makalah pasta

20
MAKALAH FARMASETIKA “SEDIAAN PASTA” Disusun oleh : Imroatul Kanza Ayu A G1F011017 Awaliyatun Nikmah G1F011018 Wigati Nuraeni G1F011019 Sintiya Utami G1F011020 Abner Edy S G1F011021 Nurina Khi’matus S G1F011022 Ade Rizki Nur Azhar G1F011023 Heppi Purnomo G1F011024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL

Upload: intan-hanif

Post on 01-Dec-2015

3.328 views

Category:

Documents


303 download

DESCRIPTION

pasta

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pasta

MAKALAH FARMASETIKA

“SEDIAAN PASTA”

Disusun oleh :

Imroatul Kanza Ayu A G1F011017

Awaliyatun Nikmah G1F011018

Wigati Nuraeni G1F011019

Sintiya Utami G1F011020

Abner Edy S G1F011021

Nurina Khi’matus S G1F011022

Ade Rizki Nur Azhar G1F011023

Heppi Purnomo G1F011024

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2012

Page 2: Makalah Pasta

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya makalah

farmasetika ini yang membahas tentang pasta. Tidak lupa juga kami mengucapkan

terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami dan teman-teman yang

telah mendukung terselesaikannya makalah ini.

Makalah ini juga bisa selesai atas kerjasama yang baik dan peran serta dari para

anggota kelompok ini. Tentunya makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, yang

mudah-mudahan masih bisa dimaklumi .

Kami selaku penulis berharap agar makalh ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan

memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih kepada banyak orang. Dan sekiranya jika

ada kekurangan, dapat diberikan saran yang membangun bagi kelompok kami kedepannya.

Purwokerto, 30 Maret 2012

Penulis

Page 3: Makalah Pasta

1. DEFINISI PASTA

Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena

merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan

sebagai salep penutup atau pelindung. (buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt.)

Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 adalah sediaan berupa masa lembek yang

dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang

berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan

dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai

antiseptik, atau pelindung.

Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 adalah sediaan semi padat yang

mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.

Pastes are stiff preparations containing a high proportion of finely powdered solids

such as zinc oxide and starch suspended in an ointment. they are used for circumscribe

lesions such as those with occur in lichen simplex, chronic eczema, or psoriasis. they are less

occlusive than ointments and can be used to protect inflamed, lichenified, or excoriated skin.

(British National Formulary Bag-2)

Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan

aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan

untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya

disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya

20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari

salep menjadi aliran dilatan.

Menurut Scoville’s , Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental

dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan

lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.

Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk

penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung

gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku

dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati,

ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi.

Page 4: Makalah Pasta

Sehingga secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung  satu atau

lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai 50%

hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak

melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta

digunakan.

- Macam-macam Pasta

Pasta Berlemak

Pasta berlemak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat

(serbuk)

Pasta Kering

Mengandung ± 60% zat padat (serbuk).

Pasta Pendingin

Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3

dara.

Pasta Detifriciae (Pasta Gigi)

Merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk

pembersih gigi.

- Karakteristik Pasta

Daya adsorbs pasta lebih besar

Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.

Sehingga cocok untuk luka akut.

Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.

Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.

Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.

Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.

Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung bahan

serbuk (padat) antara 40 %- 50 %

- Kelebihan Pasta

Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan

tendensi mengeluarkan cairan

Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja

local

Page 5: Makalah Pasta

Konsentrasi lebih kental dari salep

Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan

sediaan salep.

- Kekurangan Pasta

Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai

untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.

Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis

Dapat menyebabkan iritasi kulit

2. TEORI PEMBENTUKAN

            Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk

menggerus dan menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut,

bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak daripada minyak mineral sebagai cairan

untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan

terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan

panas agar lebih tercampur dan homogen.

Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode :

1.      Pencampuran

Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata

tercapai.

2.      Peleburan

Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara

bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.

Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang

sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.

- Bahan dasar pasta : vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan

parafin liquidum. 

- Pembuatan : bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru

dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.

Page 6: Makalah Pasta

Basis atau Pembawanya

Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda

dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:

a.      Basis Hidrokarbon

Karakteristik :

      - Tidak diabsorbsi oleh kulit

      - Inert

      - Tidak bercampur dengan air

      - Daya adsorbsi air rendah

      - Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan

meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.

- Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin,  Paraffin

substitute, paraffin ointment

Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment

b.      Basis Absorbsi

- Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.

- Terbagi :

      Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi  emulsi air dalam minyak .

Terdiri atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.

   - Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.

c.       Larut Air

Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam

air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat

pygmen dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada

pemakaian sediaan pasta.

d.      Air-misibel, misalnya salep beremulsi.

Page 7: Makalah Pasta

3. TEORI PREPARASI

- Contoh resep

R/ Zinci Oxide 25%

Starch 25 %

Calamine 5 %

White petrolatum qs ad 100 %

m.f 50 g

o Perhitungan Bahan

Zinc Oxide : 25/100 x 50=12,5 g

Starch : 25/100 x 50=12,5 g

Calamine : 5/100 x 50=2,5 g

White Petrolatum : 50 – (12,5 + 12,5 + 2,5) = 22,5 g

o Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan, timbang sesuai kebutuhan

2. Ayak Zinc Oxide dengan ayakan No.100 sebelum ditimbang

3. Campur Zinc Oxide, Starch, dan Calamine, aduk ad homogen

4. Lebur sebagian Vaselin Putih , tambahkan dalam campuran serbuk, aduk ad

homogen

5. Tambahkan sisa Vaselin Putih yang tidak di lebur, aduk ad homogen

6. Masukkan ke dalam wadah.

(Anonim, 2011)

o Pembahasan

Berdasarkan hasil yang di praktekkan banyak yang dijadikan perubahan.

Umumnya Starch terdiri dari 5 golongan , yaitu : Amylum Manihot (Pati

Singkong), Amylum Maydis (Pati Jagung), Amylum Oryzae (Pati Beras),

Amylum Solani (Pati Kentang), Amylum Tritici (Pati Gandum) (Sumber :

Handbook of Pharmaceutical Excipients, Hal 483).

Tetapi dari kelima Starch tersebut yang digunakan sebagai formulasi

untuk sediaan Pasta adalah Pati Jagung (Corn Starch). Dan cara kerja pada

pasta pun harus sangat teliti agar pasta homogeny yaitu dengan cara

Page 8: Makalah Pasta

menyisihkan sebagian sediaan Starch, Zinc Oxyde, dan Calamine yang telah

dicampur ad homogeny dan tambahkan White Petrolatum sedikit demi sedikit

lalu gerus perlahan-lahan sampai sediaan menyatu dan terbentuk homogeny

(Anonim, 2011).

o Hasil Kerja

Bobot pot kosong : 13,6 g

Bobot pot + isi : 62,55 g

Bobot isi : 62,55 – 13,6 = 48,95 g

Bobot penyusutan : 50 – 48,95 = 1,05 g

Persentase bobot penyusutan : 1,05/50 x 100 % = 2,1 %

o Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang dipraktekkan bahwa terjadinya penyusutan drastis

yang disebabkan oleh efek peleburan yang terlalu lama sehingga terjadi

penguapan yang banyak dan melekatnya bahan pada cawan atau beaker glass

serta penimbangan bahan yang tidak sesuai dengan yang diperintahkan. Dan

homogenitas yang kurang akibat dari cara pengadukan yang tidak sesuai pada

saat pengerjaan (Anonim, 2011).

Contoh resep sediaan pasta berlemak :

-          Acidi salicylici Zinc Oxydy Pas (F.N 1978)

R/         Acidi Salicylici            2

                      Zinci Oxydi     25

                        Amyli Tritici    25

-          Pasta Zinci Oxydi

R/         Zyncy Oxydi   25

                         Amily Tratici   25

            Vaselin Flavi   50

(Nugraha, 2010)

o Cara Kerja

Page 9: Makalah Pasta

Pada Zinc Oxyda dibuat dengan cara menggerus kemudian

mencampurkan 25% dari masing-masing Zinc Oxyda dan Amylum dengan

Vaselin putih. Hasil produksi ini berupa salep yang padat, kaku, tidak meleleh

pada suhu tubuh serta mampu mengabsorbsi upa air jenuh lebih besar dan biasa

digunakan sebagai astringen dan pelindung. Pasta juga sering digunakan

menjadi pembawa untuk bahan obat lainnya (Nuhgraha, 2010).

Salah satu contoh resep yang didapat di buku panduan praktikum Farmasetika

adalah sbb :

o Cara pembuatan :

1. Zinci oxyda yang sudah diayak B40, ditimbang, langsung dimasukkan

dalam mortir dan digerus.

2. Vaselin ditimbang, dimasukkan dalam cawan porselen, lalu dilelehkan

dalam waterbath.

3. Vaselin yang sudah meleleh dimasukkan kedalam mortir sedikit demi

sedikit dan aduk hingga homogen.

4. Masukkan dalam pot dan beri etiket.

4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR SEDIAAN BERHASIL

- Bila meracik sediaan semisolid, peracik menyiapkan jumlah berlebih dari jumlah total

sediaan. Dalam meracik sediaan ini diperhatikan :

1. Tidak memakai bahan-bahan yang pedas, mengiritasi,alergenik terhadap kulit atau tapak

pemakaian lain kecuali kalau perlu untuk pengobatan.

2. Pilih dasar atau pembawa yang membolehkan bahan aktif memberikan efek terapetik lokal

atau sistemik.

3. Kurangi ukuran partikel menjadi terkecil yang layak.

4. Gabungkan bahan aktif dengan bahan-bahan yang ditambahkan untuk mendapatkan cairan

yang uniform atau dispersi padat dalam sediaan.

R/ Pasta Zinci Ph.Ned V 30 S.t.d.d.u.e.d.i.d

Pro : Andreas

Page 10: Makalah Pasta

5. Amati keseragaman (uniformityI dispersi dengan menyebarkan lapisan tipis sediaan akhir

pada permukaan datar transparan.

- Proses meracik (compounding process)

Peracik mengingat langkah-langkah berkut untuk meminimalkan kesalahan dan

memaksimalkan tujuan papenulis resep.

1. Pertimbangkan kecocokan resep yang akan diracik dengan syarat-syarat keamanan dan

tujuan pemakaian.

2. Kerjakan perhitungan yang yang penting untuk mendapatkan jumlah bahan-bahan yang

diperlukan.

3. Identifikasi alat-alat yang diperlukan

4. Pakai pakaian yang tepat dan cuci tangan

5. Bersihkan daerah peracikan dan alat yang diperlukan

6. Hanya satu resep yang harus diracik pada satu waktu dalam suatu peracikan yang

ditentukan.

7. Kumpulkan semua bahan-bahan untuk meracik resep

8. Racik sediaan dengan mengikuti catatan formulasi (formulation record)

Proses meracik (lanjutan)

9. Nilai variasi berat, kecukupan pencampuran, kejernihan, bau, warna, konsistensi, dan pH

setepatnya.

10. Bubuhi keterangan catatan racikan dan jelaskan rupa sediaan

11. Beri label wadah resep dengan memasukkan item berikut: a) nama sedaan, b) nomor

identifikasi internal, c) initial compounder, d) penyimpanan yang diperlukan, dan pernyataan

yang diperlukan

berdasarkan undang-undang.

12. Tandatangani dan beri tanggal resep yang menegaskan bahwa semua prosedur telah

dikerjakan

untuk menjamin keseragaman, identitas, kekuatan,kuantitas, dan kemurnian.

13. Bersihkan semua peralatan dan simpan dengan tepat

(Bangun, 2004)

5. CARA PENYIMPANAN

Page 11: Makalah Pasta

Obat membutuhkan perlakuan khusus dalam penyimpanan tergantung dari

karakteristiknya sehingga obat tetap bisa dipakai dan tidak kehilangan efek farmakologisnya.

Berikut ini hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat yang benar yang dapat

dilakukan di rumah, yaitu :

1. Simpan dalam wadah aslinya beserta label dan petunjuknya

Jika anda ingin menyimpan obat dalam wadah lain, simpan wadah aslinya beserta label dan

petunjuknya jika sewaktu-waktu diperlukan dikemudian hari.

2.Kebanyakan obat dapat disimpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu kamar yang

jauh dari sumber panas.

3. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label kemasan obat

Biasanya pada label kemasan obat akan tertulis petunjuk, antara lain simpan obat dalam

wadah tertutup pada suhu kamar, jauh dari panas, kelembaban, dan cahaya langsung, serta

jauhkan dari pembekuan.

4. Hindari meninggalkan obat di kamar mandi, mobil, atau di tempat yang

lembab dan terlalu panas.

5.Gunakan tempat khusus untuk menyimpan obat, lebih baik jika dalam lemari obat.

6.Simpanlah obat terpisah dari bahan makanan dan jangan sampai memindahkan tempat obat

ke bekas tempat makanan.

7. Berikanlah catatan pada masing-masing obat, terutama jika dalam keluarga mempunyai

beberapa anak sehingga obat tidak tertukar.

8. Pastikan semua obat yang disimpan aman dari jangkauan anak

Menyimpan obat jauh dari jangkauan anak-anak sangat penting karena dapat menghindarkan

kesalahan penggunaan obat tertentu oleh anak, sehingga tidak menimbulkann akibat yang

fatal.

9.Obat yang harus di buang (dimusnahkan) yaitu jika :

• Sudah melebihi tanggal kedaluwarsa dari yang tertera pada label obat.

• Terjadi perubahan fisik obat yaitu terjadi perubahan warna, bau dan bentuk walaupun

belum lewat tanggal kedaluwarsa.

Page 12: Makalah Pasta

Tidak diketahui identitas obat yang bisa menjelaskan tentang nama, kegunaan, cara

penggunaan dan efek samping. Jangan menebak-nebak identitas obat yang tidak jelas.

Jika membutuhkan informasi sebaiknya hubungi dokter atau apoteker.

10.Jangka waktu penyimpanan salep / pasta (tube) adalah selama 3 tahun. Pada obat-obat

biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan

jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat

menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan, apalagi palagi bila wadah sering dibuka-

tutup. bat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat

perlu ditutup kembali dengan baik. Angka ini hanya merupakan pedoman saja, dan hanya

berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk2 yang tertera dalam aturan pakai

11.Cara memusnahkan obat yang sudah tidak terpakai

Obat yang sudah tidak terpakai sebaiknya tidak dibuang begitu saja ke tempat sampah, hal ini

untuk menghindari ada yang mengambil kembali obat tersebut. Sebelum dibuang sebaiknya

obat dibuka dari kemasannya kemudian isinya dihancurkan (jika berbentuk padat) atau

dikosongkan dari wadahnya jika bentuknya cair atau setengah padat (salep, krim dll)

Karena obat bisa berbahaya jika tidak tepat cara memperlakukannya maka upaya untuk

menyimpan obat dengan cara yang benar dapat menghindari terjadinya kecelakaan. Jangan

sampai kecerobohan dan keteledoran membawa musibah dan bencana.

6. CARA PEMAKAIAN

 a)Cuci tangan

b) Sediakan peralatan yang dibutuhkan, seperti obatnya dan tissue

c) Posisikan diri dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi

obat.

d) Periksa kondisi kulit.

e) Cuci area yang sakit, bersihkan semua kotoran pada kulit.

f) Keringkan atau biarkan area kering oleh udara

g) Oleskan obat (pasta) pada area kulit yang sakit

Page 13: Makalah Pasta

 i) Pastikan tangan yang digunakan untuk mengoleskan sudah bersih

j) jika sudah dioleskan, cuci tangan kembali.

Page 14: Makalah Pasta

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : Universitas Gajah

Mada

Anonim. 1979. Farmakope Indonesi edisi III. Jakarta: Depkes RI

Anonim. 1995. Farmakope Indonesi edisi IV. Jakarta: Depkes RI

Anonim. 2011. Cara Penyimpanan Pasta. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 dari

http://obatkesehatan.hourb.com/obat-kesehatan/tips-menyimpan-obat-di-rumah/

Anonim. 2011. Cara Penyimpanan Pasta. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 dari

http://www.farmasiku.com/index.php?

target=pages&page_id=Cara_Menyimpan_Obat

Anonim. 2011. Cara Penyimpanan Pasta. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 dari

http://health.detik.com/read/2011/10/11/074344/1741120/766/tips-menyimpan-obat-

yang-benar-dan-aman?ld991103763

Ansel, Howard,. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. UIP.

Bangun, Hakim. 2004. Compounding and Dispensing. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012

dari http://Compounding-s1-plus-compatibility-mode.pdf

Katdare Ashok, Mahesh V Chaubal. 2006. Exipient Development for Pharmaceutical and

Drug Delivery System. Informa Healthcare : New York, London.

Liebermann.1996. Pharmaceutical Dosage Forms : Disper Syastemd Volume 2. 415-425.

Machel Dekker, New York

Martin, Alfred, 1993. Physical Pharmacy. 566-572. Lea & Febiger. Philladephia

Nicole Krilla, Debanjan Das, Jhon G Augustine. Semisolid Formulation Development : the

CRO Approach.(in e-book)

Nugraha, Linus Seta Adi. 2010. Pasta. Diakses pada tanggal 27 Maret 20102 dari

http://dc263.4shared.com/doc/Ik_esvOp/preview.html

Piyush Grupta and Sanjai Garg. Recent Advances in Semisolid Dasage Forms For

Dermatological Applicatio. (in e-book)