makalah penlap aset
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
1/47
BAB I
PENDAHULUAN
Aset adalah barang atau benda yang terdiri dari benda tidak bergerak dan
benda bergerak baik yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) yang
tercakup dalam aktiva/kekayaan perusahaan. Tujuan kebijakan akuntansi asset adalah
untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk asset dan pengungkapan informasi penting
lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan. Kebijakan ini mengatur
bagaimana suatu asset diklasifikasi, diakui, diukur, disajikan, dan diungkapkan dalam
laporan keuangan, sehingga para pemakai laporan keuangan mendapatkan informasi
yang dibutuhkannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada saat itu.
Jika suatu asset tidak disajikan dan diungkapkan sesuai standar, maka
pemakai laporan keuangan tidak dapat mengetahui kondisi ekonomi perusahaan
secara transparan. Dengan demikian, penulis mencoba akan menjelaskan seluruh
bagian-bagian dari asset yang ada di dalam laporan keuangan berdasarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan Per 12 Juni 2012.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
2/47
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aktiva
Pengertian Aktiva/Aset dapat dilihat dari beberapa definisi menurut para ahli,
sebagai berikut:
Menurut S munawir (2002:30), mengemukakan pengertian aktiva sebagai berikut:
Aktivaadalah sarana atau sumber daya ekonomik yang diniliki oleh suatu kesatuan
usaha atau perusahaan yang hargan perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur
secara objektif.
Sedangkan menurutThompson learning yang diterjemahkan oleh
skoussen dkk (2001:131), mengemukakan pengertian aktiva sebagai berikut:
Aktiva adalah kemungkinan keuntungan ekonomi di masa depan yang diperoleh
atau dikontrol oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian dimasa
lalu.
Sedangkan menurut Djarwanto PS. (2001:15)pengertian aktiva adalah
sebagai berikut:
Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk-bentuknya
dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki
perusahaan yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Mamduh M.Hanafi (2003:24), mengemukakan
pengertian aktiva sebagai berikut:
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan
diraih oleh perusahaan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva
adalah bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk-bentuknya dapat berupa
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
3/47
harta kekayaan, dan diharapkan mampu memberikan kontribusi baik secara langsung
maupun tidak langsung dimasa yang akan datang.
Dalam penulisannya dalam pelaporan keuangan Aktiva/Aset ini diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang akan dijelaskan selanjutnya.
2.2 Properti Investasi (PSAK 13)
2.2.1 Pengertian
Properti investasi adalah tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan
atau kedua duanya yang dikuasai oleh pemilik atau lesse melalui sewa pembiayaan
untuk menghasilkan rental atau kenaikan nilai atau keduanya dan tidak untuk :
1. Digunakan dalam produksi atau penyedia barang atau jasa atau untuk tujuanadministratif atau
2. Dijual dalam kegiatan sehari-hariContoh properti investasi :
1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukanuntuk dijual jangka pendek dalam kegiatan sehari-hari
2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya belum ditentukan3. Bangunan yang dimiliki melalui sewa pembiayaan dan disewakan kepada
pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi
4. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihaklain melalui satu atau lebih sewa operasi
5. properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depandigunakan sebagai properti investasi.
Contoh bukan properti investasi:
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
4/47
1. Properti yang dimaksud untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atausedang dalam proses pembangunan untuk dijual (PSAK 14Persediaan)
2. properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihakketiga
3. Properti yang digunakan sendiri (PSAK 16Aset Tetap)4. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan
2.2.2 Pengakuan
Properti investasi diakui sebagai asset jika dan hanya jika :
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait denganproperti investasi akan mengalir ke entitas; dan
2. Biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal.Entitas mengevaluasi sesuai dengan prinsip pengakuan atas seluruh biaya
perolehan properti investasi pada saat terjadinya. Biaya perolehan termasuk biaya
yang terjadi pada saat memeroleh properti investasi dan biaya yang terjadi setelahnya
untuk penambahan, penggantian bagian properti atau perbaikan properti.
2.2.3 Pengukuran
Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk
dalam pengukuran awal tersebut.. Biaya perolehan properti investasi yang dibeli
meliputi harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara
langsung. Termasuk biaya yang diatribusikan secara langsung :
- Biaya jasa hukum
- Pajak penjualan
- Biaya transaksi lainnya
Setelah pengakuan awal, Emiten atau Perusahaan Publik wajib memilih model nilai
wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan
tersebut pada seluruh Properti Investasi. Hal ini mensyaratkan seluruh entitas untuk
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
5/47
menentukan nilai wajar properti investasi, baik untuk tujuan pengukuran (jika entitas
menggunakan model nilai wajar) atau pengungkapan (jika menggunakan model
biaya). Entitas dianjurkan, tetapi tidak diharuskan, untuk menentukan nilai wajar
properti investasi berdasarkan atas penilaian oleh penilai independen yang diakui dan
memiliki kualifikasi profesional yang relevan serta memiliki pengalaman mutakhir di
lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai.
1. Model Nilai WajarDalam model ini, Properti Investasi dicatat pada nilai wajar pada tanggal
pelaporan.
2. Model biayaDalam model ini, Properti Investasi dicatat pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
2.2.4 Pengungkapan
Perseroan wajib menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:
1. Pengakuan awal Properti Investasi;2. Pengukuran setelah pengakuan awal Properti Investasi (model nilai wajar
atau model biaya);
3. Estimasi umur manfaat dan/atau tarif penyusutan untuk model biaya; dan4. Penghentian pengakuan Properti Investasi5. Jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk penghasilan rental dari
properti investasi dan beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan
pemeliharaan) yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan
penghasilan rental selama periode.
Khusus untuk Properti Investasi yang menggunakan model Nilai Wajar, selain
pengungkapan sebagaimana dimaksud diatas ditambahkan pengungkapan:
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
6/47
1. Rekonsiliasi antara jumlah tercatat Properti Investasi pada awal dan akhirperiode dengan menunjukkan penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi;
2. Saat suatu penilaian terhadap Properti Investasi disesuaikan secara signifikanuntuk tujuan pelaporan keuangan, maka Perseroan mengungkapkan
rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang telah disesuaikan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan secara
terpisah yaitu jumlah agregat dari pengakuan kewajiban sewa yang telah
ditambahkan kembali dan penyesuaian signifikan lain
Khusus untuk Properti Investasi yang menggunakan model biaya, selain
pengungkapan sebagaimana dimaksud diatas ditambahkan pengungkapan:
1. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan PropertiInvestasi pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan penambahan,
pengurangan, dan reklasifikasi;
2. Jumlah penyusutan untuk masing-masing periode penyajian dan alokasibeban penyusutan;
3. Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui, dan jumlah pemulihan rugipenurunan nilai, selama satu periode sesuai SAK yang berlaku;
4. Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan5. Nilai Wajar Properti Investasi.6. Metode penyusutan yang digunakan.Khusus untuk Properti Investasi dalam proses pembangunan dan pengembangan,
Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengungkapkan:
1. Rincian Properti Investasi dalam proses pembangunan dan pengembangan;2. Persentase jumlah tercatat terhadap nilai kontrak;3. Estimasi saat penyelesaian;4. Hambatan kelanjutan penyelesaian;5. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat Properti Investasi
dalam proses pembangunan dan pengembangan
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
7/47
Dalam hal terdapat kapitalisasi biaya pinjaman untuk properti investasi yang
memenuhi kriteria aset kualifikasian, maka wajib diungkapkan jumlah biaya
pinjaman yang dikapitalisasi selama periode berjalan dan tarif kapitalisasi yang
digunakan untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasi.
2.3 Persediaan (PSAK 14)2.3.1 Pengertian
Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
normal, dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan
atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian
jasa.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan usaha
normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan
untuk melaksanakan penjualan. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan
untuk dijual kembali, misalnya, barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual
kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan
juga mencakupi barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian
yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang
akan digunakan dalam proses produksi.
2.3.2 Pengukuran Persediaan
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana
yang lebih rendah. Biaya persediaan harus meliputi semua :
1. Biaya Pembelian, meliputi :a) Harga Beli
b) Bea Import
c) Pajak lainnya (kecuali bisa ditagih kpd otoritas pajak)
d) Biaya angkut
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
8/47
e) Biaya penanganan
f) Biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang atau
jasa.
2. Biaya Konversi, meliputi :
a) Biaya Langsung terkait produksi
- Tenaga kerja langsung
b) Alokasi sistematis biaya overhead tetap dan variabel :
1. Overhead Produksi tetap
- Penyusutan Aset
- Pemeliharaan Aset
- Biaya Manajemen dan administrasi pabrik
2. Overhead produksi variabel
- Bahan tidak langsung
- Tenaga kerja tidak langsung
3. Biaya Lain-lain
Hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban
periode terjadinya :
a. Biaya pemborosan bahan, tenaga kerja atau biaya produksi lainnya yang tidak
normal.
b. Biaya penyimpanan, kecuali diperlukan untuk proses produksi selanjutnya.
c. Biaya administrasi dan umum yang tidak terkait proses produksi.
d. Biaya penjualan
Rumus Biaya
Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapat diganti dengan
barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang serta jasa yang dihasilkan dan
dipisahkan untuk proyek tertentu harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi
khusus terhadap biayanya masing-masing. Biaya persediaan harus dihitung dengan
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
9/47
menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO) dan Rata-
rata tertimbang (Weighted Average Cost Method)).
Pengakuan sebagai biaya
Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan itu harus
diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.
Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya menjadi nilai realisasi bersih dan
seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai biaya pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai
persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih harus diakui sebagai
pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan
tersebut.
2.3.3 Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan , termasukrumus biaya yang dipakai;
2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasiyang sesuai bagi perusahaan;
3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi bersih;4. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai
penghasilan selama periode.
5. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yangditurunkan.
6. Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
Laporan keuangan harus mengungkapkan salah satu informasi tersebut yaitu
biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode tertentu, atau biaya
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
10/47
operasi, yang dapat diterapkan pada pendapatan diakui sebagai beban selama periode
laporan keuangan, diklasifikasikan sesuai dengan hakekatnya.
2.4 Aset Tetap (PSAK 16)2.4.1 Pengertian
Aset tetap seringkali merupakan komponen yang signifikan dalam Neraca
Perusahaan. Aset Tetap bersifat tangible dan digunakan dalam jangka panjang. Dalam
PSAK 16 definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak
lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih
dari satu periode.
2.4.2 Pengakuan
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika besar
kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan
mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat
sebagai persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun, suku
cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas
memperkirakan akan menggunakan aset tersebut lebih dari satu periode. Sama halnya
suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk aset tetap
tertentu, juga dicatat sebagai aset tetap.
Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya
perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal
untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang
timbul untuk menambah, mengganti, atau memperbaikinya.
2.4.3 Pengukuran
1. Pengukuran Awal
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
11/47
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada
awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap terdiri dari:
a) Purchase Price
Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Directly Attributable Cost
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen
c) Dismantling Cost
Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul:
1. Ketika aset tersebut diperoleh, atau
2. Karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan
selain untuk menghasilkan persediaan.
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
a. Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisiaset tetap;
b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;c. Biaya handling dan penyerahan awal;d. Biaya perakitan dan instalasi;
2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Entitas memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan
akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama.
a. Model Biaya (Cost Model)
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
12/47
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
b. Model Revaluasi (Revaluation Model)Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara
andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan
keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda
secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar
pada akhir periode pelaporan.
3. Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang
dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi profesional berdasarkan bukti
pasar.Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya mengunakan nilai pasar yang
ditentukan penilai.Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
wajar karena sifat aset tetap yang khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali
sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka entitas mungkin perlu
mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti
yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach).
4. Frekuensi Penilaian
Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari asset tetap yang
direvaluasi.Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari
jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan.Beberapa asset tetap
mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu
direvaluasi secara tahunan.Revaluasi tahunan tidak perlu dilakukan apabila perubahan
nilai wajar tidak signifikan.Namun, asset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap
tiga atau lima tahun sekali.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
13/47
Revaluasi harus dilakukan secara regular untuk memastikan jumlah tercatat
tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Jika suatu aset
tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan
dengan salah satu cara berikut ini:
a. disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatatbruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah
revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan
cara memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah
disusutkan.
b. dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelaheliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut.
Metode ini sering digunakan untuk bangunan.
Contoh Metode Proporsional
Aset senilai $ 10.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat
ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $
12.000.
1/1/08 Dr. Aset tetap $10,000
Cr. Kas $10,000
31/12/08 Dr. Beban Penyusutan $ 2,000
Cr. Akumulasi Penyusutan $ 2,000
31/12/08 Dr. Aset Tetap $ 5,000
Cr. Akumulasi Penyusutan $ 1,000*
Surplus Revaluasi $ 4,000
*((12.000-8.000)/8.000) x 2.000
Contoh Metode Eliminasi
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
14/47
Aset senilai $ 10.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat
ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $
12.000.
1/1/08 Dr. Aset tetap $10,000
Cr. Kas $10,000
31/12/08 Dr. Beban Penyusutan $ 2,000
Cr. Akumulasi Penyusutan $ 2,000
31/12/08 Dr. Akumulasi Penyusutan $ 2,000
Cr Aset Tetap $ 2,000
Dr. Aset Tetap $ 4,000
Cr. Surplus Revaluasi $ 4,000
Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke
sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya. Namun, pemindahan ke
saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. Dipindahkan
sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya
perolehan. (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
5. Penyusutan (Depresiasi)
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan
(depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life). Setiap
bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total
biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Entitas
mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset pada bagian aset tetap yang signifikan
dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
15/47
Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas.
Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset yang
bersangkutan setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemanfaatan sejumlah
proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada aset.
6.Metode Penyusutan
Metode penyusutan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
Metode Penyusutan Keterangan
Garis Lurus Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur
manfaat selagi nilai residu tidak berubah
Saldo Menurun Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang
umur manfaat
7. Penurunan Nilai
PSAK 48 menetapkan bahwa: rugi penurunan nilai diakui jika jumlah tercatat asset
melebihi jumlah terpulihkan. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang
merupakan selisih lebih nilai tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlahterpulihkannya. Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk suatu asset setelah
dikurangi akumulasi penyusutan (amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Jumlah terpulihkan suatu asset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih
tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya.
2.4.4 Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap yaitu
dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto, metode
penyusutan yang digunakan, umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan,
jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode dan rekonsiliasi jumlah tercatat pada
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
16/47
awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, aset diklasifikasi sebagai
tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan
sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan lainnya, akuisisi
melalui kombinasi bisnis, peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai
paragraf 31, 39, dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik
dalam pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan
Nilai Aset, rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48, rugi
penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48, penyusutan,
selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata
uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran
dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor,
danperubahan lain.
Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan:
- tanggal efektif revaluasi;- apakah penilai independen dilibatkan;- metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar
aset;
- penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsungberdasarkan harga terobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif atau
transaksi pasar terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik
penilaian lainnya;
- untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebutdicatat dengan model biaya; dan
- surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama periode danpembatasan-pembatasan distribusi kepada pemegang saham.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
17/47
2.5 Aset Tidak Berwujud (PSAK 19)
2.5.1 Pengertian
Aset tak berwujud merupakan aset non moneter yang teridentifikasi tanpa
wujud fisik. Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan
liabilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan dan peningkatan sumber
daya tak berwujud. Unsur-unsur yang memenuhi definisi aset tak berwujud yaitu
keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya, dan adanya manfaat ekonomi
masa depan.
2.5.1.1 Keteridentifikasian
Keteridentifikasian aset tak berwujud dapat dibedakan secara jelas dengan
goodwill. Goodwill dalam suatu kombinasi entitas bisnis diakui sebagai aset yang
menggambarkan manfaat ekonomi masa depan yang muncul dari aset lain yang
diakuisisi dalam kombinasi bisnis yang tidak teridentifikasi secara individual dan
diakui secara terpisah. Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika dapat dipisahkan, yaitu
dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan, dilisensikan,
disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan kontrak
terkait, aset teridentifikasi atau liabilitas teridentifikasi, terlepas apakah entitas
bermaksud untuk melakukan hal tersebut dan timbul dari hak kontraktual atau hak
legal lain, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas
atau dari hak dan kewajiban.
2.5.1.2 Pengendalian Atas Sumber Daya
Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untukmemperoleh manfaat ekonomi dimasa depan yang timbul dari aset dan dapat
membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomi tersebut.
Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomi masa depan dari suatu
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
18/47
aset tak berwujud biasanya timbul dari hak legal yang dapat dipaksakan dalam
pengadilan. Namun hak legal bukan merupakan syarat yang diharuskan.
Manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset tak berwujud dapat mencakup
pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain
yang berasal dari penggunaan aset oleh entitas. Misalnya, penggunaan hak kekayaan
intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan,
tetapi mengurangi biaya produksi masa depan.
2.5.2 Pengakuan dan Pengukuran
Aset tak berwujud diakui jika dan hanya jika kemungkinan besar entitas akan
memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebutdan biaya perolehan aset
tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat masa depan, entitas
menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan
estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang umur
manfaat aset tersebut.
1. Perolehan Terpisah
Aset tak berwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset
tak berwujud terdiri dari :
a. Harga beli, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapatdirestitusi, setelah dikurangi diskon dan rabat.
b. Semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkanaset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
2. Perolehan sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis
Sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis, jika aset tidak berwujud
diperoleh dalam kombinasi bisnis, maka biaya perolehan aset tak berwujud adalah
nilai wajar aset pada tanggal akuisisi. Pihak pengakuisisi mengakui pada tanggal
akuisisi, aset tak berwujud pihak yang diakuisisi secara terpisah dari goodwill,
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
19/47
terlepas apakah aset telah diakui atau tidak diakui oleh pihak yang diakuisisi sebelum
kombinasi bisnis.
3. Mengukur Nilai Wajar Aset Tak Berwujud yang Diperoleh dalam Kombinasi
Bisnis
Jika aset tak berwujud dihasilkan dari kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau
muncul dari hak kontraktual atau hak legal lain, maka tersedia informasi yang
memadai untuk mengukur nilai wajar aset secara wajar. Jika pada saat mengukur nilai
wajar aset tak berwujud terdapat berbagai kemungkinan atas hasil dengan probabilitas
berbeda, maka ketidakpastian tersebut dimasukkan dalam perhitungan nilai wajar aset
tak berwujud.
Kuotasi harga pasar di pasar aktif memberikan estimasi nilai wajar yang
paling andal untuk aset tak berwujud. Harga pasar yang tepat biasanya adalah harga
penawaran saat ini. Jika tidak tersedia, maka harga terkini dari transaksi serupa dapat
menjadi dasar untuk mengestimasi nilai wajar aset sepanjang tidak terdapat
perubahan keadaan ekonomi yang signifikan antara tanggal transaksi dan tanggal
ketika nilai wajar aset diestimasi.
Jika tidak terdapat pasar aktif untuk aset tak berwujud, maka nilai wajar dari
aset tersebut adalah jumlah yang bersedia dibayar entitas untuk mendapatkan aset
tersebut, pada tanggal akuisisi, dalam suatu transaksi wajar antara pihak yang
berpengetahuan dan berkeinginan berdasarkan tersedianya informasi terbaik. Dalam
menentukan nilai tersebut, entitas mempertimbangkan hasil dari transaksi terkini
untuk aset serupa.
4. Akuisisi dengan hibah pemerintah
Aset tak berwujud dapat diperoleh melalui hibah pemerintah apabila
pemerintah mengalihkan aset tak berwujud ke entitas. Entitas dapat memilih
mengakui aset tak berwujud pada awalnya dengan nilai wajar dengan mengakui nilai
nominal ditambah dengan segala pengeluaran yang dapat diatribusikan secara
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
20/47
langsung dalam menyiapkan aset tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan
maksud penggunaannya.
5. Pertukaran aset
Aset tak berwujud yang diperoleh melalui pertukaran dengan aset lain, biaya
perolehannya diukur dengan nilai wajar, kecuali :
a) Transaksi pertukaran tersebut tidak memiliki substansi komersial
b) Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
Jika aset yang diperoleh tidak diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya
diukur dengan jumlah tercatat aset yang diserahkan.
Nilai wajar aset tak berwujud dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi
pasar sejenis jika :
a) Veriabilitas rentang estimasi nilai wajar untuk aset tersebut adalah tidak signifikan.
b) Probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara
rasional dan digunakan dalam menentukan nilai wajar.
6. Goodwill yang dihasilkan secara internal
Entitas yang melakukan pengeluaran untuk menghasilkan manfaat ekonomi
dimasa depan, tetapi pengeluaran tersebut tidak berakibat pada timbulnya aset tak
berwujud yang dapat diakui dianggap memberikan kontribusi terhadap timbulnya
goodwill yang dihasilkan secara internal. Goodwill yang dihasilkan secara internal
tidak diakui sebagai aset karena goodwill tersebut bukan merupakan suatu sumber
daya teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan dan tidak timbul dari hak kontraktual atau
hak legal lain) yang dikendalikan oleh entitas dan dapat diukur secara andal biaya
perolehannya.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
21/47
7. Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal
Dalam menentukan apakah suatu aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal
memenuhi syarat untuk diakui, entitas mengelompokkan proses dihasilkannya aset
tak berwujud menjadi tahap penelitian (tahap riset) dan tahap pengembangan
a. Tahap Penelitian
Entitas tidak mengakui aset tak berwujud yang timbul dari penelitian. Dalam tahap
penelitian proyek internal, entitas tidak dapat menunjukkan bahwa aset tak berwujud
yang ada akan memberikan kemungkinan besar manfaat ekonomi di masa depan.
Dengan demikian, pengeluaran untuk penelitian diakui sebagai beban pada saat
terjadinya.
b. Tahap Pengembangan
Aset tak berwujud yang timbul dari pengembangan diakui jika, dan hanya jika, entitas
dapat menunjukkan semua hal berikut :
- kelayakan teknis penyelesaian aset tak berwujud sehingga dapat digunakan ataudijual.
- niat untuk menyelesaikan aset tak berwujud tersebut dan menggunakannya ataumenjualnya.
- kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset tak berwujud tersebut.- Bagaimana aset tak berwujud tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar
manfaat ekonomi masa depan. Antara lain entitas mampu menunjukkan adanya
pasar bagi keluaran aset tak berwujud tersebut atau apabila digunakan secara
internal, entitas mampu menunjukkan kegunaan aset tak berwujud tersebut.
- Tersedianya kecukupan sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainuntuk menyelesaikan pengembangan aset tak berwujud dan untuk menggunakan
atau menjual aset tersebut, dan
- Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan asettidak berwujud selama pengembangannya.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
22/47
Pengeluaran untuk menghasilkan merk, kepala surat kabar, judul publisitas,
daftar pelanggan dan hal yang secara substansi serupa yang dihasilkan secara internal
tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara
keseluruhan. Oleh karena itu, hal tersebut tidak diakui sebagai aset tak berwujud.
8. Biaya perolehan aset tak berwujud yang Dihasilkan secara internal
Biaya perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal adalah
jumlah pengeluaran yang terjadi sejak tanggal aset tak berwujud pertama kali
memenuhi kriteria pengukuran. Biaya perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan
secara internal terdiri atas seluruh biaya yang dibutuhkan yang dapat diatribusikan
secara langsung untuk membuat, menghasilkan, dan mempersiapkan aset tersebut
sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
2.5.3 Pengakuan Beban
Pengeluaran untuk aset tak berwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya,
kecuali pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tak berwujud
yang memenuhi kriteria pengakuan dan sesuatu yang diperoleh melalui kombinasi
bisnis dan tidak dapat diakui sebagai aset tak berwujud. Jika demikian halnya, maka
pengeluaran tersebut merupakan bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi.
2.5.3.1 Beban Masa Lalu Tidak Boleh Diakui sebagai Aset
Pengeluaran atas pos aset tak berwujud yang awalnya diakui oleh entitas sebagai
beban tidak diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tak berwujud di
kemudian hari.
2.5.4 Pengukuran Setelah Pengakuan
Entitas memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan
akuntansinya. Jika aset tidak berwujud dicatat dengan menggunakan model revaluasi,
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
23/47
maka semua aset lain dalam kelompok tersebut diperlakukan dengan menggunakan
model yang sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
1. Model Biaya
Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud dicatat pada jumlah revaluasian,
yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasian dikurangi akumulasi amortisasi selanjutnya
dan akumulasi rugi penurunan nilai aset selanjutnya. Untuk tujuan revaluasian, nilai
wajar ditentukan dengan menggunakan referensi dari nilai pasar aktif. Revaluasi
dilakukan secara rutin sehingga pada akhir tiap periode pelaporan jumlah tercatat aset
tak berwujud tersebut tidak memiliki perbedaan yang material dengan nilai wajarnya.
Model revaluasian tidak memperbolehkan :
a) Revaluasian aset tak berwujud yang sebelumnya belum pernah diakui sebagai aset.
b) Pengakuan awal aset tak berwujud pada jumlah tertentu selain biaya perolehannya.
Jika aset tak berwujud direvaluasi, maka akumulasi biaya amortisasi pada tanggal
revaluasi akan disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan jumlah
tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi menjadi sama
dengan nilai revaluasiannya, atau dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan
jumlah neto setelah eliminasi disajikan sesuai dengan nilai revaluasian aset tersebut.
Jika suatu aset tak berwujud dalam sekelompok aset tak berwujud yang
direvaluasi tidak dapat direvaluasi karena tidak terdapat pasar aktif untuk aset
berwujud tersebut, maka aset tak berwujud dicatat pada harga perolehan dikurangi
akumulasi amortisasi dan amortisasi rugi penurunan nilai.
Jika nilai wajar aset tak berwujud yang direvaluasi tidak lagi dapat ditentukan
dengan referensi pasar aktif, maka jumlah tercatat aset tak berwujud tersebut adalah
nilai revaluasian pada tanggal terakhir kali revaluasi dilakukan dengan referensi nilai
pasar aktif dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Jika jumlah tercatat aset tak berwujud mengalami peningkatan akibat revaluasi, maka
peningkatan tersebut diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dan
diakumulasikan di ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun peningkatan
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
24/47
tersebut diakui dalam laporan laba rugi untuk membalik penurunan revaluasi aset
yang diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi.
Jika jumlah tercatat aset tak berwujud mengalami penurunan akibat revaluasi,
maka penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi . Namun, penurunan tersebut
diakui pada pendapatan komprehensif lain jika terdapat saldo kredit dalam surplus
revaluasi atas aset tersebut. Pengakuan penurunan di pendapatan komprehensif lain
mengurangi jumlah yang terakumulasi di ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
2.5.5 Umur Manfaat
Entitas menilai apakah umur manfaat aset tak berwujud terbatas atau tidak
terbatas dan jika terbatas, jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa
yang dihasilkan selama umur manfaat. Aset tak berwujud dianggap oleh entitas
memiliki umur manfaat tidak terbatas jika, berdasarkan analisis dari seluruh faktor
relevan tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode mana aset diharapkan
menghasilkan arus kas neto untuk entitas. Aset tak berwujud dengan umur terbatas
diamortisasi dan aset tak berwujud dengan umur ekonomis yang tidak terbatas tidak
diamortisasi.
Umur manfaat aset tak berwujud yang timbul dari hak kontraktual atau hak
legal lain tidak lebih lama dari masa hak kontraktual atau hak legal lain tersebut, tapi
dapat lebih singkat tergantung periode kapan aset dapat digunakan entitas. Jika hak
kontraktual atau hak legal lain memiliki batasan yang dapat diperbaharui , maka umur
manfaat dari aset tak berwujud termasuk periode pembaharuan hanya jika terdapat
bukti yang mendukung pembaruan umur manfaat tidak menimbulkan biaya yang
signifikan. Umur manfaat hak yang diperoleh kembali sebagai aset tak berwujud
dalam kombinasi bisnis adalah sisa periode kontraktual hak tersebut diberikan dan
tidak termasuk periode pembaruan.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
25/47
2.5.5.1 Aset Tak Berwujud Dengan Umur Manfaat Terbatas
Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Jumlah tersusutkan aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas dialokasikan
secara sistematis selama umur manfaatnya. Amortisasi dimulai ketika aset tersedia
untuk digunakan, yakni ketika aset berada pada lokasi dan dalam kondisi untuk
beroperasi sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen. Amortisasi
dihentikan pada waktu mana yang lebih dulu antara ketika aset tersebut digolongkan
sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan tanggal ketika aset dihentikan
pengakuannya. Metode amortisasi yang digunakan menggambarkan pola konsumsi
entitas atas manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan (mencakup metode
garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi) . Jika pola tersebut
tidak dapat ditentukan secara andal, maka digunakan metode garis lurus. Amortisasi
yang dibebankan untuk setiap periode diakui dalam laporan laba rugi kecuali
diizinkan oleh PSAK atau mensyaratkan amortisasi tersebut dimasukkan dalam
jumlah tercatat aset lain.
Nilai ResiduNilai residu aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas diasumsikan
sama dengan nol, kecuali ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tak
berwujud tersebut pada akhir umur manfaatnya, atau ada pasar aktif untuk aset tak
berwujud tersebut dan nilai residu aset tak berwujud dapat ditentukan dengan
mengacu pada harga berlaku di pasar tersebut, dan terdapat kemungkinan besar
bahwa pasar akan tetap tersedia sampai akhir umur manfaat aset tersebut.
Nilai residu aset tak berwujud dapat meningkat ke suatu jumlah yang setara
atau lebih besar dari jumlah tercatatnya. Jika hal tersebut terjadi, maka amortisasi
yang dibebankan adaah nol kecuali dan hingga nilai residu selanjutnya berkurang
menjadi lebih rendah dari jumlah tercatat aset tak berwujud tersebut.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
26/47
Penelaahan Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Periode amortisasi dan metode amortisasi aset tak berwujud dengan umur
manfaat terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir tahun buku. Jika perkiraan umur
manfaat aset berbeda secara signifikan dalam perkiraan pola konsumsi manfaat
ekonomi aset, maka metode amortisasi diubah untuk mencerminkan pola yang
berubah tersebut. Perlakuannya sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai PSAK
25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan.
2.5.5.2 Aset Tak Berwujud Dengan Umur Manfaat Tidak Terbatas
Aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi.
Sesuai PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset, entitas disyaratkan untuk
menguji aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas untuk penurunan nilai
dengan membandingkan jumlah terpulihkan dengan jumlah tercatatnya setiap tahun
dan kapanpun terdapat indikasi bahwa aset tak berwujud mengalami penurunan nilai.
Penelaahan Penilaian Umur ManfaatUmur manfaat aset tak berwujud yang tidak diamortisasi ditelaah setiap
periode untuk menentukan apakah peristiwa dan kondisi dapat terus mendukung
penilaian bahwa umur manfaat tetap tidak terbatas. Jika tidak, maka perubahan umur
manfaat yang muncul tidak terbatas menjadi terbatas diperlakukan sebagai perubahan
estimasi akuntansi sesuai PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
2.5.6 Penghentian dan Pelepasan
Aset tak berwujud dihentikan pengakuannya jika dilepas, ketika tidak terdapat
lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
27/47
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tak berwujud
merupakan perbedaan antara nilai neto pelepasan dan jumlah tercatat aset.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat penghentian
pengakuan. Kecuali PSAK 30 (revisi 2007): sewa mensyaratkan sebaliknya dalam
jual dan sewa balik, keuntungan tidak diakui sebagai pendapatan.
2.5.7 Pengungkapan
Entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelompok aset takberwujud,
dipisahkan antara aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset tak
berwujud lain:
1. Umur manfaat tidak terbatas atau terbatas dan, jika umur manfaat terbatasdiungkapkan, tingkat amortisasi yang digunakan atau umur manfaatnya.
2. Metode amortisasi yang digunakan untuk aset tak berwujud dengan umurmanfaat terbatas.
3. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (secara agregat denganakumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.
4. Pos dalam laporan laba rugi komprehensif yang mana amortisasi aset takberwujud termasuk didalamnya.
5. Rekonsiliasi atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yangmenunjukkan :
Penambahan, yang secara terpisah mengindikasikan aset tak berwujuddari pengembangan internal, diperoleh secara terpisah, dan diperoleh
melalui kombinasi bisnis.
Aset yang dikelompokkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atautermasuk dalam kelompok aset lepasan yang dikelompokkan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar
Yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi Yang Dihentikan, dan
pelepasan lain.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
28/47
Peningkatan atau penurunan selama periode yang berasal darirevaluasi dan dari pengakuan rugi penurunan nilai atau pembalikan di
pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009) :
Penurunan Nilai Aset, jika ada.
Rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selamaperiode sesuai PSAK 48 (revisi 2009).
Rugi penurunan nilai yang dibalik dalam laporan laba rugi selamaperiode sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009).
Setiap amortisasi yang diakui selama periode. Selisih kurs neto yang timbul dari nilai penjabaran laporan keuangan
ke mata uang penyajian, dan penjabaran operasi luar negeri ke mata
uang penyajian yang digunakan entitas, dan
Perubahan nilai pada jumlah tercatat aset tersebut selama periode.Entitas juga mengungkapkan untuk aset tak berwujud yang dinilai dengan
umur manfaat tidak terbatas, jumlah tercatat aset dan alasan yang mendukung
penilaian umur manfaat tidak terbatas tersebut. Dalam memberi alasan, entitas
menjelaskan faktor signifikan dalam menentukan aset yang dimiliki memiliki umur
tak terbatas.Penjelasan, jumlah tercatat, dan sisa periode amortisasi dari setiap aset
tak berwujud yang material terhadap laporan keuangan entitas. Untuk aset tak berujud
yang diperoleh melalui hibah pemerintah dan awalnya diakui pada nilai wajar:
Nilai wajar pada pengakuan awal atas aset tersebut Jumlah tercatatnya, dan Aset tersebut diukur setelah pengakuan awal dengan model biaya atau model
revaluasi.
Keberadaan dan jumlah tercatat aset tak berwujud yang kepemilikannya dibatasi dan
jumlah tercatat aset tak berwujud yang menjadi jaminan untuk liabilitas. Nilai
komitmen kontraktual untuk akuisisi aset tak berwujud.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
29/47
Jika aset tak berwujud dicatat pada nilai revaluasian, maka entitas mengungkapkan
hal-hal berikut :
Berdasarkan kelompok aset tak berwujud :
1. Tanggal efektif revaluasi
2. Jumlah tercatat aset tak berwujud yang direvaluasi
3. Jumlah tercatat yang akan diakui jika aset tak berwujud diukur dengan model biaya
setelah pengakuan awal
Jumlah surplus revaluasi aset tak berwujud pada awal dan akhir periode,
mengindikasikan perubahan selama periode dan pembatasan apapun dalam
pendistribusian saldo (surplus) kepada pemegang saham, dan Metode asumsi
signifikan dalam mengestimasi nilai wajar aset tersebut.
Entitas dianjurkan, namun tidak diharuskan untuk mengungkapkan informasi
berikut :
a. Penjelasan mengenai aset tak berwujud yang telah diamortisasi seluruhnyatetapi masih digunakan.
b. Penjelasan mengenai aset tak berwujud signifikan yang dikendalikan entitasnamun tidak diakui sebagai aset karena tidak memenuhi kriteria pengakuan
karena aset tersebut diperoleh atau dihasilkan sebelum PSAK 19 : Aset Tidak
Berwujud efektif diberlakukan.
2.6 Sewa (PSAK 30)
Elemen tanah dan bangunan dalam suatu perjanjian sewa perlu untuk
diklafikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah, dengan
mempertimbangkan sifat tanah yang memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas.
Hal ini tidak perlu dilakukan apabila hak atas properti yang diperoleh melalui sewa
operasi diklasifikasikan sebagai properti investasi sesuai dengan PSAK 13 (revisi
2011) : Properti Investasi.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
30/47
2.6.1 Pengertian
Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak
untuk menggunakan suau aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai
inbalannya, lesse meakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset.
Situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa
sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:
sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa; lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan,
sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan;
masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hakmilik tidak dialihkan;
pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secarasubstansial mendekati nilai wajar aset sewaan; dan
aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannyatanpa perlu modifikasi secara material.
Indikator dari situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga
menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah jika
lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan
ditanggung oleh lessee, untung atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan
kepada lessee (misalnya, dalam bentuk potongan harga rental dan yang setara dengan
sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa), danlessee memiliki
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
31/47
kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang
secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental.
2.6.2 Sewa Dalam Laporan Keuangan Lesse Pada Sewa Pembiayaan
1. Pengakuan Awal
Pada awal masa sewa, lesee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan
liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar
nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai
wajar. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari
pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa , jika
dapat ditentukan secara praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman
inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lesee ditambahkan ke
dalam jumlah yang diakui sebagai aset.
Meskipun bentuk legal perjanjian sewa menyatakan bahwa lessee tidak
memperoleh hak legal atas aset sewaan, dalam hal sewa pembiayaan secara substansi
dan realitas keuangan pihak lessee memperoleh manfaat ekonomik dari dari
pemakaian aset sewaan tersebut selama sebagian besar umur ekonomisnya. Sebagai
konsekuensinya lessee menanggung kewajiban untuk membayar hak tersebut sebesar
suatu jumlah, pada awal sewa, yang mendekati nilai wajar dari aset dan beban
keuangan terkait.
Jika transaksi sewa tersebut tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan
lessee, sumber daya ekonomi an tingkat kewajian dari entitas menjadi terlalu rendah,
sehingga mendistorsi rasio keuangan. Oleh karena itu, sewa pembiayaan diakui dalam
laporan posisi keuangan lessee sebagai aset dan kewajiban untuk pembayaran sewa di
masa depan. Pada awal masa sewa, aset dan liabilitas untuk pembayaran sewa di
masa depan diakui di laporan posisi keuangan pada jumlah yang sama, kecuali untuk
biaya langsung awal dari lessee yang ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai
aset.
Liabilitas dari aset sewaan tidak dapat disajikan sebagai pengurang aset
sewaan dalam laporan keuangan. Jika penyajian liabilitas dalam laporan keuangan
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
32/47
dibedakan antara liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang, hal yang
sama berlaku untuk liabilitas sewa.
Biaya langsung awal umumnya terjadi sehubungan dengan aktivitas negosiasi
dan pemastian pelaksanaan sewa. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung kepada aktivitas lessee untuk suatu sewa pembiayaan ditambahkan ke
jumlah yang diakui sebagai aset.
2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan
dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.
Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang
dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan
penyusutan untuk aset sewaan konsisten dengan aset dimiliki sendiri, dan
penghitungan penyusutan yang diakui berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011) : Aset
Tetap dan PSAK 19(revisi 2010): Aset Tak Berwujud. Jika tidak ada kepastian yang
memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa,
aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara
periode masa sewa dan umur manfaatnya.
3. Pengungkapan
Selain memenuhi ketentuan PSAK 60 : Instrumen Keuangan : Pengungkapan,
lessee juga mengungkapkan hal-hal berikut yang berkaitan dengan sewa pembiayaan
yaitu jumlah neto jumlah tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal peaporan
dan rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal
pelaporan, dengan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapan total pembayaran
sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dan nilai kininya, untuk setiap
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
33/47
periode ( sampai dengan satu tahun, lebih dari satu tahun sampai lima tahun dan lebih
dari lima tahun). Rental kontijen yang diakui sebagai beban pada periode tersebut.
Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan dari
kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan (non-cancelable subleases)
Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material, yang meliputi, tetapi tidak
terbatas pada, hal berikut :
1. Dasar penentuan utang rental kontijen2. Ada tidaknya klausul-klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan atau
pembelian dan eskalasi beserta syarat-syaratnya
3. Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnyayang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa-lanjut.
2.6.3 Sewa dalam laporan Keuangan Lesse Pada Sewa Operasi
1. Pengakuan
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus
selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih
mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna.
2. Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60 : Instrumen
Keuangan: Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal berikut untuk sewa
operasi :
a. Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yangtidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :
1. Sampai dengan satu tahun2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun3. Lebih dari lima tahun
b. Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depandari kontrak sewa-lanjut yang ysng tidak dapat dibatalkan (non-cancelable
subleases) pada tanggal pelaporan.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
34/47
c. Pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai beban periodeberjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah
pembayaran minimum sewa, rental kontijen, dan pembayaran sewa-lanjut.
d. Penjelasan umum perjanjian sewa lessee yang signifikan, yang meliputi,namun tidk terbatas pada :
1. Dasar penentuan utang rental kontijen2. Eksistensi dan persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian
sewa atau adanya opsi pembelian dan klausul eskalasi, dan
3. Pembatasan yang ada dalam perjanjian sewa, seperti pembatasandividen, utang tambahan, dan sewa lanjutan.
2.6.4 Sewa Dalam laporan keuangan Lessor Pada Sewa Pembiayaan
1. Pengakuan Awal
Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di
laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto
tersebut.
2. Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan
suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam
sewa pembiayaan.
Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada suatu
periode sesuai kebijakan entitas atas penjualan biasa. Jika tingkat bunga ditentukan
secara artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi sebesar laba apabila
menggunakan tingkat bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau
dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban
ketika laba penjualan diakui.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
35/47
3) Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yag dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen
Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa
pembiayaan :
a. Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaransewa minimum pada tanggal pelaporan. Di samping itu, lessor
mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa
minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap peride berikut
1. Kurang dari satu tahun
2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
3. Lebih dari lima tahun
b. Penghasilan pembiayaan tangguhanc. Nilai residu tidak dijamin yang diakui sebagai manfaat lessord. Akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimume. Rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalanf. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material
2.6.5 Sewa dalam laporan Keuangan Lessor Pada Sewa Operasi
1. Pengakuan
Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai
sifat aset tersebut. Biaya termasuk biaya penyusutan yang terjadi untuk memperoleh
pendapatan diakui sebagai beban. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai
pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar
sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat penggunaan
aset sewaan menurun.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi dan
pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui
seagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
36/47
Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan kbijakan
penyusutan normal untuk aset sejenis sesuai PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19 :
Aset Tak Berwujud
2. Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen
Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi :
a. Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewaoperasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :
1. Sampai dengan satu tahun
2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
3. Lebih dari lima tahun
b. Total rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalanc. Penjelasan umum isi perjanjian lessor
2.6.6 Transaksi Jual dan Sewa Balik
Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih
lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat diakui segera sebagai
pendapatan oleh penjual-lessee, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi delama masa
sewa.
Jika transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi dan jelas bahwa
transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka laba rugi diakui segera, kecuali rugi
tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah
dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara
proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga
jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan
diamortisasi selama periode penggunaan aset.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
37/47
Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih
rendah daripada jumlah tercatatnya, rugi sebesar selisih antara jumlah tercatat dan
nilai wajar diakui segera.
2.7 Hak Atas Tanah (ISAK 25)
Dengan dicabutnya PSAK 47 tentang Akuntansi Tanah melalui PSAK 16
(revisi 2011) tentang Aset Tetap, maka Dewan Standar Akuntansi Keuangan
memutuskan untuk menerbitkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang
mengatur mengenai tanah.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui expodure draft ISAK 25
tentang Hak Atas Tanah dalam rapatnya tanggal 28 Juni 2011 untuk disebarluaskan
dan ditanggapi oleh perusahaan, regulator, perguruan tinggi, anggota IAI dan pihak
lainnya.
Latar Belakang
Hak kepemilikan tanah di Indonesia secara absolut dibatasi oleh Undang-
undang Dasar Negara tahun 1945. Dalam Undang-undang Dasar tersebut menyatakan
bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Atas dasar
tersebut, entitas dalam memperoleh hak atas tanah harus melalui Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai yang diperoleh entitas
dapat diperpanjang dan diperbarui dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
persyaratan dalam peraturan perundang-undangan. Dengan adanya perpanjangan dan
pembaruan hak atas tanah secara terus menerus maka tanah dapat memiliki umur
ekonomik yang tidak terbatas.
Dalam peraturan perundang-undangan juga menjelaskan bahwa seluruh hak
atas tanah memiliki fungsi sosial. Dalam kondisi tertentu, entitas dapat kehilangan
kepemilikan tanah melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai jika
tanah yang diperoleh entitas harus dilepaskan untuk kepentingan sosial. Dengan
demikian, tanah memiliki umurekonomik yang terbatas.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
38/47
Ruang Lingkup
Interpretasi ini diterapkan untuk akuntansi tanah sebagai aset tetap oleh entitas
yang memiliki hak atas tanah melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan
Hak Pakai.
Jika tanah diakui sebagai properti investasi atau persediaan maka hak atas
tanah dicatat berdasarkan PSAK 13 (revisi 2011): Properti Investasi dan PSAK 14
(revisi 2008):Persediaan.
Interpretasi
Biaya perolehan tanah dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan danHak Pakai diakui sebagai aset tetap sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2011):Aset Tetap.
Umur ekonomik tanah dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai
tidak terbatas sehingga tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti sebaliknya yang
mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan
besar atau pasti tidak diperoleh
Beberapa contoh yang menyebabkan umur ekonomik tanah menjadi terbatas, antara
lain:
a. manajemen mempunyai prediksi bahwa kondisi kualitas tanah dalam waktutertentu tidak layak lagi untuk digunakan dalam operasi utama entitas;
b. sifat operasi utama entitas meninggalkan tanah pada saat proyek selesai.Misalnya tanah yang digunakan untuk operasi utama atau proyek entitas
terletak di daerah terpencil, sehingga tanah disusutkan sesuai perkiraan
panjang jadwal operasi utama atau proyek tersebut;
c. kebijakan dari pemerintah yang akan memanfaatkan tanah untuk kepentinganumum sehingga kemungkinan besar perpanjangan hak atas tanah tidak akan
diperoleh.
Biaya untuk mendapatkan hak legal atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali
diakui sebagai bagian dari harga perolehan tanah.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
39/47
2.8 Penurunan Nilai Aset
2.8.1 Pengertian
Penurunan Nilai Aset (impairment) terjadi apabila jumlah tercatatnya
melebihi jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas
adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan
nilai pakainya. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat
indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas
mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Penurunan nilai didasarkan pada prinsip konservatisme dan kehati-hatian.
Aset tak boleh dicatat overstated, dari nilai dapat diperoleh kembali. Aset harus
disajikan sebesar nilai yang mencerminkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh di
masa depan. Jika nilai di masa depan lebih rendah dari nilai tercatat, maka aset harus
diturunkan.Pengukuran penurunan nilai dapat dilakukan untuk satu unit aset tunggal
maupun satu kelaompok aset. Ada aset yang dapat menghasilkan arus kas independen
dari aset atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat menghasilkan arus kas
independen maka pengukuran penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit aset
tersebut. Namun ada beberapa aset yang dapat menghasilkan arus kas jika berada
dalam kelompok aset, sehingga penurunan nilai dilakukan untuk satu unit penghasil
kas. Contoh unit penghasil kas adalah investasi asosiasi, investasi di anak perusahaan,
suatu unit pabrik.
Aset dapat diperoleh kembali melalui penjualan (value through sales) dan
penggunaan (value through sales). Jika aset dijual, entitas akan mendapatkan nilai
wajar dikurangi dengan biaya penjualan. Dalam penurunan nilai, yang dipilih adalah
nilai tertinggi antara nilai yang dapat diperoleh kembali dan nilai yang digunakan.
2.8.2 Penggolongan
PSAK 48 ini menerapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset,
kecuali persediaan, aset yang timbul dari kontrak konstruksi, aset pajak tangguhan ,
aset yang timbul dari imbalan kerja, aset keuangan yang termasuk dalam ruang
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
40/47
lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, Properti
investasi yang diukur pada nilai wajar, biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak
berwujud, yang timbul dari hak kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi
yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28: Kontrak Asuransi dan aset tidak
lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual
sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan.
PSAK 48 ini berlaku untuk aset keuangan yang dikelompokkan sebagai investasi
dalam
entitas anak PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan LaporanKeuangan Tersendiri;
ventura bersama PSAK 12: Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama entitas asosiasi PSAK 15. Investasi pada Entitas AsosiasiPSAK 48 ini tidak berlaku untuk aset keuangan yang termasuk dalam ruang
lingkup PSAK 55 dan properti investasi yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK
13. Namun demikian, PSAK 48 ini berlaku untuk aset yang dicatat pada jumlah
revaluasian (yaitu nilai wajar) sesuai dengan Pernyataan lain, seperti model revaluasi
dalam PSAK 16: Aset Tetap.
2.8.3 Indikasi Penurunan Nilai Aset
Ada 2 (dua) informasi minimum yang perlu dipertimbangkan entitas perihal adanya
indikasi penurunan nilai, diantaranya :
Informasi eksternal meliputi :
a. Perubahan signifikan nilai pasarb. Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukumc. Perubahan suku bungad. Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya
Informasi Internal yang meliputi :
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
41/47
a. Bukti keusangan atau kerusakan fisik asetb. Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat asetc. Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari
yang diharapkan
2.8.4 Pengungkapan
Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:
a. Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selamaperiode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya
tercakup rugi penurunan nilai.
b. Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugiselama periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang
didalamnya tercakup rugi penurunan nilai yang dibalik
c. Jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporanlaba rugi komprehensif lainnya selama periode itu.
d. Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakuidalam laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.
2.9 Aset Tidak lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
2.9.1 Pengertian Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual
Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar,
misalnya aset tetap atau aset tak berwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai tercatat
aset akan di pulihkan melalui penjualan , bukan digunakan dalam kegiatan usaha.
Suatu aset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk tidakmenggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasinya, namun berniat untuk
menjualnya.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
42/47
2.9.1.1 Klasifikasi atau Penggolongan
Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar sebagai dimiliki untuk
dijual ketika nilai tercatatnya akan dipulihkan melalui penjualan, bukan melalui
penggunaan. Klasifikasi ini juga berlaku untuk kelompok aset lepasan (disposal
group), yaitu kelompok yang tediri dari beberapa aset tunggal dan mungkin juga
termasuk beberapa liabilitas di dalamnya, yang akan dijual dalam satu transaksi
tunggal. Pengertian dimiliki untuk dijual juga termasuk aset tidak lancar yang akan
didistribusikan kepada pemilik. Ketentuan mengenai ini akan diatur lebih lanjut
dalam ISAK No.11 tentang Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik.
Walaupun klasifikasi aset ini diawali dengan intensi (niat) entitas untuk
menjual, namun terdapat kriteria lain yang cukup spesifik, yang harus dipenuhi untuk
memastikan objektivitas informasi ini. Kriteria ini juga dimaksudkan untuk
memastikan keterbandingan (comparability) klasifikasi antar laporan keuangan
entitas.
Kriteria suatu aset tidak lancar atau kelompok aset lepasan dapat diklasifikasikan
sebagai aset dimiliki untuk dijual adalah sebagai berikut:
a. Aset harus tersedia dan berada dalam keadaan dapat dijual dan penjualannyaharus sangat mungkin terjadi (highly probable);
b. Aset ini sudah dipasarkan secara aktif pada harga yang cukup masuk akalsesuai dengan nilai wajarnya kini;
c. Penjualan harus sudah diselesaikan, atau diharapkan dapat diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan sejak tanggal klasifikasi; dan
d. Tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana tersebut sudahdilakukan sehingga mengindikasikan tidak mungkin terjadi perubahan
signifikan atau pembatalan atas rencana tersebut.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
43/47
Agar penjualan tersebut sangat mungkin terjadi, entitas harus berkomitmen
untuk menjual dan secara aktif mencari pembeli. Mungkin saja penjualan ini tidak
diselesaikan dalam waktu 12 bulan, asalkan penundaan ini bukan berasal dari
kejadian yang berada di bawah kendali entitas dan entitas harus tetap berkomitmen
untuk menjual aset tersebut.
2.9.1.2 Pengukuran
Sebelum diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual,
nilai tercatat aset diukur sesuai dengan PSAK terkait. Misalnya aset tetap, diukur
sesuai dengan PSAK No. 16. Sesaat setelah diklasifikasikan menjadi aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual, aset tersebut diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai
tercatat dan nilai wajar neto. Nilai wajar neto adalah nilai wajar setelah dikurangi
dengan biaya untuk menjual. Jika penjualan diperkirakan akan diselesaikan lebih dari
1 tahun dan telah memenuhi kondisi kriteria pengakuan, maka entitas harus
mengukur biaya untuk menjual pada nilai kininya. Biaya untuk menjual contohnya
adalah ongkos angkut dan biaya untuk memasarkan penjualan aset tersebut.
Aset tidak lancar dan kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual tidak didepresiasi. Nilai wajar netonya dievaluasi setiap akhir periode.
Setelah klasifikasi awal, pada setiap tanggal neraca, aset ini harus dievaluasi apakah
masih memenuhi kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Jika terjadi
penurunan nilai wajar neto, maka penurunan nilai ini diakui sebagai kerugian di
laporan laba rugi. Sedangkan jika di periode selanjutnya terjadi kenaikan nilai wajar
neto, maka pemulihan penurunan nilai tersebut dapat diakui sebagai keuntungan,
maksimum sebesar akumulasi penurunan nilai yang pernah diakui. Pada saat asettersebut akhirnya dilepas atau dijual, maka selisih antara nilai tercatat akhir dengan
perolehan penjualan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pelepasan, bukan
sebagai penyesuaian terhadap penurunan nilai yang pernah diakui sebelumnya.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
44/47
Kalau kita amati, dengan diterapkannya dasar pengukuran tersebut, maka entitas
akan mengakui rugi yang terjadi tidak hanya pada saat penjualan, tetapi juga pada
saat keputusan menjual terjadi atau sebelum penjualan terjadi.
2.9.1.3 Penyajian dan Pengungkapan
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual harus disajikan terpisah dari kelompok aset yang lain yang ada
di Laporan Posisi Keuangan. Untuk kelompok lepasan yang terdiri dari aset dan
liabilitas yang dimiliki untuk dijual, juga harus disajikan terpisah di Laporan Posisi
Keuangan. Yang diungkapkan di Laporan Keuangan adalah:
a. Deskripsi tentang aset atau kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijualb. Deskripsi tentang fakta dan keadaan dari penjualan, atau yang mengarah
kepada pelepasan yang diharapkan, dan cara serta waktu pelepasan
c. Kerugian penurunan nilai dan pemulihannya, jika adad. Jika dapat diterapkan, yaitu pengungkapan tentang segmen yang dilaporkan
dalam aset tidak lancar dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 5 tentang
segmen operasi
Jika kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual baru terpenuhi
setelah tanggal neraca, maka aset tersebut tidak disajikan sebagai aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual, namun perlu diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan (abandoned) dan aset yang
digunakan sampai akhir umur ekonomisnya kemudian dilepas, tidak dapat
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Aset ini masih didepresiasi sampaiakhir umur ekonomisnya. Aset semacam ini tidak memenuhi kriteria sebagai aset
dimiliki untuk dijual, karena manfaat aset ini akan diperoleh melalui pemakaian,
bukan penjualan. Namun demikian, aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang
akan ditinggalkan dan memenuhi kriteria sebagai operasi dihentikan, maka entitas
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
45/47
harus menyajikan arus kas dan laba rugi dari kelompok lepasan tersebut sebagai
operasi dihentikan pada tanggal aset tersebut dihentikan pemakaianannya. Entitas
tidak boleh mencatat aset tidak lancar yang tidak digunakan sementara seakan-akan
seperti telah ditinggalkan.
2.9.2 Pengertian Operasi yang Dihentikan
Operasi yang dihentikan (discontinued operation) adalah suatu komponen dalam
entitas yang dilepas atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan:
a. Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, ataub. Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau
area geografis operasi utama yang terpisah, atau
c. Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali2.9.2.1 Penyajian Operasi Yang Dihentikan
PSAK 58 mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai pendapatan, beban,
laba atau rugi sebelum pajak, secara terpisah di Laporan Laba Rugi dan di Catatan
atas Laporan Keuangan. Sedangkan pada Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan
harus disajikan terpisah. Ini dilakukan agar jelas terlihat, mana arus kas yang berasal
dari Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mungkin saja suatu aset (atau
kelompok lepasan) yang memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual dapat
juga memenuhi kriteria sebagai Operasi yang Dihentikan. Aset ini akan disajikan
terpisah baik di Laporan Posisi Keuangan, sebagai Aset tidak lancar dimiliki untuk
dijual dan di Laporan Laba Rugi serta Laporan Arus Kas, sebagai Operasi
Dihentikan.
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
46/47
BAB III
KASUS
-
8/13/2019 MAKALAH PENLAP ASET
47/47
DAFTAR PUSTAKA
Website :
http://www.bambanghariyanto.com/2012/06/pengertian-aktiva-menurut-para-ahli.html
http://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-4-psak-16-aset-tetap.html
http://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-5-psak-19-aset-tidak-berwujud.html
http://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-7-psak-48-penurunan-nilai-aset.html
http://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-8-psak-58-aset-tidak-lancar-yang.html
http://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-3-psak-14-persediaan.html
http://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-6-psak-30-sewa.html
http://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-2-psak-13-properti-investasi.html
http://www.bambanghariyanto.com/2012/06/pengertian-aktiva-menurut-para-ahli.htmlhttp://www.bambanghariyanto.com/2012/06/pengertian-aktiva-menurut-para-ahli.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-4-psak-16-aset-tetap.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-4-psak-16-aset-tetap.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-5-psak-19-aset-tidak-berwujud.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-5-psak-19-aset-tidak-berwujud.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-7-psak-48-penurunan-nilai-aset.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-7-psak-48-penurunan-nilai-aset.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-8-psak-58-aset-tidak-lancar-yang.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-8-psak-58-aset-tidak-lancar-yang.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-3-psak-14-persediaan.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-3-psak-14-persediaan.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-6-psak-30-sewa.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-6-psak-30-sewa.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-2-psak-13-properti-investasi.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-2-psak-13-properti-investasi.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-2-psak-13-properti-investasi.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-6-psak-30-sewa.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-3-psak-14-persediaan.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-8-psak-58-aset-tidak-lancar-yang.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-7-psak-48-penurunan-nilai-aset.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-5-psak-19-aset-tidak-berwujud.htmlhttp://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-4-psak-16-aset-tetap.htmlhttp://www.bambanghariyanto.com/2012/06/pengertian-aktiva-menurut-para-ahli.html