makalah kunci mentan-temu bisnis-1
DESCRIPTION
Temu Bisnis FMIPA IPB dalam #30thFMIPA 2012TRANSCRIPT
Makalah KunciMenteri Pertanian Republik Indonesia
“PERAN KERJASAMA LEMBAGA LITBANG DENGAN PERGURUAN TINGGI DALAM
PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PERTANIAN”
Temu BisnisBadan Litbang Pertanian, FMIPA-IPB dan Dunia Usaha
IPB International Convention Center Bogor, 11 Oktober 2012
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Yang saya hormati :• Rektor Institut Pertanian Bogor,• Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Kementerian Pertanian• Dekan Fakultas MIPA-IPB,• Para Pelaku Usaha dan Industri di Sektor
Pertanian,• Alumni dan Civitas Academica Fakultas MIPA-
IPB,• Para Undangan serta Hadirin sekalian,
1
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur
ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya,
kita dapat berkumpul pada hari ini di IPB International
Convention Center dalam rangka melaksanakan Temu
Bisnis di Sektor Pertanian terkait dengan Dies Natalis 30 th
Fakultas MIPA-IPB, dengan tema “Pengembangan Sains
dan Teknologi Pertanian dengan Dunia Usaha untuk
Kemajuan dan Kesejahteraan Bangsa”
Kedua, saya ingin mengucapkan selamat kepada
Fakultas MIPA-IPB untuk Dies Natalis 30th, semoga lebih
maju, bertambah banyak karyanya dan perannya untuk
mendukung pembangunan pertanian di Indonesia. Terima
kasih saya sampaikan kepada jajaran Civitas Academica
Fakultas MIPA-IPB atas kerjsama yang telah kita lakukan
selama ini. Terima kasih juga saya sampaikan atas
undangan untuk menyampaikan Makalah Kunci pada acara
Temu Bisnis hari ini.
Hadirin yang saya hormati,
Sebagaimana kita ketahui bersama, sektor pertanian
memegang peranan yang sangat strategis dalam
2
pembangunan ekonomi nasional. Hal tersebut, karena
sektor pertanian memberikan kontribusi yang sangat nyata
dalam penyediaan pangan nasional bagi 245 juta penduduk,
penyedia sekitar 87% bahan baku industri kecil dan
menengah, penyumbang devisa negara US$ 43,37 Milyar,
penyerap 33,3% total tenaga kerja, sumber utama
pendapatan rumah tangga perdesaan, dan berperan dalam
upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8 juta ton
sesuai Perpres Nomor 61 tahun 2011.
Secara spesifik, peran strategis dalam ketahanan
pangan sebagai bagian dari ketahanan nasional, diharapkan
tidak sekedar swasembada. Bahkan Presiden dalam
beberapa kesempatan mengamanahkan bahwa ketahanan
pangan harus mampu mewujudkan surplus beras.
Kementerian Pertanian menindaklanjuti amanah tersebut
dengan mengupayakan surplus beras 10 juta ton pada
tahun 2014.
Hadirin yang saya hormati,
Kementerian Pertanian sampai dengan tahun 2014
telah menetapkan target 4 (empat) Sukses Pembangunan
Pertanian yaitu: (1) Pencapaian swasembada dan
3
swasembada berkelanjutan, (2) Diversifikasi pangan, (3)
Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan (4)
Peningkatan kesejahteraan Petani. Produksi beras harus
mampu mencapai 76,57 juta ton. Sementara jagung,
kedelai, gula dan daging sapi berturut-turut harus mampu
mencapai produksi 29 juta ton, 2,7 juta ton, 3,1 juta ton dan
0,51 juta ton.
Untuk diversifikasi pangan, konsumsi beras
diharapkan turun sebesar 1,5% per kapita/tahun. Selain itu,
pola pangan harapan (PPH) pada 2014 diharapkan mampu
mencapai 93,3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan
ekspor harus menghasilkan surplus neraca perdagangan
pada 2014 sebesar US$ 54,5 milyar. Selain ekspor komoditi
perkebunan, perlu upaya substitusi impor gandum sebesar
20%, dan meningkatnya perdagangan produk olahan
menjadi 50%. Apabila seluruh target tersebut tercapai,
diharapkan kesejahteraan petani dengan indikator Nilai
Tukar Petani (NTP) mencapai 105 - 110 pada 2014.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Kita semua menyadari, bahwa untuk mencapai
target pembangunan pertanian tersebut, tentu banyak
4
tantangan dan permasalahan. Perubahan iklim dan
perdagangan bebas merupakan faktor dominan yang
bersifat global. Sedangkan yang bersifat domestik, antara
lain penyelenggaraan otonomi daerah, alih fungsi lahan dan
pertumbuhan penduduk.
Untuk mencapai target pembangunan pertanian
tersebut, secara konkret, Kementerian Pertanian
mempersiapkan langkah-langkah strategis sampai dengan
2014.
Strategi dalam pencapaian surplus beras 10 juta ton
dilakukan dengan peningkatan produktivitas dari 5,1 ton/ha
menjadi 5,7 ton/ha dan indeks pertanaman (IP) dari 1,5
menjadi 1,7. Langkah ekstensifikasi dilakukan melalui
penambahan areal sawah seluas 130 ribu ha pertahun.
Kehilangan hasil saat panen diturunkan 1,5% per tahun, dan
konsumsi diharapkan turun 1,5% per kapita per tahun.
Untuk mempertahankan swasembada jagung,
diupayakan melalui penambahan luas panen, minimal 5%
per tahun. Peningkatan produktivitas dari 4,7 menjadi 5,8 ton
per ha dengan IP dari 1,0 menjadi 1,2.
Strategi menuju swasembada kedelai 2014 dimulai
dengan menetapkan kebijakan harga dasar dan subsidi
5
sarana produksi. Penambahan luas tanam dari sekitar 700
ribu ha menjadi 2 juta ha melalui kemitraan dengan BUMN
dan swasta. Sedangkan produktivitas harus meningkat dari
rata-rata 1,3 ton per ha menjadi 1,6 ton per ha.
Swasembada gula diupayakan melalui perluasan areal
tanam seluas 350 ribu ha, rawat ratoon, dan peningkatan
produktivitas serta rendemen tebu melalui bongkar ratoon
dan perbaikan sistem perbenihan tebu.
Strategi untuk mencapai swasembada daging sapi dan
kerbau dimulai dengan peningkatan penyediaan pakan
hijauan sebesar 22,4%, peningkatan manajemen
pemeliharaan 15,4%, penurunan angka kematian dan angka
kesakitan masing-masing 0,3% dan 10%, peningkatan
kegiatan pembibitan, dan revitalisasi RPH diperlukan untuk
meningkatkan penyediaan jenis daging substitusi impor untuk
industri.
Para hadirin yang hormati,
Dalam upaya mewujudkan target tersebut, tentu
Kementerian Pertanian tidak mungkin bekerja sendiri,
dukungan Kementerian, Lembaga Pemerintahan lain,
Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha sangat menentukan.
6
Sesuai dengan tema pertemuan hari ini yang
mengambil tema “Pengembangan Sains dan Teknologi
Pertanian dengan Dunia Usaha untuk Kemajuan dan
Kesejahteraan Bangsa”, dukungan Perguruan Tinggi
termasuk FMIA-IPB dan Para Pelaku Usaha di sektor
pertanian dalam pelaksananaan pembangunan pertanian di
Indonesia sangat saya harapkan.
Dalam pencapaian target pembangunan
pertanian 2014, peran Perguruan Tinggi dan Para Pelaku
Usaha diperlukan untuk memberikan dukungan supply-chain
teknologi dalam hal: 1) penciptaan inovasi teknologi
benih/bibit unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian
(alsintan) serta kelembagaan, dan 2) penyediaan (supply)
inovasi teknologi tersebut dalam skala luas/besar (hulu dan
hilir) untuk dapat dimanfaatkan secara luas dalam
pembangunan pertanian.
Dalam kaitanya dengan supply-chain teknologi, sejak
tahun 2007, Kementerian Pertanian dengan persetujuan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
B/132/M.PAN/5/2007 telah membentuk unit kerja yang
menangani pengelolaan HKI dan Alih Teknologi, yaitu Balai
Pengelola Alih Teknologi Pertanian.
7
Sejak tahun 2007, Jumlah HKI Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian meningkat secara signifikan.
Hingga September 2012, jumlah HKI Badan Litbang
Pertanian telah mencapai 683 HKI, yang terdiri dari 167
paten, 46 cipta, 40 merek 38 PVT, dan 392 pendaftaran
varietas tanaman. Sejumlah HKI tersebut, disamping telah
dikerjasamakan langsung dengan Pemerintah
Propinsi/Kab/Kota sebagai pengguna akhir, jumlah
kerjasama komersialisasi/lisensi dengan Dunia Usaha juga
meningkat secara signifikan. Hingga September 2012,
jumlah kerjasama komersialisasi/lisensi dengan Dunia
Usaha telah mencapai 68 kerjasama. Capaian ini tentu
sangat berarti bagi upaya kita untuk menyediakan teknologi
yang siap untuk dimanfaatkan. Namun demikian, upaya
penyediaan atau menhilirkan teknologi tersebut harus selalu
kita upayakan meningkat, yang mana upaya tersebut harus
dimulai dari tahap perencanaan penelitian hingga
deliverinya kepada pengguna.
Hadirin yang berbahagia,
Perguruan Tinggi bersama dengan Badan Litbang
Pertanian secara bersama sama mempunyai peran strategis
8
dalam pada penciptaan teknologi dan varietas unggul
berdaya saing, yang memiliki nilai tambah ekonomi yang
tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam
pembangunan pertanian (impact recognition) dan; nilai
ilmiah tinggi (scientific recognition) untuk pencapaian
status pengakuan ilmiah dan trend setter pembangunan
pertanian dimasa yang akan datang. Sementara Para
Pelaku Usaha mempunyai peran yang sangat strategis
untuk menghilirkan inovasi dari kedua lembaga tersebut
agar tersedia dalam jumlah, kualitas, waktu, tempat dan
harga yang tepat.
Kegiatan kerjsama penelitian dan pengembangan
antara Badan Litbang Pertanian, Perguruan Tinggi dan
Dunia Usaha harus selalu kita upayakan meningkat baik
intensitasnya maupun sinergismenya, serta perlu diperkaya
orientasinya.
Orientasi kerjasama penelitian tersebut harus
diperkaya untuk: 1) Menciptakan kerjasama sinergis PT
dengan UPT (BPTP/Balit) Badan Litbang Pertanian, 2)
Mendapatkan hasil litbang yang optimal, inovatif,
berdaya saing, komprehensif, aplikatif dan tidak terlalu
lama guna menjawab permasalahan mendesak serta
9
kasus-kasus darurat nasional maupun daerah secara
proporsional, 3) Membantu Perguruan Tinggi dalam
mempercepat pengembangan dan penguasaan Iptek yang
adaptif, dan 4) Mempercepat pemenuhan kebutuhan
teknologi spesifik lokasi.
Saya berharap melalui keterlibatan para Pelaku Usaha
di sektor pertanian pada pertemuan hari ini, Kerjasama
penelitian dan pengembangan tersebut dapat kita
reformulasi dan tingkatkan manfaatnya untuk mendukung
pembangunan pertanian.
Saudara-saudara sekalian yang berbahagia,
Akhirnya, sekali lagi saya sampaikan terima kasih atas
kesempatan yang diberikan kepada saya dan jajaran
Kementerian Pertanian untuk bisa bertatap muka dan
menyampaikan Makalah Kunci ini. Tentu saya berharap, kita
semua dapat saling bekerjasama lebih sinergis untuk
mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian di
Indonesia.
Akhirnya dengan mengucap “Bissmillahi rahman ni
rohim” saya buka secara resmi acara Temu Bisnis hari ini
dengan tema “Pengembangan Sains dan Teknologi
10
Pertanian dengan Dunia Usaha untuk Kemajuan dan
Kesejahteraan Bangsa”.
Semoga upaya yang kita lakukan mendapat ridha
Allah SWT dan tercatat sebagai amal ibadah yang mulia.
Aamiin ya Robbal’alamiin.
Wabillahittaufiq wal hidayah, Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bogor, 11 Oktober 2012
Menteri Pertanian,
Dr. SUSWONO, MMA
11