depannya.Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kimia ini.

Semarang, 11 September 2013Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman JuduliKata PengantariiDaftar IsiiiiI. Pendahuluan1.1.Latar Belakang11.2.Rumusan Masalah11.3.Tujuan1II. Pembahasan2.1.Sejarah32.2.Teori5 Pengertian dan Pengembangan Konsep Dasar Reaksi Redoks5 Konsep Bilangan Oksidasi7 Penyetaraan Reaksi Redoks82.3.Aplikasi102.4.Contoh Soal12III. Penutup 3.1. Kesimpulan16 3.2. Saran16Daftar Pustaka17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.Aki 10Gambar 1.2.Baterai11Gambar 1.3.Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif 12

16

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi dan reduksi) disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini untuk membentuk sebuah reaksi dan reaksi keseluruhannya disebut reaksi redoks.Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan elektron, memperoleh oksigen, atau kehilangan hidrogen. Dalam pembahasan ini, kita menggunakan definisi kehilangan electron. Oksidasi adalah reaksi dimana suatu senyawa kimia kehilangan elektron selama perubahan dari reaktan menjadi produk. Seperti halnya oksidasi, ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk menjelaskan reduksi, yaitu memperoleh elektron, kehilangan oksigen, ataumemperoleh hidrogen. Reduksi sering dilihat sebagai proses memperoleh elektron.Baik oksidasi maupun reduksi tidak dapat terjadi sendiri, harus keduanya. Ketika elektron tersebut hilang, sesuatu harus mendapatkannya.

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana sejarah dari reaksi reduksi oksidasi ? Bagaimana teori reaksi reduksi oksidasi ? Bagaimana aplikasi dari teori reaksi reduksi oksidasi ?1.3 Tujuan Agar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dari suatu persamaan reaksi redoks Agar Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian reaksi redoks Agar Mahasiswa dapat mengidentifikasi senyawa yang mengalami peristiwa reduksi dan oksidasi Agar Mahasiswa dapat menentukan bilangan oksidasi suatu spesi berdasarkan aturan biloks Agar Mahasiswa dapat menyetarakan suatu persamaan reaksi redoks.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1.SejarahManusia pada zaman purba telah lama mengenal api sebagai dewa yang memegang peranan penting dalam berbagai proses kimia. Sifat api yang panas dan bercahaya membuat para ilmuwan kimia tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang keberadaan dan kegunaan api. Mereka kemudian melakukan berbagai eksperimen tentang api, mereka mencoba membakar semua benda yang ada di sekitar mereka,dari mulai jenis batuan hingga logam.Semenjak abad ke-2 para ilmuwan satu persatu telah berhasil mempelajari dan memahami keberadaan api dengan melahirkan teori-teori tentang proses pembakaran. Masing-masing dari mereka mempunyai pandangan yang berbeda tentang proses pembakaran. Seperti halnyaPhilo,seorang penulis asal Yunani yang telahmengamati proses pembakaran pada lilin menyala yang berada di dalam labu. Dari percobaanya Philo mengemukakan bahwa sebagian udara dalam labu tersebut diubah menjadi unsurapi, sehingga dapat melepaskan diri dari labu melalui pori-pori kaca. Eksperimen tentang proses pembakaran berlanjut hingga abad ke-16, seorang ahli Fisika berkebangsaan Inggris,Robert Hookemengemukakan teorinya pada tahun 1667 bahwa udaralah yang menyebabkan terjadinya pembakaran, sedangkan api atau nyala lilin hanyalah akibat adanya panas yang tinggi. Sementara itu masih pada tahun 1667, proses pembakaran juga telah menarik perhatian seorang dokter berkebangsaan Jerman yang juga sebagai ahli kimia dan ahli ekonomi,Johann Joachim Becher. Dalam bukunya yang berjudul Physica Subterania ia mencoba membuat hubungan antara fisika dan kimia, serta ia mengemukakan pendapatnya bahwa benda-benda itu terdiri atas udara,air dan mineral, dimana mineral ini terdiri dari tiga konstituen, yaituterra pinguis, terra mercurialisdanterra lapida.Terra pinguis adalah bagian yang mudah terbakar, sehingga dalam proses pembakaran, apabila suatu logam dibakar maka terra pinguis ini akan hilang dan tinggalah terra mercurialis dan terra lapida. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembakaran adalah proses penguraian yang dapat membuat bagian yang mudah terbakar akan hilang.Pada tahun 1731 pendapat J.J. Becher ini kemudian dikembangkan oleh George Ernest Stahlseorang Dokter berkebangsaan Jerman yang mulai tertarik untuk memahami tentang teori pembakaran yang telah di kemukakan oleh Becher. Stahl menerima pendapat Becher tentang terra pinguis pada suatu benda, hanya saja untuk menjelaskan teorinya ia memakai istilahflogiston. Kata flogiston berasal dari bahasa Yunani yaitu phlox yang berarti nyala api. Apabila ada suatu benda terbakar , maka flogiston akan keluar dari benda tersebut dan diberikan pada udara sekitarnya,sedangkan bagian yang tersisa setelah terbakar merupakan bentuk asli materi tersebut. Menurut Stahl semua benda pada hakikatnya memiliki flogiston, hanya saja ada yang jumlahnya banyak dan ada yang sedikit. Apabila suatu benda benda terbakar secara hebat dan meninggalkan sedikit residu (misalnya kayu bakar), dianggap memiliki kadar flogiston yang sangat tinggi, sedangkan bahan-bahan yang tidak mudah terbakar dan berkorosi (misalnya besi ) mengandung sedikit flogiston. Tidak hanya itu, Stahl juga mengemukakan bahwa flogiston hanya dapat keluar apabila ada medium yang menerimanya, misalnya udara. Pendapat Stahl tentang pembakaran ini menarik perhatian para ahli kimia dan mereka memakainya untul menerangkan hal-hal yang belum jelas seperti Teori Oksidasi Reduksi (Redoks).Apabila kita mendengar kata Oksidasi tentu sangan erat kaitanya dengan oksigen. Salah satu proses oksidasi yang terkenal sejak zaman purba adalah proses pembakaran suatu zat. Meskipun telah lama dikenal namun upaya untuk memahaminya baru pada akhir abad ke-17 oleh Becher dan Stahl dengan teori Flogistonnya. Sementara itu sekitar abad ke-18 dengan adanya penemuan Hidrogen olehHenryCavendishdan penemuan Oksigen olehJosephPriestley,ternyata mampu meruntuhkan teori Flogiston. Keadaan ini diperkuat olehAntoine Laurent Lavoisierpada akhir abad ke-18 yang membuktikan bahwa pada proses pembakaran sebenarnya yang terjadi bukan hilangnya flogiston tetapi bergabungnya oksigen dari udara dengan benda yang terbakar. Teori Lavoisier ini dapat diterima oleh para ahli kimia karena melibatkan oksigen, maka proses pembakaran yang melibatkan oksigen ini dinamakanproses Oksidasi.Setelah ditemukannya elektron dan konsep mengenai struktur atom, akhirnya teori Lavoisier ini mengalami perkembangan, sehingga secara otomatis konsep tentang teori Oksidasi pun mengalami perubahan. Dalam hal ini, elektron ikut berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, atom yang menyumbangkan elektron akan dioksidasi dan atom yang menerima elektron akan direduksi.Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas, jadi tidak mungkin oksidasi atau reduksi berlangsung tanpa disertai lawannya. Bila zat menerima elektron, maka harus ada yang mendonorkan elektron tersebut. Dalam oksidasi-reduksi, senyawa yang menerima elektron dari lawannya disebut oksidan (bahan pengoksidasi) sebab lawannya akan teroksidasi. Lawan oksidan, yang mendonorkan elektron pada oksidan, disebut dengan reduktan (bahan pereduksi), oleh karena itu lawan dari proses Oksidasi disebutproses Reduksi.Pada dasarnya teori oksidasi reduksi ini memiliki kemiripan dengan teori flogiston. Pada teori flogiston oksidasi adalah hilangnya flogiston, sedangkan pada teori elektron oksidasi ialah keluarnya elektron.Teori Redoks akhirnya berkembang dengan adanyabilangan oksidasi(keadaan oksidasi). Bilangan oksidasi menunjukan kelebihan atau kekurangan elektronnya, artinya bilangan oksidasi adalah muatan bersih atom atau yang diperkirakan jika ikatanya sepenuhnya ion. Dalam konsep oksidasi-reduksi dapat dikatakan sebagaireaksi reduksiapabila ia selalu mengurangibilangan oksidasi, begitupun dikatakan sebagaireaksi oksidasiapabila mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Dalam menentukan bilangan oksidasi, kita menganggap seolah-olah elektron-elektron dipindahkan sepenuhnya dari satu atom ke atom lain. Meskipun pada kenyataanya elektron tersebut hanya dibagi secara tidak merata.(Siti Nur Rokhmah, 2012)

2.2.Teori Pengertian dan Perkembangan Konsep Reaksi RedoksReaksi reduksi dan oksidasi (redoks) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi.Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:1) Oksidasi menjelaskan a) Pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ionContoh : Na --> Na+ + e [melapas 1 elektron]b) Reaksi pengikatan oksigenContoh : 4Fe(s) + 3O2(g) --> 2Fe2O3(s) [karat besi]c) Reaksi yang mengalami kenaikan bilangan biloks2) Reduksi menjelaskan ;a) Penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ionContoh : Cl + e --> Cl- [menerima 1 elektron]b) Reaksi pelepasan oksigenContoh : F2O3(s) + CO(g) --> 2Fe(s) + CO2(g) ?????c) Reaksi yang mengalami penurunan bilangan biloks

Pada reaksi redoks terjadi transfer elektron dari fase satu ke yang lain dan elektron tersebut tidak hilang maupun diciptakan selama proses redoks. Oksidasi dan reduksi selalu terjadi bersama tidak ada suatu zat yang teroksidasi tanpa adanya zat lain yang mengalami reduksi. Zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi disebut oksidator, dan zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi disebut reduktor. Oksidator akan mengalami reaksi reduksi sedangkan reduktor mengalami oksidasi.Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan kovalen).Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia "menerima" elektron, ia juga disebut sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H2O2, MnO4, CrO3, Cr2O72, OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin).Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia "mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai reduktor. Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah. Reduktor jenus lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini digunakan dengan luas dalam kimia organik, terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas hidrogen (H2) dengan katalispaladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya digunakan pada reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.

Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan teroksidasi, dan oksidator mendapatkan elektron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi disebut sebagai pasangan redoks.(Rizki Mahmudah, 2013) Konsep Bilangan OksidasiMenurut Purba (1994:81) bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah muatan yang diemban oleh atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif, dengan kata lain bilangan oksidasi adalah tingkat oksidasi suatu unsur atau bilangan yang menunjukkan muatan yang disumbangkan oleh atom unsur tersebut pada molekul atau ion yang dibentuknya.Anwar (2007:169) aturan penentuan bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah sebagai berikut :1. Bilangan oksidasi unsur bebas (monoatomik, diatomik, atau poliatomik) sama dengan 0 (nol). Misalnya : bilangan oksidasi Na, Mg, Fe, O, Cl2, H2, P4 dan S8 = 02. Bilangan oksidasi unsur H dalam senyawa = +1, kecuali pada senyawa hidrida = 1 (misalnya : NaH)3. Bilangan oksidasi unsur O dalam senyawa = 2, kecuali pada senyawa peroksida = 1 (misalnya : Na2O2, H2O2, Ba2O2), dan pada senyawa oksifluorida (OF2) = +24. Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawa selalu positif dan nilainya sama dengan valensi logam tersebut. ( Misalnya : Biloks logam gol.IA= +1, gol.IIA=+2, gol.IIIA=+3)5. Bilangan oksidasi unsur golongan VIIA dalam senyawa = 16. Bilangan oksidasi unsur dalam bentuk ion tunggal sama dengan muatannya. (Misalnya Biloks Na pada Na+= +1, Cl pada Cl-=1, Mg pada Mg2+=+2)7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa sama dengan 0 (nol), Misalnya :

Biloks S pada H2SO4 ditentukan dengan cara :H2SO4 = 0( 2 x biloks H) + S + (4 x biloks O) = 0( 2 X 1) + S + (4 X (-2) ) = 02 + S 8 = 0S = 8 2S = +6Kadangkala, pada suatu reaksi redoks, terdapat satu unsur yang mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus. Reaksi tersebut dinamakan reaksi autoredoks atau disproporsionasi. Contoh: + Adapun, reaksi komproporsionasi adalah reaksi redoks dimana hasil oksidasi dan reduksinya adalah zat yang sama. Contoh:

Penyetaraan Reaksi Redoks

a. Metode Bilangan Oksidasi Langkah-langkah penyetaraan reaksi :1. Setarakan jumlah atom yang biloksnya berubah ( biloksnya dihitung total )2. Tentukan unsur oksidator dan reduktornya3. Setarakan perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberikan koefisien yang sesuai4. 5. Setarakan muatan ruas kanan dan kiri dengan menambahkan ion H+ (suasana asam ) atau OH- (suasana basa)6. Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan H2O pada ruas yang kekuranagn Hb. Metode Setengah Reaksi

Langkah-langkah penyetaraan reaksi :1. Suasana Asam Tuliskan reaksi reduksi dan oksidasi secara terpisah Setarakan jumlah atom selain H dan O dengan menambahkan koefisiennya Setarakan jumlah O, dengan menambahkan H2O pada ruas yang kekurangan O Setarakan atom H, dengan menambahkan H+ pada ruas yang kekurangan H Setarakan jumlah muatan, dengan menambahkan elektron pada ruas yang jumlah muatannya lebih besar untuk tiap-tiap reaksi (reduksi dan oksidasi) Setarakan jumlah elektron untuk kedua reaksi (reduksi dan oksidasi) dengan mengalikan dengan koefisien yang sesuai Jumlahkan kedua reaksi tersebut2. Suasana Basa Tuliskan reaksi reduksi dan oksidasi secara terpisah Setarakan jumlah atom selain H dan O dengan menambahkan koefisiennya Hitung muatan atom di ruas kanan dan kiri yang biloksnya berubah, kemudian dijumlahkan (tanda dianggap mutlak) Meletakkan jumlah elektron di ruas yang muatannya lebih besar (sesuai dengan muatan perubahan biloks atom) Setarakan muatan dengan menambah OH-, di ruas yang berbeda dengan jumlah electron Setarakan atom O atau H, dengan menambahkan H2O Setarakan jumlah elektron untuk kedua reaksi (reduksi dan oksidasi) dengan mengalikan dengan koefisien yang sesuai Jumlahkan kedua reaksi tersebut

2.3. Aplikasi

1. Reaksi Redoks pada Pengolahan Logam

Pada pemekatan biji logam dari batu karangbaik secara fisika maupun kimia kemudian di pekatkan menjadi bijihPekat . Bijih pekat tersebut direduksi dengan zat pereduksi yang paling tepat.3C(S) + 4Al3+(l) + 6O-2(l) 4Al (l) + 3CO2 reduksi

2. Reaksi Redoks pada penyambungan Besi

Rel-rel dilas dengan proses termit . Campuran aluminium dan besi oksida disulut untuk untuk reaksi redoks dan panas yang dihasilkan dapat melumerkan permukaan rel.Reaksi : 2Al(s) + Fe2O3(S) 2Fe(s) + Al2O3(S)

3. Reaksi Redoks pada Sel Aki

Pb(s) + PbO2(aq) + 2HSO4-2(aq) +2H+(aq) 2PbSO4(S) + 2H2O(l)

Gambar 1.1 Aki

4. 5. Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)

Zn (s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(S) Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

Gambar 1.2 Baterai

6. Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah

a. Penerapan Konsep Elektrolit

Limbah yang mengandung logam berat (Hg+2, Pb+2, Cd+2, dan Ca 2+) direaksikan dengan elektrolit yang mengandung anion (SO4-2) yang dapat mengendapkan ion logam sehingga air limbah bebas dari air limbahPb+2(aq )+ SO4-2 (aq) PbSO4(S)

b. Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif

Lumpur aktif mengandung bakteri-bakteri aerob yang berfungsi sebagai oksidator bahan organik tanpa menggunakan oksigen terlarut dalam air sehingga harga BOD dapat dikurangi. Zat-zat organik dioksidasi menjadi CO2,H2O, NH4+ dan sel biomassa baru. Proses lumpur aktif berlangsung di tangki aerasi. Dikolam tersebut berlangsung proses oksidasi limbah organik (karbohidrat, protein, minyak). Hasil oksidasi senyawa-senyawa organic adalah CO2, H2O,sulfat, nitrat, dan fosfat. Oksigen yang diperoleh untuk olsidasi diperoleh dari proses fotosintesa alga yang hidup ditangki aerasi.

Gambar 1.3 Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif (Maria Sundus RW, 2009)

2.4.Contoh Soal1) Definisikan oksidasi dan reduksi sesuai istilah berikut : a. Pertukaran oksigen b. Pertukaran hidrogenc. Pertukaran elektronJawab :a. oksidasi : proses penangkapan oksigen oleh suatu unsur atau persenyawaan. reduksi : proses pelepasan oksigen dari suatu unsure atau persenyawaanb. oksidasi : proses pelepasan hidrogen reduksi : proses penangkapan hidrogenc. oksidasi : proses pelepasan elektron reduksi : proses penangkapan elektron

2) Setarakan reaksi berikut dengan metode bilangan oksidasi !FeS + NO3- Fe2+ + S + NO2Jawab :1. Menyetarakan jumlah atomFeS + NO3- Fe2+ + S + NO2 (sudah setara)2. Menentukan unsur oksidator dan reduktor, serta menyetarakan biloksnya dengan mengalikan dengan koefisien yang sesuai

FeS + NO3- Fe2+ + S + NO2 +2 -2 +5 -2 +2 0 +4 -2oksidasi = 2 (x1)reduksi=1 (x2)3.Menyetarakan muatan ruas kanan dan kiri dengan menambahkan ion H+ (suasana asam) Jumlah muatan di ruas kiri = -2, dan jumlah muatan di ruas kanan = +2Jadi, 4H+ + (-2) = +24H+ + FeS + 2NO3- Fe2+ + S + 2NO24.Menyetarakan jumlah atom H dengan menambahkan H2O pada ruas yang kekurangan H4H+ + FeS + 2NO3- Fe2+ + S + 2NO2 + 2H2O

3) Setarakan reaksi redoks di bawah ini dengan metode setengah reaksi !H2O2 + MnO4- Mn2+ + O2 a. Pisahkan setengah reaksinya :Reduksi: MnO4- Mn2+ (atom Mn mengalami reduksi +7 menjadi +2)Oksidasi: H2O2 O2 (atom O mengalami oksidasi -1 menjadi 0)b. Menyetarakan atom selain H dan OReduksi: MnO4- Mn2+Oksidasi: H2O2O2 c. Menyetarakan atom O dan HReduksi: 8H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2OOksidasi: H2O2O2 + 2H+d. Menyetarakan jumlah muatan, dengan menambahkan electron pada ruas yang lebih besar muatannya :Reduksi: 5e- + 8H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2OOksidasi: H2O2O2 + 2H+ + 2e-e. Menyetarakan jumlah elektron kedua reaksi :Reduksi: 5e- + 8H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O(x2)Oksidasi: H2O2O2 + 2H+ + 2e-(x5)

f. g. Menjumlahkan kedua reaksi :Reduksi: 10e- + 16H+ + 2MnO4- 2Mn2+ + 8H2OOksidasi: 5H2O25O2 + 5H+ + 10e-+Redoks: 2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O

4) Tentukan bilangan oksidasi S dari zat-zat berikut.a. S d. Na2SO4b. SO3 e. NaHSO3c. H2SO4Jawab :a. Karena S unsur bebas maka biloksnya = 0b. SO3 +6 -6 = 0 Jadi, biloks S dalam SO3 adalah +6c. H2SO4 +2 +6 -8 = 0Jadi, biloks S dalam H2SO4 adalah +6d. Na2SO4 +2 +6 -8 = 0Jadi, biloks S dalam Na2SO4 adalah +6e. NaHSO3 +1 +1 +4 -6 = 0Jadi, biloks S dalam NaHSO3 adalah +4

5) Sebutkan aplikasi dari reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari !Jawab :1. Reaksi Redoks pada Pengolahan Logam2. Reaksi Redoks pada penyambungan Besi3. Reaksi Redoks pada Sel Aki4. Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)5. Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah

6. Tuliskan reaksi redoks dalam pemakaian dan pengisian aki !Jawab :Pemakaian aki :PbO2+ Pb + 2H2SO42PbSO4+ 2H2OPengisian aki :2PbSO4+ 2H2OPbO2+ Pb + 2H2SO4

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanReaksi redoks dapat diartikan sebagai reaksi serah terima elektron dan disertai perubahan bilangan oksidasi.Reduksi adalah reaksi penururan biloks dan mengalami pengikatan elektron. Sedangkan, oksidasi adalah reaksi kenaikan biloks dan disertai dengan pelepasan elektron.Reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari seperti, zat pemutih, fotosintesis, pembakaran, baterai nikel kadmium, baterai alkali, baterai perak oksida, baterai karbon-seng,aki ,redoks dalam fotografi, pernapasan sel, reaksi dalam sel bahan bakar, las karbit, pada perkaratan besi, penyapuhan emas, peleburan biji logam, pengolahan magnesium, dll.3.2. SaranKita dapat memanfaatkan reaksi redoks dengan mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam industri dan biologi.

DAFTAR PUSTAKA

Siti Nur Rokhmah.2012.Sejarah Redoks.http://sitinurkimiaupi.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diposkan tanggal 29 Juni 2012Rizki Mahmudah.2013.Reaksi Redoks. http://rimud-rizqimahmudah.blogspot.com/2013/03/contoh-makalah-kimia-kelas-x-tentang.html. Diposkan tanggal 24 Maret 2013Maria Sundus RW.2009.Penerapan Reaksi Redoks. http://kimia-asyik.blogspot.com/2009/11/penerapan-reaksi-redoks.html. Diposkan tanggal 4 November 2009Dwiwahyu Essye R.2012.99,9 % Jawab Soal Kimia dengan Benar untuk SMA.Yogyakarta : Pustaka WidyatamaBudiyanto.2013.Latihan contoh soal dan jawaban reaksi redok.http://budisma.web.id/latihan-contoh-soal-dan-jawaban-reaksi-redoks.html. Diposkan tanggal 5 Juli 2013